• Diagnosis ? Kolera
• Etiologi ? V. Cholera
• Tatalaksana ? Tetrasiklin, doksisiklin.
KOLERA
TATALAKSANA :
1. Rehidrasi
2. Antibiotik yang efektif :DOKSISIKLIN,
TETRASIKLIN
Alternatif : kotrimoksazol, eritromisin.
3. Zink
4. Edukasi dan Gizi
24 C. Kotrimoksazol
• Keywords:
- Anak 5 tahun nyeri saat BAK, BAK berwarna
merah.
- Nyeri tekan supra pubik.
• Diagnosis ? Sistitis akut
• Terapi ? Kotrimoksazol
Siprofloksasin dikontraindikasikan pada anak < 18
tahun karena mengganggu pertumbuhan tulang
rawan.
Infeksi Saluran Kemih
• Diagnosis • Tatalaksana
- Gejala khas : frekuensi, 1. Higieni
nyeri kencing, demam 2. Antibiotik :
- Tanda : nyeri ketok CVA, - Rawat jalan amoksilin,
nyeri tekan suprasimfisis. sefiksim, kotrimoksazol
- Penunjang : - Rawat inap ampicilin,
Urinalisis sefotaksim, gentamisin
Kultur urin bermakna Antibiotik biasanya
diberikan empirik dahulu.
Kuman penyebab
tersering: E coli.
25 B. ETEC
• Keywords :
Bayi 2 bulan, diare cair, dehidrasi (+), gejala
disentri (-), tanda kesakitan(-).
- Pemeriksaan feses: bakteri gram negatif, agar
darah Mac Conkey: pertumbuhan bakteri baik,
koloni bundar, halus dan memfermentasi
glukosa.
• Etiologi ?
Enterotoxin E.coli (ETEC)
E Coli
• Bakteri gram negatif
• Koloni pink pada agar McConkey
fermentasi gula.
• Dibedakan menjadi beberapa subtipe
berdasarkan patogenesisnya: ETEC, EHEC,
EIEC, EPEC, dan EAEC.
TIPS MEMBEDAKAN
ETEC EHEC EIEC EPEC & EAEC
JENIS DIARE CAIR DISENTRI DISENTRI MUKOID
NYERI PERUT NEGATIF POSITIF POSITIF POSITIF
FEKAL NEGATIF NEGATIF POSITIF POSITIF
LEUKOSIT
KARAKTERISTIK SERING
MENIMBULKAN
HUS
Medscape.com
Jones Criteria (ARF)
medinterestgroup.com
27 B. Profilaksis sekunder
• WD: Penyakit jantung reumatik (bukan
demam reumatik akut)
• Rx: Profilaksis sekunder
Profilaksis Demam Reumatik Akut
WHO, 2014
Durasi Profilaksis
Medscape.com
30 A. Menambahkan spironolakton
• WD: Hipokalemia
• Rx: Tatalaksana untuk memperbaiki kadar
kalium
• Menambahkan Spironolakton (Potassium
Sparring diuretic)
– Meningkatkan kadar kalium
31 C. H. pylori
• KU: Rasa terbakar di ulu hati
– Tidak berhubungan dengan aktivitas
(menyingkirkan angina pektoris)
• WD: GERD
• Mikroorganisme terkait: H. pylori
Nhs.uk
30 C. Barrett Esofagus
• Metaplasia mukosa
esofagus proksimal dari
sfingter bawah esofagus
Barrett Esofagus
http://library.med.utah.edu
Barrett Esofagus
http://pathology2.jhu.edu
33 E. A+C
• KU: demam kronik (1 bulan)
– Fokus infeksi (-): Batuk (-), keluhan BAK dan BAB (-
)
– Riwayat operasi katup jantung
• WD: Endokarditis infektif
• Pemeriksaan:
– Kultur 2 saat dan 2 tempat yang berbeda
– Ekokardiografi
Modified Dukes Criteria
Fpnotebook.com
Modified Dukes Criteria
Fpnotebook.com
Modified Dukes Criteria
http://img.docstoccdn.com
34 A. Osler’s Node
• Extracardial manifestation
– Osler’s Node
– Janeway Lesions
– Roth’s Spot
– Other vascular phenomenone
Osler’s Node & Janeway lesion
http://stanfordmedicine25.stanford.edu
Roth Spot
Medscape.com
Koarktasio aorta
Radiopaedia.org
36 A. Edukasi gaya hidup sehat + GDS
GDP ulang
• KU: polifagi, polidipsi, poliuri dan BB turun
– Gejala khas DM
• Lab: GDS dan GDP (-)
• WD: Diabetes melitus
• Rencana: Ulang pemeriksaan GDS dan GDP
Algoritme Diagnosis DM II
PERKENI, 2011
37 A. Pasien meminum larutan gula
75g dan periksa GD sebelum dan 2 jam
sesudahnya
• Hasil Lab GDS dan GDP Ulang (-)
– Lakukan pemeriksaan TTGO 75g GD2PP
• Meminum larutan gyula 75g dalam 5 menit
dan periksa GD 2 jam setelahnya
38 B. Ganti metformin dengan
golongan lain
• Pasien DM
– Current Rx: Sulfonilurea, metformin dan acarbose
– On Continuous renal replacement therapy (CRRT)
menandakan gangguan ginjal tahap akhir atau
lanjut
• Metformin dikontraindikasikan pada pasien
dengan gangguan fungsi ginjal
Terapi Medikamentosa DM pada CKD
PDPI, 2011
41 C. Washed PRC Gol Darah B+
• Produk darah dengan efek samping minimal
– Efek samping berbanding lurus dengan
konsentrasi sel darah putih
• Jumlah leukosit/unit
– Whole Blood: 109 sel
– Leucodepleted Blood product: 70% less Leukocyte
– Washed PRC: PRC dicuci dengan normal saline
untuk menurunkan jumlah leukosit dan kadar
antibodi (Leukosit <1x106)
MJAFI 2006; 62 : 174-177
42 C. Defisiensi vitamin B12
• KU: Lelah yang memberat
– Konsumsi alkohol berat
• Lab: Hb 7mg/dl, makrositik
• Dx: Anemia makrositik normokrom
– Etiologi: Defisiensi Vit B12/9
• Konsumsi alkohol mengganggu absorpsi vit
B12
43 C. Mallory Weiss Tear
• Ruptur dari dinding gaster
– Biasanya disebabkan oleh penyebab mekanik
(Trauma)
• Pemicu
– Muntah, batuk, hiccup, trauma tumpul, atau CPR
• Faktor risiko
– Hernia hiatal, konsumsi alkohol (sering muntah)
Emedicine.medscape.com
Mallory-Weiss Tear
Emedicine.medscape.com
44 C. Asthma Control Test (ACT)
• Penyesuaian terapi menggunakan parameter ACT
– Menilai derajat kendali asma dalam 1 bulan terakhir
• Interpretasi
– Terkontrol sempurna (25): Pertahankan atau turunkan
intensitas terapi
– Terkontrol sebagian (20-24): Tingkatkan intensitas
terapi
– Tidak terkontrol (<20): Tingkatkan intensitas terapi
Level of asthma control
Medscape.com
ACT
Medscape.com
45 A. Meningkatkan intensitas terapi
• Dx: Asma persisten
ringan
• Current Rx:
– Kortikosteroid inhalasai
dosis rendah
• Skor ACT 24
terkontrol sebagian
– Tingkatkan intensitas
terapi tambahkan
LABA (bukan
kortikosteroid oral)
46 C. Hepar, Mata, Ginjal
• KU: Demam 4 hari SMRS.
– Kuning 2 hari setelahnya
– Nyeri otot di betis
• PF: Suhu 28,9 C, Sklera ikterik (+), Mata merah (+)
• Mengarahkan ke leptospirosis derajat berat
(Weil’s disease)
– Mata merah conjunctival suffusion
– Ikterik Hepar
– Ureum & kreatinin meningkat Ginjal
Tanda dan Gejala Lepstospirosis
• Tanda dan gejala dapat diklasifikasikan
– Ikterik/NonIkterik
– Acute stage/Immune stage
– Mild/Severe (Weil’s disease): muncul beberapa hari
setelah gejala ringan mereda
• Weil’s disease melibatkan multiorgan
– Hepar, ginjal, kardiak
– SSP
– Pulmonal
– Mata
Gejala ringan
• 90% kasus menunjukkan gejala mild
– a high temperature (fever) that is usually between 38 and
40°C (100.4-104°F)
– chills
– sudden headaches
– nausea and vomiting
– loss of appetite
– muscle pain, particularly affecting the muscles in the
calves and lower back
– conjunctivitis (irritation and redness of the eyes)
– cough
– a short-lived rash
Conjunctival suffusion
45 B. Melalui sel M pada plak Peyeri
• KU: Demam 1 minggu SMRS
– Konstipasi
• Demam <7 hari
– Infeksi Dengue
– Parasit
– Leptospirosis
• Lab: Leukopeni, Trombosit normal Infeksi
dengue less likely
• WD: Infeksi Salmonella typhii
– Melalui sel M pada plak Peyeri
Patofisiologi S. Typhii
bio.davidson.edu
48 B. IgM/IgG Salmonella typhii
• Pemeriksaan penunjang untuk Demam
Typhoid
– Kultur feses
– Aspirasi sumsum tulang gold standard
– Kultur darah
– Serologi (TUBEX – IgM/IgG Salmonella typhii) >5
hari
Pemeriksaan penunjang Demam
Tiphoid
WHO, 2014
Pemeriksaan Lab vs kultur darah
WHO, 2014
49 C. Emboli paru
• KU: Nyeri dada tiba-tiba
– Sedang tirah baring
– Riwayat keganasan on kemoterapi
• PF: Hipotensi, Takipneu
• EKG: Fenomena S1Q3T3 (McGinn-White sign)
– S1Q3T3 menandakan adanya cor pumonale
– Faktor prognostik dan diagnostik emboli paru
– EKG menyingkirkan kegawatdaruratan lainnya
pada nyeri dada (ACS)
http://www.ipej.org
50 C. Trombosis vena dalam
• Etiologi Emboli paru
– Deep vein thrombosis (pada tungkai bawah)
– Emboli lemak
– Emboli dari jaringan tumor
– Emboli udara
• Pada pasien tersebut kemungkinan besar DVT
merupakan etiologi
– Perlu skrining DVT pada pasien dengan emboli
paru
Faktor risiko PE
• PERMENKES 269/MENKES/PER/III/2008
tentang REKAM MEDIS
Jadi jika diminta, RS berhak memberikan isi rekam medis kepada
pasien (ingat, isi adalah milik pasien). Namun isi yang dimaksud
bukanlah dalam bentuk fotokopi/salinan rekam medis,
melainkan ringkasan rekam medis (resume
pulang/perawatan/dll)
www.interpol.int/Media/Files/INTERPOL.../DVI/White-Paper-DVI
59. A. Otonomi
Keywords :
• Seorang penyandang retardasi mental, diperkosa
• Keluarga menyetujui sterilisasi dan Anda sebagai
dokter melakukannya
• Dx: blefaritis
• Tx: seka dengan air hangat untuk mempermudah
evakuasi pus (kompres hangat)
• Bersihkan tepi palpebra untuk membersihkan
dengan krusta (juka dengan kain hangat)
• Antibiotik
http://emedicine.medscape.com/article/1211763-treatment
66. D. Sinar sejajar tidak dibiaskan
secara seimbang di semua meridian
Keywords :
• Anak, 9 tahun
• Penglihatan kabur perlahan
• Koreksi terbaik dengan lensa silindris (C)
67. E. Fluorescein
Keywords :
• Laki-laki 18 tahun
• Mata nyeri dan merah
• Lensa kontak, namun jarang dirawat
• Hifema
Hifema
• Retinopati DM
• Komplikasi?
Perdarahan Vitreous
• Diakibatkan pecahnya neovaskularsiasi di
lapisan retina (sering akibat komplikasi
langsung diabetes melitus)
• Painless unilateral floaters, visual loss
http://www.aao.org/publications/eyenet/200703/pearls.cfm
72. D. Katarak kongenital
Keywords :
• Riwayat ibu bersin, pilek, demam infeksi
akut dari viral, kemungkinan Rubella
• Anak: mata kucing, leukokoria
http://www.sajch.org.za/index.php/SAJCH/article/view/461/358
73. A. Katarak
Keywords :
• Visus yang membaik dengan pin-hole
• = ambliopia/mata malas
75. A. IgE
Keywords :
• Perempuann, 18 tahun
• Mata merah, hilang timbul, gatal hebat
• Cobble stone di konjungtiva
Diagnosis: GO
79. A. Trichomonas vaginalis
Keywords:
• Keputihan dirasakan 2 minggu ini, kuning dan
berbuih
• Nyeri dan panas saat kencing
• Mikroorganisme bentuk buah pear, dengan
flagel, Berinti satu
Flagellated organism : Trichomonas Vs Giardia Lamblia
Trichomonas Giardia Lamblia
• Bentuk: pyriform • flattened pear shaped
• Nukleus tunggal • 2 nuclei, 8 flagella arising
• looking like tennis rackets
without the handle
• comical face-like
appearance (tampak depan)
80. E. Steroid
Keywords:
• Luka berwarna kemerahan pada kedua siku
lengannya. Keluhan dialami sejak 2 bulan yang
lalu setelah pasien bermain tenis
• PF: jaringan keratin yang tebal dengan dasar
berupa makula eritem pada siku lengan dan
lutut
Diagnosis: Psoriasis
CORTICOSTEROIDS
• Topical corticosteroids are the cornerstone of
treatment for the majority of patients with
psoriasis
• EFEK: Anti inflamasi, anti proliferasi,
imunosupresi, vasokonstriksi
81. D. Erisipelas
Keywords:
• keluhan ada bercak dan bengkak pada lutut kiri,
nyeri apabila disentuh dan terasa hangat pada
daerah tersebut
• Awalnya anak terjatuh dan terkena beberapa kali
pada lutut kiri.
• Demam tinggi, sakit tenggoroan dan lemas.
