Anda di halaman 1dari 163

1

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL MODUL : PRAKTIKUM ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA


BEBAN : 4 (Empat SKS)

Penyusun
1. Dewi Ratna Sulistina, S.ST., M.Keb.
2. Ainun Hanifa, S.Si.T.

Mengetahui dan menyetujui


Ketua Program Studi

(Siti Suciati, S.SiT, M.Keb)

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi hidayah,
kekuatan, kesehatan, dan ketabahan kepada kami sehingga penyusunan Modul Praktikum Asuhan
Neonatus, Bayi Dan Anak Balita ini terselesaikan.
Modul praktikum ini disusun dengan tujuan menyediakan petunjuk praktikum bagi mahasiwa
D3 Kebidanan Universitas Tulungagung sesuai standart kompetensi mata ajar Asuhan Neonatus, Bayi
Dan Anak Balita dalam melaksanakan pembelajaran sesuai kurikulum.
Dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan modul ini yang tak dapat kami sebutkan
satu persatu dan semoga penyusunan modul praktikum ini akan bermanfaat untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan prodi D3 Kebidanan Universitas
Tulungagung.
Apa yang telah penyusun tuangkan dalam penyusunan Modul Praktikum Asuhan Neonatus,
Bayi Dan Anak Balita, kemungkinan masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik yang sifatnya
membangun sangat penyusun harapkan.

Penyusun

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................................1

LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................................................2

KATA PENGANTAR .......................................................................................................3

PETUNJUK UMUM PELAKSANAAN PRAKTIKUM ....................................................5

DESKRIPSI PENETAPAN SKOR SIKAP (ATTITUDE) ..................................................6

1. Jobsheet pengkajian fisik bayi baru lahir ............................................................................8


2. Jobsheet rencana asuhan bayi 2-6 hari cara pemberian minum ASI yang
benar pada bayi baru lahir ..................................................................................................21
3. Jobsheet rencana asuhan bayi 2-6 hari memandikan bayi baru lahir ...................................27
4. Jobsheet rencana asuhan bayi 2-6 hari meningkatkan kualitas tidur
dengan pijat bayi................................................................................................................34
5. Jobsheet pemantauan pertumbuhan neonatus, bayi dan anak balita.....................................44
6. Jobsheet pemantauan tumbuh kembang neonatus, bayi dan anak balita
dengan Denver Developmental Screening Test (DDST) .....................................................52
7. Jobsheet pemantauan tumbuh kembang neonatus, bayi dan anak balita
dengan Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) ..............................................................59
8. Jobsheet asuhan neonatus, bayi dan anak balita hypothermi dengan
Kangaroo Mother Care (KMC) atau perawatan bayi lekat .................................................103
9. Jobsheet resusitasi pada neonatus dan bayi baru lahir dengan asfiksia
neonatorum........................................................................................................................108
10. Jobsheet asuhan neonatus, bayi dan anak balita sindrom gangguan
pernafasan dengan pemberian headbox ..........................................................................119
11. Jobsheet asuhan neonatus, bayi dan anak balita infuse umbilicus (tali
pusat) 123
12. Jobsheet asuhan neonatus, bayi dan anak balita resiko tinggi ikterus ..................................130
13. Jobsheet asuhan neonatus, bayi dan anak balita hypothermi dengan
Incubator Hygiene Sanitasi dan Neutral Environment....................................................139
14. Jobsheet pemberian imunisasi hepatitis B (HB) jenis uniject, BCG,
POLIO, DPT-HB dan CAMPAK ...................................................................................142

4
PETUNJUK UMUM PELAKSANAAN PRAKTIKUM

I. Ketentuan Umum :
1. Praktikum ini diperuntukkan bagi mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah reguler sesuai
dengan mata praktikum yang dipraktikumkan.
2. Peserta yang mengulang, diperlakukan sama dengan peserta regular, dan tidak harus
menempuh lagi mata kuliah tersebut.
3. Peserta praktikum (praktikan) mengikuti seluruh rangkaian dan tata tertib selama pelaksanaan
praktikum
4. Praktikan datang 15 menit sebelum praktikum dimulai
5. Praktikan menggunakan seragam sesuai ketentuan

II. Petunjuk Praktikum


1. Fasilitator menentukan topik pembelajaran praktikum yanag akan dilakukan
2. Fasilitator membagi peserta didik dalam beberapa kelompok
3. Fasilitator menunjuk beberapa mahasiswa untuk menjelaskan dan mendemonstrasikan perasat
yang telah ditentukan
4. Fasilitator menilai dan mengamati peserta didik yang telah melakukan demonstrasi dan
mengingatkan serta membantu mahasiswa jika mahasiswa salah atau kesulitan dalam
melakukan perasat
5. Setelah fasilitator memberi kesempatan kepada beberapa peserta didik untuk melakukan
perasat, fasilitator membagi peserta didik dalam beberapa kelompok dan meminta kepada
mahasiswa yang sudah mendemonstrasikan perasat untuk menjadi pemimpin yang bertugas
menilai dan membantu temanya.
6. Fasilitator meminta semua peserta didik untuk melakukan perasat berdasarkan kelompok
masing-masing

III. Tugas Mahasiswa


1. Mahasiswa wajib mempelajari materi praktikum sebelum masuk laboratorium
2. Mahasiswa dalam kelompok wajib melakukan perasat dan dapat menghubungi fasilitator jika
diperlukan dalam penguatan pelaksanaan prosedur yang dilakukan
3. Mahasiswa diharapkan aktif dalam berlatih untuk melakukan keterampilan yang telah
ditetapkan bersama kelompoknya masing-masing

IV. Tugas Fasilitator


1. Menjelaskan keterampilan yang akan dilatih kepada mahasiswa pada awal pertemuan
2. Memfasilitasi dan mendampingi mahasiswa pada saat kegiatan dilaboratorium
3. Membagi kelompok untuk berperan sebagai ketua kelompok dan demonstrator dari setiap
keterampilan yang diajarkan
4. Melakukan evaluasi dari masing-masing kelompok terkait dengan pencapaian keterampilan
yang diharapkan

V. Evaluasi Praktikum
Evaluasi praktikum mencakup kemampuan Kognitif, Attitut dan Psikomotor
1. Evaluasi kognitif skill dengan soal pre test maximal 7 hari sebelum praktikum
2. Evaluasi Attitut skill dengan skor sikap sesuai kriteria penilaian sikap
3. Evaluasi psikomotor sesuai dengan cheklist

5
DESKRIPSI PENETAPAN SKOR SIKAP (ATTITUDE)

No Komponen Deskripsi Skor Perolehan

5 4 3 2 1
1. Disiplin Mentaati Mentaati semua Mentaati Peraturan kerja Peraturan
semua peraturan kerja semua kadang-kadang kerja sering
peraturan secara konsisten peraturan dilanggar dilanggar
kerja secara dengan sedikit kerja dengan meskipun di meskipun di
konsisten pengawasan dari pengawasan awasi awasi
tanpa instruksi guru guru
dan
pengawasan
guru
2. Kejujuran Selalu jujur jujur selama Kadang- Kadang-kadang Sering tidak
diawasi kadang jujur tidak jujur jujur
walaupun
diawasi
3. Kerjasama Dapat Bisa bekerjasama Dapat Hanya dapat Tidak dapat
bekerjasama dengan group bekerjasama bekerjasama bekerjasama
dengan semua tertentu tanpa dalam group dengan walaupun
pihak (sesama pengawasan kerja selama fasilitator dalam
teman diawasi guru group kerja
maupun
fasilitator
4. Mengakses Dapat Dapat mengakses Kadang- Dapat Kurang
dan meng- mengakses informasi tapi kadang memanfaatkan mampu
organisasi dan kurang mencari informasi baru mengakses
informasi memanfaatkan memanfaatkannya informasi tetapi terlambat informasi
informasi baru baru
terbaru
5. Tanggung Dapat bertanggung Kadang- Bertanggung Kurang
Jawab bertanggung jawab tetapi kadang jawab selama bertanggung
jawab dalam hanya sebagian bertanggung menguntungkan jawab pada
segala saja jawab jika dan diawasi kewajiban
kewajiban diawasi
6. Memecahkan dapat dapat Dapat Dapat Semua
Masalah memecahkan memecahkan memecahkan memecahkan masalah
masalah masalah dengan sebagian sebagian diselesaikan
dengan baik baik atas besar masalah walau selalu
tanpa bimbingan masalah tanpa dengan
bimbingan tanpa bimbingan bantuan
bimbingan penuh
7. Kemandirian dapat belajar Dapat belajar Kadang- Kadang-kadang Kurang
sendiri tanpa sendiri dengan kadang mandiri jika di mampu
pengawasan pengawasan guru dapat belajar awasi bekerja
guru mandiri mandiri
8. Ketekunan tekun tanpa Tekun selama Kadang- Kadang-kadang Kurang
harus dibimbing kadang kurang tekun tekun walau
dibimbing tekun walau dibimbing
dibimbing

6
Prosentase Penilaian
1. Kognitif skill (pretest) : 25 %
2. Psikomotor skill : 50 %
3. Attitud skill : 25%

Kriteria penilaian:
HURUF MUTU RANGE ANGKA MUTU
A 80 – 100 3,51− 4,00
B 70 – 79 2,76 − 3,50
C 60 – 69 2,00 − 2,75
D 50 – 59 1,00 – 1,99
E 0 – 49 0,00 – 0,99

7
JOB SHEET
PENGKAJIAN FISIK BAYI BARU LAHIR

A. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu memberikan asuhan pada bayi usia 2-6 hari dengan pokok bahasan
pengumpulan data pengkajian fisik bayi baru lahir.

B. KOMPETENSI DASAR
Setelah praktikum mahasiswa mampu melakukan pengkajian fisik pada bayi baru lahir
sesuai dengan prosedur job sheet dan daftar tilik.

C. DESKRIPSI
Job Sheet ini memberikan pedoman tentang praktek laboratorium dan klinik pada
pengkajian fisik bayi baru lahir.

D. INDIKATOR
1. Mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk pengkajian fisik bayi baru lahir sesuai dengan
pedoman yang telah diberikan.
2. Mahasiswa dapat melaksanakan pengkajian fisik bayi baru lahir dengan benar sesuai dengan
prosedur yang ada pada job sheet.

E. WAKTU
Diharapkan dalam waktu 240 menit mahasiswa dapat melaksanakan pengkajian fisik bayi
baru lahir.

F. PRASARAT
Sebelum mahasiswa melaksanakan praktikum ini, mahasiswa harus lulus pretest dengan
nilai minimal 70. Mahasiswa perlu merujuk kembali pada modul KDPK, pertolongan persalinan
normal, dan bayi baru lahir.

G. DASAR TEORI
1. Pengertian
Pengkajian /pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari
seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil
pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan
membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. Biasanya,
pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir pada
anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi,
dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti tes neurologi.
2. Tujuan Dan Prinsip Pemeriksaan Fisik
Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan atau perawat
yang bertujuan untuk memastikan normalitas dan mendeteksi adanya penyimpangan dari
normal. Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir :
a. Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan
b. Prosedur tindakan
c. Teknik pemeriksaan antropometri
d. Teknik pemeriksaan fisik
3. Waktu Pemeriksaan BBL
a. Setelah lahir saat bayi stabil (sebelum 6 jam)
b. Pada usia 6-48 jam (kunjungan neonatal 1)
c. Pada usia 3-7 hari (kunjungan neonatal 2)
d. Pada usia 8-28 hari (kunjungan neonatal 3)

8
9
10
H. KESELAMATAN KERJA
1. Patuhi prosedur pekerjaan
2. Pastikan privacy klien benar - benar terjaga.
3. Lakukan pencegahan infeksi dengan cara cuci tangan sebelum dan setelah melakukan
tindakan.
4. Perhatikan kenyamanan klien
5. Bertindak lembut dan hati-hati pada saat melakukan tindakan.
6. Perhatikan keadaan bayi sebelum bekerja agar tindakan dapat dilaksanakan dengan baik.
7. Letakkan bayi dan alat-alat pada tempat yang terjangkau, sistematis dan aman.

I. PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Persiapan
a. Persiapan alat dan tempat
1) Alat yang digunakan untuk memeriksa:
a) Lampu yang berfungsi untuk penerangan dan memberikan kehangatan.
b) Air bersih, sabun, handuk kering dan hangat
c) Kapas dan tempatnya
d) Senter/ pen light
e) Sarung tangan bersih (tidak perlu steril)
f) Kain bersih/ bedong

11
g) Stetoskop
h) Jam dengan jarum detik
i) Termometer
j) Bengkok
k) Timbangan bayi
l) Pengukur panjang bayi
m) Pengukur lingkar kepala.
n) Pengukur LiLA
2) Tempat
Pemeriksaan dilakukan di tempat yang datar, rata, bersih, kering, hangat dan terang
b. Persiapan diri
1) Sebelum memeriksa bayi, cucilah tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan dengan lap bersih dan kering atau dianginkan. Jangan
menyentuh bayi jika tangan anda masih basah dan dingin.
2) Gunakan sarung tangan jika tangan menyentuh bagian tubuh yang ada darah seperti
tali pusat atau memasukkan tangan ke dalam mulut bayi.
3) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir setelah pemeriksaan kemudian
keringkan
4) Untuk menjaga bayi tetap hangat, tidak perlu menelanjangi bayi bulat-bulat pada
setiap tahap pemeriksaan. Buka hanya bagian yang akan diperiksa atau diamati
dalam waktu singkat untuk mencegah kehilangan panas.
c. Persiapan keluarga
Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang apa yang akan dilakukan dan kemudian
hasilnya setelah selesai.
2. Langkah Kerja

No Langkah Keypoint
PERSIAPAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan
salam BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan serta  Gunakan bahasa yang
prosedur yang dilakukan dalam pemeriksaan fisik pada bayi baru jelas dan mudah di
lahir. pahami oleh klien.
 Lakukan informed
consent.
3. Melakukan anamnesa riwayat ibu meliputi faktor genetik, faktor  Mengumpulkan data
lingkungan, sosial, faktor ibu dan perinatal, faktor neonatal. subyektif.
4. Siapkan bahan, peralatan dan perlengkapan. Susun alat dan bahan  Susun secara
secara berurutan dan periksa kelengkapannya serta letakkan pada argonomis
tempat yang mudah dijangkau. perlengkapan untuk
memudahkan dalam
bekerja.
5. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti septic
(gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air mengalir, lalu  Perlindungan diri
pasang sarung tangan (handscoen).

PELAKSANAAN TINDAKAN
6. Meletakkan bayi pada tempat yang rata/tempat tidur  Atur posisi bayi dalam

12
(mengupayakan tempat untuk pemeriksaan aman, menghindari posisi terlentang
bayi terjatuh) dan di bawah lampu terang.
7.  Pastikan pencahayaan baik dan bayi dalam keadaan hangat.  Perhatikan dengan
 Gunakan lampu sorot untuk menghangatkan bayi (jarak cermat dan teliti
lampu sorot dengan bayi 60 cm).
 AC dan kipas angin tidak boleh di hidupkan.

8. Penilaian Apgar Score  Perhatikan dengan


cermat dan teliti

Menentukan hasil penilaian, sebagai berikut :


1). Adaptasi baik : skor 7-10
2). Asfiksia ringan-sedang : skor 4-6
3). Asfiksia berat : skor 0-3

9. Penilaian Ballard Score  Hasil pemeriksaan


 Maturitas fisik

 Maturitas neuromuskuler

13
10. Penilaian Downe Score  Hasil pemeriksaan :
1. Skor < 4 : tidak
ada gawat napas
2. Skor 4-7 : gawat
napas
3. Skor > 7 :
ancaman gagal
napas
(pemeriksaan gas
darah harus
dilakukan).

11. Lihat postur, tonus dan aktivitas.  Posisi tungkai dan


lengan fleksi.
 Bayi sehat akan
bergerak aktif
12. Kulit  Wajah, bibir dan
 Perhatikan kondisi kulit bayi. selaput lendir, dada
 Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir. harus berwarna
 Periksa adanya pembengkakan. merah muda, tanpa
 Prhatikan adanya vernik kaseosa (kulit ari) adanya kemerahan
 Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada atau bisul.
bayi premature (kurang bulan).
13. Hitung pernapasan dan lihat tarikan dinding dada ke dalam ketika Frekuensi napas
bayi sedang tidak menangis normal 40-60 kali
per menit.
 Tidak ada tarikan
dinding dada
kedalam yang kuat
14. Hitung denyut jantung dengan meletakkan stetoskop di dada kiri  Frekuensi denyut
setinggi apeks kordis jantung normal 120-
160 kali per menit.
15. Lakukan pengukuran suhu ketiak dengan termometer  Suhu normal adalah
36,5-37,5 ºC
16. Kepala  Bentuk kepala kadang
 Raba sepanjang garis sutura dan fontanela, apakah ukuran asimentris karena
dan tampilannya normal. Fontanela yang besar dapat terjadi penyesuaian pada saat
akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan fontanela proses persalinan,
yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. umumnya hilang
 Periksa adanya trauma kelahiran misalnya : caput dalam 48 jam.
suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan/fraktur tulang  Ubun-ubun besar rata
tengkorak. atau tidak membonjol,

14
dapat sedikit
membonjol saat bayi
menangis.
 Dalam melakukan
pemeriksaan dan
perawatan pada bayi
caput suksedaneum
dan cephalhematoma
bayi tetap di box bayi
Gambar caput suksedaneum dan jangan diangkat-
angkat, pencegahan
infeksi, jangan masase
benjolan, lakukan
kompres dingin hari
pertama dan kompres
hangat pada hari
kedua sampai
keempat, pemberian
vit.K.
 Benjolan caput
suksedaneum akan
menghilang sendiri
setelah sampai 3
Gambar cephalhematoma
minggu tanpa
 Perhatikan adanya kelainan congenital seperti : anensefali, pengobatan.
mikrosefali.
 Benjolan
cephalhematoma akan
menghilang sendiri
setelah 2-8 minggu
tanpa pengobatan dan
ada gejala sisa berupa
benjolan keras sampai
1-2 tahun.
17. Mata  Tidak ada
 Periksa jumlah, posisi, atau letak mata. kotoran/secret.
 Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum  Perhatikan dengan
sempurna. cermat dan
 Periksa adanya glaucoma congenital, mulanya akan tampak teliti tentang adanya
sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan kornea. kelainan seperti mata
 Periksa adanya trauma seperti : palbepra, perdarahan juling,katarak, dll.
konjungtiva atau retina.
 Periksa adanya secret pada mata, konjungtivis oleh kuman
gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan
kebutaan.
18. Telinga  Perhatikan dengan
 Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisi telinga. cermat dan teliti
 Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang. Daun mengenai
telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang kesimetrisan, reflek
jelas di bagian atas. pendengaran yang
 Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya baik, dll.
rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang mengalami
sindrom tertentu (pierre robin).

19. Hidung  Lakukan dengan


 Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan cermat dan
lebarnya lebih dari 2,5 cm. teliti mengenai
 Bayi harus bernafas dengan hidung, jika melalui mulut harus kesimetrisan, adanya
di perhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan nafas karena fraktur tulang hidung,
fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke dll.
nasofaring.
 Periksa adanya secret yang mukopurulen yang terkadang
berdarah, hal ini kemungkinan adanya sifilis congenital.
 Periksa adanya pernafasan cuping hidung, jika cuping hidung
mengembang menunjukkan adanya gangguan pernafasan.

15
20. Mulut  Perhatikan dengan
 Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisi mulut. cermat dan
 Perhatikan apakah mukosa mulut bayi kering atau basah. teliti adanya bercak
 Perhatikan adanya bercak putih pada lidah bayi. pada mukosa mulut,
 Perhatikan reflex menghisap bayi. palatum dan pipi,dan
 Perhatikan adanya kelainan seperti : labioskizis dan kelainan lainnya
labiopalatoskiis (suatu saluran abnormal yang melewati  Bibir, gusi, langit-
langit-langit mulut dan menuju saluran udara ke hidung. langit utuh dan tidak
 Pemeriksaan gerak reflek menghisap (sucking reflex). ada bagian yang
Refleks menghisap dilakukan oleh bibir yang mendapat terbelah.
rangsangan, misalnya sentuhan susu ibu. Rangsangan ini  Nilai kekuatan isap
sebenarnya menimbulkan dua respons yang berkaitan dengan bayi. Bayi akan
menghisap. (1) terbentuk tekanan negatif di dalam oral menghisap kuat jari
sehingga timbul aksi menghisap, dan (2) lidah akan pemeriksa.
menimbulkan tekanan positif, lidah akan menekan ke arah
atas dan sedikit ke arah depan dengan setiap aksi menghisap.
Setelah diberi rangsangan yang sesuai akan terjadi
serangkaian gerakan menghisap, masing-masing gerakan ini
terdiri dari penerapan tekanan positif dan negatif secara
serentak.
 Pemeriksaan gerak reflek pencarian (search reflex). Refleks
ini pada umumnya dapat ditimbulkan dengan sentuhan
lembut pada daerah sekitar mulut.

21. Leher  Lakukan dengan


 Leher bayi biasanya pendek dan harus di periksa cermat dan
kesimetrisannya.Jika terdapat keterbatasan pergerakannya teliti mengenai adanya
kemungkinan ada kelainan tulang leher. pembesaran vena
 Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan jugulari, limfe, nyeri
kerusakan pada fleksus brakhialis. tekan, dll.
 Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya
pembengkakan dan pembesaran kelenjar tyroid dan vena
jugularis.
 Reflek tidak simetrik leher (asymmetrical tonic neck reflex).
Bayi dalam keadaan telungkup. Jika kepala bayi diputar ke
salah satu sisi atau yang lainnya, maka anggota tubuh yang
searah dengan perputaran tersebut akan membuka,
sedangkan anggota tubuh pada arah berlawanan akan
menutup. Gerak refleks ini biasanya paling bertahan hingga
bayi berusia 2 s/d 3 bulan, selanjutnya akan menghilang.

 Pemeriksaan gerak refleks simetrik leher (symmetrical tonic


neck reflex). Menempatkan bayi dalam posisi duduk yang
ditumpu (dipegang orang dewasa). Jika bayi dimiringkan
cukup jauh ke belakang, maka leher akan memanjang, yang
sesuai dengan refleks membuka tangan dan menutup kaki.
Namun, apabila dimiringkan ke depan maka terjadi refleks

16
yang sebaliknya.

22. Dada  Lakukan dengan


 Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernafas. Apabila cermat dan
tidak simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, teliti mengenai
paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernafasan yang kesimetrisan,frekuensi
normal dinding dada dan abdomen bergerak secara napas, dll.
bersamaan. Tarikan perlu diperhatikan.
 Pada bayi cukup bulan, putting susu sudah terbentuk dengan
baik dan payudara tampak membesar (keadaan yang normal)
karena masih di pengaruhi oleh hormone ibunya.
23. Tangan  Hitung jumlah jari
 Kedua tangan harus sama panjang. tangan
 Periksa dengan cara meluruskan kedua lengan ke bawah.  Lihat gerakan
 Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang ekstremitas simetris
kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur atau tidak
(klavikula dan humerus) dan fleksus brachialis.  Penanganan fleksus
 Periksa jumlah jari, apakah adanya polidaktili (jari berlebih) brachialis :
atau polidaktili (jari lengket). 1) Bila Paresis/paralisis
 Telapak tangan harus dapat terbuka. Duchebe-erb :
 Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi Lakukan immobilisasi
atau tercabut sehingga menimbulkan luka dan perdarahan. parsial selama 10-14
 Pemeriksaan gerak reflek telapak tangan (palmar grasp hari. Letakkan lengan
reflex). Respons yang ditampilkan terhadap rangsangan yang atas dalam posisi
halus pada telapak tangannya. Apabila telapak tangan abduksi 90° dalam
dirangsang dengan apa saja, maka keempat jari tangan secara putaran keluar. Siku
spontan akan menutup, meskipun ibu jari tidak memberikan berada dalam fleksi
respons terhadap rangsangan ini. 90° dengan supinasi
lengan bawah dan
ekstensi pergelangan
dan telapak tangan
menghadap kedepan
dan penempatan
lengan yang sesuai
dengan mencegah
terjadinya kontraktor.
2) Bila Paresis Klumpke
 Pemeriksaan gerak refleks kedua telapak tangan (palmar
: Lakukan rujukan
mandibular reflex). Menerapkan tekanan secara serentak
terhadap telapak dari masing-masing tangan, sehingga akan untuk tindakan
pembedahan (operasi)
menimbulkan semua atau salah satu dari respons berikut:
mulut terbuka, mata tertutup, dan leher menekuk. Gerak 3) Berikan penguat atau
bidai selama 1-2
refleks ini juga timbul jika tangan bayi itu dirangsang.
minggu pertama
Refleks ini biasanya hilang setelah bayi berumur 3 bulan.
kehidupan. Letakkan
tangan bayi yang
lumpuh di samping
kepalanya yaitu
dengan memasang
verband pada
pergelangan tangan
bayi.
 Pemeriksaan gerak reflek moro (moro reflex).  Penanganan fraktur
Menelentangkan bayi di atas kasur. Rangsangan ini akan klavikula dan humerus :
membuat lengan, jari-jari, dan kaki meregang. lakukan posisi abduksi
600 pada lengan bahu
pada sisi yang sakit dan
fleksi pergelangan siku

17
900 dalam stanhoera
menopang bahu
belakang dengan
memasang ransel
verband.

24. Abdomen  Lakukan dengan


 Lihat dan raba perut cermat dan
 Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan teliti mengenai cekung
dengan gerakan dada saat bernafas. atau
 Kaji adanya pembengkakan tidak,kesimetrisan, dll.
 Jika perut sanga cekung kemungkinan terdapat hernia  Perut bayi datar,
diafragma. teraba lemas.
 Abdomen yang membuncit kemungkinan karena tumor atau  Tidak ada perdarahan,
lain sebagainya. pembengkakan,
 Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis nanah, bau yang tidak
vesikalis, omfalokel atau ductus omfaloentriskus persisten. enak pada tali pusat
 Lihat tali pusat. atau kemerahan
sekitar tali pusat.
 Penanganan
perdarahan tali pusat :
Tekankan kasa pada
sumber perdarahan,
bersihkan dengan
menggunakan spons,
bungkus tali pusat
dengan menggunakan
kasa steril, lakukan
observasi.
25. Genetalia  Tanyakan pada bayi
 Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4cm dan lebar 1-1,3cm. apakah bayi sudah
 Periksa posisi lubang urethra. buang air kecil.
 Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan  Lakukan dengan
fimosis. cermat dan teliti.
 Periksa adanya hipospadia dan epispadia.
 Skrotum harus di palpasi untuk memastikan jumlah testis ada
2 buah.
 Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi
labia minora.
 Lubang urethra terpisah dengan lubang vagina.
 Terkadang tampak adanya secret yang berdarah dari vagina,
hal ini disebabkan olerh pengaruh hormon ibu.
26. Anus/rectum  Lakukan dengan
 Periksa adanya kelainan atresia ani dan kaji posisi anus cermat dan
tersebut. teliti apakah ada
 Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika lubang
samapai 48 jam belum keluar kemungkinan adanya anus,mekonium, dll.
mekonium plug sindrom, megakolon atau obstruksi saluran  Hindari memasukkan
pencernaan. alat atau jari dalam
memeriksa anus.
 Tanyakan pada ibu
apakah bayi sudah
buang air besar.
27. Ekstremitas bawah  Lakukan dengan
 Ekstremitas bawah normalnya pendek, bengkok dan fleksi cermat dan
dengan baik, nadi fermoralis dan pedis normalnya ada. teliti adanya tanda-
 Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. tanda kelainan.
 Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya  Hitung jumlah jari
dan bandingkan. kaki
 Kedua tungkai haris dapat bergerak bebas, kurangnya  Lihat gerakan
gerakan berkaitan dengan adanya trauma seperti : fraktur dan ekstremitas simetris

18
kerusakan neurologis. atau tidak
 Pemeriksaan gerak refleks telapak kaki (plantar grasp
reflex). Menerapkan sedikit tekanan, biasanya dengan ujung
jari, pada tumit kaki, yang membuat seluruh jari kaki
menutup. gerakan menutup ini sebagai upayanya untuk
menangkap rangsangan.

 Pemeriksaan gerak refleks berjalan kaki (stepping reflex).


