Anda di halaman 1dari 3

Veruka Vulgaris

No. Dokumen : SPO/SK/VII/1/2017


No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit : 08 Juni 2016
Halaman : 1 dari 3
PEMERINTAH KAB. JURAIRIAH, A.MdKeb
MEMPAWAH NIP.

Pengertian Veruka vulgaris merupakan hiperplasia epidermis yang disebabkan oleh Human
Papilloma Virus (HPV) tipe tertentu. Sinonim penyakit ini adalah kutil atau common
wart. Penularan melalui kontak langsung dengan agen

ICD X : B07 Viral warts


Tingkat Kemampuan : 4 A
Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk menentukan diagnosa dan penatalaksanaan veruka
vulgaris
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Rawat Jalan Sui Kunyit No. 017 Tahun 2016 tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK 02.02 / MENKES / 514 /
2015 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di fasilitas pelayanan kesehatan
Referensi
tingkat pertama

1. Petugas melakukan anamnesis mengenai keluhan pasien, seperti adanya kutil pada
kulit dan mukosa. Adanya faktor risiko, seperti :
1) Biasanya terjadi pada anak-anak dan orang dewasa sehat.
2) Pekerjaan yang berhubungan dengan daging mentah.
3) Imunodefisiensi
Prosedur
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, yaitu ditemukan papul berwarna kulit
sampai keabuan dengan permukaan verukosa. Papul ini dapat dijumpai pada kulit,
mukosa dan kuku. Apabila permukaannya rata, disebut dengan veruka Plana.
Dengan goresan dapat timbul autoinokulasi sepanjang goresan (fenomena
Koebner).
Gambar 11.3 Veruka vulgaris

3. Petugas menegakkan diagnosa dan atau diagnosa banding berdasarkan anamnesa


dan pemeriksaan fisik dan tidak memerlukan pemeriksaan penunjang. Diagnosis
klinis dapat ditambahkan sesuai dengan bentuk klinis atau lokasi, yaitu:
1) Veruka vulgaris
2) Veruka Plana
3) Veruka Plantaris
Dengan diagnosa banding : Kalus, Komedo, Liken planus, Kondiloma akuminatum,
Karsinoma sel skuamosa

4. Petugas memberikan penatalaksanaan sesuai diagnosa, yaitu :


1) Pasien harus menjaga kebersihan kulit.
2) Pengobatan topikal dilakukan dengan pemberian bahan kaustik, misalnya
dengan larutan AgNO3 25%, asam trikloroasetat 50% atau asam salisilat 20% -
40%.

5. Petugas memberikan edukasi kepada pasien atau keluarganya, bahwa penyakit ini
seringkali residif walaupun diberi pengobatan yang adekuat

6. Petugas memberikan rujukan jika


1) Diagnosis belum dapat ditegakkan.
2) Tindakan memerlukan anestesi/sedasi

7. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke unit farmasi.

8. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesa, pemeriksaan, diagnosa dan


terapi yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien

9. Petugas menyerahkan rekam medis ke bagian simpus untuk di entry

1. Pendaftaran dan Rekam Medis


2. Poli Umum
Unit Terkait
3. Unit Farmasi
4. Data simpus
Rekaman Historis Perubahan

No. Yang dirubah Isi Perubahan Tgl mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai