DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KUNDI
Jln.Baru Desa Kundi Kec.Simpang Teritip Kodepos 33366
Telp. 0823 7350 8911 email:pkmkundi.babar@gmail.com
A. Pendahuluan
Dalam rangka mengamankan jalannya pembangunan nasional, demi
terciptanya kwalitas manusia yang diharapkan, perlu peningkatan upaya
penaggulangan HIV / AIDS, yang melibatkan semua sektor pembangunan
nasional melalui program yang terarah, terpadu dan menyeluruh.
AIDS (Acuquired Immune Deficiency Sidrome) merupakan kumpula
gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV ( Human Immuno Deficiency
Virus ) yang akan mudah menular dan mematikan. Virus tersebut merusak
sistem kekebalan tubuh manusia, dengan berakibat yang bersangkutan
kehilangan daya tahan tubuhnya, sehingga mudah terinfeksi dan meninggal
karena berbagai penyakit infeksi, kanker dan lain-lain.
Sampai saat ini belum ditemukan vaksin pencegahan atau obat untuk
penyembuhannya. Jangka waktu antara terkena infeksi dan munculnya
gejala penyakit pada orang dewasa memakan waktu rata-rata 5-10 tahun.
Selama kurun waktu tersebut walaupun masih tampak sehat, secara sadar
maupun tidak pengidap HIV dapat menularkan virusnya pada orang lain.
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Infeksi Menular Seksual akan lebih beresiko bila
melakukan hubungan seksual dengan bergonta ganti pasangan baik melalui
vaginal, oral maupun anal.
B. Latar belakang
Strategi penanggulangan HIV-AIDS ditujukan untuk mencegah dan
mengurangi risiko penularan HIV, meningkatkan kualitas hidup ODHA,
serta mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat HIV dan AIDS pada
individu, keluarga dan masyarakat, agar individu dan masyarakat menjadi
produktif dan bermanfaat untuk pembangunan. Hal ini memerlukan peran
aktif multipihak baik pemerintah maupun masyarakat termasuk mereka
yang terinfeksi dan terdampak, sehingga keseluruhan upaya
penanggulangan HIV dan AIDS dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya,
yang menyangkut area pencegahan, pengobatan, mitigasi dampak dan
pengembangan lingkungan yang kondusif.
Untuk keberhasilan program pencegahan dan pengobatan diperlukan
peran aktif dari kelompok populasi kunci yaitu : (1) Orang-orang berisiko
tertular atau rawan tertular karena perilaku seksual berisiko yang tidak
terlindung, bertukar alat suntik tidak steril; (2) Orang-orang yang rentan
adalah orang yang karena pekerjaan, lingkungannya rentan terhadap
penularan HIV, seperti buruh migran, pengungsi dan kalangan muda
berisiko; dan (3) ODHA adalah orang yang sudah terinfeksi HIV.
Seperti diketahui situasi epidemi HIV dan AIDS di indonesia telah
memasuki epidemic terkonsentrasi. Berdasarkan hasil Surveilans Terpadu
HIV dan Perilaku (STHP, Populasi Kunci, 2007) menunjukkan prevalensi
HIV pada populasi kunci : Wanita Pekerja Seks(WPS) langsung 10,4%; WPS
tidak langsung 4,6%; waria 24,4%; pelanggan WPS 0,8%;lelaki seks dengan
lelaki (LSL) 5,2%; pengguna napza suntik 52,4%. Di provinsi Papua dan
Papua Barat terdapat pergerakan ke arah generalized epidemic dengan
prevalensi HIVsebesar 2,4% pada penduduk 15-49 tahun (STHP, Penduduk
Papua, 2007).
Dalam menghadapi epidemi HIV tersebut perlu dilakukan upaya
pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS yang lebih intensif,
menyeluruh, terpadu dan terkoordinasi, untuk menghasilkan program yang
cakupannya tinggi, efektif dan berkelanjutan.
Puskesmas Kundi sebagai salah satu Puskesmas di Kabupaten Bangka
Barat ikut serta dalam upaya pencegahan dan penaggulangan HIV-AIDS
dengan mengadakan kegiatan pemeriksaan HIV pada kelompok beresiko,
penyuluhan tentang HIV-AIDS dan IMS ke kelompok resiko tinggi dan
kelompok yang rentan tertular HIV yang menjadi populasi kunci dalam
keberhasilan penanggulangan HIV –AIDS ini.
6. Sasaran
Konseling dan test terutama pada
1. Semua yang termasuk dalam kelompok resiko tinggi dan rentan
tertular HIV-Aidsdan penyakit Infeksi Menular seksual (IMS), yaitu
wanita penjaja seks (WPS),Lelaki Beresiko Tinggi (LBT), pengguna
nafza suntik, waria, LSL dan pasanganberesiko tinggi
2. Pelanggan yang berkunjung ke Puskesmas Kundi yang menunjukan
adanya gejala IMS
3. Semua ibu hamil baik yang berkunjung ke Puskesmas Kundi
maupun rujukan dari fasilitas kesehatan lain
4. Pasien TB paru
Merujuk pasien dengan HIV positive kelayanan CST untuk
mendapatakan terapi ARV sebesar 100%
Penyuluhan HIV-Aids dan IMS dilakukan minimal 1 kali dalam 1 tahun
Laporan program HIV-Aids dan IMS paling lambat tanggal 5 setiap bulan
7. Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan dilakukan setiap bulan dengan rincian tabel
sebagai berikut:
Rencana Kegiatan
Kegiatan Bulan Tempat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Konseling √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dan test
Penyuluhan √ disesuaikan
Laporan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Bulanan