• Pemeriksaan: Eritema edematous dengan batas
jelas, didapati bula dan vesikel, disertai tanda-
tanda radang pada daerah tersebut.
Erisipelas
• Infeksi akut Streptococcus ẞ hemolitikus
menyerang epidermis dan dermis
• Gejala:
– Gejala konstitusi: demam, malaise
• Didahului trauma predileksi : tungkai bawah
• PF: eritema batas tegas, pinggir meninggi dengan
tanda2 radang akut, dapat disertai: edema,
vesikel, bula. Lab: leukositosis
• Terapi: Antibiotik sistemik, topikal: kompres
larutan antiseptik
Pilihan Lain
• A. Furunkulosis peradangan Folikel + jaringan
sekitar (awalnya papul/pustul eritematosa
nodus eritematosa)
• B. Impetigo bulosa Keadaan umum tidak
dipengaruhi (eritema, bula, dan bula hipopion)
• C. Sellulitis batas tidak tegas
• E. Urtika reaksi vaskular ditandai edema
setempat, pucat kemerahan, meninggi di
permukaan kulit
82. D. Alopesia
Keywords:
• An. Charles, 3 tahun keluhan rambut kepala
rontok sejak 10 hari yang lalu, dan disertai
rasa nyeri dan anak rewel
Diagnosis: Kerion
Kerion
• Reaksi peradangan berat pada tinea kapitis
berupa pembengkakkan sarang lebah dengan
sebukan sel radang yang padat disekitarnya
• Penyebab: Microsporum canis, Microsporum
gypseum
– Jarang: Trichophyton tonsurans, Trichophyton
violaceum
Komplikasi
• Komplikasi kerion
jangka panjang:
Alopesia menetap
dengan jaringan parut
83. A. Dermatitis numularis
Keywords:
• Alfonso, 45 tahun: bercak merah sebesar uang
logam 500 di betis, Sangat gatal sering
kambuh.
• Status Dermatologis : di regio kruris tampak
lesi soliter diameter 2 cm, permukaan
eksudatif, sebagian tampak krusta hitam.
Dermatitis Numularis (discoid
eczema/neurodermatitis numular)
• Lesi bentuk mata uang (coin) atau agak
lonjong, batas tegas dengan efloresensi
papulovesikel, biasanya mudah pecah
basah (oozing)
• Penyebab: multifaktor:
stafilokokus&mikrokokus dan Mekanisme
hipersensitivitas, lingkungan (kelembaban
rendah), stres emosional, minuman alkohol,
trauma fisik/kimia (terutama di tangan)
• Sign & symptoms:
– Sangat gatal
– Vesikel & papulovesikel (0.3-1.0 cm), kemudian
berkonfluens membentuk coin, berbatas tegas
– Penyembuhan dimulai dari tengah mirip
dermatomikosis
• Terapi:
– emolien
– steroid topikal
– Bila masih eksudatifkompres permanganas kalikus
1:10.000
84. B. Vulvovaginitis Kandida
Keywords:
• Susilawati, usia 27 tahun hamil 7 minggu,
keputihan dan gatal sejak 2 bulan yang lalu,
• Pemeriksaan fisik: vulva hiperemi, maserasi.
Serviks hiperemi, udem, flour abous
berwarna putih seperti pecahan susu
• Kehamilan Esterogen level ↑
Penimbunan Glikogen dalam eputel vagina
• Keluhan utama: gatal di daerah vulva, pada
infeksi lanjut: rasa panas, nyeri sesudah miksi,
dan dyspareunia
• Khas: fluor albus kekuningan, gumpalan
kepala susu (massa yang terlepas dari dinding
vulva atau vagina, terdiri atas bahan nekrotik,
sel epitel, jamur)
Terapi
• Pada kehamilan:
– suppositoria:
• Miconazole (Monistat)
• Clotrimazole (Gyne-Lotrimin)
85. E. Klindamisin
Keywords:
• Komar, 15 tahun keluhan wajah berjerawat.
• Pemeriksaan: tampak papul, nodul, komedo
yang disertai pustulasi eritem
Antibiotik pilihan pada akne vulgaris
• Topikal
– Tetrasiklin 1%
– Eritromisin 1%
– Kllindamisin fosfat 1%
• Sistemik
– Tetrasiklin (250mg-1g/hari)
– Eritromisin (4x250 mg/hari)
– Doksisiklin (50mg/hari)
– Trimetoprim (3x100 mg/hari)
86. B. Impetigo bulosa
Keywords:
• An. Linda, 5 tahun lepuh-lepuh berisi nanah
pada daerah leher dan dada kanan
• Pemeriksaan: bula hipopion dan coleret pada
lesi.
Impetigo Bulosa
• Predileksi: Ketiak, dada, punggung
• Efloresensi: Eritema, bula, bula hipopion
• Kadang vesikel atau bula sudah pecah saat
pasien datang hanya tampak koleret dan
dasarnya masih eritematosa
Pilihan lain
• A. Impetigo krustosa bukan bula, tetapi eritema,
vesikelpecahkrusta madu di daerah wajah sekitar
lubang hidung dan mulut
• C. Impetigo neonatorum pada neonatus, lokasi
menyeluruh, dapat disertai demam
• D. Epidermolisis bulosa penyakit bulosa kronik
diturunkan, bisa dipicu trauma. Bula jernih, kadang
hemoragik. Diagnosis: mikroskop elektron untuk
melihat taut dermoepidermal
• E. Herpes zoster umut lebih sering pada dewasa,
didahului gejala prodromal, vesikel berkelompok sesuai
dermatom
87. E. Neurodermatitis sirkumskripta
• Nunung, usia 20 tahun gatal pada belakang
leher dan punggung kaki
• Hal ini dirasakan ketika pasien mau ujian
• Pemeriksaan: plak hiperpigmentasi dengan
likenifikasi, skuama, dan ekskoriasi
Neurodermatitis sirkumskripta
(LSK/Liken Vidal)
• Perdangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, dengan
likenifikasi akibat garukan berulang
• Bila muncul, sulit untuk tahan tidak digaruk
• Lesi biasanya tunggal, sedikit eritem, lambat laun
edema, menebal, likenifikasi, ekskoriasi,
sekitarnya hiperpigmentasi, batas dengan kulit
normal TIDAK JELAS
• Predileksi: biasanya: Skalp, tengkuk, leher, lengan
ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perineum, paha
medial, lutut, tungkai bawah lateral
• Terapi:
– Antipruritus
– Kortikosteroid topikal
atau intralesi
– Ter
– UVB/PUVA
88. E. Seluruh tubuh kecuali wajah
• Munaroh, usia 19 tahun, keluhan tercapat
bintil-bintil kemerahan berisi air di sekitar
kemaluannya
• Pasien adalah seorang PSK
• Menemukan sendiri kutu di pubis
Treatment tips
• Diagnosis: Barotrauma
Barotrauma Telinga
• Definisi: Keadaan terjadinya perubahan
tekanan tiba-tiba di luar telinga tengah
sewaktu di pesawat terbang atau menyelam,
menyebabkan tuba gagal membuka.
