AKREDITASI PUSKESMAS
disampaikan pada:
Refreshing Surveior Akreditasi Puskesmas dan Klinik
10 April 2023
PENINGKATAN MUTU
PUSKESMAS (PMP)
BAB V
JUMLAH STANDAR, KRITERIA & EP
BAB V PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS
4/11/23
SISTEMATIKA STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
BAB V. PENINGKATAN MUTU BERKESINAMBUNGAN
5.3
Infeksi
5
STANDAR 5.1
Kriteria 5.1.1
Kepala Puskesmas menetapkan penanggungjawab mutu, tim mutu dan
program peningkatan mutu Puskesmas
Pokok Pikiran
a). Penyelenggaraan pelayananharus dapat
j) Perencanaan, pelaksanaan dan capaian menjamin mutu dan keselamatan pasien,
pelayanan program peningkatan mutu keluarga, masyarakat, dan lingkungan.
didokumentasikan, disosialisasikan, dan
dikomunikasikan
b) Ditetapkan Penanggung Jawab Mutu,
yang dalam pelaksanaan tugasnya
dibantu oleh Tim Mutu Puskesmas
i) Program peningkatan mutu disusun
dengan memperhatian antara lain
pencapaian indikator mutu, c)Penunjukan dan persyaratan kompetensi
perkembangan kebutuhan dan harapan Penanggungjawab Mutu ditentukan oleh
masyarakat, ketentuan perundang- Kepala Puskesmas.
undangan, perkembangan teknologi dan KRITERIA
pedoman yang berlaku
5.1.1 d) tugas tim mutu
Kriteria 5.1.2
Kepala Puskesmas dan tim atau petugas yang diberi tanggung jawab untuk
peningkatan mutu dan keselamatan pasien berkomitmen untuk
membudayakan peningkatan mutu secara berkesinambungan melalui
pengelolaan indikator mutu.
Pokok Pikiran
f) Indikator mutu yang sudah
tercapai dan dapat dipertahankan
selama tahun berjalan dapat diganti a) Kepala Puskesmas bertanggung jawab
dengan indikator mutu yang baru. untuk menetapkan prioritas program dan
kegiatan yang perlu diperbaiki
d) Puskesmas melakukan
pengukuran yang terdiri atas
indikator sebagai berikut. c) Keberhasilan perbaikan terhadap area
(1) Indikator Nasional Mutu (INM) prioritas diukur dengan indikator area prioritas.
(2) Indikator Mutu Prioritas
Puskesmas (IMPP)
(3) Indikator Mutu Pelayanan
Elemen Penilaian
a) Terdapat kebijakan tentang indikator mutu Puskesmas yang dilengkapi dengan
profil indikator (R).
Kriteria 5.1.3
Dilakukan validasi dan analisis hasil pengumpulan data indikator mutu
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk
peningkatan mutu Puskesmas dan kinerja
Pokok Pikiran
a)Manfaat dan keberhasilan program
i) Analisis data dapat dilakukan dengan peningkatan mutu ditunjukkan oleh
cara: ketersediaan data yang sahih.
(1) pencapaian dibandingkan secara serial
dari waktu ke waktu. b) dilakukan validasi data
(2) pencapaian dibandingkan dengan target
yang telah ditentukan.
(3) pencapaian dibandingkan dengan c)Validasi data dilakukan ketika
pencapaian fasilitas pelayanan (1) ada indikator baru yang digunakan;
kesehatan sejenisnya.
(4) pencapaian dibandingkan dengan (2)data akan ditampilkan kepada
standar dan referensi yang digolongkan masyarakat
(3) ada perubahan profil indikator,
sebagai best practice atau panduan KRITERIA (4) ada perubahan data pengukuran
praktik klinis.
yang tidak diketahui sebabnya; dan
j) Puskesmas wajib menyediakan 5.1.3 (5) sumber data berubah,.
informasi publik yang akurat, benar, d) Pelaksanaan validasi data hasil
dan faktual. pengukuran dilakukan oleh petugas
.
yang ditunjuk
b) Dilakukan analisis data seperti yang disebutkan dalam pokok pikiran (D, W).
c) Disusun rencana tindak lanjut berdasarkan hasil analisis dalam bentuk program peningkatan mutu.
(R, D, W)
d) Dilakukan tindaklanjut dan evaluasi terhadap program peningkatan mutu pada huruf c. (D, W)
e) Dilakukan pelaporan indikator mutu kepada kepala puskesmas dan dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan (D, W).
