Anda di halaman 1dari 14

PEMERINTAH KOTA DEPOK

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SUKMAJAYA
Jl. Arjuna Raya No 1 Kel. Mekarjaya Kec. Sukmajaya
Telp/Fax: (021) 77824908 - 29503579; E-mail: uptdpkmsukmajaya@gmail.com
KOTA KOTA DEPOK 1641111

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKMAJAYA


NOMOR 440/128/SK/PKM-SKJ/VII/2022

TENTANG
SASARAN KESELAMATAN PASIEN

KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKMAJAYA,

Menimbang : a. Bahwa keselamatan pasien merupakan tanggung jawab dan


kewajiban dari UPTD Puskesmas Sukmajaya sebagai
pemberi layanan Kesehatan;
b. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan dan keselamatan pasien, dibutuhkan tindakan
yang komprehensif dan responsif terhadap kejadian tidak
diinginkan di UPTD Puskesmas Sukmajaya agar kejadian
serupa tidak terulang kembali;
c. bahwa untuk mengetahui keberhasilan pencapaian
keselamatan pasien maka perlu adanya sasaran
keselamatan pasien;
a. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a ,b dan c
perlu ditetapkan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas
Sukmajaya tentang Sasaran Keselamatan Pasien;

Mengingat 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun


1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II
Cilegon dan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3828);
2. Undang- Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
2004 Nomor 116,Tambahan Lemabaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4431 );
3. Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang
Pelayanan Publik ( Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2009 Nomor 112,Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5038 );
4. Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
2009 Nomor 144,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063 );
5. Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2011 Nomor
82,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5234 );
6. Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Kedua atas Undang – Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah ( Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679 );
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Pusat
Kesehatan Masyarakat;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
52 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
11. Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok
Nomor 440/0231/KPTS/XII/2020 tentang Struktur
Organisasi Mutu Unit Pelaksana Teknis Dinas Pusat
Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kita Depok

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : UPTD Puskesmas Sukmajaya menentukan sasaran keselamatan
pasien seperti yang tertera dalam lampiran surat keputusan ini;
Tim Keselamatan Pasien bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan monitoring dan evaluasi Indikator Sasaran
Keselamatan Pasien;
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan : di Depok
Pada tanggal : 05 Juli 2022

KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKMAJAYA


KOTA DEPOK,

drg. ANITA RACHMAWATI


Pembina Utama Muda
NIP 197206222000122004
LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKMAJAYA KOTA DEPOK
NOMOR : 440/128/SK/PKM-SKJ/VII/2022
TANGGAL : 1 Juli 2022

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

NO INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN TARGET


1. Ketepatan Identifikasi Pasien 100%
2 Peningkatan Komunikasi Efektif 100%
3. Ketepatan Pemberian Obat Kepada Pasien 100%
4. Ketepatan Prosedur Tindakan Medis dan Keperawatan 100%
5. Pengurangan Terjadinya Risiko Infeksi di Fasilitas >85%
Kesehatan
6. Tidak Terjadinya Pasien Jatuh 100%

Ditetapkan : di Depok
Pada tanggal : 05 Juli 2022

KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKMAJAYA


KOTA DEPOK,

drg. ANITA RACHMAWATI


Pembina Utama Muda
NIP 197206222000122004
LAMPIRAN II KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKMAJAYA KOTA DEPOK
NOMOR : 440/128/SK/PKM-SKJ/VII/2022
TANGGAL : 1 Juli 2022

PROFIL INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN


UPTD PUSKESMAS SUKMAJAYA

a. Sasaran 1 : Ketepatan Identifikasi Pasien


Judul Indikator Tidak terjadi kesalahan identifikasi pasien dengan
menggunakan 2 (dua) identitas.

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2019 tentang


Puskesmas
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
3. Identifikasi pasien bermanfaat agar pasien mendapatkan
standar pelayanan dan pengobatan yang benar dan tepat
sesuai kebutuhan medis.
4. Identifikasi pasien dapat menghindari terjadinya
kesalahan media atau kejadian yang tidak diharapkan
yang dapat mengenai diri pasien.