Mengangkat bayi pada posisi tegak dengan kaki menyentuh
lantai. Tekanan pada telapak kaki akan membuat kaki
mengangkat dan selanjutnya diturunkan. Aksi kaki ini sering
muncul secara bergantian, dan oleh karena mirip dengan
gerakan berjalan yang masih pemula.
 Pemeriksaan gerak refleks berenang (swimming reflex). Bayi
harus dipegang dalam posisi telungkup (horizontal) seperti di
atas sebuah permukaan meja atau lantai, di atas air, atau di
dalam air. Respons terhadap rangsangan ini adalah gerakan
tangan dan kaki seperti berenang yang terkoordinasi dengan
sangat baik. Gerakan-gerakan ini dapat diamati mulai dari
minggu ke 2 setelah lahir dan akan tetap bertahan hingga
bayi berumur 5 bulan.
28. Punggung  Kulit terlihat utuh,
 Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi,cari adanya tidak terdapat lubang
tanda-tanda abnormalitas seperti: spina bifida, dan benjolan pada
pembengkakan atatu cekungan, lesung atau bercak kecil tulang belakang.
berambut yang dapat menunjukkan adanya abnormalitas
medukla spinalis atau kolumna vertebra.
29. Timbang bayi  Berat lahir 2,5-4 kg.
 Timbang bayi dengan menggunakan selimut, hasil dikurangi  BB < 2.500 gram
selimut (BBLR)
 BB > 3500 gram
(makrosomia)
 Dalam minggu
pertama, berat bayi
mungkin turun dahulu
baru kemudian naik
kembali dan pada usia
2 minggu umumnya
telah mencapai berat
lahirnya. Penurunan
berat badan maksimal
untuk bayi baru lahir
cukup bulan maksimal
10% untuk bayi
kurang bulan
maksimal 15%
30. Mengukur panjang badan, lingkar dada dan lingkar kepala bayi  Panjang lahir normal
48-52 cm
 Lingkar dada normal
30-33 cm
 Lingkar kepala normal
33-37 cm
 Bila diameter kepala
lebih besar 3cm dari
lingkar dada
(hidrosefalus),
diameter kepala lebih

19
kecil 3cm dari lingkar
dada (mikrosefalus)
31. Menjelaskan pada ibu / keluarga tentang hasil pemeriksaanya.  Beritahukan keluarga
hasil pemeriksaan
secara lengkap
32. Menilai cara menyusui, minta ibu untuk menyusui bayinya  Kepala dan badan
dalam garis lurus,
wajah bayi
menghadap payudara,
ibu mendekatkan bayi
ke tubuhnya.
 Bibir bawah
melengkung keluar,
sebagian besar areola
berada di dalam mulut
bayi.
 Menghisap dalam dan
pelan kadang disertai
berhenti sesaat.
33. Rapikan alat dan rapikan ruangan.
34. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti septic
(gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air mengalir.  Perlindungan diri

DOKUMENTASI
35. Mencatat seluruh hasil pengkajian dalam catatan perkembangan

J. TUJUAN AKHIR
Tanpa menggunakan Job sheet, mahasiswa mampu melakukan langkah-langkah
pengkajian fisik bayi baru lahir dengan tepat sesuai standar.

K. DAFTAR PUSTAKA
1. Ballard JL, Khoury JC, Wedig K, et al: New Ballard Score, expanded to include extremely
premature infants. J Pediatrics 1991; 119:417-423.
2. Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
3. Jitowiyono Sugeng, S. Kep.Ns, Kristiyanasari Weni, S.Kep.Ns. 2010. Asuhan Keperawatan
Neonatus dan Anak.Yogyakarta ; Numed.
4. Kemenkes RI. 2010. Buku saku pelayanan kesehatan neonatal esensial pedoman teknis
pelayanan kesehatan dasar. Jakarta : Kemenkes RI.
5. Mitayani. 2010. Mengenal bayi baru lahir dan penatalaksanaannya. Padang; Baduose Media.
6. Nur, M. 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Yogyakarta; Fitramaya.
7. Oski's Pediatrics: Principles and Practice, 3rd Edition (June 1999): By Julia A. McMillan
(Editor), Catherine D. Deangelis (Editor), Ralph D. Feigin (Editor), Joesph B. Warshaw
(Editor), Frank A. Oski (Editor), Joseph B. Warshaw By Lippincott Williams & Wilkins
Publishers.
8. Rudolph, Abraham M., dkk. 2007. Buku Ajar Pediatri Rudolph Volume 3. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran ECG.
9. Saifuddin A.B .2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
10. Universitas Indonesia. 2014. Pemeriksaan fisik pada bayi dan balita. Jakarta : Departemen
Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Dr. Cipto
Mangunkusumo.
11. Varney‘s. 1997. Midwifery.
12. Wiknojosastro, H. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
.

20
JOB SHEET
RENCANA ASUHAN BAYI 2-6 HARI
CARA PEMBERIAN MINUM ASI YANG BENAR PADA BAYI BARU LAHIR

A. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu memberikan asuhan pada bayi usia 2-6 hari dengan pokok bahasan
cara pemberian minum ASI yang benar.

B. KOMPETENSI DASAR
Setelah praktikum mahasiswa mampu melakukan pemberian minum ASI yang benar
pada bayi baru lahir sesuai dengan prosedur job sheet dan daftar tilik.

C. DESKRIPSI
Job Sheet ini memberikan pedoman tentang praktek laboratorium dan klinik pada
pemberian minum ASI yang benar pada bayi baru lahir.

D. INDIKATOR
1. Mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk pemberian minum ASI yang benar pada bayi baru
lahir sesuai dengan pedoman yang telah diberikan.
2. Mahasiswa dapat melaksanakan pemberian minum ASI yang benar pada bayi baru lahir
dengan benar sesuai dengan prosedur yang ada pada job sheet.

E. WAKTU
Diharapkan dalam waktu 120 menit mahasiswa dapat melaksanakan pemberian minum
ASI yang benar pada bayi baru lahir.

F. PRASARAT
Sebelum mahasiswa melaksanakan praktikum ini, mahasiswa harus lulus pretest dengan
nilai minimal 70. Mahasiswa perlu merujuk kembali pada modul KDPK, pertolongan persalinan
normal, dan bayi baru lahir.

G. DASAR TEORI
1. Pengertian ASI
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi hingga berusia 6 bulan.
Komposisi zat gizi dan zat yang melindungi tubuh (memberikan kekebalan tubuh) yang
terkandung dalam ASI menyebabkan bayi tumbuh dan berkembang secara optimal selama
tahun pertama..
2. Pedoman Menyusui (WHO/UNICEF, Breast Feeding Promotion and Support, 2005)
a. Mulai menyusui segera setelah lahir (dalam waktu satu jam).
b. Jangan berikan makanan atau minuman lain kepada bayi (misalnya air, madu, larutan air
gula atau pengganti susu ibu) kecuali diinstruksikan oleh dokter atas alasan-alasan medis;
sangat jarang ibu tidak memiliki air susu yang cukup sehingga memerlukan susu
tambahan (Enkin, et al, 2000).
c. Berikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidupnya dan baru dianjurkan untuk
memulai pemberian makanan pendamping ASI setelah periode eksklusif tersebut.
d. Berikan ASI pada bayi sesuai dorongan alamiahnya baik siang maupun malam (8-10 kali
atau lebih, dalam 24 jam) selama bayi menginginkannya.
3. Sepuluh Langkah Sukses Menyusui
a. Memiliki kebijakan tertulis mengenai pemberian ASI yang secara rutin disampaikan
kepada semua petugas kesehatan.
b. Melatih semua staf pelayanan kesehatan dalam keterampilan yang diperlukan untuk
menerapkan kebijakan ini.
c. Memberitahu semua ibu hamil tentang manfaat dan penatalaksanaan menyusui.
d. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam waktu setengah jam setelah melahirkan.
e. Tampilkan ibu bagaimana cara menyusui dan cara mempertahankan menyusui meski ibu
dipisah dari bayi mereka.

21
f. Berikan bayi baru lahir tidak ada makanan atau minuman lain selain ASI, kecuali ada
indikasi medis.
g. Praktek rooming-in memungkinkan ibu dan bayi tetap bersama-24 jam sehari.
h. Mendorong menyusui on demand.
i. Berikan no puting buatan atau dot (juga disebut dummies atau soothers) untuk menyusui
bayi.
j. Pembentukan kelompok pendukung menyusui dan merujuk ibu menghubungi mereka
setelah pulang dari rumah sakit atau klinik.

H. KESELAMATAN KERJA
1. Patuhi prosedur pekerjaan
2. Pastikan privacy klien benar - benar terjaga.
3. Lakukan pencegahan infeksi dengan cara cuci tangan sebelum dan setelah melakukan
tindakan.
4. Perhatikan kenyamanan klien
5. Bertindak lembut dan hati-hati pada saat melakukan tindakan.
6. Perhatikan keadaan bayi sebelum bekerja agar tindakan dapat dilaksanakan dengan baik.
7. Letakkan bayi dan alat-alat pada tempat yang terjangkau, sistematis dan aman.

I. PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Persiapan
a. Persiapan alat dan tempat
1) Alat yang digunakan untuk menyusui :
a) Lampu yang berfungsi untuk penerangan dan memberikan kehangatan.
b) Air bersih, sabun, handuk kering dan hangat
c) Sarung tangan bersih
d) Kain bersih
2) Tempat
Ruangan yang tertutup, bersih, kering, hangat dan terang
b. Persiapan diri
1) Sebelum memegang bayi, cucilah tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan dengan lap bersih dan kering atau dianginkan. Jangan
menyentuh bayi jika tangan anda masih basah dan dingin.
2) Gunakan sarung tangan jika tangan menyentuh bagian tubuh yang ada darah seperti
tali pusat atau memasukkan tangan ke dalam mulut bayi.
3) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir setelah pemeriksaan kemudian
keringkan
4) Untuk menjaga bayi tetap hangat, bayi diselimuti dan diberikan pada ibu untuk
disusui.
c. Persiapan keluarga
Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang apa yang akan dilakukan yaitu memberikan
bimbingan pada ibu untuk menyusui bayinya dengan benar dan kemudian hasilnya
setelah selesai.
2. Langkah Kerja
a. Teknik menyusui yang benar pada bayi baru lahir
No Langkah Kerja Keypoint
PERSIAPAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan salam
BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan serta  Gunakan bahasa yang
prosedur yang dilakukan dalam pemberian minum ASI yang jelas dan mudah di
benar pada bayi baru lahir. pahami oleh klien.
 Lakukan informed
consent.
3. Siapkan bahan, peralatan dan perlengkapan. Susun alat dan  Susun secara argonomis
bahan secara berurutan dan periksa kelengkapannya serta perlengkapan untuk
letakkan pada tempat yang mudah dijangkau. memudahkan dalam
bekerja.
4. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti

22
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Perlindungan diri
mengalir.

TINDAKAN PELAKSANAAN
5. Mengenakan pakaian dan bra yang memudahkan dalam  Gunakan bra yang dapat
menyusui. menyangga payudara
tetapi tidak terlalu ketat.
 Lakukan pengamatan
dengan cermat dan teliti.
6. Memilih posisi yang nyaman untuk menyusui.  Pilihlah posisi yang
1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar paling nyaman bagi ibu
dan bayi.

2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar

3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar

4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal

5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang


perawatan.

23
6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah

7. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh

8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan

7. Membersihkan payudara dengan handuk kecil yang telah  Lakukan pengamatan


dibasahi dengan air matang (hangat). dengan cermat dan teliti.
8. Mengoleskan sedikit ASI pada putting dan areola disekitar  Lakukan pengamatan
putting, duduk dan berbaring dengan santai. dengan cermat dan teliti.
9. Membaringkan bayi di atas bantal dengan posisi saling  Lakukan pengamatan
berhadapan. dengan cermat dan teliti.
10. 4 butir kunci menyusui menurut WHO :  Lakukan pengamatan
a. Kepala dan badan bayi satu garis lurus dengan cermat dan teliti.
b. Wajah bayi menghadap pada payudara ibunya
c. Bayi didepak dekat dengan badan ibu
d. Bayi kecil sebaiknya ditopang seluruh badannya bukan
hanya kepalanya saja.
11. Observasi reflek mencari puting susu (rooting reflex)  Lakukan pengamatan
 BBL akan menoleh ke arah pipi yang disentuh. Bayi dengan cermat dan teliti
akan membuka mulutnya apabila bibirnya disentuh dan
berusaha untuk mengisap benda yang disentuhkan
tersebut.
12. 4 butir kunci perlekatan yang benar menurut WHO :  Lakukan pengamatan
a. Sebagian besar areola (lingkaran gelap pada payudara) dengan cermat dan teliti.
dan jaringan payudara di bawahnya berada dalam mulut
bayi. Dimana areola bagian atas bayi terlihat lebih
banyak dari bagian bawah.
b. Mulut bayi terbuka lebar
c. Bibir bawah bayi membuka keluar
d. Dagu bayi melekat ke payudara ibu dan pipi bayi
menggelembung. Selain itu, sebagian besar gudang ASI
masuk ke dalam mulut bayi dan lidah bayi berada di
bawah sebagian besar gudang ASI.

24
13. Memasukkan putting dan areola ke mulut bayi. Menopang  Lakukan pengamatan
payudara dengan tangan kiri atau tangan kanan. dengan cermat dan teliti.
 Perlekatan yang benar  Tanda-tanda menyusui
yang benar :
a. Bayi tampak tenang.
b. Badan bayi
menempel pada perut
ibu.
c. Mulut bayi terbuka
lebar.
d. Dagu bayi menmpel
pada payudara ibu.
e. Sebagian areola
masuk kedalam mulut
bayi, areola bawah
lebih banyak yang
masuk.
 Perlekatan yang salah f. Bayi nampak
menghisap kuat
dengan irama
perlahan.
g. Puting susu tidak
terasa nyeri.
h. Telinga dan lengan
bayi terletak pada
satu garis lurus.
i. Kepala bayi agak
menengadah.
14. Observasi reflek menghisap (suckling reflex)  Lakukan pengamatan
 Rangsangan puting susu pada langit-langit bayi dengan cermat dan teliti.
menimbulkan refleks mengisap. Isapan ini akan
menyebabkan areola dan puting susu ibu tertekan gusi,
lidah dan langit-langit bayi, sehingga sinus laktiferus di
bawah areola tertekan dan ASI terpancar keluar.
15. Observasi menelan (swallowing reflex)  Lakukan pengamatan
 ASI di dalam mulut bayi akan didorong oleh lidah ke dengan cermat dan teliti.
arah faring, sehingga menimbulkan refleks menelan.
16. Melepaskan putting susu dari mulut bayi dengan tidak  Lakukan pengamatan
menariknya dengan cermat dan teliti.
17. Mengulangi tindakan melepaskan putting susu dari mulut  Lakukan pengamatan
bayi dengan tidak menariknya dengan cermat dan teliti.
18. Sendawakan bayi dengan cara :  Pilihlah posisi yang
a. Pegang bayi dalam posisi tegak atau semi tegak dan paling nyaman bagi ibu
pada saat yang sama menerapkan tekanan lembut di dan bayi.
perutnya.
b. Menaruh di pundak (over your shoulder) ini merupakan
posisi favorit dan mudah menyendawakan. Caranya
bayi digendong di pundak dengan wajah menghadap ke
belakang. Pegang bagian pantatnya dengan satu tangan,
sedangkan tangan lain memegang leher dan menepuk-
nepuk punggungnya.
c. Posisi telungkup (lying face down on your lap).
Telungkupkan bayi dipangkuan. Tepuk-tepuklah bagian
punggungnya. Usahakan posisi dada lebih tinggi dari
perutnya. Cara ini bisa dilakukan di boks atau ranjang

25
bayi.
d. Posisi tick tock. Caranya pegang bayi dibawah
ketiaknya. Menahan/menyangga pada bagian kepala dan
leher bayi dengan jari. Biarkan kaki
menjuntai/mengayun-ayun dengan bebas. Pegang bayi
sehingga menghadap sejajar dengan wajah ibu.
Miringkan bayi dari samping ke samping dengan pelan-
pelan.

19. Rapikan alat dan rapikan ruangan.


20. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Perlindungan diri
mengalir.

DOKUMENTASI
21. Mencatat seluruh hasil pengkajian dalam catatan
perkembangan

b. Pemberian ASI dengan cangkir pada bayi baru lahir


No Langkah Kerja Keypoint
PERSIAPAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan salam
BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan serta  Gunakan bahasa yang
prosedur yang dilakukan dalam pemberian minum ASI yang jelas dan mudah di
benar pada bayi baru lahir. pahami oleh klien.
 Lakukan informed
consent.
3. Siapkan bahan, peralatan dan perlengkapan. Susun alat dan  Susun secara argonomis
bahan secara berurutan dan periksa kelengkapannya serta perlengkapan untuk
letakkan pada tempat yang mudah dijangkau. memudahkan dalam
bekerja.
4. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Perlindungan diri
mengalir.
TINDAKAN PELAKSANAAN
5. Ajari ibu cara memberi minum bayi dengan cangkir.  Lakukan pengamatan
dengan cermat dan teliti.
6. Ukur jumlah ASI dalam cangkir  Kebutuhan minum
sesuaikan dengan BB
bayi.
7. Posisikan bayi dengan posisi setengah tegak di pangkuan ibu  Lakukan pengamatan
dengan cermat dan teliti.
8. Posisikan cangkir di bibir bayi.  Lakukan pengamatan
dengan cermat dan teliti.
9. Letakkan cangkir pada bibir bawah secara perlahan  Lakukan pengamatan
dengan cermat dan teliti.
10. Sentuhkan tepi cangkir sedemikian rupa hingga ASI  Lakukan pengamatan
menyentuh bibir bayi. dengan cermat dan teliti.
11. Jangan tuangkan ASI ke mulut bayi.  Lakukan pengamatan
dengan cermat dan teliti.
12. Bayi akan bangun, membuka mulut dan mata, kemudian  Lakukan pengamatan
akan mulai minum. dengan cermat dan teliti.
13. Bayi akan mengisap ASI dan ada sedikit yang tumpah  Lakukan pengamatan
dengan cermat dan teliti.
14. Bayi kecil akan memasukkan susu ke mulutnya dengan  Lakukan pengamatan
lidahnya dengan cermat dan teliti.
15. Bayi menelan ASI.  Lakukan pengamatan
dengan cermat dan teliti.
16. Bayi akan selesai minum bila sudah menutup mulut atau  Lakukan pengamatan

26
pada saat sudah tidak tertarik lagi terhadap ASI dengan cermat dan teliti.
17. Bila bayi tidak menghabiskan ASI yang sudah ditakar  Lakukan pengamatan
 Berikan minum dalam waktu lebih lama. dengan cermat dan teliti.
 Ajari ibu untuk menghitung jumlah ASI yang diminum
dalam 24 jam, tidak hanya sekali minum
18. Apabila ibu tidak bisa memerah ASI dalam jumlah cukup  Lakukan pengamatan
untuk beberapa hari pertama atau tidak bisa menyusui sama dengan cermat dan teliti.
sekali, gunakan salah satu alternatif.
 Berikan ASI donor
19. Bayi mendapatkan minum dengan cangkir secara cukup,  Lakukan pengamatan
apabila bayi menelan sebagian besar ASI dan menumpahkan dengan cermat dan teliti.
sebagian kecil serta berat badannya meningkat.

20. Sendawakan bayi dengan cara :  Pilihlah posisi yang


a. Pegang bayi dalam posisi tegak atau semi tegak dan paling nyaman bagi ibu
pada saat yang sama menerapkan tekanan lembut di dan bayi.
perutnya.
b. Menaruh di pundak (over your shoulder) ini merupakan
posisi favorit dan mudah menyendawakan. Caranya
bayi digendong di pundak dengan wajah menghadap ke
belakang. Pegang bagian pantatnya dengan satu tangan,
sedangkan tangan lain memegang leher dan menepuk-
nepuk punggungnya.
c. Posisi telungkup (lying face down on your lap).
Telungkupkan bayi dipangkuan. Tepuk-tepuklah bagian
punggungnya. Usahakan posisi dada lebih tinggi dari
perutnya. Cara ini bisa dilakukan di boks atau ranjang
bayi.
d. Posisi tick tock. Caranya pegang bayi dibawah
ketiaknya. Menahan/menyangga pada bagian kepala dan
leher bayi dengan jari. Biarkan kaki
menjuntai/mengayun-ayun dengan bebas. Pegang bayi
sehingga menghadap sejajar dengan wajah ibu.
Miringkan bayi dari samping ke samping dengan pelan-
pelan.

21. Rapikan alat dan rapikan ruangan.


22. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Perlindungan diri
mengalir.
DOKUMENTASI
23. Mencatat seluruh hasil pengkajian dalam catatan
perkembangan

J. TUJUAN AKHIR
Tanpa menggunakan Job sheet, mahasiswa mampu melakukan langkah-langkah cara
pemberian minum ASI yang benar pada bayi baru lahir dengan tepat sesuai standar.

K. DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes RI. 2010. Buku saku pelayanan kesehatan neonatal esensial pedoman teknis
pelayanan kesehatan dasar. Jakarta : Kemenkes RI.
2. Maya, P. 2010. Tips pemberian ASI. Available Online : http://putra-
maya.blogspot.com/2010_10_01_archive.html.

27
3. Perinasia. 2008. Teknik menyusui yang benar. Available Online :
http://creasoft.wordpress.com/2008/04/18/teknik-menyusui-yang-benar-2/.
4. Varney‘s. 1997. Midwifery.
5. WHO. 2010. Tips pentingnya posisi dan pelekatan ibu dan bayi. Available Online :
http://blitarsehatspektraunilever.blogspot.com/2010/07/tips-pentingnya-posisi-dan-
peletakan.html.
6. WHO. 2006. Memberi ASI dengan cangkir. Available Online :
http://www.edukia.org/web/kbbayi/3-2-4-konseling-bagi-ibu/.

28
JOB SHEET
RENCANA ASUHAN BAYI 2-6 HARI
MEMANDIKAN BAYI BARU LAHIR

A. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu memberikan asuhan pada bayi usia 2-6 hari dengan pokok bahasan
cara memandikan bayi baru lahir yang benar.

B. KOMPETENSI DASAR
Setelah praktikum mahasiswa mampu memandikan bayi baru lahir yang benar sesuai
dengan prosedur job sheet dan daftar tilik.

C. DESKRIPSI
Job Sheet ini memberikan pedoman tentang praktek laboratorium dan klinik memandikan
bayi baru lahir yang benar.

D. INDIKATOR
1. Mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk memandikan bayi baru lahir yang benar sesuai
dengan pedoman yang telah diberikan.
2. Mahasiswa dapat melaksanakan memandikan bayi baru lahir yang benar sesuai dengan
prosedur yang ada pada job sheet.

E. WAKTU
Diharapkan dalam waktu 120 menit mahasiswa dapat melaksanakan memandikan bayi
baru lahir yang benar.

F. PRASARAT
Sebelum mahasiswa melaksanakan praktikum ini, mahasiswa harus lulus pretest dengan
nilai minimal 70. Mahasiswa perlu merujuk kembali pada modul KDPK, pertolongan persalinan
normal, dan bayi baru lahir.

G. DASAR TEORI
Sekitar 95 % bayi kencing dalam 24 jam pertama dan mengeluarkan mekonium (feses
yang pertama keluar berwarna hijau kehitaman) dalam 24 jam pertama. Bila dalam 24 jam bayi
belum BAK atau belum buang air besar, perlu mendapat perhatian khusus. Pada akhir minggu
pertama bayi akan buang air kecil 5-6 kali per hari dan 3-4 kali buang air besar per hari dengan
konsistensi tinja mulai seperti pasta gigi dan warna mulai kekuningan. Namun buang air besar
pada bayi ASI eksklusif sesungguhnya sangat bervariasi dalam hal frekuensi dan warna.
Untuk membersihkan kotoran bayi baik dari BAB maupun BAK, sebaiknya bayi
dimandikan 1-2 kali sehari. Menurut Kemenkes RI (2010), bayi tidak boleh dimandikan sebelum 6
jam setelah lahir dan sebelum kondisi stabil. Akan tetapi bayi diberikan kesempatan untuk
menyusu atau melakukan inisiasi menyusui dini. Memandikan bayi baru lahir akan membuat
refleks bayi untuk menyusui menjadi berkurang. Selain itu, mencegah terjadinya hipotermia pada
bayi.
Prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan memandikan bayi adalah
mencegah terjadinya kehilangan panas tubuh bayi maka pada saat memandikan bayi, suhu
ruangan harus tetap hangat, dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama, dan segera
dikeringkan semua bagian tubuh bayi.

H. KESELAMATAN KERJA
1. Patuhi prosedur dan pusatkan perhatian pada pekerjaan
2. Pastikan privacy klien benar - benar terjaga.
3. Lakukan pencegahan infeksi dengan cara cuci tangan sebelum dan setelah melakukan
tindakan.
4. Perhatikan kenyamanan klien
5. Letakkan bayi dan alat-alat pada tempat yang terjangkau, sistematis dan aman.
6. Lakukan pekerjaan dengan gerakan yang lembut dan tidak menyakiti bayi.
7. Pegang bayi lebih erat ketika berada dalam bak bayi agar bayi tidak terlepas karena licin.

29
8. Lakukan dengan cepat dan tepat agar bayi tidak kedinginan.
9. Jangan tambahkan air panas saat bayi berada dalam bak mandi.
10. Sebelum memasukan bayi kedalam bak periksa suhu air.

I. PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Persiapan
a. Persiapan alat dan tempat
1) Alat yang digunakan untuk memandikan bayi :
a) Bak mandi bayi
b) 2 waslap yang lembut (satu untuk menyeka wajah dan badan, satu lagi untuk
daerah kelamin)
c) Sabun dan shampo bayi
d) Handuk kering
e) Baby oil, minyak telon, bedak, sisir khusus bayi
f) Pakaian bayi (bedong, baju, popok)
g) Selimut
h) Apron
i) Kasa steril
j) Alkohol 70%
k) Cutton bud dan kapas basah dalam tempatnya
l) Perlak
m) Air dingin dan air hangat
2) Tempat
Ruangan yang tertutup, bersih, kering, hangat dan terang
b. Persiapan diri
Sebelum memegang bayi, cucilah tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan dengan lap bersih dan kering atau dianginkan. Jangan menyentuh
bayi jika tangan anda masih basah dan dingin.
c. Persiapan keluarga
Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang apa yang akan dilakukan yaitu
memandikan bayi dan kemudian beritahukan hasilnya setelah selesai.

2. Langkah Kerja
No Langkah Kerja Keypoint
PERSIAPAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan salam
BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan serta  Gunakan bahasa yang
prosedur yang dilakukan dalam memandikan bayi baru lahir. jelas dan mudah di
pahami oleh klien.
 Lakukan informed
consent.
3. Siapkan bahan, peralatan dan perlengkapan. Susun alat dan  Susun secara argonomis
bahan secara berurutan dan periksa kelengkapannya serta perlengkapan untuk
letakkan pada tempat yang mudah dijangkau. memudahkan dalam
bekerja.

4. Pastikan suhu ruangan tetap hangat.  Suhu harus 20-25ºC, AC


dan kipas angin tidak
boleh dihidupkan
5. Beritahu ibu bahwa bayi akan dimandikan.  Pastikan bayi tidak baru
selesai makan dan
motivasi ibu untuk

30
melihat cara
memandikan bayi.
6. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir, lalu pasang sarung tangan (handscoen). untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip tujuh langkah
pencegahan infeksi.

TINDAKAN PELAKSANAAN
7. Letakkan bak mandi tak jauh dari meja ganti/ boks/ tempat  Lakukan pengamatan
tidur. dengan cermat dan teliti.
8. Tuang air hangat ke bak setinggi ¼ bak jika ukuran bak  Lakukan pengamatan
cukup besar atau ½ bak jika ukurannya kecil. dengan cermat dan teliti.
9. Ukur kehangatan air dengan mencelupkan siku lengan atau  Pastikan air dingin yang
pergelangan bagian dalam. ditambah dengan air
panas benar-benar terasa
hangat dan ditest dengan
cara memasukkan siku
atau pergelangan tangan
bagian dalam kedalam
air.
10. Letakkan bayi diatas perlak, lepaskan seluruh pakaiannya.  Bayi jangan terlalu lama
dalam keadaan telanjang.
11. Jika belum puput pusar, lepaskan kasa yang membungkus  Lakukan pengamatan
tali pusat. Jika lengket siram dengan alkohol 70%. dengan cermat dan teliti.

12. Jika bayi BAB atau BAK bersihkan dengan kapas cebok.  Lakukan pengamatan
dengan cermat dan teliti.

31
13. a. Ambil waslap pertama untuk menyeka wajah, celupkan  Bersihkan muka dengan
kedalam air di bak, peras sedikit, lalu seka lembut waslap basah dan
secara berurut : wajah, lengan, badan, punggung, kaki. gosokkan shampoo ke
tangan usapkan ke kepala
bayi.
 Lakukan dengan waslap
dan sabun dalam waktu
yang tidak terlalu lama
untuk mencegah
kehilangan panas tubuh
b. Ganti dengan waslap kedua, celupkan ke dalam air di bayi.
bak, lalu bersihkan daerah sekitar kelamin.  Pada bayi laki-laki tarik
preputium ke belakang
dengan hati-hati dan
bersihkan juga lipatan-
lipatan pada penis,
skrotum dan paha.
Sedangkan pada bayi
perempuan buka labia
dan mengusapnya dari
atas ke bawah.
14. Ganti dengan waslap pertama kembali, bubuhi sabun.  Lakukan pengamatan
Sabuni seluruh tubuh bayi dari tangan hingga kaki. dengan cermat dan teliti.
Usahakan telapak tangan tidak terkena sabun karena bayi
sering memasukkan tangan ke mulut. Alat kelamin laki-laki
boleh disabun (menggunakan waslap kedua), tapi jika
kelamin perempuan tidak perlu disabun.

15. Angkat bayi, masukkan ke dalam bak. Caranya :  Lakukan pengamatan


a. Selusupkan tangan kiri di bawah leher dan kepala bayi. dengan cermat dan teliti.
Ibu jari menutup telinga kanan dan jari tengah menutup
telinga kiri. Jika kidal, lakukan sebaliknya.

b. Dengan tangan kanan, rapatkan kedua kaki bayi, posisi


telunjuk diantara kedua kaki.

c. Bayi siap diangkat untuk dimasukkan ke dalam bak


mandi.

16. Pindahkan ke dalam bak mandi :  Pastikan posisi lengan

32
a. Posisi badan bayi di air harus lebih rendah dari kepala. kiri menyangga kepala
Lepaskan tangan kanan dari kakinya, lalu bilas dan punggung bayi dan
tubuhnya bagian depan, tangan dan kaki hingga bersih. jari tangan di bawah
Tubuh bagian belakang bisa dibilas tanpa harus ketiak dan ibu jari
membalikkab badan bayi. disekeliling bahu dan
tangan kanan memegang
bokong bayi.
 Perhatikan agar air tidak
masuk mulut dan telinga
bayi.
 Perhatikan agar air tidak
masuk mulut dan telinga
b. Jika ingin mencoba membalikkan badannya, caranya :
bayi.
lepaskan ibu jari di telinga kanan bayi, lalu tutup
 Pastikan posisi lengan
telinganya dengan ibu jari tangan kanan, sementara jari
kanan menyangga kepala
tengah/telunjuk kanan menggantikan jari tengah yang
dan punggung bayi dan
menutup telinga kanan, tapak tangan kiri tetap
jari tangan di bawah
menyangga kepala bayi, lalu balikkan tubuh bayi kearah
ketiak dan ibu jari
kanan secara perlahan, baru kemudian tapak tangan kiri
disekeliling bahu dan
digunakan untuk menyiram tubuh bayi.
tangan kanan memegang
bokong bayi.

c. Jika ingin mengeramasi rambut bayi, lakukan sebelum


membilas tubuhnya. Caranya : beri sedikit shampo di
rambut, usap lembut hingga shampo merata, lalu bilas
dengan air hingga busa shampo tak bersisa, diikuti
membilas seluruh tubuhnya hingga tak bersisa busa
sabun sedikitpun.

17. Bayi siap diangkat dari bak mandi. Kembalikan tangan  Lakukan dengan cepat
kanan ke posisi semula di kaki bayi. Letakkan diatas dan bayi benar-benar
handuk. Keringkan dengan lembut dari wajah, rambut, kering serta pastikan
tangan, tubuh, bagian kelamin hingga kaki. pakaian dan selimut
dalam keadaan bersih.

18. Bersihkan tali pusat dengan cotton buds. Pertahankan sisa  Lakukan pengamatan
tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan dengan cermat dan teliti.
bungkus dengan kassa steril Caranya seperti membedong,  Jika tali pusat terkena
yaitu berbentuk segitiga. Jika tali pusat pendek, kasa cukup kotoran atau tinja, cuci
dibuat simpul. Yang penting tali pusat harus tertutup rapat. tangan dengan sabun dan
Lipatlah popok di bawah sisa tali pusat. air bersih dan keringkan
betul-betul.

33
19. Gosok seluruh tubuh dengan minyak telon. Jangan pakai  Lakukan pengamatan
minyak kayu putih karena terlalu keras untuk kulit bayi yang dengan cermat dan teliti.
sensitif.

20. Bedaki perut dan punggungnya. Daerah kelamin tidak perlu  Lakukan pengamatan
dibedaki. Jikapun mau, tipis saja. dengan cermat dan teliti.

21. Pakaikan popok, baju, lalu bedong. Terakhir, sisir  Lakukan pengamatan
rambutnya. dengan cermat dan teliti.

22. Rapikan alat dan rapikan ruangan.


23. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip tujuh langkah
pencegahan infeksi.
24. Berikan kembali bayi pada ibunya. Tanyakan apakah ada hal
yang ingin diperjelas dalam
melakukan proses
memandikan bayi.
DOKUMENTASI
25. Mencatat seluruh hasil pengkajian dalam catatan
perkembangan

J. TUJUAN AKHIR
Tanpa menggunakan Job sheet, mahasiswa mampu melakukan langkah-langkah
memandikan bayi baru lahir dengan tepat sesuai standar.

K. DAFTAR PUSTAKA
1. Ayahbunda. 2014. Kenali warna feses bayi sehat. Available Online :
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/kenali.warna.feses.bayi.sehat/001/0
01/1452/1/4.

34
2. Bidanku. 2014. Mengenal normal atau tidaknya kotoran bayi anda. Available Online :
http://bidanku.com/mengenal-normal-atau-tidaknya-kotoran-bayi-anda.
3. Bobak, Lawdermik, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC
: 427-433
4. Bunda. 2014. Warna feses pada bayi. Available Online : http://www.rumahbunda.com/baby-
toddler/warna-feses-pada-bayi/.
5. Danuatmaja & Meiliasari. 2003. 40 Hari Pasca Persalinan Masalah dan Solusinya, Jakarta :
Puspa Swara : 17-23.
6. Kemenkes RI. 2010. Buku saku pelayanan kesehatan neonatal esensial pedoman teknis
pelayanan kesehatan dasar. Jakarta : Kemenkes RI.
7. Musbikin, Imam. 2005. Panduan Bagi Ibu Hamil dan Melahirkan. Jakarta : Mitra Pustaka :
372-381

35
JOB SHEET
RENCANA ASUHAN BAYI 2-6 HARI
MENINGKATKAN KUALITAS TIDUR DENGAN PIJAT BAYI

A. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu memberikan asuhan pada bayi usia 2-6 hari dengan pokok bahasan
meningkatkan kualitas tidur dengan pijat bayi.

B. KOMPETENSI DASAR
Setelah praktikum mahasiswa mampu meningkatkan kualitas tidur dengan pijat bayi
sesuai dengan prosedur job sheet dan daftar tilik.

C. DESKRIPSI
Job Sheet ini memberikan pedoman tentang praktek laboratorium dan klinik
meningkatkan kualitas tidur dengan pijat bayi.

D. INDIKATOR
1. Mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk meningkatkan kualitas tidur dengan pijat bayi sesuai
dengan pedoman yang telah diberikan.
2. Mahasiswa dapat melaksanakan peningkatan kualitas tidur dengan pijat bayi sesuai dengan
prosedur yang ada pada job sheet.

E. WAKTU
Diharapkan dalam waktu 120 menit mahasiswa dapat meningkatkan kualitas tidur dengan
pijat bayi.

F. PRASARAT
Sebelum mahasiswa melaksanakan praktikum ini, mahasiswa harus lulus pretest dengan
nilai minimal 70. Mahasiswa perlu merujuk kembali pada modul KDPK, pertolongan persalinan
normal, dan bayi baru lahir.

G. DASAR TEORI
Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang paling populer dan
merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak berabad-abad
silam. Sentuhan dan pijat pada bayi setelah kelahiran dapat memberikan jaminan adanya kontak
tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan aman pada bayi. Pijat bayi usia 3 bulan
ke atas adalah terapi sentuh dan pijat pada bayi yang diberikan pada bayi usia 3 bulan – 3 tahun,
yang disarankan seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu semakin meningkat. Pijat
bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan, sesuai keinginan orang tua. Dengan lebih cepat
mengawali pemijatan, bayi akan mendapat keuntungan yang lebih besar. Apalagi jika pemijatan
dapat dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran sampai bayi berusia 6-7 bulan. Dewasa ini para
pakar telah dapat membuktikan bahwa terapi sentuh dan pijat pada bayi mempunyai banyak
manfaat, diantaranya yaitu meningkatkan berat badan, pertumbuhan, daya tahan tubuh, produksi
ASI, konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lebih lelap dan membina ikatan kasih sayang orang
tua dan anak.
Pijat bayi dilakuan sehari sekali minimal 15 menit dan setiap gerakan dilakukan 6 kali.
Waktu pemijatan yang terbaik yaitu pagi hari (saat orang tua dan anak siap untuk memulai hari
baru) dan malam hari sebelum tidur, untuk membantu bayi tidur lebih nyenyak. Pijat bayi menjadi
sangat berarti dan bermanfaat apabila dilakukan oleh ibu atau ayah, disertai dengan penyaluran
kasih sayang pada bayinya.

H. KESELAMATAN KERJA
1. Pastikan bahwa keterampilan ini benar-benar dikuasai dengan baik.
2. Patuhi prosedur pekerjaan dan lakukan langkah kerja secara benar dan sistematis.
3. Bayi tidak setelah selesai makan atau sedang lapar.
4. Ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap.
5. Pastikan tangan dalam keadaan bersih, kering, kuku dan perhiasan tidak menggores kulit bayi.

36
6. Pemijatan dilakukan dengan hati-hati, perhatikan keadaan dan kenyamanan bayi serta
hindarkan mata bayi dari baby oil.
7. Tanggaplah terhadap isyarat yang diberikan bayi.
8. Pandanglah mata bayi dan berkomunikasilah dangan bayi selama pemijatan berlangsung.

I. PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Persiapan
a. Persiapan alat dan tempat
1) Alat yang digunakan untuk memandikan bayi :
a) Matras bayi
b) Alas tempat tidur
c) Handuk
d) Popok dan baju ganti
e) Waskom berisi air hangat
f) Baby oil
2) Tempat
a) Ruangan yang tertutup, bersih, kering, hangat dan terang.
b) Tempat pemijatan dengan permukaan yang rata dan bersih. Gunakan handuk
lebar dan lembut sebagai alas agar bayi nyaman berbaring di atasnya.
c) Ganjal alas bayi dengan lipatan handuk, diletakkan di bawah posisi kepala, agar
terjadi kemiringan. Ini agar kita mudah dan leluasa memijat bayi, serta menjaga
otot jari dan pergelangan tangan hingga lengan Siapkan tidak kaku. Otot yang
lentur akan memberi tekanan pijatan yang tepat. Dan kita juga bisa lebih sigap
menjaga bayi yang mungkin bergerak saat pemijatan.
b. Persiapan diri
Sebelum memegang bayi, cucilah tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan dengan lap bersih dan kering atau dianginkan. Jangan menyentuh
bayi jika tangan anda masih basah dan dingin.

c. Persiapan keluarga
Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang apa yang akan dilakukan yaitu
meningkatkan kualitas tidur dengan pijat bayi.dan kemudian beritahukan hasilnya setelah
selesai.
2. Langkah Kerja
No Langkah Kerja Keypoint
PERSIAPAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan salam
BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan  Lakukan informed
serta prosedur yang dilakukan dalam memijat bayi. consent.
 Gunakan bahasa yang
mudah dimengerti oleh
ibu/keluarga.
 Libatkan orang
tua/kelurga dalam
melakukan pemijatan.
3. Siapkan bahan, peralatan dan perlengkapan. Susun alat  Susun secara argonomis
dan bahan secara berurutan dan periksa kelengkapannya perlengkapan untuk
serta letakkan pada tempat yang mudah dijangkau. memudahkan dalam
bekerja.
4. Pastikan suhu ruangan tetap hangat.  Suhu harus 20-25ºC, AC
dan kipas angin tidak
boleh dihidupkan
5. Beritahu ibu bahwa bayi akan dipijat.  Pastikan bayi tidak baru
selesai makan dan
motivasi ibu untuk
melihat cara
memandikan bayi.
6.  Lepaskan perhiasan.  Pastikan kuku pendek
 Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun dan tidak menggunakan

37
anti septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) perhiasan yang dapat
dan air mengalir. menggores kulit bayi.
 Gunakan sabun dibawah
air mengalir.
 Keringkan dengan
handuk bersih.

TINDAKAN PELAKSANAAN
7. Letakkan bayi ditempat rata, lembut bersih dan lepaskan  Duduklah pada posisi
pakaian bayi yang nyaman dan tenang
 Pastikan ruangan hangat
dan tidak pengap
8. Minta izin pada bayi dan gosokkan tanggan dengan baby  Belai wajah dan kepala
oil bayi sambil mengajaknya
bicara
 Pastikan olesan minyak
rata pada telapak tangan
dan tidak terlalu banyak
9. Lakukan pijatan pada kaki dengan :  Peganglah kaki bayi pada
a. Perahan cara India pangkal paha, seperti
memegang pemukul soft
ball. Gerakkan tangan ke
bawah secara bergantian,
seperti memerah susu.

b. Peras dan putar  Pegang kaki bayi pada


pangkal paha dengan
kedua tangan secara
bersamaan. Peras dan
putar kaki bayi dengan
lembut dimulai dari
pangkal paha ke arah
mata kaki.

c. Telapak kaki  Urutlah telapak kaki bayi


dengan kedua ibu jari
secara bergantian,
dimulai dari tumit kaki
menuju jari-jari di
seluruh telapak kaki.

d. Tarikan lembut jari  Pijatlah jari-jarinya satu


persatu dengan gerakan
memutar menjauhi
telapak kaki, diakhiri
dengan tarikan kasih
yang lembut pada tiap
ujung jari.

e. Gerakan peregangan (stretch)  Dengan mempergunakan


sisi dari jari telunjuk,

38
pijat telapak kaki mulai
dari batas jari-jari ke arah
tumit, kemudian ulangi
lagi dari perbatasan jari
ke arah tumit. Dengan
jari tangan lain
regangkan dengan
lembut punggung kaki
pada daerah pangkal kaki
ke arah tumit.
f. Titik tekanan  Tekan-tekanlah kedua
ibu jari secara bersamaan
di seluruh permukaan
telapak kaki dari arah
tumit ke jari-jari.

g. Punggung kaki  Dengan mempergunakan


kedua ibu jari secara
bergantian pijatlah
punggung kaki dari
pergelangan kaki kearah
jari-jari secara
bergantian.

h. Peras dan putar pergelangan kaki (ankle circles)  Buatlah gerakan seperti
memeras dengan
mempergunakan ibu jari
dan jari-jari lainnya di
pergelangan kaki bayi.

i. Perahan cara Swedia  Peganglah pergelangan


kaki bayi. Gerakkan
tangan anda secara
bergantian kaki ke
pangkal paha.

j. Gerakan menggulung  Pegang pangkal paha


dengan kedua tangan
anda. Buatlah gerakan
menggulung dari pangkal
paha menuju pergelangan
kaki.

k. Gerakan akhir  Setelah gerakan a sampai


k dilakukan pada kaki
kanan dan kiri, rapatkan
kedua kaki bayi.
Letakkan kedua tangan
anda secara bersamaan
pada pantat dan pangkal
paha. Usap kedua kaki
bayi dengan tekanan
lembut dari paha kearah

39
pergelangan kaki. Ini
merupakan gerakan akhir
bagian kaki.
10. Lakukan pijatan pada perut dengan :  Hindari pemijatan pada
a. Mengayuh sepeda tulang rusuk atau ujung
tulang rusuk.
 Lakukan gerakan
memijat pada perut bayi
seperti mengayuh pedal
sepeda, dari atas ke
bawah perut, bergantian
dengan tangan kanan dan
kiri.
b. Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat.  Angkat kedua kaki bayi
dengan salah satu tangan.
Dengan tangan yang lain,
pijat perut bayi dari perut
bagian atas sampai ke
jari-jari kaki.

c. Ibu jari ke samping.  Letakkan kedua ibu jari


dari samping kanan-kiri
pusar perut. Gerakkan
kedua ibu jari kearah tepi
perut kanan dan kiri.

d. Bulan matahari.  Buat lingkaran searah


jarum jam dengan jari
tangan kiri mulai dari
perut sebelah kanan
bawah (daerah usus
buntu) ke atas, kemudian
kembali ke daerah kanan
bawah (seolah
membentuk gambar
matahari {M} beberapa
kali. Gunakan tangan
kanan untuk membuat
gerakan setengah
lingkaran mulai dari
bagian kanan bawah
perut bayi sampai bagian
kiri perut bayi (seolah
membentuk gambar
bulan {B}). Lakukan
kedua gerakan ini
bersama-sama. Tangan
kiri selalu membuat
bulatan penuh (matahari),
sedangkan tangan kanan
akan membuat gerakan
setengah lingkaran
(bulan).
e. Gerakan I Love You  “I‖ Pijatlah perut bayi
mulai dari bagian kiri
atas ke bawah dengan
menggunakan jari-jari
tangan kanan membentuk
huruf ―I‖. ―LOVE‖

40
Pijatlah perut bayi
membentuk hurup ―L‖
terbalik, mulai dari kanan
atas ke kiri atas,
kemudian dari kiri atas
ke kiri bawah. ―YOU‖
Pijatlah perut bayi
membentuk huruf ―U‖
terbalik, mulai dari kanan
bawah (daerah usus
buntu) ke atas, kemudian
ke kiri, ke bawah, dan
berakhir di perut bawah.

f. Gelembung atau jari-jari berjalan (walking fingers)  Letakkan ujung jari-jari


satu tangan pada perut
bayi bagian kanan.
Gerakkan jari-jari Anda
pada perut bayi dari
bagian kanan ke bagian
kiri guna mengeluarkan
gelembung-gelembung
udara.
11. Lakukan pijatan pada dada dengan :  Buatlah gerakan yang
a. Jantung besar. menggambar jantung
dengan meletakkan
ujung-ujung jari kedua
telapak tangan Anda di
tengah dada bayi/ulu
hati. Buat gerakan ke atas
sampai di bawah leher,
kemudian ke samping di
atas tulang selangka, lalu
ke bawah membentuk
bentuk jantung, dan
kembali ke ulu hati.

b. Kupu-kupu.  Buatlah gerakan diagonal


seperti gambaran kupu-
kupu, dimulai dengan
tangan kanan membuat
gerakan memijat
menyilang dari tengah
dada/ulu hati ke arah
bahu kanan, dan kembali
ke ulu hati. Gerakan
tangan kiri anda ke bahu
kiri dan kembali ke ulu
hati.
12. Lakukan pijatan pada tangan, dengan :  Buatlah gerakan memijat
a. Memijat ketiak (ampits) pada daerah ketiak dari
atas ke bawah. Perlu
diingat, kalau terdapat
pembengkakan kelenjar
di daerah ketiak,
sebaiknya gerakan ini
tidak dilakukan.

b. Perahan cara India.  Arahan pijatan cara India


ialah pijatan yang
menjauhi tubuh. Guna
pemijatan cara ini adalah
untuk relaksasi atau

41
melemaskan otot.
Peganglah lengan bayi
bagian pundak dengan
tangan kanan seperti
memegang pemukul soft
ball, tangan kiri
memegang pergelangan
tangan bayi. Gerakan
tangan kanan mulai dari
bagian pundak ke arah
pergelangan tangan,
kemudian gerakkan
tangan kiri dari pundak
ke arah pergelangan
tangan. Demikian
seterusnya, gerakkan
tangan kanan dan kiri ke
bawah secara bergantian
dan berulang-ulang
seolah memerah susu
sapi.
c. Peras dan putar (squeeze and twist)  Cara lain adalah dengan
menggunakan kedua
tangan secara bersamaan.
Peras dan putar lengan
bayi dengan lembut
mulai dari pundak ke
pergelangan tangan.

d. Membuka tangan.  Pijat telapak tangan


dengan kedua ibu jari,
dari pergelangan tangan
ke arah jari-jari.

e. Putar jari-jari.  Pijat lembut jari bayi satu


per satu menuju ke arah
ujung jari dengan
gerakan memutar.
Akhirilah gerakan ini
dengan tarikan lembut
pada tiap ujung jari.

f. Punggung tangan.  Letakkan tangan bayi


diantara kedua tangan
anda. Usap punggung
tangannya dari
pergelangan tangan ke
arah jari-jari dengan
lembut.

g. Peras dan putar pergelangan tangan (wrist circle)  Peraslah sekeliling


pergelangan tangan
dengan ibu jari dan jari
telunjuk.

42
h. Perahan cara Swedia.  Arah pijatan cara Swedia
adalah dari pergelangan
tangan ke arah badan.
Pijatan ini berguna untuk
mengalirkan darah ke
jantung dan paru-paru.
Gerakkan tangan kanan
dan kiri anda secara
bergantian mulai dari
pergelangan tangan
kanan bayi ke arah
pundak. Lanjutkan
dengan pijatan dari
pergelangan kiri bayi ke
arah pundak.
i. Gerakan menggulung  Peganglah lengan bayi
bagian atas/bahu dengan
kedua telapak tangan.
Bentuklah gerakan
menggulung dari pangkal
lengan menuju ke arah
pergelangan tangan/jari-
jari.

13. Lakukan pijatan pada muka, dengan :  Umumnya tidak


a. Dahi : menyetrika dahi (open book) diperlukan minyak untuk
daerah muka.
 Letakkan jari-jari kedua
tangan Anda pada
pertengahan dahi.
Tekankan jari-jari Anda
dengan lembut mulai dari
tengah dahi keluar ke
samping kanan dan kiri
seolah menyetrika dahi
atau membuka lembaran
buku. Gerakkan ke
bawah ke daerah pelipis,
buatlah lingkaran-
lingkaran kecil di daerah
pelipis, kemudian
gerakkan ke dalam
melalui daerah pipi di
bawah mata.
b. Alis : menyetrika alis.  Letakkan kedua ibu jari
anda di antara kedua alis
mata. Gunakan kedua ibu
jari untuk memijat secara
lembut pada alis mata
dan di atas kelopak mata,
mulai dari tengah ke
samping seolah
menyetrika alis.
c. Hidung : senyum I.  Letakkan kedua ibu jari
anda pada pertengahan
alis. Tekankan ibu jari
anda dari pertengahan
kedua alis turun melalui
tepi hidung ke arah pipi
dengan membuat gerakan
ke samping dan ke atas
seolah membuat bayi
tersenyum.
d. Mulut bagian atas : senyum II.  Letakkan kedua ibu jari
Anda diatas mulut

43
dibawah sekat hidung.
Gerakkan kedua ibu jari
anda dari tengah ke
samping dan ke atas ke
daerah pipi seolah
membuat bayi
tersenyum.

e. Mulut bagian bawah : senyum III.  Letakkan kedua ibu jari


anda ditengah dagu.
Tekankan dua ibu jari
pada dagu dengan
gerakan dari tengah ke
samping, kemudian ke
atas ke arah pipi seolah
membuat bayi
tersenyum.
f. Lingkaran kecil di rahang (small circles around jaw)  Dengan jari kedua
tangan, buatlah
lingkaran-lingkaran kecil
di daerah rahang bayi.

g. Belakang telinga  Dengan mempergunakan


ujung-ujung jari, berikan
tekanan lembut pada
daerah belakang telinga
kanan dan kiri. Gerakkan
ke arah pertengahan dagu
dibawah dagu.

14. Lakukan pijatan pada punggung, dengan :  Tengkurapkan bayi


a. Gerakan maju mundur (kursi goyang) melindang di depan anda
dengan kepala di sebelah
kiri dan kaki di sebelah
kanan anda. Pijatah
sepanjang punggung bayi
dengan gerakan maju
mundur menggunakan ke
dua telapak tangan, dari
bawah leher sampai ke
pantat bayi, lalu kembali
lagi ke leher.
15. b. Gerakan menyetrika.  Pegang pantat bayi
dengan tangan kanan.
Dengan tangan kiri,
pijatlah mulai dari leher
ke bawah sampai
bertemu dengan tangan
kanan yang menahan
pantat bayi seolah
menyetrika punggung.
16. c. Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki.  Ulangi gerakan
menyetrika punggung,
hanya kali ini tangan
kanan memegang kaki
bayi dan gerakan
dilanjutkan sampai ke
tumit kaki bayi.

44
17. d. Gerakan melingkar.  Dengan jari-jari kedua
tangan anda, buatlah
gerakan-gerakan
melingkar kecil-kecil
mulai dari batas tengkuk
turun ke bawah di
sebelah kanan dan kiri
tulang punggung sampai
ke pantat. Mulai dengan
lingkaran-lingkaran kecil
di daerah leher,
kemudian lingkaran yang
lebih besar di daerah
pantat.
18. e. Gerakan menggaruk  Tekankan dengan lembut
kelima jari-jari tangan
kanan anda pada
punggung bayi. Buat
gerakan menggaruk ke
bawah memanjang
sampai ke pantat bayi.

19. Rapikan alat dan rapikan ruangan.


20. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip tujuh langkah
pencegahan infeksi.
21. Berikan kembali bayi pada ibunya. Tanyakan apakah ada hal
yang ingin diperjelas dalam
melakukan proses pijat bayi.
DOKUMENTASI
22. Mencatat seluruh hasil pengkajian dalam catatan
perkembangan

J. TUJUAN AKHIR
Tanpa menggunakan Job sheet, mahasiswa mampu melakukan langkah-langkah
memandikan bayi baru lahir dengan tepat sesuai standar.

K. DAFTAR PUSTAKA

1. Prasetyo, B. 2013. Pijat Bayi. Available Online : http://pijitbayi.blogspot.com/2013/06/pijat-


bayi-i.html.
2. Roesli U. 2001. Pedaman Pijat Bayi Prematur dan Bayi Usia 0-3 Bulan. Jakarta : Trubus
Agriwidya : 26-38.
3. Roesli U. 2005. Pedaman Pijat Bayi edisi revisi. Jakarta :Trubus agriwidya : 14-30.
4. Rosalina. 2007. Fisiologi Pijat Bayi. Bandung : Johnson & Johnson Indonesia & Trikarsa
Multi Media : 23-30.
5. Varney‘s. 1997. Midwifery.

45
JOB SHEET
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

A. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu mempraktekkan pemantauan tumbuh kembang neonatus, bayi dan
anak balita dengan pokok bahasan indikator pemantauan pertumbuhan neonatus, bayi dan anak
balita.

B. KOMPETENSI DASAR
Setelah praktikum mahasiswa mampu mempraktekkan pemantauan pertumbuhan
neonatus, bayi dan anak balita yang benar sesuai dengan prosedur job sheet dan daftar tilik.

C. DESKRIPSI
Job Sheet ini memberikan pedoman tentang praktek laboratorium dan klinik
mempraktekkan pemantauan pertumbuhan neonatus, bayi dan anak balita yang benar.

D. INDIKATOR
1. Mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk mempraktekkan pemantauan pertumbuhan neonatus,
bayi dan anak balita yang benar sesuai dengan pedoman yang telah diberikan.
2. Mahasiswa dapat mempraktekkan pemantauan pertumbuhan neonatus, bayi dan anak balita
yang benar sesuai dengan prosedur yang ada pada job sheet.

E. WAKTU
Diharapkan dalam waktu 80 menit mahasiswa dapat mempraktekkan pemantauan
pertumbuhan neonatus, bayi dan anak balita yang benar.

F. PRASARAT
Sebelum mahasiswa melaksanakan praktikum ini, mahasiswa harus lulus pretest dengan
nilai minimal 70. Mahasiswa perlu merujuk kembali pada modul KDPK, pertolongan persalinan
normal, dan bayi baru lahir.

G. DASAR TEORI
1. Pengertian antropemetri
Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh dan
metros artinya ukuran. Antropometri artinya ukuran dari tubuh. Antropometri gizi adalah
berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari
berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
2. Jenis parameter
a. Berat badan
b. Umur
c. Tinggi badan
d. Lingkar lengan atas
e. Lingkar kepala
f. Lingkar dada
3. Membaca Grafik Pertumbuhan Di KMS
a. Persentil menunjukkan persentase nilai pada umur tersebut dari suatu populasi.
b. Fokus pada pola atau trend dari grafik yang terbentuk (paling baik jika pola yang
terbentuk bergerak ke atas/trendnya naik, tidak stagnan, juga tidak meningkat atau
menurun dengan tajam). Bukan terfokus pada angka-angka persentil.
c. Besar atau rendahnya persentil tidak berarti menunjukkan adanya masalah.
d. Ada juga pola grafik yang naik tajam atau turun drastis atau grafik berada pada kurva
paling ekstrim (di luar dari semua kurva).
e. Grafik pertumbuhan dapat juga memberikan kesan yang salah tentang kondisi
pertumbuhan anak kita.
f. Pola pertumbuhan berat badan bayi/BB (weight) dan panjang badan/PB (length) bayi
digambarkan dalam Kurva Pertumbuhan atau Weight/LengthChart. Rentangnya dari 5%
sampai 95%. Apabila bayi berada dalam chart tersebut, maka bayi masih dikatakan

46
normal. Namun, berada di luar chart baik lebih rendah atau lebih tinggi tidak bisa dinilai
ada kelainan, harus diperiksa penyebabnya apa.
g. Satu hal yang penting juga adalah pola pertumbuhan berat badan sebenarnya tergantung
dari Tinggi Badan dan Proporsi (keseimbangan) Berat Badan dan Tinggi Badan. Polanya
akan terlihat pada grafik pertumbuhan status berat badan ideal anak.
4. Intepretasi
a. PERTAMA ; Pertumbuhan yang diharapkan pada anak dengan statu awal Berat Badan
Idealnya baik (normal) dengan Tinggi Badanya Normal, akan terlihat proporsi
(keseimbangan) berat badan dan tinggi badanya normal, maka pola pertumbuhan berat
badan pada anak akan terlihat pada grafik pertumbuhan adalah standar seperti terlihat
pada gambar dibawah ini.
Berat badan standar (ideal) pada anak
 usia 1-10 tahun secara praktis dapat digunakan rumus = 2n+8, dimana –n-
adalah usia dalam tahun koma bulan misalnya usia 15 bulan ditulis 1,3 (satu
koma tiga)
b. KEDUA ; Pertumbuhan yang diharapkan pada anak dengan status Berat Badan awalnya
Kurang dan Tinggi Badannya Pendek, akan terlihat proporsi (keseimbangan) Berat Badan
dan Tinggi adalah Normal, maka pola pertumbuhan anak pada KMS akan berada
dibawah standar, pola tersebutlah yang diharapkan, karena jika mengikuti Pola
Pertumbuhan Standar, anak akan terlihat kegemukan (obesitas).
c. KETIGA ; Jika pertumbuhan pada anak dengan status awal Berat Badannya Kurang,
sedangkan Tinggi Badannya normal, akan terlihat proporsi (keseimbangan) Berat Badan
dan Tinggi Badan anak adalah kurus, maka pola pertumbuhan anak yang diharapkan
adalah harus berada pada pola standar.