STANDAR 5.1
Kriteria 5.1.4
Peningkatan Mutu dicapai dan dipertahankan
Pokok Pikiran
a) Informasi dari analisis data digunakan untuk mengidentifikasi
g)Program peningkatan mutu Puskesmas potensi perbaikan dan untuk mengurangi atau mencegah kejadian
dilaporkan kepada dinas kesehatan daerah yang merugikan
kabupaten/kota minimal setahun sekali
Infeksi
18
Standar 5.2
Program Manajemen Risiko
Program manajemen risiko digunakan untuk melakukan identifikasi, analisis,
evaluasi, penatalaksanaan risiko dan monitoring dan reviu untuk mengurangi
kerugian dan cedera terhadap pasien, staf, pengunjung, serta institusi puskesmas
dan sasaran pelayanan UKM serta masyarakat.
Kriteria 5.2.1
Risiko dalam penyelenggaraan berbagai upaya Puskesmas terhadap pengguna layanan, keluarga,
masyarakat, petugas, dan lingkungan diidentifikasi, dianalisis, dan dilakukan penatalaksanaannya.
19
Pokok Pikiran
Kategori risiko di Puskesmas meliputi
risiko klinis yang berhubungan
dengan keselamatan pasien dan risiko
Risiko dikelola penanggung jawab dan
non klinis meliputi risiko terkait pelaksana untuk mengupayakan langkah
manajemen fasilitas keselamatan pencegahan dan/atau meminimalisasi risiko
(MFK), risiko PPI yang tidak sehingga tidak menimbulkan akibat negatif atau
kerugian
berdampak pada pasien, risiko
keuangan, risiko kepatuhan, risiko
reputasional dan risiko strategis pada
KMP, pelayanan UKM, serta UKP,
laboratorium, dan kefarmasian.
Program Manajemen Resiko merupakan
pendekatan prooaktif yang komponen
Register risiko/daftar resiko harus pentingnya meliputi :
dibuat sebagai dasar penyusunan 1. Proses identifikasi risiko
program manajemen risiko dan 2. Integrasi risiko
untuk membantu petugas 3. Pelaporan proses manajemen risiko
Puskesmas mengenal dan 4. Pengelolaan terkait tuntuttan
mewaspadai kemungkinan risiko
dan akibatnya
a) Disusun program manajemen risiko untuk ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas (R, W).
b) Tim Mutu Puskesmas memandu penatalaksanaan risiko (D,
W)
Elemen
Penilaian c) Dilakukan identifikasi, analisis dan evaluasi risiko yang
dapat terjadi di Puskesmas yang didokumentasikan dalam
daftar resiko (D, W).
d) Disusun profil risiko yang merupakan risiko prioritas
berdasar evaluasi terhadap hasil identifikasi dan analisis
risiko yang ada pada daftar risiko yang memerlukan
penanganan lebih lanjut (D,W)
21
22
PROSES MANAJEMEN RESIKO
23
KATEGORI RISIKO
Risiko Strategik Risiko yang timbul akibat penetapan dan penerapan strategi yang kurang
tepat, ketidaktepatan dalam pengambilan suatu keputusan strategis dan
kegagalan dalam menghadapi perubahan2 di lingkungan bisnis / eksternal,
termasuk dan / atau pengembangan bisnis baru. (terkait dengan rencana
strategis termasuk tujuan strategis Fasyankes)
Risiko Risiko yang terjadi saat Fasyankes memberikan pelayanan kepada pasien
Operasional baik klinis maupun non klinis.
• Risiko klinis yaitu risiko operasional yang terkait dengan pelayanan
kepada pasien
• Risiko non klinis yang juga termasuk risiko operasional adalah risiko
PPI, risiko MFK
Risiko Keuangan Risiko yang disebabkan segala sesuatu yang menimbulkan tekanan
terhadap pendapatan dan belanja organisasi
Risiko Reputasi Risiko yang disebabkan citra Fasyankes yang dirasakan oleh masyarakat
Risiko kepatuhan Risiko Kepatuhan terhadap hukum dan regulasi yang berlaku
24
RISK MATRIX GRADING IS
RISIKO KLIN
AN
(KESELAMAT
Potencial Concequences PASIEN)
Frekuensi/ Insignificant Minor Moderate Major Catastropic
Likelihood
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
MATRIKS ANALISIS
RISIKO (5X5) Sangat Sangat
Rendah Sedang Tinggi
Rendah Tinggi
Hampir
5 5 10 15 20 25
Pasti Terjadi
Sering
4 4 8 12 16 20
Terjadi
PROB Mungkin
ABILIT 3 3 6 9 12 15
Terjadi
AS
Jarang
2 2 4 6 8 10
Terjadi
Hampir
1 1 2 3 4 5
Tidak Terjadi
26
KO
KRITERIA RISIKO RISI INIS
O N KL
N
Level
Peringkat Risiko Tindakan
Zone
SANGAT
1 1 s/ 2 Tidak perlu tindakan. Monitoring
RENDAH 27
Selera risiko adalah tingkat risiko yang bersedia diambil instansi dalam upayanya mewujudkan tujuan dan sasaran
yang dikehendakinya (PMK 25/2019) 28
29
Standar 5.2
Program Manajemen Risiko
Program manajemen risiko digunakan untuk melakukan identifikasi, analisis, evaluasi,
penatalaksanaan risiko dan monitoring dan reviu untuk mengurangi kerugian dan cedera terhadap
pasien, staf, pengunjung, serta institusi puskesmas dan sasaran pelayanan UKM serta masyarakat.
