Anda di halaman 1dari 4

GASTRITIS

No. Dokumen : SOP/PU/I/2023/020


No. Revisi : 01

SOP Tgl. Mulai Berlaku : 02 Januari 2023

Halaman : 1/4

UPTD
Rezki Wahyudi Nur, S.Kep.,Ns
PUSKESMAS NIP:19791225 200701 1 032
LAROMPONG

1. Definisi Gastritis (No. ICD X : K29.7 Gastritis, unspecified)) adalah proses


inflamasi/peradangan pada lapisan mukosa lambung sebagai
mekanisme proteksi mukosa apabila terdapat akumulasi bakteri atau
bahan iritan lain.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan pasien
gastritis.
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Larompong Nomor :
048/KAPUS/PKM-L/I/2023 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis di
UPTD Puskesmas Larompong Kab. Luwu
4. Referensi 1. Permenkes Republik Indonesia No. 5 Tahun 2014 tentang
Pedoman Praktik Klinik bagi dokter difasilitasi pelayanan
kesehatan primer.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
hk.02.02/menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
5. Prosedur/ Alat dan Bahan
Langkah- 1. Rekam Medis

langkah 2. Kertas Resep


3. Register Poli
4. ATK
5. Tempat tidur pasien
6. Farm Laboratorium
7. Stetoskop
Petugas yang melaksanakan :
1. Dokter
2. Perawat
3. Bidan
Langkah-langkah :
1. Petugas memanggil pasien
2. Petugas melakukan Anamnesis kepada pasien (Subjective)
Pasien datang dengan keluhan rasa nyeri dan panas seperti
terbakar pada perut bagian atas. Keluhan mereda atau memburuk
bila diikuti dengan makan, mual, muntah, dan kembung.
Faktor Risiko
a. Pola makan yang tidak baik: waktu makan terlambat, jenis
makanan pedas, porsi makan yang besar.
b. Sering minum mopi dan teh.
c. Infeksi bakteri atau parasit.
d. Penggunaan obat analgetik dan steroid.
e. Usia Lanjut.
f. Alkoholisme.
g. Stress.
h. Penyakit lainnya, seperti : penyakit reflux empedu, penyakit
autoimun, HIV/AIDS, Chron Disease.
3. Petugas melakukan Pemeriksaan Fisik (Objektive)
Pemeriksaan Fisik
a. Nyeri tekan epigastrum dan bising usus meningkat.
b. Bila terjadi inflamasi berat, dapat ditemukan perdarahan
saluran cerna berupa hematemesis dan melena.
c. Biasanya pada pasien dengan gastritis kronis, konjungtiva
tampak anemis.
4. Petugas melakukan Penegakkan Diagnostik (Assesment)
Diagnosis ditegakkan berdasarkan Anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Untuk diagnosis definitif dilakukan pemeriksaan
penunjang. Terutama pada pasien gastritis kronis dapat dilakukan
pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan Breath Test, dan feses
untuk mengetahui infeksi Helicobacter pylori, rontgen dengan
barium enema, dan endoskopi.
5. Petugas melakukan penatalaksanaan komprehensif (plan)
1. Pembinaan hubungan empati awal yang hangat antara Dokter
dan pasien merupakan langkah pertama yang sangat penting
untuk keberhasilan pengobatan.
2. Penatalaksanaan
 Obat-obat yang digunakan menyesuaikan dengan keadaan
antara lain :
a. Anti spasmodic : papaverin, sulfas atropin
b. Obat lain : buscopan, baralgin, systabon, dll
c. Antasida , obat lain yang sejenis
d. Preparat H2 reseptor antagonis : ranitidin, famotidin
e. Preparat : Omeprazole, lanzoprasole
f. Anti emetik : metoklopramide, domperidone
 Bila terjadi dehidrasi akibat muntah beri infus RL/D5%
 Selanjutnya penderita pulang atau dirujuk ke Rumah sakit
tergantung selanjtnya.
6. Pemeriksaan penunjang : Tidak diperlukan
7. Petugas mencatat semua hasil Anamnesis dan hasil pemeriksaan
di Rekam Medis pasien
8. Petugas melakukan cuci tangan rutin jika sudah selesai
9. Pencatatan dibuku Register pasien
10. Bagan Alir
Petugas melakukan Petugas melakukan
Petugas memanggil pasien anamnesis pemeriksaan fisik
(subjektive) (objektive)

Petugas melakukan Petugas melakukan Petugas melakukan


pemeriksaan penatalaksanaan penegakkan
penunjang jika komprehensif Diasnogtik
diperlukan (Plan) (Assesment)

Petugas mencatat Cuci Tangan


semua hasil anamnesis rutin Pencatatan dibuku register
di Rekam Medis pasien
pasien

11.Hal-hal yang 1. Jika Dokter tidak ditempat, maka pelayanan Poli Umum
perlu didelegasikan kepada perawat.
diperhatikan 2. Pemeriksaaan penunjang tidak boleh dilakukan di Puskesmas
karena keterbatasan sarana dan prasarana Puskesmas.
3. Pemberian obat-obatan disesuaikan yang tersedia di Puskesmas
Larompong .
4. Faktor Risiko :
a. Pola makan yang tidak baik: waktu makan terlambat, jenis
makanan pedas, porsi makan yang besar.
b. Sering minum mopi dan teh.
c. Infeksi bakteri atau parasit.
d. Penggunaan obat analgetik dan steroid.
e. Usia Lanjut.
f. Alkoholisme.
g. Stress.
h. Penyakit lainnya, seperti : penyakit reflux empedu, penyakit
autoimun, HIV/AIDS, Chron Disease.
5. Diagnosis Banding : -
6. Komplikasi :
a. Tukak Lambung (ulkus peptikum)
b. Anemia akibat perdarahan pada dinding lambung
c. Radang lambung atrofik
7. Konseling & Edukasi
Memberikan informasi kepada keluarga dan pasien mengenai :
a. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga untuk
menghindari makanan dan minuman yang dapat mengiritasi
lambung. Ini termasuk alkohol, kafein, dan makanan pedas.
b. Meminta pasien dan keluarga untuk tidak merokok dan
minum alkohol. Sampaikan bahwa nikotin dan bahan kimia
lainnya dalam rokok dapat memperburuk gejala gastritis.
Sementara itu alkohol dapat mencegah penyembuhan dan
memperburuk gastritis.
c. Meminta pasien mengkonsumsi makanan dan minuman
dalam porsi kecil tapi frekuensi lebih sering .
8. Kriteria Rujukan
Apabila tidak membaik dengan pengobatan optimal.
12.Unit Terkait 1. Pustu/Poskesdes
2. UGD
3. Rawat Inap
13.Dokumen 1. SOP Pengkajian Awal Klinis
Terkait 2. SOP Pemeriksaan Fisik
3. Rekam Medis
14.Rekaman No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai
dirubah diberlakukan
historis
1.
perubahan
2.
3.

Anda mungkin juga menyukai