Anda di halaman 1dari 129

MODUL TEORI

PSIKOLOGI
KEBIDANAN

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN FAKULTAS


KEBIDANAN INSTITUT KESEHATAN PRIMA
NUSANTARA BUKITTINGGI
VISI KEILMUAN

VISI IKESPNB
Menjadi Institusi Yang Unggul Di Bidang Kesehatan Tingkat Nasional Berorientasi Global
Tahun 2031

VISI FAKULTAS KEBIDANAN


Menjadi Fakultas Kebidanan Yang Unggul Di Bidang Kebidanan Di Tingkat Nasional
Berorientasi Global Tahun 2031

VISI PRODI D III KEBIDANAN


Menjadi Program Studi D III Kebidanan Yang Unggul Di Bidang Kebidanan Komunitas
Berbasis Gender Di Tingkat Nasional Berorientasi Global
KATA PENGANTAR

Pembelajaran Praktikum merupakan metode pembelajaran yang di lakasanakan


di laboratorium. Modul ini dibuat untuk membantu mahasiswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran mata kuliah Psikologi Kebidanan. Pada kesempatan ini kami ingin
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada tim penulis modul ini atas
dedikasi dan kerja keras yang telah diwujudkan hingga selesainya penulisan modul ini.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberikan
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam penyelesaian modul ini. Modul ini masih
jauh dari sempurna, penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan demi
kesempurnaan modul ini. Semoga modul ini bermanfaat bagi kita semua dalam rangka
mewujudkan pembelajaran di perguruan tinggi yang berkualitas.

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

PRAKATA..................................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................iv
BAB I TEORI DAN KONSEP PERILAKU................................................1
A. Teori dan Konsep Perilaku...............................................................2

1. Pengertian Sejarah Psikologi......................................................2

2. Teori Psikologi............................................................................3

3. Ruang Lingkup Psikologi............................................................9

B. Teori dan Konsep perilaku.............................................................15

1. Pengertian Perilaku...................................................................15

2. Proses pembentukan perilaku....................................................15

3. Perubahan perilaku....................................................................17
BAB II PERKEMBANGAN PROSES ADAPTASI PSIKOLOGI
SEPANJANG DAUR KEHIDUPAN................................................21
A. Tahap – tahap proses adaptasi pada wanita....................................22
B. Proses adaptasi psikologi pada wanita sepanjang daur
kehidupannya.................................................................................24
a.Bayi............................................................................................24
b.Balita.........................................................................................26
c.Usia Sekolah (6-12 tahun).........................................................26
d.Remaja.......................................................................................28

iv | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
BAB III PROSES ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA BAYI DAN ANAK
SESUAI TAHAP PERKEMBANGANNYA.....................................31
A. Proses Adaptasi Psikologi Anak Sesuai Perkembangan................32

1. Keadaan Psikologi Bayi dan Anak...........................................32


2. Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologi32
3.Masalah – masalah psikologi pada anak yang sering terjadi....34
4.Kebutuhan Bimbingan Psikologis.............................................37
B. Perkembangan Psikologi Pada Anak..............................................39

1.Masa pra sekolah (usia taman kanak – kanak ).........................39


2.Masa sekolah.............................................................................41
3.Masa pubertas............................................................................43
BAB IV PROSES PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA WANITA
PRA-KEHAMILAN, MASA KEHAMILAN,
PERSALINAN,
NIFAS, MENYUSUI, LANSIA DINI DAN LANJUT.....................47
A. Wanita sebagai gadis remaja..........................................................48

B. Wanita sebagai Wanita Dewasa.....................................................58

C. Wanita sebagai Ibu.........................................................................74

D. Gangguan Psikologis Pada Masa Reproduksi................................84


E. Memahami Kondisi Psikologis Ibu Hamil, Bersalin, dan
Nifas...............................................................................................88
F. Perubahan Psikologis Masa Menopause........................................94
BAB V MENGATASI GANGGUAN PSIKOLOGIS...............................99
A. Mengatasi Gangguan Psikologis Yang Berhubungan dengan
Persalinan.....................................................................................100
B. Mengatasi Gangguan Piskologis yang berhubungan dengan Nifas
..................................................................................................... 102
C. Mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan
menoapuese..................................................................................110

DAFTAR ISI |v
TEORI DAN
BAB KONSEP PERILAKU
I

Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah mempelajari BAB ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan Teori dan

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Teori dan konsep psikologi
Teori dan konsep perilaku

TEORI DAN KONSEP PERILAKU |1


A. Teori dan Konsep Perilaku
1. Pengertian Sejarah Psikologi
Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
jiwa atau mental tetapi tidak secara langsung karena bersifat
abstrak. Psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu
psyche yang artinya jiwa, dan logos yang artinya ilmu.
Psikologi adalah salah satu bagian dari ilmu perilaku atau
ilmu sosial yang menggunakan metode pengetahuan ilmiah
yang sistematis untuk mengamati perilaku manusia dan
menarik kesimpulan. Sehingga dapat disimpulkan pengertian
psikologi adalah ilmu yang bersifat ilmiah yang mempelajari
tentang perilaku atau aktivitas individu dalam hubungan
dengan lingkungannya (Walgito, 1991).
Psikologi merupakan Ilmu yang tergolong masih muda
yaitu sekitar akhir 1800. Sepanjang sejarah manusia telah
memperhatikan masalah psikologi seperti Filsuf Yunani
terutama Plato dan Aristoteles. Setelah itu muncul Augustine
(354-430) yang dianggap tokoh besar dalam psikologi
modern karena keingintahuan dan perhatianya tentang
psikologi. Descartes (1596-1650) memperkenalkan konsep
kerja reflex serta mengajukan teori bahwa hewan merupakan
mesin yang dapat dipelajari sebagaimana mesin lainnya.
Banyak ahli filsafat terkenal pada abad 17 dan 18 yang
memberikan sumbangan dalam bidang psikologi seperti
Leibnist, Hobbes, Locke, Kant, dan Hume. Psikologi pada

2|PSIKOLOGI KEBIDANAN
waktu itu masih berbentuk wacana belum menjadi ilmu
pengetahuan.
Pada tahun 1879 di University of Leipzig Jerman,
Wilhem Wundt mendirikan laboratorium psikologi yang
menjadi cabang ilmu independen dan pada saat itu psikologi
baru diakui untuk menjadi ilmu pengetahuan. Tahun
berdirinya laboratoium ini diakui pula sebagai tanggal
berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan (Ahmadi,
2005).
2. Teori Psikologi
Teori Psikologi menurut beberapa ahli yang menjadi pelopor
berdirinya psikologi yaitu:
a. Wilhelm Wundt (1832-1920)
Wilhelm Wundt lahir pada tanggal 18 Agustus 1832 di
Neckarau dan wafat pada tanggal 31 Agustus 1920 di
Leipzig. Wilhelm Wundt sering dianggap sebagai bapak
psikologi modern karena jasanya mendirikan laboratorium
psikologi pertama di Leipzig.
b. Ivan Pavlov (1849-1936)
Ivan Petrovic Pavlov lahir pada tanggal 18 September
1849 di Rjasan dan wafat pada tanggal 27 Februari 1936
di Leningrad. Eksperimen Pavlov sangat terkenal dibidang
psikologi ketika ia melakukan studi tentang pencernaan.
Pada penelitiannya mengatakan bahwa subyek penelitian
yang dipakai adalah seekor anjing yang akan
mengeluarkan air liur sebagai respons atas munculnya

TEORI DAN KONSEP PERILAKU |3


makanan, kemudian ia mengembangkan satu studi
perilaku yang dikenal dengan teori Classical
Conditioning. Menurut teori ini, ketika makanan
diikutsertakan dengan bunyi bel, maka bunyi bel akan
menghasilkan respons yang sama yaitu keluarnya air liur
si anjing percobaan. Hasil karyanya ini menghantarkannya
menjadi pemenang hadiah Nobel. Selain itu, teori ini
merupakan dasar bagi perkembangan aliran psikologi
behaviourisme, sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi
penelitian mengenai proses belajar dan pengebangan teori-
teori tentang belajar.
c. Emil Kraepelin (1856–1962)
Emil Kraepelin lahir pada tanggal 15 Pebruari 1856 di
Neustrelitz dan wafat pada tanggal 7 oktober 1926. Di
Munich. Kraepelin menjadi terkenal terutama tentang
psikosis yang disebut sebagai penggolongan mengenai
penyakit kejiwaan Psikosis terbagi dua golongan yaitu
psikosis manic depresif dan dementia praecox. Manic
depresif merupakan gangguan bipolar dimana gangguan
mental yang menyerang kondisi psikis seseorang yang
ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat
ektrem berup mania dan depesi. Dimentia praecox adalah
gejala awal dari penyakit kejiawaan yang disebut
schizophrenia.
d. Sigmund Freud (1856-1939)

4|PSIKOLOGI KEBIDANAN
Sigmund Freud adalah seorang Jerman keturunan Yahudi
dan lahir di Freiberg (Austria) pada tanggal 6 mei 1856
dan wafat pada tanggal 23 september 1939 di London.
Nama Freud mulai mendunia diangkat sebagai professor
pada tahun 1902 di Univesity of Viena. Kemudian Ia
mengejutkan dunia pada tahun 1905, dengan mengatakan
bahwa seksualitas merupakan faktor pendorong terkuat
untuk melakukan sesuatu dan pada masa balita ataupun
anak-anak akan mengalami ketertarikan dan kebutuhan
seksual, pernyataan ini disebut teori perkembangan
psikoseksual (Theory of Psychoseksual Development).
e. Alfred Binet (1857-1911)
Alfred Binet selain dikenal sebagai seorang pengacara dia
juga seorang psikolog. Hasil karya terbesarnya dibidang
psikologi yaitu IQ (Intelligence Quotient). Untuk
mengukur usia mental anak-anak yang masuk sekolah,
Alfred Binet mengembangkan sebuah test. Anak yang
berusia 8 tahun diberikan pertanyaan dan anak mampu
menyelasaikan test dan memberikan respons secara tepat
maka ia dikatan telah memiliki usia mental 8 tahun. Test
intelegensi merupakan test yang pertama dikembangkan
oleh Binet, meskipun kemudian konsep usia mental
mengalami revisi dua kali sebelum dijadikan dlam test IQ.
Setelah Binet wafat, tiga tahun kemudian seorang
psikolog Jerman yang bernama William Stern
memberikan usulan bahwa akan lebih mudah untuk

TEORI DAN KONSEP PERILAKU |5


dipahami apa yang dimaksud “Intelligence Quotient”
apabila membagi usia mental anak dengan kronological
(CA atau Chronological Age). Kemudian muncul Lewis
Terman dari Stanford University dan merevisi rumus IQ
serta mengembangkan test untuk orang-orang Amerika.

f. Alfred Adler (1870-1937)


Alfred Adler lahir pada tanggal 7 Pebruai 1870 di Viena
(Austria) dan wafat di Abereen (Skotlandia) pada tanggal
28 Mi 1937. Dalam tulisannya, Adler mengatakan bahwa
kelemahan organis ada pada setiap manusia. Berbeda
dengan hewan, manusia tidak dilengkapi dengan alat-alat
tubuh untuk melawan alam. Manusia lebih unggul dari
makhluk lainnya dengan adanya kelemahan-kelemahan
organis, karena mendorong manusia melakukan
kompensasi (menutupi kelemahan).
g. Carl Jung (1875-1961)
Carl Gustav Jung lahir di Kesswyl (Swizerland) pada
tanggal 26 Juli 1875 dan wafat di Kusnacht pada tanggal 6
Juni 1961. Pada masa anak-anak Jung sudah sangat
terkean dengan fantasi, supernatural, mimpi dan visi. Carl
Jung yakin bahwa dirinya memiliki dua orang yang
bebeda. Tahun 1900, Ia lulus dari fakultas kedokteran di
University of Basel dengan spesialis bidang psikiatri.
Kemudian ia tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang
kehidupan para pasien schizophrenic saat bekerja sebagai

6|PSIKOLOGI KEBIDANAN
assistant di rumah sakit jiwa Zurich yang akhirnya
membawa Jung melakukan kontak dengan Freud. Jung
mulai melakukan korespondensi dengan freud setelah
membaca turlisan freud yang berjudul Interprettion of
Dreams. Pada tahun 1907 Carl Jung dan freud betemu
dirumah Freud di Vienna. Dalam pertemuannya freud
terkesan dengan kemampuan intelektual jung dan percaya
bahwa jung dapat menjadi juru bicara bagi kepentingan
psikoanalisa karena ia bukan orang yahudi. Jung
mendapat dukunngan dari Freud karena dianggap orang
yang patut menjadi penerus Freud yang kemudian pada
tahun 1910 menjadikan Jung sebagai Presiden pertama
International Psychoanalytic Association. Pada tahun
1913, hubungan Jung dan Freud menjadi retak kemudian
ia keluar dari keanggotaan assosiasi dan mengundurkn diri
sebagai presiden. Sejak saat itu Jung dan Freud tidak
pernah saling bertemu.
h. John Watson (1878-1958)
John Watson lahir pada tanggal 9 Januari 1878 di
Greenville dan wafat pada tanggal 25 September 2958 di
New York City. Dalam beberapa karya Watson
mengatakan bahwa psikologi haruslah menjadi ilmu yang
obyektif, oleh karena itu ia tidak mengakui adanya
kesadaran yang hanya diteliti melalui metode intropeksi.
Ia berpendapat bahwa psikologi harus dipelajari seperti
orang mempelajari ilmu alam atau ilmu pasti. Oleh

TEORI DAN KONSEP PERILAKU |7


karena itu, psikologi harus dibatasi dengan ketat pada
penyelidikan – penylidikan tentang tingkah laku yang
nyata saja. Pendapat Watson mendapat banyak kritik,
namun harus diakui bahwa peran Watson tetap dianggap
penting, karena melalui dia berkembang metode-metode
obyektif dalam psikologi.

i. Max Wertheimer (1880-1943)


Max Wertheimer lahir pada tanggal 15 April 1880 di
Praha, dan wafat di New York pada tanggal 12 Oktobe
1943. Wertheimer bersama dengan Wolfgang Kohler dan
Kurt Koffka dianggap sebagai pendiri Psikologi Getalt.
Dalam buku Max tahun 1923 yang berjudul “Investigation
of Gestalt theory” Max mengemukakan hokum-hukum
Gestalt, yaitu:
1. Hukum kedekatan (law of proximity) merupakan hal-
hal yang saling berdekatan dalam waktu serta tempat
cenderung dianggap sebagai totalitas.
2. Hukum ketertutupan (law of closure) merrupakan hal-
hal yang cenderung menutup akan membentuk kesan
totalitas tesendiri.
3. Hukum kesamaan (law of equivalence) merupakan hal-
hal yang mirip satu sama lain, biasa kita persepsikan
sebagai suatu kelompok atau suatu totalitas.
j. Henry A. Murray (1893-1988)

8|PSIKOLOGI KEBIDANAN
Henry Alexnder Murray lahir di New York pada tanggal
13 Mei 1893 dan wafat pada tahun 1988. Sama seperti
pandangan psikoanalisa, Henry Murray berpendapat
bahwa kepribadian akan dapat lebih mudah dipahami
dengan cara menyelidiki alam ketidaksadaran seseoang
(unconscious mind). Hasil karya terbesarnya yang tekenal
yaitu teknik evaluasi kepribadian dengan metode proyeksi
yang disebut dengan “Thematic Apperception Tes (TAT)”.
Test TAT terdiri dari beberapa gambar, dimana setiap
gambar mencerminkan situasi dengan suasana tertentu.
Gambar – gambar ini akan diperlihatkan satu per satu
kepada orang yang diperiksa dan akan diminta untuk
menyampaikan pendapat terhadap gambar tersebut.
Dikatan bahwa orang yang melihat gambar-gambar dalam
test itu akan memproyeksi isi kepribadiannya dalam
cerita-ceritanya (Walgito, 1991).
Teori-teori di atas menekankan pentingnya cara pribadi
manusia mempersiapkan dan mengalami dirinya kepada dunia di
sekelilingnya. Tingkah laku manusia tidak dapat dijelaskan
semata-mata berdasarkan aktivitas bagian-bagiannya.
3. Ruang Lingkup Psikologi
Beberapa jenis ruang lingkup psikologi yang dikategorikan
sebagai berikut:
a. Psikologi Sosial (Social Psychology)
Menurut Shaw dan Ostanzo tahu 1970, Ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu

TEORI DAN KONSEP PERILAKU |9


sebagai fungsi dari rangsang-rangsang sosial. Individu
merupakan unit analisis dari psikologi sosial. Dari
definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa psikologi
sosial merupakan suatu kajian tentang fungsi, sifat,
fenomena perilaku sosial dan pengalaman mental dari
individu dalam sebuah konteks sosial (Smet, 1994).
Contoh fenomena psikologi sosial antara lain perilaku
membantu, kemarahan, sikap sosial, ketertarikan dan
hubungan sosial, sosialisasi dan perilaku seksual.
b. Psikologi Klinis dan Penyuluhan atau Konseling
(Clinical Psychology and Counseling)
Psikologi klinis dan penyuluhan atau konseling
merupakan salah satu bidang psikologi terapan yang
berperan sebagai salah satu disiplin kesehatan mental
dengan menggunakan prinsip-prinsip psikologi untuk
memahami, mendiagnosis dan mengatasi berbagai
masalah atau penyakit psikologi (Mens, 2000:122). Pada
tahun 1947, Dewan Profesi Psikologi Amerika telah
membentuk organisasi yang mengatur standar psikologi
klinis yaitu American Noart of Profesional Psichology.
Lembaga inilah yang melakukan pengujian, memberikan
diploma, serta mendorong pembinaan kecakapan
psikologi professional. Psikologi keonseling merupakan
suatu psikologi terapan yang berusaha menciptakan,
menyebarkan, menerapkan pengetahuan mengenai
penanggulangan dan pencegahan di berbagai kondisi

10 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
pada gangguan fungsi manusia (Robert W Lent; Brown,
1992).
c. Psikologi Konstitusional
Psikologi konstitusional merupakan suatu nama
psikologi yang masih controversial. Psikologi
konstitusional juga merupakan studi hubungan antara
fungsi tubuh serta dan struktur morfologis hubungan
antara fungsi-fungsi psikologi social.
d. Psikofarmakologi
Psikofarakologi merupakan pengetahuan tentang obat
untuk mengobati gangguan psikiatris. Pada tahun 1995,
terdapat tiga penemuan farmakologi yang menandai
revolusi pengobatan psikiatri yakni obat antidepresan,
antipsikotik, dan lithium. Obat anti psikotik berfungsi
sebagai penetralan khayalan maupun kepercayaan
kepada hal-hal yang halusinasi dan tidak nyata
(mendengar suara dan sejenisnya serta perasaan melihat)
yang merupakan gejala umum dalam skizoprenia dan
penyakit gilaan depresif. Obat antidepresan berfungsi
meringankan pasien yang mengalami depersi mayor atau
fase tertekan dari penyakit depresi kejiwaan. Lithium
merupkan obat yang unik diantara obat-obat psikiatrik
lainnya, terdiri atas sebuah ion sederhana dan bukan
merupakan molekul kompleks (Pope, 2000:867).
e. Psikologi Okupasional (Accupational Psichology)

T E O R I D A N K O N S E P P E R I L A K U | 11
Psikologi okupasional merupakan suatu terminology
yang tampaknya merangkum suatu bidang kajian
psikologi industri, psikologi organisasi, psikologi
vokasional, dan psikologi sumber daya manusia.
f. Psikologi Politik
Psikologi politik merupakan bidang interdisipliner yang
tujuan substansif dasarnya adalah untuk menyingkap
saling keterkitan antara proses psikologi dan politik.
Bidang ini memiliki sumber dari berbagai disiplin
keilmuan, seperti antropologi budaya, psikologi ekonomi,
sosiologi, psikologi, sarta ilmu politik.
g. Psikologi Sekolah dan Pendidikan (Psychology for the
Classroom and Educational psychology)
Psikologi sekolah merupakan perilaku peserta didik
sekolah yang substansinya merupakan gabungan
psikologi pendidikan, psikologi perkembangan anak dan
psikologi klinis yang berhubungan dengan setiap anak
untuk evluasi kegiatan belajar dan emosi, memberikan
dan menafsirkan, tes hasil belajar, hasil tes intelegensi
dan tes kepribadian yang merupakan sebagian dari tugas
mereka. Sedangan untuk psikologi pendidikan
merupakan kajian tentang perilaku dalam bidang proses
belajar mengajar. Dalam hal ini guru dapat mengadakan
penelitian pendidikan yang dapat membantu meingkatkan
kualitas pembelajaran bagi gurunya maupun hasil belajar
bagi peserta didiknya.