Upaya manajemen risiko dilaksanakan dengan menyusun program manajemen risiko setiap tahun
yang mancakup proses manajemen risiko yaitu komunikasi dan konsultasi, menetapkan konteks,
identifikasi, analisis, evaluasi, penatalaksanaan risiko, dan pemantauan dan reviu yang dilakukan.
Kriteria 5.2.2
32
RENCANA PENANGANAN DAN PENGENDALIAN RESIKO
33
TABEL PEMANTAUAN RESIKO
34
35
Standar 5.1 Peningkatan Mutu Berkesinambungan
Infeksi
36
Standar 5.3
Sasaran Keselamatan Pasien
Sasaran Keselamatan pasien diterapkan dalam upaya keselamatan pasien.
Puskesmas mengembangkan dan menerapkan sasaran keselamatan pasien sebagai suatu upaya
untuk meningkatkan mutu pelayanan.
Kriteria 5.3.1
37
Pokok Pikiran
Proses identifikasi dengan benar
harus dilakukan mulai dari
Identifikasi harus dilakukan
penapisan atau skrining, pada
minimal dengan dua cara
saat pendaftaran, serta pada
identifikasi yang relatif tidak
setiap akan dilakukan prosedur
berubah, yaitu nama lengkap,
diagnostik, prosedur tindakan,
tanggal lahir, nomor rekam medis,
pemberian obat, dan pemberian
atau nomor induk kependudukan.
diet.
39
Standar 5.3
Sasaran Keselamatan Pasien
Sasaran Keselamatan pasien diterapkan dalam upaya keselamatan pasien.
Puskesmas mengembangkan dan menerapkan sasaran keselamatan pasien sebagai suatu upaya
untuk meningkatkan mutu pelayanan.
Kriteria 5.3.2
40
Pokok Pikiran
Kriteria 5.3.3
43
Pokok Pikiran
Obat yang perlu diwaspadai (high alert
medications) adalah obat-obatan yang Kesalahan pemberian obat
memiliki risiko menyebabkan cedera serius
pada pasien jika digunakan dengan tidak dapat juga terjadi akibat adanya
tepat. obat dengan nama dan rupa
Obat higt alert meliputi :
1) Obat risiko tinggi, yaitu obat dengan zat obat mirip (look alike sound
aktif yang dapat menimbulkan kematian alike).
atau kecacatan bila terjadi kesalahan Kebijakan dan prosedur tentang
(error) dalam penggunaannya (contoh:
insulin, heparin atau sitostatika),
pengelolaan obat yang perlu
2) Obat yang terlihat mirip dan diwaspadai ditetapkan dan
kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dilaksanakan yang meliputi
dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look
Alike Sound Alike/LASA)
penyimpanan, penataan, peresepan,
3) Elektrolit konsentrat contoh: kalium pelabelan, penyiapan, penggunaan,
klorida dengan konsentrasi sama atau dan evaluasi penggunaan obat yang
lebih dari 1 mEq/ml, natrium klorida
perlu diwaspadai, termasuk obat
dengan konsentrasi lebih dari 0,9% dan
magnesium sulfat injeksi dengan psikotropika, narkotika, dan obat
konsentrasi sama atau lebih dari 50%. dengan nama atau rupa mirip.
a) Disusun daftar obat yang perlu diwaspadai dan obat
dengan nama atau rupa mirip serta dilakukan
pelabelan dan penataan obat yang perlu diwaspadai
Elemen dan obat dengan nama atau rupa mirip sesuai dengan
Penilaian
kebijakan dan prosedur yang disusun (R, D, O, W).