H. KESELAMATAN KERJA
1. Patuhi prosedur pekerjaan.
2. Bertindak lembut dan hati- hati pada saat melakukan tindakan.
3. Letakkan peralatan pada tempat yang mudah terjangkau.
4. Lakukan secara benar dan teliti.

I. PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Persiapan
a. Persiapan alat dan tempat
1) Alat yang digunakan untuk pemantauan pertumbuhan neonatus, bayi dan balita :
a) Timbangan bayi
b) Boneka bayi
c) Pakaian bayi
d) Meja yang datar
e) Pengukur PB
f) Alas/ kain
g) Metlin
2) Tempat
Ruangan yang tertutup, bersih, kering, hangat dan terang
b. Persiapan diri
Sebelum memegang neonatus, bayi dan balita, cucilah tangan dengan sabun dan
air bersih mengalir kemudian keringkan dengan lap bersih dan kering atau dianginkan.
Jangan menyentuh bayi jika tangan anda masih basah dan dingin.
c. Persiapan keluarga
Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang apa yang akan dilakukan yaitu
pemantauan pertumbuhan neonatus, bayi dan anak balita dan kemudian beritahukan
hasilnya setelah selesai.
2. Langkah Kerja
a. Pengukuran berat badan (BB) bayi
No Langkah Kerja Keypoint
PERSIAPAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan salam
BHSP

47
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan serta  Gunakan bahasa yang
prosedur yang dilakukan dalam pemantauan pertumbuhan jelas dan mudah di
neonatus, bayi dan anak balita. pahami oleh klien.
 Lakukan informed
consent.
3. Siapkan bahan, peralatan dan perlengkapan. Susun alat dan  Susun secara argonomis
bahan secara berurutan dan periksa kelengkapannya serta perlengkapan untuk
letakkan pada tempat yang mudah dijangkau. memudahkan dalam
bekerja.
4. Pastikan suhu ruangan tetap hangat.  Suhu harus 20-25ºC, AC
dan kipas angin tidak
boleh dihidupkan
5. Beritahu ibu bahwa bayi akan diukur berat badannya.
6. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir, lalu pasang sarung tangan (handscoen). untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.

TINDAKAN PELAKSANAAN
7. Mengatur posisi timbangan senyaman mungkin.  Letakkan timbangan
pada meja yang tidak
mudah bergoyang.
8. Mengecek kelayakan timbangan dan mengatur posisi jarum  Lihat posisi jarum posisi
jam. jarum atau angka harus
menunjuk ke angka 0.

9. Meletakkan/ membaringkan bayi diatas timbangan secara  Bayi sebaiknya telanjang,


hati-hati. tanpa topi, kaos kaki,
sarung tangan.

10. Membaca hasil dari pengukuran BB secara teliti.  Lihat jarum timbangan
sampai berhentidan bila
bayi terus menerus
bergerak,perhatikan
gerakan jarum, baca
angka ditengah-tengah
antara gerakan jarum
ke kanan dan ke kiri.
 Berat badan BBL normal
2500-4000 gram.
11. Menggendong / mengangkat kembali bayi dari timbangan  Angkat bayi dengan
secara hati-hati. posisi kedua tangan
memegang ketiak bayi

48
agar pegangan lebih kuat.
12. Rapikan alat dan rapikan ruangan.
13. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
14. Berikan kembali bayi pada ibunya.  Tanyakan apakah ada hal
yang ingin diperjelas
dalam melakukan proses
memandikan bayi.
DOKUMENTASI
15. Mencatat seluruh hasil pengukuran dalam catatan  Catat hasil pengukuran
perkembangan. BB di buku pantauan
pertumbuhan dan
perkembangan bayi
(KMS).

b. Pengukuran Panjang Badan (PB) bayi


No Langkah Kerja Keypoint
PERSIAPAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan salam
BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan serta  Gunakan bahasa yang
prosedur yang dilakukan dalam pemantauan pertumbuhan jelas dan mudah di
neonatus, bayi dan anak balita. pahami oleh klien.
 Lakukan informed
consent.
3. Siapkan bahan, peralatan dan perlengkapan. Susun alat dan  Susun secara argonomis
bahan secara berurutan dan periksa kelengkapannya serta perlengkapan untuk
letakkan pada tempat yang mudah dijangkau. memudahkan dalam
bekerja.
4. Pastikan suhu ruangan tetap hangat.  Suhu harus 20-25ºC, AC
dan kipas angin tidak
boleh dihidupkan
5. Beritahu ibu bahwa bayi akan diukur panjang badannya.
6. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir, lalu pasang sarung tangan (handscoen). untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
TINDAKAN PELAKSANAAN
7. Menyiapkan meja tempat pengukuran PB.  Pastikan menggunakan
meja yang datar, keras,
bersih dan kering.

49
8. Baringkan bayi secara terlentang diatas meja pengukuran  Kepala bayi menempel
yang sudah diberi alas. pada pembatas angka 0.

9. Ukur panjang badan bayi  Bayi sebaiknya tidak


Sebaiknya dilakukan oleh tiga orang menggunakan topi, kaos
 Petugas1 : kedua tangan memegang kepala bayi agar kaki atau sepatu.
tetap menempel pada pembatas angka 0 (pembatas  Panjang badan BBL
kepala) normal : 48-52 cm.

 Petugas 2 : tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus,


tangan kanan menekan batas kaki ke telapak kaki.

 Petugas 3 : membaca di tepi di luar pengukur dan


mencatat hasil.

10. Rapikan alat dan rapikan ruangan.


11. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan

50
infeksi.
12. Berikan kembali bayi pada ibunya.  Tanyakan apakah ada hal
yang ingin diperjelas
dalam melakukan proses
memandikan bayi.
DOKUMENTASI
13. Mencatat seluruh hasil pengukuran dalam catatan  Catat hasil pengukuran
perkembangan. PB di buku pantauan
pertumbuhan dan
perkembangan bayi
(KMS).

c. Pengukuran Panjang Badan (PB) secara berdiri


No Langkah Kerja Keypoint
PERSIAPAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan salam
BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan serta  Gunakan bahasa yang
prosedur yang dilakukan dalam pemantauan pertumbuhan jelas dan mudah di
neonatus, bayi dan anak balita. pahami oleh klien.
 Lakukan informed
consent.
3. Siapkan bahan, peralatan dan perlengkapan. Susun alat dan  Susun secara argonomis
bahan secara berurutan dan periksa kelengkapannya serta perlengkapan untuk
letakkan pada tempat yang mudah dijangkau. memudahkan dalam
bekerja.
4. Pastikan suhu ruangan tetap hangat.  Suhu harus 20-25ºC, AC
dan kipas angin tidak
boleh dihidupkan
5. Beritahu ibu bahwa bayi akan diukur panjang badannya.
6. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir, lalu pasang sarung tangan (handscoen). untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.

TINDAKAN PELAKSANAAN
7. Menyiapkan alat pengukur PB dan memasangnya.  Pasang pengukur
panjang badan di tempat
yang mudah di jangkau

8. Anak berdiri tegak mengadap kedepan, Punggung, pantat  Anak tidak memakai
dan tumit menempel pada tiang pengukur. sandal atau sepatu.
9. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-  Anak tidak
ubun. memakai topi.

51
10. Membaca hasil pengukuran PB.  Baca angka di batas
angka tersebut
11. Rapikan alat dan rapikan ruangan.
12. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
13. Berikan kembali bayi pada ibunya.  Tanyakan apakah ada hal
yang ingin diperjelas
dalam melakukan proses
memandikan bayi.
DOKUMENTASI
14. Mencatat seluruh hasil pengukuran dalam catatan  Catat hasil pengukuran
perkembangan. PB di buku pantauan
pertumbuhan dan
perkembangan bayi
(KMS).

d. Pengukuran Lingkar Kepala (LK)


No Langkah Kerja Keypoint
PERSIAPAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan salam
BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan serta  Gunakan bahasa yang
prosedur yang dilakukan dalam pemantauan pertumbuhan jelas dan mudah di
neonatus, bayi dan anak balita. pahami oleh klien.
 Lakukan informed
consent.
3. Siapkan bahan, peralatan dan perlengkapan. Susun alat dan  Susun secara argonomis
bahan secara berurutan dan periksa kelengkapannya serta perlengkapan untuk
letakkan pada tempat yang mudah dijangkau. memudahkan dalam
bekerja.
4. Pastikan suhu ruangan tetap hangat.  Suhu harus 20-25ºC, AC
dan kipas angin tidak
boleh dihidupkan
5. Beritahu ibu bahwa bayi akan diukur lingkar kepalanya.
6. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir, lalu pasang sarung tangan (handscoen). untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
TINDAKAN PELAKSANAAN
7. Menyiapkan alat pengukur LK dan pasien (bayi dan anak).  Pastikan anak tenang saat
dilakukan pengukuran.

52
8. Membaringkan bayi diatas meja tempat pengukuran.  Boleh sambil di gendong
atau duduk jika anak
merasa tidak nyaman.
9. Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi,  Lakukan secara benar
menutupi alis mata, diatas kedua telinga, dan bagian dan teliti.
belakang kepala yang menonjol, tarik agak kencang.  Ukuran LK pada BBL
1) FO (fronto oksipito)
: 30-34 cm.
2) MO (mento oksipito)
: 35-38 cm
3) SOB (suoksipito
bregmatika) : 29,5-
30 cm.

10. Baca angka pada pertemuan dengan angka 0.  Tanyakan tanggal lahir
bayi / anak, hitung umur
bayi / anak.

11. Rapikan alat dan rapikan ruangan.


12. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
13. Berikan kembali bayi pada ibunya.  Tanyakan apakah ada hal
yang ingin diperjelas
dalam melakukan proses
memandikan bayi.
DOKUMENTASI
14. Mencatat seluruh hasil pengukuran dalam catatan  Hasil pengukuran di catat
perkembangan pada grafik lingkaran
kepala menurut umur dan
jenis kelamin anak.

J. TUJUAN AKHIR

Tanpa menggunakan Job sheet, mahasiswa mampu melakukan langkah-langkah

memandikan bayi baru lahir dengan tepat sesuai standar.

K. DAFTAR PUSTAKA

1. Anak spesial. 2011. Antropometri. Available Online : http://anakspesial-


edu.com/blog/artoprometri.

53
2. Cahyaningsih, Dwi. 2011. Pertumbuhan perkembangan anak dan remaja. Jakarta : TIM.
3. Depkes RI.1992. Asuhan Kesehatan dalam Kontek Keluarga.
4. Dompas, Robin. 2011. Buku saku asuhan neonatus, bayi dan balita. Jakarta : EGC.
5. FK-UI. Ilmu Kesehatan Anak 1 dan 3.
6. Hidayat, Aziz. 2009. Asuhan neonatus, bayi dan balita. Jakarta : EGC.
7. Mirriamstoppard. 1995. Complete Baby and Child Care.
8. Riezz. 2013. Jobsheet PB, BB, LK. Available Online :
http://reviimey.blogspot.com/2013/01/job-sheet-bb-pb-lk.html.
9. Rochmah. 2012. Panduan belajar asuhan neonatus, bayi dan balita. Jakarta : EGC.
10. Soetjiningsih. 1995. Tumbuh kembang anak. Jakarta : EGC.

54
JOB SHEET
PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA
DENGAN DENVER DEVELOPMENTAL SCREENING TEST (DDST)

A. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu mempraktekkan pemantauan tumbuh kembang neonatus, bayi dan
anak balita dengan pokok bahasan indikator pemantauan perkembangan neonatus, bayi dan anak
balita menggunakan Denver Developmental Screening Test (DDST).

B. KOMPETENSI DASAR
Setelah praktikum mahasiswa mampu mempraktekkan pemantauan perkembangan
neonatus, bayi dan anak balita menggunakan Denver Developmental Screening Test (DDST) yang
benar sesuai dengan prosedur job sheet dan daftar tilik.

C. DESKRIPSI
Job Sheet ini memberikan pedoman tentang praktek laboratorium dan klinik
mempraktekkan pemantauan perkembangan neonatus, bayi dan anak balita menggunakan Denver
Developmental Screening Test (DDST) yang benar.

D. INDIKATOR
1. Mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk mempraktekkan pemantauan perkembangan
neonatus, bayi dan anak balita menggunakan Denver Developmental Screening Test (DDST)
yang benar sesuai dengan pedoman yang telah diberikan.
2. Mahasiswa dapat mempraktekkan pemantauan perkembangan neonatus, bayi dan anak balita
menggunakan Denver Developmental Screening Test (DDST) yang benar sesuai dengan
prosedur yang ada pada job sheet.

E. WAKTU
Diharapkan dalam waktu 80 menit mahasiswa dapat mempraktekkan pemantauan
perkembangan neonatus, bayi dan anak balita menggunakan Denver Developmental Screening
Test (DDST) yang benar.

F. PRASARAT
Sebelum mahasiswa melaksanakan praktikum ini, mahasiswa harus lulus pretest dengan
nilai minimal 70. Mahasiswa perlu merujuk kembali pada modul KDPK, pertolongan persalinan
normal, dan bayi baru lahir.

G. DASAR TEORI
DDST merupakan salah satu tes psikomotorik yang sering digunakan di klinik/rumah
sakit bagian tumbuh kembang dimana merupakan salah satu tes/metode skrining yang digunakan
untuk menilai perkembangan anak mulai usia 1 bulan sampai 6 tahun.
Tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang
diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat
diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah
dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasi antara 85-100 % bayi dan anak-
anak pra sekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan. Ternyata dalam follow up 89%
dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5-6 tahun kemudian.
Tetapi dari penelitian Borowitz (1986) menunjukkan bahwa DDST tidak dapat
mengidentifikasikan lebih separoh anak dengan kelainan bicara. Frankenburg melakukan revisi
dan restandarisasi kembali DDST dan juga tugas perkambangan pada sektor bahasa ditambah,
yang kemudian hasil revisi dari DDST tersebut dinamakan Denver II.
Oleh karena itu, Frankenburg dkk. (1981) melalui DDST mengemukakan 4 parameter
perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita yaitu :
1. Personal Sosial (kepribadian/tingkah laku sosial).
2. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus).
3. Language (bahasa).
4. Gross Motor (perkembangan motorik kasar).

55
H. KESELAMATAN KERJA
1. Patuhi prosedur dan pusatkan perhatian pada pekerjaan
2. Lakukan pencegahan infeksi dengan cara cuci tangan sebelum dan setelah melakukan
tindakan.
3. Perhatikan kenyamanan klien.

I. PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Persiapan
a. Persiapan alat dan tempat
1) Alat yang digunakan untuk pemeriksaan DDST :
a) Lembar DDST
b) Kotak mainan DDST
2) Tempat
Ruangan bermain, bersih, kering, hangat dan terang
b. Persiapan diri
Sebelum memegang anak, cucilah tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan dengan lap bersih dan kering atau dianginkan.
c. Persiapan keluarga
Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang apa yang akan dilakukan yaitu
pemantauan perkembangan neonatus, bayi dan anak balita menggunakan Denver
Developmental Screening Test (DDST) dan kemudian beritahukan hasilnya setelah
selesai.
2. Langkah Kerja
No Langkah Kerja Keypoint
PERSIAPAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan salam
BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan  Gunakan bahasa yang jelas
serta prosedur yang dilakukan dalam pemantauan dan mudah di pahami oleh
perkembangan neonatus, bayi dan anak balita klien.
menggunakan Denver Developmental Screening Test  Bila ibu mengetahui dengan
(DDST). jelas mengenai
prosedur/tindakan yang akan
dilakukan maka ia biasanya
lebih mudah diajak untuk
bekerjasama.
 Lakukan informed consent.
3. Siapkan bahan, peralatan dan perlengkapan termasuk  Susun secara argonomis
formulir DDST. Susun alat dan bahan secara berurutan perlengkapan untuk
dan periksa kelengkapannya serta letakkan pada tempat memudahkan dalam bekerja.
yang mudah dijangkau.

4. Pastikan suhu ruangan tetap hangat.  Suhu harus 20-25ºC, AC dan


kipas angin tidak boleh
dihidupkan
5. Beritahu ibu bahwa bayi akan dilakukan pemeriksaan  Gunakan bahasa yang jelas
DDST. dan mudah di pahami oleh
klien.
6. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan untuk
mengalir. perlindungan diri secara
efektif dengan prinsip

56
pencegahan infeksi.
 Sebelum melaksanakan
tindakan lepaskan semua
perhiasan dari lengan dan
tangan

KONSELING
7. Menyapa orang tua/pengasuh dan anak dengan ramah.  Pendekatan pada anak dan
orang tua sangat diperlukan
agar anak dan orang tua
kooperatif dalam
pemeriksaan DDST.
8. Menjelaskan kepada orang tua/pengasuh tujuan  Tes ini bukan untuk
dilakukan test perkembangan (test ini bukan untuk mengetahui IQ anak akan
mengetahui IQ anak). tetapi untuk mengetahui
perkembangan anak dari 4
sektor pemeriksaan (personal
social, motorik halus,
motorik kasar dan bahasa)
9. Membuat komunikasi yang baik dengan anak.  Anak menjadi kooperatif dan
memudahkan dalam
pemeriksaan DDST.
TINDAKAN PELAKSANAAN
10. Menghitung umur anak dengan benar.  Untuk menetapkan umur
kronologis anak.
11. Menanyakan apakah anak lahir prematur dan bila ‖ya‖  Untuk menetapkan umur
koreksi umur anak. kronologis anak.
12. Menulis tanggal pemeriksaan di atas garis umur.  Lakukan pemeriksaan dengan
cermat dan teliti
13. Membuat garis umur dengan benar.  Lakukan pemeriksaan dengan
cermat dan teliti
14. Melakukan tugas perkembangan untuk tiap sektor  Lakukan pemeriksaan sesuai
minimal 3 tugas sebelah kiri garis umur dan bila lulus dengan usia kronologis.
diteruskan sampai menembus garis umur serta sebelah
kanan sampai anak gagal pada 3 tugas perkembangan.
Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu uji
coba pada langkah 11, lakukan uji coba tambahan ke
sebelah kiri garis umur pada sektor yang sama sampai
anak dapat lulus 3 tugas perkembangan.

15. Memberi skor penilaian dengan tepat  Lakukan pemeriksaan dengan


cermat dan teliti
16. Selama penilaian orang tua/pengasuh ditanyakan adanya  Lakukan pemeriksaan dengan
perilaku yang khas pada anak. cermat dan teliti
17. Mengambil kesimpulan dengan benar 1. Abnormal
 Bila didapatkan dua atau
lebih keterlambatan pada
dua sektor atau lebih.
 Bila dalam satu sektor atau
lebih ditemukan dua atau
lebih keterlambatan
ditambah satu sektor atau
lebih dengan satu
keterlambatan dan pada
sektor yang sama tersebut
tidak ada yang lulus pada
kotak yang berpotongan
dengan garis vertikal usia.

57
2. Meragukan (questionable)
 Bila pada satu sektor di
dapatkan dua
keterlambatan atau lebih.
 Bila pada satu sektor atau
lebih di dapatkan satu
keterlambatan dan pada
sektor yang sama tidak ada
yang lulus pada kotak yang
berpotongan dengan garis
vertikal usia.
3. Tidak dapat di tes
(untestable)
 Apabila terjadi penolakkan
sehingga hasil tes menjadi
abnormal atau meragukan.
4. Normal
 Semua yang tidak
tercantum dalam semua
kriteria atas.
5. Menjelaskan hasil penilaian dan tindak lanjut.  Ibu/keluarga mengetahui
Mengucapkan terima kasih dan salam perpisahan hasil pemeriksaan dan
mengetahui tindak lanjut
berikutnya.
6. Rapikan alat dan rapikan ruangan.
7. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan untuk
mengalir. perlindungan diri secara
efektif dengan prinsip
pencegahan infeksi.
8. Berikan kembali bayi pada ibunya.  Tanyakan apakah ada hal
yang ingin diperjelas dalam
melakukan proses
pemantauan perkembangan
neonats, bayi dan anak balita
dengan DDST.
DOKUMENTASI
9. Mencatat seluruh hasil pengkajian dalam catatan
perkembangan

58
59
60
J. TUJUAN AKHIR
Tanpa menggunakan Job sheet, mahasiswa mampu melakukan langkah-langkah
pemantauan perkembangan neonatus, bayi dan anak balita menggunakan Denver Developmental
Screening Test (DDST) dengan tepat sesuai standar.

K. DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. 1992. Asuhan Kesehatan dalam Kontek Keluarga.


2. FK-UI. Ilmu Kesehatan Anak 1 dan 3.
3. Iswanto, J. 2012. Denver Developmental Screening Test (DDST). Available Online :
http://www.sumbarsehat.com/2012/07/denver-developmental-screeningtest-ddst.html.
4. Mirriamstoppard. 1995. Complete Baby and Child Care.
5. Rofiq, A. 2008. Perkembangan menurut Denver II. Available Online :
http://rofiqahmad.wordpress.com/2008/04/02/perkembangan-menurut-denver-ii-ddst-ii/.

61
JOB SHEET
PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA
DENGAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK)

A. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu mempraktekkan pemantauan tumbuh kembang neonatus, bayi dan
anak balita dengan pokok bahasan indikator pemantauan tumbuh kembang neonatus, bayi dan
anak balita menggunakan deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang balita (DDTK).

B. KOMPETENSI DASAR
Setelah praktikum mahasiswa mampu mempraktekkan pemantauan tumbuh kembang
neonatus, bayi dan anak balita menggunakan deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang balita
(DDTK) yang benar sesuai dengan prosedur job sheet dan daftar tilik.

C. DESKRIPSI
Job Sheet ini memberikan pedoman tentang praktek laboratorium dan klinik
mempraktekkan pemantauan tumbuh kembang neonatus, bayi dan anak balita menggunakan
deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang balita (DDTK) yang benar.

D. INDIKATOR
1. Mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk mempraktekkan pemantauan tumbuh kembang
neonatus, bayi dan anak balita menggunakan deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang
balita (DDTK) yang benar sesuai dengan pedoman yang telah diberikan.
2. Mahasiswa dapat mempraktekkan pemantauan tumbuh kembang neonatus, bayi dan anak
balita menggunakan deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang balita (DDTK) yang benar
sesuai dengan prosedur yang ada pada job sheet.

E. WAKTU
Diharapkan dalam waktu 80 menit mahasiswa dapat mempraktekkan pemantauan
tumbuh kembang neonatus, bayi dan anak balita menggunakan deteksi dan intervensi dini tumbuh
kembang balita (DDTK) yang benar.

F. PRASARAT
Sebelum mahasiswa melaksanakan praktikum ini, mahasiswa harus lulus pretest dengan
nilai minimal 70. Mahasiswa perlu merujuk kembali pada modul KDPK, pertolongan persalinan
normal, dan bayi baru lahir.

G. DASAR TEORI
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan. Deteksi dini penyimpangan perkembangan :
1. Tanya perkembangan anak dengan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) mulai
umur 3 bulan.
Formulir KPSP adalah alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui
perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
 Minimal tiap 3 bulan sampai umur 2 tahun.
 Minimal tiap 6 bulan umur 2-6 tahun.
2. Tanya pendengaran anak dengan TDD (tes daya dengar) mulai umur 3 bulan)
 Minimal tiap 3 bulan sampai umur 1 tahun.
 Minimal tiap 6 bulan sampai umur 6 tahun.
3. Tes penglihatan anak dengan TDL (tes daya lihat) mulai umur 3 tahun, tiap 6 bulan.
4. Tanya gangguan perilaku dengan KMME (kuesioner masalah mental emosional), CHAT
(checklist for autisme in toddler), Conners untuk gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktifitas (GPPH).
 CHAT untuk anak umur 18 bulan sampai dengan 3 tahun.
 KMME untuk anak usia 3-6 tahun.

62
 GPPH untuk anak umur 3 tahun keatas.
Bila tidak ada penyimpangan :
1. Beri pujian pada keluarga
2. Lanjutkan pemenuhan kebutuhan anak :
 FISIS-BIOLOGIS : nutrisi, immunisasi, kebersihan badan dan lingkungan, pengobatan,
olahraga, bermain.
 KASIH SAYANG : menciptakan rasa aman dan nyaman, dilindungi, diperhatikan (minat,
keinginan, pendapat), diberi contoh (bukan dipaksa), dibantu, didorong, dihargai, penuh
kegembiraan, koreksi (bukan ancaman/hukuman)  pola asuh demokratik.
 STIMULASI : sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian, kreativitas,
kerjasama.
3. Lanjutkan pemantauan tumbuh kembang berkala.
Bila ditemukan penyimpangan : intervensi segera (tindakan segera).

H. KESELAMATAN KERJA
1. Patuhi prosedur dan pusatkan perhatian pada pekerjaan
2. Lakukan pencegahan infeksi dengan cara cuci tangan sebelum dan setelah melakukan
tindakan.
3. Perhatikan kenyamanan klien.

I. PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Persiapan
a. Persiapan alat dan tempat
1) Alat yang digunakan untuk pemeriksaan KPSP :
a) Kuesioner (daftar pertanyaan) sesuai umur anak.
b) Kertas, pensil.
c) Bola karet atau plastik seukuran bola tenis.
d) Kerincingan.
e) Kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah.
f) Benda-benda kecil seperti kismis/potongan biskuit kecil berukuran 0,5 -1 cm.
2) Alat yang digunakan untuk pemeriksaan deteksi dini gangguan perilaku :
Formulir CHAT, KMME dan kuesioner Abreviated Conner Rating Scale untuk
gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas (GPPH).
3) Alat yang digunakan untuk pemeriksaan TDD :
a) Daftar pertanyaan : 0-6 bln, 6-9 bln, 9-12 bln, 12-24 bln, 2-3 thn, > 3 thn.
b) Gambar binatang (ayam, anjing, kucing), manusia
c) Mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir, bola).
4) Alat yang digunakan untuk pemeriksaan TDL :
a) Ruangan
b) Dua buah kursi
c) Poster huruf E dan penunjuk
d) Guntingan huruf E
5) Tempat
Ruangan bermain, bersih, kering, hangat dan terang
b. Persiapan diri
Sebelum memegang anak, cucilah tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan dengan lap bersih dan kering atau dianginkan.
c. Persiapan keluarga
Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang apa yang akan dilakukan yaitu
pemantauan tumbuh kembang neonatus, bayi dan anak balita menggunakan deteksi dan
intervensi dini tumbuh kembang balita (DDTK) dan kemudian beritahukan hasilnya
setelah selesai.

63
2. Langkah Kerja Pemeriksaan DDTK

a. Langkah kerja pemeriksaan BB balita


No Langkah Kerja Keypoint
PERSIAPAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan salam
BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan serta  Gunakan bahasa yang
prosedur yang dilakukan dalam pemantauan pertumbuhan jelas dan mudah di
neonatus, bayi dan anak balita. pahami oleh klien.
 Lakukan informed
consent.
3. Siapkan bahan, peralatan dan perlengkapan. Susun alat dan  Susun secara argonomis
bahan secara berurutan dan periksa kelengkapannya serta perlengkapan untuk
letakkan pada tempat yang mudah dijangkau. memudahkan dalam
bekerja.
4. Pastikan suhu ruangan tetap hangat.  Suhu harus 20-25ºC, AC
dan kipas angin tidak
boleh dihidupkan
5. Beritahu ibu bahwa bayi akan diukur berat badannya.
6. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir, lalu pasang sarung tangan (handscoen). untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.

