Anda di halaman 1dari 3

MASTITIS

DTSOP/UKP/
No. Dokumen
A/065
0
DAFTAR No.Revisi
TILIK
17 April 2018
Tanggal Terbit
Halaman 1 dari 1
PUSKESMAS RAWAT Sri Lestari, Amd. Keb
JALAN SEMUDUN NIP. 19680424 198803 2 011

Tidak
No Langkah Kegiatan Ya Tidak
Berlaku
1 1. Apakah Petugas melakukan anamnesis (keluhan utama,
riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu,
riwayat alergi, dan riwayat penyakit keluarga). Petugas
menanyakan keluhan berupa adanya nyeri di daerah
payudara, demam disertai mengggil, mialgia. Petugas
menanyakan faktor risiko dari penyakit yaitu:
a. Primipara
b. Stress
c. Tehnik meneteki yang tidak benar, sehingga
proses pengosongan payudara tidak terjadi dengan
baik.
d. Pemakaian kutang yang terlalu ketat
e. Penghisapan bayi yang kurang kuat, dapat
menyebabkan statis dan obstruksi kelenjar payudara.
f. Bentuk mulut bayi yang abnormal (ex: cleft lip
or palate), dapat menimbulkan trauma pada puting
susu.
g. Terdapat luka pada payudara
2 Apakah Petugas melakukan pemeriksaan vital sign yang
diperlukan (takikardi/nadi meningkat).

3 Apakah Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai


pada payudara, biasanya ditemukan tanda payudara
membengkak, teraba hangat, kemerahan dengan batas tegas,
adanya rasa nyeri, unilateral dan dapat ditemukan luka pada
payudara.

4 Apakah Petugas menegakkan diagnosis dan atau differential


diagnosis berdasarkan hasil anamnesis, vital sign, dan
pemeriksaan fisik. Berdasarkan tempatnya, mastitis dapat
dibedakan menjadi 3 macam, antara lain :
a. Mastitis yang menyebabkan abses dibawah areola
mammae.
b. Mastitis ditengah payudara yang menyebabkan abses
ditempat itu.
c. Mastitis pada jaringan dibawah dorsal kelenjar-
kelenjar yang menyebabkan abses antara payudara
dan otot-otot dibawahnya.
5 Apakah Petugas memberikan terapi non farmakologis seperti
melakukan kompres hangat, melakukan massase pada
punggung ibu untuk memperlancar pengeluaran ASI.
6 Apakah Bila sudah terjadi abses, dapat dilakukan
insisi/sayatan untuk mengeluarkan nanah dan dilanjutkan
dengan drainase dengan pipa/handscoen drain agar nanah
dapat keluar. Sayatan sebaiknya dibuat sejajar dengan duktus
laktiferus untuk mencegah kerusakan pada jalannya duktus
tersebut.

7 Apakah Petugas memberikan terapi farmakologis berupa obat


penghilang rasa sakit, obat anti inflamasi dan obat antibiotik.
Pemberian antibiotik secara ideal berdasarkan hasil kepekaan
kultur kuman yang diambil dari air susu sehingga
keberhasilan terapi dapat terjamin. Namun karena kultur
kuman tidak secara rutin dilakukan, maka secara empiris
pilihan pengobatan pertama terutama ditujukan pada
Stafilokokus aureus sebagai penyebab terbanyak dan
Streptokokus yaitu dengan penisilin tahan penisilinase
(dikloksasilin) atau sefalosforin. Untuk yang alergi
penisilin dapat digunakan eritromisin atau sulfa.
a. Amoxicilin: 875 mg, 2x sehari; atau
b. Ciprofloxacin: 500 mg, 2x sehari; atau
c. Clindamicin: 300 mg, 4x sehari; atau
d. Trimethoprim/sulfamethoxazole: 160 mg/800 mg, 2x
sehari
8 Apakah Petugas memberikan edukasi kepada pasien dan atau
keluarganya:
a. Memberikan informasi upaya pencegahan terjadinya
mastitis, dengan melakukkan perawatan payudara
yang baik, pemberian laktasi yang adekuat, dan
membersihkan sisa air susu yang ada di kulit
payudara.
b. Memberikan pengertian dan pengetahuan mengenai
pemberian laktasi dengan baik dan benar, dampak
dari pemberian laktasi yang tidak sesuai.
c. Memberikan motivasi untuk selalu mengosongkan
payudara, baik dengan melakukan laktasi
langsung, maupun dengan pemompaan payudara.
d. Menjaga kebersihan payudara dan puting susu ibu.
e. Menjaga kebersihan mulut dan hidung bayi (sumber
utama masuknya kuman jika ada luka pada puting
susu ibu)
f. Melakukkan pencegahan terjadinya komplikasi abses
dan sepsis dengan cara: bedrest, pemberian cairan
yang cukup.
g. Menganjurkan ibu melakukkan kompres hangat
h. M e n g a j a r k a n i b u m e lakukan massase pada
punggung untuk merangsang pengeluaran oksitosin
agar ASI dapat menetes keluar.

9 Apakah Bila terjadi komplikasi yaitu abses mammae dan


sepsis, petugas melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan
yang lebih tinggi (Rumah Sakit).
10 Apakah Petugas memberikan resep kepada pasien untuk
diserahkan ke unit farmasi.
11 Apakah Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis,
pemeriksaan, diagnosis, terapi, rujukan yang telah dilakukan
dalam rekam medis.
12 Apakah Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas simpus
untuk di entry.
13 Apakah Petugas simpus mendokumentasikan hasil
pemeriksaan, diagnosis dan terapi yang sudah tercatat dalam
rekam medis ke data simpus.
CR: ……………%.
Semudun, ...................
Pelaksana / Auditor
(...................................)

Anda mungkin juga menyukai