12 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
h. Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan mengarah kepada
perkembangan manusia yang terdiri dari faktor yang
membentuk perilaku sejak lahir sampai berumur lanjut.
Psikologi perkembangan merupakan cabang ilmu
psikologi yang mempelajari berbagai perubahan
interindividual. Perubahan tersebut tidak hanya
mendiskripsikan, tetapi juga menjelaskan perubahan
perilaku berdasarkan tingkat usia sebagai sumber
masalah hubungan anteseden (gejala mendahului) dan
konsekuensinya.
i. Psikologi Kepribadian
Psikologi kepribadian mengarah kepada pandangan yang
menekankan hal penanaman dan peletakkan tingkah laku
didalam kepribadian individu. Menurut Alfred Adler
yaitu ilmu perilaku mengenai gaya hidup individu dalam
bereaksi dengan masalah dan tujuan hidup. Menurut Carl
Jung psikologi kepribadian mengarah kepada perilau
yang menyangkut integrasi dari ego, ketidaksadaran
pribadi, kompleks- kompleks, ketidaksadaran kolektif,
dan arketip-arketip pesona serta anima.
j. Psikologi Lintas Budaya
Psikologi lintas budaya menurut Brislin, Lonne, dan
Thorndike adalah kajian empiris tentang anggota
berbagai kelompok budaya yang memiliki perbedaan

T E O R I D A N K O N S E P P E R I L A K U | 13
pengalaman, yang dapat membawa ke arah perbedaan
perilaku.
k. Psikologi Rekayasa (Engineering Psychology)
Pada masa awal pertumbuhan psikologi industry dapat
ditelusuri tentang sejarah perkembngan psikologi yang
terjadi pada awal tahun 1898. Pada masa itu Fredick W.
Tailor dikenal dengan studinya yang membahas tentang
dimensi waktu dan kerja manual. Setelah perang dunia II,
semakin menonjol peranan psikologi rekayasa, terutama
setelah dirasakan meningkatnya kompleksitas mesin atau
peralatan mekanis yang menuntut sejumlah tenaga
operator pada tingkat efisiensi yang dipersyaratkan.

l. Psikologi Lingkungan
Lingkungan berhubungan dengan proses belajar, yang
mengarah pada efek komulatif dari respons-respons
individu terhadap rangsangan lingkungan individu dalam
hidupnya. Psikologi lingkungan dapat mengjangkau
berbgai aneka permsalahan. Bidang ini tidak sekedar
mengkaji akibat yang sebelumnya sudah terpikirkan
manusia, melainkan juga akibat yang diperhitungkan
sebelumnya.
m. Psikologi Konsumen (Consumen Psychhology)
Pada psikologi ini diawali dengan psikologi periklanan
dan penjualan, objeknya adalah komunikasi yang efektif,
baik dari pihak pabrik maupun distrIbutor kepad

14 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
konsumen. Melalui periklanan, konsumen mendapat
informasi tentang jasa yang mempunyai manfaat khusus
dari produk dan jasa tersebut.
n. Psikologi Organisasi dan Industri
Pada psikologi ini telah menerapkan dari prinsip-prinsip
psikologi industri dan pertambangan.
4. Teori dan Konsep Perilaku
a. Pengertian Perilaku
Perilaku manusia merupakan suatu aktivitas dari pada
manusia itu sendiri, perilaku juga merupakan sesuatu
yang dikerjakan oleh organisme tersebut, dapat dimati
secara langsung atau tidak langsung dan hal ini berarti
bahwa perilaku terjadi apabila ada sesuatu yang
diperlukan untuk menimbulkan reaksi rangsangan,
dengan demikian suatu rangsangan tertentu akan
menghasilkan reaksi perilaku tertentu. Perilaku manusia
juga merupakan suatu aktivitas yang bersangkutan dan
dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Di
Indonesia dalam 15 tahun yang lalu telah mengenal
tentang perilaku kesehatan khususnya dibidang
antropologi medis dan kesehatan masyarakat.
b. Proses Pembentukan Perilaku
Kebutuhan telah membentuk suatu perilaku manusia.
Proses pembentukan perilaku berdasarkan kebutuhan
dasar menurut para ahli yaitu:

T E O R I D A N K O N S E P P E R I L A K U | 15
1) Kebutuhan fisiologis atau biologis merupakan suatu
kebutuhan pokok yang utama seperti H2, H2O, seks,
makanan dan cairan elektrolit. Terjadinya
ketidakseimbangan fisiologis akan terjadi apabila
kebutuhan pokok tidak terpenuhi misalnya kekurangan
O2 yang dapat menimbilkan sesak nafas dan dehidrasi
terjadi apabila kekurangan H2O serta eletrolit.
2) Kebutuhan rasa aman seperti rasa aman terhindar dari
perampokan, penodongan, pencurian serta kejahatan
lain. Rasa aman terhindar dari konflik, kerusuhan,
tawuran. Rasa aman terhindar dari dari sakit dan
penyakit. Rasa aman memperoleh perlindungan
hukum.
3) Kebutuhan mencintai dan dicintai seperti
mendambakan kasih sayang dari orang lain baik dari
saudara, orang tua, kekasih, teman dan lain-lain.
Kebutuhan mencintai dan dicintai di kelompok ia
berada dan bisa menerima keberadaan dirinya.
4) Kebutuhan aktualisasi diri seperti ingin disanjung oleh
orang lain, ingin sukses mencapai cita-cita, dan ingin
menonjol dari orang lain baik dalam usaha atau karir
kekayaan dan lain-lain.
Perilaku dapat dilihat dalam berdasarkan perkembangan
penyakit yaitu:
1. Perilaku mempengaruhi faktor resiko penyakit tetentu.

16 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
2. Perilaku itu sendiri dapat berupa faktor resiko seperti
merokok merupakan factor resiko utama baik bagi
penyakit jantung koroner maupun kanker paru karena
kemungkinan mendapatkan penyait lebih besar dari
pada orang yang tidak merokok.
5. Perubahan perilaku
Perilaku kesehatan merupakan hal yang penting dalam
masalah perubahan dan pembentukan perilaku. Perubahan
perilaku berkitan dengan tujuan dari pendidikan atau
penyuluhan kesehatan yang menunjang program-program
ksehatan lainnya. Teori tentang perubahan perilaku yaitu:
a. Teori Stimulus Organisme Respon (SOR)
Teori ini berdasar asumsi tentang penyebab terjadinya
perubahan perilaku tergantung pada stimulus yang
berhubungan organisme. Perubahan perilaku terjadi
dengan cara meningkatkan rangsangan (stimulus). Oleh
sebab itu, perubahan perilaku terjadi melalui proses
pembelajaran.
Proses terjadinya perubahan perilaku sama
dengan belajar, yang menggambarkan bagaimana belajar
pada individu yang terdiri dari:
1) Stimulus atau rangsangan yang diberikan pada
organisme dapat diterima atau ditolak.
2) Apabila stimulus telah diterima oleh organisme
maka ia mengerti stimulus dan dilanjutkan kepada
proses berikutnya.

T E O R I D A N K O N S E P P E R I L A K U | 17
3) Setelah organisme mengelolah stimulus tersebut
sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi
stimulus yang telah diterimanya.
4) Dengan dukungan fasilitas serta dorongan daari
lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai
efek tindakan dari individu tersebut (perubahan
prilaku).
b. Teori Festinger (Dissonance Theory)
Perilaku seseorang terjadi pada saat tertentu karena
adanya keseimbangan antara sebab atau alasan dan akibat
atau keputusan yang diambil (consonance). Apabila
terjadi stimulus dari luar yang lebih kuat, maka dalam
diri orang tersebut kan terjadi ketidak seimbangan
(dissonance). Kalau akhirnya stimulus tersebut direspons
positif (menerimanya dan melakukannya) maka berarti
terjadi perubahan perilaku baru (hasil perubahan), dan
akhirnya kembali terjadi keseimbangan lagi
(consonance).
Rumus perubahan perilaku menurut festinger:
terjadi perubahan perilaku karena adanya perbedaan
elemen kognitif yang seimbang dengan elemen tidak
seimbang. Contoh seorang Ibu hamil memeriksakan
kehamilannya terjadi karena ketidakseimbangan antara
keuntungan dan kerugian stimulus (anjuran periksa
hamil).
c. Teori fungsi

18 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
Perubahan perilaku individu terjadi karena adanya
kebutuhan. Hal ini berarti bahwa, stimulus yang dapat
mengakibatkan perubahan perilaku seseorang apabila
stimulus tersebut dapat mengerti dalam konteks
kebutuhan orang tersebut. Oleh sebab itu, stimulus atau
obyek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang
(subyek).
Prinsip teori fungsi yakni:
1) Perilaku merupakan fungsi instrumental
(memenuhi kebutuhan subyek)
2) Perilaku merupakan pertahanan diri dalam
menghadapi lingkungan (bila hujan, panas)
3) Perilaku sebagai penerima obyek dan memberikan
arti (respons terhadap gejala sosial)
4) Perilaku berfungsi sebagai nilai eksprsif dari diri
seseorang dalam menjawab situasi (marah, senang)

d. Teori Kurt Lewis


Perilaku adalah merupakan suatu keadaan yang
seimbang antara kekuatan pendorong (driving forces) dan
kekuatan penahanan (restraining forces). Perubahan
perilaku itu dapat berubah apabila terjadi
ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut.
Sehingga ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan
perilaku pada diri seseorang yakni:

T E O R I D A N K O N S E P P E R I L A K U | 19
1) Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan
tetap;
2) Kekuatan pendorong tetap, kekuatan penahan
menurun;
3) Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan
turun.

20 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
PERKEMBANGAN
BAB PROSES ADAPTASI
II PSIKOLOGI SEPANJANG
DAUR KEHIDUPAN

Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah mempelajari BAB ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan perkemba

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Tahap-tahap proses adaptasi pada wanita


Proses adaptasi psikologi pada wanita sepanjang daur kehidupannya

PERKEMBANGAN PROSES | 21
PSIKOLOGI SEPANJANG KEHIDUPAN
A. Tahap-tahap Proses Adaptasi pada Wanita
Hakikat manusia dalam perspektif psikologi merupakan salah
satu bentuk proses penyesuaian. Bentuk penyesuaian diri telah
berkembang berdasarkan tahap yang dialami manusia tentang
perkembangan kepribadian. Bentuk-bentuk penyesuaian diri
terbagi dua yaitu:
1. Adaptif
Bentuk penyesuaian diri adaptif dikenal dengan sebutan
adaptasi. Sifat bentuk penyesuaian diri merupakan segala
bentuk perubahan yang terjadi dalam proses badani yang
semta-mata untuk menyesuaikan diri dapa lingkungan
sekitar. Manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan akan
tetpi tidak selalu manusia yang selalu berubah tetapi justru
manusia yang harus mengubahnya. Manusia sebagai
makhluk hidup mempunyai daya upaya untuk dpat
menyesuaikan diri baik aktif maupun pasif.
2. Maladaptif
Terdiri dari manipulasi, impulsif dan narkisisme. Menarik
diri termasuk dalam transisi antara respon adaptif dengan
maladaptif sehingga individu cenderung berfikir ke arah
negatif. Bentuk deteksi respon meladaptif yaitu sensitive
terhadap kritik, tidak mampu berkompetisi, tetapi hanya mau
berkompetisi dengan lawan yang sudah diketahui. Beberapa
petunjuk yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya
maladaptif, yaitu:

22 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
a. Sensitif terhadap kritik, contohnya individu tidak bias
merespon secara positif terhadap koreksi, juga tidak dapat
mengkritik diri sendiri.
b. Tidak mempu kompetisi, contohnya individu hanya mau
berkompetisi dengan kawan yang jelas dapat dikalahkan.
Reaksi Penyesuaian Diri:
1. Rasionalsisai, yaitu pemberian informasi/penjelasan
yang menyenangkan (rasional).
2. Kompensasi, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh
individu untuk mengatasi perasaan tidak aman. Contoh:
seseorang yang meniggal dunia anaknya karena cacat
lahir kemudian menghabiskan seluruh kemampuan,
waktu, dan tenga untuk membantu anak-anak
cacat/terbelakang.
3. Negatifisme yaitu reaksi yang dinyatakan sebagai
perlawanan bawah sadar pada orang/objek-objek
lainnya.
4. Kepasrahan (resignation) ialah tipe kekecewaan
mendalam yang sangat kuat yang adakalanya dialami
oleh individu dan bias berlangsung lama atau sebentar
5. Pelarian (flight) yaitu reaksi penyesuaian diri dari
situasi khusus yang menyebabkan kekecewaan atau
kegelisahan.
6. Represi, yaitu mengeluarkan pengalaman atau perasaan
tertentu dari kesadaran dan manusia cenderung
menekan aspek-aspek yang tidak menyenangkan.

PERKEMBANGAN PROSES | 23
PSIKOLOGI SEPANJANG KEHIDUPAN
B. Proses Adaptasi Psikologi pada Wanita Sepanjang Daur
Kehidupannya
1. Bayi
Bayi adalah masa dasar atau tahun-tahun dasar yang
sesungguhnya, karena pada saat ini banyak pola perilaku,
sikap dan pola eksresi emosi terbentuk. Masa bayi adalah
masa di mana pertumbuhan dan perubahan berjalan pesat
baik secara fisik maupun psikologi yaitu adanya perubahan
dalam penampilan dan kemampuan.
Masa bayi adalah masa berkurangnya
ketergantungan, merupakan efek dari pesatnya
perkembangan pengendalian tubuh yang memungkinkan
bayi duduk, berdiri, berjalan dan menggerakkan benda-
benda. Masa bayi adalah masa meningkatnya individualitas,
kemandirian memungkinkan bayi mengembangkan hal hal
yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Di masa ini
permulaan sosialisasi yaitu bayi cepat berubah menjadi
keinginan untuk menjadi bagian dari kelompok sosial,
misalnya protes ketika di biarkan sendiri selama beberapa
waktu.
Masa bayi adalah permulaan berkembangnya
penggolongan peran seks, misalnya:
a) Bayi laki-laki dengan warna biru
b) Bayi perempuan dengan warna pink
c) Mainan laki-laki berbeda dengan mainan perempuan
Masa bayi adalah masa yang menarik karena:

24 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
a) Perbandingan tubuh yang belum wajar
b) Memakai baju dan diselimuti
c) Ketidakberdayaan dan ketergantungan
d) Terlihat menarik
Masa bayi adalah permulaan kreativitas, bulan pertama
bayi belajar mengembangkan minat dan sikap merupakan
dasar bagi kreativitasnya kemudian untuk penyesuaian diri
dengan pola yang diletakkan oleh orang lain, ditentukan oleh
perlakuan orang lain terutama orang tua. Masa bayi adalah
masa berbahaya, baik fisik maupun psikologisnya.
a) Bahaya fisik: penyakit dan kecelakaan sering
menyebabkan ketidakmapuan atau bahkan kematian.
b) Bahaya psikologis: karena pola perilaku, minat dan sikap
terbentuk selama masa bayi makan bahaya psikologis
dapat terwujud jika di letakkan dasar-dasar yang buruk
pada masa itu

PERKEMBANGAN PROSES | 25
PSIKOLOGI SEPANJANG KEHIDUPAN
2. Balita
Anak-anak bersifat pemberani sehingga tidak terhambat
oleh rasa takut karena kalau dirinya mengalami sakit atau
di ejek teman-temannya sebagaimana di takuti anak yang
lebih besar. Anak mudah dan cepat belajar karena tubuh
mereka masih sangat lentur dan keterampilan yang di
miliki baru sedikit.
Anak lebih menyukai kontak sosial sejenis
daripada hubungan sosial dengan kelompok jenis
kelamin yang berlawanan. Anak anak mengungkapkan
rasa marah dengan ledakan amarah, yang di tandai
dengan menangis, berteriak, menggeretak, menendang,
melompat-lompat dan memukul. Perkembangan moral
merupakan Moralitas prakonverisional artinya anak-anak
berorientasi patuh dengan hukuman dalam arti ia menilai
benar salahnya perbuatan berdasarkan akibat akibat fisik
dari perbuatan itu. Anak-anak memyesuaikan diri dengan
harapan sosial agar memperoleh pujian.
3. Usia Sekolah (6-12 tahun)
Anak-anak pada masa ini meluangkan tugas
perkembangan dengan belajar keterampilan fisik untuk
permainan biasa. Anak berminat dalam kegiatan-
kegiatan dengan teman-teman dan ingin menjadi bagian
dari kelompok yang mengharapkan anak untuk
menyesuaikan diri dengan pola-pola perilaku, nilai-nilai

26 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
dan minat anggotanya. Penggolongan peran seks,
mempengaruhi penampilan, perilaku, cita-cita, minat,
sikap terhadap lawan jenis, dan penilaian diri.
Anak-anak secara aktif menyusun pengetahuan,
dan mengembangkan konsep-konsep mereka secara
logis, sistematis dan rasional yang di peroleh dari
koneksi-koneksi sosial dan orang lain yang kompeten.
Interaksi sosial anak dengan orang dewasa yang lebih
terapil dan teman sebaya, akan meningkatkan
perkembangan kognitifnya. Pengetahuan tidak
dihasilkan dari dalam diri individu, melainkan dibangun
melalui interksi dengan orang lain dan benda budaya
seperti buku. Ini menunjukkan bahwa pengalaman dapat
ditingkatkan melalui interaksi dengan orang lain dalam
aktifitas yang kooperatif.

PERKEMBANGAN PROSES | 27
PSIKOLOGI SEPANJANG KEHIDUPAN
4. Remaja
Peralihan dari masa anak-anak dan masa dewasa yang
diawali dengan kematangan seksual, usia remaja yaitu
dimulai usia 11 tahun sampai 20 tahun. Prestasi sekolah
penting bagi anak remaja, karena mereka ingin
mengembangkan hasil usahanya. Remaja termasuk
kelompok anak tanggung yang memungkinkan
membentuk persahabatan yang mendalam dan
identifikasi dengan anggota sejenis yang dipilih,
meningkantkan cara berfikir kritis, pengendalian emosi
dan memiliki tanggung jawab yang lebih terhadap suatu
tindakan atau perbuatan.
a) Remaja yang matang lebih awal
Konsep diri menyenangkan memberikan sikap yang
dapat menyesuaikan diri dengan baik.
b) Remaja yang matang terlambat
Konsep diri kurang menyenangkan menyebabkan
menyesuaikan diri buruk.
c) Kepatutan seks dalam penampilan diri, minat dan
perilaku konsep diri baik, ketidakpatutan seks rendah
diri dan konsep diri buruk
d) Bila hubungannya erat dengan satu orang anggoya
maka remaja ini akan mengidentifikasikan diri dan
mengembangkan pola kepribadian yang sama
dengan anggota keluarga tersebut.

28 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
e) Perubahan sosial yang penting dalam masa remaja
meningkatnya pengaruh kelompok sebaya,
pengelompokka sosial baru dan nilai nilai baru
dalam pemilihan teman.
f) Ketidakmatang perilaku sosial, seksual dan moral
akan menimbulkan penolakan diri yang dapat
merusak penyesuaian pribadi dan sisoal.

PERKEMBANGAN PROSES | 29
PSIKOLOGI SEPANJANG KEHIDUPAN
PROSES ADAPTASI
BAB PSIKOLOGIS PADA BAYI
III DAN ANAK SESUAI
TAHAP
PERKEMBANGANNYA

Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah mempelajari BAB ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan dan memah

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Proses Adaptasi psikologi pada anak sesuai tahap perkembangan


Perkembangan psikologi pada anak

PROSES ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA BAYI | 31


DAN ANAK SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN
A. Proses Adaptasi Psikologi Anak Sesuai Perkembangan
1. Keadaan Psikologi Bayi dan Anak
Masa bayi merupakan periode perkembangan ari lahir
sampai sekitar 18 hingga 24 bulan. Banyak aktivitas
psikologi baru yang dipelajari seperti kemampuan berbicara,
mengaur indera-indera dan tindakan fisik, berpikir dengan
simbol, dan meniru dan belajar dari orang tua. Masalah pada
anak meliputi perubahan yaitu emosi, fungsi fisik, perilaku
dan mental. Permasalahan tersebut dapat disebabkan karena
faktor-faktor seperti gaya pengasuhan, masalah keluarga,
kurangnya perhatian, dan rasa kehilangan atau perpisahan.
Anak tidak langsung bereaksi ketika masalah tersebut
terjadi, akan tetapi menunjukkan reaksi dikemudian hari.
Bimbingan yang membantu anak yaitu mempersiapkan diri
jika dihadapkan pada masalah yang sifatnya traumatis pada
anak. Orang tua harus memberi memotivasi kepada anaknya
agar lebih mampu menghadapi ketakutan dan kecemasannya.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologi
Perkembangan atau development merupakan suatu
tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Tahapan-
tahapan perubahan yang progresif yang terjadi pada
kehidupan manusia dan organisme lainnya, tanpa
membedakan aspek-aspek yang terdapat dalam diri
organisme tersebut. Perkembangan dapat berupa proses

32 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
perubahan kualitatif yang mengacu pada mutu fungsi organ-
organ jasmaniah, bukan organ-organ jasmaniah itu sendiri.
Secara umum perkembangan anak selama masa
perkembangannya akan dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang terangkum dalam dua faktor yaitu faktor internal dan
eksternal.
a) Faktor internal, segala sesuatu yang ada dalam diri
individu yang keberadaannya mempengaruhi dinamika
perkembangan.
b) Faktor eksternal, segala sesuatu yang berada diluar diri
individu yang keberadaannya mempengaruhi terhadap
dinamika perkembangan.
Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi
perkembangan individu:
1. Faktor keturunan bagi perkembangan.
Ada beberapa asas tentang keturunan, sebagai berikut:
a) Asas reproduksi
b) Asas variasi
c) Asas regresi filial
d) Asas jenis menyilang
e) Asas konformitas
2. Faktor keluarga bagi perkembangan
Ada empat pola dasar relasi orang tua ke-anak yang
bipolar yang berpengaruh terhadap perkembangan anak.
a) Tolerance-intolerance
b) Permissiveness-Strichtness

PROSES ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA BAYI | 33


DAN ANAK SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN
c) Involvement-Detachment
d) Warmth-Coldness
3. Lingkungan bagi perkembangan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pembentukan dan perkembangan
perilaku individu, baik lingkungan fisik. Manusia tidak
bisa melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh
lingkungan karena lingkungan senantiasa tersedia di
sekitarnya.
4. Lingkungan membentuk makhluk sosial
5. Lingkungan membentuk perilaku budaya. Terkait dengan
pembentukan jiwa budaya, lingkungan memiliki peranan
sebagai alat untuk kepentingan dan kelangsungan hidup
individu dan menjadi alat pergaulan sosial individu,
tantangan bagi individu dan individu berusaha untuk
menundukkannya, sesuatu yang diikuti individu, objek
penyesuaian diri bagi individu.
6. Masalah-masalah psikologi pada anak yang sering terjadi
Gangguan psikologis pada anak biasanya susah untuk
dikenali. Ciri-ciri yang menjadi petunju bagi orang tua
dalam melakukan diagnosis terhadap anak yang
mengalami gangguan psikologis pada fungsi fisik dan
kinerja mental, yaitu:
a) ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).
Menurut Psikolog Klinis Adriana S Ginanjar, Anak
yang mengalami ADHD dengan ciri yakni dia tidak

34 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
bisa memusatkan perhatian, anak-anak semacam ini
akan mudah bosan dan cenderung ingin menyerang,
bahkan bisa memiliki reaksi berlebihan terhadap
frustasi.
b) Autisme adalah gangguan yang terjadi pada anak yang
telah mengalami kondisi menutup diri. Gejalanya
termasuk anak tidak berinteraksi dan berkomunikasi
dengan orang lain. Gangguan ini terlihat pada anak
saat mencapai usia 3 tahun, dan membuat anak
bertindak tidak tepat seperti membenturkan kepala
mereka. Pada perlaku non-verbal seperti dia suka
menyendiri serta terlambat untuk bisa berbicara.
c) Syndrome asperger merupakan gangguan kejiwaan
pada diri seseorang yang ditandai adanya dengan
rendahnya kemampuan bersosialisasi dan
berkomunikasi.
d) Retardasi mental pada anak yaitu ciri anak tersebut
memiliki hambatan dalam menyelesaikan tugas
sehari-harinya.
Berikut ini adalah masalah psikologi anak berupa
perubahan emosi:
1. Gangguan Kecemasan
Kecemasan adalah jenis yang sangat umum dari
gangguan psikologis yang mempengaruhi anak-anak.
Pada pada gejala utama dari gangguan kecemasan adalah

PROSES ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA BAYI | 35


DAN ANAK SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN
kekhawatiran yang sangat berlebihan, ketakutan serta
kegelisahan.
2. Depresi Parah
Depresi adalah gangguan psikologis yang sangat umum
pada anak-anak. Depresi mempengaruhi emosi anak,
membuat mereka merasa sedih atau tidak berharga.
Mereka merasa kehilangan motivasi untuk kegiatan yang
mereka gunakan untuk sangat menikmati, dan mungkin
memiliki perubahan nafsu makan dan pola tidur.
3. Bipolar Disorder
Gangguan bipolar terlihat pada gejala perubahan suasana
hati berlebihan dengan tampak berubah dengan cepat.
4. Hiperaktif
Gangguan psikologi anak yang sering terjadi. Seorang
anak akan mendapatkan gangguan perilaku dimana
mereka cenderung bergerak aktif, bahkan super aktif di
dalam rumah dan di lingkungan bermain bersama teman-
temannya.
5. Pemurung dan penyendiri
Berbicara benar membuat seorang anak, mendapatkan
perlakuan yang kurang menyenangkan, merasakan
kesakitan, dicubit bahkan ditampar oleh Ibunya,
sedangkan dengan berbohong mengatakan yang tidak
sebenarnya akan mendapatkan sesuatu yang
menyenangkan. Pengalaman itu mengajarkan bagi anak
bahwa Ibu lebih suka kepada anaknya yang berbohong.

36 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
Solusi: memberikan teguran serta nasihat yang baik. Ini
termasuk metode pendidikan yang sangat baik juga
bermanfaat untuk meluruskan kesalahan pada anak
kemudian berilah pengertian dengan penuh kasih sayang.
6. Kebutuhan bimbingan psikologis
Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam layanan
bimbingan untuk memenuhi kebutuhan bimbingan
psikolog pada anak. Menurut Myrick (dalam Muro &
Kottman, 1995) ada empat pendekatan yang dirumuskan
sebagai suatu pendekatan dalam bimbingan, yaitu
pendekatan krisis, remedial, preventif dan
perkembangan.
a) Pendekatan krisis
Pendekatan krisis layanan bimbingan dilakukan
bilamana ditemukan adanya suatu masalah yang krisis
yang harus segera ditanggulangi, dan guru ataupun
pembimbing bertindak membantu anak menghadapi
masalah tersebut untuk menyelesaikannya. Teknik
yang digunakan dalam pendekatan ini adalah teknik-
teknik yang secara “pasti” dapat mengatasi krisis
tersebut. Contoh: seorang anak menangis. Ketika
anak bermain di luar kelas sebab tangannya berdarah
dilempar batu oleh teman sebayanya. Guru atau
pembimbing yang menggunakan pendekatan krisis
akan meminta anak untuk membicarakan agar
menyelesaikan masalah dengan teman yang telah

PROSES ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA BAYI | 37


DAN ANAK SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN
melukainya. Bahkan guru atau pembimbing akan
memanggil anak yang telah bersalah tersebut untuk
menghadap dan membicarakan penyelesaian masalah
yang telah dilakukannya. Menurut Gunarso (1998),
ada beberapa pendekatan yaitu:
a. Pendekatan remidial
Pendekatan remedial, guru atau pembimbing akan
lebih memfokuskan bantuannya kepada upaya
penyembuhan atau perbaikan terhadap kelemahan-
kelemahan yang ditampakkan anak. Tujuan bantuan
pendekatan ini adalah untuk menghindarkan
terjadinya krisis yang mungkin dapat terjadi.
Berbagai strategi dapat digunakan untuk membantu
anak, seperti mengajarkan kepada anak keterampilan
belajar, keterampilan bersosial dan sejenisnya yang
belum dimiliki anak sebelumnya
b. Pendekatan preventif
Pendekatan preventif merupakan pendekatan yang
mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin akan
muncul pada anak dan mencegah terjadinya masalah
tersebut. Masalah-masalah pada anak taman kanak-
kanak dapat berupa perkelahian, pencurian, merusak,
menyerang dan sebagainya. Pendekatan preventif
didasarkan pemikiran bahwa jika guru atau
pembimbing bisa membantu anak agar supaya
menyadari bahaya dari berbagai aktivitas itu maka

38 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
masalah dapat dihindari sebaik-baiknya. Pendekatan
preventif ini dapat dilakukan dengan cara
menyampaikan informasi kepada anak tentang akibat
dari suatu tindakan tertentu.
c. Pendekatan perkembangan
Pendekatan perkembangan, kebutuhan layanan
bimbingan di taman kanak-kanak muncul dari
karakteristik serta permasalahan perkembangan anak
didik, baik permasalahan yang berupa dengan
perkembangan fisik sosial, emosi, maupun bahasa.
Beberapa teknik dapat digunakan dalam pendekatan
seperti ini mengajar, tukar informasi, bermain peran,
melatih, tutorial dan konseling.

B. Perkembangan Psikologi Pada Anak


1. Masa pra-sekolah (usia taman kanak-kanak )
Psikologi anak ialah perubahan serta perkembangan
struktur jasmani, dan fungsi mental yang dimulai sejak
terbentuk hingga menjelang mati. Karasteristik fase
perkembangan pada pra-sekolah adalah:
a) Perkembangan fisik
Fungsi utama dari perkembangan fisik anak-anak adalah
kemampuan anak untuk bergerak dan mengandalkan
bagian tubuhnya. Proses perkembangan fisik anak terkait
dengan kematangan otak.
b) Perkembangan intelektual

PROSES ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA BAYI | 39


DAN ANAK SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN
Perkembangan intelektual dikenal juga sebagai istilah
kognitif.yaitu akal budi yang berdasarkan aspek-aspek
kognitifnya, khususnya proses cara berpikirnya yang
lebih tinggi.
c) Perkembangan emosional, beberapa jenis emosi yaitu:
1) Takut, perasaan terancam oleh suatu objek yang
dianggap berbahaya.
2) Cemas, perasaan takut yg bersifat khayalan yang
tidak ada objeknya.
3) Marah, perasaan tidak senang atau benci, baik
terhadap orang lain, diri sendiri, ataupun objek
tertentu.
4) Cemburu, perasaan tidak senang terhadap orang lain
yang dipandang telah merebut kasih sayang dari
seseorang yang telah mencurahkan kasih sayang
kepadanya.
5) Kegembiraan, kesenangan, dan kenikmatan.
d) Perkembangan bahasa
1) Masa ketiga (2,0-6,0) bercirikan, anak sudah mulai
menyususn kalimat tunggal yang sempurna, dan
sudah mampu memahami tentang perbandingan.
2) Masa keempat (2,6-6,0) bercirikan, anak sudah dapat
menggunakan kalimat majemuk beserta anak
kalimatnya, dan tingkat berpikir anak sudah lebih
maju.
e) Perkembangan sosial

40 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
Pada masa perkembangan sosial ini dipengaruhi oleh
psikologi dari keluarga, bila dalam keluarganya tercipta
suasana yang harmonis, saling bekerja sama dalam
mengerjakan tugas keluarga serta melaksanakan aturan,
maka anak akan memiliki kemampuan seperti yang
dilakukan keluarganya dalam berhubungan dengan orang
lain.
f) Masa sekolah
Perkembangan anak pada masa sekolah yaitu:
a) Tahapan operasioanal
Antara usia 7-12 tahun yaitu pada tahapan ini anak-anak
mengusai berbagai konsep konservasi untuk melakukan
manipulasi logis lainnya.
b) Perkembangan intelektual
Pada usia SD 6-12 tahun anak sudah dapat mereaksi
rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas-tugas
belajar.
c) Perkembangan bahasa
Bahasa adalah sarana komunikasi dengan orang lain.
Usia SD ini merupakan masa perkembangan pesatnya
kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan
kata.
d) Perkembangan sosial
Perkembangan sosial merupakan tercapainnya
kematangan sosial, atau bisa dikatakan bahwa
tercapainnya proses belajar dalam menyesuaikan diri

PROSES ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA BAYI | 41


DAN ANAK SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN
dengan norma kelompok, tradisi serta moral atau agama.
Pada perkembangan ini anak sekolah dasar biasannya
ditandai dengan adanya perluasan hubungan selain
keluarga juga ada ikatan baru dengan teman sekelasnnya
serta hubungan lingkungan di sekitarnya bertambah luas.
e) Perkembangan emosi
Emosi adalah faktor yang dominan yang dipengaruhi
setiap individu termasuk dalah hal perilaku belajar.
Emosi yang dialami pada perkembangan anak usia
sekolah dasar yaitu marah, iri hati, takut, rasa kasih
sayang, rasa ingin tahu, rasa senag, nikmat serta bahagia.
f) Perkembangan moral
Pada perkembangan ini anak pertama kali mulai
mengenal mana yang benar dan mana yang salah itu dari
lingkungan keluarga, walaupun pada awalnnya anak
belum mengerti tentang konsep moral ini, namun lambat
laun anak akan memahaminnya. Perkembangan
penghayatan keagamaan.
g) Perkembangan motorik
Pada masa ini ditandai dengan adanya kelebihan gerak
dan aktivitasnya yang lincah. Maka dari itu, usia ini ialah
masa sangat bagus untuk belajar keterampilan yang
berkaitan dengan motorik ini, contohnya seperti
menulis, menggambar, melukis, mengetik komputer,
berenang, main bola serta atletik.
h) Perkembangan fisik

42 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
Perkembangan cenderung lebih stabil atau tenang
sebelum memasuki masa remaja yang pertumbuhannya
sangat cepat. Masa yang tenang ini diperlukan oleh anak
untuk belajar berbagai kemampuan akademik.
i) Perkembangan bicara
Berbicara merupakan alat komunikasi terpenting dalam
berkelompok, anak bisa belajar bagaimana cara
berbicara dengan baik dalam berkomunikasi dengan
orang lain.
j) Kegiatan bermain
Permainan yang disukai cenderung kegiatan bermain
yang dilakukan secara berkelompok, bermain yang
sifatnya menjelajah, ke tempat yang belum pernah
dikunjungi baik di kota maupun di desa mengasikkan
bagi anak.
k) Usia 10-12
Pada usia ini perhatian membaca adalah puncaknya
materi bacaan semakin luas.
i) Masa pubertas
1) Kosep pengertian remaja
Fase remaja merupakan masa beralih dari akhir masa
kanak-kanak menuju masa dewasa. Masa remaja
ialah masa pencarian jati diri seseorang dalam masa
kanak-kanak sampai masa dewasa. Tugas yang
terpenting dalam fase ini ialah belajar melakukan
hubungan dengan teman-temannya, yaitu dengan cara

PROSES ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA BAYI | 43


DAN ANAK SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN
bekerja sama atau berkompromi dengan teman
sebayanya. Pada masa ini dibagi dalam berbagai
tahap yaitu: (a) tahap prapuber, merupakan tahap
tumpang tindih dengan satu atau dua tahun terakhir
masa kanak-kanak masa 3 kanak-kanak pada saat
anak dianggap sebagai prapuber, atau bisa disebut
dengan tahap pematangan; (b) tahap puber, pada
tahap ini terjadi antara masa kanak-kanak dan masa
remaja, dimana kriterianya yaitu kematangan seksual
dengan munculnya haid pada anak perempuan dan
mimpi basa pertama kali di malam hari pada anak
laki-laki; (c) tahap pasca puber, selama tahap ini, ciri-
ciri seks skunder telah berkembang baik dan organ-
organ seks telah berkembang dengan matang.
Kriteria pubertas merupakan suatu priode dimana
kematangan karangka dan seksual terjadi dengan pesat.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan timbulnya
pubertas ialah menstruasi (bagi perempuan ), mimpi basah
(bagi laki-laki ) ini salah satu bukti yang telah diperoleh dari
analisis kimia terhadap air seni beserta foto sianar X dari
perkembangan tulung.
a) Perubahan tubuh pada masa puber. Pada masa ini terjadi
perubahan bentuk fisik tubuh anak dewasa yaitu
berubahnya ukuran tubuh dan proporsi tubuh.
b) Perubahan ukuran tubuh. Maksudnya berubahnya tinggi
dan berat badan pada masa puber.

44 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
c) Perubahan proporsi tubuh. Maksudnya proporsi tubuh
disini ialah perubahan daerah tubuh yang tadinya lebih
kecil sekarang menjadi besar. Dikarenakan kematangan
tubuh tercapai lebih cepat dari pada tubuh yang lain
Beberapa minat remaja, antara lain:
a) Minat rekreasi seperti permainan olahraga, bersantai,
bepergian, membaca, menonton televisi, melamun.
b) Minat pribadi seperti minat pada penampilan diri, minat
pada prestasi, minat pendidikan, minat pada agama,
minat pada seks, dan perilaku seks.

PROSES ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA BAYI | 45


DAN ANAK SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN
PROSES PERUBAHAN PSIKOLOGI
BAB PADA WANITA PRA-KEHAMILAN,
MASA KEHAMILAN,
IV PERSALINAN, NIFAS, MENYUSUI,
LANSIA DINI DAN LANJUT

Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah mempelajari BAB ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan dan


memahami proses perubahan psikologi pada wanita pra-kehamilan, masa
kehamilan, persalinan, nifas, menyusui, lansia dini dan lanjut

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

- Wanita sebagai gadis remaja


- Wanita sebagai wanita dewasa
- Wanita sebagai Ibu
- Gangguan psikologis pada masa reproduksi
- Psikologis Ibu hamil, bersalin, nifas

-
46 | P S I K O L -O G I K E B I D A N A N

- MODUL TEORI
- PSIKOLOGI KEBIDANAN
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

- PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


FAKULTAS KEBIDANAN INSTITUT
KESEHATAN PRIMA NUSANTARA
BUKITTINGGI

PROSES ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA BAYI | 47


DAN ANAK SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN
- VISI KEILMUAN
-
-
-
-
- VISI IKESPNB
- Menjadi Institusi Yang Unggul Di Bidang Kesehatan Tingkat Nasional
Berorientasi Global Tahun 2031
-
-
-
-
- VISI FAKULTAS KEBIDANAN
- Menjadi Fakultas Kebidanan Yang Unggul Di Bidang Kebidanan Di Tingkat
Nasional Berorientasi Global Tahun 2031
-
-
-
-
-
- VISI PRODI D III KEBIDANAN
- Menjadi Program Studi D III Kebidanan Yang Unggul Di Bidang Kebidanan
Komunitas Berbasis Gender Di Tingkat Nasional Berorientasi Global
-

- KATA PENGANTAR
-
-
- Pembelajaran Praktikum merupakan metode pembelajaran yang
di lakasanakan di laboratorium. Modul ini dibuat untuk
membantu mahasiswa dalam mencapai tujuan pembelajaran mata
kuliah Psikologi Kebidanan. Pada kesempatan ini kami ingin
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada tim penulis
modul ini atas dedikasi dan kerja keras yang telah diwujudkan
hingga selesainya penulisan modul ini.
- Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah
memberikan kesempatan, dukungan dan bantuan dalam
penyelesaian modul ini. Modul ini masih jauh dari sempurna,
penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan demi
kesempurnaan modul ini. Semoga modul ini bermanfaat bagi kita
semua dalam rangka mewujudkan pembelajaran di perguruan
tinggi yang berkualitas.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- Tim Penyusun
-

P R O S E S P E R U B A H A N P S I K O L O G I P A D A W A N I T A P R A | 47
K E H A M I L A N , M A S A K E H A M I L A N , P E R S A L I N A N , N I F A S ,
M E N Y U S U I L A N S I A D I N I D A N L A N J U T
- Perubahan psikologi masa menopause

48 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
A. Wanita Sebagai Gadis Remaja
Remaja sebagai periode transisi antara masa anak ke masa dewasa.
Remaja termasuk golongan anak, tetapi dia tidak pula termasuk orang
dewasa. Remaja masih belum mampu menguasai fungsi-fungsi fisik
dan psikisnya. Berdasarkan kronologis usia maka remaja adalah
individu antara umur 10-19 tahun. Sedangkan, ditinjau dari segi
tersebut mereka masih termasuk golongan anak-anak, mereka masih
harus banyak belajar untuk dapat memperoleh tempat dalam
masyarakat sebagai warganegara yang bertanggung jawab.
Karakteristik Masa Remaja
1. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan fisik mengalami perubahan dengan cepat, lebih
cepat dibandingkan dengan masa anak-anak dan masa remaja.
Untuk mengimbangi pertumbuhan yang cepat itu, remaja dewasa
membutuhkan makan dan tidur yang lebih banyak.
a. Perkembangan fungsi organ seksual
Fungsi organ seksual mengalami perkembangan yang kadang-
kadang menimbulkan masalah yang menjadi penyebab
timbulnya perkelahian, bunuh diri, dan sebaginya.
b. Cara berpikir kausalitas
Cara berpikir kausalitas yaitu menyangkut hubungan sebab
dan akibat, remaja sudah mulai berpikir kritis sehingga dia
akan melawan bila orang tua, guru, lingkungan, masih
menganggap sebagai anak kecil.
c. Emosi yang meluap-luap
Keadaan emosi remaja masih lebih karena hal ini
hubungannya dengan keadaan hornonal. Emosi remaja lebih

P R O S E S P E R U B A H A N P S I K O L O G I P A D A W A N I T A P R A | 49
K E H A M I L A N , M A S A K E H A M I L A N , P E R S A L I N A N , N I F A S ,
M E N Y U S U I L A N S I A D I N I D A N L A N J U T
mendiminasi dan menguasai diri mereka dari pada pikiran
yang realistis.
d. Mulai tertarik pada lawan jenis
Kehidupan sosial remaja, mereka mulai tertarik kepada lawan
jenisnya dan mulai berpacaran. Jika dalam hal ini orang tua
kurang mengerti, kemudian melarangnya, akan menimbulkan
masalah.
e. Menarik perhatian lingkungan
Pada masa ini, remaja mulai mencari perhatian dari
lingkungannya berusaha mendapatkan status dan peras seperti
kegiatan remaja di kampung-kampung yang diberi peranan,
misalnya mengumpulkan dana atau sumbangan kampung.
f. Terikat dengan kelompok
Remaja dalam kehidupan sosial sangat tertarik pada
kelompok sebayanya sehingga tidak jarang orang tua
dinomerduakan sedangkan di kelompoknya dinomersatukan.
2. Kebutuhan Masa Remaja
Kebutuhan fisik, sosial, dan emosional pada masa remaja antara
lain:
a. Kebutuhan akan kasih sayang
Kebutuhan kasih sayang yang meliputi menerima kasih sayang
dari keluarga atau orang lain.
b. Kebutuhan ikut serta dan kebutuhan kelompok
Menyatakan afeksi kepada kelompok, turut memikul
tanggungjawab kelompok, serta menyertakan kesediaan dan
kesetiaan pada kelompok.
c. Kebutuhan berdiri sendiri

50 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
Remaja membutuhkan pengakuan dari lingkungannya bahwa ia
mampu melaksanakan tugas-tugas seperti yang dilakukan oleh
orang-orang dewasa.

