Anda di halaman 1dari 3

DEMAM TIFOID

No. Dokumen :
No. Revisi :
Tgl. Terbit :
SOP Halaman : 1/3

PEMERINTAH
KABUPATEN
TAPANULI TENGAH
PUSKESMAS dr. Naroi Putra Munthe
PORIAHA NIP. 19790618 200903 1 001

1. Pengertian Demam Tifoid erat kaitannnya dengan kualitas higiene pribadi dan
sanitasi lingkungan yang kurang baik. Suatu infeksi pada saluran cerna
yang disebabkan oleh kuman salmonella typhii.
2. Tujuan Dapat melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, menentukan
pemeriksaan penunjang lalu menegakkan diagnosa klinis serta rencana
penatalaksanaan yg komprehensif.
3. Kebijakan SK Pimpinan Puskesmas Nomor: tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 514 Tahun
2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama.
5. Prosedur Alat dan Bahan:
1. Buku tulis
2. Alat tulis
3. Jam tangan
4. Stetoskop
5. Tensimeter
6. Temperatur
6. Langkah-langkah 1. Melakukan anamnesa dengan menanyakan keluhan pasien.
Gejala klinik:
 Demam turun naik terutama sore dan malam (demam
intermitten),
 Sakit kepala (pusing) area frontal,
 Nyeri otot,
 Pegal-pegal,
 Insomnia,
 Anoreksia,
 Mual muntah,
 Gangguan gastrointestinal spt konstipasi, meteorismus atau
diare, nyeri abdomen dan BAB berdarah.
2. Melakukan pemeriksaan fisik:
 Suhu tinggi,
 Bau mulut karena demam lama,
 Bibir kering dan kadang pecah-pecah,
 Lidah kotor dan ditutup selaput putih (coated tongue), jarang
ditemukan pada anak,
 Ujung dan tepi lidah kemerahan dan tremor,
 Nyeri tekan regio epigastrik (nyeri ulu hati),
 Hepatosplenomegali,
 Bradikardia relatif (peningkatan suhu tubuh yang tidak diikuti oleh
peningkatan frekuensi nadi),
 Pada keadaan lanjut bisa terjadi penurunan kesadaran ringan
berupa apatis. Bila keadaan berat pasien dapat menjadi
somnolen dan koma atau dengan gejala-gejala psikosis,
 Pada penderita dengan toksik, gejala delirium lebih menonjol.
3. Merujuk pasien utk melakukan pemeriksaan penunjang dan
menginterpretasi hasil pemeriksaan:
 Darah Lengkap
1. Leukopeni ( <5000/mm3)
2. Limfositosis relatif
3. Monositosis
4. Aneosinofiia
5. Trombositopenia ringan
6. Penurunan hemoglobin akibat perdarahan hebat dalam
abdomen dpt terjadi pada minggu ke 3 dan 4
 Serologi Widal
1. Titer O 1/320 diduga kuat diagnosisnya adalah demam tifoid
2. Widal (-)/negatif tidak menyingkirkan demam tifoid
3. Diagnosa pasti bila didapatkan kenaikan titer 4 kali lipat pd
pemeriksaan ulang dengan intervan 5-7 hari
4. Menegakkan diagnosa klinis berdasarkan anamnesa, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang:
 Suspek demam tifoid ( Suspect Case)
Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan gejala demam,
gangguan saluran cerna dan petanda gangguan kesadaran
 Klinis demam tifoid ( Probable Case)
Suspek demam tifoid didukung dengan gambaran laboratorium
yang menunjukan tifoid
5. Menentukan terapi:
 Terapi suportif (tirah baring, diet tinggi kalori dan tinggi protein,
konsumsi obat-obatan secara rutin dan tuntas serta kontrol dan
monitor tanda vital, kemudian dicatat dengan baik direkam medik)
 Terapi simptomatik untuk menurunkan demam (antipiretik) dan
mengurangi keluhan gastrointestinal,
 Terapi definitif dengan pemberian antibiotika. Antibiotika lini
pertama untuk demam tifoid adalah kloramfenikol, ampisillin atau
amoksisilin (aman untuk penderita yang sedang hamil), atau
trimetoprim-sulfametoxazole (kotrimosazol),
 Bila pemberian salah satu antibiotika lini pertama tidak efektif,
dapat diganti dengan antibiotika lain atau antibiotika lini kedua
yaitu Ceftriaxone, Cefotaxime (diberikan untuk dewasa dan
anak), Kuinolon (tidak dianjurkan untuk anak <18 tahun karenga
dinilai mengganggu pertumbuhan tulang),
6. Memberikan Konseling dan edukasi pasien tentang pengobatan dan
perawatan demam tifoid yang harus diketahui pasien dan
keluarganya serta diet dan konsumsi obat diperhatikan langsung
oleh dokter dan keluarga pasien dan tanda-tanda kegawatan harus
diberitahu kepada pasien dan keluarga supaya bisa segera dibawa
ke RS terdekat untuk perawatan.
7. Diagram Alir

Melakukan Anamnesa

Melakukan Pemeriksaan Fisik

Merujuk Pemeriksaan penunjang & mengintepretasi


hasil

Menegakkan Diagnosa Klinis.


Menentukan Terapi

Memberikan Konseling dan Edukasi.


Rujuk bila keadaan tidak membaik
dalam 5 hari atau dengan komplikasi

8. Hal-hal yang perlu


diperhatikan
9. Unit terkait Ruang Pemeriksaan Umum
Ruang Farmasi
7. Dokumen terkait Rekam medis
8. Rekaman historis
perubahan

No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai