Anda di halaman 1dari 203

PROGRAM PENINGKATAN KETRAMPILAN DASAR

TEKNIK INSTRUKSIONAL DAN APPLIED APROACH

( PEKERTI – AA)

Nama : Agusanna Dewi Silangit, SST, M.Kes

Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA

MEDAN 2017
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PELATIHAN PENINGKATAN
KETERAMPILAN DASAR TEKNIK INSTRUKSIONAL DAN APPLIED APROACH
( PEKERTI – AA)

O
L
E
H

Nama : Agusanna Dewi Silangit, SST, M.Kes


NIDN : 1004088301
Prodi : D – III Kebidanan STIKES Sumatera utara

Medan, Agustus 2017

Pembimbing Peserta

Prof. Dr. Julaga Situmorang Agusanna Dewi Silangit, SST, M.Kes


NIP. 195108201978031002

Ka.Prodi D – III Kebidanan Koordinator


STIKES SUMATERA UTARA PEKERTI – AA UNIMED

Lusiana Lusia, Sirait, SST, M.Keb Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd
NIP. 196311271987031001
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan
HidayahNya sehingga dapat terselesaikannya produk PEKERTI - AA dengan Mata Kuliah
Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Produk PEKERTI - AA ini disusun dengan
tujuan sebagai syarat bagi peserta untuk memperoleh sertifikat tanda telah menyelesaikan
pelatihan ini.
Produk PEKERTI - AA ini menjelaskan tentang pembelajaran pada Kesehatan
Reproduksi dan Keluarga Berencana mulai dari teori, praktikum dan aktifitas pembelajaran
selama proses belajar mengajar berlangsung. produk PEKERTI - AA ini juga membantu
mahasiswa untuk mengintegrasikan aspek kognitif, psikomotor dan afektif dalam
memberikan pelayanan kebidanan yang komprehensif.
Peada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Efendi
Napitupulu, Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd selaku Koordinator Tim Pekerti - AA yang
telah banyak membantu sehingga modul ini dapat tersusun dengan baik.
Penulis menyadari bahwa tugas Pengembangan Ketrampilan Dasar Teknik
Instruksional – Applied Approach ( Pekerti – AA ) ini belum sempurna, untuk itu penulis
berharap masukan dan saran demi kesempurnaan Produk PEKERTI – AA.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut serta
dalam pembuatan Produk PEKERTI – AA ini, Semoga Tuhan Memberkati.

Medan, Agustus 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i


DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
1. Analisis Instruksional .........................................................................................1
2. Peta Konsep..........................................................................................................2
3. Kontrak Mata Kuliah..........................................................................................3
4. Silabus Mata Kuliah ...........................................................................................9
5. Satuan Acara Pengajaran (SAP).......................................................................15
6. Materi Perkuliahan..............................................................................................103
7. Slide Materi Perkuliahan ...................................................................................
8. Kisi Kisi Tes Untuk Mengukur Kompetensi Dasar..........................................184
9. Soal Ujian dan Kunci Jawaban .........................................................................185

ii
PROGRAM PENINGKATAN KETRAMPILAN DASAR

TEKNIK INSTRUKSIONAL DAN APPLIED APROACH

( PEKERTI – AA)

PETA KONSEP

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA

MEDAN 2017
BAGAN PRILAKU / PETA KOMPETENSI INSTRUKSIONAL
MATA KULIAH KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB

Melakukan asuhan kebidanan pada keluarga


6. Menerapkan Asuhan kebidanan pada perempuan
berencana

Menjelaskan Deteksi dini gangguan kesehatan Menganalisismasalah-masalah kesehatan


reproduksi reproduksi yang sering terjadi

Menganalisis konsep pelayanan keluarga berencana

Menjelaskan konsep gender dalam


Menganalisis isu-isu kesehatan perempuan kesehatan reproduksi perempuan

Menjelaskan konsep kesehatan reproduksi


PETA KONSEP

Melakukan asuhan kebidanan pada


6. Menerapkan Asuhan kebidanan pada perempuan
keluarga berencana

Menjelaskan Deteksi dini gangguan Menganalisismasalah-masalah


kesehatan reproduksi kesehatan reproduksi yang sering
terjadi
Menganalisis konsep pelayanan keluarga
berencana

Menjelaskan konsep gender dalam


Menganalisis isu-isu kesehatan perempuan kesehatan reproduksi perempuan

Menjelaskan konsep kesehatan reproduksi


PROGRAM PENINGKATAN KETRAMPILAN DASAR

TEKNIK INSTRUKSIONAL DAN APPLIED APROACH

( PEKERTI – AA)

KONTRAK KULIAH

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA

MEDAN 2017
KONTRAK KULIAH

Nama Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana


Kode Mata Kuliah : Bd. 205
Semester / TA : II/ 2016 - 2017
Jumlah SKS : 4 SKS
Tempa Ruang Kuliah : Ruang B3 02
Nama Dosen : Agusanna Dewi Silangit, SST, M.Kes
Alamat : Perumahan Milala Rumah Tengah, Blok B3 No 15
Telp / Hp : 081376832405
Email : agusannadewisilangit@yahoo.com

1. Tujuan / Manfaat mata Kuliah


Mata kuliah ini bertujuan untuk mendidik dan memperdalam pengetahuan tentang
pemahaman konsep kesehatan reproduski , hak-hak kesehatan reproduksi, faktor yang
mempengaruhi kesehatan reproduksi upaya pencegahan dan deteksi dini serta
memberikan asuhan keluarga berencana.
2. Deskripsi Perkuliahan
Mata kuliah ini memuat kajian Konsep kesehatan reproduksi, Konsep gender dalam
kesehatan reproduksi, Isu-isu kesehatan perempuan, Masalah-masalah kesehatan
reproduksi, Deteksi dini gangguan kesehatan reproduksi, Asuhan kebidanan pada
perempuan, Konsep pelayanan keluarga berencana, Asuhan kebidanan pada keluarga
berencana.

3. Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran


Profil Lulusan : Sebagai Tenaga kebidanan yang kompeten dalam melakukan
pelayanan kebidanan dan komunitas yang berdaya saing
global.
Capaian Pembelajaran : Mampu menjelaskan tentang konsep kesehatan reproduksi dan
kompeten dalam melakukan pemasangan alat kontrasepsi.

4. Strategi Makro Perkuliahan


Pembelajaran dilakukan dengan strategi beberapa macam metode Student Center Learning
(SCL) seperti ceramah, presentasi diskusi dan praktikum. Dengan demikian setiap mahasiswa
diharapkan mampu berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan cara mahasiswa mampu
menyelesaikan tugas – tugas yang telah diberikan dan melakukan praktik langsung
pemasangan alat kontrasepsi
.5. Tabel Pertemuan
No Pertemuan Materi
1 Ke –I Konsep kesehatan reproduksi
2 Ke –II Konsep gender dalam kesehatan reproduksi perempuan
3 Ke –III Isu-isu kesehatan wanita
4 Ke- IV Masalah-masalah kesehatan
5 Ke –V Masalah-masalah kesehatan
6 Ke- VI Masalah-masalah kesehatan
7 Ke- VII Deteksi dini gangguan kesehatan reproduksi
8 Ke- VIII Pemeriksaan SADARI
9 Ke –IX Asuhan kebidanan pada perempuan yang berkaitan dengan
sistem reproduksi dalam perspektif gender
10 Ke-X Konsep pelayanan keluarga berencana
11 Ke-XI Konsep pelayanan keluarga berencana
12 Ke-XII Asuhan kebidanan pada keluarga berencana dengan metode
sederhana
13 Ke-XIII Asuhan kebidanan pada keluarga berencana dengan metode
sederhana
14 Ke-XIV Metode Modern
15 Ke-XV Metode Sterilisasi
16 Ke-XVI Pemasangan Implant

6.Tugas – tugas / Tagihan Perkuliahan


- Menyelesaikan soal soal ujian formatif
- Melakukan diskusi kelompok dan menyusun laporan serta persentasi.
- Melakukan pemasangan alat kontrasepsi

7. Kriteria Penilaian
Formula nilai akhir adalah F1+F2+F3+F4
4
Dimana F1 adalah ujian formatif ke – 1 dan N adalah jumlah formatif dengan Kriteria :
No Skor Nilai akhir
1 90 - 100 A
2 80 - 89 B
3 70 - 79 C
4 0 - 69 E

8. Aturan Perkuliahan
A. Aturan Umum
1. Perkuliahan dilaksanakan sebanyak 16 kali dalam satu semester sesuai jadwal yang
ditetapkan jurusan
2. Kegiatan perkuliahan dilaksanakan dalam bentuk ceramah/ presentasi, penelahan pustaka,
diskusi kelompok, presentasi dan praktikum.
3. Dalam kegiatan tatap muka, mahasiswa maupun dosen harus hadir selambat – lambatnya
15 (limabelas) menit setelah waktu tatap muka dimulai ( sesuai jadwal). Bagi mahasiswa
yang terlambat, tidak diijinkan memasuki ruang perkuliahan.
4. Apabila karena satu dan hal lain, perkuliahan tidak dapat terlaksana, harus dilaksanakan
pertemuan pengganti di lain waktu (dengan kesepakatan mahasiswa dan dosen)sehingga
pertemuan dalam satu semester tetap 16 kali.

5. Selama kegiatan tatap muka, mahasiswa maupun dosen tidak diperkenankan


mengaktifkan alat komunikasi (Handphone)
6. Selain perkuliahan terjadwal, terdapat tugas – tugas yang harus dikerjakan secara mandiri
atau kelompok.

B. Mahasiswa
1. Mahasiswa diharuskan hadir tepat waktu 15 menit sebelum perkuliahan dimulai
2. Tidak meninggalkan kuliah lebih dari 5 % ( untuk semua jenis alasan).
3. Bagi mahasiswa yang berhalangan hadir, wajib memberitahukan dan dibuktikan
dengan surat keterangan dari pejabat yang terkait ( Khusus untuk mahasiswa yang
sakit surat keterangan hanya diakui oleh Puskesmas / Dokter)
4. Mahasiswa mengisi daftar hadir dan ketua kelas bertanggung jawab atas pengisian
daftar hadir mahasiswa maupun dosen yang mengajar.
5. Mahasiswa tidak membawa makanan kedalam kelas, tidak mengotori kelas dan
lingkungan sekitarnya.
6. Setiap mahasiswa wajib berpakaian sopan dan rapi sesuai ketentuan serta memakai
atribut yang telah ditentukan oleh kampus selama waktu pendidikan.
7. Komputer, LCD dan OHP inventaris kelas dipertanggung jawabkan kepada ketua
kelas, Bila rusak mahasiswa wajib melaporkan hal tersebut kepada pihak yang
bertanggung jawab ( Staf/ teknisi), bila rusak karena kecerobohan mahasiswa maka
mahasiswa yang bersangkutan wajib mengganti biaya perbaikan.
8. Mahasiswa dapat menyelesaiakan tugas yang diberikan oleh dosen.

C. Dosen
1. Dosen harus mengajar mahasiswa sesuai dengan jadwal perkuliahan.
2. Dosen harus mengajar paling sedikit 80 % dari seluruh pertemuan.
3. Dosen yang belum menjalankan perkuliahan minimal 80 % tidak dapat melakukan
ujian formatif.

4. Dosen harus megoreksi tugas dan ujian formatif mahasiswa dengan sungguh –
sungguh dan objektif.
5. Dosen harus menilai mahasiswa secara objektif.
6. Dosen harus bertutur kata yang sopan dan ilmiah.
7. Dosen harus berpakaian rapi.
8. Dosen berhak memberi sanksi pada mahasiswa yang melanggar kontrak kuliah

D. Tugas – tugas perkuliahan

Selama perkuliahan Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana terdapat tugas – tugas
yang harus dikerjakan mahasiswa, baik secara individu maupun kelompok. Diantara tugas –
tugas yang harus dikerjakan dapat disebutkan sebagai berikut:

a. Tugas rutin yaitu menyelesaikan soal – soal yang terdapat dalam bahan kuliah.

b. Pada tengah semester yang pertama membuat laporan tinjauan buku ( critical book
report) untuk satu judul buku yang akan ditentukan oleh dosen.

c. Pada setengah semester membuat karya ilmiah dalam bentuk laporan tinjuan jurnal
( critical Jurnal report)
d. Tugas akhir dalam bentuk preraktek melakukan pemasangam alat kontrasepsi pada
pasien secara langsung.

9. Materi – Materi Bacaan Perkuliahan / Sumber Belajar


1. Abu Bakar (2011) Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana : Jakarta.
Rajawali Pers
2. Andrews (2010) Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita : Jakarta. EGC
3. Abu Bakar (2014). Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana: Jakarta Rajawali
Pers
4. Glasier, Anna. (2006). Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi: Jakarta. EGC
5. Eny, Kusmiran. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba
Medika
6. Fitria (2007) Kesehatan Reproduksi: Jakarta. Pustaka Rihama
7. Lestadi (2009) Kesehatan Reproduksi Wanita : Jakarta. EGC
8. Prawirohardjo (2011). Ilmu Kandungan: Jakarta. BPSP
9. Niken, Melani dkk. (2010). Pelayanan Kelurga Berencana, Yogyakarta: Fitramaya
10. Handayani (2010) Buku ajar pelayanan Kelurga Berencana : Yogyakarta. Pustaka
Rihama
11. Anggriani (2012) Pelayanan Keluarga Berencana : Yogyakarta. Rohima Press.
12. Hanafi (2010) KB dan Kontrasepsi : Jakarta. Sinar Harapan.
13. Indrayani. (2014). Vasektomi Tindakan sederhana dan menguntungkan bagi pria:
Jakarta. TIM
14. Saifuddin (2006). Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi: Jakarta YBPSP

Medan, Oktober 2017


Perkawilan Mahasiswa Dosen Pengampu

( ) (Agusanna Dewi Silangit, SST, M.Kes)


Diketahui

Ketua Program Studi D – III Kebidanan

( Lusiana Lusia Sirait, SST, M.Keb)

PROGRAM PENINGKATAN KETRAMPILAN DASAR

TEKNIK INSTRUKSIONAL DAN APPLIED APROACH

( PEKERTI – AA)

SILABUS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA

MEDAN 2017
SILABUS MATA KULIAH

MataKuliah : Konsep Kebidanan


Beban SKS : 4 (SKS)

Semester : II

Kode MK : Bd. 401

Dosen : Agusanna Dewi Silangit, SST, M.Kes

1. Profil Lulusan : Sebagai Tenaga kebidanan yang kompeten dalam melakukan


pelayanan kebidanan dan komunita yang berdaya saing global.
2. Capaian Pembelajaran : Mampu menjelaskan tentang konsep kesehatan reproduksi dan
kompeten dalam melakukan pemasangan alat kontrasepsi.
3. Tujuan / Manfaat mata Kuliah
Mata kuliah ini bertujuan untuk mendidik dan memperdalam pengetahuan tentang
pemahaman konsep kesehatan reproduski , hak-hak kesehatan reproduksi, faktor yang
mempengaruhi kesehatan reproduksi upaya pencegahan dan deteksi dini serta
memberikan asuhan keluarga berencana
4. Deskripsi Perkuliahan
Mata kuliah ini memuat kajian Konsep kesehatan reproduksi, Konsep gender dalam
kesehatan reproduksi, Isu-isu kesehatan perempuan, Masalah-masalah kesehatan
reproduksi, Deteksi dini gangguan kesehatan reproduksi, Konsep pemasaran, negosiasi,
ekuitas dan merek, Asuhan kebidanan pada perempuan, Konsep pelayanan keluarga
berencana, Asuhan kebidanan pada keluarga berencana.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) S
Nomor KOMPETENSI DASAR BAHAN KAJIAN METODE WAKTU DOSEN b
Tabel PEMBELAJARAN INDIKATOR KEBERHASILAN

1 Pada akhir pertemuan Mahasiswa Konsep Kesehatan Reproduksi Ceramah 2 x 50 Kemampuan menjelaskan Konsep
Agusanna Dewi 1
mampu: 1. Pengertian Kesehatan Tanya Jawab menit Kesehatan Reproduksi Silangit, SST, M.Kes
Menjelaskan Konsep Kesehatan Reproduksi
Reproduksi 2. Hak-hak Reproduksi
3. Perawatan Kesehatan
Reproduksi
4. Indikator kesehatan
reproduksi
2 Mahasiswa mampu Menjelaskan Konsep Gender dalam kesehatanCeramah 2 x 50 Kemampuan Menjelaskan Konsep
Agusanna Dewi 1
Konsep Gender Reproduksi Perempuan Tanya Jawab Menit Gender Silangit, SST, 6
1. Pengertian Gender M.Kes
dalam Kesehatan
Reproduksi Perempuan
2. Proses Sosialisai Gender
3. Kesehatan Reproduksi
Perempuan sebagai Hak
Azasi Manusi
4. Upaya mewujudkan
Kesetaraan dan keadilan
Gender
3 Mahasiswa mampu Menganalisis Isu-isu kesehatan wanita Ceramah 2 x 50 Kemampuan menganalisis Isu-isu
Agusanna Dewi 6
Isu-isu kesehatan wanita 1. Masalah Kesehatan Tanya Jawab menit kesehatan wanita Silangit, SST, M.Kes
Wanita Diskusi
2. Kondisi yang
mempengaruhi
rendahnya status
kesehatan wanita
3. Alasan kematian dan
kesakitan pada ibu
4,5,6 Mahasiswa mampu Memahami Masalah-masalah kesehatan Ceramah 2 x 50 Kemampuan menganalisis masalah-
Agusanna Dewi 6
Masalah-masalah kesehatan 1. Infertilitas Tanya Jawab menit masalah kesehatan reproduksi Silangit, SST,
reproduksi yang sering terjadi 2. Infeksi Menular Studi kasus M.Kes
Seksual(IMS) Diskusi
3. Gangguan Haid
4. Pelvic Inflamatry
Deseases(PID)
5. Unwanted Pregnancy
dan Aborsi
6. Hormon Replacement
Therapi(HRT)
7 Mahasiswa mampu Menjelaskan Deteksi dini gangguan Ceramah 2 x 50 Kemampuan menjelaskan Deteksi
Agusanna Dewi 5
Deteksi Dini Gangguan kesehatan kesehatan reproduksi Tanya Jawab menit dini gangguan kesehatan Silangit, SST, M.Kes
1. Pemeriksaan Payudara
sendiri (SADARI)
2. Pap Smear/IVA
8 Mahasiswa mampu: 1. Pengertian pemeriksaan Tanya Jawab 2 x 100 Kemampuan melakukan Agusanna Dewi 5
Menjelaskan Pemeriksaan SADARI deteksi dini kanker Penugasan menit Pemeriksaan SADARI Silangit, SST, M.Kes
payudara dengan Presentasi
pemeriksaan payudara
sendiri ( SADARI)
2. Tujuan pemeriksaan
payudara
sendiri( SADARI)
3. Resiko wanita terjadi
kanker payudara
4. Tanda – tanda perubahan
payudara yang perlu
diwaspadai
5. Alat-alat, pasien dan
bidan pada pemeriksaan
payudara
6. Prosedur pemeriksaan
payudara sendiri
(SADARI)
7. Pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) sesuai
prosedur
8. Menjelaskan
dokumentasi tindakan
yang dilakukan dengan
benar
UJIAN TENGAH SEMESTER

9 Mahasiswa mampu Memahami Asuhan Asuhan Kebidanan pada Ceramah 2 x 50 Kemampuan memahami Asuhan Agusanna Dewi 1
Kebidanan pada perempuan perempuan yang berkaitan dengan menit Kebidanan pada perempuan Silangit, SST, M.Kes
sistem Reproduksi dalam perspektif
Tanya
Gender Jawab
1. Siklus Kesehatan wanita,
konsepsi, bayi, anak, Penugasan
remaja, dewasa, dan usia
lanjut
2. Perubahan yang terjadi
pada setiap tahap
3. Faktor-faktor yang
mempengaruhi
10,11 Mampu Menjelaskan Konsep Pelayanan Konsep Pelayanan Keluarga Ceramah Tanya Jawab 2 x 50 Kemampuan menjelaskan Konsep Agusanna Dewi 9
Keluarga Berencana Berencana Diskusi kelompok menit Pelayanan Keluarga Berencana Silangit, SST, M.Kes
1. Pengertian KB
2. Tujuan KB
3. Sasaran KB
4. Ruang lingkup KB
5. Strategi KB
6. Dampak KB
7. KIE dalam pelayanan
KB
12,13 Mahasiswa Mampu Menjelaskan Asuhan Metode Sederhana: Ceramah 2 x 50 Kemampuan menyusun Rencana Agusanna Dewi 9
Kebidanan pada Keluarga Berencan 1. Metode kalender Tanya Jawab menit pemasaran dan pelayanan pelanggan Silangit, SST,
2. Metode Kontrasepsi Diskusi kelompok M.Kes
suhu basal tubuh
3. Metode Lendir Serviks
4. Metode Simptoternal
5. Coitus Interuptus
6. Kondom Pria
14 Mahasiswa mampu Menjelaskan Metode Modern Ceramah 2 x 100 Kemampuan Melakukan Asuhan Agusanna Dewi 1
Asuhan Kebidanan 1. Oral Kontrasepsi(Pil) Tanya Jawab menit Kebidanan Silangit, SST, M.Kes
2. Kontrasepsi Suntik Diskusi kelompok
3. Kontrasepsi Implant
4. Kontrasepsi
AKDR(IUD)
15 Mahasiswa mampu Menjelaskan - Sterilisasi Ceramah 2 x 50 Kemampuan menjelaskan Asuhan Agusanna Dewi 1
Asuhan Kebidanan 1. Vasektomi Tanya Jawab menit kebidanan Silangit,SST, 1
2. Tubektomi Diskusi kelompok M.Kes
- Konseling dalam
Metode kontrasepsi
- Pendokumentasianasuha
n keluarga berencana
16 Mahasiswa mampu melakukan 1. Pengertian pemasangan Tanya Jawab 2 x 100 Kemampuan melakukan pemasangan Agusanna Dewi 1
pemasangan implant KB Implan dengan Penugasan menit implant Silangit,
benar. Diskusi kelompok SST,M.Kes
2. Jenis – jenis KB Implan Demosntrasi
3. Tujuan pemasangan KB
Implan
4. Cara kerja KB Implan
5. Keuntungan dan
kerugian menggunakan
KB Implan
6. Alat, pasien dan bidan
pada pemasangan KB
Implan sesuai standar.
7. Prinsip prosedur
pemasangan KB Implan
8. Prosedur pemasangan
KB Implan sesuai
prosedur.
9. Dokumentasi tindakan
yang dilakukan dengan
benar
UJIAN AKHIR SEMESTER
I. BUKU SUMBER
1. Abu Bakar (2011) Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana : Jakarta. Rajawali Pers
2. Andrews (2010) Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita : Jakarta. EGC
3. Abu Bakar (2014). Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana: Jakarta Rajawali Pers
4. Glasier, Anna. (2006). Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi: Jakarta. EGC
5. Eny, Kusmiran. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika
6. Fitria (2007) Kesehatan Reproduksi: Jakarta. Pustaka Rihama
7. Lestadi (2009) Kesehatan Reproduksi Wanita : Jakarta. EGC
8. Prawirohardjo (2011). Ilmu Kandungan: Jakarta. BPSP
9. Niken, Melani dkk. (2010). Pelayanan Kelurga Berencana, Yogyakarta: Fitramaya
10. Handayani (2010) Buku ajar pelayanan Kelurga Berencana : Yogyakarta. Pustaka Rihama
11. Anggriani (2012) Pelayanan Keluarga Berencana : Yogyakarta. Rohima Press.
12. Hanafi (2010) KB dan Kontrasepsi : Jakarta. Sinar Harapan.
13. Indrayani. (2014). Vasektomi Tindakan sederhana dan menguntungkan bagi pria:Jakarta. TIM
14. Saifuddin (2006). Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi: Jakarta YBPSP
PROGRAM PENINGKATAN KETRAMPILAN DASAR

TEKNIK INSTRUKSIONAL DAN APPLIED APROACH

( PEKERTI – AA)

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA

MEDAN 2017
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

1. Identitas mata Kuliah


Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi dan KB
Semester : II ( Dua)
Beban Studi : 4 SKS
Pertemuan :I

Pokok Bahasan : Konsep Kesehatan Reproduksi

Sub pokok Bahasan : Pengertian Kesehatan Reproduksi


1. Hak-hak Reproduksi
2. Perawatan Kesehatan Reproduksi
3. Indikator kesehatan reproduksi

Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami konsep kesehatan reproduksi

Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu menjelaskan konsep kesehatan reproduksi

Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu

menjelaskan konsep kesehatan reproduksi dan KB

II. Peta Konsep

Konsep Kesehatan Reproduksi


Perawatan Kesehatan Indikator Kesehatan
Defenisi Hak-hak Reproduksi Reproduksi
Reproduksi

III. Uraian Materi

1. Pengertian Kesehatan Reproduksi


2. Hak-hak Reproduksi
3. Perawatan Kesehatan Reproduksi
4. Indikator Kesehatan Reproduksi
IV. Strategi Pembelajaran Mikro

No Tahapan Interaksi Belajar Mengajar Metode Pembelajaran


Media Evaluasi Alokasi Waktu Sumber
Pembelaja Dosen Mahasiswa Pembelaja Belajar Teori Praktek Lapa Belajar
Ran Ran Ngan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Pendahuluan Menyapa Menyapa Dosen Metode simulasi, Laptop, Test Lisan 100 2 x 100 BU 1,2.
Kegiatan Awal: mahasiswa mendengarkan demonstrasi, role LCD dll. menit
a. Motivasi menjelaskan penjelasan Dosen play dan bed side Menit
b. Apresepsi mencakup materi teaching.
c. Tujuan pertemuan ke I
d. Deskripsi menjelaskan kaian
e. Relevansi
topik dengan
materi lainnya atau
materi sebelumnya
menjelaskan
manfaat dan
relevansi
mempelajari
menjelaskan TIU
dan TIK
2 Penyajian  Menyampaikan Mendengar dan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 1,2
(kegiatan lain ) materi belajar menjawab demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
sesuai dengan pertanyaan dosen play dan bed side
pokok bahasan teaching.
secara sistematis
dan menarik
 Memberikan
kesempatan bagi
mahasiswa
untuk bertanya
 Memberikan
umpan balik atas
pertanyaan yang
disampaikan
 Memfasilitasi
interaksi/diskusi
antara
mahasiswa
dalam
memahami
materi yang
telah
disampaikan
 Menciptakan
suasana belajar
yang telah
disiapkan
 Memfasilitasi
mahasiswa yang
mengalami
kesulitan dalam
pembelajaran
sesuai materi

3 Penutup  Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 1,2
(kegiatan akhir) atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
: menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
materi mengerjakan tugas teaching.
a. Simpulan  Melakukan yang diberikan.
b. Umpan
balik
penilaian
c. Tindak terhadap
lanjut kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
 Memberikan
penugasan
 Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
dating
V. Evaluasi
Soal :
1. Apa yang dimaksud dari kesehatan reproduksi ?
2. Sebutkan hak-hak reproduksi ?

VI. Bahan Ajar


(Terlampir)

VII. Buku Utama


1. Andrews (2010) Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita : Jakarta. EGC
2. Abu Bakar (2014). Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana: Jakarta Rajawali Pers

VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)


1. Identitas mata Kuliah
Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi dan KB
Semester : II ( Dua)
Beban Studi : 4 SKS
Pertemuan : II
Pokok Bahasan : Konsep Gender
Sub pokok Bahasan : Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi
Perempuan.
1. Pengertian Gender Dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan
2. Proses Sosialisasi Gender
3. Kesehatan Reproduksi Perempuan sebagai Hak Azasi Manusia
4. Upaya mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender.
Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu Menjelaskan Konsep Gender

Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu memahami konsep Gender


Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan konsep Gender
dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan.

I. Peta Konsep

Konsep Gender Dalam


Kesehatan Reproduksi
Perempuan
Kespro Perempuan Upaya Mewujudkan
Defenisi Proses Sosialisasi Kesetaraan dan
sebagai Hak Azasi
Gender Keadilan Gender
Manusia

III. Uraian Materi

1. Pengertian Gender dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan


2. Proses Sosialisasi Gender
3. Kesehatan Reproduksi Perempuan Sebagai Hak Azasi Manusia
4. Upaya Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender
IV. Strategi Pembelajaran Mikro

No Tahapan Interaksi Belajar Mengajar Metode Pembelajaran


Media Evaluasi Alokasi Waktu Sumber
Pembelaja Dosen Mahasiswa Pembelaja Belajar Teori Praktek Lapa Belajar
Ran Ran Ngan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Pendahuluan Kegiatan
Menyapa Menyapa Dosen Metode simulasi, Laptop, Test Lisan 100 2 x 100 BU 1,2.
Awal: mahasiswa mendengarkan demonstrasi, role LCD dll. menit
menjelaskan penjelasan Dosen play dan bed side menit
a. Motivasi
b. Apresepsi mencakup materi teaching.
c. Tujuan pertemuan ke II
d. Deskripsi menjelaskan kaian
e. Relevansi topik dengan
materi lainnya atau
materi sebelumnya
menjelaskan
manfaat dan
relevansi
mempelajari
menjelaskan TIU
dan TIK
2 Penyajian  Menyampaiakn Mendengar dan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 1,2
(kegiatan lain ) materi belajar menjawab demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
sesuai dengan pertanyaan dosen play dan bed side
pokok bahasan teaching.
secara sistematis
dan menarik
 Memberikan
kesempatan bagi
mahasiswa
untuk bertanya
 Memberikan
umpan balik atas
pertanyaan yang
disampaikan
 Memfasilitasi
interaksi/diskusi
antara
mahasiswa
dalam
memahami
materi yang
telah
disampaikan
 Menciptakan
suasana belajar
yang telah
disiapkan
 Memfasilitasi
mahasiswa yang
mengalami
kesulitan dalam
pembelajaran
sesuai materi

3 Penutup  Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 1,2
(kegiatan akhir) : atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
a. Simpulan materi mengerjakan tugas teaching.
b. Umpan
balik
 Melakukan yang diberikan.
c. Tindak penilaian
lanjut terhadap
kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
 Memberikan
penugasan
 Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
dating
V. Evaluasi
Soal :
1. Apa yang dimaksud dengan Gender kesehatan reproduksi perempuan ?
2. Apa yang dimaksud dengan proses sosialisasi gender ?