• Tatalaksana: Dekongestan
• Jika Menetap sampai beberapa minggu: Pipa
ventilasi (Gourmmet)
• Komplikasi: Perforasi membran timpani,
infeksi, hilang pendengaran, vertigo
95. C. Otosclerosis
Keywords:
• Ny. Lala, usia 50 tahun mengeluh fungsi organ
pendengarannya semakin menurun
• Dua bulan yang lalu pasien pernah periksa dan
didiagnosis menderita tuli konduksi
• Dari hasil pemeriksaan telinga tengah
diperoleh membran timpani dan fungsi tuba
eustachius normal
Otosclerosis
• Spongiosis di kaki stapesstapes kaku
hantaran suara ke labirin tidak baik
• AWALNYA tuli KONDUKTIF, bila menyebar ke
koklea TULI CAMPUR atau SENSORINEURAL
• Penyebab: tidak diketahui, mungkin keturunan
dan gangguan perdarahan pada stapes
• Gejala: Pendengran berkurang progresif,
tinitus, kadang vertigo
• Membran timpani utuh
• Tuba paten
• Tidak ada riwayat penyakit telinga atau
trauma
• Diagnosis: audiometri nada murni dan
impedance
• Diagnosis? Malaria
• Vektor? Plasmodium Malariae
• Pengobatan? Artesunat+amodiakuin
Sediaan darah tipis
Schizont P.malarie
Keyword:
• Laki-laki, 5 tahun, BAB cair disertai nyeri perut sejak
7 hari yang lalu
• tampak kurus, pernah keluar cacing dari anus
• Feses ditemukan telur
• Diagnosis? Ascariasis
• Stadium infektif? telur
• Stadium infektif telur
• Diagnosis: menemukan
telur dalam feses, cacing
dewasa keluar sendiri
melalui mulut, hidung
atau feses
• Tatalaksana:
- pirantel pamoat 10
mg/kgBB
- mebendazol 500 mg
- albendazol 400 mg
dosis tunggal
105. B. Gonorrhea
Keywords:
• Wanita, 22 tahun, keputihan dan gangguan berkemih
• Suami : periksa kencing bernanah
• pewarnaan HE: diplococcus gram negatif
• Diagnosis? Gonorrhea
Pilihan lain
• Sifilis, disebabkan Treponema
palidum. Bakteri berbentuk
T. palidum Trichomonas
spiral. vaginalis
• Trihcomoniasis, disebabkan oleh
Trichomonas vaginalis. Bakteri
berbentuk seperti buah pir dan
berflagel.
• Candidiasis, disebabkan oleh Candida albicans
Candida albicans. Pada sediaan
KOH, ditemukan pseudohifa.
• Chlamidiasis, disebabkan oleh
Chlamidia trachomatis.
106. C. Gunakan forceps
Keywords:
• Wanita, 28 tahun, hamil G2P1A0 datang dirujuk ke rumah
sakit karena persalinan kala II tidak maju. PF : kepala bayi di
hodge III-IV, kontraksi kurang bagus, pasien kelelahan
Keywords:
• Wanita, usia 25 tahun, G1P0A0, hamil 6 minggu
dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 1
jam yang lalu, mual (+), muntah (+). Uterus teraba
setinggi pusat dan lembek, serviks uteri tertutup,
kadar βHCG meningkat
• Mola Hidatidosa
– bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang
disebabkan oleh kelainan pada villi khorionik yang
disebabkan oleh proliferasi trofoblastik dan edem
• Diagnosis
– Perdarahan pervaginam berupa bercak hingga berjumlah
banyak
– Mual dan muntah hebat
– Ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan (setinggi
pusat20 minggu)
– Tidak ditemukan janin intrauteri
– Nyeri perut
– Keluar jaringan seperti anggur, tidak ada janin
– Takikardi, berdebar-debar (tanda-tanda tirotoksikosis)
Endometriosis. www.nlm.nih.gov/medlineplus/endometriosis/html
Endometriosis. Emedicine.medscape.com/article/271899-overview.
Pilihan lain
• Adneksitis atau salpingo-oovoritis : radang pada tuba
falopi dan ovarium yang terjadi secara bersamaan. Biasa
terjadi karena infeksi yang menjalar ke atas sampai
uterus/akibat tindakan post kuretase maupun post
pemasangan IUD.
• Vulvovaginitis: infeksi atau inflamasi pada bagian vulva dan
vagina yang bisa disebabkan oleh jamur, bakteri, virus dan
faktor lingkungan.
• Nyeri ovulasi : merupakan nyeri pada pelvis atau perut
bawah yang terjadi saat ovulasi. Hal ini terjadi karena saat
ovulasi, ovum dan cairan serta darah keluar dari ovarium
dan dapat mengiritasi rongga abdomen sehingga
mengakibatkan nyeri.
Vulvovaginitis: Cause, symptomps, &diagnosis. www.healthline.com
Painful Ovulation. www.webmd.com/women/guide/mittelschmerz.
111. A. Kortikosteroid IM
Keywords:
• Wanita, 25 tahun, G1P0A0, hamil 32 minggu
• nyeri perut yang menjalar ke pinggang belakang,
dirasakan setiap 30 menit
• pemeriksaan dalam: pembukaan 1 dan kepala di hodge 1
Cunningham G, Leveno K, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ. Williams Obstetrics. 23rd edition. US: McGraw-Hill, 2010.
Tipe Prolaps Uteri
Derajat 1
• Uterus turun dari posisi anatominya (os eksterna berada di
spina iliaka . Os eksterna masih berada didalam vagina
Derajat 2
• Os eksterna berada pintu vagina tapi uterus masih di
dalam
Derajat 3
• Serviks berada di luar vagina
Derajat 4
• Seluruh uterus berada di luar vagina
Cunningham G, Leveno K, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ. Williams Obstetrics. 23rd edition. US: McGraw-Hill, 2010.
Pilihan lain
• Mioma
– Neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan
jaringan ikat yang menopangnya
• Kista endometrium
– jaringan endometrium yang tumbuh di tempat lain,
yang umumnya tumbuh pada pelvis (anterior dan
posterioi cul-de-sac, ligamen uterosakral, tuba,
ovarium)
• Kista Bartolin
– Obstruksi pada kelenjar bartolin sehingga cairan
menunmpuk dan mengakibatkan bengkak yang tidak
nyeri.
113. C. Ginekoid
Keywords:
• Jenis panggul dengan bentuk agak lonjong
dengan diameter transversal lebih panjang
sedikit dari diameter anteroposterior dan
jenis paling banyak pada wanita normal
• Jenis ginekoid: panggul
paling baik untuk
perempuan. Panjang
diameter antero-posterior
kira-kira sama dengan
diameter transversa.
• Jenis android: panggul pada
pria. Bentuk pintu atas
panggul hampir segitiga.
• Jenis antropoid: bentuk
pintu atas panggul agak
lonjong. Panjang diameter
antero-posterior lebih besar
daripada diameter
transversa.
• Jenis platipelloid: ukuran
melintang jauh lebih besar
114. A. Poly cyclic ovarian syndrome
Keyword
• Wanita, 37 tahun, infertil
• Gejala utama: akne, histuarism, dan alopesia.
• Faktor risiko
– Merokok
– Penurunan sistem imun
– Mengkonsumsi kontrasepsi oral lebih dari 5 tahun
– Mempnyai anak (semakin banyak anak faktor risiko semakin besar)
KANKER
(masa mirip
kembang kiol
atau terdapat
ulkus
Pilihan lain
• Test IVA : skrining lesi pra kanker dengan
menggunakan asam asetat sehingga
menimbulkan gambaran acetowhite
• Tes pap smear : metode skrining lesi pra kanker
dengan melihat gambaran selpada zona
transformasi pada serviks
• Biopsi : untuk diagnosis pasti kanker serviks,
dilakukan jika terdapat gambaran kanker serviks
berupa gambaran mirip kembang kol atau adanya
ulkus
119. C. HPV 16 dan 18
• Low risk type ( HPV 6 & 11 ) tidak menyebabkan
kanker menyebakan anogenital warts
• High risk type ( HPV 16 & 18) menyebabkan
kanker serviks
120. C. Ca serviks stadium III
• Sel kanker telah menyebar ke jaringan lunak
sekitar vagina dan serviks sepanjang dinding
panggul
• Diagnosis? Trichomoniasis
• Etiologi? Trichomonas vaginalis
• Pemeriksaan? Pemeriksaan fluor albus dengan
NaCl 0,9%
• Gejala klinis trichomoniasis:
Duh hjau kekuningan
berbusa, terdapat
strawberry appearance,
dyspareunia, disuria
• Diagnosis: menemukan sel
berflagel bergerak-gerak
pada peeriksaan mikroskopis
sediaan basah NaCl
• Tatalaksana: Metronidazole
2x500 mg PO selama 7 hari
Strawberry appearance
122. D. Abortus inkomplit
123. B. Kuretase
Keywords:
• Wanita, 25 tahun, G3P2A0 hamil 6 minggu,
perdarahan pervaginam sejak 5 jam yang lalu
• tanda vital normal
• Pemeriksaan bimanual : serviks livid, OUE terbuka,
teraba jaringan yang keluar
• Diagnosis? PEB
Pilihan lain
• Hipertensi kronik: hipertensi tanpa proteinuria yang timbul dari
sebelum kehamilan dan menetap setelah persalinan
• Hipertensi gestasional: hipertensi tanpa proteinuria yang timbul
setelah kehamilan 20 minggu dan menghilang setelah persalinan
• Preeklampsia ringan: TD ≥140/90mmHg pada usia kehamilan
>20minggu. Tes celup urin menunjukkan proteinuria 1+ atau
pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil >300 mg/24
jam
• Eklampsia: kejang umum dan/atau koma, ada tanda dan gejala
preeklampsia, tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya
epilepsi, perdarahan subarakhnoid, dan meningitis)
126. C. Vesikolitiasis
Keywords:
• Nyeri saat BAK
• BAK sering berhenti dan lancar lagi dengan
perubahan posisi
• Tidak ada demam (bukan INFLAMASI) maupun
nyeri pinggang (bukan di GINJAL)
Vesikolitiasis
• Vesikolitiasis batu pada kandung kemih
• Patofisiologi:
– Terbentuk secara de novo
– Beberapa terbentuk dari plak Randal yang turun ke kandung kemih
ditambah deposisi kristal batu berkembang
– Laki-laki tua biasanya terdiri dari batu asam urat; batu kalsium
terbentuk di ginjal
– Anak-anak biasa terdiri dari batu amonium asam urat, kalsium oksalat,
atau campuran
• Etiologi:
– Pembesaran prostat obstruksi kandung kemih batu kandung
kemih
– Benda asing di kandung kemih iatrogenik (kateter Foley), non
iatrogenik (benda sengaja ditaruh di kandung kemih dengan alasan
tertentu)
– Striktur uretra, neurogenic bladder, divertikula, anomali kongenital
Sumber: http://emedicine.medscape.com/article/2120102-overview
Vesikolitiasis
• Diagnosis:
– Gejala: tanpa gejala hingga nyeri suprapubik, disuria,
intermiten, frekuensi, hesitancy, nokturia, dan retensi
urin, hematuria gross, dan tiba-tiba BAK terhenti
– Pemeriksaan: urinalisis (pH asam), BNO IVP
(radioopak), USG (hiperekoik dgn bayangan posterior
u/ batu radiolusen)
• Tatalaksana:
– u/ batu asam urat alkalisasi dgn kalium sitrat
– Bedah: transuretral sistolitopaksi, sistolitopaksi
suprapubik perkutan, sistostomi suprapubik terbuka
Sumber: http://emedicine.medscape.com/article/2120102-overview
Sumber: http://emedicine.medscape.com/article/2120102-overview
Pilihan lain
A. Nefrolitiasis batu ginjal
B. Ureterolitiasis batu ureter
D. Uretrolitiasis batu uretra
E. Inkontinensia urin tidak dapat BAK
127. A. Torsio testis
Keywords:
• Laki-laki 24 tahun
• Nyeri tiba-tiba pada kemaluan
• Tidak ada trauma
• PF: benjolan spt tali di inguinale kanan dan
testis kanan tidak teraba pada skrotum
Diagnosis?
128. C. USG abdomen
Keywords:
• Nyeri perut kanan atas
• Demam
• Kuning
• Mual, muntah
• Lemah
Diagnosis? Curiga kolangitis
Kolangitis
Kolelit Koled Kolesis Kolan • Kolangitis ingat
iasis okoliti titis gitis – Trias Charcoat: demam,
asis ikterus, nyeri RUQ
Nyeri kolik + + +/- +/- – Reynolds pentad: demam,
ikterus, nyeri RUQ, syok
septik, perubahan status
Nyeri - - + +
mental
tekan/Mur
phy’s sign • Pemeriksaan Penunjang
– Foto polos abdomen
Demam - - + (low- + evaluasi awal tapi diagnosis
grade) (high- tidak signifikan
grade) – USG sensitifitas dan
Ikterus - + - + spesifisitas tinggi
– ERCP penyebab dan letak
sumbatan; dapat langsung
terapi
Sumber: http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/colon-cancer/basics/tests-
diagnosis/con-20031877
131. C. Ruptur uretra posterior
Keywords:
• Gangguan BAK
• Pasca kecelakaan
• PF: keluar darah dr OUE
• Colok dubur: flying prostate
Diagnosis?
Ruptur Uretra
• Ruptur uretra :
- Ruptur uretra anterior retensi urin, hematom
di meatus uretra eksternus, flying prostat (-)
- Ruptur uretra posterior retensi urin, hematom
perineum, flying prostat (+)
Penunjang : uretrografi
Tatalaksana : pungsi suprapubik
Sumber: http://emedicine.medscape.com/article/248108-overview
Pilihan Lain
A. Hematoma epidural perdarahan pada
epidural; interval Lucid; bentuk bikonveks
C. Herniasi tonsilaris tonsil serebelum turun
ke foramen magnum
D. Komosio cerebri gegar otak; penurunan
kesadaran tanpa kerusakan anatomis
E. Contusi cerebri memar pada jar otak
dengan hiperdensitas serebri pada CT Scan
Sumber: http://emedicine.medscape.com/article/775407-treatment
Hemoroid
• Faktor risiko: • Derajat hemoroid interna
– Penurunan venous return – Grade I: sering berdarah tapi
– Konstipasi dan mengedan tidak prolaps
– Hamil – Grade II: keluar dari anal tapi
– Hipertensi portal dan varises dapat masuk spontan
anorektal – Grade III: keluar dari anal dan
– Kurang postur tegak butuh reduksi manual
– Kecenderungan dalam keluarga – Grade IV: prolaps dan tidak
– Diare kronik dapat direduksi
– Keganasan kolon • Tatalaksana hemoroid interna
– Penyakit hati – Grade I: konservatif dan hindari
– Obesitas konsumsi NSAID serta makanan
pedas
– Trauma med spinalis
– Grade II dan III: prosedur nn
– Hilang tonus otot rektal bedah
– Bedah rektal – Grade III yang mengganggu dan
– Episiotoi IV: hemoroidektomi
– Hubungan seks anal – Grade IV atau inkaserata atau
– IBD gangren: bedah segera
Sumber: http://emedicine.medscape.com/article/775407-treatment
137. D. Invaginasi ileokolika
Keywords:
• Anak 3 tahun
• Sakit perut
• Riwayat diare dan mendapat puter
• Palpasi abd: defans muskular (+), massa di
perut kiri atas, perut kanan bawah kosong
• Colok dubur: portio-like sign
Diagnosis?
Intusepsi
• Usus bagian distal masuk ke usus proksimal
• Penyebab ileus obstruksi tersering <3 thn
• Penyebab: tidak diketahui
• Faktor risiko: usia (6 bln-3 thn), jenis kelamin
(laki2 >>>), pembentukan usus tidak normal,
riwayat intusepsi sebelumnya, AIDS
• Pem penunjang: USG, X-Ray (“bull’s eye”), CT
scan, barium enema
• Tatalaksana: barium enema, bedah jika usus
robek
Sumber: http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/intussusception/basics/definition/con-
20026823
138. E. Dual energy X-Ray
absorptiometry
Keywords:
• Osteporosis
Diagnosis: osteoporosis senilis
139. Barium enema
Keywords:
• Anak 3 tahun
• Sakit perut
• Riwayat diare dan mendapat puter
• Palpasi abd: defans muskular (+), massa di perut
kiri atas, perut kanan bawah kosong
• Colok dubur: portio-like sign
Diagnosis? Invaginasi
Pembahasan baca no 137
140. A. Hernia inguinalis direk
Keywords:
• Benjolan pada pangkal paha keluar masuk
• PF: benjolan menyentuh jari bagian medial
Diagnosis?
Hernia
• Hernia inguinalis – di atas lipatan
abdominokrural pada laki2
– Direk/ medial dewasa
– Indirek/ lateral anak2 karena tidak sempurna
penutupan dari kanalis inguinalis
• Hernia femoralis – di bawah lipatan
abdominokrural pada wanita tua
• Hernia umbilikalis: pada ibu hamil
Tatalaksana: herniotomi-herniorafi-hernioplasti
http://emedicine.medscape.com/article/179037-overview
142. A. Peritonitis primer
Keywords:
• Nyeri perut + mual + muntah
• Riwayat sirosis hati
• PF abdomen: fenomena papan catur
Diagnosis?
Peritonitis
• Primer: infeksi monomikrobial;
ekstraperitoneal yang menyebar secara
hematogen
– Contoh: sirosis hepatis dgn asites, sindrom
nefrotik, peritoneal dialisis
• Sekunder: infeksi intraabdomen akibat
perforeasi organ berongga
• Tersier: kegagalan respon inflamasi;
superinfeksi
Sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34725/4/Chapter%20II.pdf
143. E. Tumor phylloides
Keywords:
• Wanita 40 tahun
• Benjolan di payudara kanan
• Awal kelereng buah jeruk
• Tidak dipengaruhi siklus mens
• PF: kulit mengkilat, ukuran 8x8 cm, kenyal, tidak
nyeri
Diagnosis? Tumor phylloides
Lihat pembahasan TO4 no 128
Sumber: www.spandidos-publications.com
144. E. AFP
Keywords:
• 55 tahun
• Badan lemah 3 bulan terakhir, mual, demam
• PF: kulit kuning, sklera ikterik
• PF abdomen: hepar berbenjol-benjol
• Lab: anti HCV (+)
Diagnosis? Hepatoma
Marker keganasan hati: AFP
145. C. Ro Panoramik
Keywords:
• KLL
• GCS 12
• Fraktur mandibula dan maksila Le Fort I
Pemeriksaan Penunjang
• X-Ray Waters, Stevens, Townsend u/ tulang
wajah
• CT Scan midface fracture
• Panoramik u/ lihat hubungan oklusi
ortnografik, terutama fraktur mandibula
• MRI dilakukan 48 jam setelah trauma
kurang akurat dibanding CT
• Angiografi dibutuhkan jika ada hubungan
dengan a. karotis/ a. maksila interna
Sumber: http://emedicine.medscape.com/article/391129-overview#a24
Le Fort
146. B. Menghambat pertumbuhan
tulang dan tulang rawan
Keywords:
• Anak usia 2 tahun
• Nyeri BAK + demam
• Antibiotik pilihan utama tidak dapat diberikan
Kemungkinan Ab golongan tetrasiklin
Efek Samping Tetrasiklin
• Reaksi kepekaan
• Reaksi toksik dan iritatif
– Terikat pada jaringan tulang yang sedang tumbuh
menghambat pertumbuhan tulang
– Gigi susu dan gigi tetap disgenesis dan
perubahan warna permanen (kuning coklat)
– Tidak diberikan hingga anak usia 8 tahun
• Reaksi akibat perubahan biologik
Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus tipe 2 di Indonesia 2011
149. B. Rifampisin
Keywords:
• Pasien didiagnosis TB
• Riwayat pengobatan DM dengan glimepirid
Interaksi?
Rifampisin dgn glimepirid
Interaksi Rifampisin
• Pemicu metabolisme obat hipoglikemik oral,
kortikosteroid, dan kontrasepsi oral
efektifitas berkurang
• Mengganggu penyerapan vitamin D
osteomalasia
• Meningkatkan hepatotoksisitas ING pada
asetilator lambat
Tatalaksana :
plasmafaresis atau IVIG
Sumber :
www.emedicine.Medscape.com
152. A. A. Paraplegia e.c cedera
medulla spinalis total
• Keywords:
• Toni, 30 tahun, mengalami jatuh dari
gedung lantai 2
• Ia dalam keadaan sadar tetapi kedua
kakinya tidak dapat digerakkan dan
terasa baal. Kedua tangannya masih
dapat digerakkan. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan kekuatan motorik
ekstremitas atas adalah 5 dan
ekstremitas bawah adalah 0
– (paraplegia, parestesia
• Ia pun tidak bisa menahan BAK
(gangguan otonom)
• Diagnosis: paraplegia e.c cedera medula
spinalis total
– Total : mengenai sensorik, motorik dan
autonom
153. A. BPPV
• Keywords
– Ponco, 33 tahun, keluhan pusing berputar
terutama ketika berubah posisi. Pada
pemeriksaan didapatkan hasil dix hallpike
manuever (+) (tes diagnostik utk BPPV)
– Diagnosis: BPPV
– Tatalaksana:
• Betahistine
• Appley maneuver
Epley manuver=terapi
Pendekatan vertigo
• Pusing berputar vertigo. Bedakan dengan dizziness atau
melayang!! Kalo vertigo pasien merasa dirinya/lingkungannya
yang berputar. Dizziness = seperti di atas kapal, melayang
Secara umum vertigo dapat dibagi menjadi dua:
• Vertigo sentral
– Onset gradual
– less-intense
– Ada riwayat HT, CVA, gangguan keseimbangan/koordinasi
• Vertigo perifer
– Onset mendadak (bedakan dengan soal yang keluhannya sudah
berlangsung lama)
– Disertai mual/muntah + keluhan telinga (tinnitus/penurunan
pendengaran)
Sumber :
www.emedicine.Medscape.co
Penyakit Meniere, Labirinitis Supuratif &
Neuritis Vestibularis
PENYAKIT MENIERE LABIRINITIS SUPURATIF
Peningkatan tekanan dalam sistem endolimfatik
telinga dalam Komplikasi meningitis atau otitis media
NEURITIS VESTIBULARIS
Serangan vertigo mendadak tanpa
pencetus, tapi pendengaran normal.
Tata laksana
Prednison
154. Kolinesterase inhibitor
• Sukirno, 86 tahun, dibawa ke dengan keluhan
akhir-akhir ini sering lupa dan memori jangka
pendeknya terganggu. Riwayat terkena stroke
1 tahun yang lalu.
Sumber : www.nlm.nih.gov
www.alz.org
• Dementia with Lewy body :
– berhubungan dengan Parkinson
– Gejala utama : fluktuasi kesadaran sepanjang
hari, halusinasi visual
– Terapi : inhibitor kolinesterase
• Parkinson :
– Degenerasi ganglia basal di substansia nigra
– Gejalanya TRAP : tremor istirahat, rigiditas,
akinesia, postural reflexes loss
– Terapi : levodopa, antagonis NMDA
(Amantadin), antikolinergik,
Sumber : Konsensus Tatalaksana
Penyakit Parkinson
156. C. Stroke iskemik karena sumbatan
arteri serebri media bagian superior
• Didit, 52 tahun, dibawa karena pasien mengeluh lemah sisi
tubuh sebelah kanan mendadak sejak 3 jam yang lalu
ketika sedang bekerja. Bagian tubuh sebelah kanan lebih
sedikit gerak dibandingkan tubuh sebelah kiri, kelemahan
ini dirasakan lebih berat pada anggota tubuh atas. Pasien
juga mengalami kebas pada sisi tubuh sebelah kanan
(hemiparetesia). Pasien juga sulit untuk berbicara, tetapi
masih dapat mengerti pembicaraan orang lain (afasia
broca motorik). Tekanan darah 180/100 mmHg.
• Diagnosis: Stroke iskemik
• Gejala: hemiparesis (atas>bawah)+hemiparestesia+afasia
motorik sumbatan a. Serebri media bg superior
• A. Cerebri media bg inferior:
– Visual loss (homonim hemianopia, apraxia, afasia
reseptif (wernicke)
• A. Cerebri posterior
– Visual loss (homonim hemianopia kontralateral)
• A. Vertebrobasiler
– Gejala tergantung saraf kranial, seringnya N.8
gejala vertigo
Tpa= gold standard medikamentosa pada stroke
Hematom epidural
Hematom subdural
• Diagnosis dan
pemeriksaan yang
dianjurkan
• Epilepsi umum : • Parsial sederhana :
– Absans – Tidak terjadi perubahan
– Mioklonik kesadaran
– Tonik – Kejang awalnya fokal kemudian
– Klonik menyebar di sisi yang sama
– Tonik-klonik – Kepala nengok ke area tubuh
yang kejang
– Atonik
• Parsial kompleks
– Kejang fokal disertai
• Epilepsi parsial : terganggunya kesadaran
– Parsial sederhana – Diikuti automatisme
– Parsial kompleks • Secondary generalized
– Secondary generalized – Kejang parsial yang menjadi
• Terapi : asam valproate kejang umum
(kecuali kejang parsial lini – Kejang umum bersifat tonik
pertamanya carbamazepine) klonik
• Dorsoflesi: tibialis
anterior dan peroneus
profundus
• Plantarfleksi: isciadicus,
gastrocnemius, soleus
165. E. Semua benar
• Liko, 60 tahun, badan sebelah kiri mendadak
tidak dapat digerakkan. Saat ini sudah kembali
normal
• Diagnosis: transient ischemic attack
• Terapi yang dapat diberikan pada kasus ini
antiplatelet
– Aspirin
– Clopidogrel
– Cilostazol (anti posfodiesterase 3 inh)
166. B. Gangguan Obsesif Kompulsif
Keywords
• Ninda, 25 tahun, tidak dapat menyelesaikan
pekerjaannya
•Selalu terpikir kalimat yang ditulisnya salah
(obsesi) sehingga berulang-ulang
nmengubahnya (kompulsi)
•Laporannya akhirnya tidak selesai
(mengganggu pekerjaan gangguan Obsesi
kompulsi, bukan tipe kepribadian lagi)
Sumber: Panduan pelayanan medis psikiatri
Bulimia nervosa
• Bulimia nervosa
– Perilaku membuang kalori setelah
episode makan yang berlebihan
dengan cara purging (muntah
paksa, laksatif) atau nonpurging
(olahraga berlebihan, puasa). Berat
badan normal.
– Tatalaksana: fluoxetine
http://emedicine.medscape.com/article/433779-overview#a0103
INDIKASI TRAKEOSTOMI
177. B. E3M5V1
179. C. Kardioversi 200 joule monofasik
PENYEBAB CHOKING
• Eating too fast, failing to chew food well enough, or eating with
poorly fitting dentures
• Drinking alcohol (even a small amount of alcohol affects awareness)
• Being unconscious and breathing in vomit
• Breathing in or swallowing small objects (young children)
• Injury to the head and face (for example, swelling, bleeding, or
deformity can cause choking)
• Aftereffects of a stroke with swallowing difficulties
• Enlarging tonsils or tumors of the neck and throat
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000051.htm
• Roll the person onto the back on a hard surface, keeping the back in a straight line
while firmly supporting the head and neck. Expose the person's chest.
• Open the person's mouth with your thumb and index finger, placing your thumb over
the tongue and your index finger under the chin. If the object is visible and loose,
remove it. If the person is older than age 8, sweep two fingers from one side of the
throat to the other to attempt to remove the object.
• Lift the person's chin while tilting the head back to move the tongue away from the
windpipe.
• Place your ear close to the person's mouth and watch for chest movement. For 5
seconds look, listen, and feel for breathing.
• If the person is breathing, give first aid for unconsciousness.
