Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS CAMPAKAMULYA
Jl. Raya Warungkadu Km.05 Campakamulya Telp: (0263) 2342244 Kode Pos: 43269
e-mail : pkm.campakamulya@gmail.com

KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS CAMPAKAMULYA
NOMOR : 870/080/PKM/SK/II/2018

TENTANG
SASARAN-SASARAN KESELAMATAN PASIEN
PUSKESMAS CAMPAKAMULYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKESMAS CAMPAKAMULYA,

Menimbang : a. dalam upaya peningkatan mutu layanan klinis perlu ditetapkan


ukuran-ukuran mutu layanan klinis yang menjadi sasaran
peningkatan layanan klinis;
b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas ditetapkan
sasaran-sasaran keselamatan pasien.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004, tentang Praktek


Kedokteran;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290
Tahun 2008 Tentang Persetujuan Tindakan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS CAMPAKAMULYA TENTANG


SASARAN-SASARAN KESELAMATAN PASIEN
Kesatu : Sasaran-sasaran keselamatan pasien seperti yang tertera dalam
lampiran surat keputusan ini;
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Campakamulya
pada tanggal : 14 Februari 2018
KEPALA PUSKESMAS CAMPAKAMULYA,

TB. WAHYU RAHAYU

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA


PUSKESMAS
CAMPAKAMULYA
NOMOR : 870/080/PKM/SK/II/2018
TENTANG : SASARAN-SASARAN
KESELAMATAN PASIEN

1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien


Puskesmas mengembangkan pendekatan untuk
memperbaiki/meningkatkan ketelitian identifikasi pasien.
Maksud dan Tujuan Sasaran I
Kesalahan karena keliru dalam mengidentifikasi pasien dapat terjadi di
hampir semua aspek/tahapan diagnosis dan pengobatan. Maksud sasaran ini
adalah untuk melakukan dua kali pengecekan yaitu: pertama, untuk
identifikasi pasien sebagai individu yang akan menerima pelayanan atau
pengobatan; dan kedua, untuk kesesuaian pelayanan atau pengobatan
terhadap individu tersebut. Kebijakan dan/atau prosedur yang secara
kolaboratif dikembangkan untuk memperbaiki proses identifikasi, khususnya
pada proses untuk mengidentifikasi pasien ketika pemberian obat, darah, atau
produk darah; pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan
klinis; atau pemberian pengobatan atau tindakan lain. Kebijakan dan/ atau
prosedur memerlukan sedikitnya dua cara untuk mengidentifikasi seorang
pasien, seperti nama pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir, alamat. Suatu
proses kolaboratif digunakan untuk mengembangkan kebijakan dan/atau
prosedur agar dapat memastikan semua kemungkinan situasi untuk dapat di
identifikasi.
Elemen Penilaian Sasaran I:
a. Pasien di identifikasi menggunakan tiga identitas pasien, yaitu nama,
alamat dan tanggal lahir.
b. Proses identifikasi pasien dilakukan mulai dari loket pendaftaran, di tiap
masing-masing unit layanan sampai dengan pasien pulang / dirujuk.
2. Terlaksananya komunikasi yang efektif dalam pelayanan klinis
Puskesmas mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas
komunikasi dalam proses pelayanan klinis.
Maksud danTujuan Sasaran II
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang
dipahami oleh pasien, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan
peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat berbentuk elektronik,
lisan, atau tertulis. Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan kebanyakan
terjadi pada saat perintah diberikan secara lisan atau melalui telepon.
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan yang lain adalah pelaporan kembali
hasil pemeriksaan kritis, seperti melaporkan hasil laboratorium klinik cito
melalui telepon ke unit pelayanan. Puskesmas secara kolaboratif
mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur untuk perintah lisan dan
telepon termasuk: mencatat (atau memasukkan ke komputer) perintah yang
lengkap atau hasil pemeriksaan oleh penerima perintah; kemudian penerima
perintah membacakan kembali (read back) perintah atau hasil pemeriksaan;
dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dan dibaca ulang
adalah akurat.
Elemen Penilaian Sasaran II
a. Petugas pendaftaran memberikan informasi kepada pasien melalui lisan
ataupun tulisan berupa brosur-brosur terkait.
b. Petugas di masing-masing unit pelayanan memberikan informasi kepada
pasien secara jelas dan rinci, terutama untuk persetujuan tindakan medis,
persetujuan rujukan, persetujuan penyuntikan obat, penjelasan cara minum
obat, penjelasan yang berupan konseling sebaiknya menggunakan brosur
atau lembar balik agar mudah dipahami oleh pasien.
c. Di unit perawatan :
1) Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil
pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah.
2) Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan dibacakan
kembali secara lengkap oleh penerima perintah.
3) Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah
atau yang menyampaikan hasil pemeriksaan
3. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat
Puskesmas mengembangkan suatu pendekatan untuk tidak terjadinya
kesalahan pemberian obat.
Maksud dan tujuan sasaran III
Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat di Puskesmas dilakukan dengan
cara :
a. Mewajibkan seluruh petugas di pelayanan klinis untuk menulis resep
dengan tulisan yang dapat dibaca.
b. Mewajibkan seluruh petugas di pelayanan klinis untuk menulis resep
secara lengkap, nama obat, sediaan obat, jumlah obat dan dosis obat dan
diberikan paraf.
c. Mewajibkan seluruh petugas di pelayanan klinis menuliskan identitas
pasien dan tanggal resep secara lengkap.
d. Mewajibkan seluruh petugas di loket obat untuk membaca resep dengan
teliti, menuliskan etiket obat secara benar dan tulisan dapat dibaca oleh
pasien.
e. Mewajibkan seluruh petugas di loket obat untuk mengecek identitas pasien
sebelum obat diberikan.
f. Mewajibkan seluruh petugas di loket obat untuk mengecek ulang obat
yang sudah disiapkan dan mencocokan kembali dengan resep yang di
tulis.

4. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan


Puskesmas mengembangkan suatu pendekatan untuk tidak terjadinya suatu
kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan.
Elemen penilaian sasaran IV
a. Puskesmas menyediakan SOP berdasarkan pedoman eksternal yang
terbaru.
b. Mensosialisasikan SOP kepada seluruh petugas.
c. Melakukan pemantauan kepatuhan petugas terhadap SOP.
d. Membuat alur atau prosedur dalam bentuk bagan alir dan di tempel di unit
pelayanan terkait.
e. Menerapkan identifikasi pasien sebelum dilakukan tindakan medis atau
tindakan keperawatan.
5. Pengurangan terjadinya risiko infeksi di puskesmas
Puskesmas mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi terjadinya
risiko infeksi di puskesmas.
Maksud dan Tujuan Sasaran IV
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar
dalam tatanan pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasi
infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan merupakan
keprihatinan besar bagi pasien maupun para professional pelayanan
kesehatan. Infeksi biasanya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan
kesehatan termasuk infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran darah (blood
stream infections) dan pneumonia (sering kali dihubungkan dengan ventilasi
mekanis). Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah
cuci tangan (hand hygiene) yang tepat serta menjaga ke-sterilan alat medis
yang digunakan.

Elemen Penilaian Sasaran IV


a. Puskesmas menerapkan program cuci tangan yang efektif terbaru yang
diterbitkan dan sudah diterima secara umum (al.dari WHO patient safety).
b. Monitoring pelaksanaan penyeterilan alat medis di tiap-tiap unit terkait.
6. Tidak terjadinya pasien jatuh
Puskesmas mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko
pasien dari cedera karena jatuh.
Maksud dan Tujuan Sasaran VI
Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera bagi pasien
rawat inap. Dalam konteks populasi/masyarakat yang dilayani, pelayanan yang
disediakan, dan fasilitasnya, Puskesmas perlu mengevaluasi risiko pasien
jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila sampai
jatuh. Evaluasi bias termasuk riwayat jatuh. Evaluasi bisa termasuk alat bantu
berjalan yang dapat digunakan oleh pasien, ketersediaan alat pegangan di
dinding kamar mandi, tersedianya dingklik di tempat tidur pasien / bed periksa,
identifikasi lantai basah / licin, atap bocor dan lain sebagainya.

KEPALA PUSKESMAS CAMPAKAMULYA,

TB. WAHYU RAHAYU

Anda mungkin juga menyukai