d. Kebutuhan kemampuan psikofisis


Kebutuhan untuk mendapatkan simpatik dan pengakuan dari pihak
lain.
e. Pembagian perkembangan masa remaja
Tahap kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan
psikososial dan seksual, semua remaja melewati tahapan berikut:
1) Masa remaja awal atau dini usia 11-13 tahun
2) Masa remaja pertengahan usia 14-16 tahun
3) Masa remaja lanjut usia 17-20 tahun
Tahapan ini mengikuti pola yang konsisten untuk masing-masing
individu. Walaupun setiap tahap mempunyai ciri tertentu tetapi
tidak mempunyai batas yang jelas, karena proses tumbuh
kembang berjalan secara kesinambungan.
f. Tugas perkembangan remaja
1) Perkembangan aspek-aspek biologi
2) Menerima peran dewasa berdasarkan pengaruh kebijakan
masyarakat sendiri
3) Mendapatkan kebebasan emosional dari orang tua dan orang
orang dewasa lainnya
4) Mendapatkan pandangan hidup sendiri
5) Realisasi satu indentitas sendiridan dapat mengadakan
partisipasi dalam kebudayaan pemuda sendiri.
g. Perkembangan emosi
Emosi menjadi sulit untuk didefinisikan oleh karena sifatnya
yang tidak tetap. Emosi jenis yang satu sering kali menunjukkan
P R O S E S P E R U B A H A N P S I K O L O G I P A D A W A N I T A P R A | 51
K E H A M I L A N , M A S A K E H A M I L A N , P E R S A L I N A N , N I F A S ,
M E N Y U S U I L A N S I A D I N I D A N L A N J U T
perubahan fisiologis yang sama dengan emosi jenis lain. Seperti
takut dan terkejut tampil dalam perubahan.
Fisiologis dan ekspresi yang hampir sama. Demikian juga
dengan perasaan sedih dan gembira yang mendalam (sama-sama
menangis). Tiga pasang emosi pada remaja yaitu:
1) Lust – unlust (senang tak senang)
2) Spannung-losung (tegak tak tegak)
3) Cerengan-beruhigung (semangat- tenang)
Seorang yang melihat binatang buas, misalnya keadaan emosinya
adalah unlust, spannung dan erregung. Sedangkan, seorang
mahasiswa yang lulus ujian emosinya lust, losung, dan
beruhigung.
h. Perkembangan sosial
Sudah diketahui bahwa gejolak emosi remaja dan masalah
remaja lainnya pada umumnya disebabkan antara lain oleh
adanya konflik peran sosial. Disatu pihak ia sudah ingin mandiri
sebagai orang dewasa, dipihak lainnya ia masih harus terus
mangikuti kemauan orang tua rasa ketergangguan pada orang tua
di kalangan anak-anak Indonesia lebih besar lagi, karena
memang dikehendaki demikian oleh orang tua. Konfik peran
yang dapat menimbulkan gejolak emosi dan kesulitan lain pada
masa remaja dapat dikurangi dengan memberi latihan-latihan
agar anak dapat mendiri sendiri mungkin. Dengan
kemandiriannya anak dapat memilih jalannya sendiri dan ia akan
berkembang lebih mantap. Oleh karena itu, ia tahu dengan tepat
saat-saat yang berbahaya, ia harus kembali berkonsultasi dengan
orang tuanya atau dengan orang dewasa lain yang lebih tahu
darinya sendiri.
i. Perkembangan moral
52 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
Moral merupakan bagian yang cukup penting dalam jiwa remaja.
Sebagian orang berpendapat bahwa moral bisa mengendalikan
tingkah laku anak yang beranjak dewasa ini sehingga ia tidak
melakukan hal-hal yyang merugikan atau bertentangan dengan
kehendak atau pandangan masyarakat. Di sisi lain tidak adanya
moral seringkali dituding sebagai penyebab faktor kenakalan
remaja.
j. Perubahan fisiologis masa remaja
Wanita dan pria memiliki perasaan yang hampir sama, yaitu
sering merasa gelisah, resah, ada konflik bathin dengan orang
tua, minat meluas, tidak menetap, pergaulan, mulai berkelompok
tetapi sering muncul perasaan asing, mulai mengenal lawan jenis
atau pacaran, sudah tidak stabilnya prestasi atau pelajaran
sekolah.
k. Masalah fisiologi pada remaja
Perubahan fisik pada masa puber mempengaruhi semua bagian
tubuh baik ekternal, maupun internal sehingga turut
mempengaruhi keadaan fisik dan sikologis remaja. Meskipun
akibatnya bersifat sementara, namun menimbulkan perubahan
dalam pola perilaku.
2. Masalah yang Terjadi Pada Anak Gadis Di Masa Pubertas
a. Day Dreaming
Perilaku sebagai ciri pubertas ditunjukkan dalam sikap perasaan
keinginan dan perbuatan-perbuatan. Sikap pubertas yang paling
menonjol antara lain adalah sikap tidak tenang dan tidak
menentu, hal yang dahulu menarik sekarang tidak lagi; adanya
penantangan terhadap orang lain seakan-akan ingin mengatasi
kesenangan orang lain, penentangan terutama tertuju pada orang
dewasa atau orang yang lebih berkuasa; adanya sikap negatif
P R O S E S P E R U B A H A N P S I K O L O G I P A D A W A N I T A P R A | 53
K E H A M I L A N , M A S A K E H A M I L A N , P E R S A L I N A N , N I F A S ,
M E N Y U S U I L A N S I A D I N I D A N L A N J U T
yaitu kurang berhati-hati, gemar membicarakan orang lain, cepat
tersinggung, mudah curiga dan sebagainya.
Pubertas yang sangat menonjol antara lain adalah rasa sedih yaitu
ingin menangis dan marah meskipun penyebabnya “remeh”
memusuhi jenis kelamin lain adanya rasa bosan terhadap
permainan yang pernah disenanginya. Perihal perasaan lain yang
nampak adalah keinginannya untuk menyendiri dan senang
melamun tentang dirinya. Perbuatan yang sering nampak antara
lain terlihat enggan bekerja, nampak selalu lelah kadang-kadang
perilakunya “tidak sopan”.
Seperangkat ciri dan gejala si puber di atas merupakan
sinyal-sinyal peringatan bagi pendidik dan pembimbingnya
bahwa bagi anak didiknya akan datang masa remaja dengan
melihat sinyal-sinyal dimaksud, para pendidik dan pembimbing
akan “mempersiapkan diri” menghadapi keremajaan pada remaja
dengan berbagai tantangannya, membutuhkan sikap dasar tertentu
yaitu, pengertian, penerimaan, dan pemahaman serta bersiap
dengan teknik-teknik untuk menghadapi keunikan remaja.
Salah satu day dreaming remaja yaitu fantasi seks
merupakan kegiatan membayangkan adegan seksual tanpa batas
dengan sebuah tujuan mencapai kesenangan. Kegiatan ini bukan
hanya milik lelaki tapi juga perempuan dapat melakukannya.
Menurut seorang konsultan dr. seks Victoria Zdrok dalam
penelitian menyebutkan fantasi seks terbukti terkait dengan
tingginya libido yang ditandai dengan tingginya dorongan seks
dan frekuaensi orgasme.
b. Rasa Malu Berlebihan
Rasa malu berlebihan akan menghambat kehidupan sosial
seeseorang yang sekaligus bisa berdampak terhadap kemajuan
54 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
dan kesuksesan dalam hidup dan kehidupan seseorang. Rasa malu
juga merupakan kombinasi dari kegugupan sosial
dan pengkondisian sosial, rasa malu, dan rendah diri memiliki
keterkaitan dan apabila ditelusuri banyak orang yang merasa malu
dan disebabkan karena dia memang merendahkan diri. Rasa malu
juga dapat digambarkan semacam perasaan tidak nyaman
sementara orang yang menderita rendah diri apabila orang
tersebutkurang berharga dibandingkan orang lain.
c. Antagonism Social
Pada usia 14-15 tahun sampai 17-18 tahun, percepatan
pertumbuhan fisik sangat menonjol dan kematanga fungsi
layaknya orang dewasa akan timbul. Gejolak emosional, sebagai
penyertaan perkembangan fisik sering terjadi begitu ekstrim
sehingga menyulitkan remaja sendiri maupun lingkungannya.
Konflik dengan orang tua, teman sebaya, umumnya akan
berkembang yang sering ditandai oleh satu sisi kebutuhan untuk
mandiri, sedangkan di sisi lain ketergantungan baik moral
maupun materil masih sangat besar terutama pada orang tua. Dan
pada kenyataan nya remaja merasa belum yakin akan kebutuhan
ekonomi sehingga remaja sering dihadapkan pada situasi frustasi.
d. Antagonism Seks
Antagonism seks dapat diartikan sebagai suatu perasaan tidak
senang atau menentang suatu yang berhubungan dengan seks,
yang diaplikasikan dalam sikap dan perilaku. Seorang yang
mengalami hambatan seksual tidak dapat merasakan ataupun
membedakan, antara jender yang ada pada dirinya. Faktor-faktor
terjadinya antagonism seks:
1) Meskipun dia seorang laki-laki atau perempuan tidak normal
yang sering disebut dengan gay atau lesbi, maka dia tidak
P R O S E S P E R U B A H A N P S I K O L O G I P A D A W A N I T A P R A | 55
K E H A M I L A N , M A S A K E H A M I L A N , P E R S A L I N A N , N I F A S ,
M E N Y U S U I L A N S I A D I N I D A N L A N J U T
akan menikmati fantasi seksual yang normal dan dia akan
gagal menikmati fantasi seksual pada dirinya.
2) Memiliki hambatan nafsu seks dengan lawan jenis
3) Trauma pemerkosaan atau melihat kejadian penyiksaan
yang berhubungan dengan seks
4) Mendengar cerita-cerita tentang seks yang tidak jelas, dan
yang ada hanya informasi yang salah tentang seks
(ketidaktahuan tentang seks)
5) Hubungan keluarga dan lingkungan yang buruk, beberapa
orang tua mengajarkan anak gadisnya mempercayai, seks
adalah sesuatu yang buruk, kegiatan yang memalukan
seseorang berbuat sekehendak hatinya, seks tidak pernah
dibicarakan terbuka dalam keluarga
6) Kesehatan yang buruk mengalami penyakit fisik dan mental
namun ini kemungkinanan sangat kecil.
e. Emosional kemurungan, merajuk, ledakan amarah, dan
kecenderungan untuk menangis karena hasutan yang sangat kecil
merupakan ciri-ciri bagian awal masa puber. Pada masa ini anak
merasa khawatir, gelisah, dan cepat marah sering terjadi selama
masa pra-haid dan awal periode haid, dengan semakin
matangnya keadaan fisik anak, ketegangan lambat laun
berkurang dan anak sudah mulai mampu mengendalikan
emosinya.
f. Kurang Percaya Diri
Kurang percaya diri atau rendah diri adalah persaan yang
menganggap diri terlalu rendah pada diri sendiri, orang yang
rendah diri berarti menganggap diri sendiri tidak mempunyai
kemampuan. Secara pisikolog kurang percaya diri disebabkan
oleh:
56 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
1) Overprotected anak yang selalu dikekang, kurang diberi
kebebasan untuk mengaktualisasi diri, merasa independen
atau menerima keputusan sikapnya sendiri, mereka merasa
takut untuk berbuat salah akibatnya banyak hal yang
membuat mereka ragu untuk melakukan sesuatu bahkan
membuat si remaja menjadi tidak mau untuk melakukannya.
2) Terlalu dibiarkan. Tampaknya akan membuat anak
melakukan banyak hal dan menjadikannya pede namun hal ini
bisa sebaliknya, kebebasan yang didapatkan tanpa kadang
secara fisik mereka tidak cantik, tapi bisa juga pintar dan
memiliki kelebihan.
Hal-hal yang dilakukan untuk mengatasi kurang percaya diri yaitu:
1) Menciptakan diri defines positif
2) Membuat kesimpulan yang positif tentang diri sendiri, belajar
melihat bagian-bagian positif dalam diri menghentikn opini
negatif dalam diri
3) Memperjuangkan keinginan yang positif
4) Memiliki model teladan yang positif
g. Sikap Tidak Tenang
Sikap tidak tenang adalah suatu keadaan ketidakseimbangan
emosi, yang manifestasinya kepada tingkah laku, yaitu gelisah,
banyak tingkah, mudah berubah-ubah. Kebiasaan remaja ketika
mengalami hal ini adalah tidak bisa duduk atau berdiri dengan
tenang dalam waktu yang lama, hal ini disebabkan oleh tidak
adanya kontrol emosi sehingga fisikpun merasakan agresivitas
mentalnya.
h. Merasa Bosan
Merasa bosan adalah perasaan yang jenuh atau mengalami hal-hal
yang sama berulang-ulang. Anak pada saat memasuki puberitas
P R O S E S P E R U B A H A N P S I K O L O G I P A D A W A N I T A P R A | 57
K E H A M I L A N , M A S A K E H A M I L A N , P E R S A L I N A N , N I F A S ,
M E N Y U S U I L A N S I A D I N I D A N L A N J U T
akan merasa jenuh dengan rutinitas yang dijalani sehari-hari terus-
menerus dengan kegiatan yang sama. Hal ini disebabkan oleh
perubahan fisik dan piskis yang semakin hari semakin berkembang
sehingga perubahan fisik yang tidak seimbang mempengaruhi
piskis anak tersebut.
i. Keinginan Untuk Menyendiri
Anak pada masa perkembangan terkadang membutuhkan space
(tempat) untuk menyendir, tidak berteman, dan mengasingkan diri
dari kelompoknya ketika dia bermasalah dengan dirinya sendiri
atau bermasalah dengan teman sebayanya. Anak pada masa
puberitas cenderung mengasingkan diri, mana kala merasa ada hal
yang kurang cocok dengan dirinya (minder).
j. Keseganan untuk Bekerja
Keseganan untuk bekerja adalah tidak mau, tidak sudi, dan rasa
malas untuk melakukan suatu pekerjaan. Ketika masa peralihan
dari masa kanak-kanak menuju masa remaja, pada masa remaja
sudah mulai diberi tanggung jawab untuk bekerja maka situasi
seperti ini akan menjadi masalah, karena sebelumnya tidak
terbiasa dengan pekerjaan serius.
k. Kepada Orang Tua diharapkan agar dapat:
1) Berkomunikasi untuk mengarahkan remaja bahwa mereka
sudah mulai belajar diberi tanggungjawab
2) Memberi kesempatan kepada remaja untuk aktualisasi diri
3) Memberikan kesempatan kepada remaja untuk bertanggung
jawab dengan apa yang dilakukan
4) Konsisten dengan menerapkan disiplin.
3. Anak Gadis pada Masa Edolescence

58 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
Adolesense berasal dari istilah latin, yang berarti masa muda
yang terjadi antara 17-30 tahun. Sehingga disimpulkan bahwa,
proses perkembangan psikis remaja dimulai antara 11-22 tahun.
Anak gadis pada masa adolesense adalah anak gadis masa
transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik,
psikis, dan psikologi. Secara kronologis yang tergolong remaja
ini berkisar antara 11/12-21 tahun. Untuk menjadi orang
dewasa, mengutip pendapat Erikson, remaja akan melalui masa
krisis, remaja berusaha untuk mencari identitas diri.
a. Cinta Diri
Cinta diri merupakan suatu sumber pergeseran atau benturan
sebanyak komponen yang ada pada manusia, cinta diri
menciptakan tuntutan hasrat dan kebutuhan serta kebebasan
yang meluas pada manusia. Ada dua kepentingan hidup ialah
kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Berkorban demi
kepentingan umum menjadi tidak berarti, sebab naluri cinta
dirinya tidak membiarkan kehilangan kesempurnaan sedikitpun
dari dirinya. Berdasarkan cinta diri setiap manusia selalu
mendahulukan kepentingan pribadi di atas kepentingan umum.
B. Wanita sebagai Wanita Dewasa
Seorang wanita bisa dikatakan hamil secarah normal jika di
dalam rahimnya bertumbuh kembang manusia yang baru dan
kehamilan bisa juga terjadi di luar rahim atau dinamakan
kehamilan di luar kandungan dan pada keadaan yang sangat
jarang terjadi yang dapat bertahan hingga cukup besar, manusia

P R O S E S P E R U B A H A N P S I K O L O G I P A D A W A N I T A P R A | 59
K E H A M I L A N , M A S A K E H A M I L A N , P E R S A L I N A N , N I F A S ,
M E N Y U S U I L A N S I A D I N I D A N L A N J U T
diciptakan untuk mengandung hanya satu janin saja. Keadaan
kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang bisa saja terjadi
sehingga apabila seorang wanita dalam keadaan hamil dikatakan
berisiko tinggi.
1. Masa kehamilan
Seorang wanita bisa dikatakan hamil secarah normal jika di
dalam rahimnya bertumbuh kembang manusia yang baru
dan kehamilan bisa juga terjadi di luar rahim atau
dinamakan kehamilan di luar kandungan dan pada keadaan
yang sangat jarang terjadi yg dapat bertahan hingga cukup
besar, manusia diciptakan untuk mengandung hanya satu
janin saja. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal
yang bisa saja terjadi sehingga apabila seorang wanita
dalam keadaan hamil dikatakan berisiko tinggi.
a) Teori reva rubin
Rubin adalah seorang bidan USA. Rubin
mengembangkan penelitiannya dan teori tentang
kesehatan Ibu dan anak pada khususnya Ibu bersalin.
Penelitian dilakukan lebih dari 20 tahun dengan lebih
dari 6000 responden.
Tujuan rubin mengidentifikasi bagaimana wanita
mencapai peran sebagai seorang Ibu dan interfensi yang
memungkinkan yang akan menimbulkan efek negatif.
Menekan pada pencapaian peran Ibu, untuk mencapai
peran tersebut seorang wanita memerlukan proses belajar
melalui aktivitas atau latihan. Dengan begitu, seorang

60 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
wanita terutama calon Ibu dapat mempelajari perannya
sebagai Ibu. Sehingga, dia mampu beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi terutama perubahan pisikologi
dalam kehamilan dan setelah persalinan.
b) Teori ramano
Teori marcer lebih menekan kan pada stret ante partum
dalam pencapaian peran Ibu dalam pencapaian peran Ibu
ia megidentifikasi seorang wanita pada masa pertama
post partum memperlihatkan bahwa wanita akan lebih
dekat kepada bayi nya di banding dengan melakukan
sesuatu sebagai seorang Ibu pada umumnya (Kartini,
1992).
2. Efek Stress Antepartum
Kamplikasi dari resiko pada saat kehamilan dan pegalaman
negatif dari hidup seorang wanita tujuan asuhan yang
diberikan ialah untuk mengurangi ketidakpercayaan Ibu, dari
penelitian Marcer ada enam faktor yang berhubungan dengan
status kesehatan Ibu, yaitu:
a) Hubungan interpersonal
b) Peran keluarga
c) Stress antepartum
d) Dukugan sosial
e) Rasa percaya diri
f) Penguasaan rasa takut, ragu, dan depresi

P R O S E S P E R U B A H A N P S I K O L O G I P A D A W A N I T A P R A | 61
K E H A M I L A N , M A S A K E H A M I L A N , P E R S A L I N A N , N I F A S ,
M E N Y U S U I L A N S I A D I N I D A N L A N J U T
3. Pencapaian Peran Ibu
Peran Ibu bisa tercapai saat Ibu dekat dengan bayinya atau
Marcer menyebutkan tentang stress antepartum terhadap
fungsi keluarga, baik positif atau yang negatif. Jika fungsi
keluarganya positif maka Ibu hamil dapat mengatasi stress
antepartum karena bahaya kehamilan dapat mempengaruhi
presepsi terhadap status kesehatan, dengan dukungan
keluarga dan bidan makan Ibu bisa mengurangi stress
antepartum dan perubahan yang terjadi pada Ibu hamil
selama masa kehamilan dan trimester I ,II dan III merupakan
hal yang sangat fisiologis sesuai filosofi asuhan kebidanan
bahwa menarche, kehamilan, nifas, dan menopause,
merupakan hal yang fisiologis sesuai filosofi asuhan
kebidanan bahwa menarche, kehamilan, nifas dan
menopause merupakan hal yang fisiologis.
Perubahan yang dialami Ibu selama kehamilan terkadang
dapat mengakibatkan stress antepartum sehingga bidan harus
memberikan asuhan kebidanan pada Ibu hamil agar dapat
menjalani proses kehamilan secara normal dan perubahan
yang dialami Ibu hamil yaitu:

a) Ibu cenderung lebih bergantung dan lebih membutuhkan


perhatian sehingga dapat berperan sebagai calon Ibu dan
dapat melihat perkembangan bayinya
b) Ibu membutuhkan sosialisasi
c) Ibu cenderung merasa khwatir terhadap apa yang terjadi
pada tubuhnya

62 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
d) Ibu telah memasuki masa transisi yaitu dari masa
menerima kehamilan ke masa persiapan kelahiran dan
akan menerima bayinya.
4. Masa Persalinan
a) Adat Kebiasaan Melahirkan
Banyak orang yang berspekulasi tentang mudah atau
sulitnya aktivitas dalam melahirkan bayi, dengan
memperbandingkan pada prosesnya dengan berbagai
suku bangsa yang mempunyai berbagai macam budaya.
Penduduk yang pemeluk norma tradisional secara ketat
dan wanita-wanita primitif yang memiliki toleransi lebih
besar terhadap penderitaan dan rasa sakit di waktu
melahirkan bayinya. Dengan itu, proses melahirkan pada
wanita-wanita primitif itu lebih mudah dan lebih cepat.
Proses reproduksi pada mereka yang kelihatannya lebih
simpel-sederhana, jika dibandingkan dengan proses
reproduksi pada wanita-wanita modern yang mengalami
“proses degeneratif” disebabkan oleh kebudayaan yang
sangat memberikan kemudahan dan kemanjaan, yang
menyebabkan tubuh dan mentalnya wanita kurang
terlatih untuk fungsi reproduksi atau melahirkan anak
bayinya.
Banyak peneliti mengatakan bahwa, pada otot-otot
panggul wanita primitif itu sangat efisien dari pada otot
panggul wanita modern yang sekarang yang serba
“manja” sebab wanita-wanita dengan kebudayaan

P R O S E S P E R U B A H A N P S I K O L O G I P A D A W A N I T A P R A | 63
K E H A M I L A N , M A S A K E H A M I L A N , P E R S A L I N A N , N I F A S ,
M E N Y U S U I L A N S I A D I N I D A N L A N J U T
primitif itu hidupnya lebih aktif dan kerjanya sangat jauh
lebih berat guna menghadapi tantangan alam, sedangkan
jika dibandingkan dengan wanita modern yang hidup
dalam kebudayaan sangat tinggi dengan berbagai macam
fasilitas (Susanti, 2008).
Kerja berat dan kehidupan aktif jelas akan
memperkuat untuk otot-otot panggulnya sendiri sehingga
memudahkan pada proses kelahirannya. Sedang
kebudayaan yang modern yang sangat tinggi sekarang ini
menyebabkan timbulnya pengaruh yang sangat
melemahkan dan inhibisi terhadap otot-otot panggul juga
terhadap aktivitas melahirkan bayi.
Jika wanita suku primitif yang tengah hamil itu tiba-
tiba saja merasakan ada tanda-tanda mau melahirkan dan
suatu saat dia akan melakukan perjalanan yang jauh
maka ia akan berhenti sebentar untuk menolong kelahiran
bayi dan diri sendiri, dan meneruskan lagi perjalanannya
sampai ia tiba pada tempat yang ingin ditujunya.
Faktanya menunjukkan di kalangan wanita yang
berkebudayaan primitif maupun di kalangan wanita-
wanita yang modern di kota-kota besar dan sering kali
berlangsung kejadian seperti: para wanita tersebut ada
kalanya akan dihadapkan pada gangguan yang cukup
serius dan macam-macam kesulitan pada waktu mereka
ingin melahirkan bayinya. Kesulitan tersebut kadangkala
juga mengakibatkan wanita-wanita yang tadi menjadi

64 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
meninggal dunia. Proses kelahiran inilah yang sangat
yang mendorong orang untuk mengembangkan ilmu
kebidanan dan kedokteran, guna untuk meringankan
penderitaan para Ibu yang mau melahirkan bayinya.
b) Emosi pada Saat Hamil dan Proses Melahirkan
1) Emosi pada saat hamil
Perubahan emosional yang terjadi selama kehamilan.
Hormon yang dapat mempengaruhi keadaan hati,
karena kadarnya yang naik turun. Karena itu, normal
jika Ibu hamil sering merasa sedih, menangis, panik,
sedikit tidak yakin atau merasa sangat bahagia sekali.
Perubahan yang ini harus dihadapi walaupaun agak
membingungkan untuk sementara waktu saja. Merasa
sedih atau marah waktuya lebih dari 3 minggu.
Hadirnya sang janin yang ada dalam rahim, maka hal
itu yang akan mempengaruhi emosi si Ibu. Apabila
pengaruh emosi Ibu itu tidak didukung oleh
lingkungan sekitarnya atau keluarga yang harmonis
maupun lingkungan tempat yang ia tinggal yang
kondusif, maka hal ini akan menyebabkan stress pada
Ibu hamil.
Contoh, Ibu yang hamil kurang waktu tidurnya akan
bisa mempengaruhi kondisi kesehatan. Karena waktu
untuk beristirahatpun akan berkurang. Apabila rasa
stress yang muncul maka mempengaruhi nafsu
makan Ibu, akibatnya bisa berbahaya pada

P R O S E S P E R U B A H A N P S I K O L O G I P A D A W A N I T A P R A | 65
K E H A M I L A N , M A S A K E H A M I L A N , P E R S A L I N A N , N I F A S ,
M E N Y U S U I L A N S I A D I N I D A N L A N J U T
kesehatanya. Makanan yang bergizi yang dIbutuhkan
Ibu dan janin tentu berkurang karena pasokan
makanan bergizi sudah kurang, maka yang
dikhawatirkan pertumbuhan janin akan terganggu.
Secara psikologis, stress pada sang Ibu hamil ada tiga
yaitu:
a) Tahap pertama itu adalah pada triwulan pertama
yaitu pada saat umur kehamilan 1 hingga 3 bulan,
sepertinya Ibu belum terbiasa dengan
keadaannya, di mana adanya perubahan pada
hormon yang mempengaruhi pada kejiwaan Ibu,
sehingga Ibu sering merasakan kesal dan sedih.
Selain itu, Ibu hamil juga yang mengalami mual-
mual dan morning sickness, yang juga
mengakibatkan stress dan gelisah.
b) Tahap kedua saat triwulan kedua yaitu pada saat
umur kehamilan 4 hingga 6 bulan. Dalam waktu
tersebut, biasanya Ibu sudah merasa tenang dan
tidak gelisah lagi, karena sudah terbiasa dengan
keadaannya. Di tahap ini, Ibu hamil sudah bisa
melakukan aktivitas.
c) Tahap ketiga yakni trimester ketiga. Stress pada
Ibu yang hamil akan meningkat kembali. Hal
ini dapat lagi terjadi dikarenakan kondisi
kehamilan Ibu semakin membesar. Kondisi ini
tidak jarang memunculkan masalah seperti

66 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
posisi tidur yang sangat kurang nyaman dan
mudah merasa lelah. Dan semakin bertambah
dekatnya waktu kehamilan pun akan membuat
tingkat stress Ibu yang semakin tinggi. Perasaan
cemas yang muncul bisa disebabkan si Ibu
memikirkan proses melahirkan serta keadaan
bayi yang akan dilahirkan.
Mood Ibu hamil sebenarnya seperti perilakunya
saat menjelang waktu haid atau
premenstruation syndrom (PMS). Sedangkan
trimester pertama, hal ini karena dia sedang
menyesuaikan diri dengan perubahan yang akan
terjadi pada hormon dan tubuh.
c) Somatic dan Psikis yang Mempengaruhi Kelahiran
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam kehamilan yaitu:
1) Faktor-faktor somatik (somatogenik):
1.1 Neroanatomi
1.2 Neurofisiologi (ilmu fisiologi yang mempelajari
studi fungsi sistem saraf).
1.3 Nerokimia
1.4 Tingkat kematangan dan perkembangan organik
2) Faktor-faktor pre dan peri-natal
Faktor-faktor psikologik (psikogenik):
2.1 Interaksi Ibu dan anak: normalnya (rasa aman
dan rasa percaya) atau tidak normal berdasarkan

P R O S E S P E R U B A H A N P S I K O L O G I P A D A W A N I T A P R A | 67
K E H A M I L A N , M A S A K E H A M I L A N , P E R S A L I N A N , N I F A S ,
M E N Y U S U I L A N S I A D I N I D A N L A N J U T
kekurangan dan keadaan yang terputus (perasaan
tidak percaya dan kebimbangan atau bingung).
2.2 Peranan Ayah
2.3 Persaingan antara saudara kandung
2.4Inteligensi (kemampuan mental bertindak
secara terarah berpikir secara rasional dan
menghadapi lingkungan secara efektif)
2.5Hubungan dalam keluarga, pekerjaan,
masyarakat dan permainan.
2.6Kehilangan yang mengakibatkan, depresi,
kecemasan rasa salah atau rasa malu.
d) Konsep dini (individu yang memiliki pola pertumbuhan
dalam aspek fisik, sosial, dan komunikasi yang sesuai
dengan tahapan yaang sesuai yang sedang di lalui).
e) Pola pembelaan dan adaptasi sebagai reaksi terhadap
bahaya.
f) Tingkat perkembangan emosi
Beberapa Faktor Psikologis yang dapat
mempengaruhi kehamilan Ibu yaitu:
1) Stress. Ibu hamil yang mengalami stress dapat
mempengaruhi kesehatan tubuh Ibu dan janin. Janin
akan sulit atau lambat dalam perkembangan dan
mengalami gangguan emosi saat lahir nanti jika Ibu
hamil yang stress tidak ditangani cepat dengan baik.
2) Dukungan keluarga juga merupakan suatu hal yang
besar dalam menentukan status kesehatan Ibu. Jika

68 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
seluruh anggota keluarga mengharapkan kehamilan
Ibu, mendukung dan memberikan semangat bahkan
memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal
seperti dalam pemilihan makanan, maka Ibu hamil
akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan
siap dalam menjalani kehamilan, persalinan, dan
masa nifasnya nanti.
3) Faktor lingkungan sosial, budaya, dan ekonomi.
Faktor ini sangat berpengaruh dalam kehamilan yaitu
adat istiadat, gaya hidup, dan fasilitas kesehatan serta
tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat adalah sebuah
gaya yang berisi tentang kesehatan dari berbagai
faktor hidup yang digunakan Ibu hamil. Seorang Ibu
hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu
selalu menghindari asap rokok, kapan dan di mana
pun ia berada, serta harus memperhatikan cara atau
pola makan Ibu, apalagi yang berhubungan dengan
adat istiadat yang berada di lingkuan sekitar. Jika ada
makanan yang tidak dibolehkan dalam adat istiadat
tersebut padahal baik dan sangat berguna untuk gizi
dan kesehatan Ibu hamil, maka sebaiknya tetap
dikonsumsi atau dimakan. Begitupun juga
sebaliknya. Yang tak kalah penting adalah personal
hygiene. Seorang Ibu hamil harus selalu menjaga
kebersihan pada tubuhnya atau dirinya, seperti
mengganti pakaian dalamnya setiap kali pakaian

P R O S E S P E R U B A H A N P S I K O L O G I P A D A W A N I T A P R A | 69
K E H A M I L A N , M A S A K E H A M I L A N , P E R S A L I N A N , N I F A S ,
M E N Y U S U I L A N S I A D I N I D A N L A N J U T
dalam tersebut terasa lembab, menggunakan bra
yang menunjang payudara, dan pakaian yang
menyerap keringat.
Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu
dalam proses kehamilan yang sehat dan baik.
Keluarga yang memiliki ekonomi yang cukup atau
pendapatan yang cukup dapat memeriksakan
kehamilannya ke klinik atau puskesmas secara rutin,
merencanakan persalinan tenaga kesehatan dan
melakukan persiapan lainnya dengan baik. Akan
tetapi dengan adanyarencana yang telah di buata
sejak awal, yaitu membuat tabungan bersalin, maka
kehamilan dan proses persalinan serta masa nifas
dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Hal yang harus diperhatikan dengan baik adalah
kehamilan bukanlah suatu keadaan patologis yang
berbahaya. Dengan demikian, kehamilan harus
disambut dan dipersiapkan dengan sangat baik agar
dapat dilalui dengan aman dan lancar.
4) Kegelisahan dan ketakutan menjelang kelahiran
Walaupun Ibu hamil memiliki banyak waktu yaitu 9
bulan untuk mempersiapkan proses persalinan, ketika
waktunya sudah dekat akan melahirkan, Ibu tetap saja
merasa panik dan cemas serta khawatir. Kesiapan fisik
dan kesehatan hal tersebut tidak cukup untuk

70 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
melahirkan seorang anak ke dunia. Tetapi, Ibu juga
harus mempersiapkan mental atau psikologisnya.
Perasaan cemas dan takut melahirkan memang wajar
terjadi. Apabila ini merupakan persalinan pertama,
Anda bisa saja memikirkan hal-hal buruk atau hal
tidak baik akan terjadi. Akan tetapi, persalinan yang
kedua juga tetap masih bisa merasakan cemas dan
takut. Misalnya karena persalinan pertama Ibu tidak
lancar, karena hal itu Ibu takut hal tersebut terulang
lagi pada persalinan keduanya. Atau justru karena
persalinan pertama Ibu sangat baik dan lancar, yang
menyebabkan Anda khawatir persalinan kedua akan
bermasalah dan buruk.
Jika Ibu merupakan salah satu dari banyaknya
wanita hamil yang takut dan khawatir melahirkan,
Anda harus melakukan teknik khusus untuk
menangani rasa ketakutan tersebut. Pada dasarnya,
persalinan adalah suatu pengalaman yang dialami
setiap wanita dan kejadian yang indah, tidak selalu
menakutkan dan menegangkan serta bukan suatu hal
yang buruk seperti yang ada dalam pikiran dan
persaan Ibu. Ibu harus mengingat bahwa tubuh
wanita sudah dirancang sedemikian rupa agar bisa
melakukan persalinan. Jangan sampai momen
berharga tersebut Ibu melewatkannya hanya karena
diliputi rasa takut dan khawatir. Beberapa cara untuk

P R O S E S P E R U B A H A N P S I K O L O G I P A D A W A N I T A P R A | 71
K E H A M I L A N , M A S A K E H A M I L A N , P E R S A L I N A N , N I F A S ,
M E N Y U S U I L A N S I A D I N I D A N L A N J U T
mengatasi rasa cemas dan takut menjelang persalinan
berikut ini.
a) Memilih dokter atau bidan yang terpercaya
b) Punya rencana yang fleksibel
c) Dengarkan tubuh dan bayi Anda
d) Melakukan relaksasi
e) Memahami rasa sakit saat melahirkan
f) Mencari dukungan dari keluarga atau sahabat
g) Menemui terapis
5) Reaksi wanita hipermaskulin dalam menghadapi
persalinan, yaitu:
a) Suatu proses keluarnya hasil konsepsi yang bisa
hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia
luar.
b) Suatu proses keluarnya hasil konsepsi yang sudah
cukup bulan atau bahkan bisa hidup di luar
kandungan melewati jalan lahir atau melewati jalan
lain dengan tanpa bantuan lainnya atau kekuatan
sendiri.
c) Proses keluarnya janin pada kehamilan normal (37–
42 minggu) lahir spontan dan normal dengan
presentasi belakang kepala tanpa masalah baik pada
Ibu maupun pada janinnya.
d) Proses terbukanya dan menipisnya serviks dan
janin ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah suatu
proses ketuban dan janin di dorong keluar melalui

72 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
jalan lahir. Jadi persalinan dan kelahiran normal
merupakan proses keluarnya janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan 37-40 minggu. Lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi atau
masalah baik pada Ibu maupun pada janin.
6) Reaksi wanita hipermaskulin dalam menghadapi
persalinan
Reaksi yang terjadi pada wanita hipermaskulin
adalah selalu diikuti perasaan bahwa dia sangat berharap
dan mendambakan anak tetapi ada konflik batin bahwa
dia juga tidak suka mendapatkan keturunan akibatnya
dapat timbul ketidakpercayaan diri pada wanita tersebut,
bahkan dapat mengalami gangguan saraf seperti sakit
kepala hebat pada satu sisi saja atau migraine. Jika saat
wanita hipermaskulin tahu bahwa dirinya hamil, yang
pertama kali akan muncul adalah konflik batin. Dia
merasa seperti bermimpi. Emosi-emosi negatif akan
mengikuti wanita ini. Akibatnya, timbul rasa khawatir
dan kecemasan serta rasa takut yang berlebihan,
contohnya:
a) Cenderung Malas. Seorang suami harus mengerti
bahwa kemalasan ini tidak timbul begitu saja,
melainkan pengaruh perubahan hormonal yaitu
hormon estrogen dan progesteron yang sedang
dialami istrinya. “Jadi tidak ada salahnya jika suami

P R O S E S P E R U B A H A N P S I K O L O G I P A D A W A N I T A P R A | 73
K E H A M I L A N , M A S A K E H A M I L A N , P E R S A L I N A N , N I F A S ,
M E N Y U S U I L A N S I A D I N I D A N L A N J U T
menggantikan peran istri untuk beberapa waktu.
Semisal dengan menggantikannya menyapu,
membereskan tempat tidur, membuat kopi sendiri,
masak sendiri dan makan sendiri.
b) Lebih Sensitif. Biasanya wanita yang hamil juga
berubah jadi lebih sensitif. Sedikit-sedikit
tersinggung lalu marah. Apapun perilaku Ibu hamil
yang dianggap kurang menyenangkan, hadapi saja
dengan santai dan lembut. Anda harus tahu bahwa
dampak perubahan psikis ini akan hialng dengan
sendirinya. Akan tetapi jika suaminya membalas
kembali dengan kemarahan dan bentakan, bisa-bisa
istri semakin tertekan dan tersiksa sehingga
berpengaruh pada pertumbuhan janinnya.
c) Minta Perhatian Lebih. Perilaku lain yang kerap
“mengganggu” adalah istri tiba-tiba lebih manja dan
selalu ingin diperhatikan. Meskipun baru pulang kerja
dan sangat letih, usahakan untuk menanyakan
keadaannya saat itu seperti “apa kamu sudah makan”.
Suatu Perhatian seperti ini yang diberikan suami,
walaupun sedikit, bisa membuat tumbuhnya rasa
aman yang baik untuk perkembangan janin. Begitu
pula saat istri merasakan pegal-pegal dan linu serta
sakit pada tubuhnya. Istri akan meminta suami untuk
mengusap atau memijat tubuhnya. Seharusnya
dilakukan sambil memberikan perhatian penuh

74 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
dengan mengatakan bahwa hal ini memang sering
dialami wanita yang sedang hamil dan diperlukan
kesabaran untuk menghadapinya.
C. Wanita sebagai Ibu
1. Wanita sebagai Ibu
Ibu adalah orang tua perempuan seorang anak, baik
melalui hubungan biologis maupun sosial. Umumnya, Ibu
memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan
anak, dan panggilan Ibu dapat diberikan untuk perempuan
yang bukan orang tua kandung (biologis) dari seseorang
yang mengisi peranan ini. Contohnya adalah pada orang tua
angkat (karena adopsi) atau Ibu tiri (istri Ayah biologis
anak). Dapat kita simpulkan bahwa Ibu adalah perempuan
dewasa yang lebih menonjol pada sifatnya sebagai yang
mulia, dihormati, membimbing, mengasuh atau dapat
dikatakan sebagai guru, penuntun yang penuh kasih sayang
dan perawat walaupun tidak semata-mata dibatasi oleh
hubungan biologis.
Sering dikatakan bahwa Ibu adalah jantung dari
keluarga. Jantung dalam tubuh merupakan alat yang
sangat penting, penting bagi kehidupan seseorang. Apabila
jantung berhenti berdenyut, maka orang tersebut tidak dapat
melangsungkan hidupnya. Dari perumpamaan ini dapat
disimpulkan bahwa kedudukan seorang Ibu sebagai tokoh
sentral sangat penting untuk melaksanakan kehidupan.
Pentingnya seorang Ibu terutama terlihat sejak kelahiran

P R O S E S P E R U B A H A N P S I K O L O G I P A D A W A N I T A P R A | 75
K E H A M I L A N , M A S A K E H A M I L A N , P E R S A L I N A N , N I F A S ,
M E N Y U S U I L A N S I A D I N I D A N L A N J U T
anaknya, dia harus memberikan susu agar anak itu bisa
melangsungkan hidupnya. Mula-mula Ibu menjadi pusat
logistik, memenuhi kebutuhan fisik, fisiologis, agar ia dapat
meneruskan hidupnya. Baru sesudahnya terlihat bahwa Ibu
juga harus memenuhi kebutuhn-kebutuhan lainnya,
kebutuhan sosial, kebutuhan psikis, yang bila tidak dipenuhi
bisa mengakibatkan suasana keluarga menjadi tidak optimal.
Sebagai dasar suasana keluarga, Ibu perlu menyadari
perannya umtuk memenuhi kebutuhan anak.
2. Fungsi Ke-Ibuan
Menjadi Ibu yang diidolakan anak, memerlukan
proses berkesinambungan yang dilandasi oleh kemauan
serta kasih sayang yang besar. Oleh karena itu, peranan Ibu
terhadap anak-anaknya di rumah sebagai pendidik dan
pengayom pertama sebelum masuk pendidikan formal,
yang sangat berarti dalam perkembangan dan pertumbuhan
segala potensi anak. Seorang Ibu yang mampu memberikan
pendidikan awal (basic education) yang benar yaitu
pendidikan moral (moral education) dan pendidikan
pengembangan potensi pikir dan kreativitas sejak dalam
lingkungan keluarganya, maka anak tersebut akan cepat
menyesuaikan kondisi di luar lingkungan keluarganya dan
mampu melakukan penajaman dan pencerahan pemikiran
secara cepat. Terlebih seorang anak yang dibekali
pendidikan moral (akhlak) sejak kecil oleh orang tuanya.
Terutama Ibu yang memiliki waktu bersama anaknya

76 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
tersebut tidak cepat terpengaruh dan terjerumus dalam
pergaulan bebas yang kontroversial dengan norma-norma
yang telah ada maupun ajaran agama.
Anak akan selalu teringat dengan pesan-pesan moral
yang baik sepanjang hidupnya. Bobroknya moral yang
dialami oleh seorang anak karena krisis moral, tidak
mampu melakukan penyaringan budaya yang tidak
membangun. Banyak anak yang kita temukan secara materi
tercukupi tetapi kurang kasih sayang dan pendidikan moral.
Sehingga batin mereka kosong, dengan mudahnya akan
terisi dengan ajakan pergaulan bebas, pecandu narkotika
dan putus sekolah karena tak ada lagi gairah belajar.
Seorang Ibu bukan hanya mampu memotivasi diri untuk
hidup sukses dan bahagia, bahkan ia juga mampu
memotivasi putra-putrinya agar kelak menjadi manusia
yang berguna bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat,
dan bangsanya.
3. Relasi Ibu dan Anak
Ke-Ibuan itu bersangkut dengan relasi Ibu dengan
anaknya, sebagai kesatuan fisiologis, psikis, dan sosial.
Relasi tersebut dimulai sejak si janin ada dalam kandungan
Ibunya, dan dilanjutkan dengan proses-proses fisiologis
berupa masa hamil, kelahiran, periode menyusui, dan
memelihara si upik atau sibuyung. Semua fungsi fisiologis
tersebut senantiasa dibarengi dengan komponen-komponen
fisiologis. Namun secara individual menujukkan adanya

