( PEKERTI – AA)
MEDAN 2017
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PELATIHAN PENINGKATAN
KETERAMPILAN DASAR TEKNIK INSTRUKSIONAL DAN APPLIED APROACH
( PEKERTI – AA)
O
L
E
H
Pembimbing Peserta
Lusiana Lusia, Sirait, SST, M.Keb Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd
NIP. 196311271987031001
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan
HidayahNya sehingga dapat terselesaikannya produk PEKERTI - AA dengan Mata Kuliah
Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Produk PEKERTI - AA ini disusun dengan
tujuan sebagai syarat bagi peserta untuk memperoleh sertifikat tanda telah menyelesaikan
pelatihan ini.
Produk PEKERTI - AA ini menjelaskan tentang pembelajaran pada Kesehatan
Reproduksi dan Keluarga Berencana mulai dari teori, praktikum dan aktifitas pembelajaran
selama proses belajar mengajar berlangsung. produk PEKERTI - AA ini juga membantu
mahasiswa untuk mengintegrasikan aspek kognitif, psikomotor dan afektif dalam
memberikan pelayanan kebidanan yang komprehensif.
Peada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Efendi
Napitupulu, Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd selaku Koordinator Tim Pekerti - AA yang
telah banyak membantu sehingga modul ini dapat tersusun dengan baik.
Penulis menyadari bahwa tugas Pengembangan Ketrampilan Dasar Teknik
Instruksional – Applied Approach ( Pekerti – AA ) ini belum sempurna, untuk itu penulis
berharap masukan dan saran demi kesempurnaan Produk PEKERTI – AA.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut serta
dalam pembuatan Produk PEKERTI – AA ini, Semoga Tuhan Memberkati.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
PROGRAM PENINGKATAN KETRAMPILAN DASAR
( PEKERTI – AA)
PETA KONSEP
MEDAN 2017
BAGAN PRILAKU / PETA KOMPETENSI INSTRUKSIONAL
MATA KULIAH KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB
( PEKERTI – AA)
KONTRAK KULIAH
MEDAN 2017
KONTRAK KULIAH
7. Kriteria Penilaian
Formula nilai akhir adalah F1+F2+F3+F4
4
Dimana F1 adalah ujian formatif ke – 1 dan N adalah jumlah formatif dengan Kriteria :
No Skor Nilai akhir
1 90 - 100 A
2 80 - 89 B
3 70 - 79 C
4 0 - 69 E
8. Aturan Perkuliahan
A. Aturan Umum
1. Perkuliahan dilaksanakan sebanyak 16 kali dalam satu semester sesuai jadwal yang
ditetapkan jurusan
2. Kegiatan perkuliahan dilaksanakan dalam bentuk ceramah/ presentasi, penelahan pustaka,
diskusi kelompok, presentasi dan praktikum.
3. Dalam kegiatan tatap muka, mahasiswa maupun dosen harus hadir selambat – lambatnya
15 (limabelas) menit setelah waktu tatap muka dimulai ( sesuai jadwal). Bagi mahasiswa
yang terlambat, tidak diijinkan memasuki ruang perkuliahan.
4. Apabila karena satu dan hal lain, perkuliahan tidak dapat terlaksana, harus dilaksanakan
pertemuan pengganti di lain waktu (dengan kesepakatan mahasiswa dan dosen)sehingga
pertemuan dalam satu semester tetap 16 kali.
B. Mahasiswa
1. Mahasiswa diharuskan hadir tepat waktu 15 menit sebelum perkuliahan dimulai
2. Tidak meninggalkan kuliah lebih dari 5 % ( untuk semua jenis alasan).
3. Bagi mahasiswa yang berhalangan hadir, wajib memberitahukan dan dibuktikan
dengan surat keterangan dari pejabat yang terkait ( Khusus untuk mahasiswa yang
sakit surat keterangan hanya diakui oleh Puskesmas / Dokter)
4. Mahasiswa mengisi daftar hadir dan ketua kelas bertanggung jawab atas pengisian
daftar hadir mahasiswa maupun dosen yang mengajar.
5. Mahasiswa tidak membawa makanan kedalam kelas, tidak mengotori kelas dan
lingkungan sekitarnya.
6. Setiap mahasiswa wajib berpakaian sopan dan rapi sesuai ketentuan serta memakai
atribut yang telah ditentukan oleh kampus selama waktu pendidikan.
7. Komputer, LCD dan OHP inventaris kelas dipertanggung jawabkan kepada ketua
kelas, Bila rusak mahasiswa wajib melaporkan hal tersebut kepada pihak yang
bertanggung jawab ( Staf/ teknisi), bila rusak karena kecerobohan mahasiswa maka
mahasiswa yang bersangkutan wajib mengganti biaya perbaikan.
8. Mahasiswa dapat menyelesaiakan tugas yang diberikan oleh dosen.
C. Dosen
1. Dosen harus mengajar mahasiswa sesuai dengan jadwal perkuliahan.
2. Dosen harus mengajar paling sedikit 80 % dari seluruh pertemuan.
3. Dosen yang belum menjalankan perkuliahan minimal 80 % tidak dapat melakukan
ujian formatif.
4. Dosen harus megoreksi tugas dan ujian formatif mahasiswa dengan sungguh –
sungguh dan objektif.
5. Dosen harus menilai mahasiswa secara objektif.
6. Dosen harus bertutur kata yang sopan dan ilmiah.
7. Dosen harus berpakaian rapi.
8. Dosen berhak memberi sanksi pada mahasiswa yang melanggar kontrak kuliah
Selama perkuliahan Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana terdapat tugas – tugas
yang harus dikerjakan mahasiswa, baik secara individu maupun kelompok. Diantara tugas –
tugas yang harus dikerjakan dapat disebutkan sebagai berikut:
a. Tugas rutin yaitu menyelesaikan soal – soal yang terdapat dalam bahan kuliah.
b. Pada tengah semester yang pertama membuat laporan tinjauan buku ( critical book
report) untuk satu judul buku yang akan ditentukan oleh dosen.
c. Pada setengah semester membuat karya ilmiah dalam bentuk laporan tinjuan jurnal
( critical Jurnal report)
d. Tugas akhir dalam bentuk preraktek melakukan pemasangam alat kontrasepsi pada
pasien secara langsung.
( PEKERTI – AA)
SILABUS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA
MEDAN 2017
SILABUS MATA KULIAH
Semester : II
1 Pada akhir pertemuan Mahasiswa Konsep Kesehatan Reproduksi Ceramah 2 x 50 Kemampuan menjelaskan Konsep
Agusanna Dewi 1
mampu: 1. Pengertian Kesehatan Tanya Jawab menit Kesehatan Reproduksi Silangit, SST, M.Kes
Menjelaskan Konsep Kesehatan Reproduksi
Reproduksi 2. Hak-hak Reproduksi
3. Perawatan Kesehatan
Reproduksi
4. Indikator kesehatan
reproduksi
2 Mahasiswa mampu Menjelaskan Konsep Gender dalam kesehatanCeramah 2 x 50 Kemampuan Menjelaskan Konsep
Agusanna Dewi 1
Konsep Gender Reproduksi Perempuan Tanya Jawab Menit Gender Silangit, SST, 6
1. Pengertian Gender M.Kes
dalam Kesehatan
Reproduksi Perempuan
2. Proses Sosialisai Gender
3. Kesehatan Reproduksi
Perempuan sebagai Hak
Azasi Manusi
4. Upaya mewujudkan
Kesetaraan dan keadilan
Gender
3 Mahasiswa mampu Menganalisis Isu-isu kesehatan wanita Ceramah 2 x 50 Kemampuan menganalisis Isu-isu
Agusanna Dewi 6
Isu-isu kesehatan wanita 1. Masalah Kesehatan Tanya Jawab menit kesehatan wanita Silangit, SST, M.Kes
Wanita Diskusi
2. Kondisi yang
mempengaruhi
rendahnya status
kesehatan wanita
3. Alasan kematian dan
kesakitan pada ibu
4,5,6 Mahasiswa mampu Memahami Masalah-masalah kesehatan Ceramah 2 x 50 Kemampuan menganalisis masalah-
Agusanna Dewi 6
Masalah-masalah kesehatan 1. Infertilitas Tanya Jawab menit masalah kesehatan reproduksi Silangit, SST,
reproduksi yang sering terjadi 2. Infeksi Menular Studi kasus M.Kes
Seksual(IMS) Diskusi
3. Gangguan Haid
4. Pelvic Inflamatry
Deseases(PID)
5. Unwanted Pregnancy
dan Aborsi
6. Hormon Replacement
Therapi(HRT)
7 Mahasiswa mampu Menjelaskan Deteksi dini gangguan Ceramah 2 x 50 Kemampuan menjelaskan Deteksi
Agusanna Dewi 5
Deteksi Dini Gangguan kesehatan kesehatan reproduksi Tanya Jawab menit dini gangguan kesehatan Silangit, SST, M.Kes
1. Pemeriksaan Payudara
sendiri (SADARI)
2. Pap Smear/IVA
8 Mahasiswa mampu: 1. Pengertian pemeriksaan Tanya Jawab 2 x 100 Kemampuan melakukan Agusanna Dewi 5
Menjelaskan Pemeriksaan SADARI deteksi dini kanker Penugasan menit Pemeriksaan SADARI Silangit, SST, M.Kes
payudara dengan Presentasi
pemeriksaan payudara
sendiri ( SADARI)
2. Tujuan pemeriksaan
payudara
sendiri( SADARI)
3. Resiko wanita terjadi
kanker payudara
4. Tanda – tanda perubahan
payudara yang perlu
diwaspadai
5. Alat-alat, pasien dan
bidan pada pemeriksaan
payudara
6. Prosedur pemeriksaan
payudara sendiri
(SADARI)
7. Pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) sesuai
prosedur
8. Menjelaskan
dokumentasi tindakan
yang dilakukan dengan
benar
UJIAN TENGAH SEMESTER
9 Mahasiswa mampu Memahami Asuhan Asuhan Kebidanan pada Ceramah 2 x 50 Kemampuan memahami Asuhan Agusanna Dewi 1
Kebidanan pada perempuan perempuan yang berkaitan dengan menit Kebidanan pada perempuan Silangit, SST, M.Kes
sistem Reproduksi dalam perspektif
Tanya
Gender Jawab
1. Siklus Kesehatan wanita,
konsepsi, bayi, anak, Penugasan
remaja, dewasa, dan usia
lanjut
2. Perubahan yang terjadi
pada setiap tahap
3. Faktor-faktor yang
mempengaruhi
10,11 Mampu Menjelaskan Konsep Pelayanan Konsep Pelayanan Keluarga Ceramah Tanya Jawab 2 x 50 Kemampuan menjelaskan Konsep Agusanna Dewi 9
Keluarga Berencana Berencana Diskusi kelompok menit Pelayanan Keluarga Berencana Silangit, SST, M.Kes
1. Pengertian KB
2. Tujuan KB
3. Sasaran KB
4. Ruang lingkup KB
5. Strategi KB
6. Dampak KB
7. KIE dalam pelayanan
KB
12,13 Mahasiswa Mampu Menjelaskan Asuhan Metode Sederhana: Ceramah 2 x 50 Kemampuan menyusun Rencana Agusanna Dewi 9
Kebidanan pada Keluarga Berencan 1. Metode kalender Tanya Jawab menit pemasaran dan pelayanan pelanggan Silangit, SST,
2. Metode Kontrasepsi Diskusi kelompok M.Kes
suhu basal tubuh
3. Metode Lendir Serviks
4. Metode Simptoternal
5. Coitus Interuptus
6. Kondom Pria
14 Mahasiswa mampu Menjelaskan Metode Modern Ceramah 2 x 100 Kemampuan Melakukan Asuhan Agusanna Dewi 1
Asuhan Kebidanan 1. Oral Kontrasepsi(Pil) Tanya Jawab menit Kebidanan Silangit, SST, M.Kes
2. Kontrasepsi Suntik Diskusi kelompok
3. Kontrasepsi Implant
4. Kontrasepsi
AKDR(IUD)
15 Mahasiswa mampu Menjelaskan - Sterilisasi Ceramah 2 x 50 Kemampuan menjelaskan Asuhan Agusanna Dewi 1
Asuhan Kebidanan 1. Vasektomi Tanya Jawab menit kebidanan Silangit,SST, 1
2. Tubektomi Diskusi kelompok M.Kes
- Konseling dalam
Metode kontrasepsi
- Pendokumentasianasuha
n keluarga berencana
16 Mahasiswa mampu melakukan 1. Pengertian pemasangan Tanya Jawab 2 x 100 Kemampuan melakukan pemasangan Agusanna Dewi 1
pemasangan implant KB Implan dengan Penugasan menit implant Silangit,
benar. Diskusi kelompok SST,M.Kes
2. Jenis – jenis KB Implan Demosntrasi
3. Tujuan pemasangan KB
Implan
4. Cara kerja KB Implan
5. Keuntungan dan
kerugian menggunakan
KB Implan
6. Alat, pasien dan bidan
pada pemasangan KB
Implan sesuai standar.