VI. Bahan Ajar


(Terlampir)

VII. Buku Utama


Andrews (2010) Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita : Jakarta. EGC
Abu Bakar (2014). Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana: Jakarta Rajawali Pers
Fitria (2007) Kesehatan Reproduksi : Jakarta. Pustaka Rihama

VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

1. Identitas mata Kuliah


Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi dan KB
Semester : II ( Dua)
Beban Studi : 4 SKS
Pertemuan : III
Pokok Bahasan : Isu-isu Kesehatan Wanita
Sub pokok Bahasan : Isu-isu Kesehatan Wanita
1. Masalah Kesehatan Wanita
2. Kondisi yang Mempengaruhi Rendahnya Status Kesehatan Wanita
3. Alasan Kematian dan Kesakitan Pada Ibu

Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu menganalisis Isu-isu kesehatan wanita.

Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu memahami Isu-isu kesehatan wanita.

Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan Isu-isu
kesehatan wanita.

II. Peta Konsep

Isu-isu Kesehatan Wanita


Kondisi yang Alasan Kematian dan
Masalah Kesehatan Kesakitan Pada Ibu
Mempengaruhi
Wanita
Rendahnya Status
Kesehatan Wanita

III. Uraian Materi

1. /Masalah Kesehatan Wanita


2. Kondisi yang Mempengaruhi Rendahnya Status Kesehatan Wanita
3. Alasan Kematian dan Kesakitan Pada Ibu
IV. Strategi Pembelajaran Mikro

No Tahapan Interaksi Belajar Mengajar Metode Pembelajaran


Media Evaluasi Alokasi Waktu Sumber
Pembelaja Dosen Mahasiswa Pembelaja Belajar Teori Praktek Lapa Belajar
Ran Ran ngan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Pendahuluan Menyapa Menyapa Dosen Metode simulasi, Laptop, Test Lisan 100 2 x 100 BU 6,7
Kegiatan Awal: mahasiswa mendengarkan demonstrasi, role LCD dll. menit
menjelaskan penjelasan Dosen play dan bed side menit
a. Motivasi
b. Apresepsi mencakup materi teaching.
c. Tujuan pertemuan ke III
d. Deskripsi menjelaskan kaian
e. Relevansi topik dengan
materi lainnya atau
materi sebelumnya
menjelaskan
manfaat dan
relevansi
mempelajari
menjelaskan TIU
dan TIK
2 Penyajian  Menyampaiakn Mendengar dan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 6,7
(kegiatan lain ) materi belajar menjawab demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
lanjut sesuai dengan pertanyaan dosen play dan bed side
pokok bahasan teaching.
secara sistematis
dan menarik
 Memberikan
kesempatan bagi
mahasiswa
untuk bertanya
 Memberikan
umpan balik atas
pertanyaan yang
disampaikan
 Memfasilitasi
interaksi/diskusi
antara
mahasiswa
dalam
memahami
materi yang
telah
disampaikan
 Menciptakan
suasana belajar
yang telah
disiapkan
 Memfasilitasi
mahasiswa yang
mengalami
kesulitan dalam
pembelajaran
sesuai materi

3 Penutup  Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 6,7
(kegiatan akhir) atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
: menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
materi mengerjakan tugas teaching.
a. Simpulan  Melakukan yang diberikan.
b. Umpan balik
c. Tindak lanjut
penilaian
terhadap
kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
 Memberikan
penugasan
 Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
dating
V. Evaluasi
Soal :
1. Sebutkan Masalah masalah Kesehatan Wanita
2. Jelaskan penyebab Kematian dan Kesakitan Pada Ibu

VI. Bahan Ajar


(Terlampir)

VII. Buku Utama


1. Fitria (2007) Kesehatan Reproduksi: Jakarta. Pustaka Rihama
2. Lestadi (2009) Kesehatan Reproduksi Wanita : Jakarta. EGC
3. Prawirohardjo (2011) Ilmu Kandungan: Jakarta. BPSP

VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

1. Identitas mata Kuliah


Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi dan KB
Semester : II ( Dua)
Beban Studi : 4 SKS
Pertemuan : IV
Pokok Bahasan : Masalah-masalah Kesehatan Reproduksi
Sub pokok Bahasan : Masalah-masalah kesehatan Reproduksi
1. Infertilitasi
2. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami masalah-masalah kesehatan reproduksi yang
sering terjadi.

Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu menjelaskan masalah- masalah kesehatan reproduksi yang
sering terjadi.
Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan masalah-
masalah kesehatan reproduksi yang sering terjadi.

II. Peta Konsep

Masalah-masalah Kesehatan
Reproduksi
Infeksi Menular
Infertilitas Seksual (IMS)

III. Uraian Materi

1. Infertilitas
2. Infeksi Menular Seksual (IMS)
IV. Strategi Pembelajaran Mikro

No Tahapan Interaksi Belajar Mengajar Metode Pembelajaran


Media Evaluasi Alokasi Waktu Sumber
Pembelaja Dosen Mahasiswa Pembelaja Belajar Teori Praktek Lapa Belajar
Ran ran ngan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Pendahuluan Menyapa Menyapa Dosen Metode simulasi, Laptop, Test Lisan 100 2 x 100 BU 6,7
Kegiatan Awal: mahasiswa mendengarkan demonstrasi, role LCD dll. menit
menjelaskan penjelasan Dosen play dan bed side menit
a. Motivasi
b. Apresepsi mencakup materi teaching.
c. Tujuan pertemuan ke IV
d. Deskripsi menjelaskan kaian
e. Relevansi topik dengan
materi lainnya atau
materi sebelumnya
menjelaskan
manfaat dan
relevansi
mempelajari
menjelaskan TIU
dan TIK
2 Penyajian  Menyampaiakn Mendengar dan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 6,7
(kegiatan lain ) materi belajar menjawab demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
lanjut sesuai dengan pertanyaan dosen play dan bed side
pokok bahasan teaching.
secara sistematis
dan menarik
 Memberikan
kesempatan bagi
mahasiswa
untuk bertanya
 Memberikan
umpan balik atas
pertanyaan yang
disampaikan
 Memfasilitasi
interaksi/diskusi
antara
mahasiswa
dalam
memahami
materi yang
telah
disampaikan
 Menciptakan
suasana belajar
yang telah
disiapkan
 Memfasilitasi
mahasiswa yang
mengalami
kesulitan dalam
pembelajaran
sesuai materi

3 Penutup  Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 6,7
(kegiatan akhir) atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
: menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
materi mengerjakan tugas teaching.
a. Simpulan  Melakukan yang diberikan.
b. Umpan balik
c. Tindak lanjut
penilaian
terhadap
kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
 Memberikan
penugasan
 Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
dating
V. Evaluasi
Soal :
1. Apa yang dimaksud dengan infertilitasi ?
2. Apa yang dimaksud dengan Infeksi Menular Seksual (IMS) ?

VI. Bahan Ajar


(Terlampir)

VII. Buku Utama


1. Fitria (2007) Kesehatan Reproduksi: Jakarta. Pustaka Rihama
2. Lestadi (2009) Kesehatan Reproduksi Wanita : Jakarta. EGC

VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)


1. Identitas mata Kuliah
Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi dan KB
Semester : II ( Dua)
Beban Studi : 4 SKS
Pertemuan :V
Pokok Bahasan : Masalah-masalah Kesehatan Reproduksi
Sub pokok Bahasan : Masalah-masalah Kesehatan Reproduksi
1. Gangguan haid
2. Pelvic Inflamatry Deseases (PID)
Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami masalah - masalah kesehatan reproduksi yang
sering terjadi.

Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu menjelaskan masalah-masalah kesehatan reproduksi.

Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan masalah-
masalah kesehatan reproduksi yang sering terjadi.

II. Peta Konsep

Masalah-masalah Kesehatan
Pelvic Inflamatry
Gangguan Haid Deseases (PID)

II. Uraian Materi


1. Gangguan Haid
2. Pelvic Inflamatry Deseases (PID)

IV. Strategi Pembelajaran Mikro

No Tahapan Interaksi Belajar Mengajar Metode Pembelajaran


Media Evaluasi Alokasi Waktu Sumber
Pembelaja Dosen Mahasiswa Pembelaja Belajar Teori Praktek Lapa Belajar
Ran ran ngan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Pendahuluan Menyapa Menyapa Dosen Metode simulasi, Laptop, Test Lisan 100 2 x 100 BU 6,7
Kegiatan Awal: mahasiswa mendengarkan demonstrasi, role LCD dll. menit menit
a. Motivasi menjelaskan penjelasan Dosen play dan bed side
b. Apresepsi mencakup materi teaching.
c. Tujuan pertemuan ke V
d. Deskripsi menjelaskan kaian
e. Relevansi topik dengan
materi lainnya atau
materi sebelumnya
menjelaskan
manfaat dan
relevansi
mempelajari
menjelaskan TIU
dan TIK
2 Penyajian  Menyampaiakn Mendengar dan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 6,7
(kegiatan lain ) materi belajar menjawab demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
lanjut sesuai dengan pertanyaan dosen play dan bed side
pokok bahasan teaching.
secara sistematis
dan menarik
 Memberikan
kesempatan bagi
mahasiswa
untuk bertanya
 Memberikan
umpan balik atas
pertanyaan yang
disampaikan
 Memfasilitasi
interaksi/diskusi
antara
mahasiswa
dalam
memahami
materi yang
telah
disampaikan
 Menciptakan
suasana belajar
yang telah
disiapkan
 Memfasilitasi
mahasiswa yang
mengalami
kesulitan dalam
pembelajaran
sesuai materi

3 Penutup  Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 6,7
(kegiatan akhir) atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
: menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
materi mengerjakan tugas teaching.
a. Simpulan  Melakukan yang diberikan.
b. Umpan balik
c. Tindak lanjut
penilaian
terhadap
kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
 Memberikan
penugasan
 Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
dating
V. Evaluasi
Soal :
1.Jelaskan yang dimaksud dengan gangguan haid ?
2. Jelaskan yang dimaksud dengan pelvic inflamatry deseases ?

VI. Bahan Ajar


(Terlampir)

VII. Buku Utama


Fitria (2007) Kesehatan Reproduksi: Jakarta. Pustaka Rihama
Lestadi (2009) Kesehatan Reproduksi Wanita : Jakarta. EGC

VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)


1. Identitas mata Kuliah
Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi dan KB
Semester : II ( Dua)
Beban Studi : 4 SKS
Pertemuan : VI
Pokok Bahasan : Masalah-masalah Kesehatan Reproduksi
Sub pokok Bahasan : Masalah-masalah kesehatan Reproduksi
1. Unwated Pregnancy dan Aborsi
2. Hormon Replacement Therapi (HRT)
Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami masalah - masalah kesehatan reproduksi
yang sering terjadi.

Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu menjelaskan masalah- masalah kesehatan reproduksi yang
sering terjadi.

Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan masalah-
masalah kesehatan reproduksi yang sering terjadi.

II. Peta Konsep

Masalah-masalah Kesehatan
Unwated pregnancy Hormon Replacement
dan aborsi Therapi (HRT)

III. Uraian Materi

1. Unwated Pregnancy dan aborsi


2. Hormon replacement therapy (HRT)
IV. Strategi Pembelajaran Mikro

No Tahapan Interaksi Belajar Mengajar Metode Pembelajaran


Media Evaluasi Alokasi Waktu Sumber
Pembelaja Dosen Mahasiswa Pembelaja Belajar Teori Praktek Lapa Belajar
Ran ran ngan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Pendahuluan Menyapa Menyapa Dosen Metode simulasi, Laptop, Test Lisan 100 2 x 100 BU 6,7
Kegiatan Awal: mahasiswa mendengarkan demonstrasi, role LCD dll. menit
menjelaskan penjelasan Dosen play dan bed side menit
a. Motivasi
b. Apresepsi mencakup materi teaching.
c. Tujuan pertemuan ke VI
d. Deskripsi menjelaskan kaian
e. Relevansi topik dengan
materi lainnya atau
materi sebelumnya
menjelaskan
manfaat dan
relevansi
mempelajari
menjelaskan TIU
dan TIK
2 Penyajian  Menyampaiakn Mendengar dan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 6,7
(kegiatan lain ) materi belajar menjawab demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
lanjut sesuai dengan pertanyaan dosen play dan bed side
pokok bahasan teaching.
secara sistematis
dan menarik
 Memberikan
kesempatan bagi
mahasiswa
untuk bertanya
 Memberikan
umpan balik atas
pertanyaan yang
disampaikan
 Memfasilitasi
interaksi/diskusi
antara
mahasiswa
dalam
memahami
materi yang
telah
disampaikan
 Menciptakan
suasana belajar
yang telah
disiapkan
 Memfasilitasi
mahasiswa yang
mengalami
kesulitan dalam
pembelajaran
sesuai materi

3 Penutup  Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 6,7
(kegiatan akhir) atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
: menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
materi mengerjakan tugas teaching.
a. Simpulan  Melakukan yang diberikan.
b. Umpan balik
c. Tindak lanjut
penilaian
terhadap
kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
 Memberikan
penugasan
 Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
dating
V. Evaluasi
Soal :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan unwated pregnancy dan aborsi ?
2. Jelaskan yang dimaksud dengan hormon replacement therapi ?

VI. Bahan Ajar


(Terlampir)

VII. Buku Utama


1. Fitria (2007) Kesehatan Reproduksi: Jakarta. Pustaka Rihama
2. Lestadi (2009) Kesehatan Reproduksi Wanita : Jakarta. EGC

VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)


1. Identitas mata Kuliah
Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi dan KB
Semester : II ( Dua)
Beban Studi : 4 SKS
Pertemuan : VII
Pokok Bahasan : Deteksi Dini Gangguan Kesehatan
Sub pokok Bahasan : Deteksi Dini Gangguan Kesehatan
Reproduksi
1. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
2. Pap Smear/IVA
Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu menjelaskan deteksi dini gangguan kesehatan

Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu memahami dan melakukan deteksi dini gangguan kesehatan
reproduksi

Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan
deteksi dini gangguan kesehatan reproduksi

II. Peta Konsep

Asuhan Kebidanan Pada


Perempuan
Pemeriksaan
Pap Smear/IVA
Payudara Sendiri
(SADARI)

III. Uraian Materi

1. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)


2. Pap Smear/IVA
IV. Strategi Pembelajaran Mikro

No Tahapan Interaksi Belajar Mengajar Metode Pembelajaran


Media Evaluasi Alokasi Waktu Sumber
Pembelaja Dosen Mahasiswa Pembelaja Belajar Teori Praktek Lapa Belajar
Ran ran ngan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Pendahuluan Menyapa Menyapa Dosen Metode simulasi, Laptop, Test Lisan 100 2 x 100 BU 5,6
Kegiatan Awal: mahasiswa mendengarkan demonstrasi, role LCD dll. menit
menjelaskan penjelasan Dosen play dan bed side menit
a. Motivasi
b. Apresepsi mencakup materi teaching.
c. Tujuan pertemuan ke VII
d. Deskripsi menjelaskan kaian
e. Relevansi topik dengan
materi lainnya atau
materi sebelumnya
menjelaskan
manfaat dan
relevansi
mempelajari
menjelaskan TIU
dan TIK
2 Penyajian  Menyampaiakn Mendengar dan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 5,6
(kegiatan lain ) materi belajar menjawab demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
lanjut sesuai dengan pertanyaan dosen play dan bed side
pokok bahasan teaching.
secara sistematis
dan menarik
 Memberikan
kesempatan bagi
mahasiswa
untuk bertanya
 Memberikan
umpan balik atas
pertanyaan yang
disampaikan
 Memfasilitasi
interaksi/diskusi
antara
mahasiswa
dalam
memahami
materi yang
telah
disampaikan
 Menciptakan
suasana belajar
yang telah
disiapkan
 Memfasilitasi
mahasiswa yang
mengalami
kesulitan dalam
pembelajaran
sesuai materi

3 Penutup  Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 5,6
(kegiatan akhir) atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
: menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
materi mengerjakan tugas teaching.
a. Simpulan  Melakukan yang diberikan.
b. Umpan balik
c. Tindak lanjut
penilaian
terhadap
kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
 Memberikan
penugasan
 Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
dating
V. Evaluasi
Soal :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan SADARI dan cara melakukan pemriksaan nya.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Pap Smear/IVA dan cara melakukan pemeriksaan ?

VI. Bahan Ajar


(Terlampir)

VII. Buku Utama


1. Eny, Kusmiran. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika
2. Fitria (2007) Kesehatan Reproduksi: Jakarta. Pustaka Rihama

VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)


1. Identitas mata Kuliah
Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi dan KB
Semester : II ( Dua)
Beban Studi : 4 SKS
Pertemuan : VIII
Pokok Bahasan : Pemeriksaan Sadari
Sub pokok Bahasan : Pemeriksaan Sadari
1. Pengertian pemeriksaan deteksi dini kanker payudara dengan
pemeriksaan payudara sendiri
2. Tujuan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
3. Resiko wanita terjadi kanker payudara
4. Tanda-tanda perubahan payudara yang perlu diwaspadai
5. Alat-alat, pasien dan bidan pada pemeriksaan payudara
6. Prosedur pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
7. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sesuai prosedur
8. Menjelaskan dokumentasi tindakan yang dilakukan dengan benar
Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan SADARI

Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan SADARI

Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan
pemeriksaan SADARI.

II. Peta Konsep

Pemeriksaan SADARI
DEFENISI Tujuan Resiko Tanda-tanda Alat-alat,
Prosedur Dokumenta
wanita perubahan pasien dan
SADARI si
terjadi payudara bidan pada
kanker yang perlu pemeriksaa
payudara diwaspadai n payudara

III. Uraian Materi


1. Pengertian pemeriksaan deteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaan payudara sendiri ( SADARI)
2. Tujuan pemeriksaan payudara sendiri( SADARI)
3. Resiko wanita terjadi kanker payudara
4. Tanda – tanda perubahan payudara yang perlu diwaspadai
5. Alat-alat, pasien dan bidan pada pemeriksaan payudara
6. Prosedur pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
7. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sesuai prosedur
8. Menjelaskan dokumentasi tindakan yang dilakukan dengan benar
IV. Strategi Pembelajaran Mikro

No Tahapan Interaksi Belajar Mengajar Metode Pembelajaran


Media Evaluasi Alokasi Waktu Sumber
Pembelaja Dosen Mahasiswa Pembelaja Belajar Teori Praktek Lapa Belajar
Ran ran ngan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Pendahuluan Menyapa Menyapa Dosen Metode simulasi, Laptop, Test Lisan 100 2 x 100 BU 6,7
Kegiatan Awal: mahasiswa mendengarkan demonstrasi, role LCD dll. menit
menjelaskan penjelasan Dosen play dan bed side menit
a. Motivasi
b. Apresepsi mencakup materi teaching.
c. Tujuan pertemuan ke VIII
d. Deskripsi menjelaskan kaian
e. Relevansi topik dengan
materi lainnya atau
materi sebelumnya
menjelaskan
manfaat dan
relevansi
mempelajari
menjelaskan TIU
dan TIK
2 Penyajian  Menyampaiakn Mendengar dan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 6,7
(kegiatan lain ) materi belajar menjawab demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
lanjut sesuai dengan pertanyaan dosen play dan bed side
pokok bahasan teaching.
secara sistematis
dan menarik
 Memberikan
kesempatan bagi
mahasiswa
untuk bertanya
 Memberikan
umpan balik atas
pertanyaan yang
disampaikan
 Memfasilitasi
interaksi/diskusi
antara
mahasiswa
dalam
memahami
materi yang
telah
disampaikan
 Menciptakan
suasana belajar
yang telah
disiapkan
 Memfasilitasi
mahasiswa yang
mengalami
kesulitan dalam
pembelajaran
sesuai materi

3 Penutup  Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 6,7
(kegiatan akhir) atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
: menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
materi mengerjakan tugas teaching.
a. Simpulan  Melakukan yang diberikan.
b. Umpan balik
c. Tindak lanjut
penilaian
terhadap
kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
 Memberikan
penugasan
 Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
dating
V. Evaluasi
Soal :
1. Apa yang dimaksud dengan Pemeriksaa SADARI ?
2. Bagaiamana Prosedur pemeriksaan SADARI ?
9. Sebutkan Tanda – tanda perubahan payudara yang perlu diwaspadai

VI. Bahan Ajar


(Terlampir)

VII. Buku Utama


1. Fitria (2007) Kesehatan Reproduksi: Jakarta. Pustaka Rihama
2. Lestadi (2009) Kesehatan Reproduksi Wanita : Jakarta. EGC

VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

1. Identitas mata Kuliah


Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi dan KB
Semester : II ( Dua)
Beban Studi : 4 SKS
Pertemuan :X
Pokok Bahasan : Asuhan Kebidanan pada perempuan
Sub pokok Bahasan : Sistem reproduksi dalam perspektif gender
1. Siklus kesehatan wanita, konsepsi, bayi, anak, remaja, dewasa, dan usia
lanjut
2. Perubahan yang terjadi pada setiap tahap
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami Asuhan kebidanan pada perempuan

Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan kebidanan pada perempuan

Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan sistem
reproduksi dalam perspektif gender.

II. Peta Konsep

Asuhan Kebidanan Pada


Perempuan
System reproduksi dalam perspektif
gender

Siklus kesehatan Perubahan yang


Faktor-faktor yang
wanita, Konsepsi, terjadi pada setiap
mempengaruhi
bayi, anak, remaja, tahap
dewasa, usia lanjut

III. Uraian Materi

1. Siklus Kesehatan wanita, konsepsi, bayi, anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut
2. Perubahan yang terjadi pada setiap tahap
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
IV. Strategi Pembelajaran Mikro

No Tahapan Interaksi Belajar Mengajar Metode Pembelajaran


Media Evaluasi Alokasi Waktu Sumber
Pembelaja Dosen Mahasiswa Pembelaja Belajar Teori Praktek Lapa Belajar
Ran ran ngan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Pendahuluan Menyapa Menyapa Dosen Metode simulasi, Laptop, Test Lisan 100 2 x 100 BU 5,6
Kegiatan Awal: mahasiswa mendengarkan demonstrasi, role LCD dll. menit
menjelaskan penjelasan Dosen play dan bed side menit
a. Motivasi
b. Apresepsi mencakup materi teaching.
c. Tujuan pertemuan ke X
d. Deskripsi menjelaskan kaian
e. Relevansi topik dengan
materi lainnya atau
materi sebelumnya
menjelaskan
manfaat dan
relevansi
mempelajari
menjelaskan TIU
dan TIK
2 Penyajian  Menyampaiakn Mendengar dan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 5,6
(kegiatan lain ) materi belajar menjawab demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
sesuai dengan pertanyaan dosen play dan bed side
pokok bahasan teaching.
secara sistematis
dan menarik
 Memberikan
kesempatan bagi
mahasiswa
untuk bertanya
 Memberikan
umpan balik atas
pertanyaan yang
disampaikan
 Memfasilitasi
interaksi/diskusi
antara
mahasiswa
dalam
memahami
materi yang
telah
disampaikan
 Menciptakan
suasana belajar
yang telah
disiapkan
 Memfasilitasi
mahasiswa yang
mengalami
kesulitan dalam
pembelajaran
sesuai materi

3 Penutup  Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 5,6
(kegiatan akhir) atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
: menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
materi mengerjakan tugas teaching.
a. Simpulan  Melakukan yang diberikan.
b. Umpan balik
c. Tindak lanjut
penilaian
terhadap
kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
 Memberikan
penugasan
 Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
dating
V. Evaluasi
Soal :
1. Apa yang dimaksud dengan asuhan kebidanan pada perempuan ?
2. Sebutkan siklus kesehatan wanita ?

VI. Bahan Ajar


(Terlampir)

VII. Buku Utama


1. Eny, Kusmiran. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika
2. Fitria (2007) Kesehatan Reproduksi: Jakarta. Pustaka Rihama

VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)


1. Identitas mata Kuliah
Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi dan KB
Semester : II ( Dua)
Beban Studi : 4 SKS
Pertemuan : XI
Pokok Bahasan : Konsep Pelayanan Keluarga Berencana
Sub pokok Bahasan : Konsep Pelayanan Keluarga Berencana
1. Pengertian KB
2. Tujuan KB
3. Sasaran KB
4. Ruang lingkup KB
Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami Konsep pelayanan Keluarga Berencana

Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu menjelaskan Konsep Pelayanana Keluarga Berencana

Indikator Keberhasilan :Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan konsep
pelayanan keluarga berencana

II. Peta Konsep

Konsep Pelayanan Keluarga


Berencana
DEFENISI Tujuan Sasaran Ruang
lingkup

III. Uraian Materi

1. Pengertian KB
2. Tujuan KB
3. Sasaran KB
4. Ruang Lingkup KB
IV. Strategi Pembelajaran Mikro

No Tahapan Interaksi Belajar Mengajar Metode Pembelajaran


Media Evaluasi Alokasi Waktu Sumber

Pembelaja Dosen Mahasiswa Pembelaja Belajar Teori Praktek Lapa Belajar

Ran ran ngan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Pendahuluan Kegiatan
Menyapa Menyapa Dosen Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 10,11
Awal: mahasiswa mendengarkan demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit
menjelaskan penjelasan Dosen play dan bed side menit
a. Motivasi mencakup materi teaching.
b. Apresepsi pertemuan ke XI
c. Tujuan
menjelaskan kaian
d. Deskripsi
e. Relevansi topik dengan
materi lainnya atau
materi sebelumnya
menjelaskan
manfaat dan
relevansi
mempelajari
menjelaskan TIU
dan TIK

2 Penyajian (kegiatan  Menyampaiakn Mendengar dan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 10,11
lain ) materi belajar menjawab demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
sesuai dengan pertanyaan dosen play dan bed side
pokok bahasan teaching.
secara sistematis
dan menarik
 Memberikan
kesempatan bagi
mahasiswa
untuk bertanya
 Memberikan
umpan balik atas
pertanyaan yang
disampaikan
 Memfasilitasi
interaksi/diskusi
antara
mahasiswa
dalam
memahami
materi yang
telah
disampaikan
 Menciptakan
suasana belajar
yang telah
disiapkan
 Memfasilitasi
mahasiswa yang
mengalami
kesulitan dalam
pembelajaran
sesuai materi

3 Penutup (kegiatan  Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 10,11
akhir) : atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
a. Simpulan materi mengerjakan tugas teaching.
b. Umpan balik
c. Tindak lanjut  Melakukan
penilaian yang diberikan.
terhadap
kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
 Memberikan
penugasan
 Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
datang
V. Evaluasi
Soal :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan keluarga berencana ?
2. Jelaskan tujuan dari keluarga berencana ?

VI. Bahan Ajar


(Terlampir)

VII. Buku Utama


Niken, Melani dkk. (2010). Pelayanan Kelurga Berencana, Yogyakarta: Fitramaya
Handayani (2010) Buku ajar pelayanan Kelurga Berencana : Yogyakarta. Pustaka Rihama

VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)


1. Identitas mata Kuliah
Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi dan KB
Semester : II ( Dua)
Beban Studi : 4 SKS
Pertemuan : XII
Pokok Bahasan : Konsep Pelayanan Keluarga Berencana
Sub pokok Bahasan : Konsep Pelayanan Keluarga Berencana
1. Strategi KB
2. Dampak KB
3. KIE dalam pelayanan KB
Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami Konsep pelayanan Keluarga Berencana

Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu menjelaskan Konsep Pelayanana Keluarga Berencana

Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan
pelayanan KIE pada pelayanan keluarga berencana

II. Peta Konsep

Konsep Pelayanan Keluarga


Berencana
Strategi KB Dampak KIE dalam
KB pelayanan KB

III. Uraian Materi

1. Strategi KB
2. Dampak KB
3. KIE dalam pelayanan KB
IV. Strategi Pembelajaran Mikro

No Tahapan Interaksi Belajar Mengajar Metode Pembelajaran


Media Evaluasi Alokasi Waktu Sumber

Pembelaja Dosen Mahasiswa Pembelaja Belajar Teori Praktek Lapa Belajar

Ran ran ngan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Pendahuluan Menyapa Menyapa Dosen Metode simulasi, Laptop, Test Lisan 100 2 x 100 BU 10,11
Kegiatan Awal: mahasiswa mendengarkan demonstrasi, role LCD dll. menit
menjelaskan penjelasan Dosen play dan bed side Menit
a. Motivasi mencakup materi teaching.
b. Apresepsi pertemuan ke XII
c. Tujuan
menjelaskan kaian
d. Deskripsi
e. Relevansi topik dengan
materi lainnya atau
materi sebelumnya
menjelaskan
manfaat dan
relevansi
mempelajari
menjelaskan TIU
dan TIK

2 Penyajian  Menyampaiakn Mendengar dan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 10,11
(kegiatan lain ) materi belajar menjawab demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
lanjut sesuai dengan pertanyaan dosen play dan bed side
pokok bahasan teaching.
secara sistematis
dan menarik
 Memberikan
kesempatan bagi
mahasiswa
untuk bertanya
 Memberikan
umpan balik atas
pertanyaan yang
disampaikan
 Memfasilitasi
interaksi/diskusi
antara
mahasiswa
dalam
memahami
materi yang
telah
disampaikan
 Menciptakan
suasana belajar
yang telah
disiapkan
 Memfasilitasi
mahasiswa yang
mengalami
kesulitan dalam
pembelajaran
sesuai materi

3 Penutup  Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 10,11
(kegiatan akhir) atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
: menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
materi mengerjakan tugas teaching.
a. Simpulan  Melakukan
b. Umpan balik penilaian yang diberikan.
c. Tindak lanjut terhadap
kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
 Memberikan
penugasan
 Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
datang
V. Evaluasi
Soal :
1. Bagaimana strategi dalam pelayanan keluarga berencana ?
2. Apa dampak dari keluarga berencana ?

