2017
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sasaran
D. Ruang Lingkup
E. Landasan Hukum
F. Pengertian
A. Potensi Bahaya
B. Hirarki Pengendalian
A. Tahap Perencanaan
B. Tahap Pelaksanaan
C. Tahap Pengawasan ,pemantauan dan evaluasi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Deklarasi Alma Alta Tahun 1978 mengakui akan pentingnya petugas
kesehatan untuk memelihara kesehatan di lenkungan kerjanya. Petugas
Puskesmas dikebanyakan negara berkembang tidak terlatih dalam hal
pencegahan dan pengendalian sederhana terhadap berbagai masalah
kesehatan kerja.
Mengingat potensi bahaya yang tinggi bagi petugas puskemas maka
Pedoman Kesehatan dan keselamatan kerja ini dapat dijadikan acuan
terhadap perlindungan kesehatan petugas kesehatan .
Salah satu teknik pengelolaan resiko penularan penyakit di puskesmas
adalah dengan penerapan standar precaution.
B. Tujuan
Tujuan Umum: Menciptakan lingkungan kerja yang aman ,sehat dan
produktif untuk petugas puskesmas, pasien, pengunjung/pengantar pasien,
masyarakat dan lingkungan sekitar pasien.
Tujuan Khusus:
a. Terbentuknya kelompok kerja atau tim sebagai penanggung jawab kegiatan
keselamatan dan kesehatan kerja di Puskesmas Jebus.
b. Teridentifikasinya potensi bahaya/resiko dan cara pengendaliannya.
c. Tersusunnya rencana kerja keselamatan dan kesehatan kerja di
Puskesmas Jebus.
d. Terlaksanaya kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja di Puskesmas
Jebus.
e. Terlaksananya monitoring dan evaluasi kegiatan keselamatan dan
kesehatan kerja di Puskesmas Jebus.
C. Sasaran
Sasaran pedoman ini adalah petugas dan pengguna jasa Puskesmas Jebus.
D. Ruang Lingkup
1. Pengenalan potensi bahaya di puskesmas dan masalah kesehatan yang
ditimbulkannya.
2. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di Puskesmas.
3. Standard Precaution di Puskesmas
4. Indikator keberhasilan
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenaga Kerjaan
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Limbah Berbahaya
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
F. Pengertian
1. Bahaya adalah suatu potensi yang dapat menimbulkan kerugian,
gangguan kesehatan, cidera, kerusakan properti dan lingkungan atau
kerugian dalam produksi.
2. Kesehatan kerja adalah suatu layanan untuk peningkatan dan
pemeliharaan derajat kesehatan (fisik, mental dan sosial) yang setinggi-
tingginya bagi pekerja disemua jabatan, pencegahan, penyimpangan
kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan dari resiko akibat
faktor yang merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan
pekerjaan dalam suatu lingkungan kerja yang adaptasi antara pekerjaan
dan manusia dengan jabatannya
3. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian atau peristiwa dengan unsur
unsur tidak terduga dan ruda paksa, kecacatan dan kematian disamping
menimbulkan kerugian dan atau kerusakan properti
4. Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya memberikan jaminan
kesehatan, keselamatan dan peningkatan derajat kesehatan pekerja,
dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, promosi
kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
5. Manajemen resiko adalah proses pengendalian resiko secara
berkelanjutan mulai dari identifikasi, penilaian resiko, penetapan program
pengendalian, pelaksanaan program pengendalian, monitoring dan
evaluasi resiko.
6. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten
7. Penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit diakibatkan oleh pekerjaan
atau lingkungan kerja.
8. Penilaian resiko adalah proses perkiraan kemungkinan terjadinya suatu
kejadian yang tidak diinginkan dan besarnya akibat dalam jangka waktu
tertentu
9. Resiko adalah kesempatan untuk terjadinya cedera kerugian dari suatu
bahaya, atau kombinasi dari kemungkinan dan akibat.