P R O S E S P E R U B A H A N P S I K O L O G I P A D A W A N I T A P R A | 77
K E H A M I L A N , M A S A K E H A M I L A N , P E R S A L I N A N , N I F A S ,
M E N Y U S U I L A N S I A D I N I D A N L A N J U T
perbedaan, karena sifat-sifat kepribadian setiap individu
wanita berbeda.
Cinta-kasih Ibu ini sering dibarengi oleh perasaan
dedikasi (kebaktian, membaktikan diri) pada anaknya dan
pengorbanan sebesar-besarnya. Pada tipe wanita yang
barsifat sangat narsistis, intensitas kasih-sayangnya
terhadap anak-anaknya menjadi semakin berkurang dengan
semakin besar serta makin dewasanya anak-anaknya, dan
tidak banyak memerlukan lagi pertolongan serta rawatan
Ibunya.
4. Ibu Tiri dan Ibu Angkat
a) Ibu Tiri
Salah satu sebab, anak-anak itu menjadi piatu yaitu
karena ditinggal pergi oleh Ibunya atau Ibunya meninggal
dunia. Kemudian, kedudukan Ibu yang melahirkan anak
tersebut ditempati oleh wanita lain seiring pernikahan
Ayahnya. Secara otomatis wanita pengganti, memiliki
otoritas penuh dalam menjalankan semua hak dan
kewajibannya sebagaimana Ibu kandung si anak selama
hidup bersama. Wanita pengganti tadi menjadi istri baru
Ayahnya atau hidup berdiam-bersama dengan Ayah dari
anak tersebut.
Pada masa ini, ada beracam-macam cerita dan
legenda tentang Ibu tiri yang ganas, jahat kita jumpai pada
hampir setiap bangsa di dunia. Kriteria-kriteria itu
memberikan gambaran tentang penderitaan dan

78 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
kesengsaraan yang harus dialami oleh anak tiri, serta
penampilan kekejaman Ibu tiri dalam menyiksa dan
menyakiti anak tirinya.
Telah dipahami, bahwa sikap wanita terhadap
anak-anaknya hingga pada usia remaja sengat besar
mempengaruhi perkembangan emosi dan fantasi anak
terhadap pengasuhnya. Ibu tiri bukan satu fenomena yang
terisolasi atau berdiri sendiri akan tetapi gejala Ibu tiri itu
hendaknya dipahami secara psikologis dalam relasinya
dengan lingkungan dan keluarganya; yaitu dengan Ayah,
nenek-kakek, Ibu, atau Ibunya yang sudah meninggal,
kakak-kakak, adik dan lain sebagainya.
b) Ibu Angkat
Ibu angkat adalah seorang wanita yang
mengadopsi anak (mengambil anak) baik satu atau lebih
dikenal atau tidak orang tua anak tersebut karena didasari
oleh keinginan memiliki anak. Secara umum keinginan
seorang wanita untuk menjadi Ibu (Ibu angkat)
5. Wanita Sebagai Lansia
Menganggap anak tersebut sebagai subtitut dari anak
kandung sendiri. Maka seorang Ibu angkat itu benar-benar akan
bisa menempati kedudukannya sebagai seorang Ibu kandung
dengan penuh kasih sayang dan sifat-sifat maternal, yang bisa
menerima dengan hati ikhlas walau kondisi periode klimakterium
/menopause (menopause, men = bulan, pause = pausa, pausis,

P R O S E S P E R U B A H A N P S I K O L O G I P A D A W A N I T A P R A | 79
K E H A M I L A N , M A S A K E H A M I L A N , P E R S A L I N A N , N I F A S ,
M E N Y U S U I L A N S I A D I N I D A N L A N J U T
pauoo = periode atau tanda berhenti, menopause = berhentinya
secara definitif menstruasi).
Fase klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui
seorang wanita dari periode reproduktif ke periode non
reproduktif. Tanda, gejala atau keluhan yang kemudian timbul
sebagai akibat dari masa peralihan ini disebut tanda atau gejala
menopouse. Periode ini dapat berlangsung antara 5 sebelum dan
sesudah menopause. Pada fase ini fungsi reproduksi wanita
menurun.
6. Periode klimakterium
a) Perilaku aneh periode klimakterium
Sel-sel indung telur sudah tidak diprodusir lagi, maka
semua proses organik untuk pengabdian dan pengawetan
spesies manusia menjadi terhenti pula. Berakhirlah
keberadaannya (eksistensi dirinya) sebagai pendukung
kehidupan baru. Sampailah wanita itu pada batas akhir
yang alamiah yaitu kematian parsiil sebagai pengabdi pada
spesiesnya. Sehubungan dengan hal ini, mulailah ia sibuk
bergulat melawan proses dekadensi atau kemunduran,
melawan usia tua.
b) Kondisi psikis wanita setengah baya
Relasi persahabatan wanita-wanita klimakteris ini
seringkali juga mengalami perubahan. Persahabatan yang
dahulunya bersifat loyal dan harmonis, menjadi retak
berantakan oleh rasa iri hati, kecemasan ketakutan, serta
panik tanpa sebab-sebab yang jelas. Wanita-wanita ini jadi

80 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
cerewet, menjadi sangat gila, suka mencari setori, dan
menggugah pertengkaran dimana-mana. Relasi sosialnya
menjadi patologis sifatnya. Ada kalanya terjadi ledakan-
ledakan emosional yang paranoid, sebagai produk dari
semakin intensifnya konflik-konflik batin/psikis pada
periode klimakteris. Baik di masa pubertas maupun pada
periode klimakteris. Selama dua periode ini anak gadis dan
wanita setengah baya tadi berusaha mengkonstruksikan
“dunia masa sekarang” atau das sein. Namun, jika gadis
puber mengarahkan pandangannya pada masa depan, maka
wanita setengah tua itu justru menengokkan pandangannya
pada masa lampau dengan rasa-rasa kerinduan (nostalgia).
c) Masa Nenek-Nenek
Berhentinya fungsi reprduksi pada seorang wanita itu bukan
berarti keberhentian hidupnya. Jika fungsi ke-Ibuan untuk
melayani dan mengabdi pada species manusia itu sudah
berhenti. Wanita tersebut masih bisa melanjutkan fungsi ke-
Ibuannya dengan jalan mencari pengalaman-pengalaman
individual yang baru. Pada masa ini wanita cenderung
masuk ke masa tua. Serta mengalami perubahan-perubahan
fisik pada usia tua dan mempengaruhi psikologis mereka.
Secara medis, istilah dari kata menopause mengandung arti
yaitu berhentinya masa menstruasi tetapi bukan istirahat.
Menopause adalah masa seorang wanita tidak lagi
mengalami menstruasi (haid) dikarenakan hormon
reproduksi yang dapat terjadi pada usia menjelang lima

P R O S E S P E R U B A H A N P S I K O L O G I P A D A W A N I T A P R A | 81
K E H A M I L A N , M A S A K E H A M I L A N , P E R S A L I N A N , N I F A S ,
M E N Y U S U I L A N S I A D I N I D A N L A N J U T
puluh tahun. Seorang wanita dikatakan telah menopause
apabila tidak mendapat haid lagi sejak satu tahun terakhir.
Proses ketuaan pada wanita ditandai dengan siklus haid
bulanan mulai terganggu dan akhirnya menghilang sama
sekali. Proses ini terjadi merupakan kodrat yang harus dilalui
wanita dalam hidupnya merupakan proses normal tetapi
penerimaan wanita berbeda-beda. Haid (datang bulan) adalah
perdarahan dari uterus yang keluar melalui vagina selama 5-
7 hari dan terjaid setiap bulannya.
Sedangkan klimakterium adalah masa peralihan
dalam kehidupan normal seorang wanita sebelum mencapai
senium, yang mulai dari masa reproduksi sampai non-
reproduksi yang bukan merupakan patologik, melainkan
suatu masa peralihan normal. Masa klimakterium meliputi
pramenopause, menopause, dan pasca menopause. Pada
wanita terjadi antara umur 40-65 tahun. Klimakterium
pretoks adalah klimakterium yang terjadi pada wanita umur
kurang dari 40 tahun, dan dapat dikatakan klimakterium
mulai sekitar 6 tahun sebelum menopause dan berakhir 6-7
tahun sesudah menopause. Pada wanita dalam masa ini,
terjadi juga keluhan-keluhan yang disebut sindrom
klimakterik.
Periode klimakterium/menopause:
1. Pra-Menopause (terjadi kurang dari 2 bulan sebelum
menstruasi) terjadi pada usia 40 tahun

82 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
2. Perimenopause (2-12 bulan sejak menstruasi terakhir)
terjadi pada usia 45-46 tahun
3. Menopause (perdarahan haid terakhir) terjadi pada usia
40-56 tahun
4. Pasca menopause (terjadi lebih dari 12 bulan sejak
menstruasi terakhir) terjadi pada usia 60-65 tahun.
Gangguan-gangguan pada klimakterium:
1. Gangguan neurovegetatif, yang biasa disebut juga
gangguan vasomotorik dapat muncul sebagai badan
memerah (hot flushes), keringat banyak, tubuh menggigil
karena rasa kedinginan, sakit kepala, adanya bunyi dari
dalam telinga, tekanan darah tinggi, jantung berdebar-
debar, susah bernapas, jari-jari memendek, dan gangguan
pada usus.
7. Gangguan psikis muncul dalam bentuk mudah tersinggung,
depresi, kelelahan, semangat berkurang, dan susah tidur. Tanda
awal klimakterium dan menopause, yaitu:
a. Tanda awal klimakterium. Terjadinya perubahan pada bagian
ovarium seperti sklerosis pada pembuluh darah,
berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis
steroid seks, lalu haid berhenti. Selain itu juga, turunnya
kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran
gonadotropin.
b. Tanda awal menopause. Perubahan kejiwaan: merasa tua,
mudah tersinggung, mudah kaget sehingga jantung
berdebar-debar, takut tidak bisa memenuhi kebutuhan

P R O S E S P E R U B A H A N P S I K O L O G I P A D A W A N I T A P R A | 83
K E H A M I L A N , M A S A K E H A M I L A N , P E R S A L I N A N , N I F A S ,
M E N Y U S U I L A N S I A D I N I D A N L A N J U T
seksual suami, rasa takut bahwa suami akan menyeleweng
terhadap tugasnya sebagai suami. Perubahan fisik:
perubahan kulit, kelenjar kulit kurang berfungsi sehingga
kulit menjadi kering dan keriput, perubahan kerja usus
menjadi lambat, dan mereabsorpsi sari makanan makin
berkurang, alat genetalia meliputi liang senggama terasa
kering, dan tulang mengalami kerapuhan.
Perilaku aneh pada periode klimakterium, yaitu:
1) Takut kehilangan fungsi dan ekstensi sebagai wanita
2) Kehilangan gairah dan menurunnya fungsi seksual
3) Takut tidak bisa memuaskan atau melayani suami
4) Takut kehilangan kasih sayang suami dan suami mencari
wanita lain yang masih muda
5) Kehilangan kepercayaan diri dan rendah diri
6) Tidak bisa tampil baik mendampingi suami yang meningkat
kariernya
7) Minder ketemu orang, cenderung ingin di rumah saja
8) Tidak menerima terhadap proses biologis yang mengarah
pada ketuaan
9) Terlampau mendramatisir proses ketuaan
10) Merasa hidupnya kini tak mengandung harapan dan
dilupakan orang
11) Kemunduran biologis dirasakan sebagai mendekatnya
kematian, sehingga tidak ada gunanya lagi terus hidup.
12) Depresi (kemurungan)
13) Mudah tersinggung dan meledak marah

84 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
14) Banyak kecemasan
15) Sulit tidur karena bingung dan gelisah.
D. Gangguan Psikologis Pada Masa Reproduksi
1. Menstruasi
a. Komplek kastrasi (trauma genetalia)
Komplek kastrasi trauma genetalia atau merupakan
reaksi psikis tertentu pada saat haid tertentu. Dalam psikoanalisa
trauma genetalia adalah shock emosional dengan keadaan
konsidi medis yang dapat mengancam nyawa yang membuat
tubuh menderita dari aliran darah yang tidak cukup dari seluruh
tubuh. Reaksi psikis dalam menjalani hidup menemui berbagai
masalah, mulai dari masalah sepeleh hingga besar. Contoh kasus
seperti pada seorang gadis remaja yang mengalami kekerasan
fisik (pemekorsaan) pada satu malam minggu yang lalu
membuat gadis ini mengalami kecemasan serta ketakutan yang
tidak berkunjung karena sudah jijik terhadap dirinya sendiri.
b. Teori Cloaca
Sewaktu haid pertama itu kadang-kadang muncul
anggapan yang keliru yaitu anggapan yang sesuai dengan teori
“Cloaca” merupakan teori yang beranggapan bahwa saluran
buang atau membuang kotoran ialah tempat bermuaranya saluran
kencing dan usus, dan menyatakan segala sesuatu yang keluar
dari anggota tubuh itu adalah kotor, najis, menjijikkan, dan
merupakan tanda-tanda noda dan suci.
Atas dasar pandangan yang keliru inilah bisa timbul rasa
malu, rasa diri tidak bersih, dan tidak suci, merasa diri kotor

P R O S E S P E R U B A H A N P S I K O L O G I P A D A W A N I T A P R A | 85
K E H A M I L A N , M A S A K E H A M I L A N , P E R S A L I N A N , N I F A S ,
M E N Y U S U I L A N S I A D I N I D A N L A N J U T
bernoda dan meliputi emosi-emosi negatif lainnya. Dari perasaan
negatif tersebut mugkin saja akan timbul pula perasaan sangat
lemah karena merasa kehilangan banyak darah dan merasa sakit-
sakitan sehingga tidak berani keluar rumah.
c. Fobia
Fobia merupakan rasa ketakutan yang berlebihan pada
suatu hal atau fenomena dan fobia bisa dikatakan dapat
menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian
orang perasaan takut seorang yang mengidap fobia itu sulit
dimengerti. Fobia merupakan ketakutan yang tidak beralasan,
fobia digambarkan dengan ketakutan atau kecemasan terhadap
menstruasi secara terus menerus serta berlebihan yang tidak
segera diatasi. Gejala ini merupakan sifat kemunculan yang
mengarah ketingkah laku patologis seseorang yang
mengidapnya.
d. Hypochondria
Hypochondria merupakan rasa hati yang sangat tertinggi
pada kemurungan yang bersifat patologis, dan kadang-kadang
dibarengi dengan ketakutan-ktakutan yang tidak beralasan
terhadap kesehatannya dan diikuti fantasi-fantasi sakit mengenai
kegagalan diri.
e. Paranoid
Paranoid merupakan bentuk gejala delusi, seseorang yang
memiliki keyakinan palsu yang berproses menjadi rasa curiga
berlanjut dan tidak terkendali. Hal tersebut, hanya dilandasi alur
logika yang abserut serta berlawanan dengan kondisinya nyata.

86 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
Delusi merupakan suatu keyakinan yang sangat kuat namun
tidak akurat. Kemudian abserut yaitu satu ciri pemerintahan
yang mempunyai kekuasaan mutlak dan tidak dibatasi konstitusi
hukum.
f. Psychogene amenorhea
Psychogene amenorrhea merupakan tertundanya atau
terhentinya haid yang bersifat patologis karena gangguan psikis
dan jika anak gadis pada haid pertamanya terjadi penolakan,
maka kejadian ini bisa mengakibatkan proses pengeraman
fungsional dan pengeraman tadi berubah jadi retensi pada
menstruasi (keberhentian haid). Hal ini diakibatkan oleh reaksi
dari kejutan atau reaksi shock yang dialami oleh gadis remaja
ketika mengalami perdarahan atau menstruasi yang pertama.
2. Perkawinan
a. Perkwinan periode (term marriage)
Term marriage merupakan bentuk perkawinan dengan
merencanakan suatu kontrak tahap pertama selama 3-5 tahun
sedang tahap kedua ditempuh dalam jangka 10 tahun,
perpanjangan dari kontrak ini bisa dilakukan untuk mencapai
tahap ketiga yang memberikan hak kedua pada pasangan untuk
saling memiliki secara permanen, memberikan hak kepada
partner.
Perkawinan term marriage pertama kali dipopulerkan di
Amerika Serikat dan Eropa sejak setengah abad yang lain, ide
tersebut melandaskan argumentasinya pada pertimbangan
berikut, yaitu jangan hendaknya dua orang yang akan saling

P R O S E S P E R U B A H A N P S I K O L O G I P A D A W A N I T A P R A | 87
K E H A M I L A N , M A S A K E H A M I L A N , P E R S A L I N A N , N I F A S ,
M E N Y U S U I L A N S I A D I N I D A N L A N J U T
melibatkan diri dalam satu relasi yang sangat intim dan
kompleks dalam bentuk ikatan perkawinan tidak mencoba
terlebih dahulu selama satu periode selama beberapa bulan atau
beberapa tahun.
b. Perkawinan Persekutuan (companionate marriage)
companionate marriage merupakan perkawinan yang
dilakukan dengan tidak menganjurkan adanya anak dalam
sebuah hubungan tersebut dengan cara melakukan keluarga
berencana (KB) untuk pengendalian kelahiran atas dasar
persetuan bersama.
c. Poligami
Poligami merupakan praktik pernikahan kepada lebih dari
satu suami atau istri (sesuai dengan jenis kelamin orang
bersangkutan). Dalam psikologi: perasaan inferior istri dan
menyalahkan diri karena merasa tindakan suaminya berpoligami
adalah akibat dari ketidakmampuan dirinya memenuhi
kebutuhan biologis suaminya. Pola ini dipopulerkan kembali
sejak perang dunia I dan II. Pola ini dianjurkan karena
mengingat banyaknya perawan-perawan tua dan janda-janda
muda yang diakibatkan oleh kedua peperangan tersebut.
d. Perkawinan Eugenic
Perkawinan eugenic merupakan perkawinan yang dilakukan
untuk memperbaiki keturunan. Sejarah perkawinan ini terjadi
pada saat perang dunia II berkecamuk, Hittler mengkomandokan
sebagian pasukannya untuk menjarah dan menculik banyak
gadis-gadis cantik dari berbagai negeri bahkan dari negara lain

88 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
yang diduduki Jerman untuk diternakkan dari kampus-kampus
khusus. Dengan kekerasan mereka digauli laki-laki Jerman
pilihan, dengan tujuan suatu periode wanita-wanita tadi
melahirkan suatu generasi muda yang unggul.
E. Memahami Kondisi Psikologis Ibu Hamil, Bersalin, dan
Nifas.

1. Kehamilan
a. Kemandulan
Masalah ketidaksuburan menimbulkan berbagai efek
emosional pada pasangan. Depresi pada wanita yang
menderita infertilitas setara dengan depresi pada pasien yang
menderita kanker atau jantung.

b. Hamil di luar nikah


Mengalami gejala umum kehamilan seperti morning
sickness, payudara membengkak, perut membesar. Remaja
yang hamil di luar nikah rentan mengalami stress dan depresi
karena timbulnya rasa malu atau di kucilkan.
c. Pseodoccyes
Kondisi emosional dan psikologis seorang wanita yang
merasa sedang hamil dan mengalami gejala umum
kehamilan seperti morning sickness, payudara membengkak,
perut membesar
d. Keguguran

P R O S E S P E R U B A H A N P S I K O L O G I P A D A W A N I T A P R A | 89
K E H A M I L A N , M A S A K E H A M I L A N , P E R S A L I N A N , N I F A S ,
M E N Y U S U I L A N S I A D I N I D A N L A N J U T
Gangguan stress dan trauma akibat keguguran juga dilandasi
oleh peristiwa penuh tekanan yang menakutkan dan
menyedihkan.
e. Hamil yang tidak dikehendaki
Kehamilan merupakan suatu hal yang tidak diharapkan atau
diinginkan, itu yang dimaksud dengan KTD (kehamilan
tidak diinginkan). Bisa jadi kehamilan yang tidak diinginkan
dialami oleh perempuan yang sudah menikah, disebabkan
karena kegagalan KB, karena jumlah anak sudah banyak,
atau kondisi anak masih kecil, atau memang belum ingin
memiliki anak, kemudian terjadilah kehamilan.
f. Hamil dengan Janin Mati
Bayi meninggal dalam kandungan atau disebut stillbirth
adalah kondisi bayi meninggal dalam kandungan setelah
kehamilan berusia di atas 28 minggu. Pada beberapa
kejadian, ada juga bayi yang meninggal saat proses
persalinan berlangsung, tetapi kemungkinan kecil ini terjadi.
g. Hamil dengan Ketergantungan Obat
Tidak hanya itu, dampak narkoba yang Ibu konsumsi juga
bisa berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak
dalam jangka panjang. Semisal anak tumbuh menjadi pribadi
yang impulsif atau mengalami masalah pada otaknya
sehingga akan sulit untuk bisa belajar seperti anak-anak yang
lain pada umumnya.
2. Persalinan
a. Gelisah dan Takut Menjelang Kelahiran

90 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
Saat persalinan berlangsung, perasaan gelisah dan cemas
menghinggapi sang istri, adaptasi dengan suasana kamar
bersalin yang tentu baru bagi Ibu hamil.
b. Gangguan Bounding Attachment
Kebutuhan untuk saling membutuhkan antara keluarga
terdekat atau orang-orang terdekat.
3. Nifas
a. Post Partum Blues
Masa nifas merupakan proses adaptasi setelah kehamilan,
pada periode tersebut kecemasan seorang wanita dapat
bertambah. Sesudah melahirkan atau yang biasa juga kita
sebut sebagai masa nifas, seorang Ibu akan menghadapi
ganguan psikologis seperti post partum blues.
Postpartum blues merupakan kesedihan/ kemurungan setelah
melahirkan yang dialami oleh Ibu yang berkaitan dengan
bayinya atau biasa disebut juga dengan baby blues, yang
disebabkan pada suatu perubahan perasaan yang alami oleh
Ibu pada saat hamil sehingga sangat sulit menerima keadaan
bayinya. Perubahan perasaan ini ialah suatu respon yang
alami terhadap rasa lelah yang dirasakan. Selain itu, juga
disebabkan karena perubahan fisik dan emosional selama
beberapa bulan kehamilan. Perubahan ini akan kembali
secara perlahan-lahan setelah Ibu menyesuiakan diri dengan
peran barunya dan tumbuh kembali dalam keadaan normal.
Adaptasi psikologis Ibu setelah melahirkan, akan mengalami
fase-fase sebagai berikut:

P R O S E S P E R U B A H A N P S I K O L O G I P A D A W A N I T A P R A | 91
K E H A M I L A N , M A S A K E H A M I L A N , P E R S A L I N A N , N I F A S ,
M E N Y U S U I L A N S I A D I N I D A N L A N J U T
1) Fase Taking In
Periode ketergantungan yang berlangsung pada hari
pertama sampai hari kedua setelah melahirkan, pada saat
itu fokus perhatian Ibu terutama pada dirinya sendiri.
2) Fase Taking Hold
Periode ini berlangsung antara 3-10 hari setelah
melahirkan, fase ini baru mulai merasa
mengkhawatirakan ketidakmampuannya dan rasa
tanggungjawab dalam merawat bayinya.
3) Fase Letting Go
Fase ini ialah fase mulai menerima tanggungjawab akan
peran barunya yang berlangsung 10 hari setelah
melahirkan. Ibu sudah bisa menyusuaikan diri, merawat
diri dan juga bayinya (Kartini, 1992).
Penyusuaian yang seringkali terjadi pada Ibu postpartum
blues diantaranya:
1) Perubahan perasaan yang dirasakan pada Ibu ketika
hamil sehingga sulit menerima kehadiran bayinya, yang
merupakan respon alami terhadap rasa lelah yang
dirasakan.
2) Perubahan fisik selama beberapa bulan kehamilan,
terjadi perubahan kadar hormon estrogen, progesteron
serta prolaktin yang cepat setelah melahirkan. Setelah
melahirkan tubuh Ibu akan mengalami perubahan
hormone sehingga butuh waktu untuk penyesuain diri.

92 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
3) Perubahan emosional, kehadiran seorang bayi dapat
membuat perbedaan besar dalam kehidupan Ibu dalam
hubungan dengan suami, orang tua, serta anggota
keluarga lainnya.
Faktor-faktor yang menyebabkan post partum blues yaitu:
1) Pengalaman melahirkan, biasanya pada Ibu yang
melahirkan kurang menyenangkan dapat menyebabkan
Ibu sedih
2) Perasaan sangat down setelah melahirkan, biasanya
terjadi karena peningkatan hormon
3) tingkah laku bayi, bayi yang rewel dapat membuat Ibu
merasa ketidakmampuan untuk merawatnya dengan baik
4) kesulitan dalam mengalami kewajiban setelah
melahirkan.

Cara Mengatasi Gangguan Postpartum Blues


1. Dengan cara pendekatan komonikasi terapetik:
a) Membantu pasien mampu untuk meredakan segala
ketegangan emosinya
b) Dapat memahami dirinya
c) Dapat mendukung tindakan support mental
2. Dengan cara peningkatan support mental, cara
peningkatan support mental yang dapat dilakukan
keluarga yaitu:
a) Suami dapat membantu istrinya untuk mengurus
bayinya sama-sama.

P R O S E S P E R U B A H A N P S I K O L O G I P A D A W A N I T A P R A | 93
K E H A M I L A N , M A S A K E H A M I L A N , P E R S A L I N A N , N I F A S ,
M E N Y U S U I L A N S I A D I N I D A N L A N J U T
b) Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi
istrinya dan lebih perhatian terhadap istrinya.
c) Memperbanyak dukungan dari suami.
d) Suami mampu menggantikan peran istri ketika
istrinya kelelahan.
e) Suami sering menemani istri dalam mengurus
bayinya.
Berikut ini beberapa kiat yang mungkin dapat
mengurangi resiko terjadinya postpartum blues yaitu sebagai
berikut:
a) Pelajari diri sendiri yaitu pelajari dan mencari
informasi mengenai pospatum blues sehingga Ibu
sadar terhadap kondisinya
b) Tidur dan makan yang cukup merupakan diet nutrisi
cukup penting untuk kesehatan maka lakukan usaha
yang terbaik dengan makan dan tidur yang cukup
c) Olahraga merupakan kunci mengurangi terjadinya
postpartum blues, sehingga membuat Ibu merasa
lebih baik dan menguasai emosi berlebihan dalam
diri Ibu
d) Dukungan keluarga dan orang lain diperlukan,
dukungan keluarga atau orang yang Ibu cintai
selama melahirkan, sangat diperlukan. Yakinkan diri
Ibu, bahwa merekan akan selalu berada di sisi Ibu
setiap mengalami kesulitan

94 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
e) Persiapan diri dengan baik yaitu persiapan sebelum
melahirkan sangat diperlukan untuk kesiapan diri
sebagai seorang Ibu dengan peran barunya
f) Dukungan emosional, yaitu dukungan emosional dari
lingkungan dan juga keluarga, akan membantu Ibu
dalam mengatasi PPB sehingga Ibu merasa akan
lebih baik.
F. Perubahan Psikologis Masa Menopause
1. Depresi Menstrual
Depresi menstrual dalah keadaan yang pernah timbul pada
masa adolesens yang kemudian hilang dengan sedirinya selama
periode reproduktif (menjadi Ibu) dan timbul lagi pada usia
klimakteris. Pada saat ini sekalipun wanita tersebut tidak haid
lagi, namun rasa depresif itu selalu saja timbul dengan interval
waktu tidak tetap. Selalu tiba bersamaan dengan datangnya
siklus haid.
Depresi merupakan manifestasi dari kepedihan hati dan
kekecewaan bahwa wanita yang bersangkutan menjadi kurang
lengkap dan sempurna disebabkan oleh berhentinya fungsi
reproduksi dan haid.
a) Masturbasi Klitoris
Banyak wanita yang dahulu selama masa produktif menjadi
dingin-beku secara seksual, pada masa klimakteris ini tiba-
tiba saja seksualitasnya menjadi hangat mebara lagi, dan ia
menjadi sensitif sekali. Akan tetapi, ada juga wanita-wanita
yang selama periode produktifnya memiliki seksualitas yang

P R O S E S P E R U B A H A N P S I K O L O G I P A D A W A N I T A P R A | 95
K E H A M I L A N , M A S A K E H A M I L A N , P E R S A L I N A N , N I F A S ,
M E N Y U S U I L A N S I A D I N I D A N L A N J U T
normal, justru pada usia klimakteris ini mereka menjadi beku
dingin secara seksual. Pada wanita menopause timbul
semacam seksual yang luar biasa hangat membara lagi ia
sensitif sekali sehingga wanita tersebut melakukan
masturbasi klitoris (onani kelentit).
Cara mengatasi gangguan psikologis masturbasi:
1) Memberi nasehat untuk memenuhi kebutuhan seks
secara sehat
2) Memberi nasehat untuk konsultasi ke ahli kebidanan
untuk mendapat terapi
3) Memberi konseling bahwa wanita menopause bisa
melakukan hubungan seks
4) Mengkomunikasikan masalah pada suami dan
diharapkan suami mau membantu memecahkan
masalah, mamberi dukungan kepada istrinya.
b) Ide Delerius
Ide berisikan kegilaan, nafsu-nafsu petualangan jika pada
usia pubertas sudah pernah muncul predisposisi psiko
somatis dan gejala psikis histeris, nafsu-nafsu petualangan
dan gangguan psikis lain, maka pada usia klimakteris ini
predisposisi dan gejala-gejala abnormal tadi akan muncul
kembali. Biasanya gejala tersebut berisikan ide delirius
(kegilaan).
Cara mengatasi gangguan psikologis tersebut yaitu dengan:
1) Memberikan nasihat agar lebih mendekatkan diri pada
Tuhan

96 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
2) Memberikan nasihat mengembangkan pikiran-pikiran
atau ide yang positif dalam kehidupannya.
c) Aktivitas Hipomanis Semu
Aktivitas hipomanis semu adalah gangguan ini ditandai
dengan seolah-olah wanita ini merasakan vitalitas hidupnya
jadi bertambah. Ia merasa muda bagaikan gadis remaja dan
selalu meyakinkan diri sendiri bahwa ia berambisi atau
mampu memulai kehidupannya dari awal lagi. Wanita ini
merasakan seolah-olah vitalitas kehidupannya jadi
bertambah.
Cara mengatasi gangguan psikologis tersebut yaitu:
1) Memberi nasehat agar aktivitas yang dilakukan dapat
mengarah ke hal-hal yang positif contohnya
berolahraga, menghadiri ceramah, dll., serta mengisi
waktu dengan kegiatan yang memperdalam
kebudayaan atau bakat, misalnya melukis, dll.
2) Mengisi kegiatan dengan memperdalam kebudayaan
atau bakat.

d) Infantil
Infantil pada masa menopause adalah sifat kekanak-
kanakan yang timbul setelah puber kedua ini. Saat
menopause muncul kembali ingatan masa kecil, keceriaan,
harapan, permainan, lepas, gembira, asyik, dan masih
banyak suasana kegembiraan yang menyertai. Pada masa

P R O S E S P E R U B A H A N P S I K O L O G I P A D A W A N I T A P R A | 97
K E H A M I L A N , M A S A K E H A M I L A N , P E R S A L I N A N , N I F A S ,
M E N Y U S U I L A N S I A D I N I D A N L A N J U T
menopause infantil ini rasa keinginan selalu ingin
terpenuhi, layaknya seperti anak-anak.
e) Insomnia
Insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau
mempertahankan tidur. Sejumlah faktor dikombinasikan
dalam menopause mengganggu tidur. Tingkat hormon,
masalah kesehatan, gaya hidup, dan ketegangan situasional
semua.
f) Gangguan Konsep Diri
Gangguan konsep diri adalah konsep diri negatif yang akan
cenderung membuat individu bersikap tidak efektif, ini
akan terlihat dari kemampuan interpersonal dan penguasaan
lingkungan dalam masyarakat.
Cara mengatasi gangguan psikologi insomia, gangguan
konsep diri dan infantil pada masa menopause adalah:
1) Kembangkan kebiasaan tidur dan mentaatinya,
membaca bacaan ringan, nonton TV, acara santai,
musik yang menyenangkan
2) Makanlah jangan terlalu banyak/kenyang dan jangan
kurang karena akan mengganggu tidur
3) Atur kenyamanan diri, pastikan ruangan jangan terlalu
panas/dingin dan kamar harus bersih juga rapi
4) Dapatkan udara segar, jangan tidur dengan selimut
menutupi kepala akan mengurangi oksigen dan
menambah karbodioksida yang dihirup

98 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
5) Batasi minum/cairan setelah jam 16.00 karena akan
buang air kecil waktu malam hari
6) Jernihkan pikiran, cobalah menyelesaikan masalah
pada siang dan singkirkan semua kecemasan sebelum
tidur
7) Menunda jam tidur dan tidak tidur siang
8) Mengerti dan menerima diri sendiri tulus ikhlas
merupakan fitrah dari Tuhan
9) Aktifitas sosial dan agama dapat memberikan kepuasan
batin, memperkaya iman dan memberikan rasa
berserah diri kepada-Nya
10) Ketenangan dalam keluarga yaitu adanya pengertian
dan dorongan anggota kelurga akan membantu
mengurangi gejala yang timbul, terasa ringan dan
membawa kebahagiaan
11) Pengobatan dengan esterogen dan kombinasi
psikoterapi.

P R O S E S P E R U B A H A N P S I K O L O G I P A D A W A N I T A P R A | 99
K E H A M I L A N , M A S A K E H A M I L A N , P E R S A L I N A N , N I F A S ,
M E N Y U S U I L A N S I A D I N I D A N L A N J U T
MENGATASI
BAB GANGGUAN PSIKOLOGIS
V

Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah mempelajari BAB ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan dan mema

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan persalinan


Mengatasi gangguang psikologis yang berhubungan dengan nifas
Mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan menopause

MENGATASI GANGGUAN PSIKOLOGIS | 99


A. Mengatasi Gangguan Psikologis yang Berhubungan dengan
Persalinan
Periode kehamilan dan melahirkan merupakan periode
kehidupan yang rentang mengalami stres karena mengalami
keterbatasan kondisi fisik yang membuatnya harus membatasi
aktivitas. Perubahan fisik maupun psikologis biasa terjadi pada Ibu
bersalin. Perubahan psikologis pada Ibu bersalin memerlukan
bimbingan dari keluarga dan penolong persalinan agar Ibu bersalin
dapat menerima keadaan yang terjadi pada selama persalinan.
Penyebab gangguan psikologis pada Ibu bersalin yaitu perubahan
hormone, kurangnya persiapan mental, dan adanya keinginan
narsitis yaitu cenderung menolak kelahiran bayinya dan ingin
mempertahankan bayinya selama mungkin di dalam kandungan.
1. Pendekatan dengan Komunikasi Teraupetik
Komunikasi teraupetik merupakan komunikasi yang mendorong
proses penyembuhan klien. Proses yang digunakan oleh perawat
memakai pendekatan yang direncanakan secara sadar, bertujuan
dan kegiatannya dipusatkan pada klien. Komunikasi teraupetik
termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling
memberikan pengertian antara perawat dengan klien.
Tujuan komunikasi teraupetik, yaitu:
a) Membantu klien mengurangi beban persaan dan pikiran
selama proses persalinan
b) Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien

100 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
c) Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan
diri sendiri untuk kesejahteraan Ibu dan proses persalinan
agar dapat berjalan dengan semestinya.
Pendekatan komunikasi teraupetik, seperti:
1. Menjalin hubungan yang baik dengan klien. Bidan menerima
klien apa adanya dan memberikan dorongan verbal yang
positif
2. Kehadiran merupakan bentuk tindakan aktif keterampilan
yang meliputi menangani kebingungan dan memberikan
perhatian total pada klien
3. Mendengarkan, bidan selalu mendengarkan dan
memperhatikan keluhan klien
4. Sentuhan dalam pendampingan klien yang bersalin. Sentuhan
bidan terhadap klien akan memberi rasa nyaman dan dapat
membantu relaksasi
5. Memberikan informasi tentang kemajuan persalinan
6. Informasi yang diberikan diulang beberapa kali dan jika
mungkin berikan secara tertulis
7. Mengadakan ontak fisik dengan klien
8. Memberikan pujian
9. Memberikan ucapan selamat pada klien atas kelahiran
putranya dan menyatakan ikut bahagia.
2. Peningkatan support mental atau dukungan keluarga
Keluarga berfungsi sebagai sitem pendukung bagi anggotanya
dan anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat
mendukung, selalu siap memberikan pertolongan dengan

MENGATASI GANGGUAN PSIKOLOGIS | 101


bantuan jika di perlukan. Gangguan psikologis yang dialami
oleh Ibu saat masa bersalin atau nifas biasanya disebabkan rasa
sakit yang dirasakan Ibu, stres, perubahan hormone, serta rasa
khawatir tidak bisa mengurus bayi yang telah menjadi anggota
baru dalam keluarga dengan baik dan benar. Pada keadaan
seperti ini maka dibutuhkan peran suami, keluarga, dan orang-
orang terdekat Ibu. Bidan juga berperan penting dalam
mengatasi gangguan ini, bisa dengan memberi konseling dan
mengajarkan Ibu cara merawat bayi. Dukungan dari orang
terdekat dari mulai kehamilan, persalinan dan postpartum sangat
penting, yakinkan diri Ibu bahwa keluarga selalu berada di
samping Ibu setiap ada kesulitan.
B. Mengatasi Gangguan Piskologis yang Berhubungan dengan
Nifas
Rasa nyeri yang timbul pada saat wanita sedang
mengalami persalinan memang sudah sejak lama menjadi topik
yang hangat untuk diperbincangkan. Hakikat manusia
psikologi terutama bagi seorang Ibu pada saat akan melahirkan
mengalami kecemasan dan merasa takut saat menjelang akan
persalinan bayinya. Hal ini memang tak bisa untuk dihindari,
namun dokter dan bidan sangat dapat membantu mengupayakan
untuk meminimalisir perasaan takut dan cemas yang
dihadapi oleh calon Ibu. Keadaan psikologis pada seorang Ibu
akan cenderung memiliki perubahan karena Ibu yang
sebelumnya tidak mempunyai anak, lalu kemudian harus
memposisikan dirinya menjadi seorang Ibu.

102 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
Untuk pasangan muda yang baru menikah, untuk menjadi
orang tua terutama Ibu, akan menghadapi beberapa masa
peralihan untuk menyesuaikan diri dengan tugas yang harus ia
tanggung sekarang. Peralihan ini berupa bentuk penyesuaian diri
dari kondisi fisik Ibu maupun non fisik setelah melahirkan dan
menjalani peran atau tugas sebagai seorang Ibu.
Beberapa Ibu di luar sana ada yang berhasil menyesuaikan
perannya dengan baik, namun juga banyak yang harus
menghadapi gangguan-gangguan psikologis terlebih dahulu.
Gangguan piskologis pada Ibu ini biasa disebut dengan Post
Partum Masa Nifas yaitu perubahan pada organ atau alat-alat
reproduksi juga pada kondisi psikologis seorang wanita.
1. Post Partum Blues
Begitupun dalam gangguan mental ringan sehingga
gangguan ini sering diabaikan bahkan dianggap hanya sebagai
bagian dari keletihan. Pengabaian ini akan menyebabkan
sindorm hal ini tidak bisa tertanganni lagi dengan baik. Akibat
dari penanganan yang tidak baik, maka seorang Ibu terkadang
akan merasakan perasaan yang tidak nyaman. Bahkan, jika
seorang Ibu tersebut tergolong memiliki mental lemah ditambah
dengan gangguan mental ringan ini, apabila tidak ditangani
dengan tepat maka dapat juga menyebabkan depresi pasca
melahirkan yang berat. Post partum blues merupakan problem
psikis sesudah melahirkan seperti kemunculan kecemasan,
labilitas perasaan dan depresi pada Ibu.

MENGATASI GANGGUAN PSIKOLOGIS | 103


Diperkirakan hampir 50-70% seluruh wanita pasca
melahirkan akan mengalami baby blues atau post natal
syndrome yang terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-10 pasca
persalinan. Adapun gejalanya yaitu Reaksi
depresi/sedih/disporia. Sering menangis, mudah tersinggung,
cemas, labilitas perasaan, cenderung menyalahkan diri sendiri,
gangguan tidur dan gangguan nafsu makan, kelelahan, mudah
sedih, cepat marah, mood mudah berubah, cepat menjadi sedih
dan cepat menjadi gembira. Perasaan terjebak, marah kepada
pasangan dan bayinya, perasaan bersalah, dan sangat pelupa.
a. Depresi Post Partum
Depresi post partum merupakan tekanan jiwa sesudah
melahirkan mungkin seorang Ibu baru akan merasa benar-
benar tidak berdaya dan merasa serba kurang mampu,
tertindih oleh beban terhadap tangungjawab terhadap bayi
dan keluarganya, tidak bisa melakukan apapuan untuk
menghilangakan perasaan itu. Depresi post partum dapat
berlangsung selama 3 bulan atau lebih dan berkembang
menjadi depresi lain lebih berat atau lebih ringan. Gejalanya
sama saja tetapi di samping itu, Ibu mungkin terlalu
memikirkan kesehatan bayinya dan kemampuanya sebagai
seorang Ibu.
Depresi berat selama 7 haru berturut-turut pasca
melahirkan. Depresi ini dapat terjadi selama 30 hari atau
bahkan bisa mencapai 1 tahun ke depan. Sikap yang
ditunjukkan oleh depresi post partum adalah wanita tersebut

104 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
menunjukkan kelelahan, mudah marah, dan memiliki nafsu
makan yang tidak menentu. Kadang tiga bulan pertama
adalah masa penentuan penyakit untuk Ibu yang menderita
depresi post partum setelah melahirkan tersebut. Mereka
secara sosial dan emosional akan merasa diasingkan, padahal
sama sekali tidak seperti itu.
b. Post Partum Psikosa
Gangguan psikologis Ibu pasca melahirkan gangguan ini
menyerang sistem kejiwaan yang serius. Seorang Ibu yang
mengidap gangguan ini memiliki tanda agitasi yang lebat,
sering mengalami pergantian perasaan yang cepat, depresi
dan delusi. Ibu yang mengalami ini disebabkan karena Ibu
mengalami ganguan bipolar yaitu ganguan mental yang
ditandai dengan perubahan emosional yang sangat drastis
atau bahkan gejala psikologi lainnya sehingga wanita
tersebut memiliki kecenderungan besar untuk mengidap post
partum psikosa
c. Psikosa fungsional
Psikosa fungsional merupakan gangguan psikologis yang
faktor penyebabnya terletak pada aspek kejiwaan,
disebabkan oleh sesuatu yang berhubungan dengan suatu
keturunan, bisa juga disebabkan oleh suatu perkembangan
atau pengalaman yang terjadi dalam kehidupan seseorang.
d. Psikosa organik

MENGATASI GANGGUAN PSIKOLOGIS | 105


Penyebabnya adalah oleh kelainan atau gangguan pada fisik,
jika jelas sebab-sebab dari suatu psikososial fungsional
adalah suatu hal yang berkembang pada jiwa seseorang.
Beberapa cara yang biasa dilakukan dalam mengatasi
beberapa masalah psikologi saat masa nifas, antara lain:
1) Bagikan cerita Ibu dengan suami tentang kesehatan dan
segala sesuatu yang membuat Anda merasa sangat terbebani.
2) Sempatkanlah waktu untuk berendam dengan air hangat
bersama dengan aroma sabun relaksasi karena upaya ini
akan membuat Anda merasa lebih tenang.
3) Jangan membuang waktu sarapan pagi Anda apalagi bersama
suami sebelum bekerja di kantor. Selain Anda dengan
suami. Dengan rasa kebersamaan yang meningkat akan
membangkitkan pula untuk mendapatkan energi, hal ini
akan meningkatkan kebersamaan diantara rasa cinta diantara
Anda berdua sehingga Anda lebih tenang keika menghadapi
gangguan psikologis yang mungkin terjadi.
4) Hindari mengkonsumsi alkohol dan caffeine terlalu
berlebihan, bahkan sebaiknya jangan mengkonsumsinya.
Karena kandungan dua zat ini sangat berpengaruh terhadap
psikologis Anda.
5) Atur Jadwal tidur, sesuaikan jadwal tidur Anda, usahakan
untuk memiliki waktu tidur yang cukup. Sebab, tidur yang
cukup akan berpengaruh terhadap psikologis dan fisik Anda
pasca melahirkan. Nutrisi penting untuk kesehatan, lakukan

106 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
usaha yang terbaik dengan makan dan tidur yang cukup.
Keduanya penting dalam periode post partum.
6) Berbagi cerita, selain bercerita dengan suami, Anda juga
dapat berbagi cerita dengan anggota keluarga yang lain. Hal
tersebut dikarenakan agar Ibu bisa mendapatkan dukungan
dari seluruh anggota keluarga dan sehingga terhindar dari
gangguan psikologis pada masa nifas. Support dari suami
dari mulai kehamilan, persalinan dan post partum sangat
penting, Ibu harus selalu yakin bahwasanya keluarga selalu
berada di samping Ibu setiap Ibu dalam kesulitan.
7) Berolahraga. Anda juga harus meluangkan waktu untuk
berolahraga yang ringan seperti lari-lari kecil atau sedikit
melakukan gerakan senam di rumah. Hal ini juga akan
membuat Anda merasa lebih tenang dan kondisi tubuh
menjadi lebih fit. Merupakan salah satu cara untuk
mengurangi depresi post partum, lakukan peregangan
selama 15 menit dengan berjalan kaki setiap hari di sekitar
rumah, sehingga membuat Ibu menjadi lebih rileks dan lebih
menguasai emosional yang berlebihan pada Ibu.
8) Kenali diri Ibu sendiri. Ibu harus bisa aktif mencari
informasi, mempelajari serta memahami mengenai jenis
gangguan psiklogis atau jiwa yang biasa terjadi pada masa
nifas atau setelah melahirkan. Kegiatan ini berfungsi untuk
Ibu supaya Ibu merasakan salah satu gejala gangguan
psikologis sehingga mudah dan segera ditangani.