VI. Bahan Ajar


(Terlampir)

VII. Buku Utama


1. Niken, Melani dkk. (2010). Pelayanan Kelurga Berencana, Yogyakarta: Fitramaya
2. Handayani (2010) Buku ajar pelayanan Kelurga Berencana : Yogyakarta. Pustaka Rihama

VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)


1. Identitas mata Kuliah
Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi dan KB
Semester : II ( Dua)
Beban Studi : 4 SKS
Pertemuan : XIII
Pokok Bahasan : Konsep Pelayanan Keluarga Berencana
Sub pokok Bahasan : Metode sederhana
1. Metode kalender
2. Metode kontrasepsi suhu basal
3. Metode lendir serviks
Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami Konsep pelayanan Keluarga Berencana

Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu menjelaskan Konsep Pelayanana Keluarga Berencana dengan
metode sederhana

Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan konsep
pelayanan keluarga berencana dengan metode sederhana

II. Peta Konsep

Konsep Pelayanan Keluarga


Berencana
Metode
Sederhana

Metode Metode Metode lendir


kalender kontrasepsi suhu serviks
basal tubuh

III. Uraian Materi

1. Strategi KB
2. Dampak KB
3. KIE dalam pelayanan KB
IV. Strategi Pembelajaran Mikro

No Tahapan Interaksi Belajar Mengajar Metode Pembelajaran


Media Evaluasi Alokasi Waktu Sumber

Pembelaja Dosen Mahasiswa Pembelaja Belajar Teori Praktek Lapa Belajar

Ran ran ngan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Pendahuluan Menyapa Menyapa Dosen Metode simulasi, Laptop, Test Lisan 100 2 x 100 BU 12,13
Kegiatan Awal: mahasiswa mendengarkan demonstrasi, role LCD dll. menit
menjelaskan penjelasan Dosen play dan bed side menit
a. Motivasi mencakup materi teaching.
b. Apresepsi pertemuan ke XIII
c. Tujuan
menjelaskan kaian
d. Deskripsi
e. Relevansi topik dengan
materi lainnya atau
materi sebelumnya
menjelaskan
manfaat dan
relevansi
mempelajari
menjelaskan TIU
dan TIK

2 Penyajian  Menyampaiakn Mendengar dan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 12,13
(kegiatan lain ) materi belajar menjawab demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
sesuai dengan pertanyaan dosen play dan bed side
pokok bahasan teaching.
secara sistematis
dan menarik
 Memberikan
kesempatan bagi
mahasiswa
untuk bertanya
 Memberikan
umpan balik atas
pertanyaan yang
disampaikan
 Memfasilitasi
interaksi/diskusi
antara
mahasiswa
dalam
memahami
materi yang
telah
disampaikan
 Menciptakan
suasana belajar
yang telah
disiapkan
 Memfasilitasi
mahasiswa yang
mengalami
kesulitan dalam
pembelajaran
sesuai materi

3 Penutup  Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 12,13
(kegiatan akhir) atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
: menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
materi mengerjakan tugas teaching.
a. Simpulan  Melakukan
b. Umpan balik penilaian yang diberikan.
c. Tindak lanjut terhadap
kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
 Memberikan
penugasan
 Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
dating
V. Evaluasi
Soal :
1. Apakah yang dimaksud dengan metode sederhana.
2. Jelaskan yang dimaksud dengan metode kontrasepsi suhu basal tubuh.
3. Sebutkan macam – macam alat kontrasepsi dengan metode sederhana.

VI. Bahan Ajar


(Terlampir)

VII. Buku Utama


Anggriani (2012) Pelayanan Keluarga Berencana : Yogyakarta. Rohima Press.
Hanafi (2010) KB dan Kontrasepsi : Jakarta. Sinar Harapan.

VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)


1. Identitas mata Kuliah
Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi dan KB
Semester : II ( Dua)
Beban Studi : 4 SKS
Pertemuan : XIV
Pokok Bahasan : Konsep Pelayanan Keluarga Berencana
Sub pokok Bahasan : Metode sederhana
1. Metode simpoternal
2. Coitus interruptus
3. Kondom pria

Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami Konsep pelayanan Keluarga Berencana

Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu menjelaskan Konsep Pelayanana Keluarga Berencana dengan
metode sederhana

Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan defenisi,
keuntungan dan kerugian keluarga berencana dengan metode sederhana

II. Peta Konsep

Konsep Pelayanan Keluarga


Berencana
Metode
Sederhana

Metode Metode coitus Kondom pria


simpoternal interruptus

III. Uraian Materi

1. Metode simpoternal
2. Coitus interruptus
3. Kondom pria
IV. Strategi Pembelajaran Mikro

No Tahapan Interaksi Belajar Mengajar Metode Pembelajaran


Media Evaluasi Alokasi Waktu Sumber

Pembelaja Dosen Mahasiswa Pembelaja Belajar Teori Praktek Lapa Belajar

Ran Ran ngan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Pendahuluan Menyapa Menyapa Dosen Metode simulasi, Laptop, Test Lisan 100 2 x 100 BU 12,13
Kegiatan Awal: mahasiswa mendengarkan demonstrasi, role LCD dll. menit
menjelaskan penjelasan Dosen play dan bed side menit
a. Motivasi mencakup materi teaching.
b. Apresepsi pertemuan ke XIV
c. Tujuan
menjelaskan kaian
d. Deskripsi
e. Relevansi topik dengan
materi lainnya atau
materi sebelumnya
menjelaskan
manfaat dan
relevansi
mempelajari
menjelaskan TIU
dan TIK

2 Penyajian  Menyampaiakn Mendengar dan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 12,13
(kegiatan lain ) materi belajar menjawab demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
sesuai dengan pertanyaan dosen play dan bed side
pokok bahasan teaching.
secara sistematis
dan menarik
 Memberikan
kesempatan bagi
mahasiswa
untuk bertanya
 Memberikan
umpan balik atas
pertanyaan yang
disampaikan
 Memfasilitasi
interaksi/diskusi
antara
mahasiswa
dalam
memahami
materi yang
telah
disampaikan
 Menciptakan
suasana belajar
yang telah
disiapkan
 Memfasilitasi
mahasiswa yang
mengalami
kesulitan dalam
pembelajaran
sesuai materi

3 Penutup  Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 12,13
(kegiatan akhir) atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
: menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
materi mengerjakan tugas teaching.
a. Simpulan  Melakukan
b. Umpan balik penilaian yang diberikan.
c. Tindak lanjut terhadap
kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
 Memberikan
penugasan
 Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
datang
V. Evaluasi
Soal :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan metode simptoternal ?

2. Jelaskan yang dimaksud dengan coitus interuptus ?

VI. Bahan Ajar


(Terlampir)

VII. Buku Utama


1. Anggriani (2012) Pelayanan Keluarga Berencana : Yogyakarta. Rohima Press.
2. Hanafi (2010) KB dan Kontrasepsi : Jakarta. Sinar Harapan.

VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)


1. Identitas mata Kuliah
Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi dan KB
Semester : II ( Dua)
Beban Studi : 4 SKS
Pertemuan : XV
Pokok Bahasan : Konsep Pelayanan Keluarga Berencana
Sub pokok Bahasan : Metode modern
1. Metode oral kontrasepsi (pil)
2. Kontrasepsi suntik
3. Kontrasepsi implant
4. Kontrasepsi AKDR (IUD)
Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami Konsep pelayanan Keluarga Berencana
metode modern

Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu menjelaskan Konsep Pelayanana Keluarga Berencana dengan
metode modern

Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan
pemberian pelayanan keluarga berencana dengan metode modern

II. Peta Konsep

Konsep Pelayanan Keluarga


Berencana
Metode Modern

Oral Kontrasepsi Kontrasepsi Kontrasepsi


kontrasepsi Suntik Implant AKDR (IUD)

III. Uraian Materi

1. Oral Kontrasepsi(Pil)
2. Kontrasepsi Suntik
3. Kontrasepsi Implant
4. Kontrasepsi AKDR (IUD)
IV. Strategi Pembelajaran Mikro

No Tahapan Interaksi Belajar Mengajar Metode Pembelajaran


Media Evaluasi Alokasi Waktu Sumber

Pembelaja Dosen Mahasiswa Pembelaja Belajar Teori Praktek Lapa Belajar

Ran Ran ngan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Pendahuluan Kegiatan
Menyapa Menyapa Dosen Metode simulasi, Laptop, Test Lisan 100 2 x 100 BU 12,13
Awal: mahasiswa mendengarkan demonstrasi, role LCD dll. menit
menjelaskan penjelasan Dosen play dan bed side menit
a. Motivasi mencakup materi teaching.
b. Apresepsi pertemuan ke XV
c. Tujuan
menjelaskan kaian
d. Deskripsi
e. Relevansi topik dengan
materi lainnya atau
materi sebelumnya
menjelaskan
manfaat dan
relevansi
mempelajari
menjelaskan TIU
dan TIK

2 Penyajian  Menyampaiakn Mendengar dan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 12,13
(kegiatan lain ) materi belajar menjawab demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
sesuai dengan pertanyaan dosen play dan bed side
pokok bahasan teaching.
secara sistematis
dan menarik
 Memberikan
kesempatan bagi
mahasiswa
untuk bertanya
 Memberikan
umpan balik atas
pertanyaan yang
disampaikan
 Memfasilitasi
interaksi/diskusi
antara
mahasiswa
dalam
memahami
materi yang
telah
disampaikan
 Menciptakan
suasana belajar
yang telah
disiapkan
 Memfasilitasi
mahasiswa yang
mengalami
kesulitan dalam
pembelajaran
sesuai materi

3 Penutup  Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 12,13
(kegiatan akhir) : atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
a. Simpulan materi mengerjakan tugas teaching.
b. Umpan
balik  Melakukan
c. Tindak penilaian yang diberikan.
lanjut terhadap
kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
 Memberikan
penugasan
 Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
datang
V. Evaluasi
Soal :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan alat kontrasepsi dengan metode modern
2. Sbutkan macam-macam dari metode modern
3. Jelaskan keutnungan dan kerugian alat kontrasepsi dengan metode modern.

VI. Bahan Ajar


(Terlampir)

VII. Buku Utama


1. Anggriani (2012) Pelayanan Keluarga Berencana : Yogyakarta. Rohima Press.
2. Hanafi (2010) KB dan Kontrasepsi : Jakarta. Sinar Harapan.
3. Saifudin ( 2006). Buku Panduan praktis pelayanan kontrasepsi : JakartaYBPSP

VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan
2. Alat : Test
3. Bentuk : Subyektif

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)


1. Identitas mata Kuliah
Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi dan KB
Semester : II ( Dua)
Beban Studi : 4 SKS
Pertemuan : XVI
Pokok Bahasan : Konsep Pelayanan Keluarga Berencana
Sub pokok Bahasan : Metode Sterilisasi
1. Vasektomi
2. Tubektomi
3. Konseling dalam metode kontrasepsi
4. Pendokumentasian asuhan keluarga berencana
Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami Konsep pelayanan Keluarga Berencana

Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu menjelaskan Konsep Pelayanana Keluarga Berencana dengan
metode sterilisasi

Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan
pemasangan pelayanan keluarga berencana dengan metode sterilisasi

II. Peta Konsep

Konsep Pelayanan Keluarga


Berencana
Metode
sederhana

Vasektomi Tubektomi Konseling Pendokumentasian

III. Uraian Materi

1. Vasektomi
2. Tubektomi
3. Konseling dalam metode kontrasepsi
4. Pendokumentasian asuhan keluarga berencana
IV. Strategi Pembelajaran Mikro

No Tahapan Interaksi Belajar Mengajar Metode Pembelajaran


Media Evaluasi Alokasi Waktu Sumber

Pembelaja Dosen Mahasiswa Pembelaja Belajar Teori Praktek Lapa Belajar

Ran Ran ngan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Pendahuluan Kegiatan
Menyapa Menyapa Dosen Metode simulasi, Laptop, Test Lisan 100 2 x 100 BU 14,15
Awal: mahasiswa mendengarkan demonstrasi, role LCD dll. menit
menjelaskan penjelasan Dosen play dan bed side menit
a. Motivasi mencakup materi teaching.
b. Apresepsi pertemuan ke
c. Tujuan
XVI menjelaskan
d. Deskripsi
e. Relevansi kaian topik
dengan materi
lainnya atau
materi
sebelumnya
menjelaskan
manfaat dan
relevansi
mempelajari
menjelaskan TIU
dan TIK

2 Penyajian  Menyampaiakn Mendengar dan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 14,15
(kegiatan lain ) materi belajar menjawab demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
sesuai dengan pertanyaan dosen play dan bed side
pokok bahasan teaching.
secara sistematis
dan menarik
 Memberikan
kesempatan bagi
mahasiswa
untuk bertanya
 Memberikan
umpan balik atas
pertanyaan yang
disampaikan
 Memfasilitasi
interaksi/diskusi
antara
mahasiswa
dalam
memahami
materi yang
telah
disampaikan
 Menciptakan
suasana belajar
yang telah
disiapkan
 Memfasilitasi
mahasiswa yang
mengalami
kesulitan dalam
pembelajaran
sesuai materi

3 Penutup  Merangkum Menyimpulkan Metode simulasi, Laptop, Test 100 2 x 100 BU 14,15
(kegiatan akhir) : atau materi demonstrasi, role LCD dll. Lisan menit menit
menyimpulkan pembelajaran dan play dan bed side
a. Simpulan materi mengerjakan tugas teaching.
b. Umpan  Melakukan yang diberikan.
balik
c. Tindak
penilaian
lanjut terhadap
kecapaian
tujuan
pembelajaran
atau
merefleksikan
kegiatan
belajar yang
telah
dilaksanakan
 Memberikan
penugasan
 Menyampaika
n rencana
pembelajaran
yang akan
dating
V. Evaluasi
Soal :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan metode sterilisasi
2. Sebutkan macam-macam dari metode sterilisasi
3. Jelaskan keuntungan dan kerugian alat kontrasepsi tubektomi dan vasektomi

VI. Bahan Ajar


(Terlampir)

VII. Buku Utama


1. Indrayani. (2014). Vasektomi Tindakan sederhana dan menguntungkan bagi pria:Jakarta. TIM
2. Saifuddin (2006). Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi: Jakarta YBPSP

VIII. Evalusi
1. Jenis : Lisan

2. Alat : Test

3. Bentuk : Subyektif
MATERI PERKULIAHAN

1.1 Konsep Kesehatan Reproduksi


A. Pengertian Kesehatan Reproduksi

Istilah reproduksi berasal dari kata “re” yang artinya kembali dan kata produksi yang
artinya membuat atau menghasilkan. Jadi istilah reproduksi mempunyai arti suatu proses
kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya. Sedangkan yang
disebut organ reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi untuk reproduksi manusia.

Menurut BKKBN, (2001), defenisi kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik,
mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem
dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan
kecacatan.

Menurut ICPD (1994) kesehatan reproduksi adalah sebagai hasil akhir keadaan sehat
sejahtera secara fisik, mental, dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan
dalam segala hal yang terkait dengan sistem, fungsi serta proses reproduksi.

Menurut Drs. Syaifuddin kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan dimana
suatu kegiatan organ kelamin laki-laki dan perempuan yang khususnya testis menghasilkan
spermatozoid dan ovarium menghasilkan sel kelamin perempuan.

Menurut Ida Bagus Gde Manuaba, 1998 kesehatan reproduksi adalah kemampuan
seseorang untuk dapat memanfaatkan alat reproduksi dengan mengukur kesuburannya dapat
menjalani kehamilannya dan persalinan serta aman mendapatkan bayi tanpa resiko apapun (Well
Health Mother Baby) dan selanjutnya mengembalikan kesehatan dalam batas normal.
Menurut WHO kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya.

Menurut Depkes RI, 2000 kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara
menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi
serta proses reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari
penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan
memuaskan sebelum dan sesudah menikah..

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan
kehidupan sosial,yang berkaitan dengan alat,fungsi serta proses reproduksi. Dengan demikian
kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi bebas dari penyakit,melainkan bagaimana seseorang
dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum menikah dan sesudah
menikah.

B. Hak-Hak Reproduksi
Hak-hak reproduksi menurut kesepakatan dalam Konferensi International Kependudukan
dan Pembangunan bertujuan untuk mewujudkan kesehatan bagi individu secara utuh, baik
kesehatan jasmani maupun rohani, meliputi :
1. Hak mendapatkan informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi.
2. Hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi

3. Hak kebebasan berfikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi.

4. Hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan.

5. Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kelahiran anak.

6. Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan kehidupan reproduksinya.


7. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan
dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksual.

8. Hak mendapatkan manfaat kemajuan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan


kesehatan reproduksi.

9. Hak atas pelayanan dan kehidupan reproduksinya.

10. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga.

11. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga dan
kehidupan reproduksi.

12. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan
dengan kesehatan reproduksi.

Menurut BKKBN 2000, kebijakan teknis operasional di Indonesia, untuk mewujudkan


pemenuhan hak-hak reproduksi :

1. Promosi hak-hak reproduksi


Dilaksanakan dengan menganalisis perundang-undangan, peraturan dan kebijakan yang
saat ini berlaku apakah sudah seiring dan mendukung hak-hak reproduksi dengan tidak
melupakan kondisi lokal sosial budaya masyarakat. Pelaksanaan upaya pemenuhan hak
reproduksi memerlukan dukungan secara politik, dan legislatif sehingga bisa tercipta undang-
undang hak reproduksi yang memuat aspek pelanggaran hak-hak reproduksi.

2. Advokasi hak-hak reproduksi


Advokasi dimaksudkan agar mendapatkan komitmen dari para tokoh politik, tokoh
agama, tokoh masyarakat, LSM/LSOM dan swasta. Dukungan swasta dan LSM sangat
dibutuhkan karena ruang gerak pemerintah lebih terbatas. Dukungan para tokoh sangat
membantu memperlancar terciptanya pemenuhan hak-hak reproduksi. LSM yang
memperjuangkan hak-hak reproduksi sangat penting artinya untuk terwujudnya pemenuhan
hak-hak reproduksi.
3. KIE hak-hak reproduksi
Dengan KIE diharapkan masyarakat semakin mengerti hak-hak reproduksi sehingga dapat
bersama-sama mewujudkannya.
4. Sistem pelayanan hak-hak reproduksi
Indikator terpenuhinya atau tidak terpenuhinya hak reproduksi digambarkan dalam derajat
kesehatan reproduksi masyarakat yang ditunjukkan dengan beberapa komponen berikut.
1. Angka kematian ibu/AKI (makin tinggi AKI semakin rendah derajat kesehatan
reproduksi
2. Angka kematian bayi/AKB (makin tinggi AKB makin rendah derajat kesehatan
reproduksi

3. Angka cakupan pelayanan KB dan patisipasi laki-laki dalam keluarga berencana


(makin rendah angka cakupan pelayanan KB, makin rendah kesehatan reproduksi)

4. Jumlah ibu hamil dengan 4T terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat jarak kehamilan,
dan terlalu banyak anak (makin tinggi jumlah ibu hamil dengan 4T, makin rendah
derajat kesehatan reproduksi)

5. Jumlah perempuan atau ibu hamil dengan masalah kesehatan terutama anemia dan
kurang energi kronis (semakin tinggi tingkat anemia dan energi kronis, semakin
rendah derajat kesehatan reproduksi)

6. Perlindungan bagi perempuan terhadap penularan penyakit menular seksual/PMS


(makin rendah perlindungan bagi perempuan, makin rendah derajat kesehatan
reproduksi)

7. Pemahaman laki-laki terhadap upaya pencegahan dan penularan PMS (makin


rendah pemahaman PMS pada laki-laki makin rendah derajat kesehatan reproduksi).
C. Perawatan Kesehatan Reproduksi

Perawatan Kesehatan Reproduksi adalah suatu kumpulan metode, teknik, dan pelayanan
yang mendukung kesehatan reproduksi dan kesejahteraan melalui pencegahan dan penanganan
masalah-masalah kesehatan reproduksi mencakup perawatan kesehatan seksual yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup dan hubungan antar pribadi. Bukan hanya perihal konseling dan
perawatan yang berhubungan dengan proses reproduksi dan penyakit menular secara seksual.

Perawatan kesehatan reproduksi perlu dilaksanakan pada jenjang perawatan kesehatan primer
yang mencakup berbagai pelayanan yang terkait satu sama lain yaitu sebagai berikut:
 Bimbingan dan pelaksanaan keluarga berencana, termasuk di dalamnya ialah
pemberian pendidikan, komunikasi informasi, konseling dan pelayanan
kontrasepsi.
 Pendidikan dan pelayanan prenatal.

 Penanganan proses kehamilan yang aman.

 Perawatan pasca natal khususnya pemberian ASI, perawatan kesehatan bayi, anak
dan ibu.

 Pencegahan dan pengobatan yang memadai terhadap kemandulan (infertilitas).

 Penanganan masalah aborsi.

 Pengobatan infeksi saluran reproduksi.

 Penyakit yang ditularkan secara seksual termasuk penyakit HIV/AIDS dan kanker
alat reproduksi.

 Informasi pendidikan dan konseling tentang seksualitas sesuai umur, termasuk


pengetahuan reproduksi bagi remaja agar menjadi orang tua yang bertanggung
jawab.
D. Indikator kesehatan reproduksi

Organisasi kesehatan dunia world health organization (WHO) telah membuat daftar
indikator kesehatan reproduksi secara global yang meliputi sebagai berikut:
 Total fertility rate (TFR)
 Prevalensi kontrasepsi

 Rasio kematian ibu

 Persentase wanita yang berkunjung sekurang-kurangnya empat kali selama


kehamilan ke pelayanan kesehatan sehubungan dengan kehamilan.

 Persentase kelahiran yang ditolong oleh tenaga ksehatan profesional

 Jumlah fasilitas yang berfungsi sebagai pelayanan obstetri esensial komprehensif


per 500.000 penduduk.

 Angka kematian perinatal.

 Persentase kelahiran bayi hidup dengan berat lahir rendah.

 Prevalensi tes serologi positif pada ibu hamil yang berkunjung ke prenatal care.

 Persentase wanita usia reproduksi yang di skrining kadar hemoglobinnya untuk


mendeteksi yang terkena anemia.

 Persentase tenaga obstetri dan ginekologi yang melakukan aborsi.

 Laporan prevalensi wanita dengan femmale genital mutilation.

 Persentase wanita usia reproduksi yang beresiko hamil yang dilaporkan mencoba
untuk hamil 2 tahun atau lebih. Laporan insidensi uretritis pada pria (usia 15-49
tahun) dan prevalensi HIV pada wanita hamil.
PERTEMUAN II

2.1 Konsep Gender Dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan

A. Pengertian Gender

Gender merupakan peran sosial dimana peran pria dan wanita ditentukan perbedaan
fungsi, perandan tanggung jawab pria dan wanita sebagai hasil konstruksi sosial yang dapat
berubah atau diubah sesuai perubahan zaman.Peran dan kedudukan sesorang yang dikonstrusikan
oleh masyarakatdan budayanya karena sesorang lahir sebagai pria atau wanita(WHO 1998) .

Dikenal ada tiga jenis peran gendersebagai berikut. :

1. Peran produktif adalah peran yang dilakukan oleh seseorang, menyangkut pekerjaan
yang menghasilkan barang dan jasa, baik untuk dikonsumsi maupun untuk
diperdagangkan. Peran ini sering pula disebut dengan peran di sektor publik.
2. Peran reproduktif adalah peran yang dijalankan oleh seseorang untuk kegiatann
yang berkaitan dengan pemeliharaan sumber daya manusia dan pekerjaan urusan
rumah tangga, seperti mengasuh anak, memasak, mencuci pakaian dan alat-alat
rumah tangga, menyetrika, membersihkan rumah, dan lain-lain. Peran reproduktif
ini disebut juga peran di sektor domestik.
3. Peran sosial adalah peran yang dilaksanakan oleh seseorang untuk berpartisipasi di
dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti gotong-royong dalam menyelesaikan
beragam pekerjaan yang menyangkut kepentingan bersama.

B. Proses Sosialisasi Gender

Setelah banyak menjabarkan mengenai konsep gender, ternyata konsep gender ini juga
tidak luput dari kekurangan, kosep gender telah mengundang pro dan kontra dari masyarakat
khususnya masyarakat yang berbudaya ketimuran dari dulu bahkan sampai sekarang, mereka
menganggap bahwa konsep yang dikandung gender hanyalah propaganda yang disebarkan untuk
merubah tatanan masyarakat khususnya pada masyarakat ketimuran. Hal ini terjadi karena
konsep gender ini muncul pertama kali didaerah barat. Konsep gender muncul dari gerakan-
gerakan kaum perempuan yang marah dan menuntut kedudukan yang sama dengan laki-laki,
kaum perempuan merasa hak-haknya banyak dirampas oleh kaum laki-laki. Di indonesia sendiri
jarang terjadi gerakan- gerakan gender seperti ini karena UUD 1945 telah menjamin sepenuhnya
hak-hak warga Indonesia. Selain alasan konsep gender tumbuh dan berkembang hanya pada
kebudayaan barat, masyarakat ketimuran juga menganggap gender
Sebagai sesuatu yang “berbahaya”, karena konsep gender berlawanan dengan budaya dan
agama, serta menyalahi kodrat. Disinilah peran komunikasi dibutuhkan dalam sosialisasi gender,
banyaknya pro dan kontra terjadi akibat pemahaman yang berbeda dalam masyarakat mengenai
konsep gender, komunikasi berperan untuk menyamakan makna dan pemahaman dalam
sosialisasi gender. Seperti yang dibahas sebelumnya bahwa soslisasi gender adalah proses
pembelajaran norma-norma dan nilai-nilai untuk membentuk sikap, perilaku dan kepribadian
seseorang, dalam rangka untuk menpelajari peranan-peranan dalam konstruksi sosial masyarakat
dan kemudian menjadi bagian dalam konstruksi masyarakat tersebut. Sedangkan, komunkasi
adalah proses bagaimana seorang komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan,
melalui media tertentu dan menghasilkan efek tertentu juga, keduanya mempunya makna yang
jauh berbeda jika dipisahkan, namun jika diletakkan secara beriringan, Komunikasi sosialisasi
gender tentunya juga punya arti yang bereda dari sebelumnya.
Komunikasi sosialisasi gender, adalah komunikasi yang pesan atau kontennya
mengandung konsep gender itu sendiri, jadi jika dijabarkan secara sederhana, gender atau konsep
gender adalah pesan yang akan disampaikan dari komunkaan-pertor ke komunikan, sedangkan
sosialisasi dalam konteks gender adalah proses belajar kita baik secara psikologis, sosial, dan
budaya, dalam rangka mempelajari peran-peran dalam konstruksi sosial masyarakat dan
kemudian menjadi bagian dalam konstruksi sosial tersebut. Sementara itu komunikasi disini
adalah cara bagaimana komunikator(dalam hal ini, lingkungan masyarakat) mengkomunikasikan
segala aspek mengenai konsep gender, untuk membantu proses belajar komunikan (individu)
baik secara psikologis, sosial dan budaya dalam rangka mencapai pemahaman yang sama
mengenai peranan-peranan dalam konstruksi sosial. Lebih dari itu, setiap unsur dari komunikasi
yang dijelaskan sebelumnya memiliki peran tersendiri dalam sosialisasi gender. Whodalam
konteks ini diartikan sebagai lingkungan masyarakat, berperan sebagai penginfo, komunikator
dan pembentuk peran-peran dalam sosial masyarakat. Masyarakat inilah “tempat” belajar seorang
individu mengenai peran-peran yang ada dalam konstruksi sosial lingkungannya.
Says what, dalam konteks sosialisasi gender, di artikan sebagai konsep gender itu sendiri.
Maksudnya, apa yang diajarkan dalam proses sosialisasi yang ada dalam masyarakat yang
menyangkut segala aspek mengenai gender itulah yang dianggap sebagai pesan yang
disampaikan dari komunikator (masyarakat) ke komunikan (individu).
In Which Channel , melalui chanel atau media apa pesan dkomunikasikan. Dalam
konteks sosialisasi gender media yang digunakan sangat berpengaruh pada pemahaman individu
mengenai gender. Media satu dengan yang lain punya pengaruh yang berbeda dalam membentuk
pemahaman mengenai konsep gender pada tiap individu, dalam media massa misalnya, ada
internet dan buku, masing-masing punya pengaruh dan efek yang berbeda pada komunikan,
mungkin internet dalam penyampainnya jauh lebih cepat dan menarik dibanding buku, namun ke
akuratan dan sumber dari buku bisa lebih terjamin dibanding internet.
Tho Whom, pada siapa pesan itu disampaikan, dalam konteks sosialisasi gender, penerima
pesan atau komunikasi adalah individu atau kelompok dalam masyarakat yang belajar dalam
sosialisasinya mengenai peran-peran dalam konstruksi sosial masyarakat.
With What Effect, efek atau perubahan apa yang terjadi pada diri komunikan setelah
proses sosiolisasi gender yang didapat dari komunikator, setelah komunikan belajar mengenai
konsep gender melalui sosialisasi gender yang terjadi dalam masyarakat, komunikan diharapkan
memiliki pemahaman yang sama mengenai konsep gender, agar tidak ada pemahaman yang
kabur antara gender dan jens kelamin. Sehingga, tidak ada lagi pemangkasan hak-hak yang
diorientasikan pada jenis kelamin. Namun perlu dipahami bahwa hak-hak yang disamakan disini
adalah hak-hak dalam pemerintahan, pendidikan dan pekerjaan yang tidak brhubungan dengan
kekuatan fisik yang didasarkan pada perbedaan biologis pada fisik laki-laki dan perempuan,
karena secara biologis, perbedan bentuk fisik pada laki-laki dan perempuan menyebabkan
perbedaan kekuatan fisik antara keduanya. Jadi secara sederhana, ada memang ada beberapa
peran laki-laki yang tidak bisa digantikan oleh perempuan.

