Anda di halaman 1dari 4

VAGINITIS

No. Dokumen :
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
PUSKESMAS Ttd Plt. Kepala Puskesmas drg. Yerlina
REJOSARI NIP.197610162006042010

1. Pengertian Vaginitis adalah peradangan pada vagina yang ditandai dengan adanya pruritus,
keputihan, dispareunia dan disuria.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan vaginitis.

3. Kebijakan

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES


/514/2015 Tentang Panduan Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama.

5. Prosedur/ 1. Petugas memanggil pasien.


langkah- 2. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan rekam medis.
langkah 3. Penyebab vaginitis:
a. Vaginosis bakterialis (bakteri Gardnerella Vaginalis adalah bakteri
anaerob yang bertanggungjawab atas terjadinya infeksi vagina yang non-
spesifik, insidennya terjadi sekitar 23,6%).
b. Trikomonas (kasusnya berkisar antara 5,1-20%).
c. Kandida (vaginal kandidiasis, merupakan penyebab tersering
peradangan pada vagina yang terjadi pada wanita hamil, insidennya
berkisar antara 15-42%).
4. Petugas melakukan anamnesa kepada pasien sesuai dengan keluhan yang
diderita pasien seperti :
Bau adalah keluhan yang paling sering dijumpai.
Gejala klinis :
a. Bau
b. Gatal (pruritus)
c. Keputihan
d. Dispareunia
e. Disuria
5. Faktor risiko
a. Pemakai AKDR
b. Penggunaan handuk bersamaan
c. Imunosupresi
d. Diabetes melitus
e. Perubahan hormonal (misal : kehamilan)
f. Penggunaan terapi antibiotik spektrum luas
g. Obesitas.
6. Petugas melakukan pemeriksaan fisik :
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya iritasi,eritema atau edema
pada vulva dan vagina. Mungkin serviks juga dapat tampak eritematous.
7. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan hasil pemeriksaan :
 Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
penunjang.

Tabel. Kriteria Diagnostik Vaginitis


Vaginitis harus dicari penyebabnya, dengan menilai perbedaan tanda
Sindroma
Kriteria
Vaginosis Vaginosis Vulvovaginitis
diagnostik Normal
Bakterialis Trikomoniasis Kandida
pH Vagina 3,8-4,2 >4,5 >4,5 >4,5 (usually)
Cairan Putih, Tipis, Kuning-hijau, Putih, seperti
Vagina jernih, homogen, berbuih, keju, kadang-
halus putih, abu- lengket, kadang
abu, lengket, tambah banyak tambah banyak
sering kali
bertambah
banyak
Uji whiff - + ± -
Bau amis Tidak ada Ada Mungkin ada Tidak ada
(KOH)
KU Tidak ada Keputihan, Keputihan Gatal/panas,
bau busuk berbuih, bau keputihan
(mungkin busuk, pruritus
tambah tidak vulva, disuria
enak setelah
senggama),
kemungkinan
gatal
Pemeriksaan Laktobasili, Clue cell Trikomonas, Kuncup jamur,
mikroskopik sel-sel dengan leukosit > 10 hifa,
epitel bakteri lapangan pseudohifa
kokoid yang pandang luas (preparat
melekat, basah dengan
tidak ada KOH)
leukosit

 Diagnosis banding
Vaginosis bakterialis, Vaginosis trikomonas, Vulvovaginitis kandida.
 Komplilasi : -
8. Penatalaksanaan
a. Menjaga kebersihan diri terutama daerah vagina.
b. Hindari pemakaian handuk secara bersamaan.
c. Hindari pemakaian sabun untuk membersihkan daerah vagina yang dapat
menggeser jumlah flora normal dan dapat merubah kondisi pH daerah
kewanitaan tersebut.
d. Jaga berat badan ideal.
e. Farmakologis:
 Tatalaksana vaginosis bakterialis.
Metronidazol 500 mg peroral 2 x sehari selama 7 hari.
Metronidazol pervagina 2 x sehari selama 5 hari.
Krim klindamisin 2% pervagina 1 x sehari selama 7 hari.
 Tatalaksana vaginosis trikomonas
Metronidazol 2 g peroral (dosis tunggal).
Pasangan seks pasien sebaiknya juga diobati.
 Tatalaksana vulvovaginitis kandida
Flukonazol 150 mg peroral (dosis tunggal).
9. Konseling dan edukasi
Memberikan informasi kepada pasien, dan (pasangan seks) suami, mengenai
faktor risiko dan penyebab dari penyakit vaginitis ini sehingga pasien dan
suami dapat menghindari faktor risikonya. Dan jika seorang wanita terkena
penyakit ini maka diinformasikan pula pentingnya pasangan seks (suami)
untuk dilakukan juga pemeriksaan dan terapi guna pengobatan secara
keseluruhan antara suami-istri dan mencegah terjadinya kondisi yang
berulang.
10 Petugas melengkapi rekam medis.
7. Unit terkait 1. Ruang Pendaftaran dan Rekam Medis
2. RRuang Pemeriksaan Umum
3. Ruang KIA
4. Ruang Gawat Darurat dan Tindakan

8. Dokumen 1. Rekam medis


terkait 2. Blanko resep
3. Buku register

9. Riwayat perubahan dokumen

No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan


ABORTUS SPONTAN INKOMPLIT
No. Dokumen :
No. Revisi : 00
DAFTAR TILIK
Tanggal Terbit :
KOTA
PUSKESMAS
PEKANBARU Halaman : 1/1 REJOSARI

Unit :
Nama Petugas :
Tanggal Pelaksanaan :

Tidak
NO KEGIATAN Ya Tidak
Ada
1. 1Apakah petugas petugas memanggil pasien sesuai nomor urut?

2. 2Apakah petugas mencocokan Identitas pasien dengan rekam medis?


3. 3Apakah petugas melakukan anamnesa kepada pasien sesuai dengan
keluhan yang diderita pasien?
4. 4Apakah petugas melakukan pemeriksaan vital sign?
5. 5Apakah petugas petugas melakukan pemeriksaan Fisik?
6. 6Apakah petugas menegakkan diagnosa berdasarkan hasil
pemeriksaan?
7. 7Apakah petugas melakukan penatalaksanaan terhadap pasien ?
8. 8Apakah petugas melakukan rencana tindak lanjut terhadap pasien?

Jumlah

CR : .......................%

Pekanbaru,
Auditor

( )

Anda mungkin juga menyukai