Anda di halaman 1dari 12

DEMAM DENGUE DAN DEMAM BERDARAH

DENGUE
No.Kode
:445/../SOP/PKMBD/V/2016
SOP
Terbitan
:01
No.Revisi
Tgl. Mulai
Berlaku

:00

Halaman

: 12

: Mei 2016

Ditetapkan
Kepala UPT
Puskesmas Baradatu
A. Pengertian

I Wayan Budi
NIP. 19700409 199101 1 001

Suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa


oleh nyamuk aedes aegypti betina lewat air liur gigitan saat
menghisap darah manusia.

B. Tujuan

Pelayanan kesehatan tingkat pertama sangat dibutuhkan untuk

C. Kebijakan

menekan tingkat kejadian maupun mortalitas DBD.


Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Baradatu nomor:

D. Referensi
E. Langkahlangkah/
Prosedur

/ 2016 tentang Pelayanan Klinis.


KMK no 514 tahun 2016 tentang Panduan Praktik
Keterampilan Klinis Dokter di Fasilitas Kesehatan Primer
A. Anamnesis
a. Keluhan
1. Demam tinggi, mendadak, terus menerus selama 2
7 hari.
2. Manifestasi perdarahan, seperti: bintik-bintik merah
di kulit, mimisan, gusi berdarah, muntah berdarah,
atau buang air besar berdarah.
3. Gejala nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri
retroorbital.
4. Gejala gastrointestinal, seperti: mual, muntah, nyeri

perut (biasanya di ulu hati atau di bawah tulang iga)


5. Kadang disertai juga dengan gejala lokal, seperti:
nyeri menelan, batuk, pilek.
6. Pada kondisi syok, anak merasa lemah, gelisah, atau
mengalami penurunan kesadaran.
7. Pada bayi, demam yang tinggi dapat menimbulkan
kejang.
b. Faktor Risiko
1. Sanitasi lingkungan yang kurang baik, misalnya:
timbunan sampah, timbunan barang bekas, genangan
air yang seringkali disertai di tempat tinggal pasien
sehari-hari.
2. Adanya jentik nyamuk Aedes aegypti pada genangan
air di tempat tinggal pasien sehari-hari.
3. Adanya penderita demam berdarah dengue (DBD) di
sekitar pasien.
B. Pemeriksaan Fisik dan penunjang sederhana
a. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda patognomonik untuk demam dengue
Suhu > 37,5 derajat celcius
Ptekie, ekimosis, purpura
Perdarahan mukosa
Rumple Leed (+)
2. Tanda Patognomonis untuk demam berdarah dengue
Suhu > 37,5 derajat celcius
Ptekie, ekimosis, purpura
Perdarahan mukosa
Rumple Leed (+)
Hepatomegali
Splenomegali

Untuk mengetahui terjadi kebocoran plasma,


diperiksa tanda-tanda efusi pleura dan asites.
Hematemesis atau melena
b. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah perifer lengkap, yang menunjukkan:
a) Trombositopenia ( 100.000/L).
b) Kebocoran plasma yang ditandai dengan:
peningkatan hematokrit (Ht) 20% dari nilai
standar data populasi menurut umur
Ditemukan adanya efusi pleura, asites
Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
c) Leukopenia < 4000/L.
2. Serologi Dengue, yaitu IgM dan IgG anti-Dengue,
yang titernya dapat terdeteksi setelah hari ke-5
demam.
C. Penegakan Diagnosis (Assessment)
a. Diagnosis Klinis
1. Diagnosis Klinis Demam Dengue
Demam 27 hari yang timbul mendadak,tinggi,
terus-menerus, bifasik.
Adanya manifestasi perdarahan baik yang
spontan seperti petekie, purpura, ekimosis,
epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan
atau melena; maupun berupa uji tourniquet
positif.
Nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri
retroorbital.
Adanya kasus DBD baik di lingkungan sekolah,
rumah atau di sekitar rumah.
Leukopenia < 4.000/mm3

Trombositopenia < 100.000/mm3


Apabila ditemukan gejala demam ditambah dengan
adanya dua atau lebih tanda dan gejala lain, diagnosis
klinis demam dengue dapat ditegakkan.
2. Diagnosis Klinis Demam Berdarah Dengue
a. Demam 27 hari yang timbul mendadak, tinggi,
terus-menerus (kontinua)
b. Adanya manifestasi perdarahan baik yang
spontan seperti petekie, purpura, ekimosis,
epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan
atau melena; maupun berupa uji Tourniquette
yang positif
c. Sakit kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital
d. Adanya kasus demam berdarah dengue baik di
lingkungan sekolah, rumah atau di sekitar rumah
1. Hepatomegali
2. Adanya kebocoran plasma yang ditandai
dengan salah satu:
Peningkatan nilai hematokrit, >20% dari
pemeriksaan awal atau dari data populasi
menurut umur
Ditemukan adanya efusi pleura, asites
Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
3. Trombositopenia <100.000/mm3
Adanya demam seperti di atas disertai dengan 2
atau lebih manifestasi klinis, ditambah bukti
perembesan plasma dan trombositopenia cukup
untuk menegakkan diagnosis Demam Berdarah
Dengue.
D. Penatalaksanaan komprehensif (Plan)

