Anda di halaman 1dari 5

GASTROENTERITIS

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :
KepalaPuskesmas:
PUSKESMAS
LAULENG
BUKIT
dr.Haslinda Kadir
HARAPAN
NIP.1976073 200604 2 026
Gastroenteritis (GE) adalah peradangan mukosa lambung dan usus halus yang
1. Pengertian ditandai dengan diare dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam
Sebagai acuan (panduan) bagi dokter / paramedis dalam penanganan kasus
2. Tujuan gastroenteritis
3. Kebijakan
Panduan Praktis Klinis bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
4. Referensi
edisi revisi tahun 2014
5. Prosedur a) Keluhan Utama
- Buang air besar (BAB) lembek atau cair, dapat bercampur darah atau
lendir, dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam.
- rasa tidak nyaman di perut (nyeri atau kembung), mual dan muntah serta
tenesmus.
- Dapat disertai demam maka diduga erat terjadi infeksi.
.
b) Faktor Resiko
- Makan atau minum dari sumber yang kurang higienenya

- Riwayat bepergian ke daerah dengan wabah diare

- riwayat intoleransi laktosa (terutama pada bayi)

- konsumsi makanan iritatif, minum jamu, diet cola, atau makan obat-

obatan seperti laksatif, magnesium hidroklorida, magnesium sitrat, obat


jantung quinidine, obat gout (kolkisin), diuretika (furosemid, tiazid),
toksin (arsenik, organofosfat), insektisida, kafein, metil xantine, agen
endokrin (preparat pengantian tiroid), misoprostol, mesalamin,
antikolinesterase dan obat-obat diet perlu diketahui.
- Selain itu, kondisi imunokompromais (HIV/AIDS) dan demam tifoid

perlu diidentifikasi.
c) Pemeriksaan Fisis
- Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa: berat badan, suhu tubuh, frekuensi

denyut jantung dan pernapasan serta tekanan darah.


- Mencari tanda-tanda utama dehidrasi: kesadaran, rasa haus, dan turgor
kulit abdomen dan tanda-tanda tambahan lainnya: ubun-ubun besar
cekung atau tidak, mata: cekung atau tidak, ada atau tidaknya air mata,
bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau basah.
- Pernapasan yang cepat indikasi adanya asidosis metabolik.
- Bising usus yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemia.

1
- Pemeriksaan ekstremitas perlu karena perfusi dan capillary refill dapat
menentukan derajat dehidrasi yang terjadi.
d) Pemeriksaan penunjang
Tidak diperlukan. Analisa feses diperlukan pada diare yang menetap lebih
dari 7 hari
e) Penegakan Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis (BAB cair lebih dari 3 kali
sehari) dan pemeriksaan fisik (ditemukan tanda-tanda hipovolemik dan
pemeriksaan konsistensi BAB). Untuk diagnosis defenitif dilakukan
pemeriksaan penunjang.
f) Diagnosis Banding
- Demam tifoid, Kriptosporidia (pada penderita HIV), Kolitis
pseudomembran
g) Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada Pasien Dewasa
Pada umumnya diare akut bersifat ringan dan sembuh cepat dengan
sendirinya melalui rehidrasi dan obat antidiare, sehingga jarang diperlukan
evaluasi lebih lanjut.
Terapi dapat diberikan dengan
1. Memberikan cairan dan diet adekuat
- Pasien tidak dipuasakan dan diberikan cairan yang adekuat untuk
rehidrasi.
- Hindari susu sapi karena terdapat defisiensi laktase transien.
- Hindari juga minuman yang mengandung alkohol atau kafein , karena
dapat meningkatkan motilitas dan sekresi usus.
- Makanan yang dikonsumsi sebaiknya yang tidak mengandung gas, dan
mudah dicerna.
2. Pasien diare yang belum dehidrasi dapat diberikan obat antidiare untuk
mengurangi gejala dan antimikroba untuk terapi definitif. Pemberian
terapi antimikroba empirik diindikasikan pada pasien yang diduga
mengalami infeksi bakteri invasif, traveller’s diarrhea, dan imunosupresi.
Antimikroba: pada GE akibat infeksi diberikan antibiotik atau antiparasit,
atau antijamur tergantung penyebabnya.
Obat antidiare, antara lain:
-Turunan opioid: Loperamid, Difenoksilat atropin, Tinktur opium.
-Obat ini sebaiknya tidak diberikan pada pasien dengan disentri yang
disertai demam, dan penggunaannya harus dihentikan apabila diare
semakin berat walaupun diberikan terapi.
- Bismut subsalisilat, hati-hati pada pasien immunokompromais, seperti
HIV, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya bismuth
encephalopathy.
- Obat yang mengeraskan tinja: atapulgit 4x2 tablet/ hari atau smectite
3x1 sachet diberikan tiap BAB encer sampai diare stop.
- Obat anti sekretorik atau anti enkefalinase: Racecadotril 3x1
Antimikroba, antara lain:
- Golongan kuinolon yaitu Siprofloksasin 2 x 500 mg/hari selama 5-7
hari, atau
- Trimetroprim/Sulfametoksazol 160/800 2x 1 tablet/hari.

2
- Apabila diare diduga disebabkan oleh Giardia, Metronidazol dapat
digunakan dengan dosis 3x500 mg/ hari selama 7 hari.
- Bila diketahui etiologi dari diare akut, terapi disesuaikan dengan
etiologi.
Penatalaksanaan pada Pasien Anak
Menurut Kemenkes RI (2011), prinsip tatalaksana diare pada balita adalah
LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare):
1. Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah
Pemberian oralit didasarkan pada derajat dehidrasi (Kemenkes RI, 2011).
a. Diare tanpa dehidrasi
- Umur < 1 tahun: ¼ - ½ gelas setiap kali anak mencret (50–100 ml)
- Umur 1 – 4 tahun: ½-1 gelas setiap kali anak mencret (100–200 ml
- Umur diatas 5 Tahun: 1–1½ gelas setiap kali anak mencret (200–
300 ml)

b. Diare dengan dehidrasi ringan sedang


Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kg bb dan
selanjutnya diteruskan dengan pemberian oralit seperti diare tanpa
dehidrasi.
c. Diare dengan dehidrasi berat
Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke
Puskesmas untuk diinfus.
Untuk anak dibawah umur 2 tahun cairan harus diberikan dengan
sendok dengan cara 1 sendok setiap 1 sampai 2 menit. Pemberian
dengan botol tidak boleh dilakukan. Anak yang lebih besar dapat
minum langsung dari gelas. Bila terjadi muntah hentikan dulu selama
10 menit kemudian mulai lagi perlahan-lahan misalnya 1 sendok setiap
2-3 menit. Pemberian cairan ini dilanjutkan sampai dengan diare
berhenti.
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
Dosis pemberian Zinc pada balita:
- Umur < 6 bulan : ½ tablet (10 mg) per hari selama 10 hari.
- Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari.
Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti.
Cara pemberian tablet zinc : Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air
matang atau ASI, sesudah larut berikan pada anak diare.
3. Teruskan pemberian ASI dan Makanan
Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi

3
pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta
mencegah berkurangnya berat badan. Anak yang masih minum ASI harus
lebih sering diberi ASI. Anak yang minum susu formula juga diberikan
lebih sering dari biasanya. Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi
yang telah mendapatkan makanan padat harus diberikan makanan yang
mudah dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih sering. Setelah
diare berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu
untuk membantu pemulihan berat badan
4. Antibiotik Selektif
Antibiotika tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya
kejadian diare pada balita yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotika
hanya bermanfaat pada penderita diare dengan darah (sebagian besar
karena Shigellosis) dan suspek kolera
Obat-obatan anti diare juga tidak boleh diberikan pada anak yang
menderita diare karena terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak
dianjurkan kecuali muntah berat. Obat-obatan ini tidak mencegah
dehidrasi ataupun meningkatkan status gizi anak, bahkan sebagian besar
menimbulkan efek samping yang berbahaya dan bisa berakibat fatal. Obat
anti protozoa digunakan bila terbukti diare disebabkan oleh parasit
(amuba, giardia).
.
h) Konseling dan Edukasi
- Pada kondisi yang ringan, diberikan edukasi kepada keluarga untuk
membantu asupan cairan. Edukasi juga diberikan untuk mencegah
terjadinya GE dan mencegah penularannya.
- Pada pasien anak berikan nasihat kepada orang tua/pengasuh
- Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi
nasehat tentang:
- a. Cara memberikan cairan dan obat di rumah
- b. Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan bila :
 Diare lebih sering
 Muntah berulang
 Sangat haus
 Makan/minum sedikit
 Timbul demam
 Tinja berdarah
 Tidak membaik dalam 3 hari
i) Kriteria Rujukan
- Tanda dehidrasi berat
- Terjadi penurunan kesadaran
- Nyeri perut yang signifikan
- Pasien tidak dapat minum oralit
- Tidak ada infus set serta cairan infus di fasilitas pelayanan
j) Komplikasi

4
Syok Hipovolemik
k) Prognosis
Prognosis sangat tergantung pada kondisi pasien saat datang, komplikasi,
dan pengobatannya. Umumnya prognosis gastritis adalah bonam, namun
dapat terjadi berulang bila pola hidup tidak berubah.

a) Keluhan Utama
Faktor Resiko - Buang air besar (BAB) lembek atau cair,
- Makan atau minum dari sumber yang kurang dapat bercampur darah atau lendir,
higienenya dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam
- Riwayat bepergian ke daerah dengan wabah waktu 24 jam.
diare
- Riwayat intoleransi laktosa (terutama pada
- Rasa tidak nyaman di perut (nyeri atau
bayi) kembung), mual dan muntah serta
- konsumsi makanan iritatif, minum jamu, diet tenesmus.
cola, atau makan obat-obatan seperti laksatif - Dapat disertai demam maka diduga erat
dsb. terjadi infeksi
- Kondisi imun jelek (HIV/AIDS) dan demam
tifoid

Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan penunjang
Tidak diperlukan. Analisa feses diperlukan - Pemeriksaan fisik: berat badan, suhu tubuh,
pada diare yang menetap lebih dari 7 hari frekuensi denyut jantung pernapasan , tekanan
darah.
6. Bagan Alir
- Mencari tanda-tanda utama dehidrasi: kesadaran,
rasa haus, dan turgor kulit abdomen dan tanda
lainnya: ubun-ubun besar cekung, mata: cekung,
bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau basah.

Penatalaksanaan
a. Pemberian cairan dan diet adekuat
b. Pemberian obat anti diare Penegakan Diagnosis
c. Pemberian anti mikroba - Diagnosis ditegakkan berdasarkan
d. Memperhatikan penanganan diare pada anak: anamnesis (BAB cair lebih dari 3 kali
pemberian zick, nilai dehidrasi
e. Konseling dan Edukasi
sehari) dan pemeriksaan fisik (ditemukan
tanda-tanda hipovolemik dan
pemeriksaan konsistensi BAB).

Kriteria rujukan
- Tanda dehidrasi berat
- Terjadi penurunan kesadaran
- Nyeri perut yang signifikan
- Pasien tidak dapat minum oralit
- Tidak ada infus set serta cairan infus di fasilitas
pelayanan

- Poli Umum
7. Unit terkait - UGD
- Unit Rawat Inap
8. Dokumen Rekam Medis
terkait

9. Histori Perubahan Tanggal :

No Yang di Ubah Isi Perubahan Keterengan


.

Anda mungkin juga menyukai