116
Dengan adanya pelaporan ekternal tersebut, berarti rumah sakit telah
ikut berpartisipasi dalam penyediaan data nasional angka IKP, pembelajaran
untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien bagi rumah
sakit lain dan ditetapkannya langkah-l2 praktis keselamatan pasien untuk
rumah sakit di Indonesia.
0.1 Kebijakan
Rumah Sakit Kabupaten Daerah Sidoarjo menerapkan kewajiban
untuk melakukan pencatatan dan pelaporan insiden yang meliputi
Kejadian Potensial Cedera (KPC), Kejadian Nyaris Cedera (KNC),
Kecadian Tidak Cedera (KTC), Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), dan
Kejadian Sentinel. Tujuan Pencacatan dan pelaporan adalah mencari
potensial risiko terhadap pasien & menyempurnakan asuhan pasien
melalui pengembangan dan implementasi sistem pemantauan
menyeluruh. Pencatatan dan pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
(IKP) mengacu pada pedoman yang dikeluarkan oleh Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit Persi.
Pelaporan insiden terdiri dari :
a. Pelaporan internal yaitu mekanisme/alur pelaporan TKPRS di
internal RSUD Kabupaten Sidoarjo.
b. Pelaporan eksternal yaitu pelaporan dari RSUD Kabupaten Sidoarjo
ke Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
117
b. Jenis Insiden Keselamatan Pasien
1) Kejadian Sentinel
Kejadian Sentinel adalah suatu kejadian tidak diharapkan
yang mengakibatkan cedera serius atau kematian. Akibat insiden
ini adalah cedera irreversible/ cedera berat yaitu kehilangan
fungsi motorik, sensorik atau psikologis secara permanen
misalnya: lumpuh, cacat dan kematian. Jika kejadian sentinel
terjadi petugas wajib melakukan Analisis Akar Masalah (Root
Cause Anylysis) berkoordinasi dengan Tim Keselamatan Pasien
Rumah Sakit (TKPRS).
Kejadian yang termasuk kejadian sentinel adalah:
a) Pasien bunuh diri
b) Pasien jatuh dan mengalami cedera serius atau meninggal
c) Bayi hilang, penculikan bayi atau bayi yang dipulangkan
bersama orang yang bukan orang tuanya
d) Kejadian operasi salah sisi, salah pasien atau salah prosedur
e) Semua KTD yang menyebabkan cedera serius atau kematian
2) Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) / Adverse Event
Kejadian Tidak Diharapkan atau Adverse Event adalah
suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak
diharapkan pada pasien, karena suatu tindakan (commission)
atau karena tidak bertindak (omission), bukan karena
“Underlying disease” atau kondisi pasien. Semua insiden yang
mengakibatkan pasien cedera termasuk dalam kejadian yang
tidak diharapkan.
Akibat dari KTD yang pertama adalah cedera reversible
atau cedera sedang yaitu kehilangan fungsi motorik, sensorik
atau psikologis tidak permanen, misalnya luka robek, yang kedua
adalah cedera ringan yaitu cedera atau luka yang dapat diatasi
dengan pertolongan pertama tanpa harus dirawat misalnya luka
lecet serta yang ketiga adalah tidak ada cedera, tidak ada luka.
Contoh insiden KTD adalah :
a) Pasien jatuh dari tempat tidur
b) Tertukar hasil pemeriksaan laboratorium
c) Transfusi yang salah mengakibatkan pasien ikterik atau
bilirubinuria karena reaksi hemolisis
118
d) Kejadian luka bakar akibat pemakaian alat diatermi
e) Insiden tersumbatnya saluran nafas yang berakibat bradikardi
f) Iritasi pada kulit karena penggunaan perban
g) Terjadinya stevens johnson syndroma akibat pemakaian obat
h) Shock anafilaksis pada penggunaan antibiotika
i) Kesalahan diagnosis pra operasi
j) Ketidakcocokan diagnosis pra dan pasca operasi
k) Komplikasi anestesi karena overdosis, reaksi anestesi & salah
penempatan ETT
l) Kesalahan posisi pemeriksaan
m) Kesalahan memberikan hasil pemeriksaan
n) Kesalahan pencampuran reagen pemeriksan laboratorium
o) Insiden kesalahan identifikasi kegawatdaruratan
p) Insiden tercemarnya makanan
q) Kejadian infus blong
r) Insiden kesalahan pemberian obat
s) Kejadian tertusuk limbah benda tajam infeksius
t) Kesalahan dosis obat
u) Kejadian tertinggalnya kain kasa
v) Kejadian tertinggalnya kain kasa
w) Kejadian operasi dengan kekurangan darah
x) Kejadian perluasan infeksi
3) Kejadian Tidak Cedera (KTC)
Kejadian Tidak Cedera adalah insiden sudah terpapar ke
pasien tetapi tidak timbul cedera. Akibat dari KTC adalah tidak
ada cedera dan tidak ada luka.
Contoh kejadian;
a) Pasien mendapatkan obat “kontradiksi tetapi tidak terjadi
cedera serius atau tidak timbul cedera.
b) Obat dengan dosis lethal atau obat “kontradiksi” yang telah
diberikan ke pasien tetapi segera terdeteksi dan diberikan
antidote sehingga tidak terjadi cedera.
4) Kejadian Nyaris Cedera (KNC) atau Near Miss
Kejadian Nyaris Cedera adalah suatu kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya dilakukan
(omission) yang dapat mencederai pasien, tetapi insiden belum
terpapar ke pasien, sehingga pasien tidak mengalami cedera.
119
a) Dosis lethal akan diberikan, tetapi diketahui staf atau petugas
lain dan dibatalkan atau tidak jadi diberikan.
b) Produk darah yang akan diberikan keliru nama pasien lain
atau keliru golongan darahnya, tetapi diketahui oleh staf atau
petugas lain sehingga tidak jadi diberikan.
c) Kesalahan pemberian penanda operasi “site marking” pada
sisi yang salah tetapi diketahui petugas lain sebelum operasi
dilakukan. Sehingga dapat dilakukan pembetulan atau
koreksi dan kesalahan dapat dicegah.
d) Darah transfusi sudah siap dipasang pada pasien yang salah
tetapi kesalahan diketahui sebelum transfusi dimulai
e) Salah lokasi operasi, namun kesalahan tersebut diketahui
sebelum operasi dimulai
f) Insiden ketidaktepatan teknik pengambilan sampel darah
g) Kesalahan posisi pemeriksaan di radiologi tetapi diketahui
sebelum pemeriksaan radiologi dilakukan
h) Ketidaksesuaian antara foto dengan hasil expertise
i) Kesalahan penulisan dosis obat tetapi diketahui sebelum
diberikan ke pasien
j) Kesalahan penyerahan obat pasien rawat inap tetapi
diketahui oleh petugas kesehatan (perawat, apoteker, asisten
apoteker, pasien/keluarga)
k) Kesalahan jenis diet tetapi sebelum diet masuk ke pasien
l) Kesalahan menginput hasil pemeriksaan laboratorium tetapi
diketahui oleh supervisornya, hasil belum dikirim ke pengirim
sample lab
m) Kesalahan golongan darah tetapi diketahui sebelum darah
ditransfusikan
n) Kesalahan identifikasi pasien pada saat pengambilan sampel
darah.
5) Kondisi Potensial Cedera (KPC) (Reportable Circumstance)
Kondisi Potensial Cedera adalah kondisi atau situasi yang
sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum
terjadi insiden. Contoh kejadian:
a) Pemeliharaan alat/ kalibrasi tidak dilakukan tepat waktu atau
tidak terjadwal sehingga menyebabkan kesalahan hasil
diagnosa
120
b) Perbandingan jumlah TT dan jumlah perawat yang tidak
sesuai kebutuhan sehingga berpotensi terjadinya kejadian
yang tidak diinginka
c) Alat defibrillator standby di ICU tetapi tidak berfungsi
d) Tulisan tangan yang tidak terbaca pada penulisan resep
e) Kabel listrik yang terbuka
f) Lantai licin
g) Pemakaian dengan alat kauter tanpa pemasangan pad yang
benar
h) Tempat sampah tanpa label, alat medis
c. Tipe Insiden Keselamatan Pasien
1) Administrasi Klinik
Subtipe untuk insiden dengan tipe administrasi klinik meliputi :
Proses a) Serah terima
b) Perjanjian
c) Daftar tunggu/ antrian
d) Rujukan/ konsultasi
e) Admisi
f) Keluar/ pulang dari Ranap/ RS
g) Pindah perawatan (Transfer of care)
h) Identifikasi pasien
i) Consent
j) Pembagian tugas
k) Respon terhadap kegawatdaruratan
Masalah a) Tidak performance ketika dibutuhkan/
indikasi
b) Tidak lengkap/ inadekuat
c) Tidak tersedia
d) Salah pasien
e) Salah proses/ pelayanan
121
c) Tidak tersedia
d) Salah pasien
e) Salah proses/ pengobatan/ prosedur
f) Salah bagian tubuh/ sisi
3) Dokumentasi
Subtipe untuk insiden dengan tipe proses/ prosedur klinik
meliputi:
Dokumen yang terkait a) Order/ permintaan
b) Chart/ rekam medic/ asesmen/
konsultasi
c) Check list
d) Form/ sertifikat
e) Instruksi/ informasi/ kebijakan/ SPO/
f) Label/ stiker/ identifikasi bands/ kartu
g) Surat/ email/ rekaman komunikasi
h) Laporan/ hasil/ images
Masalah a) Dokumen hilang/ tidak tersedia
b) Terlambat mengakses dokumen
c) Salah dokumen/ salah orang
d) Tidak jelas/ membingungkan/
illegible/ informasi dalam dokumen
tidak lengkap
122
5) Medikasi/ Cairan Infus
Subtipe untuk insiden dengan tipe proses/ prosedur klinik
meliputi:
Medikasi/ cairan infus a) Daftar medikasi
b) Daftar cairan infus
yang terkait
Proses penggunaan a) Peresepan
b) Persiapan/ dispensing
medikasi/ cairan infus
c) Pemaketan
d) Pengantaran
e) Pemberian
f) Supply/ pesan
g) Penyimpanan
h) Monitoring
Masalah a) Salah pasien
b) Salah obat
c) Salah dosis/ kekuatan/ frekuensi
d) Salah formulasi/ presentasi
e) Salah rute pemberian
f) Salah jumlah/ kuantitas
g) Salah dispensing label/ instruksi
h) Kontraindikasi
i) Salah penyimpanan
j) Ommited medicine or dose
k) Obat kadaluarsa
l) Adverse drug reaction (reaksi efek
samping obat)
123
i) Darah kadaluarsa
j) Efek samping (Adverse effect)
7) Nutrisi
Subtipe untuk insiden dengan tipe nutrisi meliputi :
Nutrisi yang terkait a) Diet umum
b) Diet khusus
Proses nutrisi a) Peresepan/ permintaan
b) Persiapan/ manufactur/ proses
memasak
c) Supply/ order
d) Presentation
e) Dispensing/ alokasi
f) Pengantaran
g) Pemberian
h) Penyimpanan
Masalah a) Salah pasien
b) Salah diet
c) Salah jumlah
d) Salah frekuensi
e) Salah konsistensi
f) Salah penyimpanan
8) Oksigen/ Gas
Subtipe untuk insiden dengan tipe oksigen/ gas meliputi :
Oksigen/ gas terkait a) Daftar oksigen/ gas terkait
Proses penggunaan a) Label cylinder/ warna kode/ index pin
b) Peresepan
oksigen/ gas
c) Pemberian
d) Pengantaran
e) Supply/ order
f) Penyimpanan
Masalah a) Salah pasien
b) Salah gas
c) Salah rate/ flow/ konsentrasi
d) Salah mode pengantaran
e) Kontraindikasi
f) Salah penyimpanan
g) Gagal pemberian
h) Kontaminasi
124
c) Inapropiate for task
d) Tidak bersih/ tidak steril
e) Kegagalan/ malfungsi
f) Dislodgement/ miskoneksi/ removal
g) User error
10)Perilaku Pasien
Subtipe untuk insiden dengan tipe perilaku pasien meliputi :
Perilaku pasien a) Tidak kooperatif
b) Tidak pantas/ sikap bermusuhan/
kasar
c) Berisiko/ sembrono/ berbahaya
d) Masalah dengan penggunaan
substansi/ abuse
e) Mengganggu (Harrassment)
f) Diskriminasitif/ berprasangka
g) Berkeliaran, melarikan diri
h) Sengaja mencederai diri, bunuh diri
Aggression/ assault a) Agresi verbal
b) Kekerasan fisik
c) Kekerasan seksual
d) Kekerasan terhadap mayat
e) Ancaman nyawa
11)Jatuh
Subtipe untuk insiden dengan tipe jatuh meliputi :
Tipe jatuh a) Tersandung
b) Slip
c) Kolaps
d) Hilang keseimbangan
Keterlibatan saat jatuh a) Velbed
b) Tempat tidur
c) Kursi
d) Stretcher
e) Toilet
f) Peralatan terapi
g) Tangga
h) Dibawa/ dibantu oleh orang lain
12)Kecelakaan
Subtipe untuk insiden dengan tipe kecelakaan meliputi :
Benturan tumpul a) Kontak dengan benda/ binatang
b) Kontak dengan orang
c) Hancur, remuk
d) Gesekan kasar
Serangan tajam/ a) Cakaran, sayatan
b) Tusukan
tusukan
c) Gigitan, sengatan
d) Serangan tajam lainnya
125
Kejadian mekanik lain a) Benturan akibat ledakan bom
b) Kontak dengan mesin
Mekanisme panas a) Panas yang berlebihan
b) Dingin yang berlebihan
Ancaman pada a) Ancaman mekanik pernafasan
b) Tenggelam atau hamper tenggelam
pernafasan
c) Pembatasan oksigen – kekurangan
tempat
d) Confinement to Oxygen – Deficient
Place
Paparan bahan kimia a) Keracunan bahan kimia atau
substansi lain
atau substansi
b) Bahan kimia korosif
lainnya
Mekanisme spesifik a) Paparan listrik/ radiasi
b) Paparan suara/ getaran
yang lain
c) Paparan tekanan udara
menyebabkan cedera d) Paparan karena grativasi rendah
Paparan karena
dampak cuaca,
bencana alam
14)Manajemen Organisasi
Subtipe untuk insiden dengan tipe resource/ manajemen
organisasi meliputi:
a) Beban kerja manajemen yang berlebihan
b) Ketersedian/ keadekuatan tempat tidur/ pelayanan
c) Sumber daya manusia
d) Ketersediaan/ keadekuatan staf
e) Organisasi/ tim
f) Protocols/ kebijakan/ SPO/ guaidline
g) Ketersediaan/ Adequacy
15)Laboratorium/ Patologi
Subtipe untuk insiden dengan tipe laboratorium/ patologi
meliputi:
a) Pengambilan/ pick up
126
b) Transport
c) Sorting
d) Data entry
e) Prosesing
f) Verifikasi/ validasi
g) Hasil
10.3 Analisis Matrik Resiko/ Matrix Grading
1. Penilaian matriks risiko adalah suatu metode analisis kualitatif untuk
menentukan derajat risiko suatu insiden berdasarkan dampak dan
probabilitasnya. Derajat resiko yang digunakan ada empat warna
yaitu: Biru, Hijau, Kuning dan Merah dimana “Bands” digunakan
untuk menentukan investigasi yang akan dilakukan.
2. Dampak (Consequences)
Penilaian dampak/ akibat suatu insiden adalah seberapa berat
akibat yang dialami pasien mulai dari tidak ada cidera sampai
meninggal.
127
2 Jarang Dapat terjadi dalam 2 – 5 tahun
3 Mungkin Dapat terjadi tiap 1 – 2 tahun
4 Sering Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun
5 Sangat Sering Terjadi dalam minggu / bulan
4. Skor Resiko
Cara menghitung skor resiko :
Skor Risiko = Dampak x Probability
Untuk menentukan skor risiko digunakan matriks grading risiko:
a. Tetapkan frekuensi pada kolom kiri
b. Tetapkan dampak pada baris ke arah kanan,
c. Tetapkan warna bandsnya, berdasarkan pertemuan antara
frekuensi dan dampak.
5. Matrix Grading Risiko
Table 10.3 Tabel Matrix Grading Resiko
Potencial Concequences
Frekuensi/ Insignificant Minor Moderate Major Catastropic
Likelihood 1 2 3 4 5
Sangat Sering Terjadi Moderate Moderate High/Tinggi Extreme Extreme
(Tiap mgg /bln)
5
Sering terjadi Moderate Moderate High/Tinggi Extreme Extreme
(Bebrp x /thn)
4
Mungkin terjadi Low/Rendah Moderate High/Tinggi Extreme Extreme
(1-2 thn/x)
3
Jarang terjadi Low/Rendah Low/Rendah Moderate High/Tinggi Extreme
(2-5 thn/x)
2
Sangat jarang sekali Low/Rendah Low/Rendah Moderate High/Tinggi Extreme
(>5 thn/x)
1
128
10.4 Investigasi
1. Investigasi sederhana
Investigasi sederhana dilakukan bila ditemukan band grading resiko
biru dan hijau. Sedangkan waktu investigasi sederhana bila dengan
band warna biru maksimal 1 (satu) minggu dan hijau maksimal 2
(dua) minggu.
2. Investigasi Komprehensif
Investigasi komprehensif dilakukan bila ditemukan band grading
resiko kuning dan merah dengan waktu maksimal 45 (empat puluh
lima) hari.
129
Gambar 10.1 Alur Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
Atasan langsung
Tangani Segera
Grading
Investigasi
komprehensif / RCA
Investigasi maks. 45 hari
Laporan Kejadian
sederhana
Analisis/ regrading
Rekomendasi
RCA
131
Berikut ini adalah langkah-langkah RCA dan tools yang dapat
digunakan pada setiap langkah :
Langka Deskripsi
h
1 Identifikasi masalah terhadap insiden keselamatan pasien yang
akan diinvestigasi
2 Tentukan tim penalaah
3 Rumuskan masalah
4 Kumpulkan informasi
5 Lakukan pemetaan kejadian
6 Tentukan primary effect dari kejadian tersebut
7 Susun diagram sebab akibat
8 Lakukan analisa penghalang
9 Identifikasi solusi dan rekomendasi
132
133