B. DEFINISI
Keselamatan pasien (patient safety) adalah proses dalam suatu Rumah Sakit yang
memberikan pelayanan pasien yang lebih aman. Termasuk di dalamnya asesmen risiko,
identifikasi, dan manajemen risiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan menerapkan solusi untuk
mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko. (Penjelasan UU 44/2009 tentang RS
pasal 43).
Insiden Kesalamatan Pasien (IKP) adalah setiap kejadian yang tidak di sengaja dan tidak
diharapkan yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada
pasien.Pelaporan insiden adalah suatu sistem untuk mendokumentasikan laporan insiden
keselamatan pasien, analisis dan solusi untuk pembelajaran.
C. TUJUAN
1. Terlaksananya sistem pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan pasien
2. Terlaksananya identifikasi penyebab insiden keselamatan pasien sampai pada akar
masalah
3. Untuk memperoleh data/angka insiden keselamatan pasien
4. Upaya pencegahan kejadian insiden keselamatan pasien berikutnya
5. Adanya pembelajaran untuk perbaikan asuhan kepada pasien
-3-
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup laporan insiden keselamatan pasien adalah seluruh unit kerja dan atau
lingkungan RSU. ST Madyang mencakup:
1. Kejadian Nyaris Cidera
2. Kejadian Tidak Cidera
3. Kejadian Tidak Diharapkan
4. Kejadian sentinel
5. Kejadian Potensial Cidera
6. Analisis insiden menggunakan:
Investigasi sederhana
Root Cause Analysis (RCA)
1) Kejadian Potensial Cidera (KPC) adalah suatu kondisi yang sangat berpotensi
untuk menimbulkan cedera tetapi belum terjadi insiden.
2) Kejadian nyaris cedera (KNC) adalah suatu insiden yang belum sampai
terpapar ke pasien sehingga tidak menyebabkan cedera pada pasien. Kejadian
nyaris cedera meliputi:
a) Semua kejadian salah obat, yang belum sampai terpapar ke pasien
b) Semua kesalahan medis (medical error) yang belum sampai
terpapar ke pasien
3) Kejadian Tidak Cidera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien,
tetapi tidak menimbulkan cedera, dapat terjadi karena "keberuntungan" (misal;
pasien terima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat), atau
"peringanan" (suatu obat dengan reaksi alergi diberikan, diketahui secara dini
lalu diberikan antidotumnya).
4) Kejadian tidak diharapkan (KTD) adalah suatu kejadian yang
mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
(commission) atau karena tidak bertindak (ommission), bukan karena
underlying diseases/kondisi pasien. Kejadian tidak diharapkan (KTD)
mencakup:
b) Untuk grade Kuning / Merah, insiden akan dianalisis menggunakan Analisis akar
masalah / Root Cause Analysis (RCA)
c) RCA dilakukan dalam batas waktu yang ditetapkan yaitu maksimal 45 hari sejak
tanggal insiden terjadi atau disadari.
d) RCA dilakukan oleh tim yang terdiri dari multi profesi dan multi unit
-6-
BAB III
TATA LAKSANA
Penilaian matriks risiko adalah suatu metode analisa kualitatif untuk menentukan
derajat risiko suatu insiden berdasarkan Dampak dan Probabilitasnya.
Setelah nilai Dampak dan Probabilitas diketahui, dimasukkan dalam Tabel Matriks
Grading Risiko untuk menghitung skor risiko dan mencari warna bands
risiko.