C. Kesehatan Reproduksi Perempuan Sebagai Hak Azasi Manusia


Keberadaan manusia tidak dapat dipisahkan dengan hak asasi manusia (HAM). HAM
ada melekat pada manusia, apabila HAM dihilangkan berarti hilanglah kemanusiaannya seorang
manusia. Oleh karenanya, HAM bersifat fundamental maka adanya merupakan keharusan,
siapapun tidak dapat mengganggu dan setiap orang harus memperoleh perlindungan HAM-nya.
Bagaimana ini kaitannya dengan kesehatan reproduksi.
HAM yang kita kenal sekarang berasal dari sejarah panjang berlatar belakang budaya
barat, yang muaranya pada Universal Declaration of Human Rights, yang ditandatangani PBB
pada 10 Desember 1948. Menjadi tonggak sejarah perjuangan HAM yang diakui dan harus
dilindungi oleh negara-negara anggota PBB. Perkembangannya, HAM menjadikan kepatuhan
bagi negara yang harus melindungi semua rakyatnya. Hal ini menampakkan pada tata pergaulan
antar bangsa, HAM berposisi sebagai isu global, keberadaban suatu bangsa atau negara diukur
dari jaminan HAM terhadap warganya. Negara dengan para penguasanya yang tidak memberikan
perlindungan HAM atau justeru melakukan penindasan terhadap HAM dapat dikategorikan
negara tak beradab.
Tren kekinian yang juga berentetan jauh kebelakang dengan tradisi dan budaya
masyarakat di negara-negara telah terjadi diskriminasi ataupun dominasi dari sekelompok orang
terhadap kelompok lainnya, utamanya berkaitan dengan jenis–kelamin, sehingga menimbulkan
penindasan dan kesewenang-wenangan terhadap HAM, dan wanitalah yang menjadi korban.
Dalam hal ini terkait dengan masalah reproduksi pada wanita, yang mengganggu atau merugikan
kesehatannya, sehingga tidak ada jaminan tentang hak-reproduksi. Kemudian, telah muncul
berbagai upaya dan perjuangan untuk menentang penindasan dan kesewenangan tersebut, yakni
perjuangan penyetaraan jender. Dalam konteks seperti itu, menjadi penting pemahaman HAM
yang akan dikaitkan dengan kesehatan reproduksi.

D. Upaya Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender

Diskriminasi Gender

Bentuk-Bentuk Ketidakadilan Gender

1. Marginalisasi (peminggiran).
Merupakan suatu proses peminggiran akibat perbedaan jenis kelamin yang
mengakibatkan kemiskinan. Peminggiran banyak terjadi dalam bidang ekonomi.
Misalnya banyak perempuan hanya mendapatkan pekerjaan yang tidak terlalu bagus, baik
dari segi gaji, jaminan kerja ataupun status dari pekerjaan yang didapatkan. Hal ini terjadi
karena sangat sedikit perempuan yang mendapatkan peluang pendidikan. Peminggiran
dapat terjadi di rumah, tempat kerja, masyarakat, bahkan oleh negara yang bersumber
keyakinan, tradisi/kebiasaan, kebijakan pemerintah, maupun asumsi-asumsi ilmu
pengetahuan (teknologi).
contoh : guru TK dan pembantu rumah tangga dinilai sebagai pekerjaan rendah sehingga
berpengaruh terhadap gaji / upah yang diterima.
2. Subordinasi (penomorduaan),
Anggapan bahwa perempuan lemah, tidak mampu memimpin, cengeng dan lain
sebagainya, mengakibatkan perempuan jadi nomor dua setelah laki-laki.
contoh : masih sedikit jumlah wanita yang bekerja pada peran dan posisi pengambilan
keputusan kepenentu kebijakan dibandingkan dengan laki-laki.
3. Stereotip (citra buruk)
Pandangan buruk terhadap perempuan.
contoh : perempuan yang pulang larut malam adalah pelacur, jalang dan berbagai sebutan
buruk lainnya.
4. Violence (kekerasan),
serangan fisik dan psikis. Perempuan, pihak paling rentan mengalami kekerasan, dimana
hal itu terkait dengan marginalisasi, subordinasi maupun stereotip diatas.
Perkosaan, pelecehan seksual atau perampokan contoh kekerasan paling banyak dialami
perempuan.
5. Beban kerja berlebihan /beban ganda/ double burden
tugas dan tanggung jawab perempuan yang berat dan terus menerus. contoh : seorang
perempuan selain melayani suami (seks), hamil, melahirkan, menyusui, juga harus menjaga
rumah. Disamping itu, kadang ia juga ikut mencari nafkah (di rumah), dimana hal tersebut
tidak berarti menghilangkan tugas dan tanggung jawab diatas.

Keterkaitan Antara Gender dengan Kesehatan Reproduksi.


Pendekatan gender dalam kesehatan mengenali bahwa faktor sosial budaya, serta
hubungan kekuasaan antar laki-laki dan perempuan, merupakan faktor penting yang berperan
dalam mendukung atau mengancam kesehatan seseorang. Hal ini dinyatakan dengan jelas oleh
WHO dalam koferensi perempuan sedunia ke IV diBejing pada tahun 1995.
Jenis Kelamin, Gender, dan Kesehatan
Berbagai penyakit atau gangguan hanya menyerang perempuan, misalnya gangguan yang
berkaitan dengan kehamilan dan kanker serviks, sementara itu hanya laki-laki yang terkena
kanker prostat.Kapasitas perempuan untuk hamil dan melahirkan menunjukkan bahwa mereka
memerlukan pelayanan kesehatan reproduksi yang berbeda, baik dalam keadaan sakit maupun
sehat. Perempuan memerlukan kemampuan untuk mengendalikan fertilitas dan melahirkan
dengan selamat, sehingga akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas
sepanjang siklus hidupnya sangat menentukan kesejahteraan dirinya. Kombinasi antara faktor
jenis kelamin dan peran gender dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya seseorang dapat
meningkatkan resiko terhadap terjadinya beberapa penyakit, sementara di sisi lain memberikan
perlindungan terhadap penyakit lainnya. Perbedaan yang timbul dapat berupa keadaan sebagai
berikut :
1. Perjalanan penyakit pada laki-laki dan perempuan.
2. Sikap laki-laki dan perempuan dalam menghadapi suatu penyakit.
3. Sikap masyarakat terhadap laki-laki dan perempuan yang sakit.
4. Sikap laki-laki dan perempuan terhadap pengobatan dan akses pelayanan kesehatan.
5. Sikap petugas kesehatan dalam memperlakukan laki-laki dan perempuan.
6. Pengaruh Gender Terhadap Kesehatan Reproduksi Perempuan

Menikah pada usia muda bagi perempuan berdampak negatif terhadap kesehatannya.
Namun menikah di usia muda kebanyakan bukanlah keputusan mereka, melainkan karena
ketidak berdayaannya (isu gender). Di beberapa tempat di Indonesia, kawin muda dianggap
sebagai takdir yang tak bisa ditolak. Perempuan tidak berdaya untuk memutuskan kawin dan
dengan siapa mereka akan menikah. Keputusan pada umumnya ada di tangan laki-laki; ayah
ataupun keluarga laki-laki lainnya.
PERTEMUAN III

3.1 Isu-Isu Kesehatan Wanita

A. Masalah Kesehatan wanita

Permasalahan Kesehatan Wanita Dalam Dimensi Sosial Dan Upaya Mengatasinya

1. Kekerasan

Pengertian kekerasanPasal 89 KUHP : Melakukan kekerasan adalah mempergunakan


tenaga atau kekuatan jasmani tidak kecil secara yang tidak sah misalnya memukul dengan
tangan atau dengan segala macam senjata, menepak, menendang dsb.
Bentuk- Bentuk Kekerasan
a. Kekerasan psikis.
Misalnya: mencemooh, mencerca, men&na, memaki, mengancam, melarang
berhubungan dengan keluarga atau kawan dekat / raasyarakat, intimidasi, isolasi,
melarang istri bekerja.
b. Kekerasan fisik.
Misalnya memukul, membakar, menendang, melempar sesuatu, menarik rambut,
mencekik.
c. Kekerasan ekonomi.
Misalnya: Tidak memberi nafkah, memaksa pasangan untuk prostitusi, memaksa anak
untuk mengemis,mengetatkan istri dalam keuangan rumah tangga, dan lain-lain.
d. Kekerasan seksual.
Misalnya: perkosaan, pencabulan, pemaksaan kehendak atau melakukan penyerangan
seksual, berhubungan seksual dengan istri tetapi istri tidak menginginkannya.
Banyak kasus terjadi kekerasan psikis berupa makian, hinaan (ungkapan verbal )
Bering berkembang menjadi kekerasan fisik. Pada awalnya mungkin belum terjadi, tetapi
ketidaksengajaan pria kemudian berlanjut pada tindakan kekerasan fisilk secara nyata.

Penyebab terjadinya kekerasan adalah


a. Perselisihan tentang ekonomi.
b. Cemburu pada pasangan.
c. Pasangan mempunyai selingkuhan.
d. Adanya problema seksual (misalnya: impotensi, frigid, hiperceks).
e. Pengaruh kebiasaan minum alkohol, drugs abused.
f. Permasalahan dengan anak.
g. Kehilangan pekerjaan/PHK/menganggur/belum mempunyai pekerjaan.
h. Istri ingin melanj utkan studi/ingin bekerja.
i. Kehamilan tidak diinginkan atau infertilitas.

Alasan Tindak Kekerasan Oleh Pria


a. Tindakan kekerasan dapat mencapai suatu tujuan.
1) Bila terjadi konflik, tanpa harus musyawarah kekerasan merupakan cara cepat
penyelesaian masalah.
2) Dengan melakukan perbuatan kekerasan, prig merasa hidup lebih berarti karena
dengan berkelahi ma ka priamerasa menjadi lebih digdaya
3) Pada saat melakukan kekerasan pria merasa memperoleh `kemenangan' dan
mendapatkan apa yang dia harapkan, maka korban akan menghindari pada konflik
berikutnya karena untuk menghindari rasa sakit.
b. Pria merasa berkuasa atas wanita. Bila pria merasa mempunyai istri ‘kuat' maka dia
berusaha untuk melemahkan wanita agar merasa tergantung padanya atau
membutuhkannya.
c. Ketidaktahuari priaa. Bila latar belakang pria dari keluarga yang selalu
mengandalakan kekerasan sebagai satu-satunyajclan menyelesaikan masalah dan
tidak mengerti cara lain maka kekerasan merupakan jalan pertama dan ut-aina
baginya sebagai cara yang jitu setiap ada kesulitan atau tertekan karena memang dia
tidak pernah belajar cara lain untuk bersikap.
Akibat Tindakan Kekerasan
a. Kurang bersemangat atau kurang percaya diri.
b. Gangguan psikologi sampai timbul gagguan system dalam tubuh(psikosomatik),
seperti: cemas, tertekan, st-I-ess, anoreksia (kurang nafsu makan), insomnia (susah
tidur, Bering mimpibtwik,jantw-igterasa berdebar-debar, keringat dingin, rnual,
gastritis, nyeri perut, posing, nyeri kepala.
c. Cidera ringan sampai berat, seperti: lecet, memar, luka terkena benda tajam, patah
tulang, luka bakar.
d. Masalah seksual, ketakutan hubungan seksual, nyeri saat hubungan seksual, tidak
ada hasrat seksual, frigid.
e. Bila perempuan korban kekerasan sedang hamil dapat terjadi abortus/ keguguran.

2. Perkosaan
Pengertian perkosaan:
a. Perkosaan adalah setiap tindakan laki-laki memasukkan penis, jari atau alat lain ke
dalam vagina/alat tubuh seorang perempuan tanpa persetujuannya.
b. Dikatakan suatu tindak perkosaan tidak hanya bila seorang, perempuan disiksa,
dipukuli sampai pinsan, atau ketika perempuan meronta, melawan, berupaya
melarikan setiap diri atau korban hendak bunuh diri, akan tetapi meskipun
perempuan tidak melawan, apapun yang dilakukan perempuan, bila perbuatan
tersebut bukan pilihan keinginan perempuan berarti termasuk tindak perkosaan.
bukan kesalahan wanita.
c. Dalani rumah tangga, hubungan seksual yang tidak diinginkan istril
termasuk tindakan kekerasan, merupakan tindakan yang salah.

Motivasi Perkosaan
a. Pria ingin menunjukkan kekuasaan yang bertujuan untuk menguasai korban dengan
cara mengancam (dengan senjata secara, fisik menyakiti perempuan, verbal dengan
mengertak) dan dengan penetrasi sebagai simbol kemenangan.Sebagai cara
meluapkan rasa march, penghinaan, balas dendam, menghancurkan lawan baik
masalah individu maupun masalah kelompok tertentu, sedangkan unsur rasa cinta
ataupun kepuasan seksual tidak penting.
b. Luapan perilaku sadis, pelaku merasa p» as telah membuat penderitaan bagi orang
lain.

Jenis-Jenis Perkosaan
a. Perkosaan oleh orang yang dikenal.
1) Perkosaan oleh suami/bekas suami.
2) Perkosaan oleh pacar/dating rape.
3) Perkosaan oleh teman kerja/atasan.
4) Pelecehan seksual pada anak. b. Perkosaan oleh orang yang tidak dikenal.

Perempuan Rentan Terhadap Korban Pemerkosaan


a. Kekurangan fisik dan mental, adanya suatu penyakit atau permasalahan yang
berkaitan dengan fisik sehingga perempuan duduk diatas kursi roda, bisu, tuli, buta
atau keterbelakangan mental. Mereka tidak mampu mengadakan perlawanan
b. Pengungsi, imigran, tidak mempunyai rumah, anak jalanan/gelandangan, di daerah
peperangan.
c. Korban tindak kekerasan suami/pacar.

Pencegahan Pemerkosaan :

a. Berpakaian santun, berperilaku, bersolek tidak mengundang perhatian pria.


b. Melakukan aktifitas secara bersamaan dalam kelompok dengan banyak teman, tidak
berduaan.
c. Di tempat keda bersama teman/berkelompok, tidak berduaan dengan sesama
pegawai atau atasan.
d. Tidak menerima tamu laki-laki ke rumah, bila di rumah seorang diri.
e. Berjalan - jalan bersama banyak teman, terlebih di waktu malam hari.
f. Bila merasa diikuti orang, ambil jalan kearah yang berlainan, atau berbalik dan
bertanya ke orang tersebut dengan nada keras, dan tegas. apa maksud dia.
g. Membawa alat yang bersuara keras seperti peluit, atau alat bela diri seperti parfum
spray, bubuk cabe/merica yang bisa ditiupkan ke mata
h. Berteriak sekencang mungkin bila diserang
i. Jangan ragu mencegah dengan mengatakan 'tidak', walaupun pada atasan yang
punya kekuasaan atau pada pacar yang sangat dicintai.
j. Ketika bepergian, hindari sendirian, tidak menginap, bila orang tersebut merayu
tegaskan bahwa perkataan dan sentuhannya membuat anda merasa risih, tidak
nyaman, dan cepatlah meninggalkannva.
k. Jangan abaikan kata hati. Ketika tidak nyaman dengan suatu tindakan yang
mengarah seperti dipegang, diraba, dicium, diajak ke tempat sepi.
l. Waspada terhadap berbagai cara pemerkosaan seperti: hipnotis. obat-obatan dalarn
rninuman, pemen, snack atau hidangan makanan
m. Saat ditempat baru, jangan terlihat bingung. Bertanya pada polisi. hansip atau
instapsi.
n. Menjaga jarak/space interpersonal derigan. lawan jenis. Di eropa space
interpersonal dengan jarak 1 meter.

Sikap terhadap korban perkosaan:

a. Menumbuhkan kepercayaan diri bahwa hal ini terjadi bukan kesalahannya.


b. Menumbuhkan gairah hidup.
c. Mengliargai kemauannya untuk menjaga privasi dan keamanannya.
d. mendampingi untuk periksa atau lapor pada polisi.

Resiko kesehatan pada korban perkosaan:

a. Kehamilan. Dapat dicegah dengan minuet kontrasepsi darurat pada 24 jam pertama
b. Tejangkit Infeksi menular seksual.
c. Cidera robek dan sayatan, cekikan, memar bahkan sampai ancaman jiwa.
d. Hubungan seksual dengan suarni mengalami gangguan, memerlukan waktu terbebas
dari trauma ataupun merasa diri telah temoda.
e. Gejala psik-ologis ringan hingga gangguan psikologi berat. Pada waktu singkat
perempuan korban perkosaan menyaiahkan diri sendiri, sebab merasa dirinya yang
menyebabkan perkosaan terjadi, terlebih pandangan budaya biasanya selalu
menyalahkan perempuan. Selain itu juga terjadi insomma/gangguan tidur,
ancreksia/tidak nafsu makan,kecemasan mendalam, perasaan males untuk
bersosialisasi. Gejala psikologi tersebut dapat berkembang bila penanganan tidak
adekuat seiring dengan makin bertambah, waktu yaitu perasaan tidak punya daya
upaya, marah yang mernbara, merasa diri tidak berharga, timbul gejala psikosomatis
seperti: mual, mutah, sakit kepala, badan sakit. Selain itu dapat timbul ketakutan
yang luar biasa/fobia, mengurung diri. Gejala psikologi ini tiap perempuan berbeda
tergantung dari tipe kepribadian terbuka atau tertut,dukungan dari keluarga dan
lingkungan, persepsi diri dengan apa yang dialami, pengalaman dalam menghadapi
stress, koping mekanisme/telcnik mengatasi masalah sebelumnya.

Tindakan pada saat serangan seksual:

a. Hindari menangis atau minta belas kasihan.


b. Hindari kepanikan, tetap waspada, bertindak saat pelaku lengah.
c. Berjuang untuk pernbela diri seperti: menendang, teriak, menawar, melakukan
strategi perlawanan
d. Amati ciri khusus pelaku.
e. Manfaatkan evaluasi situasi yang terbaik.

Penanganan
Tugas tenaga kesehatan dalam kasus tindak perkosaan:

a. Bersikap dengan baik, penuh perhatian dan empati.


b. Memberikan asuhan untuk menangani gangguan kesehatannya, misalnya mengobati
cidera, pemberian kontrasepsi darurat
c. Mendokumentasikan basil pemeriksaan dan apa yang sebenarnya terjadi.
d. Memberikan asuhan pemenuhan kebutuhan psikologis
e. Memberikan konseling dalam membuat keputusan.
f. Membantu memberitahukan pada keluarga.

Upaya promotif :

a. Meningkatkan keterarnpilan bagi tenaga kesehatan pada pertolongan tindak


perkosaan untuk mengatasi masalah kesehatan dan dalam memberi dukungan bila
ingin melapor ke polisi.
b. Penguasaan seni atau keterampilan bela diri bagi para wanita.
c. Penyelenggaraan pendidikan seksual untuk remaja.
d. Sosialisasi hukum yang terkait.

Pasal dalam undang-undang yang berkaitan dengan tindak perkosaan:


a. Pasal 281-283 KUHP tentang Kejahatan terhadap Kesopanan.
b. Pasal 289-298 KUHP tentang Pencabulan.
c. asal 506 KUHP tentang Mucikari.
d. Undang-undang Perlindungan Anak (UUPA) no 23 tahun 2003.
e. Undang-undang no 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga (KDRT).

3. Pelecehan seksual
Pelecehan seksual adalah segala bentuk perilaku maupun perkataan bermakna seksual
yang berefek merendahkan martabat orang yang menjadi sasaran.
Bentuk-bentuk pelecehan seksual
a. Mengucapkan kata-kata jorok tentang tubuh wanita.
b. Main mata, siulan nakal, isyarat jorok, sentuhan, rabaan, remasan, usapan, elusan,
colekan, pelukan, ciuman pada bagian tubuh wanita.

c. Menggoda, kearah hubungan seksual.


d. Laki-laki memperlihatkan alat kelaminnya atau onani di depan perempuan.

Akibat pelecehan seksual


a. Gangguan psikologis: marah, mengumpat, tersinggung dipermalukan, terhina,
trauma sehingga takut keluar rumah.
b. Kehilangan gairah kerja /belajar, malas.

Pasal dalam undang-undang yang berkaitan dengan tindak pelecehan seksual:

a. Pasal 281-283 KUHP tentang Kejahatan terhadap Kesopanan.


b. Pasal 289-298 KUHP tentang Pencabulan.
c. Pasal 506 KUHP tentang Mucikari.
d. Undang-undang Perlindu-nganAnak (UUPA) no 23 tahun 2003.
e. Undang-undang no 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam.Rumah
Tangga(KDRT).'

4. Single parent
Single parent adalah keluarga yang mana, hanya ada satu orang tua tunggal, hanya ayah
atau ibu saja. Keluarga yang terbentuk bisa tedadi pada keluarga sah secara hukum maupun
keluarga yang belum sah secara hukum, baik hukum agama maupun hukum pemerintah.
Sebab-sebab terjadinya single parent
a. Pada keluarga sah
1) Perceraian. Adanya, ketidakharmonisan dalam keluarga yang disebabkan adanya
perbedaan persepsi atau perselisihan yang tidak mungkin ada jalan keluar, masalah
ekonomi/pekerjaan, salah satu pasangan selingkuh, kematangan emosional yang kurang,
perbedaan agama,aktifita.ssuan-iiistri yang tinggi di luar rumah sehigga kurang
komunikasi, problem seksual dapat merupakan faktor timbulnya perceraian.
2) Orang tua meninggal. Takdir hidup clan coati manusia di tangan Tuhan. Manusia hanya
bisa berdoa dan berupaya. Adapun sebab kematian ada berbagai macam. Antara lain
karma kecelakaan, bunuh diri, pembunuhan, musibah bencana alam, kecelakaan kerja,
keracunan, penyakit dan lain-lain.
3) Orang tua masuk penjara. Sebab masuk penjara antara lain karena melakukan tindak
kriminal seperti perampokan, pembunuhan, penciarian, pengedar narkoba atau thicial,
perdata seperti hutang, jual beli, atau karma tidak pidana korupsi sehingga sekian lama
tidak berkumpul dengan keluarga.
4) Study ke pulau lain atau ke negara lain. Tuntutan profesi orang tua untuk melanjutkan
study sebagai peserta tugas belajar mengakibatkan harus, berpisah dengan keluarga
untuk sementara waktu, atau bisa terjadi seorang anak yang meneruskan pendidikan di
pulau lain atau luar negeri dan hanya bersama ibu saja sehingga menyebabkan anak
untuk sekian lama tidak didampingi oleh ayahnya yang ham tetap kerja di negara atau
pulau atau kota. kelahiran.
5) Kerja di luar daerah atau luar negeri. Cita-cita untuk mewujudkan kehidupan yang lebih
baik lagi menyebabkan salah satu orang tua meninggalkan daerah, terkadang ke luar
negeri.
Dampak single parent
Dampak negative

1. Perubahan perilaku anak. Bagi seorang anak yang tidak siap, ditinggalkan orang
tuanya bisa menjadi mengakibatkan perubahan tingkah laku. Menjadi pemarah,
berkata kasar, suka melamun, agresif, suka memukul, menendang, menyakiti
temannya. Anak juga tidak berkesempatan untuk belaiar perilaku yang baik
sebagaimana, perilaku keluarga yang harmonis. Dampak yang paling berbahaya biia
anak mencari pelarian di luar rumah, seperti menjadi anak jalanan, terpengaruh
penggunaaa narkoba untuk melenyapkan segala kegelisahan dalam hatinya,
terutama anak yang kurang kasih sayang, kurang perhatian orang tuanya.
2. Perempuan merasa terkucil. Terlebih lagi pada perempuan yang sebagai janda atau
yang tidak dinikahi, di masyarakat terkadang mendapatkan cemooh dan ejekan.
3. Psikologi anak terganggu. Anak Bering mendapat ejekan diri Leman sepermainan
sehingga anak menjadi murung, sedih. Hai ini dapat mengakibatkan anak menj adi
kurang percaya diri dan kurang kreatif.

b. Dampak positif
1) Anak terhindar dari komunikasi yang kontradiktif dari orang tua, tidak akan terjadi
komunikasi yang berlawanan dari orang tua, i-nisaInya ibunya mengijinkan teLapi
ayahnya melarangnya. Nilai yang diajarkan oleh ibu atau ayah d iterima penuh karena
tidak terjadi pertentangan.
2) Ibu berperan penuh dalam pengambilan keputusan clan tegar.
3) Anak lebih mandiri dan berkepribadian kuat, karena terbiasa tidak selalu hal
didampingi, terbiasa menyelesaikan berbagai masalah kehidupan.
Penanganan single parent
a. Memberikan kegiatan yang positif.

Berbagai macam kegiatan yang dapat mendukung anak untuk lebih bisa mengah,
ualisasikan diri secara positif antara lain dengan penyaluran. hobi, kursus sehingga
menghindarkan anak melakukan hal-hal yang negatif.

b. Memberi peluang anak belajar berperilaku baik.

Bertandang pada keluarga, lain yang harmonis memberikan kesempatan bagi anak
untuk meneladani figur orang tua yang tidak diperoleh dalam lingkungan keluarga
sendiri.

c. Dukungan komunitas.

Bergabung dalam club sesama keluarga dengan orang tua tunggal dapat
memberikan dukungan karena anak mempunyai banyak teman yang bemasib sama
sehingga tidak merasa sendirian.
Upaya pencegahan single parent dan pencegahan dampak negatif single parent

a. Pencegahan terjadinya kehamilan di luar nikah.


b. Pencegahan perceraian dengan mempersiapkan perkawinan dengan baik dalam segi
psikologis, ke-aangan, spiritual.
c. Menjaga kommikasi dengan berbagai sarana teknologi informasi.
d. Menciptakan kebersamaan antar anggota keluarga.
e. Peningkatan spiritual dalam keluarga.

5. Perkawinan usia muda dan tua


Perkawinan adalah ikatan batin antara pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga/ rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa
(UU Perkawinan No 1 Thahun 1974).
Perkawinan usia muda
Menurut UU Perkawinan No 1 Tahun 1974 pasal 7 bahwa perkawinan diij inkan bila laki-
laki berumur 19 tahun dan wanita berumur 16 tahun. Namun pemerintah mempunyai kebijakan
tentang perilaku reproduksi manusia yang ditegaskan dalam UU No 10 Tahun 1992 yang
menyebutkan bahwa pemerintah menetapkan kebijakan upaya penyelenggaraan Keluarga
Berencana. Banyaknya resiko kehamilan kurang dari perkawinan diij inkan bila laki-laki berumur
21 tahun dan perempi mn berumur 19 tahun. Sehingga perkawinan usia muda adalah perkawinan
yang dilakukan bila pria kurang dari 21 tahun dan perempuan kurang dari 19 tahun.

Perkawinan usia tua


Adalah perkawinan yang dilakukan bila perempuan berumur lebih dari 35 tahun.
Kelebihan perkawinan usia muda
a. Terhidar dari perilaku seks bebas, karena kebutuhan seksual terpenuhi.
b. Menginjak usia tua tidak lagi mempunyai anak yang masih kecil.

Kelebihan perkawinan usia tua


Kematangan fisik, psikologis, sosial, financial sehingga harapan membentuk keluarga
sejahtera berkualitas terbentang.

Kekurangan pernikahan usia muda


a. Meningkatkan angka kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk semakin
meningkat.
b. Ditinjau dari segi kesehatan, perkawinan usia muda meningkatkan angka kematian
bayi dan ibu, risiko komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas. Selain itu bagi
perempuan meningkatkan risiko cacerviks karena hubungan seksual dilakukan pada
saat secara anatorni sel-sel cerviks belum matur. Bagi bayi risiko terjadinya
kesakitan dan kematian meningkat.
c. Kematangan psikologis belum tercapai sehingga keluarga mengalami kesakitan
mewujudkan keluarga yang berkualitas tinggi.
d. Ditinjau dari segi sosial, dengan perkawinan mengurangi kebebasan pengembangan
diri, mengurangi kesempatan melanjutka pendidikan jenjang tinggi.
e. Adanya konflik dalam keluarga membuka peluang untuk mencari pelarian
pergaulan di luar rumah sehingga meningkatkan risiko penggunaan minum alkohol,
narkoba dan seks bebas.
f. Tingkat peceraian tinggi. Kegagalan kehiarga dalam melewati berbagai macam
permasalahan meningkatkan risiko perceraian.

Kekurangan pernikahan usia tua

a. Meningkatkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Kemu-igkinan/risiko


tejadi ca mammae meningkat.
b. Meningkatnya risiko kehamilan dengan anak kelainan bawaan, misalnya terjadi
kromosom non disjunction yaitu kelainan proses meiosis basil konsepsi (fetus)
sehingga menghasilkan kromosom sejumlah 47. Aneuploidy, yaitu ketika kromosom
basil konsepsi tidak tepat 23 pasang. Contohnya: trisomi 21 (down syndrome),
trisomi 13 (patau syndrome) dan trisomi 18 (edwards syndrome).

Penanganan Perkawinan Usia Muda

a. Pendewasaan usia kehamilan dengan penguaan kontrasepsi sehingga


kehamilan pada waktu usia reproduksi sehat.
b. Bimbingan psikologis. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pasangan dalam
menghadapi persoalan-persoalan agar mempunyai cara pandang dengan
pertimbangan kedewasaan, tidak mengedepankan emosi.
c. Dukungan keluarga. Peran keluarga sangat banyak mernbantu kell 1,grga muda baik
clukungan berupa material maupun non material untuk kelanggengan keluarga,
sehingga lebih tahan terhadap hambatanhambatan yang ada.
d. Peningkatan kesehatan dengan peningkatan pengetahuan kesehatan, perbaikan gizi
bagi istri yang mengalami kurang gizi.

