Anda di halaman 1dari 4

SCABIES

445/Pusk.SH.1/TU-1/SOP/2019/
No. Dokumen :
S 1478
O No. Revisi : -
P Tanggal Terbit : 25/1/2019
Halaman : 1/3
UPTD
HARYANTO, SKM
PUSKESMAS
NIP. 197107101992031006
SIAK HULU I
1. Pengertian Skabies adalah penyakit yang disebabkan infestasi dan sensitisasi kulit oleh tungau
Sarcoptesscabieid dan produknya.
Penularan terjadi, karena:
1. Kontak langsung kulit dengan kulit penderita skabies, seperti menjabat tangan,
hubungan seksual, tidur bersama.
2. Kontak tidak langsung (melalui benda), seperti penggunaan perlengkapan tidur
bersama dan saling meminjam pakaian, handuk dan alat-alat pribadi lainnya
miliki alat-alat pribadi sendiri sehingga harus berbagi dengan temannya.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk pengobatan Skabies di
Puskesmas Siak Hulu I
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/Pusk. SH.1/TU-1/SK/2019/159 tentang
Pelayanan Klinis
4. Referensi KEPMENKES RI. Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik
Klinis bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur/ 1. Petugas menanyakan keluhan :
Langkah- Gejala klinis:
langkah a. Pruritus nokturna, yaitu gatal yang hebat terutama pada malam hari atau saat
penderita berkeringat.
b. Lesi timbul di stratum korneum yang tipis, seperti di sela jari, pergelangan
tangan dan kaki, aksila, umbilikus, areola mammae dan di bawah payudara (pada
wanita) serta genital eksterna (pria).
FaktorResiko
a. Masyarakat yang hidup dalam kelompok yang padat seperti tinggal di asrama
atau pesantren.
b. Higiene yang buruk.
c. Sosial ekonomi rendah seperti di panti asuhan, dll.

2. Petugas melakukan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana :


Pemeriksaan Fisik
Lesi kulit berupa terowongan (kanalikuli) berwarna putih atau abu-abu dengan
panjang rata-rata 1 cm. Ujung terowongan terdapat papul, vesikel, dan bila terjadi
infeksi sekunder, maka akan terbentuk pustul, ekskoriasi, dsb. Pada anak-anak,
lesi lebih sering berupa vesikel disertai infeksi sekunder akibat garukan sehingga
lesi menjadi bernanah.

Gambar 1. Skabies
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan mikroskopis dari kerokan kulit untuk menemukan tungau.
3. Petugas menegakkan Diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Terdapat 4 tanda cardinal untuk diagnosis skabies, yaitu:
a. Pruritus nokturna
b. Menyerang manusia secara berkelompok
c. Adanya gambaran polimorfik pada daerah predileksilesi di stratum korneum
yang tipis (sela jari, pergelangan volar tangan dan kaki, dsb)
d. Ditemukannya tungau dengan pemeriksaan mikroskopis.

Diagnosis ditegakkan dengan menemukan 2 dari 4 tanda tersebut.


Diagnosis Banding
Skabies adalah penyakit kulit yang disebut dengan the great imitator dari
kelainan kulit dengan keluhan gatal. Diagnosis bandingnya adalah:
a. Pioderma
b. Impetigo
c. Dermatitis
d. Pedikulosiskorporis

4. Penatalaksanaan
a. Melakukan perbaikan hygiene diri dan lingkungan, dengan:
1) Tidak menggunakan peralatan pribadi secara bersama-sama dan alas
tidur diganti bila ternyata pernah digunakan oleh penderita skabies.
2) Menghindari kontak langsung dengan penderita skabies.
b. Terapi tidak dapat dilakukan secara individual melainkan harus serentak dan
menyeluruh pada seluruh kelompok orang yang ada di sekitar penderita
skabies. Terapi diberikan dengan salah satu obat topikal (skabisid) di bawah
ini:
1) Salep 2-4 dioleskan di seluruh tubuh, selama 3 hari berturut-turut,
dipakai setiap habis mandi.
2) Krim permetrin 5%di seluruh tubuh. Setelah 10 jam, krim permetrin
dibersihkan dengan sabun.
Terapi scabies ini tidak dianjurkan pada anak< 2 tahun.

Konseling dan Edukasi


Dibutuhkan pemahaman bersama agar upaya eradikasi scabies bias melibatkan
semua pihak. Bila infeksi menyebar di kalangan santri di sebuah pesantren,
diperlukan keterbukaan dan kerjasama dari pengelola pesantren. Bila sebuah barak
militer tersebar infeksi, mulai dari prajurit sampai komandan barak harus bahu
membahu membersihkan semua benda yang berpotensi menjadi tempat penyebaran
penyakit.

Kriteria rujukan
Pasien scabies dirujuk apabila keluhan masih dirasakan setelah 1 bulan pascaterapi.
Sarana Prasarana
a. Lup
Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan sediaan langsung
6. Bagan alir
Pasien datang

Anamnesa

Pemeriksaan Fisik

Diagnosa klinis

Penatalaksanaan

Tidak
Bisa Rujuk
ditangani
Ya

Konseling dan edukasi

Pulang

7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
8. Alat yang 1. Senter
digunakan 2. Handscoon

9. Unit terkait 1. Pendaftaran


2. Ruang Pemeriksaan Umum
3. Ruang Kesehatan Ibu dan Anak
4. Unit Gawat Darurat
5. Layanan Farmasi
10. Dokumen 1. Rekam medis
terkait 2. Buku register
3. Kertas Resep

No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan


11. Rekaman
Historis
Perubahan
SCABIES

No. Dokumen :445/Pusk.SH.1/TU-


1/DT/2019/1479
No. Revisi :-
DAFTAR
TILIK Tanggal Terbit : 25/1/2019
Halaman : 1/1
UPTD HARYANTO, SKM
PUSKESMAS NIP. 197107101992031006
SIAK HULU I
Tidak
No Langkah Kegiatan Ya Tidak
berlaku
1. Apakah petugas menanyakan keluhan pasien?
2. Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang sederhana?
3. Apakah petugas menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan penunjang ?
4. Apakah petugas merencanakan Penatalaksanaan Komprehensif
(Plan)?

5. Apakah petugas memberikan konseling dan edukasi pada pasien ?

Jumlah
Compliance Rate (CR)

Anda mungkin juga menyukai