1. Terapi simptomatik dengan analgetik antipiretik


(Parasetamol 3x500-1000 mg).
2. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi
Alur penanganan pasien dengan demam
dengue/demam berdarah dengue, yaitu:pemeriksaan
penunjang Lanjutan
Pemeriksaan Kadar Trombosit dan Hematokrit
secara serial
E. Konseling dan Edukasi
1. Pinsip konseling pada demam berdarah dengue adalah
memberikan pengertian kepada pasien dan keluarganya
tentang perjalanan penyakit dan tata laksananya,
sehingga pasien dapat mengerti bahwa tidak ada
obat/medikamentosa untuk penanganan DBD, terapi
hanya bersifat suportif dan mencegah perburukan
penyakit. Penyakit akan sembuh sesuai dengan
perjalanan alamiah penyakit.
2. Modifikasi gaya hidup
a. Melakukan kegiatan 3M: menguras, mengubur,
menutup.
b. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan
mengkonsumsi makanan bergizi dan melakukan
olahraga secara rutin.
F. Kriteria Rujukan
1. Terjadi perdarahan masif (hematemesis, melena).
2. Dengan pemberian cairan kristaloid sampai dosis 15
ml/kg/jam kondisi belum membaik.
3. Terjadi komplikasi atau keadaan klinis yang tidak lazim,
A. Unit Terkait
B. Dokumen

seperti kejang, penurunan kesadaran, dan lainnya.


UGD dan Rawat Inap
Rekam Medik

Terkait

DBD PADA PASIEN ANAK

No.Kode

:445/../SOP/PKMBD/V/2016

Terbitan

:01

No.Revisi
Tgl. Mulai
Berlaku

:00

Halaman

: 12

SOP

: Mei 2016

Ditetapkan
Kepala UPT
Puskesmas Baradatu
A. Pengertian

I Wayan Budi
NIP. 19700409 199101 1 001

Suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa


oleh nyamuk aedes aegypti betina lewat air liur gigitan saat
menghisap darah manusia.

B. Tujuan

Pelayanan kesehatan tingkat pertama sangat dibutuhkan untuk


menekan tingkat kejadian maupun mortalitas DBD terutama

C. Kebijakan
D. Referensi
E. Alat /bahan

pada pasien anak.


Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Baradatu nomor:
/ 2016 tentang Pelayanan Klinis.
KMK no 514 tahun 2016 tentang Panduan Praktik
Keterampilan Klinis Dokter di Fasilitas Kesehatan Primer
1. Poliklinik set (termometer, tensimeter, senter)
2.

Infus set

3.

Cairan kristaloid (RL/RA) dan koloid

4. Lembar observasi / follow up


5. Laboratorium untuk pemeriksaan darah rutin

F. Langkahlangkah/
Prosedur

A. Penatalaksanaan
1. Demam berdarah dengue (DBD) tanpa syok
a. Bila anak dapat minum
i.

Berikan anak banyak minum

Dosis larutan per oral: 1 2 liter/hari atau 1

sendok makan tiap 5 menit.

Jenis larutan per oral: air putih, teh manis, oralit,


jus buah, air sirup, atau susu.

ii.

Berikan cairan intravena (infus) sesuai dengan


kebutuhan untuk dehidrasi sedang. Berikan
hanya larutan kristaloid isotonik, seperti Ringer
Laktat (RL) atau Ringer Asetat (RA), dengan
dosis sesuai berat badan sebagai berikut:

b.

Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam

Berat badan 15 40 kg : 5 ml/kgBB/jam

Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam

Bila anak tidak dapat minum, berikan cairan infus


kristaloid isotonik sesuai kebutuhan untuk dehidrasi
sedang sesuai dengan dosis yang telah dijelaskan di
atas.

c. Lakukan pemantauan: tanda vital dan diuresis setiap


jam, laboratorium (DPL) per 4-6 jam.

Bila terjadi penurunan hematokrit dan perbaikan


klinis, turunkan jumlah cairan secara bertahap
sampai keadaan klinis stabil.

Bila terjadi perburukan klinis, lakukan


penatalaksanaan DBD dengan syok.

d. Bila anak demam, berikan antipiretik (Parasetamol


10 15 mg/kgBB/kali) per oral. Hindari Ibuprofen
dan Asetosal.
e. Pengobatan suportif lain sesuai indikasi.
2. Demam berdarah dengue (DBD) dengan syok
a. Kondisi ini merupakan gawat darurat dan
mengharuskan rujukan segera ke RS.
b. Penatalaksanaan awal:

Berikan oksigen 2 4 liter/menit melalui kanul


hidung atau sungkup muka.

