PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keselamatan pasien merupakan prioritas utama dalam pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Ada berbagai program keselamatan pasien rumah sakit yang dapat dipilih, mulai dari
program hand hygiene, Program K3RS (keselamatan kerja, kebakaran dan kewaspadaan
bencana), inform consent, safe blood transfusion dan sebagainya. Dari beberapa program
tesebut diatas, diharapkan rumah sakit menerapkan keselamatan pasien dalam lingkup
kerangka kerja komprehensif. Dalam arti menerapkan upaya klasik seperti yang disebutkan
diatas juga menerapkan upaya baru seperti penerapan 7 Langkah Keselamatan Pasien, Standar
Keselamatan Pasien. Disamping itu juga upaya diagnostik terhadap laporan insiden
keselamatan pasien (IKP) dan pemahaman taksonomi/klasifikasi keselamatan pasien.
Salah satu program yang menjadi dasar keselamatan pasien adalah
menekan/menurunkan insiden keselamatan pasien beserta KTD/KNC. Buku pedoman
pelaporan IKP Rumah Sakit Thursina ini disusun sebagai panduan petugas rumah sakit dalam
melakukan pelaporan insiden. Sehingga akan tercipta suatu sistem pelaporan yang baik di
Rumah Sakit. Thursina. Sistem pelaporan insiden yang baik diharapkan dapat menurunkan
insiden keselamatan pasien (KTD dan KNC), meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan
pasien.
Buku pedoman pelaporan IKP Rumah Sakit Thursina ini disusun berdasarkan Buku
Pelaporan IKP KKP rumah sakit Edisi 2 terbit tahun 2008. Dalam buku pedoman ini
dijabarkan mengenai Alur Pelaporan, Analisis Matrix Grading Risiko, Petunjuk Pengisian
Laporan IKP, serta Format Formulir Laporan IKP baik internal maupun external rumah sakit.
1. Tujuan
Tujuan Umum dari pelaporan insiden keselamatan pasien adalah menurunnya insiden
keselamatan pasien (KTD dan KNC) dan meningkatnya mutu pelayanan dan keselamatan
pasien.
Tujuan Khusus dari pelaporan insiden keselamatan pasien adalah :
a. Terlaksananya sistem pelaporan dan pencatatan insiden keselamatan pasien di rumah
sakit.
b. Diketahui penyebab insiden keselamatan pasien sampai pada akar masalahnya.
c. Didapatkan pembelajaran untuk perbaikan asuhan kepada pasien agar dapat mencegah
kejadian yang sama di kemudian hari.
1
Setiap rumah sakit menetapkan definisi operasional dari kejadian sentinel yang
meliputi:
a. Kematian yang tidak terduga yang tidak terkait dengan perjalanan penyakit pasien
atau kondisi yang mendasari penyakitnya (seperti, bunuh diri).
b. Kehilangan fungsi yang tidak terkait dengan perjalanan penyakit pasien atau
kondisi yang mendasari penyakitnya.
c. Salah tempat, salah prosedur dan salah pasien bedah
d. Bayi yang diculik atau yang diserahkan kepada orang yang bukan orang tuanya.
Bagi semua kejadian sentinel yang sesuai dengan definisi diatas, dibutuhkan evaluasi
dangan cara malakukan Root Couse Analisa RCA yangtelah ditetapkan oleh pimpinan
rumah sakit. Jika RCA menghasilkan bahwa perbaikan system atau tindakan dapat mencegah
dan mengurangi risiko dari kejadian sentinel terulang kembali, maka rumah sakit harus
melakukan rancangan kembali dari proses atau mengambil tindakan-tindakan yang sudah
diperbaiki.sangat penting diketahui bahwa kejadian sentinel tidak selalu terkait dengan
kesalahan atau kcenderungan pada sesuatu kasus medical-legal
Jika di rumah sakit ditemukan atau diduga adanya perubahan dari apa yang diharapkan
segera lakukan analisi data secaraintensif untik menetukan dimanapaling baik untuk
melakukan perbaikan.secara khusus, analisa secara intensive dilakukan jika tingkat, pola atau
kecenderungan menyimpang signifikan dari: apa yang diharapkan, organisasi lain, dan standar
yang diakui. Rumah sakit juga menetapkan kejadian tidak diinginkan (KTD) yang perlu
dilakukan analisa:
a. Semua reaksi transfuse yang terjadi dirumah sakit
b. Semua kejadian salah obat, jika terjadi sesuai dengan definisi yang ditetapkan oleh
rumah sakit.