• If the person is not breathing, begin rescue breathing. Maintain the head position, close
the person's nostrils by pinching them with your thumb and index finger, and cover the
person's mouth tightly with your mouth. Give two slow, full breaths with a pause in
between.
• If the person's chest does not rise, reposition the head and give two more breaths.
• Open the person's mouth with your thumb and index finger. If the object is visible and
loose, remove it.
• If the object is removed, but the person has no pulse, begin CPR with chest
compressions. If no object is visible, begin CPR.
• If the person starts having convulsions or seizures, give first aid for this problem
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000051.htm
180. C. Tiga jadi diatas prosesus
xyphoideus
• Pasien penurunan kesadaran
• Gambaran EKG asistol tidak di defibrilasi
NAMUN DI RJP, POSISI DIMANA?
CHEST COMPRESSION
Locate the correct hand position by placing the heel of one hand on the
person’s sternum (breastbone) at the center of his or her chest.
Place your other hand directly on top of the first hand and try to keep
your fingers off of the chest by interlacing them or holding them
upward.
If you feel the notch at the end of the sternum, move your hands slightly
toward the person’s head. If you have arthritis in your hands, you can
give compressions by grasping the wrist of the hand positioned on the
chest with your other hand.
The person’s clothing should not interfere with finding the proper hand
position or your ability to give effective compressions. If it does, loosen
or remove enough clothing to allow deep compressions in the center of
the person’s chest.
https://www.resus.org.uk/pages/bls.pdf
181. Menarik diri (avoidance)
CARA MENGATASI KONFLIK
• AVOIDANCE
• Dilakukan bila isu/masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting
(potensi konflik tidak seimbang)
• AKOMODASI
• Memberi kesempatan orang lain mengatur strategi pemecahan masalah,
khususnya isu tersebut penting bagi orang lain
• KOMPETISI
• Jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan
keahlian lebih dibanding lainnya dan tidak ingin kompromi nilai-nilai anda
• KOMPROMI/NEGOSIASI
• Saling memberi dan menerima, meminimalkan kekurangan semua pihak
dan menguntngkan semua pihak
• KOLABORASI/MEMECAHKAN MASALAH
• Pemecahan sama-sama menang, pihak terlibat mempunyai tujuan yang
sama
182. C. Penyuluhan KIA disetiap
kelurahan 1 minggu sekali berpindah
• Cara menurunkan ANGKA KEMATIAN IBU?
• 5 LANGKAH DIRJEN BINA KIA
– Intervensi di hilir dan hulu
– Lengkapi sarana dan prasarana
– Penyediaan obat
– Tingkatkan pemahaman tentang kehamilan
– Melakukan riset melalui badan penelitan dan
pengembangan
Kementrian kesehatan
183. E. Dokter melakukan kunjungan
tokoh agama dan masyarakat untuk
menjelaskan pentingnya imunisasi
• Konteks masyarakat masih primitif
• Kepercayaan nenek moyang masih kental
perlu PENDEKATAN SASARAN SEKUNDER
• TOKOH AGAMA DAN MASYARAKAT
Kementrian kesehatan
184. E. Tetap memberikan ASI secara
langsung dan benar dan menjelaskan
putting susu terbenam tidak
mempengaruhi pemberian ASI
KESULITAN FISIK
• Pembengkakan payudara
• Putting susu nyeri dan lecet
• Sumbatan pada duktus laktiferus
• Mastitis
• Infeksi Candida albicans
• Retraksi putting (duktus laktiferus pendek) asal dengan
teknik menyusu yang benar TIDAK masalah
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2702398/
NOMOR:188 D
MEJA 4
KEYWORD
• Penyuluhan perorangan berdasar KMS
Meja I: Pendaftaran
Menuliskan nama balita pada KMS (Kartu Menuju Sehat) dan secarik kertas yang diselipkan
pada KMS dan mendaftarkan nama ibu Hamil di formulir Ibu Hamil
Meja II: Penimbangan
Menimbang Bayi/Balita dan mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas yang akan
dipindahkan pada KMS
Meja III: Pengisian KMS
Memindahkan catatan hasil penimbangan Bayi/Balita dari secarik kertas kedalam KMS
Meja IV: Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS
Memberikan penyuluhan kepada setiap Ibu yang mengacu pada data KMS yang menjadi hasil
pengamatan mengenai masalah yang dialami objek posyandu (sasaran) dan memberikan
rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan serta memberikan pelayanan gizi dan kesehatan
dasar misalnya pil penambah darah, vitamin A, oralit,dan sebagainya
Meja V: Pelayanan Sektor (KB.Kes)
Pelayanan yang diberikan antara lain pelayanan imunisasi,pelayanan KB, pengobatan dan
pemberian pil penambah darah (pil besi), vitamin A, dan obat-obat lainnya.
189.
• Infant mortality rate = 50/450
• Numerator = yang meningggal dibawah 1 tahun =
50 orang
• Denumerator = yang lahir hidup
http://avianflunetwork.blogspot.com/2009/04/case-classifications-what-are-suspected.html
191. B. Analisis SWOT
Teori Blum (kesehatan masyarakat)
192. B. Frekuensi minum teh
VARIABEL
INDEPENDEN / BEBAS
193. D. 40/200
HATI-HATI !!!
• Pada penyakit yang HANYA satu kali terkena, misalnya campak
• Jumlah populasi HANYA untuk pasien masih potensial terkena
194. D. Chi kuadrat
• Variabel bebas Obat nyamuk gelang vs oles
• Variabel tergantung Pencegahan DBD
NOMINAL X2
2 KELOMPOK
VARIABEL
BEBAS
KATEGORIK/
NUMERIK
195. D. Cluster random sampling
VARIABEL
INDEPENDEN / BEBAS
199. Tidak ada jawaban (harusnya
Akomodasi
CARA MENGATASI KONFLIK
• AVOIDANCE
• Dilakukan bila isu/masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting
(potensi konflik tidak seimbang)
• AKOMODASI
• Memberi kesempatan orang lain mengatur strategi pemecahan masalah,
khususnya isu tersebut penting bagi orang lain
• KOMPETISI
• Jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan
keahlian lebih dibanding lainnya dan tidak ingin kompromi nilai-nilai anda
• KOMPROMI/NEGOSIASI
• Saling memberi dan menerima, meminimalkan kekurangan semua pihak
dan menguntngkan semua pihak
• KOLABORASI/MEMECAHKAN MASALAH
• Pemecahan sama-sama menang, pihak terlibat mempunyai tujuan yang
sama
200. A. Deskriptif
• Studi untuk mengetahui distribusi penyakit ISPA DESKRIPTIF
DESIGN PENELITIAN
• LAPORAN KASUS
DESKRIPTIF
• CASE-SERIES
TIDAK ADA PERBANDINGAN
EKSPERIMENTAL OBSERVASIONAL ANTAR TIAP KELOMPOK
• KOHORT
ADA PERLAKUAN /INTERVENSI • CASE-CONTROL
ANALITIK / ETIOLOGI
• CROSS-
ADA PERBANDINGAN ANTAR SECTIONAL/POTONG
TIAP KELOMPOK LINTANG