45
Standar 5.3
Sasaran Keselamatan Pasien
Sasaran Keselamatan pasien diterapkan dalam upaya keselamatan pasien.
Puskesmas mengembangkan dan menerapkan sasaran keselamatan pasien
sebagai suatu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan.
Kriteria 5.3.4
Proses untuk memastikan tepat pasien, tepat prosedur, dan tepat sisi pada pasien
yang menjalani operasi/tindakan medis ditetapkan dan dilaksanakan.
46
Pokok Pikiran
48
Standar 5.3
Sasaran Keselamatan Pasien
Sasaran Keselamatan pasien diterapkan dalam upaya keselamatan pasien.
Puskesmas mengembangkan dan menerapkan sasaran keselamatan pasien
sebagai suatu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan.
Kriteria 5.3.5
Proses kebersihan tangan diterapkan untuk menurunkan risiko infeksi yang terkait
dengan pelayanan kesehatan.
49
Pokok Pikiran
51
Standar 5.3
Sasaran Keselamatan Pasien
Sasaran Keselamatan pasien diterapkan dalam upaya keselamatan pasien.
Puskesmas mengembangkan dan menerapkan sasaran keselamatan pasien
sebagai suatu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan.
Kriteria 5.3.6
52
Pokok Pikiran
Risiko jatuh dapat terjadi
pada pasien dengan
riwayat jatuh, penggunaan
obat, minum minuman
beralkohol, gangguan Contoh alat untuk melakukan
keseimbangan, gangguan penapisan pada pasien rawat
visus, gangguan mental,
dan sebab yang lain inap adalah skala Morse untuk
pasien dewasa dan skala
Penapisan risiko jatuh
Humpty Dumpty untuk anak,
dilakukan pada pasien rajal
sedangkan untuk pasien rawat
dengan mempertimbangkan :
jalan dilakukan dengan
1. Kondisi pasien
menggunakan get up and go test
2. Diagnosis
3. Situasi
4. Lokasi
a) Dilakukan penapisan pasien dengan risiko jatuh jatuh
di rawat jalan dan pengkajian risiko jatuh di IGD dan
Elemen rawat inap sesuai dengan kebijakan dan prosedur
Penilaian
serta dilakukan upaya untuk mengurangi risiko
tersebut (R, O, W, S).
54
Standar 5.1 Peningkatan Mutu Berkesinambungan
Infeksi
55
Standar 5.4
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien dan Pengembangan
Budaya Keselamatan
Puskesmas menetapkan sistem pelaporan insiden keselamatan pasien dan
pengembangan budaya keselamatan.
Pelaporan insiden keselamatan pasien berhubungan dengan budaya keselamatan
di Puskesmas dan diperlukan untuk mencegah insiden lebih lanjut atau berulang
pada masa mendatang yang akan membawa dampak kerugian yang lebih besar
bagi Puskesmas.
Kriteria 5.4.1
Dilakukan pelaporan, dokumentasi, analisis akar masalah, dan penyusunan
tindakan korektif sebagai upaya perbaikan, dan pencegahan potensi insiden
keselamatan pasien. 56
Pokok Pikiran
58
Standar 5.4
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien dan Pengembangan
Budaya Keselamatan
Puskesmas menetapkan sistem pelaporan insiden keselamatan pasien dan
pengembangan budaya keselamatan.
Pelaporan insiden keselamatan pasien berhubungan dengan budaya keselamatan
di Puskesmas dan diperlukan untuk mencegah insiden lebih lanjut atau berulang
pada masa mendatang yang akan membawa dampak kerugian yang lebih besar
bagi Puskesmas.
Kriteria 5.4.2
Tenaga kesehatan pemberi asuhan berperan penting dalam memperbaiki perilaku
dalam pemberian pelayanan yang mencerminkan budaya mutu dan budaya
keselamatan. 59
Pokok Pikiran
61
Standar 5.1 Peningkatan Mutu Berkesinambungan
Infeksi
62
Standar 5.5
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Kriteria 5.5.1
Regulasi dan program pencegahan dan pengendalian infeksi dilaksanakan oleh
seluruh karyawan Puskesmas secara komprehensif untuk mencegah dan
meminimalkan risiko terjadinya infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehatan.
63
Pokok Pikiran
Puskesmas perlu menyusun
program PPI yang meliputi : Pencegahan dan pengendalian
(a) implementasi kewaspadaan infeksi yang selanjutnya
isolasi yang terdiri atas disingkat PPI adalah upaya
kewaspadaan standar dan untuk mencegah dan
kewaspadaan berdasar transmisi,
meminimalkan terjadinya infeksi
(b) pendidikan dan pelatihan PPI
(dapat berupa pelatihan atau pada pasien, petugas,
lokakarya) baik bagi petugas pengunjung, dan masyarakat
maupun pasien dan keluarga, serta sekitar fasilitas kesehatan.
masyarakat, (c) penyusunan dan
penerapan bundel infeksi terkait
pelayanan kesehatan, (d) Risiko infeksi yang didapat dan/
pemantauan (monitoring) atau ditularkan di antara pasien,
pelaksanaan kewaspadaan isolasi, staf, mahasiswa, dan
(e) surveilans penyakit infeksi pengunjung diidentifikasi dan
terkait pelayanan kesehatan, serta dicegah atau diminimalkan
(f) penggunaan anti mikroba secara melalui kegiatan PPI.
bijak dan dilakukan pelaporan
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
a) Puskesmas menyusun rencana dan melaksanakan program PPI yang
terdiri atas (R, D):
(1). implementasi kewaspadaan isolasi yang terdiri atas kewaspadaan
standar dan kewaspadaan berdasar transmisi,
65
Standar 5.5
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Kriteria 5.5.2
Dilakukan identifikasi berbagai risiko infeksi dalam penyelenggaraan pelayanan
sebagai dasar untuk menyusun dan menerapkan strategi untuk mengurangi risiko
tersebut.
66
Pokok Pikiran
Puskesmas melakukan Puskesmas harus menetapkan kriteria
identifikasi dan kajian risiko risiko untuk menangani dampak
infeksi, baik dalam tersebut yang dituangkan dalam
penyelenggaraan pelayanan bentuk regulasi tentang penilaian
upaya kesehatan perseorangan risiko dan pengendalian infeksi
maupun upaya kesehatan (infection control risk assessment/ICRA).
masyarakat
Berdasarkan kajian tersebut, Untuk penerapan kewaspadaan isolasi,
disusun strategi dalam perlu dipastikan:
pencegahan dan pengendalian (1) ketersediaan alat pelindung diri
infeksi melalui (a) kewaspadaan (APD),
isolasi yang terdiri atas dua (2) ketersediaan linen yang benar;
lapis, yaitu kewaspadaan
(3) ketersediaan alat medis sesuai
standar dan kewaspadaan
berdasar transmisi, (b) dengan ketentuan;
penggunaan antimikroba (4) ketersediaan peralatan penyuntikan
secara bijak, dan (c) yang aman; dan
pelaksanaan bundel infeksi (5) pengelolaan limbah
terkait pelayanan kesehatan,
a) Dilakukan identifikasi dan kajian risiko infeksi terkait
dengan penyelenggaraan pelayanan di Puskesmas
(D, W).
Elemen
Penilaian b) Disusun dan dilaksanakan strategi untuk
meminimalkan risiko infeksi terkait dengan
penyelenggaraan pelayanan di Puskesmas dan
dipastikan ketersediaan (a) sampai (c) yang
tercantum dalam bagian Pokok Pikiran (D, W).
68
Standar 5.5
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Kriteria 5.5.3
Puskesmas yang mengurangi risiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan
perlu melaksanakan dan mengimplementasikan program PPI untuk mengurangi
risiko infeksi baik bagi pasien, petugas, keluarga pasien, masyarakat, maupun
lingkungan. 69
Pokok Pikiran
71
Standar 5.5
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Kriteria 5.5.4
Puskesmas melakukan upaya kebersihan tangan sesuai standar.
72
Pokok Pikiran
74
Standar 5.5
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Kriteria 5.5.5
Dilakukan upaya pencegahan penularan infeksi dengan penerapan kewaspadaan
berdasar transmisi dalam penyelenggaraan pelayanan pasien yang dapat ditularkan
melalui transmisi. 75
Pokok Pikiran
Untuk mengurangi risiko penularan air
Kewaspadaan berdasar borne disease, dilakukan antara lain
transmisi meliputi kewaspadaan dengan penggunaan APD, penataan
ruang periksa, penempatan pasien,
terhadap penularan melalui ataupun transfer pasien dilakukan
sesuai dengan prinsip PPI
kontak, droplet, dan air borne.
77
Standar 5.5
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Kriteria 5.5.6
Ditetapkan dan dilakukan proses untuk menangani outbreak infeksi, baik di
Puskesmas maupun di wilayah kerja Puskesmas.
78
Pokok Pikiran
80
TERIMA KASIH