64
TINDAKAN PELAKSANAAN
7. Mengatur posisi timbangan senyaman mungkin.  Letakkan timbangan
pada meja yang tidak
mudah bergoyang.
8. Mengecek kelayakan timbangan.  Lihat posisi jarum posisi
jarum atau angka harus
menunjuk ke angka 0.

Timbangan Dacin
9. Meletakkan/ membaringkan bayi diatas timbangan secara  Bayi sebaiknya telanjang,
hati-hati. tanpa topi, kaos kaki,
sarung tangan.

Timbangan Dacin
10. Membaca hasil dari pengukuran BB secara teliti.  Lihat jarum timbangan
sampai berhentidan bila
bayi terus menerus
bergerak,perhatikan
gerakan jarum, baca
angka ditengah-tengah
antara gerakan jarum
ke kanan dan ke kiri.
11. Menggendong / mengangkat kembali bayi dari timbangan  Angkat bayi dengan
secara hati-hati. posisi kedua tangan
memegang ketiak bayi
agar pegangan lebih kuat.
12. Rapikan alat dan rapikan ruangan.
13. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
14. Berikan kembali bayi pada ibunya.  Tanyakan apakah ada hal
yang ingin diperjelas
dalam melakukan proses
memandikan bayi.
DOKUMENTASI

65
15. Mencatat seluruh hasil pengukuran dalam catatan  Catat hasil pengukuran
perkembangan. BB di buku pantauan
pertumbuhan dan
perkembangan bayi
(KMS).

b. Langkah kerja pemeriksaan TB balita


No Langkah Kerja Keypoint
PERSIAPAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan salam
BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan serta  Gunakan bahasa yang
prosedur yang dilakukan dalam pemantauan pertumbuhan jelas dan mudah di
neonatus, bayi dan anak balita. pahami oleh klien.
 Lakukan informed
consent.
3. Siapkan bahan, peralatan dan perlengkapan. Susun alat dan  Susun secara argonomis
bahan secara berurutan dan periksa kelengkapannya serta perlengkapan untuk
letakkan pada tempat yang mudah dijangkau. memudahkan dalam
bekerja.
4. Pastikan suhu ruangan tetap hangat.  Suhu harus 20-25ºC, AC
dan kipas angin tidak
boleh dihidupkan
5. Beritahu ibu bahwa bayi akan diukur berat badannya.
6. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir, lalu pasang sarung tangan (handscoen). untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
TINDAKAN PELAKSANAAN
7. Menyiapkan alat pengukur PB dan memasangnya.  Pasang pengukur
panjang badan di tempat
yang mudah di jangkau
8. Anak berdiri tegak mengadap kedepan, Punggung, pantat  Anak tidak memakai
dan tumit menempel pada tiang pengukur. sandal atau sepatu.

9. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-  Anak tidak


ubun. memakai topi.

10. Membaca hasil pengukuran PB.  Baca angka di batas


angka tersebut

11. Rapikan alat dan rapikan ruangan.


12. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
13. Berikan kembali bayi pada ibunya.  Tanyakan apakah ada hal
yang ingin diperjelas
dalam melakukan proses
memandikan bayi.
DOKUMENTASI
14. Mencatat seluruh hasil pengukuran dalam catatan  Catat hasil pengukuran
perkembangan. PB di buku pantauan
pertumbuhan dan
perkembangan bayi
(KMS).

c. Langkah kerja pemeriksaan LK

66
No Langkah Kerja Keypoint
PERSIAPAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan salam
BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan serta  Gunakan bahasa yang
prosedur yang dilakukan dalam pemantauan pertumbuhan jelas dan mudah di
neonatus, bayi dan anak balita. pahami oleh klien.
 Lakukan informed
consent.
3. Siapkan bahan, peralatan dan perlengkapan. Susun alat dan  Susun secara argonomis
bahan secara berurutan dan periksa kelengkapannya serta perlengkapan untuk
letakkan pada tempat yang mudah dijangkau. memudahkan dalam
bekerja.
4. Pastikan suhu ruangan tetap hangat.  Suhu harus 20-25ºC, AC
dan kipas angin tidak
boleh dihidupkan
5. Beritahu ibu bahwa bayi akan diukur berat badannya.
6. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir, lalu pasang sarung tangan (handscoen). untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
TINDAKAN PELAKSANAAN
7. Menyiapkan alat pengukur LK dan pasien (bayi dan anak).  Pastikan anak tenang saat
dilakukan pengukuran.
8. Membaringkan bayi diatas meja tempat pengukuran.  Boleh sambil di gendong
atau duduk jika anak
merasa tidak nyaman.
9. Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi,  Lakukan secara benar
menutupi alis mata, diatas kedua telinga, dan bagian dan teliti.
belakang kepala yang menonjol, tarik agak kencang.

10. Baca angka pada pertemuan dengan angka 0.  Tanyakan tanggal lahir
bayi / anak, hitung umur
bayi / anak.
11. Rapikan alat dan rapikan ruangan.
12. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
13. Berikan kembali bayi pada ibunya.  Tanyakan apakah ada hal
yang ingin diperjelas
dalam melakukan proses
memandikan bayi.
DOKUMENTASI
14. Mencatat seluruh hasil pengukuran dalam catatan  Hasil pengukuran di catat
perkembangan pada grafik lingkaran
kepala menurut umur dan
jenis kelamin anak.

d. Langkah kerja pemeriksaan KPSP


No Langkah Kerja Keypoint
PERSIAPAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan salam
BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan serta  Gunakan bahasa yang
prosedur yang dilakukan dalam pemantauan perkembangan jelas dan mudah di
neonatus, bayi dan anak balita menggunakan kuesioner pra pahami oleh klien.
skrining perkembangan (KPSP).  Bila ibu mengetahui
dengan jelas mengenai

67
prosedur/tindakan yang
akan dilakukan maka ia
biasanya lebih mudah
diajak untuk
bekerjasama.
 Lakukan informed
consent.
3. Siapkan bahan, peralatan dan perlengkapan termasuk  Susun secara argonomis
formulir KPSP. Susun alat dan bahan secara berurutan dan perlengkapan untuk
periksa kelengkapannya serta letakkan pada tempat yang memudahkan dalam
mudah dijangkau. bekerja.
Alat :
 Kuesioner (daftar pertanyaan) sesuai umur anak.
 Kertas, pensil.
 Bola karet atau plastik seukuran bola tenis.
 Kerincingan.
 Kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah.
 Benda-benda kecil seperti kismis/potongan biskuit kecil
berukuran 0,5 -1 cm.

4. Pastikan suhu ruangan tetap hangat.  Suhu harus 20-25ºC, AC


dan kipas angin tidak
boleh dihidupkan
5. Beritahu ibu bahwa bayi akan dilakukan pemeriksaan KPSP.  Gunakan bahasa yang
jelas dan mudah di
pahami oleh klien.
6. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
 Sebelum melaksanakan
tindakan lepaskan semua
perhiasan dari lengan dan
tangan
KONSELING
7. Menyapa orang tua/pengasuh dan anak dengan ramah.  Pendekatan pada anak
dan orang tua sangat
diperlukan agar anak dan
orang tua kooperatif
dalam pemeriksaan
KPSP.
8. Menjelaskan kepada orang tua/pengasuh tujuan dilakukan  Tes ini bukan untuk
test perkembangan KPSP (test ini bukan untuk mengetahui mengetahui IQ anak akan
IQ anak). tetapi untuk mengetahui
perkembangan anak.
 Orang tua jangan ragu-
ragu atau takut
disalahkan.
9. Membuat komunikasi yang baik dengan anak.  Anak menjadi kooperatif
dan memudahkan dalam
pemeriksaan KPSP.
TINDAKAN PELAKSANAAN
10. Menghitung umur anak dengan benar.  Untuk menetapkan umur

68
kronologis anak.
11. Buka kuesioner sesuai umurnya (3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24,  Untuk menetapkan umur
30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, 72 bulan). kronologis anak.
12. Tanyakan isi KPSP sesuai urutan atau melaksanakan  KPSP terdiri dari 2
perintah sesuai KPSP. macam pertanyaan, yaitu :
1) Pertanyaan yang
dijawab oleh
ibu/pengasuh anak.
Contoh : ―dapatkah
bayi makan kue
sendiri?‖
2) Perintah kepada
ibu/pengasuh anak
atau petugas untuk
melaksanakan tugas
yang tertulis pada
KPSP. Contoh :
―pada posisi bayi
anda terlentang,
tariklah bayi pada
pergelangan
tangannya secara
perlahan-lahan ke
posisi duduk‖
 Baca dulu dengan baik
pertanyaan-pertanyaan
yang ada. Bila tidak jelas
atau ragu-ragu tanyakan
lebih lanjut agar mengerti
sebelum melaksanakan.
 Pertanyaan dijawab
berurutan satu persatu.
 Setiap pertanyaan hanya
mempunyai satu
jawaban YA atau TIDAK.
 Teliti kembali semua
pertanyaan dan jawaban.
13. Memberi skor penilaian dengan tepat Interpretasi hasil :
 Hitung jawaban Ya (bila
dijawab bisa atau sering at
au kadang-kadang)
 Hitung jawaban Tidak
(bila jawaban belum
pernah atau tidak pernah)
 Bila jawaban YA = 9-
10, perkembangan anak
sesuai dengan tahapan
perkembangan (S)
 Bila jawaban YA = 7 atau
8, perkembangan anak
meragukan (M)
 Bila jawaban YA = 6 atau
kurang, kemungkinan ada
penyimpangan (P).
 Rincilah jawaban TIDAK
pada nomer berapa saja.
14. Mengambil kesimpulan dengan benar  Untuk anak dengan
perkembangan sesuai (S) :
1) Orangtua/pengasuh
anak sudah mengasuh
anak dengan baik.
2) Pola asuh anak
selanjutnya terus
lakukan sesuai
dengan bagan

69
stimulasi sesuaikan
dengan umur dan
kesiapan anak.
3) Keterlibatan orangtua
sangat baik dalam
tiap kesempatan
stimulasi. Tidak usah
mengambil momen
khusus. Laksanakan
stimulasi sebagai
kegiatan sehari-hari
yang terarah.
4) Ikutkan anak setiap
ada kegiatan
Posyandu.
 Untuk anak dengan
perkembangan meragukan
(M) :
1) Konsultasikan nomer
jawaban tidak,
mintalah jenis
stimulasi apa yang
diberikan lebih
sering.
2) Lakukan stimulasi
intensif selama 2
minggu untuk
mengejar
ketertinggalan anak.
3) Bila anak sakit
lakukan pemeriksaan
kesehatan pada
dokter/dokter anak.
Tanyakan adakah
penyakit pada anak
tersebut yang
menghambat
perkembangannya.
4) Lakukan KPSP ulang
setelah 2 minggu
menggunakan daftar
KPSP yang sama
pada saat anak
pertama dinilai.
5) Bila usia anak sudah
berpindah golongan
dan KPSP yang
pertama sudah bisa
semua dilakukan.
Lakukan lagi untuk
KPSP yang sesuai
umur anak.
6) Lakukan skrining
rutin, pastikan anak
tidak mengalami
ketertinggalan lagi.
7) Bila setelah 2 minggu
intensif stimulasi,
jawaban masih (M) =
7-8 jawaban YA.
Konsultasikan
dengan dokter
spesialis anak atau ke
rumah sakit dengan
fasilitas klinik tumbuh
kembang.

70
15. Menjelaskan hasil penilaian dan tindak lanjut. Mengucapkan  Ibu/keluarga mengetahui
terima kasih dan salam perpisahan hasil pemeriksaan dan
mengetahui tindak lanjut
berikutnya.
16. Rapikan alat dan rapikan ruangan.
17. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
18. Berikan kembali bayi pada ibunya.  Tanyakan apakah ada hal
yang ingin diperjelas
dalam melakukan proses
pemantauan
perkembangan neonatus,
bayi dan anak balita
dengan KPSP.
DOKUMENTASI
19. Mencatat seluruh hasil pengkajian dalam catatan
perkembangan

e. Langkah kerja pemeriksaan TDD


No Langkah Kerja Keypoint
PERSIAPAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan salam
BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan serta  Gunakan bahasa yang
prosedur yang dilakukan dalam pemantauan perkembangan jelas dan mudah di
neonatus, bayi dan anak balita menggunakan kuesioner test pahami oleh klien.
daya dengar (TDD).  Bila ibu mengetahui
dengan jelas mengenai
prosedur/tindakan yang
akan dilakukan maka ia
biasanya lebih mudah
diajak untuk
bekerjasama.
 Lakukan informed
consent.
3. Siapkan bahan, peralatan dan perlengkapan termasuk  Susun secara argonomis
formulir TDD. Susun alat dan bahan secara berurutan dan perlengkapan untuk
periksa kelengkapannya serta letakkan pada tempat yang memudahkan dalam
mudah dijangkau. bekerja.
Alat :
 Daftar pertanyaan : 0-6 bln, 6-9 bln, 9-12 bln, 12-24 bln,
2-3 thn, > 3 thn.
 Gambar binatang (ayam, anjing, kucing), manusia.
 Mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir, bola)

4. Pastikan suhu ruangan tetap hangat.  Suhu harus 20-25ºC, AC


dan kipas angin tidak

71
boleh dihidupkan
5. Beritahu ibu bahwa bayi akan dilakukan pemeriksaan TDD.  Gunakan bahasa yang
jelas dan mudah di
pahami oleh klien.
6. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
 Sebelum melaksanakan
tindakan lepaskan semua
perhiasan dari lengan dan
tangan
KONSELING
7. Menyapa orang tua/pengasuh dan anak dengan ramah.  Pendekatan pada anak
dan orang tua sangat
diperlukan agar anak dan
orang tua kooperatif
dalam pemeriksaan
KPSP.
8. Menjelaskan kepada orang tua/pengasuh tujuan dilakukan  Umur < 24 bulan dijawab
test perkembangan TDD. oleh ibu/pengasuh.
 Umur > 24 bulan
perintah melalui
ibu/pengasuh agar
dikerjakan oleh anak.
9. Membuat komunikasi yang baik dengan anak.  Anak menjadi kooperatif
dan memudahkan dalam
pemeriksaan TDD.
TINDAKAN PELAKSANAAN
10. Menghitung umur anak dengan benar.  Untuk menetapkan umur
kronologis anak.
11. Buka daftar pertanyaan sesuai umurnya (0-6 bln, 6-9 bln, 9-  Untuk menetapkan umur
12 bln, 12-24 bln, 2-3 thn, > 3 thn). kronologis anak.
12. Bacakan pertanyaan kepada ibu/pengasuh dengan lambat,  Semua pertanyaan harus
jelas dan nyaring, satu persatu. dijawab oleh
orangtua/pengasuh.
 Tunggu jawaban dari
orangtua/pengasuh.
13. Memberi skor penilaian dengan tepat Umur < 24 bulan
 Jawaban ―ya‖ jika :
menurut orangtua anak
dapat melakukan dalam
satu bulan terakhir.
 Jawaban ―tidak‖ jika :
menurut orangtua anak
tidak pernah, tidak tahu
atau tidak dapat
melakukan dalam satu
bulan terakhir.
Umur > 24 bulan
 Jawaban ―ya‖ jika : anak
dapat melakukan perintah
orangtua/pengasuh.
 Jawaban ―tidak‖ jika :
anak tidak dapat atau
tidak mau melakukan
perintah
orangtua/pengasuh.
14. Mengambil kesimpulan dengan benar Interpretasi hasil :
 Bila ada satu atau lebih
jawaban ―tidak‖
kemungkinan anak

72
mengalami gangguan
pendengaran. Catat
jumlah ketidakmampuan
anak.
Intervensi :
 Rujuk ke RS bila tidak
dapat ditanggulangi.
15. Menjelaskan hasil penilaian dan tindak lanjut. Mengucapkan  Ibu/keluarga mengetahui
terima kasih dan salam perpisahan hasil pemeriksaan dan
mengetahui tindak lanjut
berikutnya.
16. Rapikan alat dan rapikan ruangan.
17. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
18. Berikan kembali bayi pada ibunya.  Tanyakan apakah ada hal
yang ingin diperjelas
dalam melakukan proses
pemantauan
perkembangan neonatus,
bayi dan anak balita
dengan TDD.
DOKUMENTASI
19. Mencatat seluruh hasil pengkajian dalam catatan
perkembangan

f. Langkah kerja pemeriksaan TDL


No Langkah Kerja Keypoint
PERSIAPAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan salam
BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan serta  Gunakan bahasa yang
prosedur yang dilakukan dalam pemantauan perkembangan jelas dan mudah di
neonatus, bayi dan anak balita menggunakan kuesioner test pahami oleh klien.
daya lihat (TDL).  Bila ibu mengetahui
dengan jelas mengenai
prosedur/tindakan yang
akan dilakukan maka ia
biasanya lebih mudah
diajak untuk
bekerjasama.
 Lakukan informed
consent.
3. Siapkan bahan, peralatan dan perlengkapan termasuk  Susun secara argonomis
formulir TDL. Susun alat dan bahan secara berurutan dan perlengkapan untuk
periksa kelengkapannya serta letakkan pada tempat yang memudahkan dalam
mudah dijangkau. bekerja.
Alat dan sarana :
 Ruangan
 Dua buah kursi
 Poster huruf E dan penunjuk
 Guntingan huruf E
4. Pastikan suhu ruangan tetap hangat.  Suhu harus 20-25ºC, AC
dan kipas angin tidak
boleh dihidupkan
5. Beritahu ibu bahwa bayi akan dilakukan pemeriksaan TDL.  Gunakan bahasa yang
jelas dan mudah di
pahami oleh klien.
6. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti

73
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
 Sebelum melaksanakan
tindakan lepaskan semua
perhiasan dari lengan dan
tangan
KONSELING
7. Menyapa orang tua/pengasuh dan anak dengan ramah.  Pendekatan pada anak
dan orang tua sangat
diperlukan agar anak dan
orang tua kooperatif
dalam pemeriksaan TDL.
8. Menjelaskan kepada orang tua/pengasuh tujuan dilakukan  Untuk mengetahui
test perkembangan TDL. penglihatan anak apakah
mengalami gangguan.
9. Membuat komunikasi yang baik dengan anak.  Anak menjadi kooperatif
dan memudahkan dalam
pemeriksaan TDL.
TINDAKAN PELAKSANAAN
10. Gantungkan poster 3 m dari anak.  Setinggi mata anak
dalam posisi duduk.
11. Latih anak mengarahkan kartu E dengan benar ke atas,  Lakukan tindakan
bawah, kanan, kiri, sesuai yang ditunjuk poster. dengan cermat dan teliti.
12. Tutup sebelah mata dengan kertas.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti.
13. Tunjuk huruf E pada poster satu persatu mulai baris 1-4.  Puji anak bila dapat
mencocokkan arah huruf
E.
14. Ulangi pada mata sebelahnya. Tunjuk huruf E pada poster  Puji anak bila dapat
satu persatu mulai baris 1-4. mencocokkan arah huruf
E.
15. Melakukan kesimpulan dari hasil pemeriksaan.  Bila tidak dapat
mencocokkan posisi E
sampai dengan baris
ketiga  anak
mengalami gangguan
daya lihat.
 Bila terdapat temuan itu
lakukan rujukan.
16. Menjelaskan hasil penilaian dan tindak lanjut. Mengucapkan  Ibu/keluarga mengetahui
terima kasih dan salam perpisahan hasil pemeriksaan dan
mengetahui tindak lanjut
berikutnya.
17. Rapikan alat dan rapikan ruangan.
18. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
19. Berikan kembali bayi pada ibunya.  Tanyakan apakah ada hal
yang ingin diperjelas
dalam melakukan proses
pemantauan
perkembangan neonatus,
bayi dan anak balita
dengan TDL.
DOKUMENTASI
20. Mencatat seluruh hasil pengkajian dalam catatan
perkembangan

74
g. Langkah kerja pemeriksaan CHAT untuk anak umur 18 bulan sampai dengan 36 bulan.
No Langkah Kerja Keypoint
PERSIAPAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan salam
BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan serta  Gunakan bahasa yang
prosedur yang dilakukan dalam pemantauan perkembangan jelas dan mudah di
neonatus, bayi dan anak balita menggunakan daftar tilik pahami oleh klien.
deteksi dini autis (CHAT).  Bila ibu mengetahui
dengan jelas mengenai
prosedur/tindakan yang
akan dilakukan maka ia
biasanya lebih mudah
diajak untuk
bekerjasama.
 Lakukan informed
consent.
3. Siapkan bahan, peralatan dan perlengkapan termasuk  Susun secara argonomis
formulir CHAT. Susun alat dan bahan secara berurutan dan perlengkapan untuk
periksa kelengkapannya serta letakkan pada tempat yang memudahkan dalam
mudah dijangkau. bekerja.
4. Pastikan suhu ruangan tetap hangat.  Suhu harus 20-25ºC, AC
dan kipas angin tidak
boleh dihidupkan
5. Beritahu ibu bahwa bayi akan dilakukan pemeriksaan  Gunakan bahasa yang
CHAT. jelas dan mudah di
pahami oleh klien.
6. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
 Sebelum melaksanakan
tindakan lepaskan semua
perhiasan dari lengan dan
tangan
KONSELING
7. Menyapa orang tua/pengasuh dan anak dengan ramah.  Pendekatan pada anak
dan orang tua sangat
diperlukan agar anak dan
orang tua kooperatif
dalam pemeriksaan
CHAT.
8. Menjelaskan kepada orang tua/pengasuh tujuan dilakukan  Pemeriksaan ini
test perkembangan CHAT. dilakukan bila ada
keluhan/kecurigaan dari
orangtua/pengasuh/
petugas karena ada 1 atau
lebih :
1) Keterlambatan
bicara
2) Gangguan
komunikasi/interaksi
social
3) Perilaku yang
berulang-ulang
9. Membuat komunikasi yang baik dengan anak.  Anak menjadi kooperatif
dan memudahkan dalam
pemeriksaan CHAT.
TINDAKAN PELAKSANAAN
10. Tanyakan dan amati perilaku anak.  9 pertanyaan untuk
ibu/pengasuh (A) : ―ya/

75
tidak‖
 5 perintah bagi anak (B) :
―ya/tidak‖
11. Melakukan kesimpulan dari hasil pemeriksaan.  Risiko tinggi menderita
Autis : tidak A5, A7, B2-
4  rujuk
 Risiko rendah menderita
Autis : tidak A7, B4
 Kemungkinan ggn
perkembangan lain :
tidak 3 atau lebih A1-4,
A6, A8-9, B1, B5
 Normal
12. Menjelaskan hasil penilaian dan tindak lanjut. Mengucapkan  Bila ditemukan 1 atau
terima kasih dan salam perpisahan lebih masalah mental
emosional :
1) Lakukan konseling
pada orangtua
menggunakan Buku
Pedoman Pola Asuh
yang mendukung
perkembangan anak.
2) Evaluasi setelah 3
bulan.
3) Bila tidak ada
perubahan rujuk ke
RS yang ada fasilitas
tumbuh kembang
anak/kesehatan jiwa.
 Bila ditemukan 2 atau
lebih masalah mental
emosional, rujuk anak ke
RS.
 Dalam surat rujukan
harus dituliskan jumlah
dan masalah mental
emosional yang
ditemukan.
13. Rapikan alat dan rapikan ruangan.
14. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
15. Berikan kembali bayi pada ibunya.  Tanyakan apakah ada hal
yang ingin diperjelas
dalam melakukan proses
pemantauan
perkembangan neonatus,
bayi dan anak balita
dengan CHAT.
DOKUMENTASI
16. Mencatat seluruh hasil pengkajian dalam catatan
perkembangan

h. Langkah kerja pemeriksaan KMME untuk anak umur 3-6 tahun.


No Langkah Kerja Keypoint
PERSIAPAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan salam
BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan serta  Gunakan bahasa yang
prosedur yang dilakukan dalam pemantauan perkembangan jelas dan mudah di
neonatus, bayi dan anak balita menggunakan kuesioner pahami oleh klien.

76
masalah mental emosional (KMME).  Bila ibu mengetahui
dengan jelas mengenai
prosedur/tindakan yang
akan dilakukan maka ia
biasanya lebih mudah
diajak untuk
bekerjasama.
 Lakukan informed
consent.
3. Siapkan bahan, peralatan dan perlengkapan termasuk  Susun secara argonomis
kuesioner KKME. Susun alat dan bahan secara berurutan dan perlengkapan untuk
periksa kelengkapannya serta letakkan pada tempat yang memudahkan dalam
mudah dijangkau. bekerja.
4. Pastikan suhu ruangan tetap hangat.  Suhu harus 20-25ºC, AC
dan kipas angin tidak
boleh dihidupkan
5. Beritahu ibu bahwa bayi akan dilakukan pemeriksaan  Gunakan bahasa yang
KMME. jelas dan mudah di
pahami oleh klien.
6. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
 Sebelum melaksanakan
tindakan lepaskan semua
perhiasan dari lengan dan
tangan
KONSELING
7. Menyapa orang tua/pengasuh dan anak dengan ramah.  Pendekatan pada anak
dan orang tua sangat
diperlukan agar anak dan
orang tua kooperatif
dalam pemeriksaan
KMME.
8. Menjelaskan kepada orang tua/pengasuh tujuan dilakukan  Pemeriksaan ini
test perkembangan KMME. dilakukan bila ada
keluhan/kecurigaan dari
orangtua/pengasuh/
petugas pada masalah
mental pada anak umur
3-6 tahun.
9. Membuat komunikasi yang baik dengan anak.  Anak menjadi kooperatif
dan memudahkan dalam
pemeriksaan KMME.
TINDAKAN PELAKSANAAN
10. Tanyakan pada orangtua/pengasuh dan amati perilaku anak.  12 pertanyaan untuk
deteksi dini masalah
mental emosional, tiap 6
bulan.
 Catat jawaban ―ya‖ atau
―tidak‖.
 Hitung jumlah jawaban
―ya‖
11. Melakukan kesimpulan dari hasil pemeriksaan.  Jawaban ―ya‖ > 1 :
kemungkinan anak
mengalami masalah
mental emosional.
12. Menjelaskan hasil penilaian dan tindak lanjut. Mengucapkan  Bila ditemukan 1 atau
terima kasih dan salam perpisahan lebih masalah mental
emosional :
1) Lakukan konseling
pada orangtua
menggunakan Buku

77
Pedoman Pola Asuh
yang mendukung
perkembangan anak.
2) Evaluasi setelah 3
bulan.
3) Bila tidak ada
perubahan rujuk ke
RS yang ada fasilitas
tumbuh kembang
anak/kesehatan jiwa.
 Bila ditemukan 2 atau
lebih masalah mental
emosional, rujuk anak ke
RS.
 Dalam surat rujukan
harus dituliskan jumlah
dan masalah mental
emosional yang
ditemukan.
13. Rapikan alat dan rapikan ruangan.
14. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
15. Berikan kembali bayi pada ibunya.  Tanyakan apakah ada hal
yang ingin diperjelas
dalam melakukan proses
pemantauan
perkembangan neonatus,
bayi dan anak balita
dengan KMME.
DOKUMENTASI
16. Mencatat seluruh hasil pengkajian dalam catatan
perkembangan

i. Langkah kerja pemeriksaan GPPH untuk anak umur > 3tahun.