Penanganan Perkawinan Usia Tua

a. Pengawasan kesehatan: ANC secara rutin pada tenaga kesehatan.


b. Peningkatan kesehatan dengan peningkatan pengetahuan kesehatan, perbaikan gizi
bagi istri yang mengalami kurang gizi.

Pencegahan:
a. Penyuluhan kesehatan untuk menikah pada usia reprodulcsi se-hat.
b. Merubah cara pandang budaya atau cara pandang diri yang tidak mendukung.
c. Meningkatkan kegiatan sosialisasi.
6. Wanita Di Tempat Kerja
Alasan wanita bekerja

a. Aktualisasi diri.

Wanita yang bekerja akan memperoleh pengakuan dari lingkungan karena


produktifitas dan kreatifitas yang telah dihasilkan.

b. Mata pencaharian.

Penghasilan yang diperoleh dalam rangka mencukupi kebutuhan sehari-hari agar


meningkat kualitas hidup keluarga, baik untuk memenuhi kebutuhan primer seperti
pangan, sandang, papan, atau kebutuhan sekunder seperti perabot rumah tangga, mobil,
jaminan kesehatan, dll.

c. Relasi positif dalam keluarga.


Pengetahuan yang luas dan pengalaman rnengambil keputusan saat bekerja dalam
memecahkan suatu masalah ditempat kerja, pola pikir terbuka memungkinkan jalinan
saling mendukung dalam keluarga.

d. Pemenuhan kebutuhan sosial.

Wanita bekerja akan menjumpai banyak relasi, Leman sehingga dapat


memperkaya wawasan bagi wanita.

e. Peningkaan keterampilan/kompetensi.

Dengan bekerja wanita terns terpacu untuk selalu meningkatkan keterampilan atau
kompetensi sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan prestasi yang lebih
sebagai karyawan.

f. Pengaruh lingkungan.

Lingkungan mayoritas wanita banyak yang bekerja akan memberikan motivasi bagi
wanita lain untuk bekerja.

Dampak wanita bekerja

a) Terpapar zat-zat kimia yang mempengaruhi kesehatan dan infertilitas. Asap rokok,
bahan radiologi, bahan organik, bahan organo fosfat dan organo Morin untuk racun
hewan perusak.
b) Resiko pelecehan seksual. Pelaku pelecehan seksual bisa Leman sejawat,
supervisor, manager atau atasan. Adaptor wanita terkadang tidak kuasa menolak
karena ketakutan atau ancaman di PHK.
c) Penundaan usia nikah. Wanita yang sibuk mengejar prestasi kariemya menyebabkan
tidak mempunyai banyak waktu Luang untuk memperhatikan pernikahannya.
d) Keharnionisan rumah tangga terpengaruh. Kesibukan aktifitas yang berlebilian
memungkinkan wanita tidak mempunyai banyak waktu untuk keluarga karena pusat
perhatiannya pada kesuksesan kanernya, sehingga bisa menelantarkan peran sebagai
istri dan sebagai ibu.
Upaya pemecahan

a. Bekerja menggunakan proteksi, seperti masker, sarung Langan, baju khusus


untuk proteksi radiasi.
b. Cek kesehatan secara berkala.
c. Melakukan aktifitas bekerja tidak hanya dengan satu pria misalnya bila lembur,
divas luar.
d. Tidak nebeng kendaraan tanpa ditemani orang lain, sekalipun ditawari oleh
atasan.
e. Jangan ragu mengatakan 'tidak' walaupun pada atasan. Tidak perlu takut pada
ancaman di pecat.
f. Menetapkan target menikah
g. Menjaga komunikasi dengan keluarga.
Mencurahkan perhatian khusus pada keluarga pada hari libur dengan kualitas yang
maksimal, mengagendakan kegiatan bersarna keluarga, memenuhi hak-hak suami dan anak,
berbagi peran dengan suami dan selalu menghargai suami.

1. Incest
Incest adalah hubungan seksual yang terjadi antar anggota keluarga. Anggota keluarga
yang dimaksud adalah anggota keluarga yang mempunyai hubungan pertalian darah. Batas
pertalian darah paling atas adalah kakek, paling bawah adalah cucu, batas kesamping adalah
keponakan. Keluarga diluar itu bukan termasuk incest. Pelaku biasanya adalah orang yang lebih
dewasa (lebih kuasa) dan korban lebih banyak adalah anak-anak. Sering terjadi pada anak tiri
oleh bapak tiri, menantu oleh mertua, cucu oleh kakeknya.
Incest dapat terjadi karena saling suka atau saling cinta dan dapat juga terjadi akibat paksaan
tanpa rasa cinta.
Incest ada yang diluar perkawinan, namun ada juga yang sengaja dilakukan dalam ikatan
perkawinan. Diluar negri, perkawinan incest diperbolehkan, sedangkan di Indonesia perkawinan
incest tidak dibenarkan menurut hukum. Perkawinan di Indonesia dinyatakan sah dilakukan
menurut agama. Sedangkan pencatatannya, bila agama Islam di Kantor Urusan Agama (KUA)
dan selain agama Islam di Kantor Pencatatan Sipil. Sah tidaknya perkawinan di Indonesia
berdasarkan ajaran agama masing-masing. Semua agama di Indonesia melarang perkawinan
incest. Bila diketahui ada pertalian darah (muhrim dalam agama islam) sedangkan perkawinan
telah dilakukan dan walaupun sudah mempunyai anak, maka perkawinan harus dibatalkan.

Gambaran incest di luar ikatan perkawinan

a. Pelaku kebanyakan orang yang kerap berinteraksi dengan korban, tinggal dalam
satu rumah.
b. Korban mayoritas anak-anak sehingga tidak kuasa melakukan perlawanan diri.
Biasanya dibawah tekanan karena ancaman pelakusehingga ketakutan atau
diberi imbalan atau dengan bujuk rayu misalnya diberi uang atau makanan
c. Sering berakibat trauma fisik dan psikis.

Perlindungan Hukum
Undang-Undang Perlindungan Anak (UUPA) pasal 81-82 UUPKDRT, KUHP pasal 285,
KUHP pasal 98, KUH Perdata pasal 1365.
Upaya Mengatasi

a) Waspada dalam mengasuh anak. Tidak membiasakan anak dirumah sendirian


dengan anggota keluarga yang berlainan jenis.
b) Tidak mengabaikan kata hati tiap ada gelagat yang menjurus pada tindakan
pelecehan dalam keluarga.
c) Memisahkan tempat tidur anak mulai umur 3 tahun dari ayah atau saudara baik
sesama jenis kelamin maupun berlainan jenis kelamin.
d) Perlu juga melibatkan orang lain diluar lingkungan keluarga
e) Lapor pada petugas penegak hukum walaupun dibawah ancaman pelaku.

2. Home Less
Home less atau tuna wisma atau gelandangan adalah orang yang hidup dalam keadaan
tidak sesuai dengan norma di masyarakat setempat, serta tidak mempunyai tempat tinggal yang
tetap diwilayah tertentu dan hidup ditempat umum. Home less banyak terdapat di kota- kota
besar. Kedatangan mereka ke kota besar tanpa didukung oleh pendidikan dan ketrampilan yang
memadai. Biasanya mereka tinggal di empeeran toko, kolong jembatan, kolong jalan layang,
gerobak tempat barang bekas, sekitar rel kereta api, di taman, di tempat umum lainnya. Pekerjaan
mereka sebagai pengamen, pengemis, pemulung sampah.
Penyebab Home Less
a. Kemiskinan
Hal ini merupakan faktor utama. Kemiskinan menyebabkan mereka tidak mampu
memenuhi kebutuhan papan, sehingga mereka bertempat tinggal di tempat umum.
Kemiskinan juga menyebabkan rendahnya pendidikan sehingga tidak mempunyai
ketrampilan dan keahlian untuk bekerja. Hal ini berefek pada anak-anak mereka. Mereka
tidak mampu membiayai anak-anaknya sekolah sehingga anak-anak mereka juga ikut jadi
gelandangan.
b. Bencana Alam
Bencana alam akhir-akhir ini banyak menimpa negara kita. Mereka tinggal di
pengungsian, kehilangan pekerjaan mereka.
c. Yatim Piatu
Anak yang tidak mempunyai orangtua, saudara tidak mempunyai tempat tinggal sehingga
mereka mencari tempat berteduh di tempat-tempat umum.
d. Kurang Kasih Sayang
Berbagai penyebab sehingga anak merasa kurang diperhatikan, kurang kasih sayang
orang tuanya, maka ia turun ke jalan untuk mencari komunitas yang mau menerima dia apa
adanya.
e. Tinggal di Daerah Konflik
Penduduk yang tinggal di daerah konflik, dimana mereka merasa keamanannya kurang
terjaga mengakibatkan mereka pindah ke daerah lain yang mereka anggap lebih aman,
apalagi kalau rumah mereka hancur karena perang. Banyak tindak kekerasan di wilayah
konflik, termasuk pelecehan seksual, perkosaan, pembunuhan sehingga mereka memaksa
meninggalkan daerahnya.
Dampak Home Less
a. Kebersihan dan Kesehatan
Rumah mereka seadanya, sangat jauh dari kriteria rumah sehat. Perilaku hidup bersih sehat
sangat kurang. Tempat tinggal mereka kotor, ventilasi, pernerangan kurang, keperluan untuk
mandi, cuci dan masak tidak memenuhi kesehatan, dll sehingga muncul masalah kesehatan.
Mereka tidak memperhatikan hal ini karena untuk makan saja mereka hampir tidak bisa
terpenuhi. Mereka tidak mempunyai cukup dana untuk pemeliharaan kesehatan dan
pengobatan.
b. Pengguna Narkoba
Banyak diantara mereka menggunakan narkoba. Pengaruh lingkungan mereka sangat
berpengaruh. Mereka rawan terkena HIV AIDS dengan penggunaan jarum suntik secara
bergantian.
c. Gizi Kurang
Ketidakmampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan pangan, akibat rendahnya daya beli
makanan, apalagi membeli makanan bergizi mengakibatkan mereka mengalami gizi buruk,
termasuk ibu hamil dan anak balita. Mereka makan sekedar kenyang.
d. Tindak Kekerasan Sesama Home Less
Perebutan atau persaingan lahan pencari makan menyebabkan mereka saling terjadi konflik.
e. Dimanfaatkan
Anak-anak kecil banyak dimanfaatkan untuk mengemis dan menyetorkan sejumlah uang
setiap harinya agar terhindar dari tindak kekerasan oleh pihak lain yang lebih kuat atau oleh
orang dewasa yang tidak bertanggungjawab.
f. Pelecehan Seksual
Orang dewasa yang tidak bertanggungjawab melakukan sodomi, pelecehan seksual dengan
imbalan uang, atau dibawah ancaman mereka untuk melampiaskan nafsu mereka.
Penanggulangan
Pencegahan dilakukan dengan :
a. Penyuluhan dan konseling.
b. Pendidikan pelatihan keterampilan.
c. Pengawasan serta pembinaan lanjut.
Penghentian / Peniadaan
a. Penertiban oleh aparat pemerintah.
b. Penampungan.
c. Pelimpahan.
Rehabilitasi
a. Pembangunan perumahan sangat sederhana.
b. Pengadaan rumah singgah dan diberikan berbagai pelatihan dan pendidikan.
c. Transmigrasi.
3. Wanita di Pusat Rehabilitasi
Pusat rehabilitasi wanita meliputi :
a. Maslah sosial, contohnya PSK.
b. Masalah psikologis, misalnya trauma pada korban kekerasan.
c. Masalah drug abuse.
Rehabilitasi bagi para PSK dilakukan :
a. Di luar panti ditempat lokalisasi.
b. Di dalam panti.
Upaya rehabilitasi yang dilakukan meliputi :
a. Bimbingan agama.
b. Bimbingan sosial.
c. Latihan keterampilan.
d. Pendidikan kesehatan.
e. Pendidikan dan kesejahteraan pribadi.

Rehabilitasi wanita korban kekerasan, trauma psikologis


Upaya yang dilakukan dengan membangkan dan membangkitkan rasa percaya diri. Salah
satu cara dengan therapy psikologis. Mereka membutuhkan pendampingan agar bisa kembali
pada keadaan semula. Upaya rehabilitasi korban kekerasan tercantum dalam UUPKDRT.

4. Pekerja Seks Komersial


Pekerja seks komersial adalah suatu pekerjaan dimana seorang perempuan menggunakan
atau mengeksploitasi tubuhnya untuk mendapatkan uang. Akibatnya semakin banyak ditemukan
penyakit menular seksual. Profesi sebagai pekerja seks komersial dengan penyakit menular
seksual merupakan satu lingkaran setan. Biasanya penyakit menular seksual ini diidap oleh PSK,
dimana dalam menjajakan dirinya terhadap pasangan kencan yang berganti-ganti tanpa
menggunakan pengaman sseperti kondom.
Faktor-faktor penyebab adanya PSK
a. Kemiskinan
Kebutuhan yang semakin banyak pada seorang perempuan memaksa dia untuk mencari
sebuah pekerjaan dengan penghasilan yang memuaskan namun kadang dari beberapa
mereka harus bekerja sebagai PSK untuk pemenuhan kebutuhan tersebut.
b. Kekerasan Seksual
Penelitian menunjukkan banyak faktor penyebab perempuan menjadi PSK diantaranya
kekerasan seksual seperti perkosaan oleh bapak kandung, paman, guru, dan sebagainya.
c. Penipuan
Faktor lain yaitu penipuan dan pemaksaan dengan berkedok agen penyalur kerja. Kasus
penjualan anak perempuan oleh orangtua sendiripun kerap ditemui.
d. Pornografi
Menurut definisi Undang-Undang Anti Pornografi, pornografi adalah bentuk ekspresi
visual berupa gambar, lukisan, tulisan, foto, film atau yang dipersamakan dengan film,
video, tayangan atau media komunikasi lainnya yang sengaja dibuat untuk
memperlihatkan secara terang-terangan atau tersamar kepada publik alat vital dan bagian-
bagian tubuh serta gerakan-gerakan erotis yang menonjolkan sensualitas dan/atau
seksualitas, serta segala bentuk perilaku seksual dan hubungan seks manusia yang patut
diduga menimbulkan rangsangan nafsu birahi pada orang lain.

Persoalan-persoalan psikologis
a. Akibat gaya hidup modern
Seorang perempuan pastinya ingin tampil dengan keindahan tubuh dan barang-barang
yang dikenakannya. Namun ada dari beberapa mereka yang terpojok karena masalah
keuangan untuk pemenuhan keinginan tersebut maka mereka mengambil jalan akhir
dengan menjadi PSK untuk pemuasan dirinya.
b. Broken Home
Kehidupan keluarga yang kurang baik dapat memaksa seorang remaja untuk melakukan
hal-hal yang kurang baik diluar rumah dan itu dimanfaatkan oleh seseorang yang tidak
bertanggungjawab dengan mengajaknya bekerja sebagai PSK.
c. Kenangan masa kecil yang buruk
Tindak pelecehan yang semakin meningkat pada seorang perempuan bahkan adanya
perkosaan pada anak kecil bisa menjadi faktor dia menjadi seorang PSK.

Dampak yang ditimbulkan bila seseorang bekerja sebagai PSK

a. Keluarga dan masyarakat tidak dapat lagi memandang nilainya sebagai seorang
perempuan.
b. Stabilitas sosial pada dirinya akan terhambat, karena masyarakat hanya akan selalu
mencemooh dirinya.
c. Memberikan citra buruk bagi keluarga.
d. Mempermudah penyebaran penyakit menular seksual, seperti gonore, klamidia,
herpes kelamin, sifilis, hepatitis B, HIV/AIDS.

Penanganan masalah PSK

a. Keluarga
1) Meningkatkan pendidikan anak-anak terutama mengenalkan pendidikan seks
secara dini agar terhindar dari perilaku seks bebas.
2) Meningkatkan bimbingan agama sesuai tameng agar terhindar dari perbuatan
dosa.
b. Masyarakat
Meningkatkan kepedulian dan melakukan pendekatan terhadap kehidupan PSK.

c. Pemerintah
1) Memperbanyak tempat atau panti rehabilitasi.
2) Meregulasi undang-undang khusus tentang PSK.
3) Meningkatkan keamanan dengan lebih menggiatkan razia lokalisasi PSK untuk
dijaring dan mendapatkan rehabilitasi.

Aspek kesehaan reproduksi


Diantara remaja putri berusia 11-15 tahun, yang diteliti, ada yang mengidap penyakit
menular seksual Trikhomonas dan Human Papilloma Virus. Ini mengisyaratkan bahwa remaja
putri dalam usia yang sangat masih muda sudah melakukan huungan seks dengan laki-laki,
bahkan tertular penyakit. Yang lebih menarik lagi adalah penelitian ini dilakukan diklinik
spesialis swasta. Ini menunjukkan bahwa mereka yang datang kesana adalah kalangan menengah
keatas. Kembali hendak dikemukakan disini bahwa, bukan masalah ekonomi yang mendorong
remaja putri menjadi PSK, tetapi lebih pengaruh selera hedonistik. Dampak perilaku seksual
yang sudah merambah dalam usia yang masih sangat muda ini akan mempengaruhi kesehatan
reproduksi mereka dikemudian. Akibatnya bisa terjadi kemandulan atau beberapa penyakit
saluran reproduksi lainnya, terutama mereka yang sudah pernah terinfeksi oleh HPV (Human
Papilloma Virus).
5. Drug Abuse
Penyalahgunaan obat dimaksud bila suatu obat digunakan tidak untuk tujuan mengobati
penyakit, akan tetapi digunakan dengan sengaja untuk mencari atau mencapai kesadaran tertentu
karena pengaruh obat pada jiwa.
Dari segi hukum obat-obat yangs ering disalah gunakan dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu:
narkotika atau obat bius dan bahan psikotropika. Untuk mencegah penyalahgunaan obat,
pemerintah baru-baru ini telah mengesahkan dua Undang-Undang penting yaitu:

a. Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 tahun 1997 tanggal 11 Maret 1997 tentang
Psikotropika.
b. Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 1997 tanggal 1 September 1997
tentang Narkotika.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan. Contohnya adalah opium, morphine, cocaine, ganja/marihuana, dan sebagainya.

Narkotika dibedakan menjadi :

a. Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
b. Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan
sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan.
c. Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Bahan psikotropika adalah bahan/obat yang
mempengaruhi jiwa atau keadaan jiwa, yaitu :

a. Keadaan kejiwaan diubah menjadi lebih tenang, ada perasaan nyaman sampai tidur.
b. Dalam hal inni pemakai menjadi gembira, hilang rasa susah/sedih, capek/depresi.
c. Bahan memberi halusinasi, yaitu si pemakai melihat/merasakan segala sesuatu lebih
indah dari yang sebenarnya dihadapi.

Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma ketergantungan digolongkan


menjadi :
a. psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk
tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan an dapat
digunakan dalam terapi, dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
poensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiatpengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.
d. Psikotropika golongan IV psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan.

Cara Pencegahan Tindak Penyalahgunaan Obat Terlarang


Penggunaan obat terlarang tersebut sudah melanggar hukum, agar generasi muda tidak
semakin terjerumus maka perlu adanya pencegahan. Upaya-upaya yang dapat ditempuh antar
lain:

a. Melakukan kerjasama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan


tentang bahaya narkoba. Misalnya dengan mengadakan seminar, maupun temu
wicara antara gerakan anti narkobadengan para pelajar, penyuluhan kepada
masyarakat umum maupun sekolah-sekolah mengnai bahaya narkoba.
b. Mengadakan razia mendadak secara rutin. Razia ini perlu dilakukan agar para
pengedar, pengguna dapat terjaring disaat tanpa mereka ketahui (saat transaksi jual
beli obat terlarang). Razia dapat dilakukan di sekolah, diskotik, club malam, cafe,
maupun tempat-tempat sunyi yang diduga sebagai tempat transaksi.
c. Pendampingan dari orangtua siswa itu senadiridengan memberikan perhatian dan
kasih sayang. Salah satu penyebab banyaknya remaja terjerumus dalam pemakaian
obat terlarang adalah kurang kasih sayang dari keluarga, sebab mereka berpikir
tidak perlu lagi ada beban pikiran keluarga ketika mereka memakai obat tersebut.
d. Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak
didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi disekitar
lingkingan sekolah.
e. Pendidikan moral keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa, karena salah
satu penyebab terjerumusnya anak-anak kedalam lingkaran setan ini adalah
kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga
perbuatan tercela seperti inipun akhirnya mereka jalani.

Solusi atau cara mengatasi tindak penyalahgunaan obat terlarang

a. Membawa anggota keluarga (pemakai) ke panti rehabilitasi untuk mendapatkan


penanganan yang memadai.
b. Pembinaan kehidupan beragama, baik disekolah, keluarga dan lingkungan.
c. Adanya komunikasi yang harmonis antara remaja dan orang tua, guru serta
lingkungannya.
d. Selalu berperilaku positif dengan melakukan aktivitas fisik dalam penyaluran energi
remaja yang tinggi seperti berolahraga.
e. Perlunya pengembangan diri dengan berbagai program/hobi baik di sekolah maupun
dirumah dan lingkungan sekitar.
f. Mengetahui secraa pasti gaya hidup sehat sehingga mampu menangkal pengaruh
atau bujukan memakai obat terlarang.
g. Saling menghargain sesama remaja (peer group) dan anggota keluarga.
h. Penyelaesaian berbagai masalah dikalangan remaja/pelajar serta positif dan
konstruktif.

6. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses pemberdayaan peserta didik sebagai subjek dan objek
dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Pendidikan juga merupakan proses sadar dan
sistematis disekolah, keluarga, dan masyarakat untuk menyaqmpaikan suatu maksud dari suatu
konsep yang sudah diterapkan. Tujuan pendidikan yaitu diharapkan individu mempunyai
kemampuan dan ketrampilan secara mandiri untuk meningkatkan taraf hidup lahir batin dan
meningkatkan perannyasebagai pribadi, pegawai/karyawan, warga masyarakat, warga negara,
dan makhlik Tuhan dalam mengisi pembangunan.
Tingkat kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa pada hakekatnya ditentukan
oleh kualitas pendidikan yang diperoleh. Pendidikan yang baik dan berkualitas saat melhirkan
individu yang baik dan berkualitas pula. Sebaliknya apabila pendidikan yang diperoleh tidak baik
dan tidak berkualitas, maka hal ini akan berdampak terhadap kualitas SDM yang dibangun.
Peningkatan pendidikan bagi kaum perempuan merupakan keharusan yang tidak dapat dielakkan
demi mencapai kesetaraan dan keadilan gender. Analisis gender dalam pembangunan pendidikan
ditingkat nasional menemukan adanya kesenjangan gender dalam pelaksanaan pendidikan
terutama di tingkat SMK dan perguruan tinggi, namun lebih seimbang peda tingkat SD, SMP, dan
SMU. Kecenderungan adalah semakin tinggi jenjang pendidikan, maka makin meningkat
kesenjangan gendernya.
Pendidikan yang tinggi dipandang perlu bagi kaum wanita, karena pendidikan yang tinggi
maka mereka dapat meningkatkan taraf hidup, membuat keputusan yang menyangkut masalah
kesehatan mereka sendiri. Seorang wanita yang lulus dari perguruan tinggi akan lebih mudah
mendapatkan pekerjaan dan mampu berperilaku hidupn sehat bila dibandingkan dengan seorang
wanita yang memiliki pendidikan rendah. Semakin tinggi pendidikan seorang wanita maka ia
semakin mampu mandiri dengan sesuatu yang menyangkut diri mereka sendiri.
7. Upah
Fenomena perempuan bekerja bukanlah barang baru ditengah masyarakat kita.
Sebenarnya tidak ada perempuan yang benar-benar menganggur, biasanya para perempuan juga
memiliki pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya entah itu dengan mengelola
sawah, membuka warung dirumah, mengkreditkan pakaian dan lain sebagainya. Mungkin
sebagian besar masyarakat Indonesia masih beranggapan bahwa perempuan dengan pekerjaaan
diatas bukan termasuk kategori perempuan bekerja. Hal ini karena perempuan bekerja identik
dengan wanita karir atau wanita kantoran, padahal dimanapun dan kapanpun perempuan itu
bekerja seharusnya tetap dihargai pekerjaannya.

2.3 Kondisi Mempengaruhi Rendahnya Status KesehatanWanitaKondisi yang


mempengaruhi rendahnya kesehatan wanita dipicu dari berbagai factor antara lain:
1. Kemiskinan
Diperkirakan sekitar 40% penduduk Indonesia masih berada di bawah gariskemiskinan
sejak terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan. Hal ini menghambat akses terhadap
pelayanan kesehatan yang pada akhirnya dapatberakibat kesakitan, kecacatan dan kematian.

2. Kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat


Kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat ditentukan oleh banyak hal,
misalnya keadaan sosial ekonomi, budaya dan nilai-nilai yangberlaku di masyarakat di mana
mereka menetap. Dewasa ini masih banyakditemukan diskriminasi terhadap perempuan, antara
lain:
a. Perempuan dinomor-duakan dalam segala aspek kehidupan, misalnya
dalampemberian makan sehari-hari, kesempatan memperoleh pendidikan, kerja
dankedudukan.
b. Perempuan seringkali terpaksa menikah pada usia muda, karena tekananekonomi
atau orang tua mendorong untuk cepat menikah agar terlepas daribeban ekonomi.
c. Keterbatasan perempuan dalam pengambilan keputusan untuk kepantingandirinya,
misalnya dalam ber-KB, dalam memilih bidan sebagai penolongpersalinan atau
dalam mendapat pertolongan segera di RS ketikadiperlukan, disamping kurangnya
kesempatan mengendalikan penghasilan keluarga.
d. Tingkat pendidikan perempuan yang belum merata dan masih rendahmenyebabkan
informasi yang diterima tentang kesehatan reproduksi sangatterbatas. Seperti
diketahui, tingkat pendidikan yang meningkat dapatmeningkatkan rasa percaya diri,
wawasan dan kemauan untuk mengambilkeputusan yang baik bagi diri dan
keluarga, termasuk yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi.
3. Akses ke fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
a. Jarak ke fasilitas kesehatan yang cukup jauh dan sulit dicapai
b. Kurangnya informasi tentang kemampuan fasilitas kesehatan
c. Keterbatasan biayaTradisi yang menghambat pemanfaatan tenaga dan fasilitas
kesehatan
4. Kualitas pelayanan kesehatan reproduksi yang kurang memadai, antaralain karena:
a. Pelayanan kesehatan yang kurang memperhatikan kebutuhan klien
b. Kemampuan fasilitas kesehatan yang kurang memadai
5. Beban ganda, tanggung jawab tidak proporsional sehingga kesehatananak perempuan
dan perempuan semakin buruk
a. Sebagai istri dan pendamping suami :Seorang wanita memiliki peran sebagai
pendamping pria, mencakup sikap hidup yang mantap bisa mendampingi suami dalam
situasi senang atau sedih disetai rasa kasih sayang, kecintaan, loyalitas dan kesetiaan
pada partner hidupnya, juga mendorong suami untuk berkarir dengan cara-cara yang
sehat.
b. Sebagai ibu dan pendidik bagi anak-anak: Setelah melahirkan wanita akan berperan
sebagai ibu. Bila ibu tersebut mampu menciptakan iklim psikis yang gembira, bahagia
dan bebas sehingga suasana rumah tangga menjadi semarak dan bisa membrikan rasa
aman, bebas, hangat, menyenagkan serta penuh kasih saying dengan begitu suami akan
betah tinggal dirumah.Selain berperan sebagi ibu, wanita juga berperan dalam mendidik
dan menciptakan moralitas dan akhlak yang baik bagi anak-anaknya
c. Sebagai partner seks: Tujuan berumah tangga adalah meneruskan keturunan dengan itu
hubungan intim pasangan suami-istri sudah menjadi satu kesatuan, jadi terdapatnya
hubungan heteroseksual yang memuaskan tanpa disfungsi (gangguan-gangguan fungsi)
seks. Ada relasi seksual yang tidak berlebih-lebihan, tidak hiperseksual dan tidak
kurang, maka kehidupan seks yang mapan terutama disebabkan oleh kehidupan psikis
yang stabil, imbang tanpa konflik-konflik batin yang serius. Ada kesediaan untuk
memahami partnernya serta rela berkorban.
d. Sebagai pengatur/pengelola rumah tangga: Dalam hal ini terdapat relasi-relasi formal
dan semacam pembagian kerja (devision of labour), dimana suami bertindak sebagai
pencari nafkah, istri berfungsi sebagai pengurus rumah tangga tetapi seringkali juga
berperan sebagai pencari nafkah.Dalam pengurusan rumah tangga ini yang sangat
penting ialah factor kemampuan membagi waktu dan tenaga untuk melakukan berbagai
macam tugas pekerjaan dirumah tangga dari pagi sampai larut malam.

6. Akses untuk pelayanan kespro rendah karena:


a. Pengetahuan tentang seksualitas dan informasi mengenai hak reproduksimasih
rendah.
b. Menonjolnya perilaku seksual resiko tinggi
c. Diskriminasi social
d. Sikap negatif terhadap perempuan dan anak perempuan
e. Rendahnya kemampuan dalam pengendalian kahidupan seksual pada reproduksi
7. Kurangnya penanganan kespro dan seksual pada laki-laki dan perempuanusia lanjut
Kurangnya penanganan kespro pada usia lanjut laki laki maupun perempuan karena
dianggap sepele dan tidak penting untuk ditangani,bahkan seharusnya ini menjadi hal yg serius
untuk ditangani karena pentingnya kesehatan kespro bagi usia lanjut.
8. Kebijakan dan program kesehatan masih belum mempertimbangkanperbedaan sosial,
ekonomi dan perbedaan lainnya antara perempuan danmasih rendahnya kemandirian
perempuan.

2.4 Alasan Kematian dan Kesakitan Pada Ibu

Bila Anda seorang ibu yang akan melahirkan anak, risiko Anda meninggal dunia
sepuluh kali lipat rekan Anda di Malaysia dan Sri Lanka. Angka kematian ibu (AKI)
masih sangat tinggi di Indonesia. Setiap tahun, sekitar 20 ribu ibu Indonesia meninggal
akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. Sebanyak 259 ibu meninggal dunia pada
setiap 100.000 kelahiran hidup. Angka itu lebih dari sepuluh kali AKI Malaysia (19) dan
Sri Lanka (24). Target Pemerintah adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 102
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.

Apa saja penyebab kematian ibu?


Kematian ibu (maternal death) menurut definisi WHO adalah kematian selama
kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua
sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan
disebabkan oleh kecelakaan/cedera. Penyebab utama kematian ibu diklasifikasikan sebagai
langsung dan tidak langsung.
 Penyebab langsung:
Berhubungan dengan komplikasi obstetrik selama masa kehamilan, persalinan dan
masa nifas (post-partum). Mayoritas penyebab kematian ibu adalah penyebab langsung.
 Penyebab tidak langsung:
Diakibatkan oleh penyakit yang telah diderita ibu, atau penyakit yang timbul
selama kehamilan dan tidak ada kaitannya dengan penyebab langsung obstetrik, tapi
penyakit tersebut diperberat oleh efek fisiologik kehamilan.

Lima besar
Menurut hasil kajian kinerja IGD Obstetri-Ginekologi dari RSUP Cipto
Mangunkusumo, yang merupakan RS rujukan nasional, lima besar penyebab kematian ibu
adalah perdarahan, eklampsia, sepsis, infeksi dan gagal paru.
1. Perdarahan
Perdarahan yang tidak terkontrol menyumbang sekitar 20%-25% kematian ibu
sehingga merupakan risiko yang paling serius. Kehilangan darah dapat terjadi selama
kehamilan, selama persalinan, atau setelah persalinan (post partum). Perdarahan post
partum yang menyebabkan kehilangan darah lebih dari 1.000 mL adalah penyebab utama
kematian. Meskipun dapat dicegah, tidak semua kasus perdarahan post partum dapat
dihindari. Atonia uterus (uterine atony), yaitu kondisi di mana otot rahim kehilangan
kemampuan untuk berkontraksi setelah melahirkan, adalah penyebab utama perdarahan
post partum. Penyebab lain yang lebih jarang adalah retensi plasenta (retained placenta), di
mana seluruh atau sebagian jaringan plasenta tertinggal di rahim. Penyebab trauma
termasuk luka, ruptur uterus, dan inversi uterus.
Komplikasi dari perdarahan postpartum termasuk hipotensi ortostatik, anemia, dan
kelelahan, yang dapat menyulitkan perawatan pasca melahirkan. Anemia post-partum
meningkatkan risiko depresi post-partum.Perdarahan post partum dapat ditangani dengan
pengelolaan yang melibatkan obat-obatan dan perawatan non obat.
2. Eklampsia
Eklampsia adalah kondisi yang ditandai dengan gagal ginjal, kejang, dan koma saat
kehamilan atau pasca melahirkan, sehingga dapat berujung pada kematian ibu. Eklampsia
biasanya terjadi setelah trimester ketiga kehamilan, mayoritas pada saat persalinan
(intrapartum) dan 48 jam pertama setelah melahirkan (postpartum). Eklampsia merupakan
komplikasi berat dari kondisi yang mendahuluinya, yaitu preeklampsia. Preeklampsia, juga
dikenal sebagai toxemia kehamilan, ditandai dengan hipertensi (tekanan darah tinggi),
proteinurea (protein dalam urin), edema (pembengkakan) umum, dan kenaikan berat badan
secara tiba-tiba. Preeklampsia dapat diidentifikasi pada masa kehamilan dengan memantau
tekanan darah, tes protein urin, dan pemeriksaan fisik. Deteksi dini dan pengelolaan
preeklampsia dapat mencegah perkembangannya menjadi eklampsia.
3. Sepsis
Sepsis maternal adalah infeksi bakteri yang parah, biasanya pada uterus (rahim),
umumnya terjadi beberapa hari setelah melahirkan. Sepsis dapat menyebar dari rahim ke
saluran tuba dan ovarium atau ke dalam aliran darah. Infeksi yang terjadi setelah
melahirkan ini juga dikenal sebagai sepsis puerperalis. Penyebab utamanya adalah bakteri
yang disebut Group A Streptococcus (GAS) yang memasuki tubuh melalui kulit atau
jaringan yang rusak saat melahirkan.
Sepsis maternal menyebabkan demam dan satu atau lebih gejala berikut:
 Menggigil dan perasaan tidak sehat secara umum
 Nyeri perut bawah
 Keputihan berbau busuk
 Perdarahan dari vagina
 Pusing dan pingsan
Sepsis umumnya terjadi karena standar kebersihan yang buruk selama proses
persalinan, misalnya persalinan atau aborsi yang dibantu oleh dukun beranak. Sepsis juga
dapat disebabkan oleh infeksi menular seksual yang tidak diobati selama kehamilan.
Penyakit ini dapat dicegah atau dikelola dengan pemeriksaan lab yang tepat, standar
pengendalian infeksi yang tinggi selama persalinan dan pengobatan antibiotik selama dan
sesudah persalinan.
4. Infeksi
Infeksi yang menyebabkan kematian ibu termasuk dalam kelompok penyebab tidak
langsung. Infeksi yang paling umum adalah malaria, tuberkulosis, dan hepatitis. Ibu hamil
yang terinfeksi penyakit-penyakit tersebut biasanya memiliki gejala yang lebih parah dan
memiliki tingkat risiko tinggi keguguran, kematian janin, persalinan prematur, berat badan
lahir rendah, kematian bayi dan/atau ibu.
 Malaria merupakan infeksi parasit yang ditularkan oleh nyamuk dan menewaskan
lebih dari 1 juta orang setiap tahunnya. Penyakit ini lebih umum pada
wilayah Indonesia bagian timur. Malaria dapat dicegah dengan obat-obatan yang
tepat dan perangkat antinyamuk.
 Tuberkulosis (TB) adalah infeksi yang termasuk dalam target kedaruratan WHO
sejak tahun 2005. Sekitar sepertiga dari populasi dunia (diperkirakan sekitar 1,75
miliar) terinfeksi basil tuberculosis. Penyakit ini dapat diperberat oleh kehamilan
dan menyebabkan kematian ibu dan/ atau janin. TB dapat disembuhkan dengan
obat-obatan seperti Rifampisin, INH dan Etambutol.
 Hepatitis adalah infeksi virus yang menyerang fungsi hati. Virus hepatitis B (HBV)
adalah penyebab paling umum hepatitis pada ibu hamil, namun virus hepatitis E
(HEV) adalah yang paling dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian ibu.
Hepatitis E akut dapat memberikan gejala tiba-tiba dalam beberapa hari atau
minggu sebelum kematian. Hepatitis dapat dicegah dengan kewaspadaan, imunisasi,
dan sanitasi yang lebih baik.
5. Gagal Paru
Kegagalan pernafasan akut adalah salah satu penyebab umum kedaruratan
kebidanan yang berisiko kematian tinggi. Penyebab umum kegagalan pernapasan akut
adalah embolisme paru (pulmonary embolism) dan paling sering terjadi pada periode
setelah melahirkan (postpartum). Kehamilan meningkatkan risiko embolisme paru karena
peningkatan kemampuan untuk membekukan darah (yang bermanfaat untuk menghentikan
perdarahan saat persalinan). Sayangnya, kemampuan ini juga meningkatkan risiko
trombosis (bekuan) darah yang secara mendadak menyumbat arteri paru-paru–kondisi yang
disebut embolisme paru.Tanda-tanda embolisme paru termasuk sesak napas tiba-tiba dan
tanpa sebab, nyeri dada, dan batuk yang dapat disertai darah. Embolisme paru dapat
dikelola segera dengan obat-obatan anti trombosis dan perawatan kedaruratan.
2.4 Masalah-Masalah Kesehatan Reproduksi
Masalah gangguan pada kesehatan reproduksi dan upaya penanggulangan :
 Infertilitas
 Seksual Transmitted Deseases (STD)/Infeksi Menular Seksual (PMS)
 Gangguan haid
 Pelvic Inflamatory Deseases (PID)
 Unwanted pregnancy dan aborsi

2.4.1 Infertilitas
Definisi
Infertilitas adalah kegagalan dari pasangan suami-istri untuk
mengalami kehamilan setelah melakukan hubungan seksual, tanpa kontrasepsi, selama
satu tahun. Infertilitas (kamandulan) adalah ketidakmampuan atau penurunan kemampuan
menghasilkan keturunan.
Ketidaksuburan (infertil) adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu
memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali seminggu
dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun.
Secara medis infertile dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
Infertile primer
Berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah satu
tahun berhubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi
dalam bentuk apapun.

Infertile sekunder
Berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya tetapi saat ini
belum mampu memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali
perminggu tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi jenis apapun.
Penyebab infertilitas :
 Suami memiliki system dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu
menghasilkan dan menyalurkan sel kelamin pria (spermatozoa) kedalam organ
reproduksi istri
 Istri memiliki system dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu menghasilkan
sel kelamin wanita (sel telur atau ovarium).
Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja. Hasil penelitian membuktikan
bahwa suami menyumbang 25-40% dari angka kejadian infertil, istri 40-55%, keduanya 10%,
dan idiopatik 10%. Hal ini dapat menghapus anggapan bahwa infertilitas terjadi murni karena
kesalahan dari pihak wanita/istri.

Berbagai gangguan yang memicu terjadinya infertilitas antara lain :


a. Pada wanita
 Gangguan organ reproduksi
1. Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina akan membunuh
sperma dan pengkerutan vagina yang akan menghambat transportasi sperma ke
vagina.
2. Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu
pengeluaran mukus serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma
ke dalam rahim terganggu. Selain itu, bekas operasi pada serviks yang
menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak
dapat masuk ke rahim
3. Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang
mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang
menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan
akhirnya terjadi abortus berulang.
4. Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii
dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu.
 Gangguan ovulasi
Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti
adanya hambatan pada sekresi hormone FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap
ovulasi. Hambatan ini dapat terjadi karena adanya tumor cranial, stress, dan pengguna obat-
obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi hiotalamus dan hipofise. Bila terjadi
gangguan sekresi kedua hormone ini. Maka folikel mengalami hambatan untuk matang dan
berakhir pada gangguan ovulasi.
 Kegagalan implantasi
Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam
mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi pada
endometrium tidak berlangsung baik. Akibatnya fetus tidak dapat berkembang dan terjadilah
abortus.
 Endometriosis
 Faktor immunologis
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan
reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan
pada wanita hamil.
 Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida
dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan
mempengaruhi kesuburan.
b. Pria
Ada beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria yaitu:
 Abnormalitas sperma; morfologi, motilitas
 Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi rerograde, hipospadia
 Abnormalitas ereksi
 Abnormalitas cairan semen; perubahan pH dan perubahan komposisi kimiawi
 Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi
penyempitan pada obstruksi pada saluran genital
 Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti kanker.

3. Faktor-Faktor Infertilitas Yang Sering Ditemukan


Faktor-faktor yang mempengaruhi infertilitas pasangan sangat tergantung pada keadaan
lokal, populasi dan diinvestigasi dan prosedur rujukan.
a. Faktor koitus pria
Riwayat dari pasangan pria harus mencakup setiap kehamilan yang sebenarnya, setiap
riwayat infeksi saluran genital, misalnya prostates, pembedahan atau cidera pada genital
pria atau daerah inguinal, dan setiap paparan terhadap timbel, cadmium,radiasi atau obat
kematerapeutik. Kelebihan konsumsi alcohol atau rokok atau paparan yang luar biasa
terhadap panas lingkungan harus dicari.
b. Faktor ovulasi
Sebagian besar wanita dengan haid teratur (setiap 22–35hari) mengalami ovulasi, terutama
kalau mereka mengalami miolimina prahaid (misalnya perubahan payudara, kembung, dan
perubahan suasana hati).
c. Faktor serviks
Selama beberapa hari sebelum ovulasi, serviks menghasilkan lender encer yang banyak
yang bereksudasi keluar dari serviks untuk berkontak dengan ejakulat semen. Untuk
menilai kualitasnya, pasien harus diperiksa selama fase menjelang pra ovulasi (hari ke-12
sampai 14 dari siklus 28 hari).
d. Faktor tuba-rahim
Penyumbatan tuba dapat terjadi pada tiga lokasi: akhir fimbriae, pertengahan segmen, atau
pada istmus kornu. Penyumbatan fimbriae sajauh ini adalah yang banyak ditemukan.
Salpingitis yang sebelumnya dan penggunaan spiral adalah penyebab yang lazim,
meskipun sekitar separohnya tidak berkaitan dengan riwayat semacam itu. Penyumbatan
pertengahan segmen hamper selalu diakibatkan oleh sterilisasi tuba. Penyumbatan
semacam itu, bila tak ada riwayat ini, menunjukan tuberculosis. Penyumbatan istmus
kornu dapat bersifat bawaan atau akibat endometriosis, adenomiosis tuba atau infeksi
sebelumnya. Pada 90% kasus, penyumbatan terletak pada istmus dekat tanduk (kornu) atau
dapat melibatkan bagian dangkal dari lumen tuba didalam dinding organ.
e. Faktor peritoneum
Laparoskopi dapat menengali patologi yang tak disangka-sangka sebelumnya pada 30
sampai 50% wanita dengan infertilitas yang tak dapat diterangkan. Endometriosis adalah
penemuan yang paling lazim. Perlekatan perianeksa dapat ditemukan, yang dapat
menjauhkan fimbriae dari permukaan ovarium atau menjebak oosit yang dilepaskan.
4. Penatalaksanaan Infertilitas
A. Wanita
 Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak dan waktu
yang tepat untuk coital
 Pemberian terapi obat, seperti;

1. Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi hipotalamus,
peningkatan kadar prolaktin, pemberian tsh.
2. Terapi penggantian hormon
3. Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal
4. Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan infeksi
dini yang adekuat
 GIFT ( gemete intrafallopian transfer )
 Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas
 Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate,
 Pengangkatan tumor atau fibroid
 Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi
B. Pria
 Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun,
diharapkan kualitas sperma meningkat
 Agen antimikroba
 Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan
 HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme
 FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
 Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus
 Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik
 Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
 Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan
nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat
 Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung
spermatisida.

5. Pencegahan Infertilitas
a. Berbagai macam infeksi diketahui menyebabkan infertilitas terutama infeksi
prostate, buah zakar, maupun saluran sperma. Karena itu, setiap infeksi didaerah
tersebut harus ditangani serius.
b. Beberapa zat dapat meracuni sperma. Banyak penelitihan menunjukan pengaruh
buruk rokok terhadap jumlah dan kualitas sperma
c. Alcohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar hormone
testosterone yang tentunya akan menganggu pertumbuhan sperma.
d. Berperilaku sehat .

B. Penyakit Menular Seksual / Sexual Transmited Disease’s


Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui perilaku seksual,
seperti hubungan seksual, oral sex, dan anal sex. Penyebab dari penyakit menular seksual ada
bermacam-macam yaitu : bakteri(contoh:sifilis, gonorrhea, Chlamydia), jamur
(contoh :candidiasis), virus (contoh : HIV, herpes), dan parasit (contoh : scabies).
Beberapa penyakit Menular seksual yang sering adalah :
1. HIV/AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala-gejala penyakit
yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang ditandai dengan gejala
menurunnya sistem kekebalan tubuh. Penderita AIDS mudah diserang infeksi oportunistik
(infeksi yang disebabkan oleh kuman yang pada keadaan sistem kekebalan tubuh normal tidak
terjadi) dan kanker dan biasanya berakhir dengan kematian.
HIV adalah sesorang yang telah terinfeksi viru HIV tetapi belum menunjukkan gejala-
gejala klinis, masih tampak sehat dan seperti orang normal.
2. Gonore
Gonore atau Gonorrhea (bahasa Inggris) atau kencing nanah adalah penyakit kelamin
disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorhoeae, yang dapat menyerang pria maupun
wanita. Penyakit ini sangat menular terutama melalui hubungan seksual dengan bergonta-ganti
pasangan. Penyakit ini menyerang atau menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum,
tenggorokan (melalui oral seksual), dan bagian putih mata (konjungtiva), jika terkena mengenai
mata. Pada wanita gejalanya adalah terasa nyeri sewaktu bak (buang air kecil) atau disebut
drysurria, mengeluarkan cairan yang berlebihan dari vagina (vaginal discharge), demam. Infeksi
dapat menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur, uretra, dan rektum serta
menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual. Jika tidak segera diobati
akan menyebabkan kemandulan.
Pada pria gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra dan beberapa jam
kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih serta keluarnya nanah dari penis (menurut
wikipedia). Penyakit ini mengintai orang-orang yang melakukan nikah kontrak dengan bergonta-
ganti pasangan sexual. Meskipun penyakit yang sangat mengerikan dan menular ini dapat
diobati, pencegahan adalah langkah terbaik sebelum tertular. Pencegahan yang paling
utama adalah tidak melakukan aktivitas sexual dengan bergonta-ganti pasangan
3. Herpes Kelamin
Herpes kelamin atau herpes genitalis adalah penyakit menular seksual (PMS) yang
disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV), penyakit ini sangat menular dan
mengifeksi daerah kelamin. Gejala dari herpes disebut wabah. Dan biasanya muncul luka (bisul)
di dekat daerah di mana virus telah memasuki tubuh. Mereka berubah menjadi lepuh, menjadi
gatal dan menyakitkan, dan kemudian sembuh dan kemudian muncul kembali jika ada faktor
pemicunya. Kadang-kadang orang tidak tahu bahwa mereka memiliki herpes karena mereka tidak
menunjukkan gejala atau gejala sangat ringan.
Penyakit ini dapat diobati tetapi tidak dapat disembuhkan dan akan tetap akan bermukim
didalam tubuh. Tetapi obat dapat membantu tubuh melawan virus dalam tubuh, dapat membantu
mengurangi gejala, menurunkan wabah, dan menurunkan resiko penularan virus kepada orang
lain. Herpes genitalis umumnya menyerang dan menyebabkan luka pada daerah genital Anda
atau dubur, bokong, dan paha yang dapatkan dari berhubungan seks, bahkan seks oral
yang terinfeksi virus ini. Virus dapat menyebar meskipun tidak adaluka/bisul. Bayi baru lahir
juga dapat terinfeksi virus ini jika sang ibu mengidap penyakit yang mengerikan ini. Wanita
kerap kali tidak sadar bahwa ia menderita herpes karena lecet terjadi di dalam vagina.
4. Infeksi Jamur atau Candidiasis
Genital/vulvovaginal candidiasis (VVC) atau disebut juga infeksi jamur, adalah salah satu
penyakit kelamin yang disebabkan oleh jamur. Wanita dewasa lebih rentan terserang infeksi
jamur, jika pertumbuhan jamur melebihi batas normal. Candida (jamur) selalu hadir dalam dan
pada tubuh dalam jumlah kecil. Namun, ketika ketidakseimbangan terjadi, seperti ketika
perubahan tingkat keasaman normal vagina atau ketika perubahan keseimbangan hormon,
Candida dapat berkembang biak. Gejalanya pada wanita dapat berupa gatal pada kelamin,
perasaan terbakar, keputihan. Jika pada pria biasanya ruam gatal pada penis. Gejala-gejala VVC
serupa dengan banyak infeksi kelamin lainnya, sehingga sangat penting untuk memeriksakan diri
ke dokter jika memiliki gejala-gejala tersebut. Infeksi jamur pada kelamin dapat disembuhkan
dengan krim anti jamur. Langkah-langkah ini dapat membantu mencegah infeksi jamur vagina:
 Mengenakan pakaian dalam dari katun
 Menghindari ketat pakaian yang terbuat dari serat sintetis, seperti nilon
 Gunakan kertas toilet putih nonparfum
 Menjaga kebersihan area genital
 Gunakan handuk (bukan hair dryer) untuk mengeringkan daerah genital
 Melepaskan pakaian renang yang basah sesegera mungkin setelah berenang
 Menggunakan pembalut yang bebas parfum
5. Sifilis
Sifilis atau syphilis adalah menyakit kelamin yang mengerikan berikutnya. Penyakit ini
disebabkan oleh bakteri spiroseta, Treponema pallidum. Menginfeksi daerah kelamin, bibir,
mulut, atau anus baik pria maupun wanita. Sifilis adalah penyakit seksual yang sangat menular
dari aktivitas kontak seksual dengan seseorang yang terinfeksi sifilis, pada proses kehamilan dari
ibu ke banyinya, perilaku menyimpang (homoseksual), bergonta-ganti pasangan seksual dan
orang yang terinfeksi HIV. Gejala atau tanda-tanda sifilis luka kecil, bulat, sakit, pada kelamin,
anus atau mulut dan menyebabkan ruam pada tubuh, terutama pada telapak tangan atau telapak
kaki.
Kadang-kadang menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening di dekatnya.
Banyak orang tidak menyadari gejalanya selama bertahun-tahun, karena gejala ini bisa datang
dan pergi. Dalam tahap/stadium yang parah sifilis dapat menyebabkan kerusakan otak, saraf,
mata, jantung, pembuluh darah, hati, tulang dan sendi. Jika tidak ditangani dengan serius sifilis
dapat menyebabkan kelumpuhan, mati rasa, kebutaan, cacat lahir atau keguguran dan yang paling
ekstrim dapat menyebabkan kematian.
6. Klamidia
Klamidia atau chlamydia (bahasa Inggris) adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh bakteri, yang disebut bacteria Chlamydia trachomatis. Penyakit ini menginfeksi
pria maupun wanita melalui hubungan seksual yang terinfeksi bakteri tersebut. Penyakit ini
memiliki gejala yang ringan, bahkan tidak disadari oleh si penderitanya, komplikasi yang serius
dapat menyebabkan kerusakan permanen dan infertilitas.
Gejala dari klamidia adalah keputihan yang abnormal, terasa nyeri seperti terbakar ketika
berkemih, mungkin terasa nyeri perut bagian bawah, nyeri punggung bawah, mual, demam, sakit
ketika berhubungan seksual dan lain sebagainya. Jika pada pria gejalanya adalah cairan yang
berlebihan pada penis, perasaan terbakar dan gatal pada sekitar pembukaan penis. Cara terbaik
agar terhindar dari bakteri Chlamydia adalah menjauhkan diri dari kontak seksual yang terinfeksi
bakteri tersebut, menjalankan hubungan yang sehat dengan pasangan (suami/istri) yang tidak
terinfeksi, serta menjauhkan diri dari pergaulan yang mengarah kepada seks bebas.
7. Kutu Kelamin dan Kudis
Penyakit kelamin menular selanjutnya adalah kutu kelamin dan kudis yang disebabkan
oleh adanya parasit yang hidup di organ genital kita. Kutu kelamin adalah parasit yang hidup di
rambut kemaluan, ukurannya sangat kecil (lebih kecil atau sama dengan 1/8 inch), berwana
kelabu kecoklatan, menetap pada rambut kemaluan, tetapi mereka kadang-kadang dapat
ditemukan pada rambut tubuh lainnya, seperti rambut di kaki, ketiak, kumis, jenggot, alis, atau
bulu mata. Kutu kemaluan yang ditemukan di alis atau bulu mata anak-anak mungkin merupakan
tanda paparan seksual atau pelecehan. Kutu ditemukan di kepala umumnya kutu kepala, bukan
kutu kemaluan. Dapat disembuhkan dengan obat cair yang digosokkan pada rambut kelamin.
Pencegahan dengan menjaga kebersihan area genital, tidak melakukan seks bebas adalah
langkah yang tepat agar terhindar dari kutu kelamin. Sedangkan kudis (scabies) adalah sejenis
tungau yang bersembunyi ke dalam kulit di daerah kelamin, tangan, jari-jari dan rambut dada.
Penyakit ini umumnya Anda diperoleh dari kontak seksual atau kontak fisik dengan orang lain
yang terdapat kutu atau kudis di kelaminnya. Kutu kelamin dan kudis juga bisa berada di tempat
tidur, pakaian, kursi toilet dan handuk yang terinfeksi. Selalu menjaga kebersihan diri dan
lingkungan serta menerapkan gaya hidup higienis adalah satu cara agar terhindar dari kutu
kelamin dan kudis (scabies).
8. Bisul Pada Alat Kelamin
Disebabkan oleh virus (Virus Human Papilloma atau HPV) dapat muncul berupa satu atau
banyak bisul atau benjolan antara sebulan sampai setahun setelah berhubungan intim dengan
penderita penyakit kelamin tersebut. Pada umumnya tidak dapat terlihat pada wanita karena
terletak di dalam vagina, atau pada pria karena terlalu kecil. Bisul pada kelamin dapat berakibat
serius pada wanita karena dapat menyebabkan kanker cervix. Bisul pada kelamin ini dapat
disembuhkan, wanita harus menjalankan pap smear setiap kali berganti pasangan intim.
9. Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit protozoa
yang disebut Trichomonas vaginalis. Seperti penyakit menular seksual lainnya, trikomoniasis
juga menyerang area genital. Jika pada laki-laki parasit ini menginfeksi area uretra dan pada
wanita vagina adalah tempat yang umum terinfeksi parasit ini. Pada wanita penyakit ini
menunjukkan gejala keputihan yang tidak biasa, jika ini tidak segera ditangani maka
trikomoniasis dapat meningkatkan resiko tertular HIV. Dan pada wanita hamil dapat
mengakibatkan kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah. Trikomoniasis dapat disembuhkan
dengan pengobatan resep dokter.
Orang yang sedang dalam pengobatan trikomoniasis tidak diperbolehkan melakukan
aktivitas seksual hingga perawatan selesai. Menjalani pola hidup yang sehat, menjaga kebersihan
area vital, tidak melakukan seks bebas, adalah pencegahan terbaik daripada mengobati. Karena
bukan tidak mungkin orang yang telah sembuh dari trikomoniasis dapat terserang penyakit ini
lagi atau dengan kata lain orang masih bisa rentan terhadap infeksi ulang.

2.5 Masalah-Masalah Kesehatan Reproduksi


2.5.1 Gangguan Haid
Pengertian gangguan haid
Gangguan haid adalah perdarahan haid yang tidak normal dalam hal : panjang siklus haid,
lama haid, dan jumlah darah haid. Melibatkan hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium
Fisiologi haid normal:
 Berlangsung antara 25-35 hari atau 21-31 hari
 Estrogen dihasilkan oleh follikel dan korpus luteum
 Peningkatan Estrogen pada midsiklus → lonjakan LH → ovulasi
 Peningkatan dihasilkan hanya oleh korpus l
 uteum
 Korpus luteum ada hanya jika terjadi ovulasi
 Umur korpus luteum ±10-14 hr
 Fase luteal atau fase sekresi ±14 hr (hampir selalu tetap)
 Fase folikulogenesis atau Fase proliferasi variasi antara 7-21hri

B. Klasifikasi gangguan haid


Digolongkan dalam :
 Kelainan panjang siklus (N=21-35hr):
o Polimenore (sering) jika haid terjadi kurang 21 hari
o Oligomenore (jarang) jika haid terjadi lebih dari 35 hari
o Amenore (tidak haid) → jika haid tidak terjadi selama 3 bln berturut – turut
 Kelainan banyaknya haid (Normalnya darah haid = ±80ml):
o Hipermenore (banyak) jika darah haid lebih 80ml
o Hipomenore (sedikit) jika darah haid kurang dari 80ml
 Kelainan lama haid (Normalnya lama haid 3 – 7 hari):
o Menoragi (memanjang) jika lama haid lebih 7 hari
o Brakimenore (memendek) jika lama haid kurang dari 3 hari
 Metroragi (jika haid terjadi diluar siklus normal
 Perdarahan bercak
o Premenstrual spotting
o Postmenstrual spotting
 Perdarahan uterus disfungsional
 Gangguan lain berhubungan dengan haid :
o Metroragi (haid diluar siklus)
o Dismenore (nyeri bila haid)
o Premenstrual tension (ketegangan haid)
C.Kelainan Panjang Siklus Haid :
Poliminore : Definisi polimenore adalah panjang siklus haid kurang dari 21 hari (normal
21-35). Keadaan polimenore bisanya terjadi pada siklus ovulatoar maupun pada siklus
anovulatoar.
Kausa :
 Anovulasi karena gangguan hormonal
 Insufisiensi korpus luteum (fase luteal memendek)
 Fase folikuler memendek
Penanganan :
 Pada kausa anovulasi diberikan induksi ovulasi
 Pada insufisiensi korpus luteum diberikan progesteron pada hr 16-25
 Pada fase folikuler pendek diberikan estrogen pada hari 3-8
Oligomenore : Definisi oligomenore adalah panjang siklus haid lebih dari 35 hari (normal 21-35
hari) dan kurang dari 3 bulan. Keadaan oligomenore umumnya adalah siklus ovulator sehingga
fertilitas tidak terganggu.
Kausa :
 Fase folikuler memanjang
 Fase sekresi memanjang
Penanganan :
 Tidak diberikan pengobatan jika tipe perdarahan teratur
 Indukasi ovulasi diberikan jika tipe perdarahan memanjang

D .Macam-macam gangguan Pada Waktu Haid:


1.Amenore
Definisi Amenore
Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya haid pada seorang wanita. Hal tersebut
normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause.
Amenorea sendiri terbagi dua, yaitu:
a. Amenorea primer, yaitu keadaan tidak terjadinya haid pada wanita usia 16 tahun.
b. Amenorea sekunder, yaitu tidak terjadinya haid selama 3 siklus (pada kasus
oligomenorea/jumlah darah haid sedikit), atau 6 siklus setelah sebelumnya
mendapatkan siklus haid biasa.
Penyebab tersering dari amenorea primeradalah:
 Pubertas terlambat
 Kegagalan dari fungsi indung telur
 Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina)
 Gangguan pada susunan saraf pusat
 Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan keluarnya darah haid, dapat
dipikirkan apabila wanita memiliki rahim dan vagina normal
Penyebab terbanyak dari amenorea sekunderadalah kehamilan, setelah kehamilan,
menyusui, dan penggunaan metode kontrasepsi. Jika sebab-sebab tersebut bisa disingkirkan,
maka penyebab lainnya adalah:
 Obat-obatan
 Stres dan depresi
 Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan,
obesitas
 Gangguan hipotalamus dan hipofisis
 Gangguan indung telur
 Penyakit kronik
Tanda dan Gejala
Tanda amenorea adalah tidak didapatkannya haid pada usia 16 tahun, dengan atau tanpa
perkembangan seksual sekunder (perkembangan payudara, perkembangan rambut pubis), atau
kondisi dimana wanita tersebut tidak mendapatkan haid padahal sebelumnya sudah pernah
mendapatkan haid. Gejala lainnya tergantung dari apa yang menyebabkan terjadinya amenorea.
2. Oligomenorea
Definisi Oligomenore
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus haid memanjang lebih dari 35
hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan
mengalami haid yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus haid
berlangsung lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder.
Penyebab
Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan hormonal pada aksis
hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan hormon tersebut menyebabkan lamanya siklus haid
normal menjadi memanjang, sehingga haid menjadi lebih jarang terjadi. Oligomenorea sering
terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya
menopause. Oligomenorea yang terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi normal yang
terjadi karena kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal
terjadinya haid pertama dan menjelang terjadinya menopause, sehingga timbul gangguan
keseimbangan hormon dalam tubuh.
Disamping itu, oligomenorea dapat juga terjadi pada:
 Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS)
 Stres dan depresi
 Sakit kronik
 Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
 Penurunan berat badan berlebihan
 Olahraga berlebihan, misal atlit
 Adanya tumor yang melepaskan estrogen
 Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang menghambat pengeluaran
darah haid
 Penggunaan obat-obatan tertentu
Umumnya oligomenorea tidak menyebabkan masalah, namun pada beberapa kasus, dapat
menyebabkan gangguan kesuburan. Pemeriksaan ke dokter kandungan harus dilakukan ketika
oligomenorea berlangsung lebih dari 3 bulan dan mulai menimbulkan gangguan kesuburan.

3. Polimenorea
Definisi Polimenore
Ketika seorang wanita mengalami siklus haid yang lebih sering (siklus haid yang lebih
singkat dari 21 hari), hal ini dikenal dengan istilah polimenorea. Wanita dengan polimenorea
akan mengalami haid hingga dua kali atau lebih dalam sebulan, dengan pola yang teratur dan
jumlah perdarahan yang relatif sama atau lebih banyak dari biasanya.
Polimenorea harus dapat dibedakan dari metroragia. Metroragia merupakan suatu perdarahan
iregular yang terjadi di antara dua waktu haid. Pada metroragia, haid terjadi dalam waktu yang
lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih sedikit.
Penyebab
Timbulnya haid yang lebih sering ini tentunya akan menimbulkan kekhawatiran pada
wanita yang mengalaminya. Polimenorea dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan sistem
hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Ketidak seimbangan hormon tersebut dapat mengakibatkan gangguan pada proses ovulasi
(pelepasan sel telur) atau memendeknya waktu yang dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu
siklus haid normal sehingga didapatkan haid yang lebih sering. Gangguan keseimbangan hormon
dapat terjadi pada:
 3-5 tahun pertama setelah haid pertama
 Beberapa tahun menjelang menopause
 Gangguan indung telur
 Stress dan depresi
 Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
 Penurunan berat badan berlebihan
 Obesitas
 Olahraga berlebihan, misal atlit
 Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antikoagulan, aspirin, NSAID, dll
Pada umumnya, polimenorea bersifat sementara dan dapat sembuh dengan sendirinya.
Penderita polimenorea harus segera dibawa ke dokter jika polimenorea berlangsung terus
menerus. Polimenorea yang berlangsung terus menerus dapat menimbulkan gangguan
hemodinamik tubuh akibat darah yang keluar terus menerus. Disamping itu, polimenorea dapat
juga akan menimbulkan keluhan berupa gangguan kesuburan karena gangguan hormonal pada
polimenorea mengakibatkan gangguan ovulasi (proses pelepasan sel telur). Wanita dengan
gangguan ovulasi seringkali mengalami kesulitan mendapatkan keturunan.
4. Menoragia atau Hipermenorea
Definisi Menoragia atau Hipermenorea
Menoragia atau hipermenorea adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal
(lebih dari 80ml/hari) atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan
bekuan darah sewaktu haid. Siklus haid yang normal berlangsung antara 21-35 hari, selama 2-8
hari dengan jumlah darah haid sekitar 25-80 ml/hari.
Gejala
Penderita menoragia dapat mengalami beberapa gejala seperti:
 Perlu mengganti pembalut hampir setiap jam selama beberapa hari berturut-turut
 Perlunya mengganti pembalut di malam hari atau pembalut ganda di malam hari
 haid berlangsung lebih dari 7 hari
 Darah haid dapat berupa gumpalan-gumpalan darah
 Haid yang berlangsung berkepanjangan dengan jumlah darah yang terlalu banyak
untuk dikeluarkan setiap harinya dapat menyebabkan tubuh kehilangan terlalu
banyak darah sehingga memicu terjadinya anemia. Terdapat tanda-tanda anemia,
seperti napas lebih pendek, mudah lelah, pucat, kurang konsentrasi, dll.
Penyebab Timbulnya perdarahan yang berlebihan saat terjadinya haid (menoragia) dapat terjadi
akibat beberapa hal, diantaranya:
1. Adanya kelainan organik, seperti:
 infeksi saluran reporduksi
 kelainan koagulasi (pembekuan darah), misal : akibat von willebrand disease,
kekurangan protrombin, idiopatik trombositopenia purpura (ITP), dll
 Disfungsi organ yang menyebabkan terjadinya menoragia seperti gagal hepar atau
gagal ginjal. Penyakit hati kronik dapat menyebabkan gangguan dalam
menghasilkan faktor pembekuan darah dan menurunkan hormon estrogen.
2. Kelainan hormon endokrin misal akibat kelainan kelenjar tiroid dan kelenjar adrenal,
tumor pituitari, siklus anovulasi, Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS), kegemukan, dll
3. Kelainan anatomi rahim seperti adanya mioma uteri, polip endometrium, hiperplasia
endometrium, kanker dinding rahim dan lain sebagainya.
4. Iatrogenik : misal akibat pemakaian IUD, hormon steroid, obat-obatan kemoterapi, obat-obatan
anti-inflamasi dan obat-obatan antikoagulan.
5. Hipomenorea
Definisi Hipmenorea
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari
biasa. Penyebab Hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat
dari kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal.
6. Metroragia
Definisi Metroragia
Metroragia adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.
Metroragia merupakan suatu perdarahan iregular yang terjadi di antara dua waktu haid. Pada
metroragia, haid terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih
sedikit. Metroragia tidak ada hubungannya dengan haid, namun keadaan ini sering dianggap oleh
wanita sebagai haid walaupun hanya berupa bercak
Klasifikasi
1. Metroragia oleh karena adanya kehamilan, seperti abortus, kehamilan ektopik.
2. Metroragia diluar kehamilan
Penyebab
1. Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh, carcinoma
corpus uteri, carcinoma cervicitis, peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis
haemorrhagia, endometritis haemorrhagia), hormonal.
2. Perdarahan fungsional:
 Perdarahan Anovulatoar, disebabkan oleh psikis, neurogen, hypofiser, ovarial
(tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit akut
maupun kronis.
 Perdarahan Ovulatoar, akibat korpus luteum persisten, kelainan pelepasan
endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit akut ataupun kronis.
E. Gangguan Lain Yang Ada Hubungan Dengan Haid
Pre Menstrual Tension (Ketegangan Pra Haid)
Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai menstruasi
berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormonestrogen dan progesterom menjelang
menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40 tahun.
Gejala klinik dari pre menstrual tension adalah gangguanemosional; gelisah, susah tidur; perut
kembung, mualmuntah; payudara tegang dan sakit; terkadang merasa tertekan

Terapi
Olahraga, perubahandiet (tanpa garam, kopi dan alkohol); mengurangi stress; konsumsi
antidepressan bila perlu; menekan fungsi ovulasi dengan kontrasepsi oral, progestin; konsultasi
dengan tenaga ahli, KIEM untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Mastodinia atau Mastalgia


Definisi Adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid.
Sebab-sebab
Disebabkan oleh dominasi hormonestrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertai
hiperemia didaerah payudara.

Mittelschmerz (Rasa Nyeri pada Ovulasi)


Definisi Adalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung beberapa jam
sampai beberapa hari di pertengahan siklus menstruasi. Hal ini terjadi karena pecahnya folikel
Graff. Lamanya bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang Mittelschmerz diikuti oleh
perdarahan yang berasal dari prosesovulasi dengan gejala klinis seperti kehamilan ektopik yang
pecah.

2.5.2Pelvic Inflammatory Disease (PID)


Pelvic Inflammatory Disease (PID) atau dalam bahasa Indonesia-nya adalah penyakit
radang panggul yaitu istilah untuk radang rahim, saluran tuba atau ovarium yang berkembang
menjadi luka parut dengan perlengketan jaringan atau organ didekatnya. PID dapat disebabkan
oleh virus, jamur dan parasit, namun kasus yang paling banyak ditemui adalah disebabkan oleh
infeksi bakteri. PID hanya menyerang pada kaum wanita, dan dapat menyebabkan kemandulan.
Gejala yang umum terjadi adalah keputihan, rasa nyeri saat BAK, nyeri perut atau panggul, sakit
saat hubungan seksual atau pendarahan pada siklus menstruasi. Penyakit ini dapat disembuhkan
dengan antibiotik. Segera periksa ke dokter jika anda menemukan gejala itu. Pengobatan yang
tepat dapat mencegah terjadinya komplikasi termasuk kerusakan permanen pada organ
reproduksi wanita.
2.6 Masalah Kesehatan
2.6.1 Unwanted Pregnancy dan Aborsi
A. Pengertian
Unwanted pregnancy atau dikenal sebagai kehamilan yang tidak diinginkan merupakan
suatu kondisi dimana pasangan tidak menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu
kehamilan. Kehamilan ini bisa merupakan akibat suatu prilaku seksual/hubungan seksual
baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

B. Faktor faktor penyebab Unwanted Pregnancy


1. Kehamilan Akibat Perkosaan
Perkosaan merupakan peristiwa yang traumatis dan meninggalkan aib pada
perempuan yang diperkosa. Dampak psikologis dari perkosan ini cukup dalam dan akan
menetap seumur hidup, jika perkosaan juga mengakibatkan kehamilan, aib itu tidak hanya
akan dialami oleh si korban saja tetapi juga seluruh keluarganya. Seandainya kehamilan
itu diteruskan, maka anak yang dilahirkan kelak yang akan mengalami tekanan sosial baik
dari keluarga orang tuanya sendiri maupun dari masyarakat sekitarnya. Bahkan ibunya
sendiri mungkin akan melihat anak itu sebagai penjelmaan laki-laki yang memperkosanya
atau mungkin juga menjadi sasaran balas dendam yang sebenarnya ia tujukan kepada
laki- laki yang memperkosanya.
2. Kehamilan Pada Saat yang Tidak Diharapkan
Hal ini dapat terjadi pada pekerjaan wanita yang sudah terlanjur menandatangani
kontrak bahwa selama beberapa waktu setelah bekerja ia tidak boleh hamil. Hal semacam
itu dapat juga terjadi pada mereka yang masih meneruskan sekolah atau mereka yang
belum ingin hamil lagi atas alasan-alasan yang sah, misalnya karena alasan anak yang
terdahulu belum lagi berusia 1 tahun atau alasan tidak ingin punya anak lagi atau juga
karena kesehatan ibu yang lemah.
3. Kehamilan yang Terjadi Akibat Hubungan Seksual Diluar Nikah
Hubungan sex di luar ikatan perkawinan, menurut norma sosial dan masyarakat serta
agama dianggap buruk. Dalam masyarakat yang lebih modern pun, hubungan sex di luar
nikah dan terus berlangsung perbuatan semacam itu, membuat kehamilan yang terjadi
sebenarnya bukan merupakan kehamilan yang diinginkan.
4. Alasan karir atau masih sekolah ( karena kehamilan dan konsekuensi lainnya yang dianggap
dapat menghambat karir atau kegiatan belajar.
5. Persoalan Ekonomi ( biaya untuk melahirkan dan membesarkan anak )
6. Kegagalan Kontrasepsi

C. Dampak dari Unwanted Pregnancy


Bermula dari hubungan seks pranikah atau seks bebas adalah terjadi kehamilan yangtidak
diharapkan (KTD). Ada dua hal yang bisa dilakukan oleh remaja, yaitu mempertahankan
kehamilan dan mengakhiri kehamilan (aborsi). Semua tindakan tersebut membawa dampak baik
fisik, psikis, sosial dan ekonomi.
a. Risiko Fisik
Kehamilan pada usia dini bisa menimbulkan kesulitan dalam persalinan seperti perdarahan,
bahkan bisa sampai pada kematian
b. Risiko Psikis atau Psikologis
Ada kemungkinan pihak perempuan menjadi ibu tunggal karena pasangan tidak mau
menikahinya atau mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kalau mau menikah, hal ini
juga bisa mengakibatkan perkawinan bermasalah dan penuh konflik karena sama-sama
belum dewasa dan siap memikul tanggungjawab sebagai orang tua.
Selain itu pasangan muda terutama pihak perempuan akan dibantu oleh berbagai perasaan
tidak nyaman seperti dihanyui rasa malu terus-menerus, rendah diri, bersalah atau berdosa,
depresi atau tertekan, psikis dan lain-lain. Bila tidak ditangani dengan baik, maka perasaan
tersebut bisa menjadi gangguan kejiwaan yang lebih parah.

c. Risiko sosial
Salah satu risiko sosial adalah berhenti/putus sekolah atau kemauan sendiri dikarenakan
rasa malu atau cuti melahirkan. Kemungkinan lain dikeluarkan dari sekolah. Hingga saat ini
masih banyak sekolah yang tidak mentolerir siswi yanh hamil. Risiko sosial lain adalah
menjadi obyek pembicaraan, kehilangan masa remaja yang seharusnya dinikmati dan di
anggap buruk karena melahirkan anak di luar nikah. Di Indonesia, melahirkan anak diluar
nikah masih sering menjadi beban orang tua.
d. Risiko ekonomi
Merawat kehamilan, melahirkan dan membesarkan bayi/anak membutuhkan biaya besar

2. ABORSI
A. Pengertian
Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah
“abortus”. Berarti pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Ini
adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk
bertumbuh.
B. Macam macam Aborsi
Macam-macam Aborsi
Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi yaitu:
1. Aborsi spontan/alamiah
Berlangsung tanpa tindakan apapun, kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya
kualitas sel telur dan sel sperma.
2. Aborsi buatan
Adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu
akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana
aborsi (dokter, bidan, dukun beranak).

3. Aborsi terapeutik/medis
Adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medik.
Sebagai contoh calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah
tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik
calon ibu maupun janin yang dikandungannya, tetapi ini semua atas pertimbangan
medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.

C. Penyebab terjadinya Aborsi


a. Keluarga yang tidak siap menerima kehamilan, misal : karena tidak ber-KB atau
gagal ber-KB, membatasi jumlah anak, jarak kehamilan yang terlalu pendek.
b. Keluarga yang dikarenakan memiliki ekonomi pas-pasan sehingga cenderung
bersikap menolak kelahiran anak.
c. Masyarakat cenderung menyisihkan dan menyudutkan wanita yang hamil di luar
nikah, baik secara sengaja ataupun pada kasus perkosaan. Wanita selalu disalahkan,
tidak ditolong atau dibesarkan jiwanya tetapi malah ditekan dan disudutkan
sehingga dalam reaksinya wanita tersebut akan melakukan aborsi.
d. Ada aturan perusahaan yang tidak memperbolehkan karyawatinya hamil (meskipun
punya suami) selama dalam kontrak dan kalau ketahuan hamil akan dihentikan dari
pekerjaannya.
e. Pergaulan yang sangat bebas bagi remaja yang masih duduk di bangku sekolah,
misal SMA, mengakibatkan kecelakaan dan membuahkan kehamilan. Karena
merasa malu, dengan teman-temannya, takut kalau kesempatan belajarnya terhenti
dan barangkali masa depannya pun menjadi buruk. Ditambah dengan tekanan
masyarakat yang menyisihkan sehingga akhirnya ia melakukan aborsi supaya tetap
eksistensi di masyarakat dan dapat melanjutkan sekolah.
f. Dari segi medis diketahui umur reproduksi sehat antara 20-35 tahun. Bila seorang
wanita hamil di luar batasan umur itu akan masuk dalam kriteria risiko tinggi.
Batasan ini sering menakutkan, sehingga perempuan yang mengalaminya lebih
menjurus menolak kehamilannya dan ujung-ujungnya akan melakukan aborsi.
g. Pandangan sebagian orang bahwa tanda-tanda kehidupan janin antara lain adanya
detak jantung yakni umur sekitar tiga bulan. Maka hal ini akan memicu seorang
wanita yang mengalami suatu masalah akan melakukan aborsi dengan alasan usia
bayi belum sampai 3 bulan.

D. Dampak dari Aborsi


Banyak remaja memilih untuk mengakhiri kehamilan bila hamil. Jika di negara maju yang
melegalkan aborsi, bila dilakukan secara aman oleh dokter atau bidan berpengalaman. Di negara
kita lebih sering dilakkukan dengan cara tidak aman bahkan tidak lazim oleh dukun aborsi bisa
mengakibatkan dampak negatif secara fisik, psikis dan sosial terutama bila dilakukan secara tidak
aman.
a. Risiko Fisik
dan komplikasi lain merupakan salah satu risiko aborsi. Aborsi yang berulang selain bisa
mengakibatkan komplikasi juga bisa menyebabkan kematian. Aborsi yang dilakukan secara tidak
aman bisa mengakibatkan kematian.
b. Risiko Psikis
Pelaku aborsi sering kali mengalami perasaan-perasaan takut, panik, tertekan atau stres,
trauma mengingat proses aborsi dan kesakitan. Kecemasan karena bersalah, atau dosa akibat
aborsi bisa berlangsung lama. Selain itu pelaku aborsi juga sering kehilangan kepercayaan diri.
c. Risiko Sosial
Ketergantungan pada pasangan sering kali menjadi lebih besar karena perempuan merasa
tidak perawan, pernah mengalami KTD atau aborsi. Selanjutnya remaja perempuan lebih sulit
menolak ajakan seksual pasangannya. Risiko lain adalah pendidikan menjadi terputus atau masa
depan terganggu.
d. Risiko ekonomi
Biaya aborsi cukup tinggi. Bila terjadi komplikasi maka biaya akan semakin tinggi.

E. Penangan dan Pencegahan


1. Unwanted pregnancy dapat dicegah dengan beberapa hal, yaitu
a. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
b.Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti
berolahraga, seni, dan keagamaan.
c. Menghindari perbuatan yang akan menimbulkan dorongan seksual, seperti
meraba-raba tubuh pasangannya dan menonton vidio porno.
2. Saat menemukan kasus unwanted pregnancy, sebagai petugas kesehatan harus :
a. Bersikap bersahabat dengan remaja
b. Memberikan konseling pada remaja dan keluarganya
c. Apabila ada masalah yang serius agar diberikan jalan keluar yang terbaik dan
apabila belum bisa terselesaikan supaya dikonsultasikan pada dokter ahli
d. Memberikan alternatif penyelesaian masalah apabila terjadi kehamilan pada
remaja yaitu :
 Diselesaikan secara kekeluargaan
 Segera menikah
 Konseling kehamilan, persalinan dan keluarga berencana
 Pemeriksaan kehamilan sesuai standar
 Bila ada gangguan kejiwaan, rujuk ke psikiater
 Bila ada risiko tinggi kehamilan, rujuk ke SpOG
 Bila tidak terselesaikan dengan menikah, anjurkan pada keluarga supaya
menerima dengan bai
 Bila ingin melakukan aborsi, berikan konseling risiko aborsi
e. Menangani sesegera mungkin jika terjadi komplikasi yang dapat mengancam jiwa
ibu dan janin
f. Memberikan bimbingan dan konseling pada ibu hamil
g. Memberikan pendidikan ex education sedini mungkin pada WUS.
h. Memberikan penyuluhan pada orangtua untuk lebih memperhatikan pergaulan putra
putri mereka

2.6.2 Hormon Replacement Therapi(HRT)


A. Pengertian Hormon ReplacementTherapy
Terapi penggantian hormon, Hormon Replacement Therapy (HRT) adalah suatu sistem
pengobatan medis untuk operasi menopause, perimenopause dan tingkat yang lebih rendah
postmenopause wanita. Hal ini didasarkan pada gagasan bahwa perawatan dapat mencegah
ketidaknyamanan yang disebabkan oleh sirkulasi berkurang estrogen dan progesteronhormon .
Ini melibatkan penggunaan satu atau lebih suatu kelompok obat yang dirancang untuk
meningkatkan kadar hormon buatan. Jenis utama dari hormon estrogen yang terlibat, progesteron
atau progestin , dan kadang-kadang testosteron . Hal ini sering disebut sebagai "pengobatan"
daripada terapi. Terapi hormonal pengganti merupakan terapi kombinasi estrogen dan progestin
yang dalam jangka pendek digunakan untuk mengurangi keluhan fisik dan psikologik dari
menopause.
Penggunaan terapi hormonal pengganti jangka panjang dilakukan atas dasar anggapan
bahwa tindakan itu dapat mencegah penyakit jantung dan osteoporosis. Pada kenyataannya, hasil
penelitian terakhir yang dilakukan dengan rancang penelitian yang baik memperlihatkan bukti
bahwa bahwa penggunaan kombinasi estrogen dan progestin secara bermakna dapat
meningkatkan resiko keganasan payudara, stroke dan serangan jantung.

B. Penggunaan Dan Cara Kerja HRT


Menggunakan terapi hormon pengganti atau tidak merupakan hal yang kontroversial.
Masih terlihat masih banyaknya praktisi medis yang merekomendasikan pemberian terapi
hormon pengganti. Pada umumnya terapi hormon pengganti diberikan pada mereka yang tidak
menderita karsinoma payudara atau kondisi lain yang merupakan kontra indikasi pemberian
terapi hormon pengganti seperti misalnya gangguan pembekuan darah, karsinoma endometrium,
karsinoma ovarium mengingat bahwa masih banyaknya penderita penyakit jantung dan
osteoporosis.

a. Penggunaan pada wanita yang menderita Hipertensi


Secara umum, hipertensi bukanlah kontraindikasi terhadap pemakaian HRT. Para ahli telah
memahami bahwa memang tekanan darah akan meningkat pada saat ovulasi karena adanya kadar
estrogen yang meningkat.
Pada wanita dengan hipertensi yang terkontrol, HRT masih dapat diberikan. Sedangkan
bagi pasien dengan tekanan darah yang sudah tinggi sebelum menggunakan HRT, harus
menjalani perawatan guna penurunan tekanan darah terlebih dahulu. Setelah tekanan darah
berhasil diturunkan dan menjadi stabil dan terkontrol, HRT dapat mulai diberikan. Pasien dengan
tekanan darah di atas 160/95 atau 160/100 mmHg, memang merupakan kondisi yang terlalu
tinggi untuk memulai atau meneruskan HRT.
Pada keadaan ini, pengobatan antihipertensi perlu diberikan dahulu pada pasien.Wanita
dengan sejarah keluarga menderita hipertensi dapat menerima HRT. Karena pada wanita ini
menggunakan atau tidak menggunakan HRT, kemungkinanterjadi hipertensi tetap tinggi.

b. Penggunaan pada wanita yang menderita Diabetes


Sesungguhnya tidak akan ada alasan kuat bahwa wanita yang menderita diabetes tidak
dapat menerima HRT. Hanya saja, pasien harus dimonitor secara lebih ketat dibandingkan pada
pengguna yang tidak menderita diabetes. Beberapa studi bahkan memperlihatkan penambahan
estrogen pada wanita menopause yang menderita diabetes memberikan efek perlindungan
terhadap jantung. Estrogen juga dapat memperbaiki perubahan metabolik yang diasosiasikan
dengan diabetes. Pada penelitian terhadap wanita penderita diabetes yang tidak tergantung pada
insulin, penambahan estrogen ternyata memperbaiki parameter metabolik glukosa, termasuk
resistensi terhadap insulin.

c. Penggunaan pada wanita dengan penyakit hati


Wanita yang menderita penyakit hati ringan atau hanya mengalami sedikit peningkatan
fungsi hati; atau yang pernah menderita penyakit hati namun telah sembuh total, dapat
menggunakan HRT selama dilakukan dengan pengawasan ketat. Dianjurkan untuk memeriksa
fungsi hati 1 bulan setelah menggunakan HRT dan setiap 6 bulan berikutnya. Pada penderita
penyakit hati berat, HRT tidak dapat digunakan karena estrogen di metabolisme di hati.

d. Penggunaan pada wanita yang menderita fibroid atau myom


Wanita dengan fibroid yang kecil dan tidak menimbulkan keluhan, tetap dapat
menggunakan HRT. Namun, bagi mereka disarankan untuk melakukan pemeriksaan panggul
setahun sekali untuk melihat perkembangan fibroidnya. Pada penelitian, di mana wanita
penderita fibroid menggunakan HRT selama 3 tahun, terjadi peningkatan ukuran fibroid sampai
tahun ke 2, setelah itu terjadi penurunan ukuran fibroid. Secara klinis peningkatan volume fibroid
pada penelitian ini sesungguhnya tidak perlu ditakutkan karena peningkatannya hanya kecil.
Akan tetapi, bagi penderita fibroid yang menggunakan HRT kemudian ternyata fibroid-nya
membesar, mengalami perdarahan, dianjurkan untuk menghentikan penggunaan HRT-nya.

e. Penggunaan pada wanita dengan sejarah kanker serviks


Tidak ada bukti bahwa kejadian kanker serviks akan meningkat dengan HRT.

f. Penggunaan pada wanita yang mempunyai resiko menderita kanker payudara


Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa pemakaian jangka panjang bagi pengguna
HRT dapat sedikit meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara. Tetapi resiko-nya lebih kecil
bila dibandingkan wanita menopause yang obesitas atau mengkonsumsi alkohol setiap hari.
Berdasarkan penelitian, wanita yang terserang kanker payudara ketika sedang
menggunakan HRT, mempunyai resiko kematian yang lebih kecil karena dapat terdeteksi lebih
dini dan mempercepat pertumbuhan tumor yang sudah ada sehingga sel-sel kanker-nya kurang
agresif.

HRT tersedia dalam berbagai bentuk. Hal ini biasanya menyediakan dosis rendah satu atau
lebih estrogen, dan sering juga menyediakan baik progesteron atau analog kimia, yang disebut
progestin. Testosteron juga dapat dimasukkan. Pada wanita yang telah mengalami histerektomi ,
suatu senyawa estrogen biasanya diberikan tanpa progesteron apapun, terapi yang disebut sebagai
"terapi estrogen terlindung". HRT dapat disampaikan ke tubuh melalui patch, tablet, krim,
troches, IUD , cincin vagina , gel atau, lebih jarang, dengan suntikan. Dosis sering bervariasi
siklis, dengan estrogen diambil harian dan progesteron atau progestin diambil selama sekitar dua
minggu setiap bulan atau dua metode yang disebut "berurutan gabungan HRT" atau scHRT.
Sebuah metode alternatif, dosis konstan dengan kedua jenis hormon diminum setiap hari, disebut
"HRT gabungan terus menerus" atau ccHRT, dan merupakan inovasi yang lebih baru. Terkadang
sebuah androgen , umumnya testosteron, ditambahkan untuk mengobati berkurang libido . Ini
juga mungkin memperlakukan energi dan membantu mengurangi osteoporosis setelah
menopause.
Dalam menimbang pro dan kontra perlu direnungkan bahwa meskipun terdapat kenaikan
kejadian keganasan payudara akan tetapi penyakit jantung masih merupakan pembunuh wanita
nomer satu

C. Manfaat HRT
Terapi penggantian hormon, salah satu perawatan yang paling sering diresepkan di
Amerika Serikat, dirancang untuk menggantikan hormon estrogen yang proses penuaan alami.
Peneliti mengembangkan konsep terapi hormon pengganti pada pertengahan tahun 1960-an. HRT
telah terbukti untuk meredakan gejala menopause dan melindungi terhadap resiko kesehatan yang
berhubungan dengan menopause.
Obat Evista (raloxifene) adalah modulator reseptor estrogen selektif banyak digunakan untuk
mencegah dan mengobati osteoporosis. Meskipun tidak estrogen atau hormon, itu memiliki
beberapa sifat seperti estrogen, yang paling penting yang adalah kemampuannya untuk
mengurangi kehilangan tulang dan meningkatkan kepadatan tulang (sehingga mencegah dan /
atau meminimalkan osteoporosis). Ini tidak mempengaruhi payudara dan rahim estrogen tidak
jalan, sehingga tidak menyebabkan kanker dari organ-organ, nyeri payudara, atau perdarahan
vagina. Di sisi lain tidak meredakan gejala menopause, seperti hot flashes, baik.
Terapi hormon progesteron memang biasa diberikan untuk wanita yang mengalami keluhan
amenore. Memang terapi hormon itu dianggap aman karena pasien akan selalu dipantau
perkembangannya oleh Dokternya. Walau demikian, bukan berarti tidak akan ada efek samping
dari pemberian hormon. Adapun efek samping dari pemberian progesteron, antara lain nafsu
makan meningkat, berat badan bertambah, cepat lelah, depresi, libido berkurang, jerawat, lama
haid berkurang, nyeri kepala, efek anabolik, perut kembung, sakit payudara, perubahan suasana
hati dan jerawat. Kenyataannya, WHO sendiri tidak menganjurkan penggunaan terapi hormon
dalam jangka waktu panjang.