MENGATASI GANGGUAN PSIKOLOGIS | 107


9) Persiapan. Persiapan yang dimaksud adalah persiapan
sebelum waktu persalinan yaitu dengan sering membaca
buku-buku pengetahuan mengenai kehamilan dan
persalinan serta dengan mengikuti kelas-kelas khusus Ibu
hamil. Dikarenekan telah melakukan persiapan sebelumnya
akan memperlancar jalannya persalinan sekaligus
mengurangi terjadinya gangguan depresi dan gangguan
jiwa pada Ibu di masa nifas.
10) Tetap melakukan aktivitas, setelah Ibu selesai melahirkan
jangan pernah berpikitr bahwa Ibu harus benar-benar
istirahat full dari pekerjaan rumah, bahkan hal ini
merupakan hal yang salah. Ibu tetap melakukan pekerjaan
rumah tapi sesuaikan kemampuan Ibu dan tetap mengingat
bahwa Ibu baru saja melakukan persalinan. Hal ini
membuktikan bahwa, melakukan pekerjaan rumah tangga
akan membantu Anda sedikit melupakan perasaan selama
mengalami periode setelah melahirkan.
11) Dukungan dari keluarga, tidak hanya memperoleh
dukungan secara fisik, Ibu juga perlu memperoleh
dukungan secara emosional dari keluarga, saudara dan
lingkungan terdekat Ibu. Karena dukungan ini, Ibu akan
lebih gampang untuk mengatasi rasa frustasi, stres dan
depresi yang muncul pada masa nifas. Dukungan dari suami
dan orang terdekat dari mulai kehamilan, persalinan, dan
post partum sangat penting, dalam meyakinkan diri Ibu

108 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
bahwa keluarga selalu berada di samping Ibu setiap ada
kesulitan.
12) Berusaha mengendalikan emosi juga salah satu cara
mengatasi gangguan psikologis pada masa nifas.
13) Me time, hal yang juga amat penting adalah memberikan
waktu sendiri bagi Anda sendiri. Sesuatu yang bisa Ibu
lakukan untuk memanjakan diri Ibu adalah bisa dengan
melakukan hobi yang Anda sukai seperti masak di rumah,
menonton film, senam atau kesenangan yang lain.
Tujuannya yaitu untuk menciptakan rasa tenang pada diri
Anda sendiri.
14) Bertemu dengan orang baru, cara ini juga dapat mengatasi
gangguan psikologis pada masa nifas. Selepas melahirkan
jangan pernah menutup diri untuk tidak bertemu dengan
siapa-siapa. Bahkan hal ini merupakan kesempatan yang
baik bagi Ibu untuk bertemu dengan ornag-orang baru.
Selain untuk memperbanyak teman, mendapatkan informasi
banyak, kegiatan ini juga akan membuat Ibu menjadi lebih
nyaman dan tenang.
15) Dukungan emosional, minta dukungan emosional dari
keluarga dan lingkungan sehingga Ibu dapat mengatasi rasa
frustasi atau stres. Ceritakan pada mereka mengenai
perubahan yang Ibu rasakan, sehingga Ibu merasa lebih
baik dari setelahnya.
Itulah cara yang bisa dilakukan Ibu untuk ngatasi gangguan
psikologis pada masa nifas atau setelah persalinan. Ketika Ibu

MENGATASI GANGGUAN PSIKOLOGIS | 109


merasakan gangguan psikologis pada masa nifas atau setelah
melahirkkan tidak usah gelisah karena hal ini merupakan sudah
harusnya terjadi. Ibu harus banyak mengikuti kelas-kelas hamil,
berkonsultasi dengan dokter kemudian rajin mencari informasi
seputar persalinan akan mencegah gangguan psikologis yang
terjadi pada masa nifas.

C. Mengatasi Gangguan Psikologis yang Berhubungan dengan


Menoapuese
Menopause merupakan suatu masa ketika persediaan sel telur
habis, induk telur mulai menghentikan produksi estrogen yang
mengakibatkan haid tidak muncul lagi. Hal ini dapat diartikan
sebagai berhentinya kesuburan.
1. Beberapa periode menopause yaitu:
a. Klimaterium
Periode klimakterium merupakan masa peralihan antara
masa reproduksi dan masa senium. Biasanya masa ini
disebut juga dengan pra-menopause, antara usia 40
tahun, ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur,
dengan perdarahan haid yang memanjang dan relatif
banyak.
b. Menopause
Masa menopause yaitu saat haid terakhir atau
berhentinya menstruasi, dan bila sesudah menopause
disebut pasca-menopause bila telah mengalami

110 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
menopause 12 bulan sampai menuju ke senium
umumnya terjadi pada usia 50-an tahun.
c. Senium
Periode pasca-menopause, yaitu ketika individu telah
mampu menyesuaikan dengan kondisinya. Sehingga
tidak mengalami gangguan fisik antara usia 65 tahun.
Beberapa wanita juga mengalami berbagai gejala karena
perubahan keseimbangan hormon.

2. Tahap-Tahap dalam Menopause


Menopause dibagi dalam beberapa tahapan yaitu sebagai
berikut:
a. Pra-menopause
Fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase
klimakterium. Gejala-gejala yang timbul pada fase pra-
menopause antara lain siklus haid yang tidak teratur,
perdarahan haid yang memanjang, jumlah darah yang
banyak, serta nyeri haid.
b. Pra-menopause
Fase peralihan antara masa pra menopause dan masa
menopause. Gejala-gejala yang timbul pada fase pra-
menopause antara lain siklus haid yang tidak teratur, dan
siklus haid yang panjang.
c. Menopause
Haid dialami terakhir akibat menurunnya fungsi
estrogen dalam tubuh.

MENGATASI GANGGUAN PSIKOLOGIS | 111


3. Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan
gejala menopause:
a. Ingatan menurun
Sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan
mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi
kemunduran dalam mengingat.

b. Kecemasan
Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan
adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang
sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan.
c. Mudah Tersinggung
Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan.
Wanita lebih mudah tersinggung dan marah terhadap
sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak mengganggu
ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause
maka wanita menjadi sangat menyadari proses mana
yang sedang berlangsung dalam dirinya.
d. Stres
Tidak ada yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was
dan cemas, termasuk pra-lansia menopause. Di tingkat
psikologis, respon orang terhadap sumber stres tidak bisa
diramalkan, sebagaimana perbedaan suasana hati dan
emosi.

112 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
e. Depresi
Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih,
karena kehilangan kemampuan untuk bereproduksi,
sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki
anak, sedih karena kehilangan daya tarik. Wanita merasa
tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai
wanita dan harus menghadapi masa tuanya.

4. Cara Mengatasi Gangguan Psikologi Pada Masa Menopause


Penyesuaian diri lanjut usia pada kondisi psikologisnya
berkaitan dengan dimensi emosionalnya dapat dikatakan
bahwa lanjut usia dengan keterampilan emosi yang
berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan bahagia
dan berhasil dalam kehidupan, menguasai kebiasaan pikiran
yang mendorong produktivitas mereka. Orang yang tidak
dapat menghimpun kendali tertentu atas kehidupan
emosinya akan mengalami pertarungan batin yang
merampas kemampuan mereka untuk berkonsentrasi
ataupun untuk memiliki pikiran yang jernih. Sistem emosi
mempercepat sistem kognitif untuk mengantisipasi hal
buruk yang mungkin akan terjadi. Stimulus yang relevan
dengan rasa takut menimbulkan reaksi bahwa hal buruk
akan terjadi. Terlihat bahwa rasa takut mempersiapkan
individu untuk antisipasi datangnya hal tidak menyenangkan
yang mungkin akan terjadi. Secara otomatis individu akan

MENGATASI GANGGUAN PSIKOLOGIS | 113


bersiap menghadapi hal-hal buruk yang mungkin terjadi bila
muncul rasa takut. Ketika individu memasuki fase lanjut
usia, gejala umum yang nampak yang dialami oleh orang
lansia adalah “perasaan takut menjadi tua”. Ketakutan
tersebut bersumber dari penurunan kemampuan yang ada
dalam dirinya. Kemunduran mental terkait dengan
penurunan fisik sehingga mempengaruhi kemampuan
memori, inteligensi, dan sikap kurang senang terhadap diri
sendiri.
5. Beberapa cara untuk mengatasi gangguan psikologi pada
masa menopause adalah sebagai berikut:
a. Terapi Sulih Hormon (TSH)
Pengaruh obat hormon dalam terapi sulih hormon
(TSH) bagi wanita menopause hingga saat ini
mengandung pro dan kontra. Sementara penelitian
tentang TSH masih terus dilakukan.
b. Pola Hidup Sehat
Upaya menciptakan pola hidup sehat terutama dilakukan
dengan mengatur menu makanan dan pola makan
seimbang. Banyak menu makan sayuran hijau, buah biji-
bijian, vitamin dan serat makanan itu akan membantu
pencernaan dan metabolisme tubuh. Selain itu, makanan
yang dianjurkan adalah makanan yang rendah lemak
jenuh, rendah kolesterol, kadar gula, dan garam yang
tidak berlebihan, cukup kalsium, dan zat besi, serta
cukup vitamin dan serat.

114 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
c. Olahraga
Olahraga merupakan kegiatan yang sangat penting untuk
mempertahankan kebugaran. Olahraga yang teratus akan
menyehatkan jantung dan tulang, mengatur berat badan,
menyegarkan tubuh, dan memperbaiki suasana hati.
d. Menerima dengan lapangdada bahwa proses penuaan
tidak dapat dihindari dan masa menopause adalah
sesuatu hal yang sangat alamiah yang dialami oleh setiap
wanita.
e. Hadapi masalah yang ada satu persatu, jangan sekaligus,
berdasarkan prioritasnya.
f. Untuk sementara masalah menopause yang
menimbulkan perasaan khawatir itu dihilangkan dan
memusatkan pikiran pada sesuatu hal yang sangat
berbeda dan menyenangkan.
g. Menulis memo untuk diri sendiri untuk mengeluarkan
semua unek-unek mengenai situasi perubahan fisik dan
psikologik yang menimbulkan kekhawatiran, sikap-sikap
orang di lingkungan Anda dsb., Anda akan merasa lebih
enak dan dapat berpikir lebih rasional setelah emosi-
emosi negatif yang mendasari kekhawatiran bisa
terekspresikan dalam memo itu.
h. Menyesuaikan sikap.
Tanyalah pada diri sendiri, hikmah positif apa yang
dapat dipelajari saat masa menopause harus dihadapi.
Letakkan stressor tersebut dalam perspektif yang benar,

MENGATASI GANGGUAN PSIKOLOGIS | 115


jangan biarkan pikiran-pikiran negatif menguasai diri
dan hindari sikap pesimis.
i. Merubah lingkungan agar tidak lagi berada dalam
keadaan yang monoton.
j. Mencoba untuk memperbaiki penampilan agar lebih
segar dan tampil cantik.
k. Mempergunakan setiap waktu luang yang ada dengan
melakukan banyak kegiatan yang positif dan kreatif.
Dengan mengembangkan minat baru dan mempelajari
keahlian yang baru akan memberikan perasaan senang
bahwa ia bisa berprestasi.
l. Masuk kegiatan politik atau aktif dikegiatan sosial, serta
dapat memiliki atau menciptakan pekerjaan yang
menarik, atau mempunyai pekerjaan dengan penghasilan
yang tetap, akan dapat membuat seseorang merasa
dirinya berguna bagi orang lain dan meningkatkan
penghargaan terhadap diri sendiri.
m. Pelajarilah dan berlatihlah secara teratur teknik relaksasi
yang tepat, teknik-teknik meditasi, yoga dll.,.
n. Untuk mengatasi masalah pribadi dan lingkungan
psikososialnya, perlu konsultasi dengan psikolog atau
konsultasi ke Dokter sesuai dengan keluhan yang
dialaminya.

116 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
TUGAS AKHIR

Pilihlah salah satu jawaban yang Anda anggap benar dengan


memberi tanda (X) pada lembar jawaban

1. Seorang perempuan umur 27 tahun telah aktif mengikuti


kegiatan Ibu hamil di desanya, dia rajin membantu Ibu-Ibu
kader menyusun acara kesehatan. Sikap yang diperlihatkan pada
kasus tersebut adalah...
a. Fenomena psikologi sosial
b. Psikologi klinis
c. Mandiri
d. Bermasyarakat
e. Psikologi terbuka

2. Ketegangan yang dirasakan oleh seorang Ibu akan bertambah


bila ada pengaruh negatif lain tentang persalinan itu. Ada
baiknya untuk membantu mengatasi masalah psikologi pada
Ibu, ada beberapa kebutuhan wanita dalam masa persalinan
seperti dibawah ini, kecuali...
a. Asuhan fisik dan psikologis
b. Kehadiran seorang pendamping secara terus menerus/suami
c. Pengurangan rasa sakit
d. Memberi kepercayaan akan takhayul mengenai masa
persalinan
e. Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman

TUGAS AKHIR | 117


3. Seseorang yang selalu merasa ingin disanjung, dan selalu
merasa lebih baik dibandikan dengan orang lain, maka psikologi
yang dihadapai merupakan suatu kebutuhan...
a. Kebutuhan dicintai dan mencintai
b. Kebutuhan rasa aman
c. Kebutuhan biologis
d. Keutuhan aktualisasi diri
e. Kebutuhan social

4. Setiap manusia tentu menginginkan agar hidupnya eksis. Untuk


dapat hidup eksis ia harus senantiasa beradaptasi (menyesuaikan
diri) dengan lingkungan. Dengan penyesuaian diri ia akan
mengalami perubahan-perubahan ke arah yang lebih maju
(modern). Psikologi yang dialami dalam kasus ini adalah...
a. Maladaptive c. Psikologi
b. Adaptif d. ada kebutuhan
f. Sosial

5. Perubahan yang dialami Ibu selama kehamilan terkadang dapat


mengakibatkan stres antepartum sehingga bidan harus
memberikan asuhan kebidanan pada Ibu hamil agar dapat
menjalani proses kehamilan secarah normal dan perubahan yang
dialami Ibu hamil yaitu...
a. Ibu cenderung lebih bergantung dan lebih membutuhkan
perhatian
b. Ibu membutuhkan keterbukaan jiwa
c. Ibu tidak merasa khawatir terhadap apa yang terjadi pada
tubuhnya
d. Ibu telah memasuki masa psikologi
e. Ibu merasa bahagia dan siap menerima anaknya

6. Masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode


reproduktif ke periode non-reproduktif. Masa yang dialami
wanita ini adalah...
a. Fase lansia
b. Fase non produktif
c. Fase tingkat lanjut
d. Fase dewasa

118 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
e. Fase klimakterium
7. Lebih menekankan pada stres antepartum dalam pencapaian
peran Ibu dan megidentifikasi seorang wanita pada masa
pertama post partum memperlihatkan bahwa wanita akan lebih
dekat kepada bayinya dibanding dengan melakukan sesuatu
sebagai seorang Ibu pada umumnya.
Siapakah teori yang mengeluarkan pendapat di atas?
a. Teori Ramona marcer
b. Teori Reva Rubin
c. Teori Sigmud Fraud
d. Teori Alfred Adler
e. Teori Alfred Binet

8. Ibu yang hamil kurang waktu tidurnya akan bisa mempengaruhi


kondisi kesehatan. Karena waktu untuk beristirahatpun akan
berkurang. Apabila rasa stres yang muncul maka mempengaruhi
nafsu makan Ibu, akibatnya bisa berbahaya pada kesehatanya.
Pasokan makanan yang bergizi yang dibutuhkan Ibu dan janin
tentu berkurang karena pasokan makanan bergizi sudah kurang,
maka yang dikhawatirkan pertumbuhan janin akan terganggu.
Psikologi apakah yang dialami Ibu di atas?
a. Gangguan psikis
b. Emosional pada saat hamil
c. Kebiasaan Ibu hamil
d. Penyebab baby blues sindrom
e. Keluham pada Ibu hamil

9. Seorang gadis remaja yang mengalami kekerasan fisik


(pemerkosaan) pada satu Minggu yang lalu membuat gadis ini
mengalami kecemasan serta ketakutan yang tidak berujung
karena sudah jijik terhadap dirinya sendiri.
Psikologi yang dialami remaja di atas adalah?
a. Phobia
TUGAS AKHIR | 119
b. Paranoid
c. Trauma genetalia
d. Hypochondria
e. Amenhorea

10. Gangguan konsep diri adalah konsep diri negatif yang akan
cenderung membuat individu bersikap tidak efektif, ini akan
terlihat dari kemampuan interpersonal dan penguasaan
lingkungan dalam masyarakat.
Psikologis apakah yang dialami pada kasus di atas?
a. Insomnia
b. Gangguan konsep diri
c. Infantil
d. Aktivitas hipomanis semu
e. Psikologi pertu

120 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N
DAFTAR PUSTAKA

A.H, M. 1991. Ilmu Kesehatan Anak. In Ilmu Kesehatan Anak.


FKUI.

Ahmadi, A. 2005. Psikologi Perkembangan In Psikologi


Perkembangan. PT Asdi Mahasatya.

Gunarso, S. 1998. Psikologi Perkembangan dan Remaja. In


Psikologi Perkembangan dan Remaja. BPK Gunung Mulia.

Harlock, E. 1990. Psikologi Perkembangan Sepanjang Hayat. In


Psikologi Perkembangan Sepanjang Hayat. Erlangga.

Hurlock. 2007. Prinsip dan Praktek Pendidikan Anak Usia Dini. In


Prinsip dan Praktek Pendidikan Anak Usia Dini. Direktorat
PAUD.

Kartini, K. 1989. Psikologi abnormal & abnormal seksual. In


Psikologi abnormal & abnormal seksual. Mandar: Mandar
Maju.

Kartini, K. 1992. Psikologi Wanita Jilid I dan II. In Psikologi


Wanita Jilid I dan II. Mandar: Mandar Maju.

Kusmiati, S. 1990. Dasar-Dasar Perilaku. In Dasar-Dasar Perilaku


(I). Pusdiknakes Depkes RI.

Lerner, J. 2000. Learning Disabilities. In Learning Disabilities (9th


ed.). Hought Miffin Company.

Notoadmodjo, S. 2003. Pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu


DAFTAR PUSTAKA | 121
perilaku. In Pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku
(pp. 3–5). Andi offset.

Prawirohardjo, S. 1976. Ilmu Kebidanan, Fisiologi Nifas dan


Penanganannya. In Ilmu Kebidanan, Fisiologi Nifas dan
Penanganannya. Yayasan Bina Pustaka. (I, pp. 187–194)

Robert W Lent; Brown, S. D. 1992. Social cognitive variables in the


prediction of client motivation and attrition. In Social cognitive
variables in the prediction of client motivation and attrition.
Journal of Counseling Psychology. (p. 447).

Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. In Psiklogi Kesehatan.


Grasindo.

Sukarni, K. 2003. Kehamilan, Persalinan, dan Nifas. In Kehamilan,


Persalinan, dan Nifas. Nuhu Medika.

Susanti. 2008. Psikologi kehamilan. Penerbit buku kedokteran. In


Psikologi kehamilan. EGC.

Walgito, B. 1991. Pengantar Psikologi Umum. In Pengantar


Psikologi Umum (ke-3). Fak. Psikologi Universitas Gajah Mada

Widayatun, T. R. 1999. Ilmu Perilaku. In Ilmu Perilaku.


Infomedika.

122 | P S I K O L O G I K E B I D A N A N

Anda mungkin juga menyukai