No Langkah Kerja Keypoint
PERSIAPAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan salam
BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan serta  Gunakan bahasa yang
prosedur yang dilakukan dalam pemantauan perkembangan jelas dan mudah di
neonatus, bayi dan anak balita menggunakan kuesioner pahami oleh klien.
deteksi dini gangguan pemusatan perhatian dan  Bila ibu mengetahui
hiperaktivitas (GPPH). dengan jelas mengenai
prosedur/tindakan yang
akan dilakukan maka ia
biasanya lebih mudah
diajak untuk
bekerjasama.
 Lakukan informed
consent.
3. Siapkan bahan, peralatan dan perlengkapan termasuk  Susun secara argonomis
kuesioner GPPH. Susun alat dan bahan secara berurutan dan perlengkapan untuk
periksa kelengkapannya serta letakkan pada tempat yang memudahkan dalam
mudah dijangkau. bekerja.
4. Pastikan suhu ruangan tetap hangat.  Suhu harus 20-25ºC, AC
dan kipas angin tidak
boleh dihidupkan
5. Beritahu ibu bahwa bayi akan dilakukan pemeriksaan GPPH.  Gunakan bahasa yang
jelas dan mudah di
pahami oleh klien.
6. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti

78
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
 Sebelum melaksanakan
tindakan lepaskan semua
perhiasan dari lengan dan
tangan
KONSELING
7. Menyapa orang tua/pengasuh dan anak dengan ramah.  Pendekatan pada anak
dan orang tua sangat
diperlukan agar anak dan
orang tua kooperatif
dalam pemeriksaan
GPPH.
8. Menjelaskan kepada orang tua/pengasuh tujuan dilakukan  Pemeriksaan ini
test perkembangan GPPH. dilakukan bila ada
keluhan/kecurigaan dari
orangtua/pengasuh/
petugas pada masalah
gangguan pemusatan
perhatian dan
hiperaktivitas pada anak
umur > 3 tahun.
9. Membuat komunikasi yang baik dengan anak.  Anak menjadi kooperatif
dan memudahkan dalam
pemeriksaan GPPH.
TINDAKAN PELAKSANAAN
10. Tanyakan pada orangtua/pengasuh dan amati perilaku anak.  10 pertanyaan untuk
deteksi dini masalah
gangguan pemusatan
perhatian dan
hiperaktivitas,
pemeriksaan bisa
dilakukan kapan saja dan
dimana saja.
11. Melakukan kesimpulan dari hasil pemeriksaan.  Nilai 0 (tidak pernah), 1
(kadang-kadang), 2
(sering), 3 (selalu).
 Nilai > 13 kemungkinan
GPPH.
12. Menjelaskan hasil penilaian dan tindak lanjut. Mengucapkan  Bila nilai > 13 rujuk RS,
terima kasih dan salam perpisahan tuliskan kelainan yang
ada.
 < 13 tetapi ragu-ragu,
periksa ulang 1 bulan
lagi.
13. Rapikan alat dan rapikan ruangan.
14. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
15. Berikan kembali bayi pada ibunya.  Tanyakan apakah ada hal
yang ingin diperjelas
dalam melakukan proses
pemantauan
perkembangan neonatus,
bayi dan anak balita
dengan GPPH.
DOKUMENTASI
16. Mencatat seluruh hasil pengkajian dalam catatan
perkembangan

79
TABEL BERAT BADAN (BB) TERHADAP TINGGI BADAN (TB) UNTUK MENILAI
STATUS GIZI

80
81
82
GRAFIK LINGKAR KEPALA BAYI LAKI-LAKI

GRAFIK LINGKAR KEPALA BAYI PEREMPUAN

83
KPSP PADA BAYI UMUR 3 BULAN

1. Pada waktu bayi telentang, apakah masing-masing Gerak kasar Ya Tidak


lengan dan tungkai bergerak dengan mudah? Jawab
TIDAK bila salah satu atau kedua tungkai atau lengan
bayi bergerak tak terarah /tak terkendali.
2. Pada waktu bayi telentang apakah ia melihat dan Sosialisasi dan Ya Tidak
menatap wajah anda? kemandirian
3. Apakah bayi dapat mengeluarkan suara-suara lain Bicara dan bahasa Ya Tidak
(ngoceh) disamping menangis?
4. Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat mengikuti Gerak halus Ya Tidak
gerakan anda dengan menggerakkan kepalanya dari
kanan/kiri ke tengah?

5. Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat mengikuti Gerak halus Ya Tidak
gerakan anda dengan menggerakkan kepalanya dari
satu sisi hamper sampai pada sisi yang lain?

6. Pada waktu anda mengajak bayi berbicara dan Sosialisasi dan Ya Tidak
tersenyum, apakah ia tersenyum kembali kepada anda. kemandirian
7. Pada waktu bayi telungkupdi alas yang datar, apakah ia Gerak kasar Ya Tidak
dapat mengangkat kepalanya seperti pada gambar ini?

8. Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, apakah Gerak kasar Ya Tidak
ia dapat mengangkat kepalanya sehingga membentuk
sudut 45 ºC seperti pada gambar?

9. Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, apakah Gerak kasar Ya Tidak
ia dapat mengangkat kepalanya dengan tegak seperti
pada gambar?

84
KPSP PADA BAYI UMUR 6 BULAN

1. Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat mengikuti Gerak halus Ya Tidak
gerakan anda dengan menggerakkan kepala sepenuhnya
dari satu sisi ke sisi yang lain?

2. Dapatkah bayi mempertahankan posisi kepala dalam Gerak kasar Ya Tidak


keadaan tegak dan stabil? Jawab TIDAK bila kepala bayi
cenderung jatuh ke kanan/kiri atau ke dadanya.
3. Sentuhkan pensil di punggung tangan atau ujung jari bayi Gerak halus Ya Tidak
(jangan meletakkan di atas telapak tangan bayi). Apakah
bayi dapat menggenggam pensil itu selama beberapa detik?

4. Ketika bayi telungkup di alas datar, apakah ia dapat Gerak kasar Ya Tidak
mengangkat dada dengan kedua lengannya sebagai
penyangga seperti pada gambar?

5. Pernahkah bayi mengeluarkan suara gembira bernada tinggi Bicara dan bahasa Ya Tidak
atau memekik tetapi bukan menangis?

6. Pernahkah bayi berbalik paling sedikit dua kali, dari Gerak kasar Ya Tidak
telentang ke telungkup atau sebaliknya?
7. Pernahkah anda melihat bayi tersenyum ketika melihat Sosialisasi dan Ya Tidak
mainan yang lucu, gambar atau binatang peliharaan pada kemandirian
saat ia bermain sendiri?
8. Dapatkah bayi mengarahkan matanya pada benda kecil Gerak halus Ya Tidak
sebesar kacang, kismis atau uang logam? Jawab TIDAK
jika ia tidak dapat mengarahkan matanya.
9. Dapatkah bayi meraih mainan yang diletakkan agak jauh Gerak halus Ya Tidak
namun masih berada dalam jangkauan tangannya?

10. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu Gerak kasar Ya Tidak
tarik perlahan-lahan ke posisi duduk. Dapatkah bayi
mempertahankan lehernya secara kaku seperti gambar di
sebelah kiri? Jawab TIDAK bila kepala bayi jatuh kembali
seperti gambar sebelah kanan.

85
KPSP PADA BAYI UMUR 9 BULAN

1. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu tarik Gerak kasar Ya Tidak
perlahan-lahan ke posisi duduk. Dapatkah bayi mempertahankan
lehernya secara kaku seperti gambar di sebelah kiri? Jawab
TIDAK bila kepala bayi jatuh kembali seperti gambar sebelah
kanan.

2. Pernahkah anda melihat bayi memindahkan mainan atau kue Gerak halus Ya Tidak
kering dari satu tangan ke tangan yang lain? Benda-benda panjang
seperti sendok atau kerincingan bertangkai tidak ikut dinilai.
3. Tarik perhatian bayi dengan memperlihatkan selendang, sapu Gerak halus Ya Tidak
tangan atau serbet, kemudian jatuhkan ke lantai. Apakah bayi
mencoba mencarinya? Misalnya mencari di bawah meja atau di
belakang kursi?
4. Apakah bayi memungut dua benda seperti mainan/ kue kering, dan Gerak halus Ya Tidak
masing-masing tangan memegang satu benda pada saat yang
sama? Jawab TIDAK bila bayi tidak pernah melakukan perbuatan
ini.

5. Jika anda mengangkat bayi melalui ketiaknya ke posisi berdiri, Gerak kasar Ya Tidak
dapatkah ia menyangga sebagian berat badan dengan kedua
kakinya? Jawab YA bila ia mencoba berdiri dan sebagian berat
badan tertumpu pada kedua kakinya.
6. Dapatkah bayi memungut dengan tangannya benda-benda kecil Gerak halus Ya Tidak
seperti kismis, kacang-kacangan, potongan biscuit, dengan
gerakan miring atau menggerapai seperti gambar?

7. Tanpa disangga oleh bantal, kursi atau dinding, dapatkah bayi Gerak kasar Ya Tidak
duduk sendiri selama 60 detik?

8. Apakah bayi dapat makan kue kering sendiri? Sosialisasi dan Ya Tidak
kemandirian
9. Pada waktu bayi bermain sendiri dan anda diam-diam datang Bicara dan bahasa Ya Tidak
berdiri di belakangnya, apakah ia menengok ke belakang seperti
mendengar kedatangan anda? Suara keras tidak ikut dihitung.
Jawab YA hanya jika anda melihat reaksinya terhadap suara yang
perlahan atau bisikan.
10. Letakkan suatu mainan yang diinginkannya di luar jangkauan Sosialisasi dan Ya Tidak
bayi, apakah ia mencoba mendapatkannya dengan mengulurkan kemandirian
lengan atau badannya.

86
KPSP PADA BAYI UMUR 12 BULAN

1. Jika anda bersembunyi di belakang sesuatu/ di pojok, Sosialisasi dan Ya Tidak


kemudian muncul dan menghilang secara berulang-ulang di kemandirian
hadapan anak, apakah ia mencari anda atau mengharapkan
anda muncul kembali?
2. Letakkan pensil di telapak tangan bayi. Coba ambil pensil Gerak halus Ya Tidak
tersebut dengan perlahan-lahan. Sulitkah anda mendapatkan
pensil itu kembali?
3. Apakah anak dapat berdiri selama 30 detik atau lebih dengan Gerak kasar Ya Tidak
berpegangan pada kursi/ meja?
4. Apakah anak dapat mengatakan 2 suku kata yang sama, Bicara dan bicara Ya Tidak
misalnya: ‗ma-ma‘, ‗da-da‘ atau ‗pa-pa‘. Jawab YA bila ia
mengeluarkan salah satu suara tadi.
5. Apakah anak dapat mengangkat badannya ke posisi berdiri Gerak kasar Ya Tidak
tanpa bantuan anda?
6. Apakah anak dapat membedakan anda dengan orang yang Sosialisasi dan Ya Tidak
belum ia kenal? Ia akan menunjukkan sikap malu-malu atau kemandirian
ragu-ragu pada saat permulaan bertemu dengan orang yang
belum dikenalnya.
7. Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang Gerak halus Ya Tidak
atau kismis, dengan meremas di antara ibu jari dan jrinya
seperti pada gambar?

8. Apakah anak dapat duduk sendiri tanpa bantuan? Gerak kasar Ya Tidak
9. Sebut 2-3 kata yang dapat ditiru oleh anak (tidak perlu kata- Bicara dan bahasa Ya Tidak
kata yang lengkap). Apakah ia mencoba meniru
menyebutkan kata-kata tadi?
10. Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan dua Gerak halus Ya Tidak
kubus kecil yang ia pegang? Kerincingan bertangkai dan
tutup panci tidak ikut dinilai.

87
KPSP PADA BAYI UMUR 15 BULAN

1. Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan dua Gerak halus Ya Tidak
kubus kecil yang ia pegang? Kerincingan bertangkai dan
tutup panic tidak ikut dinilai.
2. Apakah anak dapat jalan sendiri atau jalan dengan Gerak kasar Ya Tidak
berpegangan?
3. Tanpa bantuan, apakah anak dapat bertepuk tangan atau Sosialisasi dan Ya Tidak
melambai-lambai? Jawab TIDAK bila ia membutuhkan kemandirian
bantuan.
4. Apakah anak dapat mengatakan ‗papa‘ ketika ia memanggil/ Bicara dan bicara Ya Tidak
melihat ayahnya, atau mengatakan ‗mama‘ jika memanggil/
melihat ibunya? Jawab YA bila anak mengatakan salah satu
diantaranya.
5. Dapatkah anak berdiri sendiri tanpa berpegangan selama Gerak kasar Ya Tidak
kira-kira 5 detik?
6. Dapatkah anak berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 Gerak kasar Ya Tidak
detik atau lebih?
7. Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak Gerak kasar Ya Tidak
dapat membungkuk untuk memungut mainan di lantai dan
kemudian berdiri kembali?
8. Apakah anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya Sosialisasi dan Ya Tidak
tanpa menangis atau merengek? Jawab YA bila ia menunjuk, kemandirian
menarik atau mengeluarkan suara yang menyenangkan.
9. Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh Gerak kasar Ya Tidak
atau terhuyung-huyung?
10. Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, Gerak halus Ya Tidak
kismis atau potongan biskuit dengan menggunakan ibu jari
dan jari telunjuk seperti pada gambar?

88
KPSP PADA BAYI UMUR 18 BULAN

1. Tanpa bantuan, apakah anak dapat bertepuk tangan atau Sosialisasi dan Ya Tidak
melambai-lambai? Jawab TIDAK bila ia membutuhkan kemandirian
bantuan.
2. Apakah anak dapat mengatakan ‗papa‘ ketika ia memanggil/ Bicara dan bicara Ya Tidak
melihat ayahnya, atau mengatakan ‗mama‘ jika memanggil/
melihat ibunya? Jawab UA bila anak mengatakan salah satu
diantaranya.
3. Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selama Gerak kasar Ya Tidak
kira-kira 5 detik?
4. Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selama Gerak kasar Ya Tidak
30 detik atau lebih?
5. Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak Gerak kasar Ya Tidak
dapat membungkuk untuk memungut mainan di lantai dan
kemudian berdiri kembali?
6. Apakah anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya Sosialisasi dan Ya Tidak
tanpa menangis atau merengek? Jawab YA bila ia menunjuk, kemandirian
menarik atau mengeluarkan suara yang menyenangkan.
7. Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh Gerak kasar Ya Tidak
atau terhuyung-huyung?
8. Apakah anak-anak dapat mengambil benda kecil seperti Gerak halus Ya Tidak
kacang, kismis, atau potongan biscuit dengan menggunakan
ibu jari dan jari telunjuk seperti pada gambar?

9. Jika anda menggelindingkan bola ke anak, apakah ia Gerak halus, Ya Tidak


menggelindingkan/ melemparkan kembali bola pada anda? sosialisasi dan
kemandirian
10. Apakah anak dapat memegang sendiri cangkir/ gelas dan Sosialisasi dan Ya Tidak
minum dari tempat tersebut tanpa tumpah? kemandirian

89
KPSP PADA BAYI UMUR 21 BULAN

1. Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak Gerak kasar Ya Tidak
dapat membungkuk untuk memungut mainan di lantai dan
kemudian berdiri kembali?
2. Apakah anak dapat menunjukkan apa yang diinginkan tanpa Sosialisasi dan Ya Tidak
menangis atau merengek? Jawab YA bila ia menunjuk, kemandirian
menarik atau mengeluarkan suara yang menyenangkan.
3. Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh Gerak kasar Ya Tidak
atau terhuyung-huyung?
4. Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, Gerak halus Ya Tidak
kismis atau potongan biscuit dengan menggunakan ibu jari
dan jari telunjuk seperti pada gambar?

5. Jika anda menggelindingkan bola ke anak, apakah ia Gerak halus Ya Tidak


menggelindingkan/ melemparkan kembali bola pada anda?
6. Apakah anak dapat memegang sendiri cangkir/ gelas dan Sosialisasi dan Ya Tidak
minum dari tempat tersebut tanpa tumpah? kemandirian
7. Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah tangga, apakah Sosialisasi dan Ya Tidak
anak meniru apa yang anda lakukan? kemandirian
8. Apakah anak dapat meletakkan satu kubus di atas kubus Gerak halus Ya Tidak
yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu?
Kubus yang digunakan ukuran 2.5-5.0 cm.
9. Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang Bicara dan bahasa Ya Tidak
mempunyai arti selain ‗papa‘ dan ‗mama‘?
10. Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih Gerak kasar Ya Tidak
tanpa kehilangan keseimbangan?
(Anda mungkin dapat melihatnya ketika anak menarik
mainannya).

90
KPSP PADA BAYI UMUR 24 BULAN

1. Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah tangga, apakah Sosialisasi dan Ya Tidak
anak meniru apa yang anda lakukan? kemandirian
2. Apakah anak dapat meletakkan 1 buah kubus di atas kubus Gerak halus Ya Tidak
yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu?
Kubus yang digunakan ukuran 2.5-5 cm.
3. Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang Bicara dan bahasa Ya Tidak
mempunyai arti selain ‗papa‘ dan ‗mama‘?
4. Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih Gerak kasar Ya Tidak
tanpa kehilangan keseimbangan?
(Anda mungkin dapat melihatnya ketika anak menarik
mainannya).
5. Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti : baju, rok, atau Gerak halus, Ya Tidak
celananya? (topi dan kaos kaki tidak ikut dinilai). Sosialisasi dan
kemandirian
6. Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA jika Gerak kasar Ya Tidak
ia naik tangga dengan posisi tegak atau berpegangan pada
dinding atau pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik
tangga dengan merangkak atau anda tidak membolehkan
anak baik tangga atau anak harus berpegangan pada
seseorang.
7. Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah Bicara dan bahasa Ya Tidak
anak menunjuk dengan benar paling sedikit satu bagian
badannya (rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian badan
yang lain)?
8. Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah? Sosialisasi dan Ya Tidak
kemandirian
9. Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri atau Bicara dan bahasa Ya Tidak
membantu mengangkat piring jika diminta?
10. Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis) ke Gerak kasar Ya Tidak
depan tanpa berpegangan pada apapun? Mendorong tidak
ikut dinilai.

91
KPSP PADA BAYI UMUR 30 BULAN

1. Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti baju, rok atau celananya? Sosialisasi Ya Tidak
(topi dan kaos kaki tidak ikut dinilai). dan
kemandirian
2. Apakah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA jika ia naik Gerak kasar Ya Tidak
tangga dengan posisi tegak atau berpegangan pada dinding atau
pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik tangga dengan merangkak
atau anda tidak membolehkan anak naik tangga atau anak harus
berpegangan pada seseorang.
3. Tanpa bimbingan petunjuk atau bantuan anda, dapatkah anak menunjuk Bicara dan Ya Tidak
dengan benar paling sedikit satu bagian badannya (rambut, mata, bahasa
hidung, mulut, atau bagian badan yang lain)?
4. Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah? Sosialisasi Ya Tidak
dan
kemandirian
5. Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri atau Bicara dan Ya Tidak
membantu mengangkat piring jika diminta? bahasa
6. Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis) ke depan Gerak kasar Ya Tidak
tanpa berpegangan pada apapun?
Mendorong tidak ikut dinilai.
7. Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret kertas tanpa bantuan/ Gerak halus Ya Tidak
petunjuk?
8. Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu di atas kubus Gerak halus Ya Tidak
yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran
2.5-5 cm.
9. Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat berbicara seperti ‗minta Bicara dan Ya Tidak
minum‘, ‗mau tidur‘? bahasa
‗Terimakasih‘ dan ‗dadag‘ tidak ikut dinilai.
10. Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar-gambar ini tanpa Bicara dan Ya Tidak
bantuan? bahasa

92
KPSP PADA BAYI UMUR 36 BULAN

1. Bila diberi pensil apakah anak mencoret-coret kertas tanpa bantuan/ Gerak halus Ya Tidak
petunjuk?
2. Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu di atas kubus yang Gerak halus Ya Tidak
lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5-5 cm.
3. Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat berbicara seperti ‗minta Bicara dan Ya Tidak
minum‘, ‗mau tidur‘? bahasa
‗Terimakasih‘, dan ‗dadag‘ tidak ikut dinilai.
4. Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar-gambar ini tanpa bantuan? Bicara dan Ya Tidak
bahasa

5. Dapatkah anak melempar bola lurus kea rah perut atau dada anda dari jarak Gerak kasar Ya Tidak
1.5 meter.
6. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan member isyarat dengan telunjuk Bicara dan Ya Tidak
atau mata pada saat memberikan perintah berikut ini. bahasa
‗Letakkan kertas ini di lantai‘
‗Letakkan kertas ini di kursi‘
‗Berikan kertas ini kepada ibu‘
Dapatkah anak melaksanakan ketiga perintah tadi?

7. Buat garis lurus ke bawah sepanjang sekurang-kurangnya 2.5 cm. Suruh Gerak halus Ya Tidak
anak menggambar garis lain di samping garis ini.

8. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di lantai. Apakah anak dapat Gerak kasar Ya Tidak
melompati bagian lebar kertas dengan mengangkat kedua kakinya secara
bersamaan tanpa didahului lari?
9. Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri? Sosialisasi Ya Tidak
dan
kemandirian
10. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3 meter? Gerak kasar Ya Tidak

93
KPSP PADA BAYI UMUR 42 BULAN

1. Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri? Sosialisasi dan Ya Tidak


kemandirian
2. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3 Gerak kasar Ya Tidak
meter?
3. Setelah makan, apakah anak mencuci dan mengeringkan Sosialisasi dan Ya Tidak
tangannya dengan baik sehingga anda tidak perlu kemandirian
mengulanginya?
4. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu Gerak kasar Ya Tidak
tunjukkan caranya dan beri anak anda kesempatan melakukannya
3 kali. Dapatkah ia mempertahankan kesimbangan dalam waktu
2 detik atau lebih?

5. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di lantai. Apakah Gerak kasar Ya Tidak
anak dapat melompati panjang kertas ini dengan mengangkat
kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari?
6. Jangan membantu anak dan jangan menyebut lingkaran. Suruh Gerak halus Ya Tidak
anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang
tersedia. Dapatkah anak menggambar lingkaran?

7. Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas Gerak halus Ya Tidak
yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut?
Kubus yang digunakan ukuran 2.5-5 cm.
8. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau Sosialisasi dan Ya Tidak
permainan lain dimana ia ikut bermain dan mengikuti aturan kemandirian
bermain?
9. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau Sosialisasi dan Ya Tidak
kaos kaki tanpa dibantu? (Tidak termasuk memasang kancing, kemandirian
gesper atau ikat pinggang).

94
KPSP PADA BAYI UMUR 48 BULAN

1. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3 Gerak kasar Ya Tidak
meter?
2. Setelah makan, apakah anak mencuci dan mengeringkan Sosialisasi dan Ya Tidak
tangannya dengan baik sehingga anda tidak perlu kemandirian
mengulanginya?
3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu Gerak kasar Ya Tidak
tunjukkan caranya dan beri anak anda kesempatan melakukannya
3 kali. Dapatkah ia mempertahankan kesimbangan dalam waktu
2 detik atau lebih?
4. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di lantai. Apakah Gerak kasar
anak dapat melompati panjang kertas ini dengan mengangkat
kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari?
5. Jangan membantu anak dan jangan menyebut lingkaran. Suruh Gerak halus Ya Tidak
anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang
tersedia. Dapatkah anak menggambar lingkaran?

6. Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas Gerak halus Ya Tidak
yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut?
Kubus yang digunakan ukuran 2.5-5 cm.
7. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau Sosialisasi dan Ya Tidak
permainan lain dimana ia ikut bermain dan mengikuti aturan kemandirian
bermain?
8. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau Sosialisasi dan Ya Tidak
kaos kaki tanpa dibantu? (Tidak termasuk memasang kancing, kemandirian
gesper atau ikat pinggang).
9. Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu? Bicara dan Ya Tidak
Jawab TIDAK jika ia hanya menyebut sebagian namanya atau bahasa
ucapannya sulit dimengerti.

95
KPSP PADA BAYI UMUR 54 BULAN

1. Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas yang lain tanpa Gerak halus Ya Tid
menjatuhkan kubus tersebut?
Kubus yang digunakan ukuran 2.5-5 cm.
2. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau permainan lain dimana Sosialisasi dan Ya Tid
ia ikut bermain dan mengikuti aturan bermain? kemandirian
3. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos kaki tanpa Sosialisasi dan Ya Tid
dibantu? (Tidak termasuk memasang kancing, gesper atau ikat pinggang). kemandirian
4. Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu? Jawab TIDAK Bicara dan Ya Tid
jika ia hanya menyebut sebagian namanya atau ucapannya sulit dimengerti. bahasa
5. Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali Bicara dan Ya Tid
mengulangi pertanyaan. bahasa
―Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?‖
―Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?‖
―Apa yang kamu lakukan jika kamu lelah?‖
Jawab YA bila anak menjawab ke 3 pertanyaan tadi dengan benar, bukan
dengan gerakan atau isyarat.
Jika kedinginan, jawaban yang benar adalah ―menggigil‖, ―pakai mantel‖ atau
―masuk ke dalam rumah‖.
Jika lapar, jawaban yang benar adalah ―makan‖.
Jika lelah, jawaban yang benar adalah ―mengantuk‖, ―tidur‖, ―berbaring/ tidur-
tiduran‖, ―istirahat‖ atau ―diam sejenak‖.
6. Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian boneka? Sosialisasi dan Ya Tid
kemandirian
7. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya Gerak kasar Ya Tid
dan beri anak anda kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia
mempertahankan keseimbangan dalam waktu 6 detik atau lebih?
8. Jangan mengoreksi/ membantu anak. Jangan menyebut kata ―lebih panjang‖. Gerak halus Ya Tid
Perlihatkan gambar kedua garis ini pada anak.
Tanyakan: ―Mana garis yang lebih panjang?‖
Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan ulangi pertanyaan
tersebut.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini lagi dan ulangi
pertanyaan tadi.
Apakah anak dapat menunjuk garis yang lebih panjang
sebanyak 3 kali dengan benar?

9. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini. Suruh anak Gerak halus Ya Tid
menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali
kesempatan. Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?

10. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau Bicara dan Ya Tid
mata pada saat memberikan perintah berikut ini: ―Letakkan kertas ini di atas bahasa
lantai‖.
―Letakkan kertas ini di bawah kursi‖.
―Letakkan kertas ini di depan kamu‖.
―Letakkan kertas ini di belakang kamu‖.
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti ―di atas‖, ―di bawah‖, ―di depan‖ dan
―di belakang‖.

96
KPSP PADA BAYI UMUR 60 BULAN

1. Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali Bicara dan Ya Tida
mengulangi pertanyaan. bahasa
―Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?‖
―Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?‖
―Apa yang kamu lakukan jika kamu lelah?‖
Jawab YA bila anak menjawab ke 3 pertanyaan tadi dengan benar, bukan dengan
gerakan atau isyarat.
Jika kedinginan, jawaban yang benar adalah ―menggigil‖, ―pakai mantel‖ atau
―masuk ke dalam rumah‖.
Jika lapar, jawaban yang benar adalah ―makan‖.
Jika lelah, jawaban yang benar adalah ―mengantuk‖, ―tidur‖, ―berbaring/ tidur-
tiduran‖, ―istirahat‖ atau ―diam sejenak‖.
2. Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian boneka? Sosialisasi dan Ya Tida
kemandirian
3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan Gerak kasar Ya Tida
beri anak anda kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan
keseimbangan dalam waktu 6 detik atau lebih?
4. Jangan mengoreksi/ membantu anak. Jangan menyebut kata ―lebih Gerak halus Ya Tida
panjang‖. Perlihatkan gambar kedua garis ini pada anak.
Tanyakan: ―Mana garis yang lebih panjang?‖
Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan ulangi pertanyaan tersebut.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini lagi dan ulangi pertanyaan tadi.
Apakah anak dapat menunjuk garis yang lebih panjang sebanyak 3 kali
dengan benar?
5. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini. Suruh anak Gerak halus Ya Tida
menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali
kesempatan. Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?

6. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mata Bicara dan Ya Tida
pada saat memberikan perintah berikut ini: ―Letakkan kertas ini di atas lantai‖. bahasa
―Letakkan kertas ini di bawah kursi‖.
―Letakkan kertas ini di depan kamu‖.
―Letakkan kertas ini di belakang kamu‖.
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti ―di atas‖, ―di bawah‖, ―di depan‖ dan ―di
belakang‖.
7. Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau Sosialisasi dan Ya Tida
menggelayut pada anda) pada saat anda meninggalkannya? kemandirian
8. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada anak : ―Tunjukkan Bicara dan Ya Tida
segi empat merah‖. bahasa
―Tunjukkan segi empat kuning‖.
―Tunjukkan segi empat biru‖.
Tunjukkan segi empat hijau‖.
Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar?
9. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan Gerak kasar Ya Tida
dengan dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu
kaki?
10. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan? Sosialisasi dan Ya Tida
kemandirian

97
KPSP PADA BAYI UMUR 66 BULAN

1. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini. Suruh Gerak halus Ya Tidak
anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan
3 kali kesempatan. Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?

2. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk Bicara dan Ya Tidak
atau mata pada saat memberikan perintah berikut ini: ―Letakkan kertas ini di bahasa
atas lantai‖.
―Letakkan kertas ini di bawah kursi‖.
―Letakkan kertas ini di depan kamu‖.
―Letakkan kertas ini di belakang kamu‖.
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti ―di atas‖, ―di bawah‖, ―di depan‖
dan ―di belakang‖.
3. Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau Sosialisasi dan Ya Tidak
menggelayut pada anda) pada saat anda meninggalkannya? kemandirian
4. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada anak: Bicara dan Ya Tidak
―Tunjukkan segi empat merah‖. bahasa
―Tunjukkan segi empat kuning‖.
―Tunjukkan segi empat biru‖.
Tunjukkan segi empat hijau‖.
Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar?

5. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan Gerak kasar Ya Tidak
(lompatan dengan dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3
kali dengan satu kaki?
6. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan? Sosialisasi dan Ya Tidak
kemandirian
7. Suruh anak menggambar di tempat kosong yang tersedia. Katakan padanya : Gerak halus Ya Tidak
―Buatlah gambar orang‖.
Jangan memberi perintah lebih dari itu. Jangan bertanya/ mengingatkan anak
bila ada bagian yang belum tergambar. Dalam memberi nilai, hitunglah
berapa bagian tubuh yang tergambar.Untuk bagian tubuh yang berpasangan
seperti mata, telinga, lengan dan kaki, setiap pasang dinilai satu bagian.
Dapatkan anak menggambar sedikitnya 3 bagian tubuh?
8. Pada gambar orang yang dibuat pada nomor 7, dapatkah anak menggambar Gerak halus Ya Tidak
sedikitnya 6 bagian tubuh?
9. Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang belum selesai ini, Bicara dan Ya Tidak
jangan membantu kecuali mengulang pertanyaan: bahasa
―Jika kuda besar maka tikus……..
―Jika api panas maka es………….
―Jika ibu seorang wanita maka ayah seorang………..
Apakah anak menjawab dengan benar (tikus kecil, es dingin, ayah seorang
pria)?
10. Apakah anak dapat menangkap bola kecil sebesar bola tenis/ bola kasti hanya Gerak kasar Ya Tidak
dengan menggunakan kedau tangannya? (Bola besar tidak ikut dinilai).

98
KPSP PADA BAYI UMUR 72 BULAN

1. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada anak: Bicara dan Ya Tidak
―Tunjukkan segi empat merah‖. bahasa
―Tunjukkan segi empat kuning‖.
―Tunjukkan segi empat biru‖.
Tunjukkan segi empat hijau‖.
Dapatkah anak menunjuk
keempat warna itu dengan benar?
2. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan Gerak kasar Ya Tidak
(lompatan dengan dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3
kali dengan satu kaki?
3. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan? Sosialisasi Ya Tidak
dan
kemandirian
4. Suruh anak menggambar di tempat kosong yang tersedia. Katakan padanya : Gerak halus Ya Tidak
―Buatlah gambar orang‖.
Jangan memberi perintah lebih dari itu. Jangan bertanya/ mengingatkan anak
bila ada bagian yang belum tergambar. Dalam memberi nilai, hitunglah berapa
bagian tubuh yang tergambar.Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti
mata, telinga, lengan dan kaki, setiap pasang dinilai satu bagian. Dapatkan anak
menggambar sedikitnya 3 bagian tubuh?
5. Pada gambar orang yang dibuat pada nomor 7, dapatkah anak menggambar Gerak halus Ya Tidak
sedikitnya 6 bagian tubuh?
6. Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang belum selesai ini, Sosialisasi Ya Tidak
jangan membantu kecuali mengulang pertanyaan: dan
―Jika kuda besar maka tikus…….. kemandirian
―Jika api panas maka es………….
―Jika ibu seorang wanita maka ayah seorang………..
Apakah anak menjawab dengan benar (tikus kecil, es dingin, ayah seorang
pria)?
7. Apakah anak dapat menangkap bola kecil sebesar bola tenis/ bola kasti hanya Gerak kasar Ya Tidak
dengan menggunakan kedau tangannya? (Bola besar tidak ikut dinilai).
8. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya Gerak kasar Ya Tidak
dan beri anak anda kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia
mempertahankan keseimbangan dalam waktu 11 detik atau lebih?
9. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini. Suruh anak Gerak halus Ya Tidak
menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali
kesempatan.
Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?

10. Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan memberitahu kecuali Bicara dan Ya Tidak
mengulangi pertanyaan sampai 3 kali bila anak menanyakannya. bahasa
―Sendok dibuat dari apa?‖
―Sepatu dibuat dari apa?‖
―Pintu dibuat dari apa?‖
Apakah anak dapat menjawab ke 3 pertanyaan di atas dengan benar? Sendok
dibuat dari besi, baja, plastik, kayu.
Sepatu dibuat dari kulit, karet, kain, plastik, kayu.
Pintu dibuat dari kayu, besi, kaca.

99
INSTRUMEN TES DAYA DENGAR MENURUT UMUR ANAK

UMUR 0-6 BULAN


1. Pada waktu bayi tidur kemudian anda berbicara atau membuat Ya Tidak
kegaduhan, apakah bayi akan bergerak atau terbangun dari
tidurnya?
2. Pada waktu bayi tidur telentang dan anda duduk di dekat kepala Ya Tidak
bayi pada posisi yang tidak terlihat oleh bayi, kemudian anda
bertepuk tangan dengan keras, apakah bayi terkejut atau
mengerdipkan matanya atau menegangkan tubuh sambil
mengangkat kaki tangannya ke atas?
3. Apabila ada suara nyaring (missal suara batuk, salak anjing, piring Ya Tidak
jatuh ke lantai dan lain-lainnya), apakah bayi terkejut atau
terlompat?

UMUR 6-9 BULAN


1. Pada waktu bayi sedang tidur, kemudian anda berbicara atau Ya Tidak
membuat kegaduhan, apakah bayi akan bergerak atau terbangun
dari tidurnya?
2. Pada waktu bayi tidur telentang dan anda duduk di dekat kepala Ya Tidak
bayi pada posisi yang tidak terlihat oleh bayi, kemudian anda
bertepuk tangan dengan keras, apakah bayi terkejut atau
mengerdipkan matanya atau menegangkan tubuh sambil
mengangkat kaki tangannya ke atas?
3. Apabila ada suara nyaring (missal suara batuk, salak anjing, piring Ya Tidak
jatuh ke lantai dan lain-lainnya), apakah bayi terkejut atau
terlompat?
4. Anda berada di sisi yang tidak terlihat oleh bayi, sebut namanya
atau bunyikan sesuatu, apakah bayi memalingkan kepala mencari
sumber suara?

UMUR 9-12 BULAN


1. Pada waktu bayi sedang tidur, kemudian anda berbicara atau Ya Tidak
membuat kegaduhan, apakah bayi akan bergerak atau terbangun
dari tidurnya?
2. Pada waktu bayi tidur telentang dan anda duduk di dekat kepala Ya Tidak
bayi pada posisi yang tidak terlihat oleh bayi, kemudian anda
bertepuk tangan dengan keras, apakah bayi terkejut atau
mengerdipkan matanya atau menegangkan tubuh sambil
mengangkat kaki tangannya ke atas?
3. Apabila ada suara nyaring (misal suara batuk, salak anjing, piring Ya Tidak
jatuh ke lantai dan lain-lainnya), apakah bayi terkejut atau
terlompat?
4. Anda berada di samping atau belakang bayi dan tidak terlihat oleh Ya Tidak
bayi, sebutkan namanya atau bunyikan sesuatu, apakah bayi
langsung memalingkan kepala ke arah sumber suara tersebut di
samping atau belakangnya?

100
UMUR 12-24 BULAN
1. Pada waktu anak tidur, kemudian anda berbicara atau membuat Ya Tidak
kegaduhan, apakah anak akan bergerak atau terbangun dari
tidurnya?
2. Pada waktu anak tidur telentang dan anda duduk di dekat kepala Ya Tidak
anak pada posisi yang tidak terlihat oleh anak, kemudian anda
bertepuk tangan dengan keras, apakah anak terkejut atau
mengerdipkan matanya atau menegangkan tubuh sambil
mengangkat kaki tangannya ke atas?
3. Apabila ada suara nyaring (missal suara batuk, salak anjing, piring Ya Tidak
jatuh ke lantai dan lain-lainnya), apakah anak terkejut atau
terlompat?
4. Tanpa terlihat oleh anak, buat suara yang menarik perhatian anak, Ya Tidak
apakah anak langsung mengetahui posisi anda sebagai sumber suara
yang berpindah-pindah?
5. Ucapkan kata-kata yang mudah dan sederhana, dapatkah anak Ya Tidak
menirukan anda?

UMUR 2-3 TAHUN


1. Tutup mulut anda dengan buku/ kertas, tanpa melihat gerakan bibir Ya Tidak
anda, tanyakan pada anak: ―Pegang matamu‖, ―Pegang kakimu‖
Apakah anak memegang mata dan kakinya dengan benar?
2. Pilih gambar dari majalah/ buku bergambar. Tutup mulut anda Ya Tidak
dengan buku/ kertas, tanpa melihat gerakan bibir anda, tanyakan
pada anak: ―Tunjukkan gambar kucing (atau anjing, kuda, mobil,
orang rumah, bunga dan sebagainya)? ―Dapatkah anak
menunjukkan gambar yang dimaksud dengan benar?
3. Tutup mulut anda dengan buku/ kertas, tanpa melihat gerakan bibir Ya Tidak
anda, perintahkan anak untuk mengerjakan sesuatu seperti :
―Berikan boneka itu kepada saya‖, ―Taruh kubus-kubus ini di atas
meja/ kursi‖, dan sebagainya. Apakah anak dapat mengerjakan
perintah tersebut dengan benar?

UMUR LEBIH DARI 3 TAHUN


1. Perhatikan benda-benda yang ada di sekeliling anak seperti sendok, Ya Tidak
cangkir, bola, bunga dan sebagainya. Suruh anak menyebutkan
nama benda-benda tersebut. Apakah anak dapat menyebutkan nama
benda-benda tersebut dengan benar?
2. Suruh anak duduk, anda duduk dalam jarak 3 meter di depan anak. Ya Tidak
Suruh anak mengulangi angka-angka yang telah anda ucapkan:
―Empat‖, ―Satu‖, ―Delapan‖ atau menirukan dengan menggunakan
jari tangannya. Kemudian tutup mulut anda dengan buku/ kertas,
ucapkan 4 angka yang berlainan. Apakah anak dapat mengulangi
atau menirukan ucapan anda dengan menggunakan jari tangannya?
(Anda dapat mengulanginya dengan suara yang lebih keras).

101
102
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK
DETEKSI DINI MASALAH MENTAL EMOSIONAL

NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Apakah anak anda seringkali terlihat marah tanpa sebab yang
jelas ?
(seperti banyak menangis, mudah tersinggung atau bereaksi
berlebihan terhadap hal-hal yang sudah biasa dihadapinya)
2. Apakah anak anda tampak menghindar dari teman-teman
atau anggota keluarganya ?
(seperti ingin merasa sendirian, menyendiri atau merasa
sedih sepanjang waktu, kehilangan minat terhadap hal-hal
yang biasa sangat dinikmati)
3. Apakah anak anda terlihat berperilaku merusak dan
menentang terhadap lingkungan disekitarnya ?
(seperti melanggar peraturan yang ada, mencuri, seringkali
melakukan perbuatan yang berbahaya bagi dirinya, atau
menyiksa binatang atau anak-anak lainnya) dan tampak tidak
peduli dengan nasihat-nasihat yang sudah diberikan
kepadanya ?
4. Apakah anak anda memperlihatkan adanya perasaan
ketakutan atau kecemasan berlebihan yang tidak dapat
dijelaskan asalnya dan tidak sebanding dengan anak lain
seusianya ?
5. Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh karena
adanya konsentrasi yang buruk atau mudah teralih
perhatiannya, sehingga mengalami penurunan dalam
aktivitas sehari-hari atau prestasi belajarnya ?
6. Apakah anak anda menunjukkan perilaku kebingungan
sehingga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan
membuat keputusan ?
7. Apakah anak anda menunjukkan adanya perubahan pola
tidur ?
(seperti sulit tidur sepanjang waktu, terjaga sepanjang hari,
sering terbangun di waktu tidur malam oleh karena mimpi
buruk, mengigau)
8. Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan ?
(seperti kehilangan nafsu makan, makan berlebihan atau
tidak mau makan sama sekali)
9. Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala, sakit
perut atau keluhan-keluhan fisik lainnya ?
10. Apakah anak anda seringkali mengeluh putus asa atau
berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya ?
11. Apakah anak anda menunjukkan adanya kemunduran
perilaku atau kemampuan yang sudah dimilikinya ?
(seperti mengompol kembali, menghisap jempol, atau tidak
mau berpisah dengan orangtua/pengasuhnya)
12. Apakah anak anda melakukan perbuatan yang berulang-
ulang tanpa alas an yang jelas ?

103
CHEKLIS DETEKSI DINI AUTIS PADA ANAK UMUR 18-36 BULAN
CHAT (Checklist for Autism in Toddlers)

Nama : Tanggal pemeriksaan :


Umur : Nama pemeriksa :
A. ALO ANAMNESIS YA TIDAK
1. Apakah anak senang diayun-ayun atau diguncang-guncang naik
turun (bounched) di paha anda?
2. Apakah anak tertarik (memperhatikan) anak lain?
3. Apakah anak suka memanjat-manjat, seperti memanjat tangga?
4. Apakah anak suka bermain ―ciluk ba‖, ―petak umpet‖?
5. Apakah anak pernah bermain seolah-olah membuat secangkir the
menggunakan mainan berbentuk cangkir dan teko, atau permainan
lain?
6. Apakah anak pernah menunjuk atau meminta sesuatu dengan
menunjukkan jari?
7. Apakah anak pernah menggunakan jari untuk menunjuk ke
sesuatu agar anda melihat ke sana?
8. Apakah anak dapat bermain dengan mainan yang kecil (mobil atau
kubus)?
9. Apakah anak pernah memberikan suatu benda untuk menunjukkan
sesuatu?
B. PENGAMATAN YA TIDAK
1. Selama pemeriksaan apakah anak menatap (kontak mata) dengan
pemeriksa?
2. Usahakan menarik perhatian anak, kemudian pemeriksa menunjuk
sesuatu di ruangan pemeriksaan sambil mengatakan: ―Lihat itu ada
bola (atau mainan lain)‖!
Perhatikan mata anak, apakah ia melihat ke benda yang ditunjuk,
bukan melihat tangan pemeriksa?
3. Usahakan menarik perhatian anak, berikan mainan gelas/ cangkir
dan teko. Katakan pada anak: ―Buatkan secangkir susu buat
mama‖!
4. Tanyakan pada anak: ―Tunjukkan mana gelas‖! (gelas dapat
diganti dengan nama benda lain yang dikenal anak dan ada di
sekitar kita). Apakah anak menunjukkan benda tersebut dengan
jarinya? Atau sambil menatap wajah anda ketika menunjuk ke
suatu benda?
5. Apakah anak dapat menumpuk beberapa kubus/ balok menjadi
suatu menara?

104
FORMULIR DETEKSI DINI
GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH)
(Abbreviated Conners Ratting Scale)

KEGIATAN YANG DIAMATI 0 1 2 3


1. Tidak kenal lelah, atau aktivitas yang berlebihan.
2. Mudah menjadi gembira, impulsive.
3. Mengganggu anak-anak lain.
4. Gagal menyelesaikan kegiatan yang telah dimulai, rentang perhatian
pendek.
5. Menggerak-gerakkan anggota badan atau kepala secara terus-menerus.
6. Kurang perhatian, mudah teralihkan.
7. Permintaannya harus segera dipenuhi, mudah menjadi frustasi.
8. Sering dan mudah menangis.
9. Suasana hatinya mudah berubah dengan cepat dan drastis.
10. Ledakkan kekesalan, tingkah laku eksplosif dan tak terduga.
Jumlah
Nilai Total

J. TUJUAN AKHIR
Tanpa menggunakan Job sheet, mahasiswa mampu melakukan langkah-langkah
pemantauan tumbuh kembang neonatus, bayi dan anak balita menggunakan deteksi dan intervensi
dini tumbuh kembang balita (DDTK) dengan tepat sesuai standar.

K. DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI. 1992. Asuhan Kesehatan dalam Kontek Keluarga.
2. Depkes RI. 2005. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Dasar. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
3. Depkes RI. 2006. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.
4. FK-UI. Ilmu Kesehatan Anak 1 dan 3.
5. Mirriamstoppard. 1995. Complete Baby and Child Care.
6. Naya. 2014. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Available Online :
http://tumbuhkembang.net/alat/kuesioner-pra-skrining-perkembangan-kpsp/.
7. Soedjatmiko. 2009. Materi presentasi pada 'Pelatihan Program Kesehatan Balita Bagi
Penanggung Jawab Program Kesehatan Anak'. Bogor.

105
JOB SHEET
ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA HYPOTERMI DENGAN
KANGAROO MOTHER CARE (KMC) ATAU PERAWATAN BAYI LEKAT

A. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi baru lahir dengan
masalah yang lazim terjadi dengan pokok bahasan neonatus resiko tinggi hypotermi dengan
Kangaroo Mother Care (KMC) atau perawatan bayi lekat.

B. KOMPETENSI DASAR
Setelah praktikum mahasiswa mampu mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi
baru lahir resiko tinggi hypotermi dengan Kangaroo Mother Care (KMC) atau perawatan bayi
lekat yang benar sesuai dengan prosedur job sheet dan daftar tilik.

C. DESKRIPSI
Job Sheet ini memberikan pedoman tentang praktek laboratorium dan klinik
mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi baru lahir resiko tinggi hypotermi dengan
Kangaroo Mother Care (KMC) atau perawatan bayi lekat yang benar.

D. INDIKATOR
1. Mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi baru
lahir resiko tinggi hypotermi dengan Kangaroo Mother Care (KMC) atau perawatan bayi
lekat yang benar sesuai dengan pedoman yang telah diberikan.
2. Mahasiswa dapat mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi baru lahir resiko tinggi
hypotermi dengan Kangaroo Mother Care (KMC) atau perawatan bayi lekat yang benar
sesuai dengan prosedur yang ada pada job sheet.

E. WAKTU
Diharapkan dalam waktu 40 menit mahasiswa dapat mempraktekkan asuhan pada
neonatus dan bayi baru lahir resiko tinggi hypotermi dengan Kangaroo Mother Care (KMC) atau
perawatan bayi lekat yang benar.

F. PRASARAT
Sebelum mahasiswa melaksanakan praktikum ini, mahasiswa harus lulus pretest dengan
nilai minimal 70. Mahasiswa perlu merujuk kembali pada modul KDPK, pertolongan persalinan
normal, dan bayi baru lahir.

G. DASAR TEORI
Metode kanguru atau perawatan bayi lekat ditemukan sejak tahun 1983, sangat
bermanfaat untuk merawat bayi yang lahir dengan berat badan rendah baik selama perawatan di
rumah sakit ataupun di rumah.
Metode kanguru mampu memenuhi kebutuhan asasi bayi berat lahir rendah dengan
menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan rahim ibu, sehinggga memberi peluang untuk
dapat beradaptasi baik dengan dunia luar.
BBLR membutuhkan bantuan dan waktu untuk penyesuaian kehidupan di luar rahim.
Mereka juga memerlukan bantuan untuk tetap hangat dan mendapatkan ASI yang cukup untuk
tumbuh. Satu cara untuk menolong bayi mendapatkan kebutuhan ini adalah menjaga bayi tetap
kontak kulit dengan kulit ibunya. Perawatan metode kanguru adalah suatu cara agar BBLR
terpenuhi kebutuhan khusus mereka terutama dalam mempertahankan kehangatan suhu tubuh.
Untuk melakukan PMK, tentukan bayi memiliki berat lahir < 2500 gram, tanpa
masalah/komplikasi. Syarat melakukan PMK :
1. Bayi tidak mengalami Kesulitan Bernapas
2. Bayi tidak mengalami Kesulitan Minum
3. Bayi tidak Kejang
4. Bayi tidak Diare
5. Ibu dan keluarga bersedia dan tidak sedang sakit
Lakukan PMK untuk menghangatkan bayi bila memenuhi syarat diatas. Metoda kanguru
sangat baik dilakukan selama dalam perjalanan ke tempat rujukan. Metoda ini berguna untuk

106
mempercepat terjadinya kestabilan suhu tubuh dan merangsang bayi baru lahir segera mengisap
puting payudara ibu.
Pelaksanaan PMK memiliki 4 komponen :
1. Posisi
2. Nutrisi
3. Dukungan
4. Pemantauan
Keuntungan yang di dapat dari metode kanguru bagi perawatan bayi
1. Meningkatkan hubungan emosi ibu – anak
2. Menstabilkan suhu tubuh , denyut jantung , dan pernafasan bayi
3. Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan lebih baik
4. Mengurangi strea pada ibu dan bayi
5. Mengurangi lama menangis pada bayi
6. Memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi
7. Meningkatkan produksi asi
8. Menurunkan resiko terinfeksi selama perawatan di rumah sakit
9. Mempersingkat masa rawat di rumah sakit
Apa saja kriteria bayi untuk metode kanguru :
1. Bayi dengan berat badan ≤ 2000 g
2. Tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai
3. Refleks dan kordinasi isap dan menelan yang baik
4. Perkembangan selama di inkubator baik
5. Kesiapan dan keikut sertaan orang tua, sangat mendukung dalam keberhasilan.

H. KESELAMATAN KERJA
1. Patuhi prosedur pekerjaan
2. Pastikan privacy klien benar - benar terjaga.
3. Lakukan pencegahan infeksi dengan cara cuci tangan sebelum dan setelah melakukan
tindakan.
4. Perhatikan kenyamanan klien
5. Bertindak lembut dan hati-hati pada saat melakukan tindakan.
6. Perhatikan keadaan bayi sebelum bekerja agar tindakan dapat dilaksanakan dengan baik.
7. Letakkan bayi dan alat-alat pada tempat yang terjangkau, sistematis dan aman.

I. PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Persiapan
a. Persiapan alat dan tempat
1) Alat:
a) kamar hangat ( 22-24ºC) tenang dan nyaman
b) Tempat tidur
c) Kursi
d) Bantal
e) Suport binder
f) Pakaian bayi
g) Selimut bayi
h) Thermometer axila
i) Timbangan neonatus
j) perawatan resusitasi dasar
k) Obat-obatan
2) Tempat
Ruangan yang bersih, kering, hangat dan terang
b. Persiapan diri
1) Sebelum memeriksa bayi, cucilah tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan dengan lap bersih dan kering atau dianginkan. Jangan
menyentuh bayi jika tangan anda masih basah dan dingin.
2) Gunakan sarung tangan jika tangan menyentuh bagian tubuh yang ada darah seperti
tali pusat atau memasukkan tangan ke dalam mulut bayi.

107
3) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir setelah pemeriksaan kemudian
keringkan
4) Menjaga bayi tetap hangat
c. Persiapan keluarga
Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang apa yang akan dilakukan yaitu asuhan
pada neonatus dan bayi baru lahir resiko tinggi hypotermi dengan Kangaroo Mother
Care (KMC) atau perawatan bayi lekat dan kemudian beritahukan hasilnya setelah
selesai.
2. Langkah Kerja

No Langkah Kerja Keypoint


PERSIAPAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan salam
BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan serta  Gunakan bahasa yang
prosedur yang dilakukan dalam penanganan hypotermi jelas dan mudah di
dengan kangaroo mother care (KMC) pada BBL. pahami oleh klien.
 Lakukan informed
consent.
3. Melakukan anamnesa riwayat ibu meliputi faktor genetik,  Mengumpulkan data
faktor lingkungan, sosial, faktor ibu dan perinatal, faktor subyektif.
neonatal.
4. Siapkan bahan, peralatan, perlengkapan serta ruangan.  Susun secara argonomis
Susun alat dan bahan secara berurutan dan periksa perlengkapan untuk
kelengkapannya serta letakkan pada tempat yang mudah memudahkan dalam
dijangkau. bekerja.
5. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir, lalu pasang sarung tangan (handscoen). untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.

PELAKSANAAN TINDAKAN
6. Menjalin komunikasi dengan ibu/ibu pengganti, memberi  Lakukan tindakan
penjelasan tentang KMC : dengan cermat dan teliti
 alasan dan cara KMC
 keuntungan dan manfaat KMC
 kebiasaan lingkungan yang mungkin berpengaruh pada
penerimaan dan pelaksanaan KMC
 Permasalahan yang mungkin mengganggu KMC
7. Mempersiapkan ibu :  Lakukan tindakan
 Mandi dengan air dan sabun untuk menjaga kebersihan dengan cermat dan teliti
 Mengenakan pakaian apa saja yang ringan dan longgar
dengan bagian depan dapat dibuka sehingga bayi berada
dalam 1 pakaian dengan ibu. Jika perlu gunakan
selimut.

8. Mempersiapkan bayi :  Lakukan tindakan

108
 Jika suhu ruangan 22-24°, bayi mengenakan popok, topi dengan cermat dan teliti
hangat,dan kaos kaki
 Jika suhu < 22ºC, bayi mengenakan baju tanpa lengan
terbuat dari katun yang terbuka bagian depannya,
popok, topi hangat, kaus tangan dan kaus kaki
9. Meletakkan bayi diantara payudara dengan posisi tegak, bayi  Lakukan tindakan
menempel ke dada ibu dengan cermat dan teliti.
10. Mengamankan posisi bayi dengan suport binder  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti
11. Memposisikan bayi dengan kepala dipalingkan ke sisi kanan  Lakukan tindakan
atau kiri dengan posisi sedikit ekstensi, ujung pengikat dengan cermat dan teliti
suport binder berada di bawah telinga bayi  Hidung bayi jangan
sampai tertutup

12. Perut bayi tidak tertekan, posisinya berada di epigastrium  Lakukan tindakan
ibu dengan cermat dan teliti
13. Pangkal paha bayi dalam frog position/ seperti posisi katak  Lakukan tindakan
(flexi dan ekstensi ) tangan bayi dalam keadaan fleksi dengan cermat dan teliti
14. Selimut hangat dapat diletakkan di punggung bayi dalam  Lakukan tindakan
suport binder, kemudian mengikatkan kain dengan cukup dengan cermat dan teliti
kuat agar bayi tidak tergelincir

15. Mengajarkan ibu cara memasukkan dan mengeluarkan bayi  Lakukan tindakan
dari baju kanguru : dengan cermat dan teliti
 Memegang bayi dengan satu tangan diletakkan di
belakang leher sampai punggung bayi
 Menopang bagian bawah rahang bayi dengan ibu jari
dan jari-jari lainnya agar kepala bayi tidak tertekuk dan
tidak menutupi saluran nafas ketika bayi berada dalam
posisi tegak
 Menempatkan tangan lainnya dibawah pantat bayi
16. Bayi dapat dijauhkan dari kontak kulit pada keadaan  Lakukan tindakan
 Mengganti popok, membersihkan dan merawat tali dengan cermat dan teliti
pusat
 Pemeriksaan klinis
Selain ibu, ayah dan anggota keluarga lain bisa melakukan
metoda kanguru

TIDUR DAN ISTIRAHAT


17. Istirahat di siang hari dapat menggunakan kursi dengan  Lakukan tindakan
sandaran yang diatur dengan cermat dan teliti
18. Ibu tidur bersama bayi dalam keadaan berbaring atau  Lakukan tindakan
setengah miring dalam posisi kanguru, kepala lebih tinggi 15 dengan cermat dan teliti
derajat dari posisi horisontal, dengan cara:
 Mengganjal tempat tidur bagian atas
 Ditopang beberapa bantal
PENGAWASAN KONDISI BAYI
19. Suhu :  Lakukan tindakan

109
Dalam 3 hari pertama, suhu dimonitor tiap 6jam dengan cermat dan teliti
sekali.selanjutnya 2x/sehari
 Ukur suhu dengan thermometer axila yang bersih
 Tempatkan tabung termometer tepat ditengah axila,
permukaan axila harus berhubungan langsung dengan
tabung tersebut
 Pegang lengan bayi ke arah dada perlahan, tahan
termometer di tempatnya sekurang-kurangnya 3 menit
 Angkat termometer dan lihat keadaan suhunya
20. Pernafasan dan kondisi kesehtan umum :  Lakukan tindakan
 Hitung frekuensi nafas selama satu menit dengan cermat dan teliti
 Frekuensi nafas normal berkisar antara 30-60 bpm
21. Mengajarkan ibu untuk mengawasi tanda bahaya :  Lakukan tindakan
 Kesulitan bernafas dengan cermat dan teliti
 Bernafas sangat cepat – sangat lambat
 Apnoe sering dan lama
 Bayi dingin
 Sulit minum
 Kejang
 Diare
 Ikterik
PEMBERIAN MINUM
22. Pemberian ASI segera dilakukan bila kondisi  Lakukan tindakan
memungkinkan dan bayi mampu melakukan. dengan cermat dan teliti
23. Bantu ibu untuk posisi menyusui :  Lakukan tindakan
 Tunjukkan pada ibu posisi menyusui yang benar dengan cermat dan teliti
 Tunjukkan pada ibu cara memegang bayi, cara
menempelkan bayi dan tanda posisi tempel yang baik
 Untuk mulai proses menyusui, pilih saat yang tepat saat
bayi bangun tidur, atau saat sadar dan terbangun
24. Kontak kulit dilakukan bertahap, kurang dari 60 menit  Lakukan tindakan
sebaiknya dihindari dengan cermat dan teliti
25. Rapikan alat dan rapikan ruangan.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti
26. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
DOKUMENTASI
27. Mencatat seluruh hasil pemeriksaan dalam catatan
perkembangan.

J. TUJUAN AKHIR
Tanpa menggunakan Job sheet, mahasiswa mampu melakukan langkah-langkah
mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi baru lahir resiko tinggi BBLR dengan tepat sesuai
standar.

K. DAFTAR PUSTAKA
1. Beck D, Ganges F, Goldman S, Long S. 2004. Care Of The Newborn: ReferenceManual,
Saving Newborn Live, Save The Children, KINETIK. Washington, DC
2. Depkes RI. 2008. Asuhan Persalinan Normal: Asuhan esensial, pencegahan dan
penanggulangan segera komplikasi persalinan dan bayi baru lahir. Jakarta
3. Depkes RI. 2009. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.
4. Depkes RI. 2009. Kumpulan Buku Acuan Kesehatan Bayi Baru Lahir. Jakarta
5. FK-UI. Ilmu Kesehatan Anak 1 dan 3.

