KERANGKA ACUAN
PEMANTAUAN/ KUNJUNGAN RUMAH IBU HAMIL RESTI
A. Pendahuluan
Pemberian asuhan kehamilan tidak hanya dilakukan di Puskesmas saja, tetapi dapat
dimulai dari sub system masyarakat (keluarga). Semua ibu hamil berpotensi mempunyai
resiko terjadinya bahaya / komplikasi persalinan dalam kehamilan dan persalinannya.
Dampak komplikasi persalinan antara lain : kematian, kesakitan, kecacatan dan
ketidaknyamanan. Tujuan dari kunjungan kehamilan ini (Ante Natal Care) adalah
memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
bayi, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental sosial ibu serta bayi,
mendeteksi factor resiko pada setiap ibu hamil. Ibu Hamil secara ideal melaksanakan
perawatan kehamilan maksimal 13 s.d 15 kali dan minimal 4 kali pada Trimester III,
namun jika terdapat kelainan dalam kehamilannya maka frekuensi pemeriksaan
disesuaikan menurut kebutuhan masing-masing.
B. Latar Belakang
Kehamilan adalah sejak di mulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari ). Kehamilan sebagai
keadaan fisiologis dapat di ikuti proses patologis yang mengancam keadaan ibu dan janin.
Tenaga kesehatan harus dapat mengenal perubahan yang mungkin terjadi sehingga
kelainan yang dapat di kenal lebih dini. Misalnya perubahan yang terjadi adalah odema
yang terjadi pada tungkai bawah pada trimester terakhir dapat merupakan fisiologis.
Namun bila di sertai oedema di tubuh bagian atas seperti muka dan lengan terutama bila
di ikuti peningkatan tekanan darah di curigai adanya pre eklamsi.
Perdarahan pada trimester pertama dapat merupakan fisiologis yaitu tanda Hartman
yaitu akibat proses nidasi blastosis ke endometrium yang menyebabkan permukaan
perdarahan berlangsung sebentar, sedikit dan tidak membahayakan kehamilan tapi dapat
merupakan hal patologis yaitu abortus, kehamilan ektopik atau mola hidatidosa.
Kehamilan resiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi keadaan optimalisasi
ibu maupun janin pada kehamilan yang di hadapi. Kehamilan resiko tinggi adalah
beberapa situasi dan kondisi serta keadaan umum seorang selama masa kehamilan,
persalinan, nifas akan memberikan ancaman pada kesehatan jiwa ibu maupun janin yang
di kandungnya.
C. Landasan Hukum
1. Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia nomor 5063)
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan dan
Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2017 tentang Puskesmas
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor. 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014 Tentang
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa
Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan
Kesehatan Seksual
10. Sasaran
Ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Lalowaru yang mempunyai resiko tinggi.
Yang termasuk kehamilan resiko tinggi menurut poedjo rochyati sebagai berikut ;
1. Primipara muda umur < 16 tahun
2. Primipara tua umur > 35 tahun
3. Primipara sekunder dengan umur anak kecil > 5 tahun
4. Tinggi badan < 145 cm
5. Riwayat kehamilan yang buruk
6. Pre eklamsi – eklampsia
7. Gravid serotinus
8. Kehamilan perdarahan anterpartum
9. Kehamilan dengan kelainan letak
10. Kehamilan dengan penyakit ibu yang memyertai.
11. Biaya
Biaya Transport kegiatan pemeriksaan ibu hamil di posyandu ini dibebankan pada
pembiayaan BOK puskesmas tahun Anggaran 2020