Anda di halaman 1dari 2

PENANGANAN KERACUNAN MAKANAN

No. Dokumen : /C/VII/SOP/WGT/VI/ 2017


No. Revisi :1
Tgl. Terbit : 21 April 2017
SOP Halaman :2

UPTD
PUSKESMAS Yohanes Eudes Panggorado
WAIGETE NIP.19720819 199303 1 008
1. Pengertian Keracunan makanan merupakan suatu kondisi gangguan pemcenaan yang disebabkan oleh
konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi dengan zat pathogen dan atau bahan kimia
misalnya Norovirus, Salmonella, Clostridium perfingens, Campylobacter, dan
Staphylococcus aureus.
2. Tujuan Memastikan diagnosa dan penanganan yang tepat sesuai kondisi pasien sehingga pasien
dapat mengalami perbaikan kondisi dan kesembuhan atau bila kondisi tidak memungkinkan
ditangani di puskesmas, maka memungkinkan diagnosa dini dan rujukan dini.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waigete tentang Pelayanan Klinis di Puskesmas
Waigete no. 300/C/IX/SK/WGT/VI/2017
4. Referensi 1. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, ed. Revisi
2014
2. Permenkes no. 514 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Tingkat Pertama
5. Prosedur/langkah- a. Anamnesis pasien dan keluarga pasien, tanyakan mengenai keluhan berupa diare akut,
langkah diare disertai darah atau lendir, nyeri perut, kram otot perut, kembung.
b. Tanyakan riwayat makanan/minuman di tempat yang tidak higienis, konsumsi
daging/unggas yang tidak matang, konsumsi makanan laut mentah.
c. Petugas mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan.
d. Ukur tanda vital pasien (tekanan darah, nadi, suhu dan frekuensi pernapasan)
e. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dari kepala sampai ujung kaki. Pemeriksaan fisik
difokuskan untuk menilai keparahan dehidrasi. Petugas menemukan ada atau tidaknya
tanda-tanda tekanan darah turun, nadi cepat, mulut kering, penurunan keringat dan urin
output, nyeri tekan perut dan bising usus lemah atau meningkat.
f. Petugas mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan.
g. Petugas mendiagnosis pasien keracunan makanan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
h. Petugas memberikan tata laksana terhadap hasil diagnose berupa:
Self-limiting, tujuan utamanya rehidrasi yang cukup dan suplemen elektrolit. Cairan
rehidrasi oral dapat diberi oralit atau larutan intravena (RL atau NaCL). Obat
absorben (misal kaolinpectin, alumuniom hidroksida) membantu memadatkan feses
diberikan bila diare tidak segera berhenti.
Jika gejala menetap setelah 3-4 hari, etiologi spesifik harus ditentukan dengan
menggunakan kultur tinja. Untuk itu harus segera dirujuk
Modifikasi gaya hidup dan edukasi menjaga kebersihan diri
i. Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnosa dan terapi pada rekam medis pasien.

6. Hal- hal yang 1. Terapi diberikan sesuai dengan instruksi dokter


perlu 2. Waspada bila kasus terjadi pada anak, apalagi dengan dehidrasi berat karena bisa
diperhatikan jadi membutuhkan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.
7. Unit Terkait Rawat jalan, Rawat inap umum, UGD
8. Dokumen Terkait Pedoman Pelayanan Medis
9. Rekaman Historis No Nama Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
perubahan

Anda mungkin juga menyukai