Dimensi Mutu Keselamatan dan keamanan pasien (Safe)

Tujuan Tergambarnya upaya puskesmas dalam menjaga


keselamatan pasien, khususnya dalam proses pemberian
layanan kesehatan berupa ketepatan dalam melakukan
identifkasi pasien.
Definisi Operasional Prosedur identifikasi pasien adalah kegiatan menanyakan 2
(dua) identitas yaitu nama, umur atau tanggal lahir sebagai
acuan dalam mencocokkan identitas pasien sebelum tindakan
dilakukan seperti sebelum memberikan obat, sebelum
mengambil sampel laboratorium, sebelum melakukan
prosedur tindakan keperawatan kemudian mencocokkan
dengan status rekam medik.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah pemberian layanan kesehatan yang dilakukan
prosedur identifikasi pasien dengan tepat dan benar selama 1
bulan.

Denominator Jumlah keseluruhan pasien di ruang (poli) puskesmas.


(penyebut)
Target Pencapaian 100 %
Kriteria: Kriteria Inklusi :
Seluruh pasien yang mendapatkan pelayanan kesehatan di
tiap ruang / poli perawatan.
Kriteria Ekslusi : Tidak ada

Formula jumlah pasien yang dilakukan identifikasi dengan benar


x
jumlah pasien keseluruhan
100%

Desain Pengumpulan Concurrent (Survei harian)


Data
Sumber Data Hasil observasi / pengamatan
Instrumen Form penilaian ketepatan identifikasi pasien
Pengambilan Data
Besar Sampel Total sampling.
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data

Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan, Tahunan

Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan, Tahunan

Penyajian Data Tabel


Control chart Run chart
Penanggung Jawab Penanggung jawab Keselamatan Pasien

b. Sasaran 2 : Peningkatan Komunikasi Efektif


Judul Indikator Kepatuhan melaksanakan SBAR dan TBK dalam pelaporan
kasus melalui telpon di rawat inap.

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2019


tentang Puskesmas
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien
3. Komunikasi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
sangat penting dalam meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan yang profesional serta sebagai indikator
keselamatan pasien dalam pelayanan kesehatan.
Informasi yang tidak akurat mengakibatkan kesalahan
bahkan kegagalan dalam sistem pelayanan.
4. Komunikasi SBAR direkomendasikan sebagai sarana
untuk menghindari komunikasi yang tidak jelas antar
profesional perawatan kesehatan demi meningkatkan
keselamatan pasien.

Dimensi Mutu Keselamatan, Efektif


Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas dalam upaya
meningkatkan komunikasi yang efektif antar petugag
melalui metode SBAR dan TBK.
2. Meningkatkan komunikasi efektif melalui metode SBAR
dan TBK saat melakukan komunikais verbal/lisan melalui
telpon, dimana komunikasi langsung tidak dapat
dilakukan.
Definisi Operasional 1. Komunikasi SBAR adalah kerangka teknik komunikasi
yang disediakan untuk petugas kesehatan dalam
menyampaikan keadaan pasien. Komponen SBAR meliputi
S (situation), B (background), A (Assesment) dan R
(Recommendation).
2. Penerapan metode komunikasi SBAR harus diikuti dengan
teknik TBK agar tidak terjadi kesalahan informasi.
3. TBK adalah teknik komunikasi lisan menggunakan telpon
dengan menulis, membaca ulang dan melakukan
konfirmasi pesan yang diterima olehn pemberi pesan.
T : menuliskan pesan yang disampaikan oleh pemberi
pesan pada lembar konsultasi atau pada rekam medis.

B : membaca kembali pesan yang sudah ditulis oleh


pemberi pesan. Selesai membacakan pesan, penerima
pesan mengingatkan pemberi pesan untuk melakukan
konformasi. Jika instruksi terkait dengan obat LASA,
maka lakukan pengejaan dengan alpabet Indonesia.

K : konformasi instruksi oleh si pemberi pesan dengan


jawaban “Ya atau Oke” bila sesuai dengan istruksi yang
diberikan sebelumnya.

4. Proporsi komunikasi verbal/lisan melalui telpon yang


dilakukan dengan menggunakan metode SBAR dan TBK
secara benar, dengan pengukuran :
a. Pelaporan pelayanan/pemberian informasi lisan melalui
telpon menggunakan SBAR.
b. Pemberian perintah pelayanan secara lisan/ verbal mellaui
telpon dilakukan dengan metode TBK.
c. Pemberi perintah pelayanan melakukan konfirmasi
langsung dengan menggunakan tandatangan dalam waktu
1x24 jam.
d. SBAR diisi dengan lengkap dan benar.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah pasien yang dilakukan komunikasi SBAR via telpon
tepat dan benar selama 1 bulan.

Denominator (penyebut) Jumlah keseluruhan pasien yang dilakukan komunikasi SBAR


dengan benar dan tepat di rawat inap puskesmas.

Target Pencapaian 100%


Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua pasien yang terindikasi menggunakan komunikasi via
telpon atau tidak langsung
Kriteria Eksklusi:
Pasien yang tidak dilakukan komunikasi via telpon.
Formula jml px yang dilakukan komunikasi SBAR dengan benar
x
jml keseluruhan px yang dilakukan komunikasi SBAR
100%

Desain Pengumpulan Concurrent (Survei harian)


Data
Sumber Data Sumber data sekunder yaitu rekam medis pasien.
Instrumen Pengambilan Form SBAR
Data
Besar Sampel Total Sampling
Frekuensi Pengumpulan Harian
Data
Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan, Tahunan

Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan, Tahunan

Penyajian Data Tabel


Control chart Run chart
Penanggung Jawab Penanggung jawab Keselamatan pasien

c. Sasaran 3 : Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High Alert)

Judul Indikator Kepatuhan petugas dalam melakukan penandaan obat-obatan


yang perlu diwaspadai (High Alert) dan obat LASA oleh
farmasi
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2019 tentang
Puskesmas
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
3. Obat high alert adalah obat yang harus diwaspadai
karena sering menyebebkan terjadinya kejadian serius
( sentinel event) dan obat yang berisiko tinggi
menyebabkan reaksi obat yang tidak diinginkan yang
dapat membahayakan keselamatan pasien.
4. Obat-obat high alert ini harus dikelola dengan
penanganan khusus baik dari segi penyimpanan dan
pelayanannya kepada pasien. Sehingga dapat
mengurangi kejadian yang tidak diinginkan dan tercipta
peningkatan kualitas mutu dan keselamatan pasien.

Dimensi Mutu Keselamatan


Tujuan Tergambarnya upaya puskesmas dalam menjaga
keselamatan pasien dengan cara melakukan penandaan obat
yang diwaspadai dan obat-obat LASA.
Definisi Operasional Obat yang perlu diwaspadai (high alert) adalah sejumlah obat-
obatan yang memiliki resiko tinggi menyebabkan bahaya yang
besar pada pasien jika tidak digunakan secara tepat.
Sedangkan LASA (Look Alike Sound Alike) yaitu obat yang
memiliki kemasan yang terlihat sama dan terdengar sama
dalam pengucapannya saat terdengar.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah jenis obat-obat yang perlu diwaspadai dan obat-
obatan LASA yang diberikan penandaan di ruang farmasi

Denominator Jumlah keseluruhan jenis obat-obat yang perlu diwaspadai


(penyebut) dan obat-obatan LASA yang tersedia di ruang farmasi

Target Pencapaian 100%


Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua obat-obatan yang ada di ruang farmasi yang tergolong
obat High Alert dan LASA.
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula jumlah obat high aler dan LASA yang diberi penandaan
x
jumlah keseluruhan jenis obat high alert dan LASA
100%

Desain Pengumpulan Concurrent (Survei harian)


Data
Sumber Data Observasi
Instrumen Formulir observasi
Pengambilan Data
Besar Sampel Total Sampling
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan, Tahunan

Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan, Tahunan

Penyajian Data Tabel


Control chart Run chart
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Keselamatan Pasien

d. Sasaran 4: Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien Operasi

Judul Indikator Kepatuhan petugas terhadap SOP tindakan.

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2019 tentang


Puskesmas
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
3. Keberhasilan pelayanan kesehatan bergantung pada
kualitas mutu pelayanan dan keselamatan pasien yang
diberikan oleh pemberi layanan.
4. Salah satu upaya menjaga keselamatan pasien adalah
dengan menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP)
dalam setiap tindakan perawatan.
Dimensi Mutu Keselamatan (Safe)
Tujuan Tergambarnya upaya puskesmas dalam menjaga keselamatan
pasien dan mengetahui tingkat kepatuhan petugas terhadap
pelaksanaan SOP tindakan di tiap ruangan.

Definisi Operasional Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah suatu pedoman


atau acuan dalam melaksanakan suatu tindakan sesuai dengan
tata kerja prosedural.

Jenis Indikator Proses


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah pasien yang mendapatkan tindakan sesuai SOP dalam
(pembilang) 1 bulan.

Denominator Jumlah keseluruhan pasien di ruang (poli) puskesmas.


(penyebut)
Target Pencapaian 100%.
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua tindakan pelayanan kesehatan di tiap ruangan.
Kriteria eksklusi : Tidak ada
Formula jumlah pasien yang mendapatkan tindakan sesuai SOP
x 100%
jumlah pasien keseluruhan

Desain Pengumpulan Observasi


Data
Sumber Data Daftar tilik penilaian SOP.
Instrumen Data sekunder
Pengambilan Data
Besar Sampel Populasi
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan, Tahunan

Penyajian Data Tabel


Control chart Run chart
Penanggung Jawab Penanggung jawab Keselamatan Pasien

e. Sasaran 5 : Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan

Judul Indikator Kepatuhan petugas melakukan cuci tangan dalam 5 momen


cuci tangan

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017 tentang


Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 27 Tahun 2017 tentang
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/ Menkes/
413/ 2020 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)
4. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan seluruh
pemberi pelayanan dalam melakukan cuci tangan sesuai
dengan ketentuan WHO.

Dimensi Mutu Keselamatan


Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan sebagai
dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan agar
dapat menjamin keselamatan pasien dengan cara mengurangi
risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
Definisi Operasional 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan
menggunakan sabun dan air mengalir bila tangan jelas
kotor atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan
alkohol (alcohol-based handrubs) bila tangan tidak tampak
kotor.
2. Kebersihan tangan dilakukan dengan 5 indikasi (Five
moments) menurut WHO dan 5 indikasi sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019
(Covid-19)
3. Kebersihan tangan dilakukan dengan cara 6 langkah
menurut WHO.
4. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah penilaian
kepatuhan terhadap petugas yang melakukan kebersihan
tangan sesuai dengan indikasi yang terdiri dari :
a. Sebelum kontak dengan pasien, yaitu sebelum
menyentuh pasien (permukaan tubuh atau pakaian
pasien).
b. Sesudah kontak dengan pasien yaitu setelah
menyentuh pasien (permukaan tubuh atau pakaian
pasien ).
c. Sebelum melakukan prosedur aseptik contoh:
Pemasangan intra vena kateter (infus), perawatan
luka, pemasangan kateter urin, suctioning, pemberian
suntikan dan lain lain
d. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien
seperti muntah, darah, nanah, urin, feces, produksi
drain, dan setelah melepas sarung tangan
e. Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien
meliputi: menyentuh tempat tidur pasien, linen yang
terpasang di tempat tidur, alat-alat di sekitar pasien
atau peralatan lain yang digunakan pasien,
kertas/lembar untuk menulis yang ada di sekitar
pasien.
f. Melepas sarung tangan steril
g. Melepas APD
h. Setelah kontak dengan permukaan benda mati dan
objek termasuk peralatan medis
i. Setelah melepaskan sarung tangan steril.
j. Sebelum menangani obat-obatan atau menyiapkan
makanan.
5. Pemberi pelayanan kesehatan yang dinilai adalah semua
tenaga medis dan tenaga kesehatan yang bertugas di
ruang pelayanan/perawatan pasien serta tenaga
penunjang yang bekerja sebagai cleaning service,
pemulasaran jenazah, sopir ambulan, dan tenaga
penunjang yang kontak erat dengan pasien / spesimen.
6. Observer adalah orang yang paham dan memiliki
kompetensi untuk melakukan penilaian kepatuhan
kebersihan tangan dengan metode dan tool yang telah
ditentukan.
7. Pengamatan dilakukan selama maksimal 15 menit dalam
satu periode pengamatan
8. Peluang adalah indikasi kebersihan tangan dalam 15 menit
periode pengamatan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah peluang kebersihan tangan yang dilakukan sesuai
(pembilang) indikasi
Denominator Jumlah peluang kebersihan tangan yang seharusnya dilakukan
(penyebut) dalam satu periode pengamatan/observasi.
Target Pencapaian ≥ 85%
Kriteria: Kriteria Inklusi :
Seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan yang bertugas di
ruang pelayanan/ perawatan pasien serta tenaga penunjang
yang bekerja sebagai cleaning service, pemulasaran jenazah,
sopir ambulan, dan tenaga penunjang yang kontak erat dengan
pasien/spesimen yang akan di observasi
Kriteria Ekslusi :
Tidak ada
Formula Jumlah peluang kebersihan tangan yang dilakukan sesuai
indikasi
x 100%
Jumlah peluang kebersihan tangan yang seharusnya dilakukan
dalam satu periode pengamatan/observasi
Desain Pengumpulan Concurrent (Survei harian)
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
Pengambilan Data
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistik
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data

Periode Pelaporan Bulanan, Triwulanan, Tahunan


Data
Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan, Tahunan

Penyajian Data Tabel


Control chart Run chart
Penanggung Jawab Penanggung jawab mutu

f. Sasaran 6 : Pengurangan Resiko Pasien Jatuh


Judul Indikator Kepatuhan dalam skrining pengkajian resiko jatuh pada pasien
rawat inap

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 Tahun 2019 tentang


Puskesmas
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
3. Pasien jatuh yang terjadi selama perawatan di puskesmas
dapat menyebabkan serius bahkan berpotensi
mengancam kehidupan bagi banyak pasien. Upaya untuk
mengurangi kejadian pasien jatuh adalah dengan
mengembangkan pola pengkajian pasien resiko jatuh
selama perawatan di puskesmas.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya pelayanan kesehatan Puskesmas yang aman
bagi pasien dengan menjamin peningkatan keselamatan
berupa pengurangan resiko jatuh pasien di puskesmas.

Definisi Operasional 1. Pasien resiko jatuh adalah pasien yang berisiko untuk
jatuh yang umumnya disebabkan oleh faktor lingkungan
dan faktor fisiologis yang dapat berakibat cedera.
2. Pengkajian resiko jatuh dilakukan pada pasien di UGD dan
rawat inap.
3. Form pengkajian resiko jatuh menggunakan skala Humpty-
Dumpty untuk anak, skala Morse untuk dewasa (18-55 th)
dan skala Modified Stratify-Sydney Scoring untuk pasein
lansia (>56 th).
4. Jumlah pasien jatuh adalah jumlah pasien jatuh selama
dirawat atau mendapatkan pelayanan kesehatan baik
akibat jatuh dari tempat tidur, kamar mandi dsb yang
berakibat kecacatan atau kematian.
5. Yang melakukan pengkajian resiko jatuh adalah perawat
jaga di puskesmas.

Jenis Indikator Proses


Satuan Pengukuran Persentase

Numerator Jumlah pasien rawat inap yang dilakukan pengkajian resiko


(pembilang) jatuh dalam sebulan

Denominator Jumlah keseluruhan pasien di rawat inap dalam 1 bulan


(penyebut)
Target Pencapaian 100 %
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua pasien di UGD dan rawat inap Puskesmas.
Kriteria Eksklusi:
Pengunjung, staf/ karyawan, perawat jaga.
Formula

Desain Pengumpulan Survei Harian


Data
Sumber Data Rekam medis
Instrumen Menggunakan form pengkajian resiko jatuh.
Pengambilan Data
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistik

Frekuensi Triwulanan, semesteran, Tahunan


Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Triwulanan, semesteran, Tahunan
Data
Periode Analisis Data Triwulanan, semesteran, Tahunan

Penyajian Data Tabel


Control chart Run chart
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Keselamatan Pasien

Ditetapkan : di Depok
Pada tanggal : 05 Juli 2022

KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKMAJAYA


KOTA DEPOK,

drg. ANITA RACHMAWATI


Pembina Utama Muda
NIP 197206222000122004

Anda mungkin juga menyukai