Anda di halaman 1dari 2

IDENTIFIKASI PADA PASIEN DENGAN

KEADAAN KHUSUS
No. : SOP/UKP/RJ/01
Dokumen
SOP No. : 00
Revisi
Tanggal : 24/11/2023
Terbit
Halaman : 1/2
dr. Hendro Harjito
PUSKESMAS
NIP.19700914200212
RAWALO
1002
1. Pengertian Identifikasi Pada Pasien Dengan Keadaan Khusus adalah Suatu
sistem identifikasi kepada pasien membedakan antara pasien satu
dengan yang lain sehingga memperlancar atau memudahkan
pemberian pelayanan kepada pasien.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan Langkah Langkah Identifikasi Pada
Pasien Dengan Keadaan Khusus
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. : 440/I/SK.002/I/2023 tentang
Keselamatan pasien
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2017 Tentang Keselamatan pasien
5. Prosedur/
Langkah- 1. Pasien bayi baru lahir atau neonatus
langkah a. Lahir Tunggal
Untuk bayi baru lahir yang masih belum diberi nama, identitas
digelang identifikasi berisikan nama ibu, tanggal lahir bayi, dan
nomor rekam medis bayi.
b. Lahir Kembar
Untuk bayi baru lahir yang masih belum diberi nama, identitas
digelang identifikasi berisikan nama ibu, tanggal lahir bayi, dan
nomor rekam medis bayi ditambah nomor urut kelahiran bayi.

2. Pasien yang identitasnya tidak diketahui


 Sebelum pasien dapat diidentifikasi dengan benar, pasien akan
diberi gelang sesuai jenis kelamin berisi Mr.X dan Mrs.X dan nomor
rekam medis.
 Saat pasien sudah dapat diidentifikasi, berikan gelang identifikasi
baru dengan identitas yang benar.

3. Pasien tidak punya ektremitas atas/luka bakar


Identifikasi dilakukan dengan memasangkan gelang identifikasi dan
dimasukkan pada tali kur dan dikalungkan pada leher pasien.

4. Pasien rawat jalan


 Tidak perlu menggunakan gelang pengenal
 Sebelum melakukan suatu prosedur atau therapi, tenaga medis
harus menanyakan identitas pasien berupa nama dan tanggal lahir.
Data ini harus dikonfirmasi dengan yang tercantum pada rekam
medis
 Jika pasien adalah rujukan dari Dokter mum/Puskesmas/Pelayanan
Kesehatan lainnya, surat rujukan harus berisi identitas pasien
berupa nama lengkap, tanggal lahir, dan alamat. Jika data ini tidak
ada, prosedur/therapi tidak dapat dilaksanakan.
 Jika pasien rawat jalan tidak dapat mengidentifikasi dirinya sendiri,
verifikasi data dengan menanyakan keluarga atau pengantar
pasien.

5. Pasien dengan gangguan jiwa


 Kapanpun dimungkinkan, pasien gangguan jiwa harus
menggunakan gelang identifikasi
 Apabila identifikasi pasien sulit dilakukan karena pasien tidak mau
menggunakan gelang identifikasi atau tidak kooperatif, maka
konfirmasi dan verifikasi pasien dilakukan oleh petugas kepada
keluarga/penunggu pasien, dan dokumentasi proses verifikasi di
dalam rekam medis.
 Apabila pasien tidak memiliki penunggu atau pengantar, maka
proses konfirmasi dan verifikasi cukup dilakukan oleh dua orang
petugas ruangan dan proses ini dicatat dalam rekam medis dan
ditempel foto pasien dalam rekam medisnya.

6. Pasien yang meninggal


 Pasien yang meninggal di ruang rawat inap harus dilakukan
konfirmasi terhadap identitasnya dengan gelang identifikasi dan
rekam medis ( sebagai bagian dari proses verifikasi kematian).
 Satu salinan surat kematian harus ditempelkan dikain kafan. Jika
menggunakan kantung jenazah, salin kedua harus ditempelkan
pada kantung jenazah, salin ketiga disimpan pada rekam medis
pasien.
6. Bagan Alir -
7. Hal-hal yang Kaji Ulang Untuk Ketepatan Diagnosia
perlu
diperhatikan
8. Unit terkait Ruang pendaftaran
Ruang Pemeriksaan Umum
UGD
Persalinan
Rawat inap
9. Dokumen Rekam Medis
terkait Catatan tindakan
10. Rekaman N Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
historis o diberlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai