1/11
baik faktor pejamu, faktor lingkungan yang
mempengaruhi berkembangnya asma dan faktor
lingkungan yang mencetuskan eksaserbasi
2. Pemeriksaan Klinis
2.1 Pada pemeriksaan auskultasi paru ditemukan mengi
saat ekspirasi tetapi dapat juga tidak terdengar selama
eksaserbasi asma yang berat karena penurunan aliran
napas yang dikenal dengan “silent chest”
3. Pemeriksaam Penunjang
3.1 Arus Puncak Ekspirasi (APE) menggunakan Peak
Flowmeter
3.2 Pemeriksaan darh (eosinofil dalam darah)
4. Diagnosis
4.1 Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, yaitu
terdapat kenaikan ≥15 % rasio APE sebelum dan
sesudah pemberian inhalasi salbutamol.
4.2 Klasifikasi derajat asma
4.2.1 Intermiten
Gejala Gejala Faal Paru
Malam
Bulanan APE >80%
Gejala< 1x/minggu < 2 kali VEP1≥ 80% nilai
prediksi
sebulan
Tanpa gejala diluar APE ≥ 80% nilai
serangan terbaik
Serangan singkat Variabiliti APE <
20%
2/11
30%
3/11
4.3.3 Tidak terkontrol
4.3.3.1 Terdapat tiga atau lebih gambaran asma
terkontrol sebagian
5. Diagnosis Banding
5.1 Disfungsi pita suara
5.2 Hiperventilasi
5.3 Bronkiektasis
5.4 Kistik fibrosis
5.5 Gagal Jantung
5.6 Defisiensi benda asing
6. Tata Laksana
6.1 Pada semua derajat asma diberikan agonis beta-2 kerja
singkat untuk pelega bila dibutuhkan, tidak melebihi 3-
4 kali sehari
6.2 Pemberian medikasi pengontrol harian berdasarkan
derajat asma
Berat Medikasi Alternatif / Alternatif lain
Asma pengontrol Pilihan lain
harian
Asma Tidak perlu ---- ----
Intermite
n
Asma Glukokortiko ----
Persisten ster oid • Teofilin lepas
Ringan inhalasi lambat
(200- 400 μg • Leukotriene
BB/hari atau modifiers
ekuivalennya
)
Asma Kombinasi
Persisten inhalasi • • Ditambah
Sedang glukokortikos Glukokortikoste agonis beta-2
tero id (400- roid inhalasi kerja lama
800 μg (400-800 μg BB oral, atau
BB/hari atau atau • Ditambah
ekuivalennya ekuivalennya) teofilin lepas
) dan agonis ditambah lambat
beta-2 kerja Teofilin lepas
lama lambat, atau
•
Glukokortikoste
roid inhalasi
(400-800 μg
BB/hari atau
ekuivalennya)
ditambah
agonis beta-2
4/11
kerja lama oral,
atau
•
Glukokortikoste
roid inhalasi
dosis tinggi
(>800 μg BB
atau
ekuivalennya)
atau
•
Glukokortikoste
roid inhalasi
(400-800 μg BB
atau
ekuivalennya)
ditambah
leukotriene
modifiers
Asma Kombinasi Prednisolon/
Persisten inhalasi metilprednisolo
Berat glukokortikos n oral selang
tero id (> 800 sehari 10 mg
μg BB atau ditambah
ekuivalennya agonis beta-2
) dan agonis kerja lama oral,
beta-2 kerja ditambah
lama. teofilin lepas
Diambah ≥ 1 lambat
di bawah ini :
• Teofilin
lepas lambat
• Leukotriene
modifiers
•
Glukokortiko
st eroid oral
6. Komplikasi
6.1 Pneumothoraks
6.2 Pneumomediastinum
6.3 Gagal napas
6.4 Asma resisten terhadap steroid
7. Konseling dan Edukasi
7.1 Memberikan informasi kepada individu dan
keluarga mengenai seluk beluk penyakit, sifat penyakit,
perubahan penyakit (apakah membaik atau memburuk.
7.2 Kontrol secara teratur antara lain untuk menilai
dan monitor berat asma secara berkala (asthma control
5/11
test/ ACT)
7.3 Pola hidup sehat.
7.4 Menjelaskan pentingnya melakukan pencegahan
dengan menghindari setiap pencetus, menggunakan
bronkodilator/ steroid inhalasi sebelum melakukan
exercise untuk mencegah exercise induced asthma, jenis
dan mekanisme kerja obatobatan dan mengetahui
kapan harus meminta pertolongan dokter.
8. Rujukan
Pasien dirujuk bila sering terjadi eksaserbasi, pada
serangan asma akut sedang dan berat serta asma dengan
komplikasi.
6/11
hasilnya dinyatakan sebagai persen nilai terbaik dari
selisih nilai APE pagi hari terendah dengan nilai APE
malam hari tertinggi. Variabilitas APE diurnal > 20%
menujukkan petanda adanya perburukan asma.
4. Diagnosis
4.1 Klasifikasi asma pada anak
Parameter Asma Asma Asma persisten
klinis, episodik episodik (Asma berat)
kebutuhan jarang sering
obat dan faal (Asma (Asma
paru ringan) sedang)
Frekuensi < 1 x/bulan >1 x/bulan Sering
serangan
Lama < 1 minggu ≥ 1 minggu Hampir
serangan sepanjang tahun
tidak ada remisi
Diantara Tanpa gejala Sering ada Gejala siang dan
serangan gejala malam
Tidur dan Tidak Sering Sangat
aktivitas terganggu terganggu terganggu
Pemeriksaan Normal (tidak Mungkin Tidak pernah
fisik di luar ada kelainan) terganggu normal
serangan (ada kelainan)
Obat Tidak perlu Nonsteroid/st Steroid
pengendali eroid hirupan hirupan/oral
(anti dosis rendah
inflamasi)
Uji faal paru PEF/VEP1 > PEF/VEP1 PEF/VEP1 < 60
(di luar 80 % 60-80% %
serangan)* Variabilitas 20-
30 %
Variabilitas Variabilitas > Variabilitas > Variabilitas > 50
faal paru 15 % 30 %
(bila ada
serangan)*
7/11
m
8/11
5. Terapi
5.1 Terapi asma stabil
9/11
5. DIAGRAM
ALIR Petugas dengan gejala
asma bronkial
Anak
...... Dewasa/Anak
melakukan
anamnesa Pemeriksaan Arus Puncak
Dewasa
Ekspirasi (APE) menggunakan
1 Anamnesa Peak Flowmeter dan pemeriksaan
2 Pemeriksaan fisik
darah (eosinofil dalam darah)
untuk konfirmasi
Diagnosis Asma
?
tidak ya
Diagnosis Lain Terapi
1. Disfungsi pita suara 1. Medikamentosa
2. Hiperventilasi a. Pelega / reliever
b. Pegontrol harian (sesuai
3. Bronkiektasis
indikasi)
4. Kistik fibrosis 2. Edukasi dan konseling
5. Gagal Jantung
6. Defisiensi benda asing
Indikasi Rujukan
1. Bia sering terjadi eksaserbasi
2. Pada serangan asma sedang dan
berat
3. Asma dengan komplikasi
a. Pneumothraks
Terkontrol
b. Pneumomediastinum
c. Gagal napas
d. Asma resisten steroid
RUJUK
10/11
Pasien dengan gejala
asma bronkial
Dewasa ......
Dewasa/Anak
melakukan
anamnesa
Anak
Pemeriksaan Arus Puncak
1. Anamnesa Ekspirasi (APE) menggunakan
2. Pemeriksaan fisik
Peak Flowmeter untuk
konfirmasi
Diagnosis Asma
?
ya
tidak
Diagnosis Lain Asma Episodik?
1. Pneumotoraks
2. Pneumomediastinum dan
tidak ya
emfisema subkutis
3. Atelektasis
Terapi
4. Gagal napas
1.Medikamentosa
5. Bronkitis a. Pelega / reliever
6. Fraktur iga b. Pegontrol harian
2.Edukasi dan konseling
1.Asma eksaserbasi
sedang-berat
Komplikasi
2. Asma tidak terkontrol Terkontrol
3. Asma mengancam jiwa 1. Pneumothraks
2. Pneumomediastinum
4. Asma Persisten 3. Gagal napas
4. Asma resisten steroid
RUJUK
RUJUK
11/11