Anda di halaman 1dari 2

KERACUNAN MAKANAN

No.Dokumen SOP/UKP-UMUM/059
No.Revisi 03
SOP
Tgl. Berlaku 16 Januari 2021
Halaman 1/4
UPTD Puskesmas III
Dinas Kesehatan drg. Pt. Judy Satyawati S
Kecamatan Denpasar NIP. 1969092319990320021
Selatan
Keracunan makanan merupakan suatu kondisi gangguan pencernaan yang disebabkan oleh
konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi dengan zat pathogen dan atau bahan kimia
1. Pengertian
misalnya Norovirus, Salmonella, Clostridium perfingens, Campylobacter, dan Staphylococcus
aureus

Agar petugas dapat memahami dan memberikan penanganan yang tepat


2. Tujuan
pada pasien keracunan makanan.

- Sebagai pedoman bagi petugas dalam menangani pasien dengan keracunan makanan.
3. Kebijakan - Dalam menegakkan diagnosa dan pengobatan pasien dengan keracunan makanan harus
mengikuti langkah-langkah dalam SOP keracunan makanan.

Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I, 2013,
4. Referensi
halaman 64-66

5. Prosedur a. Petugas menerima pasien.


b. Petugas melakukan anamnesis pada pasien.
c. Petugas menanyakan keluhan berupa diare akut, diare disertai darah
atau lendir, nyeri perut, kram otot perut, kembung.
d. Petugas menanyakan riwayat makanan/ minuman di tempat yang tidak
higienis, konsumsi daging/ unggas yang tidak matang, konsumsi
makanan laut mentah.
e. Petugas mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan
pemeriksaan.
f. Petugas mengukur tanda vital pasien meliputi tekanan darah, nadi, suhu
dan frekuensi pernafasan.
g. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dari kepala sampai ujung kaki.
Pemeriksaan fisik difokuskan untuk menilai keparahan dehidrasi.
Petugas menemukan data tidaknya tanda-tanda tekanan darah turun,
nadi cepat, mulut kering, penurunan keringat dan urine output, nyeri
tekan perut dan bising usu lemah atau meningkat.
h. Petugas mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan.
i.Petugas mendiagnosa pasien keracunan makanan berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
j. Petugas memberikan tata laksana terhadap hasil diagnosa berupa :
 Self limiting, tujuan utamanya rehidrasi yang cukup dan suplemen elektrolit. Cairan
rehidrasi oral dapat diberi oralit atau larutan intravena (RL atau NaCl). Obat absorben
(misal kaolin pectin, aluminium hidroksida) membantu memadatkan feses diberikan bila
diare tidak segera berhenti
 Jika gejala menetap setelah 3-4 hari, etiologi spesifik harus ditentukan dengan
menggunakan kultur tinja. Untuk itu harus
segera dirujuk.
 Modifikasi gaya hidup dan edukasi menjaga kebersihan diri
k. Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnosa dan terapi pada rekam
medis pasien.
l. Petugas membubuhi tanda tangan pada rekam medis.
 m. Petugas menulis hasil diagnosa pada buku register.
6. Diagram Alir
Melakukan anamnesis pada pasien

Melakukan vital sign dan pemeriksaan fisik

Menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesis dan hasil pemreiksaan

Memberikan tata laksana pada pasien sesuai hasil pemeriksaan

Menulis hasil anamnesa, pemeriksaan dan diagnosa


ke rekam medis

Menulis diagnosa pasien ke buku register

6. Unit terkait IGD


Laboratorium
7. Dokumen terkait Rekam medis
Register
Blanko Resep

2/4

Anda mungkin juga menyukai