No. Dokumen :
No. Revisi :
Tgl. Terbit :
SOP Halaman : 1/3
PEMERINTAH
KABUPATEN
TAPANULI TENGAH
PUSKESMAS dr. Naroi Putra Munthe
PORIAHA NIP. 19790618 200903 1 001
Alloanamnesis, yaitu:
Adanya gangguan medik lain yang mendahului terjadinya gejala
delirium, misalnya gangguan medik umum, atau penyalahgunaan zat.
Faktor Risiko
Adanya gangguan medik umum, seperti:
a. Penyakit SSP (trauma kepala, tumor, pendarahan, TIA)
b. Penyakit sistemik, seperti: infeksi, gangguan metabolik, penyakit
jantung, COPD, gangguan ginjal, gangguan hepar
c. Penyalahgunaan zat
Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan pada layanan primer.
Pemeriksaan yang dilakukan untuk delirium, adalah:
a. Mini-mental State Examination (MMSE).
b. Pemeriksaan laboratorium bertujuan untuk mencari Diagnosis
penyakit utama, yaitu:
Diagnosis Banding
a. Demensia.
b. Psikosis fungsional.
c. Kelainan neurologis.
Penatalaksanaan
a. Kondisi pasien harus dijaga agar terhindar dari risiko kecelakaan
selama perawatan.
b. Apabila pasien telah memperoleh pengobatan, sebaiknya tidak
menambahkan obat pada terapi yang sedang dijalanin oleh pasien.
c. Bila belum mendapatkan pengobatan, pasien dapat diberikan obat
anti psikotik. Obat ini diberikan apabila ditemukan gejala psikosis
dan atau agitasi, yaitu: Haloperidol injeksi 2-5 mg IntraMuskular (IM)/
IntraVena (IV). Injeksi dapat diulang setiap 30 menit, dengan dosis
maksimal 20 mg/hari.
Tujuan Terapi
a. Mencari dan mengobati penyebab delirium
b. Memastikan keamanan pasien
c. Mengobati gangguan perilaku terkait delirium, misalnya agitasi
psikomotor
Sarana Prasarana : -
Prognosis
Prognosis delirium dapat diprediksi berdasarkan dari penyakit yang
mendasarinya.
7. Diagram Alir
Pasien datang dengan penurunan kesadaran
Anamnesa
Pemeriksaan fisik
Penatalaksanaan
KIE