Skor Risiko
Cara menghitung skor risiko : Untuk menentukan skor risiko digunakan matriks
grading risiko (tabel 3)
-7-
Tetapkan frekuensi pada kolom kiri
Tetapkan dampak pada baris ke arah kanan
Tetapkan warna bandsnya, berdasarkan pertemuan antara frekuensi dan
damp
Bands Risiko
Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna
yaitu: Biru, Hijau, Kuning dan Merah. Warna "bands" akan menentukan Investigasi
yang akan dilakukan:Bands BIRU dan HIJAU : Investigasi sederhana Bands
KUNING dan MERAH : Investigasi Komprehensif / RCA
W arna bands: hasil pertemuan antara nilai dampak yang diurut kebawah dan nilai
probabilitas yang diurut ke samping kanan
Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisa yang dilakukan sebagai
berikut:
I. Grading biru : investigasi sederhana oleh atasan langsung bersama dengan staf
di unit waktu maksimal 1 minggu
II. Grading hijau : investigasi sederhana oleh atasan langsung bersamadengan staf di
unit waktu maksimal 2 minggu
III. Grading kuning : investigasi komprehensif/analisis akar masalah/ RCA, waktu
maksimal 45 hari
IV. Grading merah : investigasi komprehensif/analisis akar masalah/ RCA, waktu
maksimal 45 hari
-8-
B. Prosedur pelaporan Insiden Keselamatan pasien pada KPC,KNC, KTD,KTC
Apabila terjadi Insiden Keselamatan Pasien (KPC, KNC, KTD, KTC) wajib segera
ditindaklanjuti (dicegah/ditangani) untuk mengurangi dampak/akibat yang tidak
diharapkan
Setelah ditindak lanjuti, segera membuat laporan insiden dengan mengisi Formulir
Laporan Insiden pada akhir jam kerja/shift kepada Atasan langsung. Jangan menunda
laporan.
Segera serahkan laporan kepada Atasan langsung (kepala unit)
Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan grading risiko terhadap
insiden yang dilaporkan menggunakan analisis matriks grading
Atasan menyerahkan laporan insiden ke Sub Keselamatan Pasien Komiten
Mutu dan Manajemen Risiko paling lambat 2x24 jam setelah insiden.
Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisa yang akan dilakukan
sesuai dengan analisis matriks grading apakah menggunakan investigasi sederhana
atau Root Cause Analysis (RCA)
Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil investigasi dan laporan
insiden dilaporkan ke Sub Keselamatan Pasien RSU. ST Madyang
Sub Keselamatan Pasien RSU. ST Madyang akan menganalisa kembali hasil
Investigasi dan Laporan insiden untuk menentukan apakah perlu dilakukan investigasi
lanjutan (RCA)
Untuk grade Kuning / Merah, Sub Keselamatan Pasien RSU. ST Madyang akan
melakukan Analisis akar masalah / Root Cause Analysis (RCA)
RCA dilakukan dalam batas waktu yang ditetapkan yaitu maksimal 45 hari sejak
tanggal insiden terjadi atau disadari.
RCA dilakukan oleh tim untuk mengidentifikasi sumber asal kejadian dapat
mengarah pada perbaikan dan atau tindakan dalam mencegah atau mengurangi
risiko dari kejadian sentine l berulang.. Langkah - langkah RCA sebagai berikut:
RCA dilakukan dalam batas waktu yang ditetapkan yaitu maksimal 45 hari sejak
tanggal insiden terjadi atau disadari.
RCA dilakukan oleh tim untuk mengidentifikasi sumber asal kejadian dapat
mengarah pada perbaikan dan atau tindakan dalam mencegah atau mengurangi
risiko dari kejadian sentinel berulang. Ketua tim RCA adalah pimpinan unit
terkait dengan surat keputusan direktur. Langkah- langkah RCA sebagai berikut:
Laporan ke
Insiden
Atasan
Langsung
Tangani
Grading
Segera
Biru/Hijau Merah/kuning
Investigasi
sederhana
Laporan
kejadian
Rekomendasi investigasi
Regrading
RCA
Feedback ke
Rekomendasi Laporan Laporan
Unit
-16-
BAB IV
DOKUMENTASI
Kepala Unit
Nama : Tanggal mulai investigasi :
Tanda tangan : Tanggal selesai investigasi
:
A.DATA PASIEN
1. UMUR : …….. Hari …….. Bulan ……. Tahun
2. Penanggung biaya pasien :
a. BPJS
b. Jamkesda
c. Umum/pribadi
d. Asuransi swasta
e. Pemerintah
f. Perusahaan
g. Lain-lain : sebutkan :
…………………………………………………….
3. Jenis kelamin :
a. Perempuan
b. Laki-laki
4. Tanggal mendapatkan pelayanan :
………………………………………
B.RINCIAN KEJADIAN
1. Tanggal dan waktu insiden :
2. Insiden :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………
3. Kronologi insiden :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………
-
19-
4. Jenis insiden :
a. Kejadian Potensial Cedera (KPC)
b. Kejadian Nyaris Cidera (KNC)
c. Kejadian Tidak Cedera (KTC)
d. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
e. Kejadian Sentinel
5. Insiden terjadi pada pasien :
a. Penyakit dalam dan subspesialisnya
b. Anak dan subspesialisnya
c. Bedah dan subspesialisnya
d. Obstetri gynekologi dan subspesialisnya
e. THT dan subspesialisnya
f. Mata dan subspesialisnya
g. Saraf dan subspesialisnya
h. Anestesi dan subspesialisnya
i. Kulit & kelamin dan subspesialisnya
j. Jantung dan subspesialisnya
k. Paru dan subspesialisnya
l. Urologi dan subspesialisnya
m. Orthopedi dan subspesialisnya
n. Lain-lain : sebutkan :
…………………………………………………….
6. Dampak insiden terhadap pasien :
a. Kematian
b. Cedera berat
c. Cedera sedang
d. Cedera ringan
e. Tidak cedera
7. Probabilitas :
a. Sangat jarang (>5 tahun/kali)
b. Jarang (>2-5 tahun/kali)
c. Mungkin (1-2 tahun/kali)
d. Sering (beberapa kali/tahun)
e. Sangat sering (tiap minggu/bulan)
8. Orang pertama yang melaporkan insiden :
a. Karyawan : sebutkan :
…………………………………………………
-
20-
b. Pasien
c. Keluarga/pendamping pasien
d. Pengunjung
e. Lain-lain : sebutkan :
…………………………………………………….
9. Insiden menyangkut pasien :
a. Pasien rawat inap
b. Pasien rawat jalan
c. Pasien IGD
d. Lain-lain : sebutkan :
…………………………………………………….
10. Tempat insiden :
a. Dalam gedung fasyankes : sebutkan :
………………………………..
b. Luar gedung fasyankes : sebutkan :
………………………………….
11. Unit/departemen terkait penyebab insiden :
a. IGD
b. Rawat jalan
c. Rawat inap termasuk intensive care
d. Laboratorium
e. Radiologi
f. Fisioterapi
g. Kamar operasi
h. Farmasi
i. Gizi
j. IPSRS
k. Lain-lain : sebutkan :
…………………………………………………….
12. Tindak lanjut yang dilakukan segera setelah kejadian, dan hasilnya
:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
-
21-
……………………………………………………………………………
…………………………………………
i. Produk seluler
ii. Peresepan
iii. Persiapan/dispensing
iv. Pengantaran
v. Pemberian
vi. Penyimpanan
vii. Monitoring
viii. Presentasi/pemaketan
ix. Supply/pesan
c) Masalah
I. Sub-sub tipe insiden
i. Salah pasien
ii. Salah darah/produk lainnya
iii. Salah dosis/kekuatan/frekuensi
iv. Salah jumlah
v. Salah label dispensing/intruksi
vi. Kontraindikasi
vii. Salah penyimpanan
viii. Obat atau dosis yang diabaikan
ix. Darah kadaluarsa
x. Efek samping (adverse effect)
g. Nutrisi
1) Sub tipe insiden
a) Nutrisi yang terkait
I. Sub-sub tipe insiden
i. Nutrisi umum
ii. Nutrisi khusus
b) Proses nutrisi
I. Sub-sub tipe insiden
i. Peresepan/permintaan
ii. Persiapan/manufaktur/memasak
iii. Supply/order
iv. Penyajian
v. Dispensing/alokasi
vi. Pengantaran
vii. Pemberian
viii. Penyimpanan
-
26-
c) Masalah
I. Sub-sub tipe insiden
i. Salah pasien
ii. Salah diet
iii. Salah jumlah
iv. Salah frekuensi
