0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
16 tayangan4 halaman
SOP ini memberikan panduan penatalaksanaan keracunan makanan yang meliputi anamnesa pasien, pemeriksaan fisik dan laboratorium, penegakan diagnosa, penatalaksanaan berupa rehidrasi dan rujukan, serta pencatatan ke dalam rekam medis.
SOP ini memberikan panduan penatalaksanaan keracunan makanan yang meliputi anamnesa pasien, pemeriksaan fisik dan laboratorium, penegakan diagnosa, penatalaksanaan berupa rehidrasi dan rujukan, serta pencatatan ke dalam rekam medis.
SOP ini memberikan panduan penatalaksanaan keracunan makanan yang meliputi anamnesa pasien, pemeriksaan fisik dan laboratorium, penegakan diagnosa, penatalaksanaan berupa rehidrasi dan rujukan, serta pencatatan ke dalam rekam medis.
KERACUNAN MAKANAN No. Dokumen : PK/SOP/RGD.026/414.102.20 / 2022
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 26 Januari 2022 Halaman : 1/4 UOBF dr. DEDE KURNIAWATI NIP. 196412241989032019 PUSKESMAS JENU
1. Pengertian Keracunan makanan adalah suatu kondisi gangguan pencernaan yang
disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi dengan zat patogen dan atau bahan kimia. Misalnya : Norovirus, Salmonella, Clostridium Perfingens, Campylobacter, dan staphylococcus aureus. 2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penatalaksanaan pasien Keracunan makanan 3. Kebijakan Keputusan Kepala UOBF Puskesmas Jenu Nomor: 440/015/KPTS/C/414.102.20/2022 tentang Kebijakan Layanan Klinis 4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK:01.07/MENKES/1186/2022 tentang Panduan Praktik klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. 5. Prosedur / Langkah- 1. Dokter/Perawat melakukan anamnesa dan menanyakan keluhan – Langkah keluhan pasien Keluhan : 1. Diare akut Pada keracunan makanan biasanya berlangsung kurang dari 2 Minggu.darah atau lendir pada tinja ; menunjukan invasi mukosa usus atau Kolon. 2. Nyeri perut 3. Nyeri kram otot perut ; menunjukkan hilangnya elektrolit yang Mendasari, seperti pada kolera yang berat. 4. Kembung Faktor Resiko 1. Riwayat makan / minum di tempat yang tidak higienis 2. Konsumsi daging / unggas yang kurang matang dapat dicurigai Untuk Salmonella spp, Campylobacter spp, toksin Shiga E Coli, Dan Clostridium perfringens. 3. konsumsi makanan laut mentah dapat dicurigai untuk Norwalk- Like virus, Vibrio SPP, atau hepatitis A. 2. Dokter/Perawat melakukan pemeriksaan fisik dan tanda – tanda vital pasien Pemeriksaan fisik harus difokuskan untuk menilai keparahan Dehidrasi. 1. Diare, dehidrasi, dengan tanda-tanda tekanan darah turun, nadi Cepat, mulut kering, penurunan keringat, dan penurunan output Urin. 2. Nyeri tekan perut, bising usus meningkat atau melemah. 3. Dokter/Perawat melakukan pemeriksaan penunjang / laboratorium Pada pasien 1. Melakukan pemeriksaan mikroskopis dari feses untuk telur cacing Dan parasit. 2. Pewarnaan Gram, Koch dan metilen biru loeffler untuk membantu Membedakan penyakit invasi dari penyakit non-invasif. 4. Dokter/ Perawat melakukan penegakan diagnosa sesuai dengan keluhan pasien Diangnosis ditegakkan berdasar anamnesis, pemeriksaan fisisk dan Penunjang. Diangnosis Banding 1. Intoleransi 2. Diare spesifik seperti disentri, kolera dan lain-lain Komplikasi 1. Dehidrasi berat 5. Dokter/ Perawat melakukan penatalaksanaan kepada pasien 1. Karena sebagian besar kasus gastroenteritis akut adalah self- Limiting , pengobatan khusus tidak diperlukan. Dari beberapa Studi didapatkan bahwa hanya 10% kasus membutuhkan terapi Antibiotik. Tujuan utamanya adalah rehidrasi yang cukup dan Suplemen elektrolit. Hal ini dapat dicapai dengan pemberian cairan Rehidrasi oral (oralit) atau larutan intravena (misalnya, Larutan natrium klorida isotonik, larutan Ringer Laktat). Rehidrasi oral dicapai dengan pemberian cairan yang Mengandung natrium dan glukosa. Obat absorben (misalnya , kaopectate, Aluminium hidroksida) membantu mema- Datkan feses diberikan bila diare tidak segera berhenti. 2. Jika gejalanya menetap setelah 3-4 hari, etiologi spesifik harus Ditentukan dengan melakukan kultur tinja. Untuk itu harus segera Dirujuk. 3. Modifikasi gaya hidup dan edukasi untuk menjaga kebersihan diri. 6. Dokter/ Perawat memberikan penyuluhan/KIE kepada pasien Edukasi kepada keluarga untuk turut menjaga higiene keluarga dan Pasien. 7. Dokter/ perawat memberikan rujukan pada pasien (bila diperlukan) Kriteria Rujukan 1. Gejala keracunan tidak berhenti setelah 3 hari ditangani dengan Adekaut. 2. Pasien mengalami perburukan. 8. Dokter/ Perawat memberikan resep kepada pasien untuk mengambil obat ke kamar obat sesuai dengan terapi yang diberikan dokter 9. Dokter/ Perawat melakukan pencatatan ke dalam rekam medis dan register rawat jalan pasien. 6. Diagram Alir Dokter/Perawat melakukan anamnesa kepada pasien
Dokter/Perawat melakukan pemeriksaan fisik dan
Tanda-tanda Vital pasien
Dokter/Perawat melakukan pemeriksaan penunjang /
laboratorium pada pasien
Dokter/Perawat melakukan penegakan diangosa
Sesuai dengan keluhan pasien
Dokter / perawat melakukan penatalaksanaan kepada
pasien
Dokter/Perawat memberikan penyuluhan / KIE
kepada pasien
Dokter/Perawat memberikan rujukan kepada pasien
(bila diperlukan)
Dokter/Perawat memberikan resep kepada pasien
untuk mengambil obat di kamar obat 7. Unit terkait 1. Loket 2. Ruang Tindakan 3. Poli Umum 4. Laboratorium 5. Poli Gizi 6. Kamar Obat 7. Pustu 8. Polindes 9. Ponkesdes 8. Rekaman Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai Perubahan diberlakukan
1 Kebijakan Keputusan Kepala UOBF 26 Januari 2022
Pelayanan Puskesmas Jenu Nomor: Klinis 440/015/KPTS/C/414.102.2 0/2022 tentang Kebijakan Layanan Klinis
2 Referensi Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor HK:01.07/MENKES/1186/2 022 tentang Panduan Praktik klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. 3 Unit Terkait 1. Loket 2. Ruang Tindakan 3. Poli Umum 4. Laboratorium 5. Poli Gizi 6. Kamar Obat 7. Pustu 8. Polindes 9. Ponkesdes