7. Prinsip prosedur
pemasangan KB Implan
8. Prosedur pemasangan
KB Implan sesuai
prosedur.
9. Dokumentasi tindakan
yang dilakukan dengan
benar
UJIAN AKHIR SEMESTER
I. BUKU SUMBER
1. Abu Bakar (2011) Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana : Jakarta. Rajawali Pers
2. Andrews (2010) Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita : Jakarta. EGC
3. Abu Bakar (2014). Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana: Jakarta Rajawali Pers
4. Glasier, Anna. (2006). Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi: Jakarta. EGC
5. Eny, Kusmiran. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika
6. Fitria (2007) Kesehatan Reproduksi: Jakarta. Pustaka Rihama
7. Lestadi (2009) Kesehatan Reproduksi Wanita : Jakarta. EGC
8. Prawirohardjo (2011). Ilmu Kandungan: Jakarta. BPSP
9. Niken, Melani dkk. (2010). Pelayanan Kelurga Berencana, Yogyakarta: Fitramaya
10. Handayani (2010) Buku ajar pelayanan Kelurga Berencana : Yogyakarta. Pustaka Rihama
11. Anggriani (2012) Pelayanan Keluarga Berencana : Yogyakarta. Rohima Press.
12. Hanafi (2010) KB dan Kontrasepsi : Jakarta. Sinar Harapan.
13. Indrayani. (2014). Vasektomi Tindakan sederhana dan menguntungkan bagi pria:Jakarta. TIM
14. Saifuddin (2006). Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi: Jakarta YBPSP
PROGRAM PENINGKATAN KETRAMPILAN DASAR
( PEKERTI – AA)
MEDAN 2017
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)
3 Penutup Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 1,2
(kegiatan akhir) atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
: menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
materi mengerjakan tugas teaching.
a. Simpulan Melakukan yang diberikan.
b. Umpan
balik
penilaian
c. Tindak terhadap
lanjut kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
Memberikan
penugasan
Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
dating
V. Evaluasi
Soal :
1. Apa yang dimaksud dari kesehatan reproduksi ?
2. Sebutkan hak-hak reproduksi ?
VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif
I. Peta Konsep
3 Penutup Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 1,2
(kegiatan akhir) : atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
a. Simpulan materi mengerjakan tugas teaching.
b. Umpan
balik
Melakukan yang diberikan.
c. Tindak penilaian
lanjut terhadap
kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
Memberikan
penugasan
Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
dating
V. Evaluasi
Soal :
1. Apa yang dimaksud dengan Gender kesehatan reproduksi perempuan ?
2. Apa yang dimaksud dengan proses sosialisasi gender ?
VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif
Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan Isu-isu
kesehatan wanita.
3 Penutup Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 6,7
(kegiatan akhir) atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
: menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
materi mengerjakan tugas teaching.
a. Simpulan Melakukan yang diberikan.
b. Umpan balik
c. Tindak lanjut
penilaian
terhadap
kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
Memberikan
penugasan
Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
dating
V. Evaluasi
Soal :
1. Sebutkan Masalah masalah Kesehatan Wanita
2. Jelaskan penyebab Kematian dan Kesakitan Pada Ibu
VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif
Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu menjelaskan masalah- masalah kesehatan reproduksi yang
sering terjadi.
Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan masalah-
masalah kesehatan reproduksi yang sering terjadi.
Masalah-masalah Kesehatan
Reproduksi
Infeksi Menular
Infertilitas Seksual (IMS)
1. Infertilitas
2. Infeksi Menular Seksual (IMS)
IV. Strategi Pembelajaran Mikro
3 Penutup Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 6,7
(kegiatan akhir) atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
: menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
materi mengerjakan tugas teaching.
a. Simpulan Melakukan yang diberikan.
b. Umpan balik
c. Tindak lanjut
penilaian
terhadap
kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
Memberikan
penugasan
Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
dating
V. Evaluasi
Soal :
1. Apa yang dimaksud dengan infertilitasi ?
2. Apa yang dimaksud dengan Infeksi Menular Seksual (IMS) ?
VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif
Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan masalah-
masalah kesehatan reproduksi yang sering terjadi.
Masalah-masalah Kesehatan
Pelvic Inflamatry
Gangguan Haid Deseases (PID)
3 Penutup Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 6,7
(kegiatan akhir) atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
: menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
materi mengerjakan tugas teaching.
a. Simpulan Melakukan yang diberikan.
b. Umpan balik
c. Tindak lanjut
penilaian
terhadap
kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
Memberikan
penugasan
Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
dating
V. Evaluasi
Soal :
1.Jelaskan yang dimaksud dengan gangguan haid ?
2. Jelaskan yang dimaksud dengan pelvic inflamatry deseases ?
VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif
Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu menjelaskan masalah- masalah kesehatan reproduksi yang
sering terjadi.
Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan masalah-
masalah kesehatan reproduksi yang sering terjadi.
Masalah-masalah Kesehatan
Unwated pregnancy Hormon Replacement
dan aborsi Therapi (HRT)
3 Penutup Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 6,7
(kegiatan akhir) atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
: menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
materi mengerjakan tugas teaching.
a. Simpulan Melakukan yang diberikan.
b. Umpan balik
c. Tindak lanjut
penilaian
terhadap
kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
Memberikan
penugasan
Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
dating
V. Evaluasi
Soal :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan unwated pregnancy dan aborsi ?
2. Jelaskan yang dimaksud dengan hormon replacement therapi ?
VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif
Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu memahami dan melakukan deteksi dini gangguan kesehatan
reproduksi
Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan
deteksi dini gangguan kesehatan reproduksi
3 Penutup Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 5,6
(kegiatan akhir) atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
: menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
materi mengerjakan tugas teaching.
a. Simpulan Melakukan yang diberikan.
b. Umpan balik
c. Tindak lanjut
penilaian
terhadap
kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
Memberikan
penugasan
Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
dating
V. Evaluasi
Soal :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan SADARI dan cara melakukan pemriksaan nya.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Pap Smear/IVA dan cara melakukan pemeriksaan ?
VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif
Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan
pemeriksaan SADARI.
Pemeriksaan SADARI
DEFENISI Tujuan Resiko Tanda-tanda Alat-alat,
Prosedur Dokumenta
wanita perubahan pasien dan
SADARI si
terjadi payudara bidan pada
kanker yang perlu pemeriksaa
payudara diwaspadai n payudara
3 Penutup Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 6,7
(kegiatan akhir) atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
: menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
materi mengerjakan tugas teaching.
a. Simpulan Melakukan yang diberikan.
b. Umpan balik
c. Tindak lanjut
penilaian
terhadap
kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
Memberikan
penugasan
Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
dating
V. Evaluasi
Soal :
1. Apa yang dimaksud dengan Pemeriksaa SADARI ?
2. Bagaiamana Prosedur pemeriksaan SADARI ?
9. Sebutkan Tanda – tanda perubahan payudara yang perlu diwaspadai
VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif
Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan sistem
reproduksi dalam perspektif gender.
1. Siklus Kesehatan wanita, konsepsi, bayi, anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut
2. Perubahan yang terjadi pada setiap tahap
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
IV. Strategi Pembelajaran Mikro
3 Penutup Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 5,6
(kegiatan akhir) atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
: menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
materi mengerjakan tugas teaching.
a. Simpulan Melakukan yang diberikan.
b. Umpan balik
c. Tindak lanjut
penilaian
terhadap
kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
Memberikan
penugasan
Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
dating
V. Evaluasi
Soal :
1. Apa yang dimaksud dengan asuhan kebidanan pada perempuan ?
2. Sebutkan siklus kesehatan wanita ?
VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif
Indikator Keberhasilan :Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan konsep
pelayanan keluarga berencana
1. Pengertian KB
2. Tujuan KB
3. Sasaran KB
4. Ruang Lingkup KB
IV. Strategi Pembelajaran Mikro
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Pendahuluan Kegiatan
Menyapa Menyapa Dosen Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 10,11
Awal: mahasiswa mendengarkan demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit
menjelaskan penjelasan Dosen play dan bed side menit
a. Motivasi mencakup materi teaching.
b. Apresepsi pertemuan ke XI
c. Tujuan
menjelaskan kaian
d. Deskripsi
e. Relevansi topik dengan
materi lainnya atau
materi sebelumnya
menjelaskan
manfaat dan
relevansi
mempelajari
menjelaskan TIU
dan TIK
2 Penyajian (kegiatan Menyampaiakn Mendengar dan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 10,11
lain ) materi belajar menjawab demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
sesuai dengan pertanyaan dosen play dan bed side
pokok bahasan teaching.
secara sistematis
dan menarik
Memberikan
kesempatan bagi
mahasiswa
untuk bertanya
Memberikan
umpan balik atas
pertanyaan yang
disampaikan
Memfasilitasi
interaksi/diskusi
antara
mahasiswa
dalam
memahami
materi yang
telah
disampaikan
Menciptakan
suasana belajar
yang telah
disiapkan
Memfasilitasi
mahasiswa yang
mengalami
kesulitan dalam
pembelajaran
sesuai materi
3 Penutup (kegiatan Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 10,11
akhir) : atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
a. Simpulan materi mengerjakan tugas teaching.
b. Umpan balik
c. Tindak lanjut Melakukan
penilaian yang diberikan.
terhadap
kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
Memberikan
penugasan
Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
datang
V. Evaluasi
Soal :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan keluarga berencana ?
2. Jelaskan tujuan dari keluarga berencana ?
VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif
Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan
pelayanan KIE pada pelayanan keluarga berencana
1. Strategi KB
2. Dampak KB
3. KIE dalam pelayanan KB
IV. Strategi Pembelajaran Mikro
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Pendahuluan Menyapa Menyapa Dosen Metode simulasi, Laptop, Test Lisan 100 2 x 100 BU 10,11
Kegiatan Awal: mahasiswa mendengarkan demonstrasi, role LCD dll. menit
menjelaskan penjelasan Dosen play dan bed side Menit
a. Motivasi mencakup materi teaching.
b. Apresepsi pertemuan ke XII
c. Tujuan
menjelaskan kaian
d. Deskripsi
e. Relevansi topik dengan
materi lainnya atau
materi sebelumnya
menjelaskan
manfaat dan
relevansi
mempelajari
menjelaskan TIU
dan TIK
2 Penyajian Menyampaiakn Mendengar dan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 10,11
(kegiatan lain ) materi belajar menjawab demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
lanjut sesuai dengan pertanyaan dosen play dan bed side
pokok bahasan teaching.
secara sistematis
dan menarik
Memberikan
kesempatan bagi
mahasiswa
untuk bertanya
Memberikan
umpan balik atas
pertanyaan yang
disampaikan
Memfasilitasi
interaksi/diskusi
antara
mahasiswa
dalam
memahami
materi yang
telah
disampaikan
Menciptakan
suasana belajar
yang telah
disiapkan
Memfasilitasi
mahasiswa yang
mengalami
kesulitan dalam
pembelajaran
sesuai materi
3 Penutup Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 10,11
(kegiatan akhir) atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
: menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
materi mengerjakan tugas teaching.
a. Simpulan Melakukan
b. Umpan balik penilaian yang diberikan.
c. Tindak lanjut terhadap
kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
Memberikan
penugasan
Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
datang
V. Evaluasi
Soal :
1. Bagaimana strategi dalam pelayanan keluarga berencana ?
2. Apa dampak dari keluarga berencana ?
VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif
Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu menjelaskan Konsep Pelayanana Keluarga Berencana dengan
metode sederhana
Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan konsep
pelayanan keluarga berencana dengan metode sederhana
1. Strategi KB
2. Dampak KB
3. KIE dalam pelayanan KB
IV. Strategi Pembelajaran Mikro
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Pendahuluan Menyapa Menyapa Dosen Metode simulasi, Laptop, Test Lisan 100 2 x 100 BU 12,13
Kegiatan Awal: mahasiswa mendengarkan demonstrasi, role LCD dll. menit
menjelaskan penjelasan Dosen play dan bed side menit
a. Motivasi mencakup materi teaching.
b. Apresepsi pertemuan ke XIII
c. Tujuan
menjelaskan kaian
d. Deskripsi
e. Relevansi topik dengan
materi lainnya atau
materi sebelumnya
menjelaskan
manfaat dan
relevansi
mempelajari
menjelaskan TIU
dan TIK
2 Penyajian Menyampaiakn Mendengar dan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 12,13
(kegiatan lain ) materi belajar menjawab demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
sesuai dengan pertanyaan dosen play dan bed side
pokok bahasan teaching.
secara sistematis
dan menarik
Memberikan
kesempatan bagi
mahasiswa
untuk bertanya
Memberikan
umpan balik atas
pertanyaan yang
disampaikan
Memfasilitasi
interaksi/diskusi
antara
mahasiswa
dalam
memahami
materi yang
telah
disampaikan
Menciptakan
suasana belajar
yang telah
disiapkan
Memfasilitasi
mahasiswa yang
mengalami
kesulitan dalam
pembelajaran
sesuai materi
3 Penutup Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 12,13
(kegiatan akhir) atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
: menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
materi mengerjakan tugas teaching.
a. Simpulan Melakukan
b. Umpan balik penilaian yang diberikan.
c. Tindak lanjut terhadap
kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
Memberikan
penugasan
Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
dating
V. Evaluasi
Soal :
1. Apakah yang dimaksud dengan metode sederhana.
2. Jelaskan yang dimaksud dengan metode kontrasepsi suhu basal tubuh.
3. Sebutkan macam – macam alat kontrasepsi dengan metode sederhana.
VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif
Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu menjelaskan Konsep Pelayanana Keluarga Berencana dengan
metode sederhana
Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan defenisi,
keuntungan dan kerugian keluarga berencana dengan metode sederhana
1. Metode simpoternal
2. Coitus interruptus
3. Kondom pria
IV. Strategi Pembelajaran Mikro
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Pendahuluan Menyapa Menyapa Dosen Metode simulasi, Laptop, Test Lisan 100 2 x 100 BU 12,13
Kegiatan Awal: mahasiswa mendengarkan demonstrasi, role LCD dll. menit
menjelaskan penjelasan Dosen play dan bed side menit
a. Motivasi mencakup materi teaching.
b. Apresepsi pertemuan ke XIV
c. Tujuan
menjelaskan kaian
d. Deskripsi
e. Relevansi topik dengan
materi lainnya atau
materi sebelumnya
menjelaskan
manfaat dan
relevansi
mempelajari
menjelaskan TIU
dan TIK
2 Penyajian Menyampaiakn Mendengar dan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 12,13
(kegiatan lain ) materi belajar menjawab demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
sesuai dengan pertanyaan dosen play dan bed side
pokok bahasan teaching.
secara sistematis
dan menarik
Memberikan
kesempatan bagi
mahasiswa
untuk bertanya
Memberikan
umpan balik atas
pertanyaan yang
disampaikan
Memfasilitasi
interaksi/diskusi
antara
mahasiswa
dalam
memahami
materi yang
telah
disampaikan
Menciptakan
suasana belajar
yang telah
disiapkan
Memfasilitasi
mahasiswa yang
mengalami
kesulitan dalam
pembelajaran
sesuai materi
3 Penutup Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 12,13
(kegiatan akhir) atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
: menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
materi mengerjakan tugas teaching.
a. Simpulan Melakukan
b. Umpan balik penilaian yang diberikan.
c. Tindak lanjut terhadap
kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
Memberikan
penugasan
Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
datang
V. Evaluasi
Soal :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan metode simptoternal ?
VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif
Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu menjelaskan Konsep Pelayanana Keluarga Berencana dengan
metode modern
Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan
pemberian pelayanan keluarga berencana dengan metode modern
1. Oral Kontrasepsi(Pil)
2. Kontrasepsi Suntik
3. Kontrasepsi Implant
4. Kontrasepsi AKDR (IUD)
IV. Strategi Pembelajaran Mikro
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Pendahuluan Kegiatan
Menyapa Menyapa Dosen Metode simulasi, Laptop, Test Lisan 100 2 x 100 BU 12,13
Awal: mahasiswa mendengarkan demonstrasi, role LCD dll. menit
menjelaskan penjelasan Dosen play dan bed side menit
a. Motivasi mencakup materi teaching.
b. Apresepsi pertemuan ke XV
c. Tujuan
menjelaskan kaian
d. Deskripsi
e. Relevansi topik dengan
materi lainnya atau
materi sebelumnya
menjelaskan
manfaat dan
relevansi
mempelajari
menjelaskan TIU
dan TIK
2 Penyajian Menyampaiakn Mendengar dan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 12,13
(kegiatan lain ) materi belajar menjawab demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
sesuai dengan pertanyaan dosen play dan bed side
pokok bahasan teaching.
secara sistematis
dan menarik
Memberikan
kesempatan bagi
mahasiswa
untuk bertanya
Memberikan
umpan balik atas
pertanyaan yang
disampaikan
Memfasilitasi
interaksi/diskusi
antara
mahasiswa
dalam
memahami
materi yang
telah
disampaikan
Menciptakan
suasana belajar
yang telah
disiapkan
Memfasilitasi
mahasiswa yang
mengalami
kesulitan dalam
pembelajaran
sesuai materi
3 Penutup Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 12,13
(kegiatan akhir) : atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
a. Simpulan materi mengerjakan tugas teaching.
b. Umpan
balik Melakukan
c. Tindak penilaian yang diberikan.
lanjut terhadap
kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
Memberikan
penugasan
Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
datang
V. Evaluasi
Soal :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan alat kontrasepsi dengan metode modern
2. Sbutkan macam-macam dari metode modern
3. Jelaskan keutnungan dan kerugian alat kontrasepsi dengan metode modern.
VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif
Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu menjelaskan Konsep Pelayanana Keluarga Berencana dengan
metode sterilisasi
Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan
pemasangan pelayanan keluarga berencana dengan metode sterilisasi
1. Vasektomi
2. Tubektomi
3. Konseling dalam metode kontrasepsi
4. Pendokumentasian asuhan keluarga berencana
IV. Strategi Pembelajaran Mikro
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Pendahuluan Kegiatan
Menyapa Menyapa Dosen Metode simulasi, Laptop, Test Lisan 100 2 x 100 BU 14,15
Awal: mahasiswa mendengarkan demonstrasi, role LCD dll. menit
menjelaskan penjelasan Dosen play dan bed side menit
a. Motivasi mencakup materi teaching.
b. Apresepsi pertemuan ke
c. Tujuan
XVI menjelaskan
d. Deskripsi
e. Relevansi kaian topik
dengan materi
lainnya atau
materi
sebelumnya
menjelaskan
manfaat dan
relevansi
mempelajari
menjelaskan TIU
dan TIK
2 Penyajian Menyampaiakn Mendengar dan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 14,15
(kegiatan lain ) materi belajar menjawab demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
sesuai dengan pertanyaan dosen play dan bed side
pokok bahasan teaching.
secara sistematis
dan menarik
Memberikan
kesempatan bagi
mahasiswa
untuk bertanya
Memberikan
umpan balik atas
pertanyaan yang
disampaikan
Memfasilitasi
interaksi/diskusi
antara
mahasiswa
dalam
memahami
materi yang
telah
disampaikan
Menciptakan
suasana belajar
yang telah
disiapkan
Memfasilitasi
mahasiswa yang
mengalami
kesulitan dalam
pembelajaran
sesuai materi
3 Penutup Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 14,15
(kegiatan akhir) : atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
a. Simpulan materi mengerjakan tugas teaching.
b. Umpan Melakukan yang diberikan.
balik
c. Tindak
penilaian
lanjut terhadap
kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
Memberikan
penugasan
Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
dating
V. Evaluasi
Soal :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan metode sterilisasi
2. Sebutkan macam-macam dari metode sterilisasi
3. Jelaskan keuntungan dan kerugian alat kontrasepsi tubektomi dan vasektomi
VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif
MATERI PERKULIAHAN
Istilah reproduksi berasal dari kata “re” yang artinya kembali dan kata produksi yang
artinya membuat atau menghasilkan. Jadi istilah reproduksi mempunyai arti suatu proses
kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya. Sedangkan yang
disebut organ reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi untuk reproduksi manusia.
Menurut BKKBN, (2001), defenisi kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik,
mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem
dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan
kecacatan.
Menurut ICPD (1994) kesehatan reproduksi adalah sebagai hasil akhir keadaan sehat
sejahtera secara fisik, mental, dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan
dalam segala hal yang terkait dengan sistem, fungsi serta proses reproduksi.
Menurut Drs. Syaifuddin kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan dimana
suatu kegiatan organ kelamin laki-laki dan perempuan yang khususnya testis menghasilkan
spermatozoid dan ovarium menghasilkan sel kelamin perempuan.
Menurut Ida Bagus Gde Manuaba, 1998 kesehatan reproduksi adalah kemampuan
seseorang untuk dapat memanfaatkan alat reproduksi dengan mengukur kesuburannya dapat
menjalani kehamilannya dan persalinan serta aman mendapatkan bayi tanpa resiko apapun (Well
Health Mother Baby) dan selanjutnya mengembalikan kesehatan dalam batas normal.
Menurut WHO kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya.
Menurut Depkes RI, 2000 kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara
menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi
serta proses reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari
penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan
memuaskan sebelum dan sesudah menikah..
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan
kehidupan sosial,yang berkaitan dengan alat,fungsi serta proses reproduksi. Dengan demikian
kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi bebas dari penyakit,melainkan bagaimana seseorang
dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum menikah dan sesudah
menikah.
B. Hak-Hak Reproduksi
Hak-hak reproduksi menurut kesepakatan dalam Konferensi International Kependudukan
dan Pembangunan bertujuan untuk mewujudkan kesehatan bagi individu secara utuh, baik
kesehatan jasmani maupun rohani, meliputi :
1. Hak mendapatkan informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi.
2. Hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi
11. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga dan
kehidupan reproduksi.
12. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan
dengan kesehatan reproduksi.
4. Jumlah ibu hamil dengan 4T terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat jarak kehamilan,
dan terlalu banyak anak (makin tinggi jumlah ibu hamil dengan 4T, makin rendah
derajat kesehatan reproduksi)
5. Jumlah perempuan atau ibu hamil dengan masalah kesehatan terutama anemia dan
kurang energi kronis (semakin tinggi tingkat anemia dan energi kronis, semakin
rendah derajat kesehatan reproduksi)
Perawatan Kesehatan Reproduksi adalah suatu kumpulan metode, teknik, dan pelayanan
yang mendukung kesehatan reproduksi dan kesejahteraan melalui pencegahan dan penanganan
masalah-masalah kesehatan reproduksi mencakup perawatan kesehatan seksual yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup dan hubungan antar pribadi. Bukan hanya perihal konseling dan
perawatan yang berhubungan dengan proses reproduksi dan penyakit menular secara seksual.
Perawatan kesehatan reproduksi perlu dilaksanakan pada jenjang perawatan kesehatan primer
yang mencakup berbagai pelayanan yang terkait satu sama lain yaitu sebagai berikut:
Bimbingan dan pelaksanaan keluarga berencana, termasuk di dalamnya ialah
pemberian pendidikan, komunikasi informasi, konseling dan pelayanan
kontrasepsi.
Pendidikan dan pelayanan prenatal.
Perawatan pasca natal khususnya pemberian ASI, perawatan kesehatan bayi, anak
dan ibu.
Penyakit yang ditularkan secara seksual termasuk penyakit HIV/AIDS dan kanker
alat reproduksi.
Organisasi kesehatan dunia world health organization (WHO) telah membuat daftar
indikator kesehatan reproduksi secara global yang meliputi sebagai berikut:
Total fertility rate (TFR)
Prevalensi kontrasepsi
Prevalensi tes serologi positif pada ibu hamil yang berkunjung ke prenatal care.
Persentase wanita usia reproduksi yang beresiko hamil yang dilaporkan mencoba
untuk hamil 2 tahun atau lebih. Laporan insidensi uretritis pada pria (usia 15-49
tahun) dan prevalensi HIV pada wanita hamil.
PERTEMUAN II
A. Pengertian Gender
Gender merupakan peran sosial dimana peran pria dan wanita ditentukan perbedaan
fungsi, perandan tanggung jawab pria dan wanita sebagai hasil konstruksi sosial yang dapat
berubah atau diubah sesuai perubahan zaman.Peran dan kedudukan sesorang yang dikonstrusikan
oleh masyarakatdan budayanya karena sesorang lahir sebagai pria atau wanita(WHO 1998) .
1. Peran produktif adalah peran yang dilakukan oleh seseorang, menyangkut pekerjaan
yang menghasilkan barang dan jasa, baik untuk dikonsumsi maupun untuk
diperdagangkan. Peran ini sering pula disebut dengan peran di sektor publik.
2. Peran reproduktif adalah peran yang dijalankan oleh seseorang untuk kegiatann
yang berkaitan dengan pemeliharaan sumber daya manusia dan pekerjaan urusan
rumah tangga, seperti mengasuh anak, memasak, mencuci pakaian dan alat-alat
rumah tangga, menyetrika, membersihkan rumah, dan lain-lain. Peran reproduktif
ini disebut juga peran di sektor domestik.
3. Peran sosial adalah peran yang dilaksanakan oleh seseorang untuk berpartisipasi di
dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti gotong-royong dalam menyelesaikan
beragam pekerjaan yang menyangkut kepentingan bersama.
Setelah banyak menjabarkan mengenai konsep gender, ternyata konsep gender ini juga
tidak luput dari kekurangan, kosep gender telah mengundang pro dan kontra dari masyarakat
khususnya masyarakat yang berbudaya ketimuran dari dulu bahkan sampai sekarang, mereka
menganggap bahwa konsep yang dikandung gender hanyalah propaganda yang disebarkan untuk
merubah tatanan masyarakat khususnya pada masyarakat ketimuran. Hal ini terjadi karena
konsep gender ini muncul pertama kali didaerah barat. Konsep gender muncul dari gerakan-
gerakan kaum perempuan yang marah dan menuntut kedudukan yang sama dengan laki-laki,
kaum perempuan merasa hak-haknya banyak dirampas oleh kaum laki-laki. Di indonesia sendiri
jarang terjadi gerakan- gerakan gender seperti ini karena UUD 1945 telah menjamin sepenuhnya
hak-hak warga Indonesia. Selain alasan konsep gender tumbuh dan berkembang hanya pada
kebudayaan barat, masyarakat ketimuran juga menganggap gender
Sebagai sesuatu yang “berbahaya”, karena konsep gender berlawanan dengan budaya dan
agama, serta menyalahi kodrat. Disinilah peran komunikasi dibutuhkan dalam sosialisasi gender,
banyaknya pro dan kontra terjadi akibat pemahaman yang berbeda dalam masyarakat mengenai
konsep gender, komunikasi berperan untuk menyamakan makna dan pemahaman dalam
sosialisasi gender. Seperti yang dibahas sebelumnya bahwa soslisasi gender adalah proses
pembelajaran norma-norma dan nilai-nilai untuk membentuk sikap, perilaku dan kepribadian
seseorang, dalam rangka untuk menpelajari peranan-peranan dalam konstruksi sosial masyarakat
dan kemudian menjadi bagian dalam konstruksi masyarakat tersebut. Sedangkan, komunkasi
adalah proses bagaimana seorang komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan,
melalui media tertentu dan menghasilkan efek tertentu juga, keduanya mempunya makna yang
jauh berbeda jika dipisahkan, namun jika diletakkan secara beriringan, Komunikasi sosialisasi
gender tentunya juga punya arti yang bereda dari sebelumnya.
Komunikasi sosialisasi gender, adalah komunikasi yang pesan atau kontennya
mengandung konsep gender itu sendiri, jadi jika dijabarkan secara sederhana, gender atau konsep
gender adalah pesan yang akan disampaikan dari komunkaan-pertor ke komunikan, sedangkan
sosialisasi dalam konteks gender adalah proses belajar kita baik secara psikologis, sosial, dan
budaya, dalam rangka mempelajari peran-peran dalam konstruksi sosial masyarakat dan
kemudian menjadi bagian dalam konstruksi sosial tersebut. Sementara itu komunikasi disini
adalah cara bagaimana komunikator(dalam hal ini, lingkungan masyarakat) mengkomunikasikan
segala aspek mengenai konsep gender, untuk membantu proses belajar komunikan (individu)
baik secara psikologis, sosial dan budaya dalam rangka mencapai pemahaman yang sama
mengenai peranan-peranan dalam konstruksi sosial. Lebih dari itu, setiap unsur dari komunikasi
yang dijelaskan sebelumnya memiliki peran tersendiri dalam sosialisasi gender. Whodalam
konteks ini diartikan sebagai lingkungan masyarakat, berperan sebagai penginfo, komunikator
dan pembentuk peran-peran dalam sosial masyarakat. Masyarakat inilah “tempat” belajar seorang
individu mengenai peran-peran yang ada dalam konstruksi sosial lingkungannya.
Says what, dalam konteks sosialisasi gender, di artikan sebagai konsep gender itu sendiri.
Maksudnya, apa yang diajarkan dalam proses sosialisasi yang ada dalam masyarakat yang
menyangkut segala aspek mengenai gender itulah yang dianggap sebagai pesan yang
disampaikan dari komunikator (masyarakat) ke komunikan (individu).
In Which Channel , melalui chanel atau media apa pesan dkomunikasikan. Dalam
konteks sosialisasi gender media yang digunakan sangat berpengaruh pada pemahaman individu
mengenai gender. Media satu dengan yang lain punya pengaruh yang berbeda dalam membentuk
pemahaman mengenai konsep gender pada tiap individu, dalam media massa misalnya, ada
internet dan buku, masing-masing punya pengaruh dan efek yang berbeda pada komunikan,
mungkin internet dalam penyampainnya jauh lebih cepat dan menarik dibanding buku, namun ke
akuratan dan sumber dari buku bisa lebih terjamin dibanding internet.
Tho Whom, pada siapa pesan itu disampaikan, dalam konteks sosialisasi gender, penerima
pesan atau komunikasi adalah individu atau kelompok dalam masyarakat yang belajar dalam
sosialisasinya mengenai peran-peran dalam konstruksi sosial masyarakat.
With What Effect, efek atau perubahan apa yang terjadi pada diri komunikan setelah
proses sosiolisasi gender yang didapat dari komunikator, setelah komunikan belajar mengenai
konsep gender melalui sosialisasi gender yang terjadi dalam masyarakat, komunikan diharapkan
memiliki pemahaman yang sama mengenai konsep gender, agar tidak ada pemahaman yang
kabur antara gender dan jens kelamin. Sehingga, tidak ada lagi pemangkasan hak-hak yang
diorientasikan pada jenis kelamin. Namun perlu dipahami bahwa hak-hak yang disamakan disini
adalah hak-hak dalam pemerintahan, pendidikan dan pekerjaan yang tidak brhubungan dengan
kekuatan fisik yang didasarkan pada perbedaan biologis pada fisik laki-laki dan perempuan,
karena secara biologis, perbedan bentuk fisik pada laki-laki dan perempuan menyebabkan
perbedaan kekuatan fisik antara keduanya. Jadi secara sederhana, ada memang ada beberapa
peran laki-laki yang tidak bisa digantikan oleh perempuan.
Diskriminasi Gender
1. Marginalisasi (peminggiran).
Merupakan suatu proses peminggiran akibat perbedaan jenis kelamin yang
mengakibatkan kemiskinan. Peminggiran banyak terjadi dalam bidang ekonomi.
Misalnya banyak perempuan hanya mendapatkan pekerjaan yang tidak terlalu bagus, baik
dari segi gaji, jaminan kerja ataupun status dari pekerjaan yang didapatkan. Hal ini terjadi
karena sangat sedikit perempuan yang mendapatkan peluang pendidikan. Peminggiran
dapat terjadi di rumah, tempat kerja, masyarakat, bahkan oleh negara yang bersumber
keyakinan, tradisi/kebiasaan, kebijakan pemerintah, maupun asumsi-asumsi ilmu
pengetahuan (teknologi).
contoh : guru TK dan pembantu rumah tangga dinilai sebagai pekerjaan rendah sehingga
berpengaruh terhadap gaji / upah yang diterima.
2. Subordinasi (penomorduaan),
Anggapan bahwa perempuan lemah, tidak mampu memimpin, cengeng dan lain
sebagainya, mengakibatkan perempuan jadi nomor dua setelah laki-laki.
contoh : masih sedikit jumlah wanita yang bekerja pada peran dan posisi pengambilan
keputusan kepenentu kebijakan dibandingkan dengan laki-laki.
3. Stereotip (citra buruk)
Pandangan buruk terhadap perempuan.
contoh : perempuan yang pulang larut malam adalah pelacur, jalang dan berbagai sebutan
buruk lainnya.
4. Violence (kekerasan),
serangan fisik dan psikis. Perempuan, pihak paling rentan mengalami kekerasan, dimana
hal itu terkait dengan marginalisasi, subordinasi maupun stereotip diatas.
Perkosaan, pelecehan seksual atau perampokan contoh kekerasan paling banyak dialami
perempuan.
5. Beban kerja berlebihan /beban ganda/ double burden
tugas dan tanggung jawab perempuan yang berat dan terus menerus. contoh : seorang
perempuan selain melayani suami (seks), hamil, melahirkan, menyusui, juga harus menjaga
rumah. Disamping itu, kadang ia juga ikut mencari nafkah (di rumah), dimana hal tersebut
tidak berarti menghilangkan tugas dan tanggung jawab diatas.
Menikah pada usia muda bagi perempuan berdampak negatif terhadap kesehatannya.
Namun menikah di usia muda kebanyakan bukanlah keputusan mereka, melainkan karena
ketidak berdayaannya (isu gender). Di beberapa tempat di Indonesia, kawin muda dianggap
sebagai takdir yang tak bisa ditolak. Perempuan tidak berdaya untuk memutuskan kawin dan
dengan siapa mereka akan menikah. Keputusan pada umumnya ada di tangan laki-laki; ayah
ataupun keluarga laki-laki lainnya.
PERTEMUAN III
1. Kekerasan
2. Perkosaan
Pengertian perkosaan:
a. Perkosaan adalah setiap tindakan laki-laki memasukkan penis, jari atau alat lain ke
dalam vagina/alat tubuh seorang perempuan tanpa persetujuannya.
b. Dikatakan suatu tindak perkosaan tidak hanya bila seorang, perempuan disiksa,
dipukuli sampai pinsan, atau ketika perempuan meronta, melawan, berupaya
melarikan setiap diri atau korban hendak bunuh diri, akan tetapi meskipun
perempuan tidak melawan, apapun yang dilakukan perempuan, bila perbuatan
tersebut bukan pilihan keinginan perempuan berarti termasuk tindak perkosaan.
bukan kesalahan wanita.
c. Dalani rumah tangga, hubungan seksual yang tidak diinginkan istril
termasuk tindakan kekerasan, merupakan tindakan yang salah.
Motivasi Perkosaan
a. Pria ingin menunjukkan kekuasaan yang bertujuan untuk menguasai korban dengan
cara mengancam (dengan senjata secara, fisik menyakiti perempuan, verbal dengan
mengertak) dan dengan penetrasi sebagai simbol kemenangan.Sebagai cara
meluapkan rasa march, penghinaan, balas dendam, menghancurkan lawan baik
masalah individu maupun masalah kelompok tertentu, sedangkan unsur rasa cinta
ataupun kepuasan seksual tidak penting.
b. Luapan perilaku sadis, pelaku merasa p» as telah membuat penderitaan bagi orang
lain.
Jenis-Jenis Perkosaan
a. Perkosaan oleh orang yang dikenal.
1) Perkosaan oleh suami/bekas suami.
2) Perkosaan oleh pacar/dating rape.
3) Perkosaan oleh teman kerja/atasan.
4) Pelecehan seksual pada anak. b. Perkosaan oleh orang yang tidak dikenal.
Pencegahan Pemerkosaan :
a. Kehamilan. Dapat dicegah dengan minuet kontrasepsi darurat pada 24 jam pertama
b. Tejangkit Infeksi menular seksual.
c. Cidera robek dan sayatan, cekikan, memar bahkan sampai ancaman jiwa.
d. Hubungan seksual dengan suarni mengalami gangguan, memerlukan waktu terbebas
dari trauma ataupun merasa diri telah temoda.
e. Gejala psik-ologis ringan hingga gangguan psikologi berat. Pada waktu singkat
perempuan korban perkosaan menyaiahkan diri sendiri, sebab merasa dirinya yang
menyebabkan perkosaan terjadi, terlebih pandangan budaya biasanya selalu
menyalahkan perempuan. Selain itu juga terjadi insomma/gangguan tidur,
ancreksia/tidak nafsu makan,kecemasan mendalam, perasaan males untuk
bersosialisasi. Gejala psikologi tersebut dapat berkembang bila penanganan tidak
adekuat seiring dengan makin bertambah, waktu yaitu perasaan tidak punya daya
upaya, marah yang mernbara, merasa diri tidak berharga, timbul gejala psikosomatis
seperti: mual, mutah, sakit kepala, badan sakit. Selain itu dapat timbul ketakutan
yang luar biasa/fobia, mengurung diri. Gejala psikologi ini tiap perempuan berbeda
tergantung dari tipe kepribadian terbuka atau tertut,dukungan dari keluarga dan
lingkungan, persepsi diri dengan apa yang dialami, pengalaman dalam menghadapi
stress, koping mekanisme/telcnik mengatasi masalah sebelumnya.
Penanganan
Tugas tenaga kesehatan dalam kasus tindak perkosaan:
Upaya promotif :
3. Pelecehan seksual
Pelecehan seksual adalah segala bentuk perilaku maupun perkataan bermakna seksual
yang berefek merendahkan martabat orang yang menjadi sasaran.
Bentuk-bentuk pelecehan seksual
a. Mengucapkan kata-kata jorok tentang tubuh wanita.
b. Main mata, siulan nakal, isyarat jorok, sentuhan, rabaan, remasan, usapan, elusan,
colekan, pelukan, ciuman pada bagian tubuh wanita.
4. Single parent
Single parent adalah keluarga yang mana, hanya ada satu orang tua tunggal, hanya ayah
atau ibu saja. Keluarga yang terbentuk bisa tedadi pada keluarga sah secara hukum maupun
keluarga yang belum sah secara hukum, baik hukum agama maupun hukum pemerintah.
Sebab-sebab terjadinya single parent
a. Pada keluarga sah
1) Perceraian. Adanya, ketidakharmonisan dalam keluarga yang disebabkan adanya
perbedaan persepsi atau perselisihan yang tidak mungkin ada jalan keluar, masalah
ekonomi/pekerjaan, salah satu pasangan selingkuh, kematangan emosional yang kurang,
perbedaan agama,aktifita.ssuan-iiistri yang tinggi di luar rumah sehigga kurang
komunikasi, problem seksual dapat merupakan faktor timbulnya perceraian.
2) Orang tua meninggal. Takdir hidup clan coati manusia di tangan Tuhan. Manusia hanya
bisa berdoa dan berupaya. Adapun sebab kematian ada berbagai macam. Antara lain
karma kecelakaan, bunuh diri, pembunuhan, musibah bencana alam, kecelakaan kerja,
keracunan, penyakit dan lain-lain.
3) Orang tua masuk penjara. Sebab masuk penjara antara lain karena melakukan tindak
kriminal seperti perampokan, pembunuhan, penciarian, pengedar narkoba atau thicial,
perdata seperti hutang, jual beli, atau karma tidak pidana korupsi sehingga sekian lama
tidak berkumpul dengan keluarga.
4) Study ke pulau lain atau ke negara lain. Tuntutan profesi orang tua untuk melanjutkan
study sebagai peserta tugas belajar mengakibatkan harus, berpisah dengan keluarga
untuk sementara waktu, atau bisa terjadi seorang anak yang meneruskan pendidikan di
pulau lain atau luar negeri dan hanya bersama ibu saja sehingga menyebabkan anak
untuk sekian lama tidak didampingi oleh ayahnya yang ham tetap kerja di negara atau
pulau atau kota. kelahiran.
5) Kerja di luar daerah atau luar negeri. Cita-cita untuk mewujudkan kehidupan yang lebih
baik lagi menyebabkan salah satu orang tua meninggalkan daerah, terkadang ke luar
negeri.
Dampak single parent
Dampak negative
1. Perubahan perilaku anak. Bagi seorang anak yang tidak siap, ditinggalkan orang
tuanya bisa menjadi mengakibatkan perubahan tingkah laku. Menjadi pemarah,
berkata kasar, suka melamun, agresif, suka memukul, menendang, menyakiti
temannya. Anak juga tidak berkesempatan untuk belaiar perilaku yang baik
sebagaimana, perilaku keluarga yang harmonis. Dampak yang paling berbahaya biia
anak mencari pelarian di luar rumah, seperti menjadi anak jalanan, terpengaruh
penggunaaa narkoba untuk melenyapkan segala kegelisahan dalam hatinya,
terutama anak yang kurang kasih sayang, kurang perhatian orang tuanya.
2. Perempuan merasa terkucil. Terlebih lagi pada perempuan yang sebagai janda atau
yang tidak dinikahi, di masyarakat terkadang mendapatkan cemooh dan ejekan.
3. Psikologi anak terganggu. Anak Bering mendapat ejekan diri Leman sepermainan
sehingga anak menjadi murung, sedih. Hai ini dapat mengakibatkan anak menj adi
kurang percaya diri dan kurang kreatif.
b. Dampak positif
1) Anak terhindar dari komunikasi yang kontradiktif dari orang tua, tidak akan terjadi
komunikasi yang berlawanan dari orang tua, i-nisaInya ibunya mengijinkan teLapi
ayahnya melarangnya. Nilai yang diajarkan oleh ibu atau ayah d iterima penuh karena
tidak terjadi pertentangan.
2) Ibu berperan penuh dalam pengambilan keputusan clan tegar.
3) Anak lebih mandiri dan berkepribadian kuat, karena terbiasa tidak selalu hal
didampingi, terbiasa menyelesaikan berbagai masalah kehidupan.
Penanganan single parent
a. Memberikan kegiatan yang positif.
Berbagai macam kegiatan yang dapat mendukung anak untuk lebih bisa mengah,
ualisasikan diri secara positif antara lain dengan penyaluran. hobi, kursus sehingga
menghindarkan anak melakukan hal-hal yang negatif.
Bertandang pada keluarga, lain yang harmonis memberikan kesempatan bagi anak
untuk meneladani figur orang tua yang tidak diperoleh dalam lingkungan keluarga
sendiri.
c. Dukungan komunitas.
Bergabung dalam club sesama keluarga dengan orang tua tunggal dapat
memberikan dukungan karena anak mempunyai banyak teman yang bemasib sama
sehingga tidak merasa sendirian.
Upaya pencegahan single parent dan pencegahan dampak negatif single parent
Pencegahan:
a. Penyuluhan kesehatan untuk menikah pada usia reprodulcsi se-hat.
b. Merubah cara pandang budaya atau cara pandang diri yang tidak mendukung.
c. Meningkatkan kegiatan sosialisasi.
6. Wanita Di Tempat Kerja
Alasan wanita bekerja
a. Aktualisasi diri.
b. Mata pencaharian.
e. Peningkaan keterampilan/kompetensi.
Dengan bekerja wanita terns terpacu untuk selalu meningkatkan keterampilan atau
kompetensi sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan prestasi yang lebih
sebagai karyawan.
f. Pengaruh lingkungan.
Lingkungan mayoritas wanita banyak yang bekerja akan memberikan motivasi bagi
wanita lain untuk bekerja.
a) Terpapar zat-zat kimia yang mempengaruhi kesehatan dan infertilitas. Asap rokok,
bahan radiologi, bahan organik, bahan organo fosfat dan organo Morin untuk racun
hewan perusak.
b) Resiko pelecehan seksual. Pelaku pelecehan seksual bisa Leman sejawat,
supervisor, manager atau atasan. Adaptor wanita terkadang tidak kuasa menolak
karena ketakutan atau ancaman di PHK.
c) Penundaan usia nikah. Wanita yang sibuk mengejar prestasi kariemya menyebabkan
tidak mempunyai banyak waktu Luang untuk memperhatikan pernikahannya.
d) Keharnionisan rumah tangga terpengaruh. Kesibukan aktifitas yang berlebilian
memungkinkan wanita tidak mempunyai banyak waktu untuk keluarga karena pusat
perhatiannya pada kesuksesan kanernya, sehingga bisa menelantarkan peran sebagai
istri dan sebagai ibu.
Upaya pemecahan
1. Incest
Incest adalah hubungan seksual yang terjadi antar anggota keluarga. Anggota keluarga
yang dimaksud adalah anggota keluarga yang mempunyai hubungan pertalian darah. Batas
pertalian darah paling atas adalah kakek, paling bawah adalah cucu, batas kesamping adalah
keponakan. Keluarga diluar itu bukan termasuk incest. Pelaku biasanya adalah orang yang lebih
dewasa (lebih kuasa) dan korban lebih banyak adalah anak-anak. Sering terjadi pada anak tiri
oleh bapak tiri, menantu oleh mertua, cucu oleh kakeknya.
Incest dapat terjadi karena saling suka atau saling cinta dan dapat juga terjadi akibat paksaan
tanpa rasa cinta.
Incest ada yang diluar perkawinan, namun ada juga yang sengaja dilakukan dalam ikatan
perkawinan. Diluar negri, perkawinan incest diperbolehkan, sedangkan di Indonesia perkawinan
incest tidak dibenarkan menurut hukum. Perkawinan di Indonesia dinyatakan sah dilakukan
menurut agama. Sedangkan pencatatannya, bila agama Islam di Kantor Urusan Agama (KUA)
dan selain agama Islam di Kantor Pencatatan Sipil. Sah tidaknya perkawinan di Indonesia
berdasarkan ajaran agama masing-masing. Semua agama di Indonesia melarang perkawinan
incest. Bila diketahui ada pertalian darah (muhrim dalam agama islam) sedangkan perkawinan
telah dilakukan dan walaupun sudah mempunyai anak, maka perkawinan harus dibatalkan.
a. Pelaku kebanyakan orang yang kerap berinteraksi dengan korban, tinggal dalam
satu rumah.
b. Korban mayoritas anak-anak sehingga tidak kuasa melakukan perlawanan diri.
Biasanya dibawah tekanan karena ancaman pelakusehingga ketakutan atau
diberi imbalan atau dengan bujuk rayu misalnya diberi uang atau makanan
c. Sering berakibat trauma fisik dan psikis.
Perlindungan Hukum
Undang-Undang Perlindungan Anak (UUPA) pasal 81-82 UUPKDRT, KUHP pasal 285,
KUHP pasal 98, KUH Perdata pasal 1365.
Upaya Mengatasi
2. Home Less
Home less atau tuna wisma atau gelandangan adalah orang yang hidup dalam keadaan
tidak sesuai dengan norma di masyarakat setempat, serta tidak mempunyai tempat tinggal yang
tetap diwilayah tertentu dan hidup ditempat umum. Home less banyak terdapat di kota- kota
besar. Kedatangan mereka ke kota besar tanpa didukung oleh pendidikan dan ketrampilan yang
memadai. Biasanya mereka tinggal di empeeran toko, kolong jembatan, kolong jalan layang,
gerobak tempat barang bekas, sekitar rel kereta api, di taman, di tempat umum lainnya. Pekerjaan
mereka sebagai pengamen, pengemis, pemulung sampah.
Penyebab Home Less
a. Kemiskinan
Hal ini merupakan faktor utama. Kemiskinan menyebabkan mereka tidak mampu
memenuhi kebutuhan papan, sehingga mereka bertempat tinggal di tempat umum.
Kemiskinan juga menyebabkan rendahnya pendidikan sehingga tidak mempunyai
ketrampilan dan keahlian untuk bekerja. Hal ini berefek pada anak-anak mereka. Mereka
tidak mampu membiayai anak-anaknya sekolah sehingga anak-anak mereka juga ikut jadi
gelandangan.
b. Bencana Alam
Bencana alam akhir-akhir ini banyak menimpa negara kita. Mereka tinggal di
pengungsian, kehilangan pekerjaan mereka.
c. Yatim Piatu
Anak yang tidak mempunyai orangtua, saudara tidak mempunyai tempat tinggal sehingga
mereka mencari tempat berteduh di tempat-tempat umum.
d. Kurang Kasih Sayang
Berbagai penyebab sehingga anak merasa kurang diperhatikan, kurang kasih sayang
orang tuanya, maka ia turun ke jalan untuk mencari komunitas yang mau menerima dia apa
adanya.
e. Tinggal di Daerah Konflik
Penduduk yang tinggal di daerah konflik, dimana mereka merasa keamanannya kurang
terjaga mengakibatkan mereka pindah ke daerah lain yang mereka anggap lebih aman,
apalagi kalau rumah mereka hancur karena perang. Banyak tindak kekerasan di wilayah
konflik, termasuk pelecehan seksual, perkosaan, pembunuhan sehingga mereka memaksa
meninggalkan daerahnya.
Dampak Home Less
a. Kebersihan dan Kesehatan
Rumah mereka seadanya, sangat jauh dari kriteria rumah sehat. Perilaku hidup bersih sehat
sangat kurang. Tempat tinggal mereka kotor, ventilasi, pernerangan kurang, keperluan untuk
mandi, cuci dan masak tidak memenuhi kesehatan, dll sehingga muncul masalah kesehatan.
Mereka tidak memperhatikan hal ini karena untuk makan saja mereka hampir tidak bisa
terpenuhi. Mereka tidak mempunyai cukup dana untuk pemeliharaan kesehatan dan
pengobatan.
b. Pengguna Narkoba
Banyak diantara mereka menggunakan narkoba. Pengaruh lingkungan mereka sangat
berpengaruh. Mereka rawan terkena HIV AIDS dengan penggunaan jarum suntik secara
bergantian.
c. Gizi Kurang
Ketidakmampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan pangan, akibat rendahnya daya beli
makanan, apalagi membeli makanan bergizi mengakibatkan mereka mengalami gizi buruk,
termasuk ibu hamil dan anak balita. Mereka makan sekedar kenyang.
d. Tindak Kekerasan Sesama Home Less
Perebutan atau persaingan lahan pencari makan menyebabkan mereka saling terjadi konflik.
e. Dimanfaatkan
Anak-anak kecil banyak dimanfaatkan untuk mengemis dan menyetorkan sejumlah uang
setiap harinya agar terhindar dari tindak kekerasan oleh pihak lain yang lebih kuat atau oleh
orang dewasa yang tidak bertanggungjawab.
f. Pelecehan Seksual
Orang dewasa yang tidak bertanggungjawab melakukan sodomi, pelecehan seksual dengan
imbalan uang, atau dibawah ancaman mereka untuk melampiaskan nafsu mereka.
Penanggulangan
Pencegahan dilakukan dengan :
a. Penyuluhan dan konseling.
b. Pendidikan pelatihan keterampilan.
c. Pengawasan serta pembinaan lanjut.
Penghentian / Peniadaan
a. Penertiban oleh aparat pemerintah.
b. Penampungan.
c. Pelimpahan.
Rehabilitasi
a. Pembangunan perumahan sangat sederhana.
b. Pengadaan rumah singgah dan diberikan berbagai pelatihan dan pendidikan.
c. Transmigrasi.
3. Wanita di Pusat Rehabilitasi
Pusat rehabilitasi wanita meliputi :
a. Maslah sosial, contohnya PSK.
b. Masalah psikologis, misalnya trauma pada korban kekerasan.
c. Masalah drug abuse.
Rehabilitasi bagi para PSK dilakukan :
a. Di luar panti ditempat lokalisasi.
b. Di dalam panti.
Upaya rehabilitasi yang dilakukan meliputi :
a. Bimbingan agama.
b. Bimbingan sosial.
c. Latihan keterampilan.
d. Pendidikan kesehatan.
e. Pendidikan dan kesejahteraan pribadi.
Persoalan-persoalan psikologis
a. Akibat gaya hidup modern
Seorang perempuan pastinya ingin tampil dengan keindahan tubuh dan barang-barang
yang dikenakannya. Namun ada dari beberapa mereka yang terpojok karena masalah
keuangan untuk pemenuhan keinginan tersebut maka mereka mengambil jalan akhir
dengan menjadi PSK untuk pemuasan dirinya.
b. Broken Home
Kehidupan keluarga yang kurang baik dapat memaksa seorang remaja untuk melakukan
hal-hal yang kurang baik diluar rumah dan itu dimanfaatkan oleh seseorang yang tidak
bertanggungjawab dengan mengajaknya bekerja sebagai PSK.
c. Kenangan masa kecil yang buruk
Tindak pelecehan yang semakin meningkat pada seorang perempuan bahkan adanya
perkosaan pada anak kecil bisa menjadi faktor dia menjadi seorang PSK.
a. Keluarga dan masyarakat tidak dapat lagi memandang nilainya sebagai seorang
perempuan.
b. Stabilitas sosial pada dirinya akan terhambat, karena masyarakat hanya akan selalu
mencemooh dirinya.
c. Memberikan citra buruk bagi keluarga.
d. Mempermudah penyebaran penyakit menular seksual, seperti gonore, klamidia,
herpes kelamin, sifilis, hepatitis B, HIV/AIDS.
a. Keluarga
1) Meningkatkan pendidikan anak-anak terutama mengenalkan pendidikan seks
secara dini agar terhindar dari perilaku seks bebas.
2) Meningkatkan bimbingan agama sesuai tameng agar terhindar dari perbuatan
dosa.
b. Masyarakat
Meningkatkan kepedulian dan melakukan pendekatan terhadap kehidupan PSK.
c. Pemerintah
1) Memperbanyak tempat atau panti rehabilitasi.
2) Meregulasi undang-undang khusus tentang PSK.
3) Meningkatkan keamanan dengan lebih menggiatkan razia lokalisasi PSK untuk
dijaring dan mendapatkan rehabilitasi.
a. Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 tahun 1997 tanggal 11 Maret 1997 tentang
Psikotropika.
b. Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 1997 tanggal 1 September 1997
tentang Narkotika.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan. Contohnya adalah opium, morphine, cocaine, ganja/marihuana, dan sebagainya.
a. Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
b. Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan
sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan.
c. Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Bahan psikotropika adalah bahan/obat yang
mempengaruhi jiwa atau keadaan jiwa, yaitu :
a. Keadaan kejiwaan diubah menjadi lebih tenang, ada perasaan nyaman sampai tidur.
b. Dalam hal inni pemakai menjadi gembira, hilang rasa susah/sedih, capek/depresi.
c. Bahan memberi halusinasi, yaitu si pemakai melihat/merasakan segala sesuatu lebih
indah dari yang sebenarnya dihadapi.
6. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses pemberdayaan peserta didik sebagai subjek dan objek
dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Pendidikan juga merupakan proses sadar dan
sistematis disekolah, keluarga, dan masyarakat untuk menyaqmpaikan suatu maksud dari suatu
konsep yang sudah diterapkan. Tujuan pendidikan yaitu diharapkan individu mempunyai
kemampuan dan ketrampilan secara mandiri untuk meningkatkan taraf hidup lahir batin dan
meningkatkan perannyasebagai pribadi, pegawai/karyawan, warga masyarakat, warga negara,
dan makhlik Tuhan dalam mengisi pembangunan.
Tingkat kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa pada hakekatnya ditentukan
oleh kualitas pendidikan yang diperoleh. Pendidikan yang baik dan berkualitas saat melhirkan
individu yang baik dan berkualitas pula. Sebaliknya apabila pendidikan yang diperoleh tidak baik
dan tidak berkualitas, maka hal ini akan berdampak terhadap kualitas SDM yang dibangun.
Peningkatan pendidikan bagi kaum perempuan merupakan keharusan yang tidak dapat dielakkan
demi mencapai kesetaraan dan keadilan gender. Analisis gender dalam pembangunan pendidikan
ditingkat nasional menemukan adanya kesenjangan gender dalam pelaksanaan pendidikan
terutama di tingkat SMK dan perguruan tinggi, namun lebih seimbang peda tingkat SD, SMP, dan
SMU. Kecenderungan adalah semakin tinggi jenjang pendidikan, maka makin meningkat
kesenjangan gendernya.
Pendidikan yang tinggi dipandang perlu bagi kaum wanita, karena pendidikan yang tinggi
maka mereka dapat meningkatkan taraf hidup, membuat keputusan yang menyangkut masalah
kesehatan mereka sendiri. Seorang wanita yang lulus dari perguruan tinggi akan lebih mudah
mendapatkan pekerjaan dan mampu berperilaku hidupn sehat bila dibandingkan dengan seorang
wanita yang memiliki pendidikan rendah. Semakin tinggi pendidikan seorang wanita maka ia
semakin mampu mandiri dengan sesuatu yang menyangkut diri mereka sendiri.
7. Upah
Fenomena perempuan bekerja bukanlah barang baru ditengah masyarakat kita.
Sebenarnya tidak ada perempuan yang benar-benar menganggur, biasanya para perempuan juga
memiliki pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya entah itu dengan mengelola
sawah, membuka warung dirumah, mengkreditkan pakaian dan lain sebagainya. Mungkin
sebagian besar masyarakat Indonesia masih beranggapan bahwa perempuan dengan pekerjaaan
diatas bukan termasuk kategori perempuan bekerja. Hal ini karena perempuan bekerja identik
dengan wanita karir atau wanita kantoran, padahal dimanapun dan kapanpun perempuan itu
bekerja seharusnya tetap dihargai pekerjaannya.
Bila Anda seorang ibu yang akan melahirkan anak, risiko Anda meninggal dunia
sepuluh kali lipat rekan Anda di Malaysia dan Sri Lanka. Angka kematian ibu (AKI)
masih sangat tinggi di Indonesia. Setiap tahun, sekitar 20 ribu ibu Indonesia meninggal
akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. Sebanyak 259 ibu meninggal dunia pada
setiap 100.000 kelahiran hidup. Angka itu lebih dari sepuluh kali AKI Malaysia (19) dan
Sri Lanka (24). Target Pemerintah adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 102
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Lima besar
Menurut hasil kajian kinerja IGD Obstetri-Ginekologi dari RSUP Cipto
Mangunkusumo, yang merupakan RS rujukan nasional, lima besar penyebab kematian ibu
adalah perdarahan, eklampsia, sepsis, infeksi dan gagal paru.
1. Perdarahan
Perdarahan yang tidak terkontrol menyumbang sekitar 20%-25% kematian ibu
sehingga merupakan risiko yang paling serius. Kehilangan darah dapat terjadi selama
kehamilan, selama persalinan, atau setelah persalinan (post partum). Perdarahan post
partum yang menyebabkan kehilangan darah lebih dari 1.000 mL adalah penyebab utama
kematian. Meskipun dapat dicegah, tidak semua kasus perdarahan post partum dapat
dihindari. Atonia uterus (uterine atony), yaitu kondisi di mana otot rahim kehilangan
kemampuan untuk berkontraksi setelah melahirkan, adalah penyebab utama perdarahan
post partum. Penyebab lain yang lebih jarang adalah retensi plasenta (retained placenta), di
mana seluruh atau sebagian jaringan plasenta tertinggal di rahim. Penyebab trauma
termasuk luka, ruptur uterus, dan inversi uterus.
Komplikasi dari perdarahan postpartum termasuk hipotensi ortostatik, anemia, dan
kelelahan, yang dapat menyulitkan perawatan pasca melahirkan. Anemia post-partum
meningkatkan risiko depresi post-partum.Perdarahan post partum dapat ditangani dengan
pengelolaan yang melibatkan obat-obatan dan perawatan non obat.
2. Eklampsia
Eklampsia adalah kondisi yang ditandai dengan gagal ginjal, kejang, dan koma saat
kehamilan atau pasca melahirkan, sehingga dapat berujung pada kematian ibu. Eklampsia
biasanya terjadi setelah trimester ketiga kehamilan, mayoritas pada saat persalinan
(intrapartum) dan 48 jam pertama setelah melahirkan (postpartum). Eklampsia merupakan
komplikasi berat dari kondisi yang mendahuluinya, yaitu preeklampsia. Preeklampsia, juga
dikenal sebagai toxemia kehamilan, ditandai dengan hipertensi (tekanan darah tinggi),
proteinurea (protein dalam urin), edema (pembengkakan) umum, dan kenaikan berat badan
secara tiba-tiba. Preeklampsia dapat diidentifikasi pada masa kehamilan dengan memantau
tekanan darah, tes protein urin, dan pemeriksaan fisik. Deteksi dini dan pengelolaan
preeklampsia dapat mencegah perkembangannya menjadi eklampsia.
3. Sepsis
Sepsis maternal adalah infeksi bakteri yang parah, biasanya pada uterus (rahim),
umumnya terjadi beberapa hari setelah melahirkan. Sepsis dapat menyebar dari rahim ke
saluran tuba dan ovarium atau ke dalam aliran darah. Infeksi yang terjadi setelah
melahirkan ini juga dikenal sebagai sepsis puerperalis. Penyebab utamanya adalah bakteri
yang disebut Group A Streptococcus (GAS) yang memasuki tubuh melalui kulit atau
jaringan yang rusak saat melahirkan.
Sepsis maternal menyebabkan demam dan satu atau lebih gejala berikut:
Menggigil dan perasaan tidak sehat secara umum
Nyeri perut bawah
Keputihan berbau busuk
Perdarahan dari vagina
Pusing dan pingsan
Sepsis umumnya terjadi karena standar kebersihan yang buruk selama proses
persalinan, misalnya persalinan atau aborsi yang dibantu oleh dukun beranak. Sepsis juga
dapat disebabkan oleh infeksi menular seksual yang tidak diobati selama kehamilan.
Penyakit ini dapat dicegah atau dikelola dengan pemeriksaan lab yang tepat, standar
pengendalian infeksi yang tinggi selama persalinan dan pengobatan antibiotik selama dan
sesudah persalinan.
4. Infeksi
Infeksi yang menyebabkan kematian ibu termasuk dalam kelompok penyebab tidak
langsung. Infeksi yang paling umum adalah malaria, tuberkulosis, dan hepatitis. Ibu hamil
yang terinfeksi penyakit-penyakit tersebut biasanya memiliki gejala yang lebih parah dan
memiliki tingkat risiko tinggi keguguran, kematian janin, persalinan prematur, berat badan
lahir rendah, kematian bayi dan/atau ibu.
Malaria merupakan infeksi parasit yang ditularkan oleh nyamuk dan menewaskan
lebih dari 1 juta orang setiap tahunnya. Penyakit ini lebih umum pada
wilayah Indonesia bagian timur. Malaria dapat dicegah dengan obat-obatan yang
tepat dan perangkat antinyamuk.
Tuberkulosis (TB) adalah infeksi yang termasuk dalam target kedaruratan WHO
sejak tahun 2005. Sekitar sepertiga dari populasi dunia (diperkirakan sekitar 1,75
miliar) terinfeksi basil tuberculosis. Penyakit ini dapat diperberat oleh kehamilan
dan menyebabkan kematian ibu dan/ atau janin. TB dapat disembuhkan dengan
obat-obatan seperti Rifampisin, INH dan Etambutol.
Hepatitis adalah infeksi virus yang menyerang fungsi hati. Virus hepatitis B (HBV)
adalah penyebab paling umum hepatitis pada ibu hamil, namun virus hepatitis E
(HEV) adalah yang paling dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian ibu.
Hepatitis E akut dapat memberikan gejala tiba-tiba dalam beberapa hari atau
minggu sebelum kematian. Hepatitis dapat dicegah dengan kewaspadaan, imunisasi,
dan sanitasi yang lebih baik.
5. Gagal Paru
Kegagalan pernafasan akut adalah salah satu penyebab umum kedaruratan
kebidanan yang berisiko kematian tinggi. Penyebab umum kegagalan pernapasan akut
adalah embolisme paru (pulmonary embolism) dan paling sering terjadi pada periode
setelah melahirkan (postpartum). Kehamilan meningkatkan risiko embolisme paru karena
peningkatan kemampuan untuk membekukan darah (yang bermanfaat untuk menghentikan
perdarahan saat persalinan). Sayangnya, kemampuan ini juga meningkatkan risiko
trombosis (bekuan) darah yang secara mendadak menyumbat arteri paru-paru–kondisi yang
disebut embolisme paru.Tanda-tanda embolisme paru termasuk sesak napas tiba-tiba dan
tanpa sebab, nyeri dada, dan batuk yang dapat disertai darah. Embolisme paru dapat
dikelola segera dengan obat-obatan anti trombosis dan perawatan kedaruratan.
2.4 Masalah-Masalah Kesehatan Reproduksi
Masalah gangguan pada kesehatan reproduksi dan upaya penanggulangan :
Infertilitas
Seksual Transmitted Deseases (STD)/Infeksi Menular Seksual (PMS)
Gangguan haid
Pelvic Inflamatory Deseases (PID)
Unwanted pregnancy dan aborsi
2.4.1 Infertilitas
Definisi
Infertilitas adalah kegagalan dari pasangan suami-istri untuk
mengalami kehamilan setelah melakukan hubungan seksual, tanpa kontrasepsi, selama
satu tahun. Infertilitas (kamandulan) adalah ketidakmampuan atau penurunan kemampuan
menghasilkan keturunan.
Ketidaksuburan (infertil) adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu
memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali seminggu
dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun.
Secara medis infertile dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
Infertile primer
Berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah satu
tahun berhubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi
dalam bentuk apapun.
Infertile sekunder
Berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya tetapi saat ini
belum mampu memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali
perminggu tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi jenis apapun.
Penyebab infertilitas :
Suami memiliki system dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu
menghasilkan dan menyalurkan sel kelamin pria (spermatozoa) kedalam organ
reproduksi istri
Istri memiliki system dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu menghasilkan
sel kelamin wanita (sel telur atau ovarium).
Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja. Hasil penelitian membuktikan
bahwa suami menyumbang 25-40% dari angka kejadian infertil, istri 40-55%, keduanya 10%,
dan idiopatik 10%. Hal ini dapat menghapus anggapan bahwa infertilitas terjadi murni karena
kesalahan dari pihak wanita/istri.
1. Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi hipotalamus,
peningkatan kadar prolaktin, pemberian tsh.
2. Terapi penggantian hormon
3. Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal
4. Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan infeksi
dini yang adekuat
GIFT ( gemete intrafallopian transfer )
Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas
Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate,
Pengangkatan tumor atau fibroid
Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi
B. Pria
Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun,
diharapkan kualitas sperma meningkat
Agen antimikroba
Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan
HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme
FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus
Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik
Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan
nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat
Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung
spermatisida.
5. Pencegahan Infertilitas
a. Berbagai macam infeksi diketahui menyebabkan infertilitas terutama infeksi
prostate, buah zakar, maupun saluran sperma. Karena itu, setiap infeksi didaerah
tersebut harus ditangani serius.
b. Beberapa zat dapat meracuni sperma. Banyak penelitihan menunjukan pengaruh
buruk rokok terhadap jumlah dan kualitas sperma
c. Alcohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar hormone
testosterone yang tentunya akan menganggu pertumbuhan sperma.
d. Berperilaku sehat .
3. Polimenorea
Definisi Polimenore
Ketika seorang wanita mengalami siklus haid yang lebih sering (siklus haid yang lebih
singkat dari 21 hari), hal ini dikenal dengan istilah polimenorea. Wanita dengan polimenorea
akan mengalami haid hingga dua kali atau lebih dalam sebulan, dengan pola yang teratur dan
jumlah perdarahan yang relatif sama atau lebih banyak dari biasanya.
Polimenorea harus dapat dibedakan dari metroragia. Metroragia merupakan suatu perdarahan
iregular yang terjadi di antara dua waktu haid. Pada metroragia, haid terjadi dalam waktu yang
lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih sedikit.
Penyebab
Timbulnya haid yang lebih sering ini tentunya akan menimbulkan kekhawatiran pada
wanita yang mengalaminya. Polimenorea dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan sistem
hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Ketidak seimbangan hormon tersebut dapat mengakibatkan gangguan pada proses ovulasi
(pelepasan sel telur) atau memendeknya waktu yang dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu
siklus haid normal sehingga didapatkan haid yang lebih sering. Gangguan keseimbangan hormon
dapat terjadi pada:
3-5 tahun pertama setelah haid pertama
Beberapa tahun menjelang menopause
Gangguan indung telur
Stress dan depresi
Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
Penurunan berat badan berlebihan
Obesitas
Olahraga berlebihan, misal atlit
Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antikoagulan, aspirin, NSAID, dll
Pada umumnya, polimenorea bersifat sementara dan dapat sembuh dengan sendirinya.
Penderita polimenorea harus segera dibawa ke dokter jika polimenorea berlangsung terus
menerus. Polimenorea yang berlangsung terus menerus dapat menimbulkan gangguan
hemodinamik tubuh akibat darah yang keluar terus menerus. Disamping itu, polimenorea dapat
juga akan menimbulkan keluhan berupa gangguan kesuburan karena gangguan hormonal pada
polimenorea mengakibatkan gangguan ovulasi (proses pelepasan sel telur). Wanita dengan
gangguan ovulasi seringkali mengalami kesulitan mendapatkan keturunan.
4. Menoragia atau Hipermenorea
Definisi Menoragia atau Hipermenorea
Menoragia atau hipermenorea adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal
(lebih dari 80ml/hari) atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan
bekuan darah sewaktu haid. Siklus haid yang normal berlangsung antara 21-35 hari, selama 2-8
hari dengan jumlah darah haid sekitar 25-80 ml/hari.
Gejala
Penderita menoragia dapat mengalami beberapa gejala seperti:
Perlu mengganti pembalut hampir setiap jam selama beberapa hari berturut-turut
Perlunya mengganti pembalut di malam hari atau pembalut ganda di malam hari
haid berlangsung lebih dari 7 hari
Darah haid dapat berupa gumpalan-gumpalan darah
Haid yang berlangsung berkepanjangan dengan jumlah darah yang terlalu banyak
untuk dikeluarkan setiap harinya dapat menyebabkan tubuh kehilangan terlalu
banyak darah sehingga memicu terjadinya anemia. Terdapat tanda-tanda anemia,
seperti napas lebih pendek, mudah lelah, pucat, kurang konsentrasi, dll.
Penyebab Timbulnya perdarahan yang berlebihan saat terjadinya haid (menoragia) dapat terjadi
akibat beberapa hal, diantaranya:
1. Adanya kelainan organik, seperti:
infeksi saluran reporduksi
kelainan koagulasi (pembekuan darah), misal : akibat von willebrand disease,
kekurangan protrombin, idiopatik trombositopenia purpura (ITP), dll
Disfungsi organ yang menyebabkan terjadinya menoragia seperti gagal hepar atau
gagal ginjal. Penyakit hati kronik dapat menyebabkan gangguan dalam
menghasilkan faktor pembekuan darah dan menurunkan hormon estrogen.
2. Kelainan hormon endokrin misal akibat kelainan kelenjar tiroid dan kelenjar adrenal,
tumor pituitari, siklus anovulasi, Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS), kegemukan, dll
3. Kelainan anatomi rahim seperti adanya mioma uteri, polip endometrium, hiperplasia
endometrium, kanker dinding rahim dan lain sebagainya.
4. Iatrogenik : misal akibat pemakaian IUD, hormon steroid, obat-obatan kemoterapi, obat-obatan
anti-inflamasi dan obat-obatan antikoagulan.
5. Hipomenorea
Definisi Hipmenorea
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari
biasa. Penyebab Hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat
dari kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal.
6. Metroragia
Definisi Metroragia
Metroragia adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.
Metroragia merupakan suatu perdarahan iregular yang terjadi di antara dua waktu haid. Pada
metroragia, haid terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih
sedikit. Metroragia tidak ada hubungannya dengan haid, namun keadaan ini sering dianggap oleh
wanita sebagai haid walaupun hanya berupa bercak
Klasifikasi
1. Metroragia oleh karena adanya kehamilan, seperti abortus, kehamilan ektopik.
2. Metroragia diluar kehamilan
Penyebab
1. Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh, carcinoma
corpus uteri, carcinoma cervicitis, peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis
haemorrhagia, endometritis haemorrhagia), hormonal.
2. Perdarahan fungsional:
Perdarahan Anovulatoar, disebabkan oleh psikis, neurogen, hypofiser, ovarial
(tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit akut
maupun kronis.
Perdarahan Ovulatoar, akibat korpus luteum persisten, kelainan pelepasan
endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit akut ataupun kronis.
E. Gangguan Lain Yang Ada Hubungan Dengan Haid
Pre Menstrual Tension (Ketegangan Pra Haid)
Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai menstruasi
berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormonestrogen dan progesterom menjelang
menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40 tahun.
Gejala klinik dari pre menstrual tension adalah gangguanemosional; gelisah, susah tidur; perut
kembung, mualmuntah; payudara tegang dan sakit; terkadang merasa tertekan
Terapi
Olahraga, perubahandiet (tanpa garam, kopi dan alkohol); mengurangi stress; konsumsi
antidepressan bila perlu; menekan fungsi ovulasi dengan kontrasepsi oral, progestin; konsultasi
dengan tenaga ahli, KIEM untuk pemeriksaan lebih lanjut.
c. Risiko sosial
Salah satu risiko sosial adalah berhenti/putus sekolah atau kemauan sendiri dikarenakan
rasa malu atau cuti melahirkan. Kemungkinan lain dikeluarkan dari sekolah. Hingga saat ini
masih banyak sekolah yang tidak mentolerir siswi yanh hamil. Risiko sosial lain adalah
menjadi obyek pembicaraan, kehilangan masa remaja yang seharusnya dinikmati dan di
anggap buruk karena melahirkan anak di luar nikah. Di Indonesia, melahirkan anak diluar
nikah masih sering menjadi beban orang tua.
d. Risiko ekonomi
Merawat kehamilan, melahirkan dan membesarkan bayi/anak membutuhkan biaya besar
2. ABORSI
A. Pengertian
Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah
“abortus”. Berarti pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Ini
adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk
bertumbuh.
B. Macam macam Aborsi
Macam-macam Aborsi
Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi yaitu:
1. Aborsi spontan/alamiah
Berlangsung tanpa tindakan apapun, kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya
kualitas sel telur dan sel sperma.
2. Aborsi buatan
Adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu
akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana
aborsi (dokter, bidan, dukun beranak).
3. Aborsi terapeutik/medis
Adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medik.
Sebagai contoh calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah
tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik
calon ibu maupun janin yang dikandungannya, tetapi ini semua atas pertimbangan
medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.
HRT tersedia dalam berbagai bentuk. Hal ini biasanya menyediakan dosis rendah satu atau
lebih estrogen, dan sering juga menyediakan baik progesteron atau analog kimia, yang disebut
progestin. Testosteron juga dapat dimasukkan. Pada wanita yang telah mengalami histerektomi ,
suatu senyawa estrogen biasanya diberikan tanpa progesteron apapun, terapi yang disebut sebagai
"terapi estrogen terlindung". HRT dapat disampaikan ke tubuh melalui patch, tablet, krim,
troches, IUD , cincin vagina , gel atau, lebih jarang, dengan suntikan. Dosis sering bervariasi
siklis, dengan estrogen diambil harian dan progesteron atau progestin diambil selama sekitar dua
minggu setiap bulan atau dua metode yang disebut "berurutan gabungan HRT" atau scHRT.
Sebuah metode alternatif, dosis konstan dengan kedua jenis hormon diminum setiap hari, disebut
"HRT gabungan terus menerus" atau ccHRT, dan merupakan inovasi yang lebih baru. Terkadang
sebuah androgen , umumnya testosteron, ditambahkan untuk mengobati berkurang libido . Ini
juga mungkin memperlakukan energi dan membantu mengurangi osteoporosis setelah
menopause.
Dalam menimbang pro dan kontra perlu direnungkan bahwa meskipun terdapat kenaikan
kejadian keganasan payudara akan tetapi penyakit jantung masih merupakan pembunuh wanita
nomer satu
C. Manfaat HRT
Terapi penggantian hormon, salah satu perawatan yang paling sering diresepkan di
Amerika Serikat, dirancang untuk menggantikan hormon estrogen yang proses penuaan alami.
Peneliti mengembangkan konsep terapi hormon pengganti pada pertengahan tahun 1960-an. HRT
telah terbukti untuk meredakan gejala menopause dan melindungi terhadap resiko kesehatan yang
berhubungan dengan menopause.
Obat Evista (raloxifene) adalah modulator reseptor estrogen selektif banyak digunakan untuk
mencegah dan mengobati osteoporosis. Meskipun tidak estrogen atau hormon, itu memiliki
beberapa sifat seperti estrogen, yang paling penting yang adalah kemampuannya untuk
mengurangi kehilangan tulang dan meningkatkan kepadatan tulang (sehingga mencegah dan /
atau meminimalkan osteoporosis). Ini tidak mempengaruhi payudara dan rahim estrogen tidak
jalan, sehingga tidak menyebabkan kanker dari organ-organ, nyeri payudara, atau perdarahan
vagina. Di sisi lain tidak meredakan gejala menopause, seperti hot flashes, baik.
Terapi hormon progesteron memang biasa diberikan untuk wanita yang mengalami keluhan
amenore. Memang terapi hormon itu dianggap aman karena pasien akan selalu dipantau
perkembangannya oleh Dokternya. Walau demikian, bukan berarti tidak akan ada efek samping
dari pemberian hormon. Adapun efek samping dari pemberian progesteron, antara lain nafsu
makan meningkat, berat badan bertambah, cepat lelah, depresi, libido berkurang, jerawat, lama
haid berkurang, nyeri kepala, efek anabolik, perut kembung, sakit payudara, perubahan suasana
hati dan jerawat. Kenyataannya, WHO sendiri tidak menganjurkan penggunaan terapi hormon
dalam jangka waktu panjang.
Temuan terbaru
Menurut presentasi 2007 dengan American Academy of Neurology pertemuan, terapi
hormon diminum segera setelah menopause dapat membantu melindungi terhadap demensia,
meskipun meningkatkan risiko penurunan mental pada wanita yang tidak mengambil obat sampai
mereka lebih tua. risiko Demensia adalah 1% pada wanita yang memulai HRT awal, dan 1,7%
pada wanita yang tidak, (wanita misalnya yang tidak bawa tampaknya memiliki-rata-rata-a 70%
lebih tinggi risiko relatif demensia). Hal ini konsisten dengan penelitian bahwa terapi hormon
[20]
meningkatkan dan perhatian proses eksekutif pada wanita postmenopause. Hal ini juga
didukung oleh penelitian pada monyet yang diberikan ovariectomies meniru pengaruh
menopause dan kemudian terapi estrogen. Hal ini menunjukkan penggantian pengobatan
dibandingkan monyet nontreated sudah jangka panjang meningkat prefrontal kemampuan
eksekutif korteks pada tugas semacam kartu Wisconsin . [21]
Lain baru uji coba terkontrol secara acak menemukan HRT benar-benar dapat mencegah
perkembanganpenyakit jantung dan mengurangi kejadian serangan jantung pada
wanita antara 50 dan 59, tetapi tidak untuk wanita yang lebih tua. Mekanisme ini mungkin ada
hubungannya dengan efek kontradiktif peningkatan kecenderungan untuk pembekuan, versus
meningkatkan baik "baik" dan "buruk" kolesterol konsentrasi dalam darah (yang akan memiliki
efek perlindungan). Tindak lanjuti penelitian sedang dilakukan yang dimaksudkan untuk
mengkonfirmasi temuan ini. Peningkatan risiko kanker payudara tetap.
Dengan baik besar dirancang acak dikontrol persidangan baru-baru ini menunjukkan
bahwa peningkatan risiko kanker payudara hanya berlaku untuk wanita-wanita yang mengambil
analog progesteron (seperti yang dilakukan dalam WHI) tetapi bukan untuk orang progesteron
mengambil sendiri
Kontraindikasi HRT
Perdarahan vagina yang tidak terdiagnosis
Parah penyakit hati
Kehamilan
Penyakit arteri koroner (CAD)
Trombosis vena
Nah yang membedakan dan awal kanker endometrium (sekali pengobatan untuk
keganasan selesai, tidak lagi merupakan kontraindikasi absolut.) progestin saja
dapat meredakan gejala jika pasien tidak dapat mentoleransi estrogen.
Kontraindikasi Relatif HRT
Migrain sakit kepala
Pribadi sejarah kanker payudara
Sejarah fibroid uterus
Duktal Atypical hyperplasia dari payudara
Aktif kantong empedu penyakit ( kolangitis , kolesistitis )
PROGRAM PENINGKATAN KETRAMPILAN DASAR
( PEKERTI – AA)
MEDAN 2017
KISI – KISI TES MID SEMESTER
Tujuan tes ini adalah sebagai umpan balik bagi mahasiswa tentang hasil belajar dalam dua
kompetensi dasar.
No Pokok Bahasan Kemampuan Jum
C1 C2 C3 C4 C5 C6
lah
1 Konsep dasar kespro dan hak - hak kespro 2 3 5
2 Konsep gender dalam kesehatan reproduksi 2 2 3 2 1 10
3 Masalah Masalah kesehehatan reproduksi 1 2 3 2 2 10
4 Deteksi dini gangguan kesehatan reproduksi 1 1 2 1 5
5 Konsep pelayanan keluarga berencana dan 1 4 1 2 2 10
Alat
Jumlah 40
Keterangan:
C1 = Ingatan ( Pengetahuan)
C2 = Pemahaman
C3 = Penerapan ( Aplikasi)
C4 = Analisis
C5 = Evaluasi
C6 = Menciptakan
PROGRAM PENINGKATAN KETRAMPILAN DASAR
( PEKERTI – AA)
MEDAN 2017
KUNCI JAWABAN