10. Resiko kesehatan adalah besarnya kemungkinan yang dimiliki oleh suatu
bahan, proses atau kondisi untuk menimbulkan kesakitan, gangguan
kesehatan, dan penyakit akibat kerja yang dipengaruhi oleh magnitude of
hazard (konsentrasi dan dosis) efek rating (tingkat dampak, fatality, very
serious, serious, moderate. low, trivial) probabilitas, frekwensi pajanan,
durasi pajanan.
11. Standar operasional prosedur adalah penetapan standar pelaksanaan
pekerjaan baik secara resmi maupun tidak resmi oleh manajemen tentang
tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan pekerjaan sebagai acuan dalam
bekerja.
12. Standar precaution yaitu pengurangan terjadinya penyakit infeksi yang
disebabkan oleh penularan kontak langsung terhadap bahan infeksius
maupun alat yang tidak steril atau mengandung bahan infeksius.
BAB II
A. Potensi Bahaya
Puskesmas sebagai tempat kerja mempunyai potensi bahaya
beragam terhadap kesehatan, terdapat disemua tempat baik didalam
maupun diluar gedung yang dapat timbul dari lingkungan tempat kerja,
proses kerja,cara kerja, alat dan bahan kerja yang dapat menimbulkan
penyakit akibat kerja.
Tujuan dari pengenalan potensi bahaya di Puskesmas dan masalah
yang ditimbulkannya adalah agar petugas Puskesmas dapat melakukan
pengendalian resiko dengan benar sehingga terhindar dari berbagai
masalah yang ditimbulkan akibat pekerjaan.
Masalah
Potensi Kesehatan/kecelakaan
Lokasi Jenis bahaya
Bahaya kerja
menghilangkan
penggantian
rekayasa
administrasi
A. Tahap Perencanaan
1. Sosialisasi K3 di puskesmas
2. Membuat komitmen dan kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja di
Puskesmas .Komitmen adalah kesepakatan seluruh pegawai puskesmas
untuk menjalankan K3 di puskesmas dilakukan secara tertulis dan
ditandatangani oleh seluruh petugas.
3. Pembentukan tim K3;ditetapkan dengan surat keputusan kepala
puskesmas
4. Perencanaan K3
a. Mapping potensi masalah di puskesmas
b. Membuat perencanaan (RPK) dan renstra dalam satu tahun dan lima
tahun
B. Tahap Pelaksanaan
1. Menyusun SOP, rambu, petunjuk K3
2. Pembudayaan SOP K3
3. Penyediaan sarana dan prasarana K3 (APD, APAR, vaksin, dll)
4. Pelayanan kesehatan kerja dan tanggap darurat
5. Pengelolaan alat (penyediaan, pemeliharaan dan lain-lain)
6. Pengelolaan limbah
7. Peningkatan kemampuan sumber daya (pelatihan pencegahan infeksi,
cuci tangan benar, pemadaman kebakaran, desinfeksi)
8. Pengendalian resiko dengan upaya;
a. Promotif;
1) Menginformasikan potensi bahaya ditempat kerja kpd seluruh
petugas
2) Memasang leaflet, brosur budaya kesehatan dan keselamatan
kerja.
3) Melaksanakan latihan fisik, bimbingan rohani, rekreasi
b. Preventif:
1) Penerapan prinsip pencegahan meliputi cuci tangan pakai
sabun, APD, mengganti alat berbahaya, pengaturan shift kerja
2) Vaksinasi hepatitis
3) Penatalaksanaan limbah puskesmas
Jenis
No Asal Perlakuan
Limbah
Sarung Tangan
Perlu Sarung Sarung Tangan Steil
PROSEDUR/TINDAKAN Desinfeksi
Tangan
Tingkat Tinggi
Memeriksa tekanan darah,
Tidak
temperatur tubuh atau Ya Tidak
menyuntik
Menolong persalinan dan
kelahiran bayi, menjahit Ya Bisa diterima dianjurkan
laserasi atau episiotomy
Mengambil contoh Tidak
Ya Tidak
darah/pemasangan IV
Menghisap lendir bayi dan Tidak
Ya Ya
jalan nafas
Memegang membersihkan Tidak
Ya Tidak
peralatan yang terkontaminasi
Memegang sampah yang Tidak
Ya Tidak
terkontaminasi
Membersihkan percikan darah Tidak
Ya Tidak
atau cairan tubuh
Indikator
NO Kegiatan
INPUT
PROSES
OUT PUT
PENUTUP
Nama Puskesmas :
Kecamatan :
Kabupaten :
Propinsi :
Alamat :
Pelaksana Evaluasi :
1........................................................................................Jabatan.......................
..............................
2........................................................................................Jabatan.......................
..............................
3........................................................................................Jabatan.......................
..............................
4........................................................................................Jabatan.......................
..............................
A. Perencanaan :
Lampiran
No Kegiatan Ada Tidak Ket
SK Dok
2. Pembentukan tim K3
3. Perencanaan K3
B. PELAKSANAAN K3 DI PUSKESMAS
Lampiran
No Kegiatan Ada Tidak Ket
SK Dok
1. Penyusunan SOP,tanda
bahaya,Petunjuk K3
2. Pembudayaan K3
a. MCU
b. Emergency plan
c. Mapping bahaya
d. Penyiapan sarana tanggap
darurat,
a. Alat sterilisasi
b. Alat medis
c. Alat K3
d. Kalibrasi alat
6. Pengelolaan Limbah;
a. Limbah padat
b. Limbah cair
c. Limbah gas
d. Limbah medis
e. Limbah non medis.
a. Pelatihan K3 eksternal
b. Pelatihan K3 internal
c. Sosialisasi K3
d. Sosialisasi pencegahan Infeksi
a. APAR
b. APD
c. Sterilisasi
d. Anti septik
e. Vaksin
a. Promotif
b. Preventif
c. Kuratif
d. Rehabilitatif
CEKLIST
MANAJEMEN K3
1. Komitmen :
2. Kebijakan
4. SK Dinas Kesehatan
B. Tahap Pelaksanaan
b. khusus
4. Penilaian resiko K3
5. Pengendalian resiko K3
a. Secara umum:
Menghilangkan bahaya
Subsitusi/mengganti
Rekayasa teknik
Administrasi:
- Cara kerja yang aman
- Bekerja sesuai SPO
- Pengaturan waktu kerja atau shift kerja
- Kebujakan /aturan
b. Pengendalian dalam aspek kesehatan
Promotif
- Penyuluhan bahaya potensial dengan gangguan
yang timbul
- Penyuluhan penggunaan APD yang benar
- Pemasangan leaflet dan brosur
- Pemenuhan gizi
- Penyusunan SPO pelayanan
- PHBS Kerja
- Pelatihan K3
- Olahraga
- Rekreasi bersama
- Konseling
- Manajemen stress
- Bimbingan rohani
Preventif
- Penggunaan APD berdasarkan potensi bahaya:
a. Sarung tangan
b. Masker
c. Topi
d. Kacamata
e. Apron
f. Sepatu bot
g. Dll..
- Imunisasi
a. Hepatitis
b. Dll..
- Penatalaksanaan Limbah :
a. Limbah domestik
b. Limbah benda tajam
c. Limbah infeksius
d. Limbah patologis
e. Limbah farmasi
f. Limbah kimia
g. Limbah logam berat
- Deteksi dini melalui MCU
a. Pemeriksaan prakerja
b. Pemeriksaan berkala
c. Pemeriksaan khusus
Kuratif
- Penatalaksanaan tertusuk jarum bekas/benda
tajam
- Penatalaksanaan kecelakaan kerja
- Penatalaksanaan gawat darurat
- Pengobatan penyakit akibat kerja
- Rujukan kasus
- Penatalaksana paska pajanan.
Rehabilitatif
- Evaluasi tingkat kecacatan
- Rekomendasi penempatan kembali sesuai
kemampuan.
Puskesmas Keliling
Kunjungan rumah:
o PHN
o Gizi
o UKS
o Surveilan
UKBM
o Posyandu
o Pos UKK
o Pos Lansia
Fogging
Pemantauan
C. Pengawasan :
3. Audit K3
a. Audit Internal
b. Audit Eksternal