D. Resiko Penggunaan HRT


Perempuan yang melakukan terapi penggantian hormon atau hormone replacement
therapy (HRT) sebelum masa menopuase (usia yang tak lagi mengalami haid) berisiko tinggi
terkena kanker payudara. Peneliti dari Inggris mempublikasikan pernyataan itu dalam Journal on
The National Cancer Institute baru-baru ini.
Ilmuwan berasal dariOxford Universitymenelitilebihdari sejuta perempuan inggris. Hasilnya,
perempuan yang menunggu lebih dari lima tahun untuk melakukan HRT berisiko lebih sedikit
menderita kanker payudara. Bahkan, sebagian besar mereka tak menderita sama sekali. Tetapi,
perempuan yang melakukan terapi saat memasuki menopause berisiko 43 persen lebih tinggi
terkena penyakit tersebut.
Dr Valerie Beral mengatakan risiko itu terlihat pada berbagai jenis terapi hormonal, baik
itu jangka pendek maupun panjang. Risiko itupun tak mengenal postur tubuh perempuan, entah
mereka yang ramping ataupun kelebihan berat badan.
Temuan itu cocok dengan Women’s Health Initiative yang berbasis di AS. Sebelumnya,
Women's Health Initiative menemukan perempuan yang melakukan HRT pada menopause
memiliki risiko 41 persen lebih tinggi terkena kanker payudara. perhitungan itu dibandingkan
dengan kaum hawa yang lebih memilih menunggu.
Risiko itu ternyata bisa menghilang. Penelitian lain menunjukkan bahwa tingkat kanker
payudara turun secepat perempuan berhenti menggunakan HRT. Sebuah studi di Kanada
menemukan tingkat kanker payudara di kalangan perempuan yang lebih tua turun 10 persen
setelah tahun 2002.
Namun, peneliti dari Los Angeles BioMedical Research Institute, Rowan Chlebowski,
menunjukkan kebalikannya terjadi pada penyakit jantung. Menurut doktor tersebut, perempuan
yang melakukan HRT sebelum menopause justru berisiko rebdah terkena sakit jantung ketimbang
wanita yang memulai terapi belakangan. Pendapat itu pun didukung Garnet Anderson dari Pusat
Penelitian Kanker Fred Hutchinson di Seattle.
Sebelum tahun 2002, dokter banyak meresepkan terapi penggantian hormon untuk
menurunkan risiko penyakit jantung dan osteoporosis. Dua penyakit itu kerap terjadi pada wanita
yang telah melewati masa menopause.

Hasil studi WHI terapi penggantian hormon


Klinik praktek medis berubah dengan cepat dan secara dramatis dengan hasil dari dua
paralel WHI penelitian HRT postmenopause. Sebelum studi jauh lebih kecil, dan juga banyak
studi tentang perempuan yang electively mengambil hormon. Kelompok ini dipilih sendiri
cenderung terdiri dari perempuan yang lebih sadar kesehatan, yang merupakan faktor yang
mungkin dapat menjelaskan mengapa wanita cenderung lebih sehat dibanding rata-rata. Studi-
studi WHI adalah besar pertama, double-blind , terkontrol plasebo klinis percobaan-HRT yang
sehat, wanita postmenopause. The WHI estrogen-plus-progestin trial and trial estrogen sendiri
berdua dihentikan lebih awal (pada bulan Juli 2002 dan Februari 2004) karena hasil studi
pendahuluan menunjukkan bahwa risiko kesehatan dari kuda estrogen terkonjugasi dan progestin
melebihi manfaat.
Laporan pertama pada progestin studi WHI estrogen-plus-berhenti keluar pada bulan Juli
2002. Ini diikuti lebih dari 16 000 wanita selama rata-rata 5,2 tahun, setengah dari yang
mengambil plasebo , setengah lainnya mengambil PremPro, kombinasi dari
progestinmedroksiprogesteron asetat dan estrogen terkonjugasi kuda . Studi ini menemukan
statistik signifikan kenaikan tingkat kanker payudara , penyakit jantung koroner , stroke dan
emboli paru . Studi ini juga menemukan penurunan yang signifikan secara statistik pada tingkat
patah tulang pinggul dan kanker kolorektal . "Setahun setelah studi itu dihentikan pada tahun
2002, sebuah artikel diterbitkan yang menunjukkan bahwa estrogen plus progestin juga
meningkatkan risiko demensia." Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa kombinasi HRT
disajikan risiko yang melebihi diukur manfaatnya. Hasilnya hampir secara universal dilaporkan
sebagai risiko dan masalah yang terkait dengan HRT secara umum, bukan dengan PremPro,
kombinasi spesifik milik kuda estrogen konjugasi dan progestin dipelajari.
Peningkatan risiko penyakit jantung koroner pada kelompok PremPro studi bervariasi
menurut umur dan tahun sejak onset menopause. Perempuan berusia 50 sampai 59 tahun
menggunakan HRT menunjukkan kecenderungan kecil terhadap penurunan risiko penyakit
jantung koroner, begitu pula wanita yang dalam waktu lima tahun dari onset menopause.
Hasil kardiovaskular buruk hanya dapat berlaku untuk dosis oral dengan progestin dan
estrogen kuda di Prempro, sedangkan jenis lain HRT seperti topikalestradiol dan estriol mungkin
tidak menghasilkan risiko yang sama. Hasil dari penelitian lain menunjukkan bahwa ketika
estrogen diberikan secara oral, fungsi hati diubah dan risiko penggumpalan darah meningkat.
Hasil pendahuluan WHI pada tahun 2004 menemukan tren non-signifikan dalam klinis
saja sidang-estrogen terhadap penurunan risiko kanker payudara dan update 2006 menyimpulkan
bahwa penggunaan-hanya HRT estrogen selama 7 tahun tidak meningkatkan risiko kanker
payudara pada wanita postmenopause yang telah mengalami histerektomi . Hasil dari estrogen
sendiri percobaan WHI menunjukkan bahwa progestin digunakan dalam sidang estrogen-plus-
progestin WHI meningkatkan risiko untuk kanker payudara di atas yang berhubungan dengan
estrogen saja.
Setelah meningkat pembekuan ditemukan dalam hasil WHI pertama dilaporkan pada
tahun 2002, sejumlah besar perempuan yang telah mengambil hak milik campuran estrogen dan
progestin belajar kuda (Prempro) berhenti mengisi resep mereka. Jumlah resep Prempro penuh
tiba-tiba dipotong hampir setengah. Sejumlah perempuan mulai mengambil alternatif untuk
Prempro, seperti hormon bioidentik. Penurunan tajam pada tingkat kanker payudara diamati
mengikuti perubahan, dan tetap stabil pada tahun-tahun berikutnya.

Temuan terbaru
Menurut presentasi 2007 dengan American Academy of Neurology pertemuan, terapi
hormon diminum segera setelah menopause dapat membantu melindungi terhadap demensia,
meskipun meningkatkan risiko penurunan mental pada wanita yang tidak mengambil obat sampai
mereka lebih tua. risiko Demensia adalah 1% pada wanita yang memulai HRT awal, dan 1,7%
pada wanita yang tidak, (wanita misalnya yang tidak bawa tampaknya memiliki-rata-rata-a 70%
lebih tinggi risiko relatif demensia). Hal ini konsisten dengan penelitian bahwa terapi hormon
[20]
meningkatkan dan perhatian proses eksekutif pada wanita postmenopause. Hal ini juga
didukung oleh penelitian pada monyet yang diberikan ovariectomies meniru pengaruh
menopause dan kemudian terapi estrogen. Hal ini menunjukkan penggantian pengobatan
dibandingkan monyet nontreated sudah jangka panjang meningkat prefrontal kemampuan
eksekutif korteks pada tugas semacam kartu Wisconsin . [21]
Lain baru uji coba terkontrol secara acak menemukan HRT benar-benar dapat mencegah
perkembanganpenyakit jantung dan mengurangi kejadian serangan jantung pada
wanita antara 50 dan 59, tetapi tidak untuk wanita yang lebih tua. Mekanisme ini mungkin ada
hubungannya dengan efek kontradiktif peningkatan kecenderungan untuk pembekuan, versus
meningkatkan baik "baik" dan "buruk" kolesterol konsentrasi dalam darah (yang akan memiliki
efek perlindungan). Tindak lanjuti penelitian sedang dilakukan yang dimaksudkan untuk
mengkonfirmasi temuan ini. Peningkatan risiko kanker payudara tetap.
Dengan baik besar dirancang acak dikontrol persidangan baru-baru ini menunjukkan
bahwa peningkatan risiko kanker payudara hanya berlaku untuk wanita-wanita yang mengambil
analog progesteron (seperti yang dilakukan dalam WHI) tetapi bukan untuk orang progesteron
mengambil sendiri
Kontraindikasi HRT
 Perdarahan vagina yang tidak terdiagnosis
 Parah penyakit hati
 Kehamilan
 Penyakit arteri koroner (CAD)
 Trombosis vena
 Nah yang membedakan dan awal kanker endometrium (sekali pengobatan untuk
keganasan selesai, tidak lagi merupakan kontraindikasi absolut.) progestin saja
dapat meredakan gejala jika pasien tidak dapat mentoleransi estrogen.
Kontraindikasi Relatif HRT
 Migrain sakit kepala
 Pribadi sejarah kanker payudara
 Sejarah fibroid uterus
 Duktal Atypical hyperplasia dari payudara
 Aktif kantong empedu penyakit ( kolangitis , kolesistitis )
PROGRAM PENINGKATAN KETRAMPILAN DASAR

TEKNIK INSTRUKSIONAL DAN APPLIED APROACH

( PEKERTI – AA)

KISI – KISI TES MID SEMESTER

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA

MEDAN 2017
KISI – KISI TES MID SEMESTER

Nama Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi dan KB


Jumlah SKS : 4 SKS
Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu Memahami temtang dasar – dasar dan
masalah – masalah kesehatan reproduksi.

Tujuan tes ini adalah sebagai umpan balik bagi mahasiswa tentang hasil belajar dalam dua
kompetensi dasar.
No Pokok Bahasan Kemampuan Jum
C1 C2 C3 C4 C5 C6
lah
1 Konsep dasar kespro dan hak - hak kespro 2 3 5
2 Konsep gender dalam kesehatan reproduksi 2 2 3 2 1 10
3 Masalah Masalah kesehehatan reproduksi 1 2 3 2 2 10
4 Deteksi dini gangguan kesehatan reproduksi 1 1 2 1 5
5 Konsep pelayanan keluarga berencana dan 1 4 1 2 2 10
Alat
Jumlah 40

Keterangan:
C1 = Ingatan ( Pengetahuan)
C2 = Pemahaman
C3 = Penerapan ( Aplikasi)
C4 = Analisis
C5 = Evaluasi
C6 = Menciptakan
PROGRAM PENINGKATAN KETRAMPILAN DASAR

TEKNIK INSTRUKSIONAL DAN APPLIED APROACH

( PEKERTI – AA)

SOAL UJIAN DAN KUNCI JAWABAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA

MEDAN 2017

SOAL UJIAN DAN KUNCI JAWABAN


1. Suatu keadaan fisik, mental dan social secara utuh, tidak semata-mata bebas dari
penyakit atau kecacatan dlm semua hal yang berkaitan dengan system reproduksi,
serta fungsi dan prosesnya, merupakan pengertian dari…
a. Ruang lingkup kespro d. Area permasalahan kespro
b. Kespro e. Semua diatas salah
c. Hak-hak reproduksi
2. Hak-hak reproduksi bertujuan untuk mewujudkan kesehatan bagi individu secara
utuh, baik kesehatan jasmani maupun rohani, meliputi…
a. Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi (ISR) termasuk PMS-
HIV/AIDS
b. Untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan
dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan dan pelecehan seksual
c. Pencegahan dan penanganan infertilitas
d. Promosi hak-hak reproduksi
e. Penerapan pelayanan kespro
3. Dukungan para tokoh sgt mampu memperlancar terciptanya pemenuhan hak-hak
reproduksi merupakan wujud pemenuhan hak-hak reproduksi didlm…
a. Promosi hak-hak reproduksi
b. KIE hak-hak reproduksi
c. Sistem pelayanan hak-hak reproduksi
d. Advokasi hak-hak reproduksi
e. Tujuan dari program reproduksi
4. Dalam kespro usia pertama melakukan hubungan seksual, usia pertama menikah, dan
juga usia pertama hamil juga mempengaruhi dan merupakan factor…
a. Psikologis d. Budaya dan lingkungan
b. Demograsi e. Sosio ekonomi
c. Demografis
5. Dalam perjalanan hidupnya seorang wanita yg mencapai umur sekitar 45 thn,
mengalami penuaan indung telur, sehnigga tidak sanggup memenuhi hormone
esterogen. Perubahan jiwa yg dialaminya meliputi; mudah tersinggung, merasa tua,
merasa tidak menarik lagi, dan mudah kaget merupakan…
a. Hot fluses d. Adolescent
b. Lansia e. Penuaan
c. Menopause
6. Seorang pasien perempuan dirujuk ke RS yang mengalami oedema dan hiperemi
disertai dengan gejala demam dan lochia berbau, setelah di anamnese ibu tsb ternyata
baru melahirkan selama 1 minggu dengan riwayat partus lama, merupakan bentuk
dari…
a. Endometritis kronika d. Myometritis
b. Para metritis e. Endometritis akut
c. Celulit pelvic
7. Seorang murid SMA yg didiagnosa dokter terkena kanker serviks, setelah dianamnese
ternyata murid SMA ini mempunyai riwayat gonta-ganti pasangan seks. Berikut cara
pencegahan yang dapat dilakukan yang dapat dilakukan agar tidak terjadi kanker
serviks, kecuali…
a. Hindari hubungan seks pada usia muda dan jangan berganti-ganti pasangan seks
b. Dianjurkan menjaga kebersihan alat kelamin
c. Wanita usia diatas 25 thn telah menikah, perlu malakukan pemeriksaa papsmear
setahun sekali
d. Pengobatan radioterapi dan kamoterapi
e. Perbanyak makan sayur dan buah segar
8. Wanita yang terkena kanker serviks, mengandung DNA virus HPV, yang ditularkan
melalui hubungan seksual, ternyata penyebab kanker serviks juga akibat rokok sigaret.
Beberapa penyebab lainnya adalah…
a. Trauma kronis pada serviks dan kekurangan vitamin A,E dan C
b. Panggul sempit dan kekurangan vitamin A,C dan E
c. Pengangkatan Rahim
d. Hubungan seksual melalui oral
e. Perilaku seksual dan pengangkatan Rahim
9. Perilaku seksual yang selalu berganti pasangan membuat para PSK mempunyai resiko
yang tinggi untuk tertular dan menularkan PSM. Untuk menghindari hal tersebut,
maka upaya yang dilakukan pemerintah yaitu melalui pusat rehabilitasi yang
didalamnya meliputi, kecuali…
a. Bimbingan agama
b. Bimbingan social
c. Latihan keterampilan
d. Pendidikan dan kesejahteraan pribadi
e. Komunikasi
10. Seorang pasien perempuan dirujuk ke RS yang mengalami oedema dan hiperemi
disertai dengan gejala demam dan lochia berbau, setelah di anamnese ibu tsb ternyata
baru melahirkan selama 1 minggu dengan riwayat partus lama, merupakan bentuk
dari…
a. Endometritis kronika
b. Para metritis
c. Celulit pelvic
d. Myometritis
e. Endometritis akut
11. Seorang murid SMA yg didiagnosa dokter terkena kanker serviks, setelah dianamnese
ternyata murid SMA ini mempunyai riwayat gonta-ganti pasangan seks. Berikut cara
pencegahan yang dapat dilakukan yang dapat dilakukan agar tidak terjadi kanker
serviks, kecuali…
c. Hindari hubungan seks pada usia muda dan jangan berganti-ganti pasangan seks
d. Dianjurkan menjaga kebersihan alat kelamin
e. Wanita usia diatas 25 thn telah menikah, perlu malakukan pemeriksaa papsmear
setahun sekali
f. Pengobatan radioterapi dan kamoterapi
g. Perbanyak makan sayur dan buah segar
12. Wanita yang terkena kanker serviks, mengandung DNA virus HPV, yang ditularkan
melalui hubungan seksual, ternyata penyebab kanker serviks juga akibat rokok sigaret.
Beberapa penyebab lainnya adalah…
a. Trauma kronis pada serviks dan kekurangan vitamin A,E dan C
b. Panggul sempit dan kekurangan vitamin A,C dan E
c. Pengangkatan Rahim
d. Hubungan seksual melalui oral
e. Perilaku seksual dan pengangkatan Rahim
13. Bagi wanita diatas 25 thn,yg telah menikah dan melakukan senggama, dianjurkan
untuk papsmear. Papsmear yg dianjurkan bila dilakukan…
a. Hanya sekali saja
b. Setahun sekali secara teratur seumur hidup
c. Sekalitiga tahun secara teratur
d. Tiga kali seathun secara teratur
e. Sekali sebulan selama setahun.
14. Papsmear, sebagai pemeriksaan morfologi sel leher rahim, pertama kali diperkenalkan
oleh…
a. Nicholas George d. George Nicholas
b. Mahadma Gandhi e. NAMS
c. Pangeran Charles
15. Bagi perempuan yang telah menikah, sebaiknya perlu belajar untuk mengetahui kapan
waktu subur. Cara yang mudah adalah…
a. Mengukur suhu badan dan membentuk grafik
b. Melihat tanda fluor albus/keputihan
c. Mangamati berhentinya produksi hormone FSH
d. Perhatikan kulit tubuh anda kering atau lembab
e. Memeriksa secara berkala apakah ada hal yang mengganggu infertilitas
16. Beberapa wanita mengalami menarche pada usia dini, dampak dari menarche yg terlalu
dini pada wanita adlh…
a. Menopause dini d. Penuaan yang cepat
a. Menopause lebih lama e. Gangguan system reproduksi
b. Rentan terhadap penyakit genetalia
17. Peran ganda perempuan merugikan kesehatanya merupakan salah satu factor social
budaya dan hubungan kekuasaan laki-laki dan perempuan yang merupakan factor
penting pendukung kesehatan seseorang, yang termasuk dibawah ini sebagai contoh
adalah…
a. Kanker serviks hanya menyerang perempuan dan penyakit kanker prostate pada
laki-laki
b. Ibu hamil kerja keras unutk menambah penghasilan keluarga disamping sbg
IRT
c. Kemampuan perempuan untuk hamil dan melahirkan perlu pelayanan kespro,
baik keadaan sakit/sehat
d. Seorang istri dapat etrtular HIV/AIDS akibat perilaku suaminya
e. Kekerasan berbasis gender terhadap perempuan
18. Ibu-ibu rumah tangga yg sudah mempunyai anak, tetap kelihtan aktif dan eksis di
masyarakat. Sehingga membawa pengaruh yang besar bagi masyarakat sekitarnya. Hal
ini merupakan status wanita mencakup aspek…
a. Kekuasaan social d. Sosial budaya
b. Otonomi wanita e. Status social
c. Sosio cultural
19. Seorang perempuan berusia 26 tahun datang ke BPM. Ingin menggunakan kontrasepsi
jangka panjang AKDR untuk tidak memiliki anak lagi. Hasil pemeriksaan planotes (-)
dan sedang haid hari ke 3. Apakah tindakan awal dilakukan bidan tersebut?
a. Melakukan pemasangan AKDR
b. Memberkan inform consent
c. Member konseling KB AKDR
d. Mepersiapkan peralatan AKDR
e. Memberikan inform choice kontrasepsi lainnya
20. Bidan datang ke rumah seseorang perempuan berusia 35 tahun. Keluhan 1 bulan post
partum anak ke 4 dan ingin menghentikan kehamilannya dengan menggunakan alat
kontrasepsi. Dari hasil pemeriksaan TD 110/80 mmHg, N 70 x/menit, RR 6 x/menit,
perdarahan post partum (-). Apakah alat kontrasepsi yang sebaiknya disarankan untuk
perempuan tersebut?
a. Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat
b. Kontrasepsi Mantap
c. Kontrasepsi sederhana dengan alat
d. Kontrasepsi hormonal
e. Kontrasepsi non hormonal
21. Seorang perempuan usia 28 tahun datang ke klinik bersalin. Keluhan telah memakai
pil kombinasi selama 1 tahun, sekarang mengalami bercak-bercak perdarahan di luar
haid. Dari hasil pemeriksaan TTV normal, muka berjerawat dan BB meningkat 15 kg.
Apakah masalah gangguan haid pada kasus di atas?
a. Menoragia
b. Metroragia
c. Polimenorhea
d. Oligomenorhea
e. Hipermenorhea
22. Bidan datang ke rumah seorang perempuan berusia 27 tahun, telah melahirkan anak ke
5 dua bulan yang lalu. Dengan keluhan ingin menghentikan kehamilannya, sedang
menyusui, dan ingin memakai KB. Hasil pemeriksaan terdapat varices berat pada
tungkai, TD 50/100 mmHg dan pernah terkena penyakit stroke. Apa yang digunakan
untuk klien tersebut dengan metoge kontrasepsi maksimal?
a. 8 tahun
b. 5 tahun
c. 3 tahun
d. 7 tahun
e. 2 tahun
23. Seoarang perempuan usia 23 tahun, menikah 1 bulan yang lalu datang ke klinik
bersalin. Denagn keluahn belum ingin memiliki anak, suamia bekerja diluar kota dan
akan menggunakan KB kondom. Dari hasil anamnesa suami mempunyai riwayat
ejakulasi dini. Apakah efek samping utama pada penggunaan KB tersebut?
a. Ekspulsi
b. Keputihan
c. Reaksi alergi
d. Infeksi saluran uretra
e. Timbul cairan vagina yang berbau
24. Seorang ibu usia 27 tahun melahirkan anak kedua berusia 2 bulan, masih menyususi
dan belum mendapatkan haid. Datang ke bidan dengan maksud ingin ber KB yang
tidak mengganggu kelancaran ASI, hasil pemeriksaan TTV normal. Apakah konseling
jenis kontrasepsi yang tepat diberikan bidan pada kasusu tersebut?
a. Kontap
b. Implant
c. Suntikan
d. Pil kombinasi
e. Mal sampai bayi berusia 6 bulan
25. Seorang ibu umur 25 tahun memiliki anak 1 dengan usia 6 bulan, datang ke klinik
menyatakan belum ingin mempunyai anak lagi, dan ingin menggunakan kontrasepsi
implant. Hasil pemeriksaan dalam batas normal, saat ini sedang haid hari kedua.
Apakah isi kandungan dari alat kontrasepsi pada kasus diatas?
a. 36 levonorgestrel
b. 75 levonorgestrel
c. 36 levonorgestrel + 3 keto-desogestrel
d. 68 levonorgestrel + 3 keto-desogestrel
e. 75 levonorgestrel + 36 keto-desogestrel
26. Seorang perempuan usia 26 tahun datang ke klinik bersalin, keluhan telah melahirkan
6 bulan yang lalu, belum KB, ingin memakai alat kontrasepsi dan sedang menyusui.
Hasil pemeriksaan TD 120/70 mmHg, planotest (-) dan masa pemberian ASI eksklusif.
Apakah tindakan yang paling utama dilakuakn bidan pada perempuan tersebut?
a. Pemeriksaan fisik pada klien
b. Pemberian alat kontrasepsi pada klien
c. Lakukan konseling KB pada klien
d. Memberikan informed choice pada klien
e. Memberikan inform consent pada klien
27. Seoarang perempuan umur 29 tahun datang ke BPM. Keluhan melahirkan 40 hari yang
lalu, anak pertama, sedang menyusui dan belum mau melakukan hubungan intim
karena takut hamil. Dari hasil pemeriksaan TD 110/70 mmHg, N 80 x/menit, RR 24
x/menit, suhu 36,50C. Apa pil kemasan isi 28 yang diberikan bidan untuk kasus
tersebut?
a. 75 norgestrel
b. 00 norgestrel
c. 200 norgestrel
d. 300 norgestrel
e. 350 norgestrel
28. Seorang perempuan, usia 35 tahuan sudah memilki 2 orang anak, 3 tahun dan 1 tahun,
datang ke puskesmas untuk ber KB. Hasil pengkajian pasien belum pernah ber KB.
Pada dokumentasi bidan menggaris bawahi usia pasien. Apakah alasan bidan
menganggap usia penting diperhatikan pada kasus tersebut ?
a. Usia 35 tahaun batas resiko
b. Pasien terlambat ber KB
c. Pasien belum pernah ber KB
d. Karena pasien sudah memiliki 2 anak
e. Untuk penentuan alternatife KB yang dipilih
29. Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dlm terapi dan untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang, mengakibatkan sindrom
ketergantungan. Psikotropika ini termasuk kedalam…
a. Psikotropika gol.I d. Psikotropika gol.IV
b. Psikotropika gol.II e. Psikotropika gol.V
c. Psikotropika gol.III
30. Opioid dan sedative merupakan obat terlarang dimana efek yang dirasakan oleh
pemakai adalah menjadi tenang pada awalnya, kemudian apatis, mengantuk dan tidak
sadarkan diri. Obat ini termasuk ke dalam kelompok …
a. Halusinogen d. Energik
b. Depresan e. Psikopat
c. Stimulan
31. Ibu-ibu rumah tangga yg sudah mempunyai anak, tetap kelihtan aktif dan eksis di
masyarakat. Sehingga membawa pengaruh yang besar bagi masyarakat sekitarnya. Hal
ini merupakan status wanita mencakup aspek…
a. Kekuasaan social d. Sosial budaya
b. Otonomi wanita e. Status sosial
c. Sosio cultural
32. Ibu rumah tangga ingin membeli sebuah tas yang baru namun keinginannya ditunda,
karena ia merasa uang tersebut lebih baik ditabung. Sejauh wanita dapat mengontrol
perekonomian atas dirinya merupakan aspek…
a. Kekuasaan social d. Pengaruh seorang wanita
b. Kontrol diri e. Kekuasaan wanita
c. Otonom wanita
33. Bila seorang wanita tidak mampu melahirkan anak, maka status sosialnya dianggap
rendah dibanding wanita yang mempunyai anak, karena wanita dianggap sebagai
pelestari keturunan. Hal ini termasuk…
a. Nilai wanita. d. Status wanita
b. Peran wanita e. Hak wanita
c. Kewajiban wanita
34. Keluarga yang hanya ada satu orang tua tunggal, biasanya dikenal sebagai single
parent. Banyak sebab-sebab terjadinya single parent pada keluarga yang sah dan yang
tidak sah. Yang termasuk keluarga yang sah adalah…
a. Perceraian
b. Orangtua meninggal
c. Orangtua masuk penjara
d. Study kepulau/negara lain
e. Kehamilan diluar nikah
35. Bagi seorang anak yang tidak siap ditinggal orangtuanya bisa menjadi mengakibatkan
perubahan tingkah laku menjadi pemarah, berkata kasar, suka melamun akibat dampak
single parent dalam dampak…
a. Positif
b. Negatif
c. Psikologi
d. Fisik
e. Terganggu
36. Perkawinan usia muda merupakan perkawinan yang diizinkan bila laki-laki berumur
19 tahun dan wanita berumur 16 tahun. Hal tersebut ditegaskan dalam…
a. UU perkawinan no.1 thn 1973 psl 7
b. UU perkawinan no.2 thn 1974 psl 7
c. UU perkawinan no.1 thn 1974 psl 7
d. UU no.2 thn 1973 psl 7
e. UU perkawinan no.10 thn 1992 psl 7
37. Didalam era globalisasi sekarang ini, peran wanita sudah hamper setara dengan pria,
karena banyak ditemukan di negara-negara lainnya wanita sudah aktif dalam mencari
pekerjaan. Ada yang beralasan dengan bekerja akan memperoleh pengakuan dari
lingkungan karena produktifitas dan kreatifitas yang telah ia hasilkan. Hal ini
termasuk kedalam...
a. Relasi positif dalam keluarga
b. Aktualisasi diri
c. Peningkatan keterampilan/kompetensi
d. Pemenuhan kebutuhan social
e. Mata pencaharian
38. Lingkungan mayoritas wanita banyak yang bekerja akan memberikan motivasi bagi
wanita lain untuk bekerja dilihat dari…
a. Mata pencaharian d. Pemenuhan kebutuhan social
b. Pengaruh lingkungan e. Relasi positif
c. Aktualisasi diri
39. Kesibukan aktifitas wanita yang bekerja secara berlebihan memungkinkan wanita
tidak dapat mempunyai banyak waktu untuk keluarga karena pusat perhatiannya
terfokus pada kesuksesan kariernya, sehingga akan berdampak pada…
a. Keharmonisan rumah tangga
b. Tertundanya usia pernikahan
c. Ancaman di PHK
d. Kesehatan dan fertilitas wanita
e. Suami dan anak yang ditelantarkan
40. Susan adalah seorang wanita muda yang aktif di bidang hiburan, khususnya diskotik.
Ia mencari pilihan hidup utama adalah dengan menjadi PSK, didorong oleh tingkat
perekonomian keluarga Susan yang sangat rendah. Bagi Susan, PSK adalah modal
utamanya untuk dapat hidup. Dari kasus diatas, dapat dilihat nahwa Susan mangalami
masalah…
a. Psikologis
b. Sosial
c. Drug abuse
d. Kekerasan
e. Ekonomi

KUNCI JAWABAN

1. B 11. E 21. B 31. E


2. B 12. A 22. B 32. C
3. D 13. B 23. C 33. D
4. C 14. D 24. E 34. A
5. C 15. A 25. B 35. B
6. E 16. B 26. C 36. B
7. E 17. B 27. A 37. B
8. A 18. E 28. A 38. B
9. E 19. B 29. C 39. A
10. E 20. B 30. B 40. E

Anda mungkin juga menyukai