Anda di halaman 1dari 5

Ida Bagus Putra Suta Prodi Kesehatan Ayurweda, Fak.

Kesehatan
Universitas Hindu Indonesia

TERAPI PASIR PANAS (TAPA SVEDA) UNTUK


KESEHATAN PERSPEKTIF AYURWEDA

Ida Bagus Putra Suta


Program Studi Kesehatan Ayurweda, Fakultas Kesehatan
Universitas Hindu Indonesia Denpasar
E-mail: putrasutakaleran@gmail.com

Absrak

Hidup sehat dan umur panjang adalah sebuah harapan dan dambaan semua orang,
sebagaimana yang diajarkan dalam Ayurweda, namun untuk menjaga agar tubuh
tetap sehat sering kali dilupakan banyak orang, sehingga menimbulkan gangguan
kesehatan atau penyakit.Untuk mengembalikan kesehatannya maka akan dilakukan
pengobatan atau terapi, di dalam Ayurweda disebut dengan Chikitsa. Sebuah
fenomena tentang terapi untuk kesehatan banyak kita jumpai dalam kehidupan
masyarakat kita. Salah satu dari berbagai metoda terapi tersebut adalah terapi
menggunakan pasir panas (Tapa Sweda). Fenomena tersebut dijadikan objek
penelitian dengan judul penelitian: Terapi Pasir Panas(Tapa Sveda) Untuk Kesehatan
Perspektif Ayurweda. Penelitian ini menggunakan metode kwalitatif, dengan
pendekatan Ayurweda. Ayurweda dipakai sebagai pendekatan karena usada Bali
memiliki prinsip dasar pengobatan yang sama dengan Ayurweda yaitu dengan bahan
alam. Dari hasil pembahasan terhadap rumusan masalah maka didapat simpulan
bahwaTapa Sveda adalah sebuah terapi dengan menggunakan media pasir panas
sebagai sebuah terapi berkeringat (Svedacaraniya cikitsita) yang bertujuan
mengeluarkan ama (racun tubuh). Terapi pasir panas(Tapa sweda)dapat mengatasi
beberapa penyakit, khususnya penyakit yang disebabkan oleh unsur vata dan kapha,
yaitu penyakit yang disebut Ama Vata atau rematik akut.

Kata Kunci: Ayurweda, Chikitsa, Svedacaraniya, Terapi PasirPanas dan Ama Vata
Abstract
Healthy life and longevity are all hopes and desires of all people, as taught in
Ayurvedic, but to keep the body healthy, often forgotten by many people, causing
health problems or diseases. To restore health, treatment or therapy will be carried
out, in Ayurveda called Chikitsa. A phenomenon about therapy for health we
encounter in many of our lives. One of the various therapeutic methods is therapy
using hot sand (Tapa Sweda). This phenomenon is used as the object of research with
the research title: Heat Sand Therapy (Tapa Sveda) for Ayurvedic Perspective
Health. This research uses qualitative methods, with Ayurvedic approach. Ayurvedic
is used as an approach because usada Bali has the same basic principles of treatment
as Ayurvedic, namely natural ingredients. From the results of the discussion on the
formulation of the problem, the conclusion is that Tapa Sveda is a therapy using hot
sand as a therapy for sweating (Svedacaraniya Cikitsita) which aims to remove the
body poison. Hot sand therapy (Tapa sweda) can overcome several diseases,
especially diseases caused by vata and kapha, a disease called Ama Vata or acute
rheumatism.

Key Word: Ayurweda, Chikitsa, Svedacaraniya, Hot Sand Therapy and Ama Vata

1. Pendahuluan tubuh tetap sehat sering kali dilupakan


banyak orang, sehingga menimbulkan
Hidup sehat dan umur panjang adalah gangguan kesehatan atau penyakit. Bila
sebuah harapan dan dambaan semua orang, kesehatan sudah terganggu maka
sebagaimana yang diajarkan dalam akandiupayakan suatu usaha mengembalikan
Ayurweda, namun untuk menjaga agar kesehatannya, baik dengan obat maupun