v. Salah konsistensi
h. Oksigen/gas
1) Sub tipe insiden
a) Oksigen/gas terkait
I. Sub-sub tipe insiden
i. Daftar oksigen/gas terkait
b) Proses penggunaan oksigen/gas
I. Sub-sub tipe insiden
i. Label silinder/warna kode/index pin
ii. Peresepan
iii. Pemberian
iv. Pengantaran
v. Supply/order
vi. penyimpanan
c) Masalah
I. Sub-sub tipe insiden
i. Salah pasien
ii. Salah gas
iii. Salah rate/flow/konsentrasi
iv. Salah model pengantaran
v. Kontraindikasi
vi. Salah penyimpanan
vii. Gagal pemberian
viii. Kontaminasi
j. Alat medis/alat kesehatan/equipment property
1) Sub tipe insiden
a) Tipe alat medis/alat kesehatan/equipment property
I. Sub-sub tipe insiden
i. Daftar alat medis/alat kesehatan/ equipment property
b) Masalah
I. Sub-sub tipe insiden
-
27-
f) Verifikasi/validasi
g) Hasil
2. Tipe harm (dampak yang terjadi akibat insiden)
a. Patofisiologi (diagnosis penyakit)
1) Patofisiologi:
……………………………………………………………...
2) Kausa patofisiologi:
……………………………………………………...
b. Cedera (injury)
1) Cedera (injury):
…………………………………………………………..
2) Kausa cedera:
……………………………………………………………
c. Lain-lain: sebutkan:
…………………………………………………………
3. Masalah
a. Asuhan pelayanan/care manajement problem (CMP) :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………..
b. Masalah pelayanan/service delivery problem (SDP) :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………..
4. Penyebab insiden
a. Penyebab langsung (proximate/immediate cuase) :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
-
31-
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………..
b. Akar masalah (root cause) :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
………………………..
5. Orang yang terlibat sebagai penyebab langsung insiden
a. Tenaga medis
1) Sebutkan tenaga medis
a) Dokter
b) Dokter gigi
b. Tenaga kesehatan
1) Sebutkan tenaga kesehatan
a) Tenaga psikologis klinis
b) Tenaga keperawatan
c) Tenaga kebidanan
d) Tenaga kefarmasian
I. Apoteker
II. Tenaga teknis kefarmasian
e) Tenaga kesehatan masyarakat
I. Epidemiolog kesehatan
II. Tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku
III. Pembimbing kesehatan kerja
IV. Tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan
V. Tenaga biostatistik dan kependudukan
VI. Tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga
f) Tenaga kesehatan lingkungan
I. Sanitasi lingkungan
II. Entomologi kesehatan
III. Mikrobiologi kesehatan
g) Tenaga gizi
I. Nutrisionis
-
32-
II. Dietisien
h) Tenaga keterampilan fisik
I. Fisioterapis
II. Okupasi terapis
III. Terapis wicara
IV. Akupuntur
i) Tenaga ketehnisan medis
I. Perekam medis dan informasi kesehatan
II. Teknik kardiovaskuler
III. Teknik pelayanan darah
IV. Refraksionis optisien/optometris
V. Teknis gizi
VI. Penata anestesi
VII.Terapis gigi dan mulut
VIII. Audiologis
j) Tenaga kesehatan tradisional
I. Tenaga kesehatan tradisional ramuan
II. Tenaga kesehatan tradisional keterampilan
c. Tenaga kesehatan lain
d. Pasien lain
e. Pengunjung
f. Keluarga/penunggu pasien
g. Pasien sendiri
h. Peserta didik/mahasiswa
i. Lain-lain : sebutkan :
………………………………………………………..
6. Proses/fase pelayanan saat terjadi insiden
a. Pelayanan di luar gedung/fasyankes
1) Sub proses
a) Home care
I. Sub-sub proses
i. Pengkajian
ii. Pemberian obat
iii. Saat melakukan prosedur/tindakan
iv. Saat pemberian konseling/KIE
v. Saat monitoring status klinis
vi. Saat follow up
-
33-
a) Faktor kognitif
b) Faktor kinerja/performace, kesalahan tehnis dalam
penatalaksanaan (berdasarkan fisik dan keterampilan)
c) Tingkah laku
d) Faktor komunikasi
e) Faktor-faktor terkait: faktor patologis/penyakit pasien
f) Faktor emosi
g) Faktor sosial
b. Faktor pasien
1) Sub komponen faktor pasien
a) Faktor kognitif
b) Tingkah laku
c) Faktor komunikasi
d) Faktor-faktor terkait: faktor patologis/penyakit pasien
e) Faktor emosi
f) Faktor sosial
c. Faktor ekternal
1) Sub komponen faktor ekternal
a) Lingkungan alam
b) Produk teknologi infrastruktur
c) Pelayanan, sistem, kebijakan
d. Faktor fasyankes
1) Sub komponen faktor fasyankes
a) Kebijakan, prosedur, protocol, proses
b) Keputusan organisasi, budaya organisasi
c) Kerjasama tim
d) Sumber daya/beban kerja
e. Faktor lingkungan
1) Sub komponen faktor lingkungan
a) Lingkungan fisik/infrastruktur
b) Lokasi yang jauh dari fasilitas pelayanan (remote area)
c) Asesmen resiko lingkungan/evaluasi keselamatan lingkungan
d) Regulasi/kode yang digunakan saat ini
8. Faktor mitigasi
a. Untuk pasien
1) Langsung ditangan/direspon
2) Dilakukan penatalaksanaan/tindakan/prosedur
-
35-
3) Pasien dirujuk
4) Pemberian edukasi/penjelasan kepada pasien dan keluarga
5) Menyatakan empati
6) Lain-lain: sebutkan:
……………………………………………………...
b. Untuk fasyankes
1) Kepatuhan terhadap SOP
2) Ketersediaan kecukupan dan siap pakai sarana prasarana, alat
kesehatan/alat pendukung manajemen (ATK)
3) Perbaikan dokumen
4) Lain-lain : sebutkan :
…………………………………………………….
c. Untuk faktor penyebab terkait
1) Faktor keamanan/lingkungan fisik
2) Faktor pengendalian infeksi
3) Faktor pemberian terapi
4) Faktor alat kesehatan
5) Lain-lain : sebutkan :
…………………………………………………….
9. Cara mendeteksi insiden:
a. Berasal dari laporan insiden
b. Mengetahui dari perubahan kondisi pasien
c. Dengan mesin/sistem/perubahan lingkungan/alarm
d. Saat perhitungan/audit/review
e. Saat penilaian risiko secara proaktif
f. Lain-lain : sebutkan :
………………………………………………………
10. Dampak pada fasyankes
a. Kerusakan fasyankes (property damages)
b. Peningkatan alokasi sumber daya yang dibutuhkan
c. Publikasi media
d. Keluhan
e. Reputasi fasyankes menjadi jelek
f. Konsekuensi hukum
g. Lain-lain : sebutkan :
………………………………………………………..
-
36-
11. Rekomendasi:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………
12. Tindakan yang akan dilakukan:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………
13. Tindakan perbaikan
a. Kepada pasien
1) Penata laksanaan penyakit
2) Penata laksanaan cedera
3) Penata laksanaan disabilitas
4) Pemberian kompensasi
5) Penyataan empati
6) Lain-lain: sebutkan:
……………………………………………………...
b. Kepada fasyankes
1) Pengelolaan media/hubungan masyarakat
2) Penatalaksanaan keluhan/complain
3) Penatalaksanaan klaim/manejemen risiko
4) Debriefing/konseling petugas
5) Pemberitahuan internal (memorantum/surat edaran dll)
6) Rekonsiliasi obat
7) Perubahan budaya
8) Edukasi dan pelatihan petugas
9) Lain-lain: sebutkan:
……………………………………………………...
14. Tindakan untuk mengurangi risiko
a. Kepada pasien
-
37-