Pasang akses intravena sambil melakukan pungsi


vena untuk pemeriksaan DPL

Berikan infus larutan kristaloid (RL atau RA) 20


ml/kg secepatnya.

c. Lakukan pemantauan klinis (tanda vital, perfusi


perifer, dan diuresis) setiap 30 menit.
d.

Jika setelah pemberian cairan inisial tidak terjadi


perbaikan klinis, ulangi pemberian infus larutan
kristaloid 20 ml/kgBB secepatnya (maksimal 30
menit) atau pertimbangkan pemberian larutan koloid
10 20 ml/kgBB/jam (maksimal 30 ml/kgBB/24
jam).

e. Jika nilai Ht dan Hb menurun namun tidak terjadi


perbaikan klinis, pertimbangkan terjadinya
perdarahan tersembunyi. Berikan transfusi darah bila
fasilitas tersedia dan larutan koloid. Segera rujuk.
f. Jika terdapat perbaikan klinis, kurangi jumlah cairan
hingga 10 ml/kgBB/jam dalam 2 4 jam. Secara
bertahap diturunkan tiap 4 6 jam sesuai kondisi
klinis dan laboratorium.
g. Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat
dihentikan setelah 36 48 jam. Hindari pemberian
cairan secara berlebihan.
3. Pengobatan suportif lain sesuai indikasi.
B. Rencana Tindak Lanjut
a. Demam berdarah dengue (DBD) tanpa syok
1. Pemantauan klinis (tanda vital, perfusi perifer,
diuresis) dilakukan setiap satu jam.
2. Pemantauan laboratorium (Ht, Hb, trombosit)

dilakukan setiap 4-6 jam, minimal 1 kali setiap hari.


3.

Pemantauan cairan yang masuk dan keluar.

b. Demam berdarah dengue (DBD) dengan syok


Dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
merujuk pasien ke RS jika kondisi pasien stabil.
c. Persyaratan Perawatan Dirumah
1. Persyaratan untuk pasien dan keluarga

DBD non-syok(tanpa kegagalan sirkulasi).

Bila anak dapat minum dengan adekuat.

Bila keluarga mampu melakukan perawatan di


rumah dengan adekuat.

2.

Persyaratan untuk tenaga kesehatan

Adanya 1 dokter dan perawat tetap yang


bertanggung jawab penuh terhadap tatalaksana
pasien.

Semua kegiatan tatalaksana dapat dilaksanakan


dengan baik di rumah.

Dokter dan/atau perawat mem-follow up pasien


setiap 6 8 jam dan setiap hari, sesuai kondisi
klinis.

Dokter dan/atau perawat dapat berkomunikasi seara


lancar dengan keluarga pasien sepanjang masa
tatalaksana

C. Kriteria Rujukan
1. DBD dengan syok (terdapat kegagalan sirkulasi).
2. Bila anak tidak dapat minum dengan adekuat, asupan
sulit, walaupun tidak ada kegagalan sirkulasi.
3. Bila keluarga tidak mampu melakukan perawatan di
rumah dengan adekuat, walaupun DBD tanpa syok.

D. Konseling dan Edukasi


1. Penjelasan mengenai diagnosis, komplikasi, prognosis,
dan rencana tatalaksana.
2. Penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya (warning
signs) yang perlu diwaspadai dan kapan harus segera ke
layanan kesehatan.
3.

Penjelasan mengenai jumlah cairan yang dibutuhkan


oleh anak.

4. Penjelasan mengenai diet nutrisi yang perlu diberikan.


5. Penjelasan mengenai cara minum obat.
6. Penjelasan mengenai faktor risiko dan cara-cara
pencegahan yang berkaitan dengan perbaikan higiene
personal, perbaikan sanitasi lingkungan, terutama
metode 4M plus seminggu sekali, yang terdiri atas:

Menguras wadah air, seperti bak mandi, tempayan,


ember, vas bunga, tempat minum burung, dan
penampung air kulkas agar telur dan jentik Aedes
aegypti mati.

Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk Aedes


aegypti tidak dapat masuk dan bertelur.

Mengubur atau memusnahkan semua barang bekas


yang dapat menampung air hujan agar tidak menjadi
sarang dan tempat bertelur nyamuk Aedes aegypti.

Memantau semua wadah air yang dapat menjadi


tempat nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.

Tidak menggantung baju, menghindari gigitan


nyamuk, membubuhkan bubuk abate, dan

A. Unit Terkait
B. Dokumen Terkait

memelihara ikan.
UGD dan Rawat Inap
Rekam Medik

Anda mungkin juga menyukai