E-Jurnal Widya Kesehatan, Volume 1, Nomor; 1, Mei 2019


Ida Bagus Putra Suta Prodi Kesehatan Ayurweda, Fak. Kesehatan
Universitas Hindu Indonesia

dengan metode-metode yang lain. Ada yang Fenomena upaya penanganan atau
menggunakan tanaman sebagai bahan obat, suatu usaha untuk memperoleh
ada yang menggunakan binatang dan ada kesehatannya kembali yang telah dilakukan
juga yang menggunakan unsur Panca Maha oleh para pangusada (pengobat) atau
Bhuta dan juga upaya spiritual. dilakukan sendiri oleh mereka ,dengan cara
Ayurveda didasarkan pada falsafah berjemur di bawah matahari pagi dan
Samkhya atau falsafah penciptaan, yang membalur tubuh dengan pasir laut yang
mana dalam falsafah Samkhya muncul panas, dan bila dilihat dari cara Ayurweda
prinsip yang membentuk jagad raya ini termasuk pada terapi menggunakan pasir
adalah: ether, udara, api, air dan tanah/bumi. panas disebut dengan Tapa Sveda.
Ini adalah unsur-unsur dari lingkungan dan Bukan suatu kebetulan apa yang telah
dari diri kita sendiri (Murray, Pickup : 13- dilakukan dengan metode terapi yang
20). Hal senada juga dipaparkan oleh Nala, dilakukan, tetapi Tapa Svedaini banyak
(2001:113) yang menyatakan bahwa dilakukan oleh mereka yang rata-rata berusia
Manusia disebut pula sebagai bhuana alit tua, walaupun ada yang berusia remaja
atau mikrokosmos, merupakan bagian yang bahkan anak-anak, dan kebanyakan dari
tidak terpisahkan dengan bhuana agung atau mereka memang terlihat bermasalah dengan
makrokosmos (alam semesta). Oleh sebab kondisi kesehatan mereka. Dari apa yang
itu, unsur-unsur yang menyusun tubuh telah mereka lakukan muncul suatu
manusia sebagai bhuana alit adalah sama pertanyaan cara terapi apakah yang merka
dengan unsur-unsur yang menyusun alam lakukan? Penyakit apa saja yang bisa
raya atau bhuana agung. Sebagai diketahui, mereka bisa atasi dengan cara tersebut?
unsur tersebut terdiri atas limabhuta yang
disebut panca mahabhuta. Kelima bhuta 2. Kajian Pustaka
tersebut adalah: akasa, vayu, teja apah, dan
prthvi Rhyner (198) dalam bukunya
Nala (2001:75) menjelaskan bahwa berjudul Ayurveda The Gentle Health
svasthya atau sehat menurut Ayurweda System ada memaparkan tentang terapi
adalah: seseorang yang memilki berkeringat (Svedakarma), yang mana
keseimbangan dalam dosha dan agni (enzim dijelaskan bahwa keringat (sveda) adalah
pencernaan dan metabolisme) dimana dhatu suatu produk buangan dari tubuh yang
(jaringan tubuh) berfungsi dengan baik, serta sangat perlu dipertimbangkan
mala (limbah,ekskreta) dibuang secara keberadaannya, karena jika produk buangan
teratur dan mempunyai kebahagiaan atma (ama) tersebut tidak keluar maka itu akan
(spirit), indriya, dan manah (pikiran). menyebabkan sakit. Terapi berkeringat
Chikitsa, adalah suatu tindakan (svedakarma) ini sangat baik untuk
pengobatan, terapi atau penyembuhan untuk mengurangi vata dan kapha. Kontra indikasi
mengembalikan keadaan tidak seimbang dari terapi berkeringat ini adalah bagi
dari unsur tri dosha (vatta, pitta dan kapha) penderita hepatitis, diabetes, muntah-
di dalam tubuh.Prinsip chikitsaatau muntah, luka bakar, keracunan dan
pengobatan dalam Ayurweda adalah secara diare.Secara umum, Ayurveda mebedakan
tidak langsung mencegah perkembangan antara dua perbedaan dari tipe terapi
vyadi, roga, abadha atau penyakit yang ada berkeringat (svedakarma). Tipe pertama
di dalam tubuh manusia (Nala, 2001 : 79). adalah dengan menggunakan panas (agni)
Dalam kitab Ayurweda, ada lima cara dan yng ke dua adalah dengan aktivias fisik
untuk mengembalikan keseimbangan ketiga seperti olah raga. Ahli dari Kerala
unsurtri-dosha yang terganggu, yang disebut membedakan antara empat perberdaan
dengan Panca Karma, berupa: pijat metode yaitu: thapam, upanaha, ushma dan
(pemijatan dengan ramuan obat atau tanpa drava. PerlakuanThapasvedatersebut
obat), sauna (mandi uap, dengan air panas), adalahdenganmenggunakan kabut tipis,
perspirasi (mengeluarkan keringat, baik handuk, selimut, dan yang sejenis itu yang
dengan ramuan obat maupun dengan cara panas dan diletakkan pada bagian tubuh
fisik dan pergerakan otot), diaresis tertentu.
(mengeluarkan air kencing sebanyak Mahadevan, 2012, dalam bukunya
mungkin dengan ramuan obat), dan diet Ayurveda For Beginners ada menyebutkan
(mengatur makanan dan minuman, termasuk Sveda Vidhi (Sudation) sebagai sebuah
pantangan) (Nala,1992:35). metoda pengobatan berkeringat yang
bermanfaat untuk mengatasi penyakit yang

E-Jurnal Widya Kesehatan, Volume 1, Nomor; 1, Mei 2019


Ida Bagus Putra Suta Prodi Kesehatan Ayurweda, Fak. Kesehatan
Universitas Hindu Indonesia

disebabkan oleh produk buangan (mala) tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian
dalam tubuh. Tentang Tapa Sveda juga data, dan verifikasi atau simpulan
dijelaskan sebagai bagian dari tipe
pengobatan berkeringat (Svedana) yang 4. Pembahasan
terapinya menggunakan benda-benda yang a. Terapi dengan Pasir Panas sebagai
dipanaskan. Tapa Sweda.
Babu, 2010, dalam bukunya berjudul Terlepas dari ajaran Ayurweda secara
The Principles and Practice Of Kaya Cikitsa utuh yang berkembang di India, di Bali juga
(Ayurveda’s Internal Medicine), juga ada berkembang sistem pengobatan yang dikenal
menyebutkan tentang manfaat terapi dengan Usada.Banyak metoda pengobatan
berkeringat atau Svedana, khususnya tipe yang diterapkan di Bali mempunyai
Tapa Sveda untuk mengatasi penyakit kemiripan yang dijelaskan di dalam sistem
karena Vata dan Kapha. pengobatan Ayurweda, seperti halnya tradisi
Murthy, 2010, di dalam bukunya yang dilakukan oleh masyarakat Bali dengan
yang berjudul Illustrated Susruta Samhita melakukan terapi dengan berjemur dan
ada menjelaskan tentang penggunaan pasir membalur diri dengan pasir panas yang
panas sebagai sebuah metode pengobatan menjadi objek penelitian ini. Ayurweda
yang merupakan salah satu tipe dari menyatakan bahwa bila dapat
Svedacaraniya cikitsita yang disebut dengan mengembalikan keseimbangan dari tri dhosa
pengobatan Tapa Sveda. yang terganggu maka orang yang sakit
(roga, duhkha, asvasthya) akan menjadi
3. Metode Penelitian sembuh (svasthya, arogya).
Ayurweda juga menginspirasikan
Jenis penelitian yang dilakukan ini
bermunculannya sistem-sistem pengobatan
adalah difokuskan ke dalam penelitian
tradisional lain seperti naturopathy, obat-
kwalitatif yang menggunakan pendekatan
obatan Tibetan, Buddhis, dan Unani-tibb
Ayurweda.Ayurweda dipakai sebagai
(pengobatan model Yunani-Arab), karena
sebuah pendekatan karena Ayurweda
secara teori dan praktek ada banyak
merupakan pengetahuan tentang hidup sehat
kesamaan diantara mereka (Dash &
dan umur panjang. Di dalam Ayurweda
Ramaswamy, 2006 : 2).
dikenal banyak metode terapi dan juga
Chikitsa, adalah suatu tindakan
dikenal penggunaan bahan-bahan natural
pengobatan, terapi atau penyembuhan untuk
(unsur Panca Mahabutha) sebagai sarana
mengembalikan keadaan tidak seimbang
pengobatan.
dari unsur tri dosha (vatta, pitta dan kapha)
Data yang dicari pada penelitian ini
di dalam tubuh.Prinsip chikitsaatau
adalah bersifat kwalitatif, yaitu prosedur
pengobatan dalam Ayurwea adalah secara
ilmiah yang menghasilkan data deskriptif
tidak langsung mencegah perkembangan
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
vyadi, roga, abadha atau penyakit yang ada
orang-orang dan perilaku yang dapat
di dalam tubuh manusia (Nala, 2001 : 79).
diamati.
Anonim, (2012:--) menyatakan bahwa
Sumber data yang didapat pada
Panchakarma berasal dari bahasa
penelitian adalah dari informan langsung di
Sansekerta yang artinya “lima tindakan”
lapangan yang didapat dari hasil wawancara,
atau “lima perawatan.”Panchakarma
dan data tersebut akan dijadikan sebagai
merupakan proses yang digunakan untuk
data primer, sedangakan data sekunder akan
membersihkan tubuh dari bahan-bahan
didapat dari pustaka-pustaka yang menjadi
beracun yang berasal dari penyakit dan
acuan di dalam penelitian ini. Teknik
makanan yang buruk.Ayurweda mengatakan
pengambilan datanya adalah dengan
bahwa dosha yang tidak seimbang akan
purposive sampling.Di dalam pengambilan
menimbulkan sampah dalam tubuh.Dalam
data sudah pasti dilengkapi dengan beberapa
Ayurweda, sampah disebut sebagai Ama.
instrument pendukung dari instrument
Ama adalah sesuatu yang berbau busuk,
kuncinya.
lengket, atau zat beracun yang harus dibuang
Penelitian ini dilakukan dengan
dari badan sesegara
melakukan prosedur sebagai berikut: 1.
mungkin.Panchakarmaakan mengeluarkan
Observasi, 2. Wawancara mendalam, 3.
kelebihan atau ketidakseimbangan dosha
Studi Kepustakaan. Setelah semua data
bersama dengan Ama yang menempel,
didapat, akan dilakukan analisis data dengan
keluar melalui sistem pengeluaran tubuh

E-Jurnal Widya Kesehatan, Volume 1, Nomor; 1, Mei 2019


Ida Bagus Putra Suta Prodi Kesehatan Ayurweda, Fak. Kesehatan
Universitas Hindu Indonesia

seperti kelenjar keringat, saluran kencing, yang membantu dalam memproduksi


usus, dan lain-lain. keringat disebut svedana.Dalam svedana,
Tapa Sveda adalah sebuah metode prosdur tertentu dilakukan untuk melebarkan
terapi dengan menggunakan pasir panas, srota (pembuluh) dan membantu tubuh
yang diterapkan pada penderita Ama vata berkeringat. Ini dilakukan setelah terapi
(reumatik akut) (Babu, 2010:38).Pendapat sneha (peminyakan) untuk memfasilitasi
yang sama juga ada menyatakan bahwa menghilangkan ama (racun tubuh) dan mala
Tapa sveda dilakukan dengan menggunakan (sisa produksi metabolisme tubuh) dari srota
tangan (telapak tangan) lembaran perunggu, (pembuluh) dan dathu (jaringan) dan untuk
bola (dari lumpur, logam dll) pot sherds, mengangkut mereka kembali ke kostha
pasir dan kain (semua ini dibuat panas oleh (saluran pencernaan) (Mahadevan, 2012:73)
api sebelumnya dan diterapkan pada tubuh). dan pendapat ini senada dengan pendapat
Sudasi tubuh orang yang berbaring telentang Rhyner (1998: 127-128)
biasanya dilakukan dengan menggunakan
batu bara dari kayu khadira (Murthy,
2010:300)
Tapa Svedamerupakan bagian dari
terapi yang disebut Sveda Vidhi.Sveda
berarti keringat yang merupakan mala yang
dihilangkan melalui Pitta panas).Terapi

Gambar 1. Membenam lutut dengan pasir Gambar 2. Membenam pinggang hingga


panas lutut dengan pasir panas

Dari hasil observasi dan wawancara keluhan sakit yang mereka derita bisa hilang.
yang didapat di lapangan, bahwa mereka yang Tanpa mereka sadari bahwa apa yang mereka
melakukan terapi dengan pasir panas adalah lakukan adalah merupakan sebuah perlakuan
telah melakukan suatu metode chikitsa atau terapi yang di dalam ayurweda disebut
terapi, yang mana.mereka telah Svedana Karma(perlakuan terapi berkeringat),
memperlakukan dirinya dengan cara berjemur dengan tipe khusus yang disebut dengan Tapa
di bawah sinar matahari di hamparan pasir Sveda, yaitu suatu terapi dengan berkeringat
pantai dan membalur bahkan ada yang dengan salah satunya menggunakan pasir
membenamkan tubuh mereka dengan pasir panas. (Gambar :1 dan Gambar : 2)
lautyang panas atau hangat karena paparan
matahari yang menyinari hamparan pasir b. Penyakit Yang Dapat Diatasi Dengan
tersebut dari pagi hari, dengan harapan Terapi Pasir Panas (Tapa Sveda).
kesehatan mereka kembali didapat, atau

E-Jurnal Widya Kesehatan, Volume 1, Nomor; 1, Mei 2019


Ida Bagus Putra Suta Prodi Kesehatan Ayurweda, Fak. Kesehatan
Universitas Hindu Indonesia

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa Terapi pasir panas atau Tapa


penyakit bisa terjadi karena unsur tri dosha di Svedasangat efektiv untuk mengatasi penyakit,
dalam tubuh tidak seimbang, enzim (agni) dan khususnya penyakit yang berhubungan dengan
jaringan tubuh (dathu) di dalam tubuh tidak metabolisme tubuh dan darahkhususnya yang
seimbang, dibarengi dengan ekskresi (mala) berkaitan dengan ama dan mala, sehingga
tidak berkerja dengan baik. Untuk dapat sangat efektiv untuk penyakit karena Vata dan
mengembalikan dan memperbaikinya, maka Kaphaseperti penyakit Ama Vata atau
salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah reumatik akut.
dengan cikitsa (terapi).Salah satu terapi yang
dilakukan untuk mengatasi keluhan penyakit b. Saran.
itu adalah dengan terapi menggunakan media Untuk dapat meningkatkan derajat
pasir panas atau istilah dalam Ayurwedanya kesehatan masyarakat khususnya yang
adalah Tapa Sveda. berkaitan dengan metode pengobatan
Hasil data yang didapat menunjukkan tradisional yang ada di Bali perlu dikaji secara
bahwa, sebagaian besar dari responden lebih mendalam lagi agar metoda terapi yang
menyatakan mereka melakukan terapi pasir kita miliki yang dikenal dengan usadha
panas karena ada keluhan pada organ tungkai bukanlah pengetahuan usang yang tiada
mereka, khususnya daerah persendian, ada bermanfaat, sehingga dapat dijelaskan lebih
yang menyatakan terserang reumatik, asam ilmiah lagi dan dapat dijadikan sebagai sebuah
urat dan sisanya lagi dari keluhannyeri sendi, solusi menjaga kesehatan, apalagi kita
walaupun ada beberapa menyatakan keluhan memiliki kekayaan alam yang luar biasa.
yang lain. Dari hasil wawancara dengan Berkenaan dengan itu maka keberadaan
responden, semua responden menyatakan ada pengetahuan dan alam Baliperlu dijaga
perubahan lebih baik pada diri mereka setelah keberadaannya agartetap memberi manfaat
melakukan terapi pasir panas(Tapa Sveda) bagi kehidupan.
walupun tidak semuabisa sembuh total, tetapi
ada perubahan ke arah lebih baik. DAFTAR PUSTAKA
Dari sekian jenis penyakit yang
mendapat perlakuan terapi dengan Tapa Anonim,2012.https://lusilamz123.wordpress.c
Sveda, untuk penderita rematik, asam urat, dan om/2012/04/08/makalah-ayurveda/
persendian kaku berpotensi kembali baik atau Babu, S. Suresh, 2010.The Principles and
mendapat kesembuhan dalam waktu yang Practice Of Kaya Cikitsa
relative cepat. (Ayurveda’sInternal
Sebagaimana telah dijelaskan Medicine).Varanasi.: Charu Printer
bahwa terapi Sveda Karma sangat efektiv Dash, Vaidya Bhagawan & Ramaswamy,
untuk mengatasi penyakit karena unsur Vata Suhasini, 2006.Ayurveda. Surabaya.
dan Kapha, walaupun ada beberapa jenis Pāramita
penyakit yang tidak boleh mendapat perlakuan Mahadevan, L. 2012. Ayurveda For
terapi ini. Cara kerja dari terapi Svedana, yaitu Beginners. Chennai: Mani Offset
dengan mengeluarkan ama (racun tubuh) Muray, Angela Hope & Pickup, Tony. 1998.
melalui keringat, sehingga terapi dengan Penyembuhan Dengan Ayurveda.
menggunakan pasir panas yang bertujuan Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.
dapat memberikan efek berkeringat, sehingga Murthy, K. R. Srikantha. 2010. Illustrated
akan lebih efektif dalam mengatasi penyakit Suśruta Saṁhitā. Varanasi: Charu
ama vata (reumatik akut) Printers
Nala, Ngurah. 1992. Usada Bali. Denpasar:
5. Simpulan dan Saran PT. Upada Sastra.
a. Simpulan. _____________. 2001. Ayurveda Ilmu
Dari hasil pembahasan terhadap Kedokteran Hindu I. Denpasar: Upada
rumusan masalah maka dapat disimpulkan Sastra
bahwaTapa sveda adalah sebuah terapi dengan Rhyner, Hans H. 1998. AYURVEDA The
menggunakan pasir panas yang menempel Gentle Health System. Delhi: Shri
pada bagian tubuh yang menyebabkan tubuh Jainendra Press.
berkeringat untuk membantu keluarnya ama
atau racun tubuh sehingga produk buangan
dari tubuh tidak menumpuk di dalam tubuh itu
sendiri.

E-Jurnal Widya Kesehatan, Volume 1, Nomor; 1, Mei 2019

Anda mungkin juga menyukai