No. Dokumen :
445/…./SOP/C/PKM-BD/II/2019
No. Revisi : 01
SOP
Tanggal Terbit : 21/02/2019
Halaman : 1/2
Faktor Risiko
a) Higiene pribadi dan sanitasi lingkungan yang kurang.
b) Riwayat intoleransi laktosa, riwayat alergi obat.
4. Antibiotik Selektif
Antibiotika tidak boleh digunakan secara rutin karena
kecilnya kejadian diare pada balita yang disebabkan oleh
bakteri. Antibiotika hanya bermanfaat pada penderita diare
dengan darah (sebagian besar karena Shigellosis) dan
suspek kolera
Obat-obatan anti diare juga tidak boleh diberikan pada anak
yang menderita diare karena terbukti tidak bermanfaat. Obat
anti muntah tidak dianjurkan kecuali muntah berat. Obat-
obatan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan
status gizi anak, bahkan sebagian besar menimbulkan efek
samping yang berbahaya dan bisa berakibat fatal. Obat anti
protozoa digunakan bila terbukti diare disebabkan oleh
parasit (amuba, giardia).
Pemberian ASI
2. Pemberian makanan pendamping ASI
3. Menggunakan air bersih yang cukup
4. Mencuci tangan
5. Menggunakan jamban
6. Membuang tinja bayi dengan benar
7. Pemberian imunisasi campak
Kriteria Rujukan
a) Anak diare dengan dehidrasi berat dan tidak ada fasilitas
rawat inap dan pemasangan intravena.
b) Jika rehidrasi tidak dapat dilakukan atau tercapai dalam 3
jam pertama penanganan.
c) Anak dengan diare persisten
d) Anak dengan syok hipovolemik
Prognosis
Prognosis sangat tergantung pada kondisi pasien saat datang,
ada/tidaknya komplikasi, dan pengobatannya, sehingga
umumnya prognosis adalah dubia ad bonam. Bila kondisi saat
datang dengan dehidrasi berat, prognosis dapat menjadi dubia
ad malam.
7. Diagram Alir
8. Unit Terkait - Unit Gizi dan Konseling
- Pendaftaran dan Rekam Medik
- Ruang BP
- Ruang Obat
9. Dokumen
Terkait
10. Rekaman No Yang Isi perubahan Tanggal mulai
Historis dirubah diberlakukan
Perubahan 1 Perubahan Perubahan sesuai 21/02/2019
referensi KMK No.514 tahun
2015 tentang
panduan praktek klinis
dokter di faskes
primer