c. Semua kesalahan medis ( medical error) yang sigifikan jika terjadi sesuai dengan yang
ditetapkan rumah sakit
d. Semua ketidak cocokan ( discrepancy) antarandiagnosis pra dan pasca operasi
e. Kejadian tidak diharapkan (KTD) atau pola kejadian yang tidak diharapkan
dalamkeadaan sedasi atau selama dilakukan anestesi
f. Kejadian lain, seperti ledakan infeksi mendadak ( infection outbreak)
2. Definisi
Defenisi dari Peningkatan mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit. Thursina
terdiri dari :
a. Keselamatan Pasien/pasien safety adalah bebas dari bahaya atau risiko (hazard).
b. Bahaya/Hazard adalah suatu keadaan, perubahan atau tindakan yang dapat
meningkatkan risiko pada pasien.
2
1) Keadaan, adalah setiap faktor yang berhubungan atau mempengaruhi suatu
peristiwa keselamatan pasien, agen atau personal.
2) Agen, adalah suatu substansi, obyek atau sistem yang menyebabkan perubahan.
c. Keselamatan pasien/pasien safety, adalah pasien bebas dari cidera yang tidak
seharusnya terjadi atau bebas dari cidera yang potensial akan terjadi (penyakit, cidera
fisik/sosial/psikologis, cacat, kematian dan lain-lain), terkait dengan pelayanan
kesehatan.
d. Keselamatan pasien rumah sakit/hospital pasien safety, adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk : asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini mencegah
terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
e. Cidera/harm, adalah dampak yang terjadi akibat gangguan struktur atau penurunan
fungsi tubuh dapat berupa fisik, sosial dan psikologis. Yang termasuk harm adalah:
penyakit, cidera, penderitaan, cacat, dan kematian.
1) Penyakit/disease, adalah disfungsi fisik atau psikis.
2) Cidera/injury, adalah kerusakan jaringan yang diakibatkan agen/keadaan.
3) Penderitaan/suffering, adalah pengalaman/gejala yang tidak menyenangkan
termasuk nyeri, malaise, mual, muntah, depresi, agitasi, dan ketakutan.
4) Cacat/disability, segala bentuk kerusakan struktur atau fungsi tubuh, keterbatasan
aktivitas dan atau restriksi dalam pergaulan sosial yang berhubungan dengan harm
yang terjadi sebelumnya atau saat ini.
f. Insiden keselamatan pasien (IKP)/patient safety incident, adalah setiap kejadian atau
situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cidera/harm yang
tidak seharusnya terjadi.
g. Kejadian tidak diharapkan (KTD)/adverse event, adalah suatu insiden yang
mengakibatkan cidera pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya
atau kondisi pasien. Cidera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan
kesalahan medis yang tidak dapat dicegah.
h. Kejadian nyaris cidera (KNC)/Near Miss, adalah suatu insiden yang tidak
menyebabkan cidera pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dapat terjadi karena keberuntungan
(misalnya : pasien terima suatu obat kontraindikasi tetapi tidak timbul reaksi obat),
karena pencegahan (suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan, tetapi staf
3
lain mengetahui dan membatalkan sebelum obat diberikan), atau peringatan (suatu
obat dengan overdosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan
antidotumnya).
i. Laporan insiden rumah sakit (internal), adalah pelaporan secara tertulis setiap kejadian
KNC atau KTD yang menimpa pasien atau kejadian lain yang menimpa keluarga
pengunjung, maupun karyawan yang terjadi di rumah sakit.
j. Laporan Insiden Keselamatan Pasien KKP-rumah sakit (eksternal), adalah pelaporan
secara anonim dan tertulis ke KKP-rumah sakit setiap KTD atau KNC yang terjadi
pada pasien, dan telah dilakukan analisa penyebab, rekomendasi dan solusi oleh rumah
sakit.
k. Faktor Kontributor adalah keadaan, tindakan, atau faktor yang mempengaruhi dan
berperan dalam mengembangkan dan atau meningkatkan risiko suatu kejadian (misal :
pembagian tugas yang tidak sesuai kebutuhan).
l. Analisis Akar Masalah/root cause analysis (RCA) adalah suatu proses berulang yang
sistematik dimana faktor-faktor yang berkontribusi dalam suatu insiden diidentifikasi
dengan merekronstruksi kronologis kejadian menggunakan pertanyaan kenapa yang
diulang hingga menemukan akar penyebabnya dan penjelasannya. Pertanyaan
kenapa harus ditanyakan hingga tim investigator mendapatkan fakta, bukan hasil
spekulasi.
4
BAB II
PENGORGANISASIAN
5
15. Kepala Sub Bagian Rekam Medis dan Pendaftaran
16. Kepala Sub Bagian Laboratorium
17. Kepala Sub Bagian Radiologi
18. Kepala Sub Bagian Sanitasi, Linen, K3 dan IPRS Rumah Sakit
19. Koordinator Tim Kerja RS. Thursina.
6
3. Tolak ukur kinerja tim PMKP
Monitoring dan evaluasi kinerja Tim PMKP dilakukan melalui beberapa tolak ukur
kinerja, antara lain:
a. Presentase pelaksanakan program PMKP rumah sakit.
b. Terlaksananya system pelaporan insiden keselamatan pasien rumah sakit.
c. Terlaksananya sosialisasi dan pelatihan terkait program PMKP rumah sakit.
d. Adanya sistem pencatatan dan dokumentasi laporan insiden keselamatan pasien rumah
sakit.
e. Adanya dokumentasi penilaian indikator mutu dan keselamatan pasien rumah sakit.
f. Terlaksananya analisa untuk setiap data insiden dan indikator mutu dan keselamatan
pasien rumah sakit.
g. Adanya rekomendasi dan feed back untuk setiap insiden yang dilaporkan.
h. Adanya dokumentasi kegiatan Tim PMKP.
7
BAB III
PENCATATAN DAN PELAPORAN INSIDEN
Untuk membuat kesimpulan dan membuat keputusan, data harus dikumpulkan, dianalisis
dan dibuah menjadi informasi yang berguna. Melakukan analisis dan melibatkan orang-orang
yang paham tentang manajemen informasi, terampil dalam mengumpulkan data dan mahir
dalam metoda statistic. Analisis data melibatkan mereka yang diberi tanggung jawab terhadap
proses atau hasil dari yang diukur. Mereka adalah orang yang mempunyai pengalaman klinis
atau manajerial, pengetahuan dan keterampilan, yaitu para klinikus atau manajer atau
kombinasi keduanya. Dalam melakukan analisis dari proses maka diguanakan metoda dan
teknik-teknik statistic bila sesuai. Jadi, analisis data memberikan data umpan balik dari
manajemen informasi untuk membantu mereka membuat keputusan dalam perbaikan mutu
klinik dan manajemen. Memahami statistic berguna untuk melakukan analisis data, terutama
dalam hal membuat interprestasi dari penyimpanan dan lalu memutuskan dimana perbaikan.
Banyak metode yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko, salah satu caranya adalah
dengan mengembangkan sistem pelaporan dan sistem analisis. Dapat dipastikan bahwa sistem
pelaporan akan mengajak semua orang dalam organisasi untuk peduli akan bahaya/potensi
bahaya yang dapat terjadi kepada pasien. Pelaporan juga penting digunakan untuk memonitor
upaya pencegahan terjadinya kesalahan sehingga diharapkan dapat mendorong dilakukan
investigasi selanjutnya. Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam pelaporan insiden
keselamatan pasien rumah sakit, antara lain:
a. Alasan pentingnya pelaporan insiden, adalah karena pelaporan akan menjadi awal proses
pembelajaran untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali.
b. Cara memulai prosesnya yaitu dengan dibuat suatu sistem pelaporan insiden di rumah sakit
meliputi kebijakan, alur pelaporan, formulir pelaporan, dan prosedur pelaporan yang harus
disosialisasikan pada seluruh karyawan.
c. Hal-hal yang harus dilaporkan, adalah kejadian yang sudah terjadi, potensial terjadi,
ataupun yang nyaris terjadi.
d. Pembuat laporan, adalah semua staf rumah sakit yang pertama menemukan kejadian, atau
yang terlibat dalam kejadian.
e. Beberapa masalah yang dihadapi dalam laporan insiden adalah :
1) Laporan dipersepsikan sebagai pekerjaan perawat.
2) Laporan sering disembunyikan, karena takut disalahkan.
3) Laporan sering terlambat.
4) Bentuk laporan miskin data karena adanya budaya blame culture.
f. Cara membuat laporan insiden yaitu membekali karyawan rumah sakit dengan pelatihan
mengenai sistem pelaporan insiden mulai dari maksud, tujuan dan manfaat laporan, alur
8
pelaporan, bagaimana cara mengisi formulir laporan insiden, kapan harus melaporkan,
pengertian-pengertian yang digunakan dalam sistem pelaporan dan cara menganalisa
laporan.
g. Hubungan akreditasi dengan pelaporan insiden keselamatan pasien yaitu setiap rumah sakit
harus menerapkan standar keselamatan pasien yaitu dengan panduan dari 9 parameter yang
terdapat dalam instrumen akreditasi administrasi dan manajemen, serta pelayanan medis.
Pelaporan insiden keselamatan pasien ini sifatnya wajib untuk dilakukan oleh setiap rumah
sakit baik internal maupun eksternal (ke KKP-Rumah Sakit).
9
8. Untuk grade kuning/merah Tim PMKP akan melakukan Analisis Akar Masalah
(RCA). Setelah melakukan RCA, Tim PMKP akan membuat laporan dan
rekomendasi untuk perbaikan serta pembelajaran berupa : petunjuk untuk mencegah
kejadian yang sama terulang kembali.
9. Hasil RCA, rekomendasi dan rencana perbaikan dilaporkan kepada Direksi Rumah
Sakit Thursina.
10. Rekomendasi untuk perbaikan dan pembelajaran diberikan umpan balik kepada unit
kerja terkait.
11. Masing-masing unit kerja membuat analisis dan trend kejadian yang dilaporkan
setiap bulannya dalam kegiatan laporan bulanan Rumah Sakit Thursina.
12. Monitor dan evaluasi perbaikan dilakukan oleh Tim PMKP, (bagan alur pelaporan
ada dalam lampiran pedoman ini).
10
BAB IV
ANALISIS MATRIKS GRADING RISIKO
A. DEFINISI
1. Penilaian matriks risiko adalah suatu metode analisa kualitatif untuk menentukan
derajat risiko suatu insiden berdasarkan Dampak dan Probabilitasnya.
2. Dampak (consequences)
Penilaian dampak/akibat suatu insiden adalah seberapa berat akibat yang dialami
pasien mulai dari tidak ada cedera sampai meninggal (tabel 1).
3. Probabilitas/Frekuensi/Likelihood
Penilaian tingkat probabilitas frekuensi risiko adalah seberapa seringnya insiden
rumah sakit tersebut terjadi (table 2).
11
Tabel 2. Penilaian Probabilitas/Frekuensi
TINGKAT
DESKRIPSI
RISIKO
1 Sangat Jarang/Rare (> 5 tahun/kali)
2 Jarang/Unlikely (> 2-5 tahun/kali)
3 Mungkin/Posible (1-2 tahun/kali)
4 Sering/Likely (beberapa kali/tahun)
5 Sangat Sering/Almost certain (tiap minggu/bulan)
Setelah nilai dampak dan probabilitas diketahui, dimasukkan dalam Tabel Matriks
Grading Risiko Untuk menghitung skor risiko dan mencari warna Bands Risiko.
a. Skoring Resiko
b. Bands Resiko
Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna yaitu : Biru, Hijau,
Kuning dan Merah. Warna bands akan menentukan investigasi yang akan dilakukan
(tabel 4).
12
Tabel 3. Matriks Grading Risiko
Probabilitas Tidak Minor Moderat Mayor
signifikan 2 3 4
1
Sangat sering terjadi
(tiap minggu/bulan) Moderat Moderat Tinggi Ekstrim
5
Sering terjadi
(beberapa kali/thn) Moderat Moderat Tinggi Ekstrim
4
Mungkin terjadi
(1-2 thn/kali) Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
3
Jarang terjadi
(>2<5 thn/kali) Rendah Rendah Moderat Tinggi
2
Sangat jarang terjadi
(beberapa kali/thn) Rendah Rendah Moderat Tinggi
1
13
BAB V
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN INSIDEN KESELAMATAN
PASIEN (IKP) RUMAH SAKIT THURSINA
3. Data Pasien
Data pasien : Nama, Nomor RM, No Ruangan, hanya diisi di form laporan internal.
Nama Pasien : (diisi dengan nama inisial, missal : Tn. ES, atau NY, ES).
Ruangan : Diisi nama ruangan dan nomor ruangan, misal: Ruang Syuhada 14.
Data pasien : Umur, jenis kelamin, penanggung biaya, tanggal masuk rumah sakit
dan jam diisi di form laporan internal dan eksternal (lihat lampiran form laporan IKP).
14
4. Rincian Kejadian
Kejadian ini dirincikan dalam bentuk :
a. Tanggal dan waktu insiden : diisi tanggal dan waktu saat insiden terjadi. Buat
prosedur pelaporan agar tanggal dan waktu insiden tidak lupa, insiden harus
dilaporkan paling lambat 2 x 24 jam atau pada akhir jam kerja/shift jaga.
b. Insiden : diisi jenis insiden yang terjadi, misal : Pasien jatuh, salah identifikasi
pasien, salah pemberian obat, dan lain sebagainya.
c. Kronologis insiden : diisi ringkasan insiden mulai saat sebelum kejadian sampai
terjadinya insiden. Kronologi harus ditulis sesuai dengan kejadian sebenarnya,
bukan pendapat/asumsi pelapor.
d. Jenis insiden : pilih salah satu insiden keselamatan pasien : KTD KNC.
e. Orang pertama yang melaporkan insiden misal : petugas/keluarga pasien, tuliskan
nama dan atau identitas lainnya.
f. Kejadian terjadi pada, jika insiden terjadi pada pasien laporkan ke KKP-Rumah
Sakit. Jika terjadi pada karyawan/keluarga pasien/pengunjung, dilaporkan kepada
internal tim K3 Rumah Sakit.
g. Insiden menyangkut pasien, pilih salah satu.
h. Tempat/lokasi : tempat pasien berada/dirawat.
i. Insiden sesuai kasus penyakit spesialisasi, pasien dirawat oleh spesialisasi? (pilih
salah satu). Bila dirawat oleh dokter umum maka isi pilihan lain-lain : umum. Bila
spesialisasi lebih dari satu (rawat bersama) pilih salah satu yang menyebabkan
insiden. Misal : pasien penyakit dalam dirawat bersama atau dikonsulkan ke
spesialis bedah, kemudian dilakukan tindakan pembedahan dan terjadi KTD,
maka penanggung jawab kasus adalah spesialis bedah.
j. Unit/Departemen yang menyebabkan insiden; misal pasien DHF ke UGD,
diperiksa laboratorium, ternyata ada kesalahan interpretasi hasil pemeriksaan.
Maka ditulis:
Insiden : Salah interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium pada pasien
DHF.
Jenis insiden : KNC (tidak terjadi cidera).
Tempat Lokasi : UGD
Spesialisasi : Kasus penyakit dalam.
Unit Penyebab : Laboratorium.
k. Akibat insiden pilih salah satu (lihat tabel matriks grading risiko).
l. Tindakan yang dilakukan segera setelah insiden, ceritakan penanganan/tindakan
yang saat itu dilakukan agar insiden yang sama tidak terulang kembali.
15
m. Tindakan dilakukan oleh, bila dilakukan oleh tim, maka sebutkan yang terlibat,
misalnya dokter, perawat. Bila dilakukan oleh petugas lain sebutkan, misal :
fisioterapi, analis, bidan dan lain-lain
n. Apakah insiden yang sama pernah terjadi di unit kerja lain, jika ya maka lanjutkan
dengan mengisi pertanyaan dibawahnya.
5. Tipe Insiden
Untuk mengisi tipe insiden, harus melakukan analisis dan investigasi terlebih dahulu.
Insiden terdiri dari : tipe insiden dan sub tipe insiden yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini
(tabel 5)
Tabel 5. Tipe Insiden
TIPE
NO SUB TIPE INSIDEN
INSIDEN
1. Administrasi a. Proses a. Serah terima
Klinik b. Perjanjian
c. Daftar tunggu/antrian
d. Rujukan/konsultasi
e. Admisi
f. Keluar/pulang dari ranap/rumah
sakit
g. Pindah perawatan
h. Identifikasi pasien
i. Consent
j. Pembagian tugas
k. Respon terhadap kegawatdaruratan
b. Masalah a. Tidak performance ketika
dibutuhkan/indikasi
b. Tidak lengkap/inadekuat
c. Tidak tersedia
d. Salah pasien
e. Salah proses/pelayanan
18
9. Alat medis/alat a. Tipe alat Daftar alat medis/alat kesehatan
kesehatan medis/alat
kesehatan
b. Masalah a. Presentation/pemaketan tidak baik
b. Ketidaktersediaan
c. Inapropriate for task
d. Tidak bersih/tidak steril
e. Kegagalan/malfungsi
f. Dislodgement/miskoneksi/removal
g. User error
10. a. Perilaku pasien a. Tidak kooperatif
b. Tidak pantas/sikap
bermusuhan/kasar
c. Berisiko/sembrono/berbahaya
d. Masalah dengan penggunaan
substansi/abuse
e. Mengganggu (harrassment)
f. Diskriminasitif/berprasangka
g. Berkeliaran/melarikan diri
h. Sengaja mencederai diri, bunuh diri
b. Agression/assau a. Agresi verbal
lt b. Kekerasan fisik
c. Kekerasan seksual
d. Kekerasan terhadap mayat
e. Ancaman nyata
11. Jatuh a. Tipe jatuh a. Tersandung
b. Slip
c. Kolaps
d. Hilang keseimbangan
b. Keterlibatan a. Velbed
saat jatuh b. Tempat tidur
c. Kursi
d. Strecher
e. Toilet
f. Peralatan terapi
g. Tangga
h. Dibawa/dibantu oleh orang lain
12. Kecelakaan a. Benturan a. Kontak dengan benda/binatang
tumpul b. Kontak dengan orang
c. Hancur, remuk
d. Gesekan kasar
b. Serangan a. Cakaran, sayatan
tajam/tusukan b. Tusukan
c. Gigitan, sengatan
d. Serangan tajam lainnya
c. Kejadian a. Benturan akibat ledakan bom
mekanik lain b. Kontak dengan mesin
d. Peristiwa
mekanik lain
e. Mekanisme a. Panas yang berlebihan
panas b. Dingin yang berlebihan
f. Ancaman pada a. Ancaman mekanik pernafasan
pernafasan b. Tenggelam atau hampir tenggelam
c. Pembatasan oksigen-kekurangan
tempat
19
d. Confinement to oxygen-deficient
place
g. Paparan bahan a. Keracunan bahan kimia atau
kimia atau substansi lain
substansi lain b. Bahan kimia korosif
h. Mekanisme a. Paparan listrik/radiasi
spesifik lain b. Paparan suara/getaran
yang c. Paparan tekanan udara
menyebabkan d. Paparan karena grafitasi rendah
cedera
i. Paparan karena
dampak cuaca,
bencana alam
Contoh 1:
Insiden : Salah pemberian obat (IM menjadi IV)
Tipe Insiden : Medikasi
Subtipe Insiden : Proses pemberian medikasi: salah pemberian, Masalah : salah rute
pemberian.
Contoh 2:
Insiden : Pasien jatuh dari tempat tidur
Tipe Insiden : Jatuh
20
Subtipe Insiden : Tipe jatuh : slip/terpeleset, keterlibatan saat jatuh : toilet.
Contoh 3:
Insiden : Tertukar hasil pemeriksaan laboratorium
Tipe insiden : Laboratorium
Subtype insiden : Hasil
21
SDM 1. Ketersediaan
2. Tingkat pendidikan dan
keterampilan staf yang berbeda
3. Beban kerja yang optimal
Diklat Manajemen training pelatihan/refreshing
Contoh:
Pasien mengalami luka bakar saat dilakukan fisioterapi, petugas fisioterapi adalah petugas
yang baru bekerja tiga bulan di Rumah Sakit Thursina, hasil investigasi ditemukan :
a. Penyebab langsung
Peralatan/sarana/prasarana : intensitas berlebihan pada alat tranducer.
Petugas : fisioterapis kurang memahami prosedur penggunaan alat.
b. Akar penyebab masalah
Peralatan/sarana/prasarana : manajemen pemeliharaan/maintenance alat tidak ada.
Manajemen (diklat) : tidak pernah diberikan training dan orientasi.
c. Rekomendasi/solusi bisa dibagi atas : jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang.
23
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI
a. Ketersediaan formulir pelaporan insiden keselamatan pasien rumah sakit di setiap bagian
di Rumah Sakit Thursina.
b. Pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan staf rumah sakit mengenai sistem pelaporan insiden
keselamatan pasien rumah sakit. Hal ini ditunjukkan dengan adanya bukti sosialisasi dan
pelatihan, dapat berupa notulen, daftar peserta, dan lain sebagainya.
c. Kepatuhan staf rumah sakit dalam melaksanakan prosedur pelaporan insiden keselamatan
pasien.
d. Adanya bukti pencatatan, analisa, rekomendasi, dan umpan balik terhadap setiap insiden
keselamatan yang dilaporkan.
24
BAB VII
PENUTUP
Sistem pelaporan insiden di rumah sakit merupakan awal proses analisis dan
investigasi insiden. Diharapkan pedoman pelaporan insiden keselamatan pasien ini dapat
menjadi acuan bagi staf Rumah Sakit Thursina untuk melaksanakan sistem pelaporan dan
analisis di Rumah Sakit. Thursina. Dengan meningkatnya jumlah laporan insiden akan
tergambarkan budaya dan motivasi untuk meningkatkan keselamatan pasien dan mutu
pelayanan kepada pasien. Hasil analisis insiden akan menjadi pembelajaran untuk mencegah
kejadian yang sama dikemudian hari.
25
LAMPIRAN
8. Tempat Insiden
Lokasi kejadian ...........................................................................................(sebutkan)
(Tempat pasien berada)
27
11. Akibat Insiden Terhadap Pasien* :
Kematian
Cidera Irreversibel /Cidera Berat
Cidera Reversibel /Cidera Sedang
Cidera Ringan
Tidak ada cidera
14. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?*
Ya Tidak
Apabila Ya, isi bagian dibawah ini.
Kapan ? dan Langkah/tindakan apa yang telah diambil pada unit kerja tersebut
untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
28
Lampiran 2. Formulir laporan insiden keselamatan pasien ke KKP-Rumah Sakit
29
Kapasitas tempat tidur : ..................................................................tempat tidur
Propinsi (lokasi rumah sakit) :........................................................................................
Tanggal Laporan Insiden di kirim ke KNKP : ...............................................................
2. Insiden : ................................................................................................
3. Kronologis Insiden
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
4. Jenis Insiden* :
Kejadian Nyaris Cidera/KNC (Near miss)
Kejadian Tidak Cidera/KTC (No Harm Incident)
Kejadian Tidak diharapkan/KTD (Adverse Event)/Kejadian Sentinel (Sentinel Event)
30
6. Insiden terjadi pada* :
Pasien
Lain-lain ..................................................................................(sebutkan)
Mis : Karyawan/Pengunjung/Pendamping/Keluarga pasien, lapor ke K3RS
8. Tempat Insiden
Lokasi kejadian ............................................................................(sebutkan)
(Tempat pasien berada)
31
Cidera Ringan
Tidak ada cidera
14. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?*
Ya Tidak
Apabila Ya, isi bagian dibawah ini.
Kapan ? dan Langkah/tindakan apa yang telah diambil pada Unit kerja tersebut untuk
mencegah terulangnya kejadian yang sama?
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
32
1. Penyebab langsung (Direct/Proximate/ Immediate Cause)
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
2. Akar penyebab masalah (underlying root cause)
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
3. Rekomendasi/Solusi
NO AKAR MASALAH REKOMENDASI/SOLUSI
NB. * = pilih satu jawaban, kecuali bila berpendapat lain.
33
Lampiran 3. Formulir laporan KPC ke Tim PMKP Rumah Sakit Thursina
2. KPC :
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
34
Perawat
Petugas lainnya ..........................................................................................
35
Lampiran 4. Alur pelaporan insiden keselamatan pasien
Mulai
Biru/Hijau Grading
Investigasi sederhana oleh oleh
atasan langsung atasan
langsung
Merah/Kuning
Laporan hasil investigasi
Selesai
36