110
6. Mayes. 1999. Midwifery.
7. Mirriamstoppard. 1995. Complete Baby and Child Care.
8. Penny Stanway. 1997. Pregnancy dand Baby Care.
9. Varney‘s. 1997. Midwifery.
JOB SHEET
RESUSITASI PADA NEONATUS DAN BAYI BARU LAHIR
DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM

A. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi baru lahir dengan
masalah yang lazim terjadi dengan pokok bahasan neonatus resiko tinggi dan penatalaksanaannya.

B. KOMPETENSI DASAR
Setelah praktikum mahasiswa mampu memberikan asuhan pada neonatus dan bayi baru
lahir asfiksia neonatorum dengan resusitasi yang benar sesuai dengan prosedur job sheet dan
daftar tilik.

C. DESKRIPSI
Job Sheet ini memberikan pedoman tentang praktek laboratorium dan klinik memberikan
asuhan pada neonatus dan bayi baru lahir asfiksia neonatorum dengan resusitasi yang benar.

D. INDIKATOR
1. Mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk memberikan asuhan pada neonatus dan bayi baru
lahir asfiksia neonatorum dengan resusitasi yang benar sesuai dengan pedoman yang telah
diberikan.
2. Mahasiswa dapat memberikan asuhan pada neonatus dan bayi baru lahir asfiksia neonatorum
dengan resusitasi yang benar sesuai dengan prosedur yang ada pada job sheet.

E. WAKTU
Diharapkan dalam waktu 240 menit mahasiswa dapat memberikan asuhan pada neonatus
dan bayi baru lahir asfiksia neonatorum dengan resusitasi pada neonatus dan bayi baru lahir yang
benar.

F. PRASARAT
Sebelum mahasiswa melaksanakan praktikum ini, mahasiswa harus lulus pretest dengan
nilai minimal 70. Mahasiswa perlu merujuk kembali pada modul KDPK, pertolongan persalinan
normal, dan bayi baru lahir.

G. DASAR TEORI
Bayi baru lahir memerlukan adaptasi untuk dapat bertahan hidup diluar rahim, terutama
pada menit-menit pertama kehidupannya. Bila didalam rahim kebutuhan nutrisi dan terutama
oksigen dipenuhi seluruhnya oleh ibu melalui sirkulasi uteroplasenter, saat lahir dan tali pusat
dipotong, bayi baru lahir harus segera melakukan adaptasi terhadap keadaan ini yaitu harus
mendapatkan atau memproduksi oksigennya sendiri. Sebagian besar (kurang lebih 80%) bayi baru
lahir dapat bernafas spontan, sisanya mengalami kegagalan bernafas karena berbagai sebab.
Keadaan inilah yang disebut asfiksia neonatorum. Pertolongan untuk bayi ini disebut resusitasi.
Tujuan dari resusitasi ialah memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian oksigen dan curah
jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen ke otak, janatung dan alat vital lainnya. Asfiksia
sendiri didefinisikan sebagai gagal nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa
saat sesudah lahir. Kata asfiksia juga dapat memberi gambaran atau arti kejadian di dalam tubuh
bayi berupa hipoksia progresif, penimbunan CO2 (hiperkarbia) dan asidosis. Penyebab asfiksia
neonatorum dapat digolongkan ke dalam 3 faktor : faktor ibu, faktor janin, dan faktor plasenta.
H. KESELAMATAN KERJA
1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan dan keadaan bayi.
2. Pastikan semua peralatan, perlengkapan dan bahan-bahan tersedia dan berfungsi dengan baik.
3. Pakailah peralatan sesuai fungsinya.

111
4. Pehatikan tehnik resusitasi VTP pada bayi baru lahir. Perhatikan teknik resusitasi dengan
kompresi dada terhadap bayi baru lahir dengan asfiksia.
5. Setiap langkah harus dilakukan dengan hati-hati tapi harus cepat dan tepat karena dapat
mempengaruhi dalam keberhasilan tindakan.
6. Untuk penolong terapkan prinsip pencegahan infeksi.

I. PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Persiapan
a. Persiapan alat
1) Kain 3 (1 untuk mengeringkan bayi, 1 untuk menyelimuti bayi, 1 bahan ganjal bahu
bayi. Bahan ganjal dapat berupa kain, kaos, selendang, handuk kecil, digulung
setinggi 5 cm dan mudah disesuaikan untuk mengatur posisi kepala bayi).
2) Jam atau pencatat waktu
3) Laringoskop dengan baterai dan lampu cadangan
4) Daun laringoskop yang lurus : no 1 (untuk bayi cukup bulan), no 0 (untuk bayi
kurang bulan)
5) Pipa ET no : 2.5, 3.0, 3.5, 4.0
6) Stilet
7) Kateter penghisap no 10 atau lebih besar
8) Sungkup oksigen
9) Ambubag
10) Penghisap lendir balon-kaca
11) Penghisap mekanis
12) Pipa lambung, ukuran 8F dan semprit 20 ml
13) Penghisap mekonium
14) Stetoskop
15) Handscoen steril
16) Plester
17) Gunting
18) Pipa Oksigen
19) Balon resusitasi dengan sungkup
20) Obat-obatan resusitasi
b. Persiapan tempat resusitasi
Persiapan yang diperlukan meliputi ruang bersalin dan tempat resusitasi.
Gunakan ruangan yang hangat dan terang. Tempat resusitasi hendaknya rata, keras,
bersih dan kering, misalnya meja, dipan atau di atas lantai beralas tikar. Tempat resusitasi
sebaiknya di dekat sumber pemanas (misalnya; lampu sorot) dan tidak banyak tiupan
angin (jendela atau pintu yang terbuka). Biasanya digunakan lampu sorot atau bohlam
berdaya 60 watt atau lampu gas minyak bumi (petromax).
c. Persiapan diri
Di dalam setiap persalinan, penolong harus selalu siap melakukan tindakan
resusitasi bayi baru lahir. Kesiapan untuk bertindak dapat menghindarkan kehilangan
waktu yang sangat berharga bagi upaya pertolongan. Walaupun hanya beberapa menit
tidak bernapas, bayi baru lahir dapat mengalami kerusakan otak yang berat atau
meninggal.
d. Persiapan keluarga
Sebelum menolong persalinan, bicarakan dengan keluarga mengenai
kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu dan bayinya serta persiapan yang
dilakukan oleh penolong untuk membantu kelancaran persalinan dan melakukan tindakan
yang diperlukan.

2. Langkah Kerja

Langkah Kerja Keypoint


No
A. PERSIAPAN
1. Mengantisipasi resiko bayi baru lahir yang membutuhkan resusitasi.  Lakukan tindakan
 Faktor antepartum (pre eklampsia-eklampsia) dengan cermat dan

112
 Faktor intra partum (premature, BBLR, fetal distress, atau teliti.
gawat janin)
2. Terangkan prosedur standart sesuai aturan Rumah Sakit atau  Lakukan tindakan
pelayanan kesehatan setempat : dengan cermat dan
 Cuci tangan cara WHO teliti.
Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti septic  Cuci tangan yang
(gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air mengalir, lalu efektif dengan
pasang sarung tangan (handscoen). menggunakan sabun
dan air yang mengalir
dan lepaskan semua
perhiasan.

 Pelindung petugas yang sesuai/ APD/ alat perlindungan diri


(contoh : masker)
3. Petugas  Lakukan tindakan
 Paling sedikit ada satu petugas yang bertanggung jawab dengan cermat dan
terhadap bayi dan mampu melakukan resusitasi yang benar dan teliti.
lengkap.
4. Jaga kehangatan  Lakukan tindakan
 Alat pemancar panas diaktifkan sebelum bayi lahir. dengan cermat dan
 Linen atau kain yang bersih, kering dan hangat. teliti.
5. Posisi bayi setengah ekstensi. Gunakan pengganjal bahu.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan
teliti.
 Tindakan ini bertujuan
untuk membuka jalan
nafas
6. Membuka jalan napas (jika perlu)  Lakukan tindakan
Alat penghisap lendir : dengan cermat dan
 Penghisap lendir balon-kaca. teliti.
 Penghisap mekanis (mungkin dengan stimulasi)
 Kateter penghisap, ukuran 5F, 6F, 8F, 10F, 12F
 Pipa lambung, ukuran 8F dan semprit 20 ml
 Penghisap mekoneum

113
7. Alat pengatur aliran atau flowmeter (mungkin stimulasi).  Lakukan tindakan
Cara memberikan oksigen aliran bebas : dengan cermat dan
 Sungkup oksigen teliti.
 Pipa oksigen
 Balon yang tidak mengembang sendiri (flow-inflating bag)
(mungkin stimulasi)
8. Peralatan intubasi  Letakkan peralatan
 Laringoskop dengan lidah lurus no. 0 (bayi kurang bulan) dan secara ergonomis dan
no. 1 (bayi cukup bulan) mudah dijangkau.
 Lampu cadangan dengan baterai untuk laringoskop
 Pipa endotrakeal (ET) no. 2,5; 3,0; 3,4; 4,0
 Stilet (bila tersedia)
 Plester atau alat fiksasi pipa ET
 Sungkup laring (bila tersedia)
 Alat pendeteksi CO2 (bila tersedia)
9. Obat-obatan  Lakukan tindakan
 Epinefrin 1:10.000 (0,1mg/ml) kemasan yang ada 1: 1000 dengan cermat dan
 Larutan kristaloid isotonic (NaCl 0,9% atau Ringer laktat) teliti.
untuk menambah volume
 Natrium bikarbonat 4,2% (5 meq/10 ml) 1 meg = 2 ml
 Nalokson hidroklorida 0,4 mg/ml
 Dekstrose 10%
 Pipa orogastrik 5F
 Kateter umbilical
 Semprit 1,3,5,10,20,50 ml
 Jarum ukuran 25,21,18

10. Lain-lain  Lakukan tindakan


 Stetoskop (dianjurkan untuk neonatus) dengan cermat dan
 Plester ½ or ¾ inch teliti.
 Gunting, scalpel
 Kapas alcohol
 Oro pharyngeal airway
 Jam dengan detik
 Larutan yodium povidon
 Monitor jantung serta elektrodenya dan pulse oxymeter serta
probe (mungkin dengan simulasi)

B. MENILAI DAN MENJAWAB 5 PERTANYAAN


(Dalam beberapa detik secara cepat, nilai dan jawab 5 pertanyaan)
11.  Apakah bayi cukup bulan?  Lakukan tindakan
 Apakah bersih dari mekonium? dengan cermat dan
 Apakah bayi bernapas dan menangis? teliti.
 Apakah tonus ototnya baik?
 Apakah warna kulitnya kemerahan?
12. a. Bila pertanyaan dijawab ―Ya‖, bayi hanya memerlukan  Lakukan tindakan
perawatan rutin : dengan cermat dan
 Menjaga kehangatan teliti.
 Membersihkan jalan napas (jika perlu)
 Mengeringkan
b. Bila salah satu ada yang dijawab ―Tidak‖, teruskan tindakan
dengan langkah awal resusitasi
C. LANGKAH AWAL RESUSITASI
13. Menjaga kehangatan  Lakukan tindakan
 Bayi diterima dengan linen/kain yang bersih, kering dan dengan cermat dan
hangat. teliti.
 Meletakkan bayi pada meja atau tempat hangat dengan
mengaktifkan alat pemancar panas.

114
14. Posisi bayi dan membuka jalan napas.  Lakukan tindakan
 Memposisikan kepala bayi sedikit ekstensi dengan meletakkan dengan cermat dan
ganjal pada bahu yang telah dipersiapkan teliti.
 Menggunakan balon-kaca atau pipa penghisap untuk  Hisap lender bayi
menghisap cairan yang tampak dan bisa menutup jalan napas. mulai dari mulut
Jika menggunakan penghisap mekanik, tekanan negatif ≤ 100 sedalam 5 cm
Hg kemudian hidung
 Jika cairan secret cukup banyak, kepala bayi dimiringkan agar sedalam 3 cm.
cairan berkumpul di pipi. Hal ini akan mempermudah
penghisapan sehingga tidak masuk ke trakea atau mulut
 Menghisap mulut kemudian hidung. Tindakan ini untuk
mencegah rangsangan napas jika hidup dihisap terlebih dahulu
yang dapat menyebabkan aspirasi
15. Pada keadaan dimana ketuban bercampur mekoneum :  Lakukan tindakan
a. Hisap mekonium dari mulut, faring posterior dan hidung pada dengan cermat dan
waktu kepala lahir sebelum bahi dilahirkan teliti.
b. Periksa apakah bayi ―bugar‖ (usaha napas kuat, tonus otot baik,
frekuensi denyut jantung > 100/menit) atau tidak.
1) Jika bayi ―tidak bugar‖
 Lakukan penghisapan trakea dengan menggunakan
pipa ET yang disambungkan dengan sambungan
khusus ke penghisap. Hisapan ini dilakukan secara
kontinyu dengan menarik pipa ET keluar. Hal ini
untuk mencegah sindrom aspirasi mekonium.
Tindakan ini dilakukan berulang kali sampai jalan
napas bersih dari mekonium. Tidak boleh melebihi 3-
5 detik. Apabila bayi depresi berat bradikardi;
walaupun masih tersisa mekonium dijalan napas,
harus dilakukan ventilasi tekanan positip/VTP
(langkah ini akan dipelajari ulang pada waktu
mempelajari topic ET)
 Berikan Oksigen aliram bebas selama tindakan
pengisapan
 Jika tidak mempunyai sambungan mekonium khusus,
masukkan laringoskop dan gunakan pipa penghisap
besar no 12F atau 14F untuk membersihkan mulut dan
faring posterior.
2) Jika bayi „ bugar ‟
Teruskan langkah awal resusitasi :
 Hisap mulut kemudian hidung
 Keringkan, stimulasi/merangsang dan reposisi
 Berikan oksigen jika perlu.
16. Mengeringkan, merangsang dan reposisi.  Lakukan tindakan
 Mengeringkan tubuh dan kepala bayi dari cairan ketuban dengan cermat dan
dengan kain / linen bersih, kering dan hangat teliti.
 Ganti kain / linen basah yang ada pada bayi dengan kain linen  Pada saat membungkus
bersih dan kering pastikan bagian dada
 Merangsang bayi untuk bernapas dengan rangsang taktil tidak tertutup kain
dengan menepuk-nepuk atau menyentil telapak kaki bayi atau untuk memudahkan
menggosok punggung bayi. Tindakan tidak lebih dari 2 kali, pemantauan
sambil memberikan aliran udara bebas pernapasan bayi.
 Pastikan pandangan
mata penolong tidak
tertutup saat
memegang sungkup.
 Keringkan bayi mulai
dari muka, kepala,

115
tubuh dengan sedikit
tekanan.

 Reposisi bayi dengan kepala setengah ekstensi / tengadah

17. Memberikan oksigen (jika perlu)  Lakukan tindakan


Cara untuk memberikan oksigen bebas : dengan cermat dan
1) Sungkup oksigen dilekatkan pada wajah bayi (jarang dipakai) teliti.
2) Pipa oksigen ditutupi dengan tangan menutupi mulut dan
hidung
3) Sungkup dari balon yang tidak mengembang sendiri (mungkin
dengan simulasi)
4) Tidak dapat diberikan melalui sungkup dari balon yang
mengembang sendiri
18. Catatan: waktu yang harus diselesaikan dari mulai bayi lahir sampai  Lakukan tindakan
langkah awal dalam 30 detik. dengan cermat dan
teliti.

D. EVALUASI
19. Menilai bayi : usaha napas, frekuensi jantung bayi dan warna kulit  Lakukan tindakan
dengan cermat dan
teliti.
20. Usaha napas  Lakukan tindakan
Jika bayi bernapas spontan dan adekuat, lanjutkan dengan menilai dengan cermat dan
frekuensi denyut jantung teliti.
 Pernafasan normal 40-
60x/ menit
21. Frekuensi denyut jantung  Lakukan tindakan
Meraba pangkal tali pusat atau auskultasi dada selama 6 detik, dengan cermat dan
dengan mengkalikan 10 akan didapat frekuensi denyut jantung per teliti.
menit secara cepat
22. Warna kulit  Lakukan tindakan
Menilai warna kulit dilakukan bersama secara simultan dengan dengan cermat dan
menilai usaha napas Jika sudah diberikan oksigen aliran bebas tetap teliti.
didapatkan sianosis sentral, lanjutkan dengan VTP

116
23. Jika didapatkan bayi yang bernapas spontan, frekuensi denyut  Lakukan tindakan
jantung > 100/menit dan warna kulit kemerahan dirawat dilakukan dengan cermat dan
perawatan suportif teliti.
E. VENTILASI TEKANAN POSITIF
Dilakukan bila
a. Usaha napas : apneu
b. Frekuensi denyut jantung < 100x / menit
c. Warna kulit : sianosis yang menetap meskipun sudah dengan oksigen aliran bebas 100%
24. Pilih ukuran sungkup yang sesuai:  Lakukan tindakan
cukup bulan atau kurang bulan dengan cermat dan
teliti.
 Sungkup menutupi
daerah mulut, hidung
dan dagu bayi.

25. Pilih balon yang sesuai dan sambungkan dengan sumber oksigen  Lakukan tindakan
yang bisa memberikan 90% to 100% oksigen Periksa balon : dengan cermat dan
 Tekanan baik? teliti.
 Pelepas tekanan berfungsi?
 Katup pengaman ada dan berfungsi?
 Balon yang tidak mengembang sendiri : manometer tekanan
berfungsi?
26. Posisikan kepala bayi sedikit ekstensi  Lakukan tindakan
dengan cermat dan
teliti.
27. Cara memegang balon dengan tangan kanan dan sungkup dengan  Lakukan tindakan
tangan kiri (untuk petugas yang kidal lakukan dengan cara yang dengan cermat dan
berlawanan) teliti.
28. Posisi penolong berdiri disamping atau kepala bayi agar dapat  Lakukan tindakan
melakukan tindakan resusitasi dengan balon terletak sedemikian dengan cermat dan
rupa sehingga tidak menghalangi pandangan ke dada. Dengan teliti.
posisi ini penolong dapat mengamati gerakan dinding dada bayi
yang baik turun adekuat selama ventilasi
29. Posisi balon dan sungkup:  Lakukan tindakan
 Tepi sungkup harus diletakkan pada wajah sehingga menutupi dengan cermat dan
hidung dan mulut, ujung dagu terletak pada lingkaran tepi teliti.
sungkup. Sungkup tidak menutupi mata.
 Sungkup diletakkan mulai dari dagu kemudian menutupi
pangkal hidung.
 Sungkup diletakkan dengan cara sebagai berikut: jempol,
telunjuk, dan jari tengah memegang melingkari tepi sungkup,
jari manis dan kelingking mengangkat dagu untuk
mempertahankan jalan napas bayi tetap terbuka.

117
 Lekatan yang ketat dan tidak bocor antara tepi sungkup dan
wajah penting untuk mendapatkan tekanan posistip yang
dibutuhkan untuk mengembangkan paru-paru.
30. Periksa lekatan (ventilasi 2-3 kali dengan tekanan yang tepat dan  Lakukan tindakan
amati gerakan dinding dada) dengan cermat dan
 Jika dinding dada tidak naik, periksa kemungkinan satu atau teliti.
lebih penyebab:
a. Lekatan tidak adekuat: betulkan kembali letak sungkup
b. Jalan napas tersumbat
1) Reposisi kepala bayi, hisap cairan secret mulut dan
hidung
2) Ventilasi dengan mulut sedikit terbuka
c. Tekanan tidak cukup
1) Naikkan tekanan ventilasi
2) Bila dada belum bergerak sedangkan alat berfungsi
baik, kemungkinan perlu intubasi ET
31. Cara memeras balon  Lakukan tindakan
Jangan memeras balon seluruhnya, karena volume bayi tidak dengan cermat dan
sebesar valume balon. Supaya VTP efektif, kecepatan dan tekanan teliti.
ventilasi harus sesuai.
32. Ventilasi selama 30 detik :  Lakukan tindakan
a. Tekanan: tampak gerakan dinding dada turun naik dengan cermat dan
b. Frekuensi: 40-60 kali permenit teliti.

Ucapkan kata-kata berikut saat memberikan ventilasi:


Pompa……Dua…...Tiga………..Pompa………….Dua………….T
iga…....
(remas)......(lepas).........................(remas)................(lepas)...............
.............

33. Evaluasi suara napas bilateral dengan stetoskope. Adanya suara  Lakukan tindakan
napas pada kedua paru, menunjukkan ventilasi bekerja dengan baik. dengan cermat dan
teliti.
34. Jika memerlukan ventilasi dalam waktu yang cukup lama lebih dari  Lakukan tindakan
beberapa menit, perlu memasukkan pipa oro-gastrik. dengan cermat dan
teliti.
F. EVALUASI
35. Sesudah ventilasi 30 detik, evaluasi dengan menilai 3 tanda: usaha  Lakukan tindakan
napas, frekuensi denyut jantung, dan warna kulit. dengan cermat dan
teliti.
36. Hitung frekuensi denyut jantung dengan meraba pangkal tali pusat  Lakukan tindakan
atau auskultasi selama 6 detik. dengan cermat dan
teliti.
37. a. Jika didapat nafas spontan, frekuensi denyut jantung >  Lakukan tindakan
100/menit, warna kulit kemerahan; bayi dibawa ke perawatan dengan cermat dan
lanjut. teliti.
38. b. Pada keadaan seperti tersebut di atas, tetapi warna kulit bayi  Lakukan tindakan
kebiruan, lakukan : dengan cermat dan
1) Penghentian VTP secara bertahap : teliti.
 Lakukan rangsang taktil
 Beri oksigen aliran bebas
2) Jika warna kulit memerah
 Oksigen aliran bebas dihentikan bertahap
 Awasi usaha napas, denyut jantung dan warna kulit
39. c. Jika frekuensi denyut jantung < 60 / menit sesudah VTP  Lakukan tindakan
dengan oksigen 100% selama 30 detik, lanjutkan resusitasi dengan cermat dan
selanjutnya dengan kompresi dada dikoordinasikan dengan teliti.
VTP.

118
G. KOMPRESI DADA
40. Peserta menghadap ke dada bayi dengan kedua tangannya dalam  Lakukan tindakan
posisi yang benar. Untuk melakukan kompresi dada diperlukan 2 dengan cermat dan
orang penolong teliti.
41. Lokasi kompresi dada  Lakukan tindakan
Dilakukan dengan mengikuti batas bawah tulang iga dengan jari dengan cermat dan
sampai menemukan proc. xyphoideus. Tempatkan jari diatas proc. teliti.
xyphoideus, di 1/3 bagian bawah sternum.
42. Teknik kompresi dada :  Lakukan tindakan
a. Kedua ibu jari (dianjurkan) Kedua ibu jari diletakkan dengan cermat dan
berdampingan (untuk bayi kecil, ibu jari yang satu diletakkan teliti.
di atas ibu jari yang lain). Kedua tangan melingkari bayi dari
lateral, jari yang lain menyangga punggung
b. Dua jari Ujung jari tengah dan telunjuiksalah satu tangan
secara tegak lurus digunakan untuk kompresi dada. Tangan
yang lain diletakkan di punggung bayi.
43. Dalamnya tekanan kompresio dada ± 1/3 diameter antetroposterior  Lakukan tindakan
dada dengan cermat dan
teliti.
44. Kecepatan kompresi dada Rasio kompresi dada dan VTP 3:1 (90  Lakukan tindakan
kompresi dada dan VTP dalam 1 menit). Dalam 1 siklus dilakukan dengan cermat dan
selama 2 detik : kompresi dada 1 ½ detik dan VTP ½ detik. teliti.
Jaga ibu jari dan ujung jari tetap kontak tempat penekanan maupun
pada saat melepaskan tekanan dada, supaya tidak membuang waktu
untuk
menempatkan kembali lokasi penekanan dada.
45. Menjaga agar dalam dan kecepatan penekanan tetap konsisten  Lakukan tindakan
untuk memastikan sirkulasi yang cukup. Dalam 1 siklus (2 detik) dengan cermat dan
dilakukan 3 kompresi dada dilanjutkan dengan 1 VTP. Ucapkan teliti.
kata berikut sambil melakukan kompresi dada yang
dikoordinasikan dengan VTP : ― satu – dua – tiga – pompa...‖ ― satu
– dua – tiga – pompa...‖
46. Sesudah 3 kompresi dada dilakukan VTP  Lakukan tindakan
VTP dan perlekatan dilakukan dengan efektif dan benar untuk dengan cermat dan
mendapatkan gerakan dinding dada yang adekuat. Diberikan teliti.
oksigen 100%
H. EVALUASI
47. Sesudah 30 detik kompresi dada, lakukan evaluasi frekuensi  Lakukan tindakan
denyut jantung dalam 6 detik. Jika menghitung dengan perabaan dengan cermat dan
pada pangkal tali pusat, sambil menghitung, ventilasi tetap teliti.
diberikan. Tetapi jika menggunakan stetoskop, ventilasi dihentikan
sementara untuk menghitung frekuensi denyut jantung.

48. Frekuensi denyut jantung :  Lakukan tindakan


a. ≥ 60/menit, hentikan kompresi dada dan lanjutkan VTP 40 – dengan cermat dan
60/menit teliti.
b. >100/menit, hentikan kompresi dada, hentikan VTP bertahap
jika bayi bisa bernafas spontan
c. < 60/menit, lakukan intubasi ET. Yang mungkin akan
diperlukan untuk memberikan epinefrin.
I. INTUBASI ENDOTRAKHEAL
49. Indikasi  Lakukan tindakan
a. Bayi dengan air ketuban bercampur mekoneum dan mengalami dengan cermat dan
depresi pernafasan, dan memerlukan penghisapan trakea teliti.
b. Bayi yang telah mendapatkan VTP dengan balon dan sungkup
tetapi tidak mengalami perbaikan
c. Bayi prematur atau BBLR yang sering mengalami apneu
periodic

119
d. Bayi dengan hernia diafragmatika
e. Bayi yang memerlukan VTP lebih lama
Prosedur pemasangan pipa ET :
a. Pasang daun dan laringoskop
b. Maukkan daun dan dorong ke pangkal lidah
c. Angkat daun, nilai apakah epiglottis dan glottis tampak.
d. Jika tidak tampak, tentukan letak daun, bila :
 Kurang dalam : dorong daun
 Terlalu dalam : tarik perlahan
 Terdorong ke samping : geser daun ke tengah
 Endotrakeal terangkat : tarik sedikit
 Dalam valekula : tekan diatas laring
Selanjutnya kembali ke langkah 3
e. Jika epiglottis dan glottis tampak, masukkan pipa ET
f. Periksa letak pipa
 Dengar dengan stetoskop
 Amati dada/perut
g. Nilai letak pipa, sudah benar atau belum
h. Bila sudah benar, perhatikan tanda cm di bibir, arahkan pipa ke
muka, lakukan X foto thorak, potong pipa bila keluar > 4 cm
i. Bila belum benar, lakukan tindakan koreksi
 Di esophagus : cabut pipa dan kembali ke langkah 5.
 Di bronkus : tarik 1 cm dan kembali ke langkah 6.
J. OBAT-OBATAN
50. Macam obat pada Resusitasi Neonatus :  Lakukan tindakan
 Epinefrin dengan cermat dan
 Volume Ekspander, cairan penambah volume darah teliti.
 Natrium bikarbonat
51. Epinefrin  Lakukan tindakan
Indikasi : Jika frekuensi denyut jantung tetap < 60/menit, meskipun dengan cermat dan
telah dilaqkukan kompresi dada yang dikoordinasikan dengan VTP teliti.
disertai oksigen 100% Larutan Epinefrin 1/10.000, dosis 0,1 – 0,3
ml/kg BB Dalam semprit 1 ml. Pemberian secara cepat melalui :
 pipa endotrakhea
 vena umbilicusis
52. Volume Ekspander Cairan yang dianjurkan :  Lakukan tindakan
 Larutan garam fisiologis dengan cermat dan
 Larutan Ringer Laktat teliti.
 Darah O
Dosis yang dianjurkan : 10 ml/kg BB Jalur yang dianjurkan melalui
vena umbilicusis Persiapan : menyiapkan volume yang sesuai
dalam semprit besar Kecepatan pemberian yang dianjurkan = 5 -10
menit
53. Natrium Bikarbonat  Lakukan tindakan
Dicurigai ada asidosis metabolic berat yang dibuktikan dengan dengan cermat dan
pemeriksaan analisa gas darah Diberikan jika paru – paruy telah teliti.
diberikan ventilasi adekuat Larutan 4,2 % ( 0,5 mEq/ml ) Persiapan
: volume yang sesuai dari larutan 4,2 % dalam semprit 10 ml
Kecepatan : perlahan – lahan tidak melebihi 1 mEq/ kg/menit.
K. PENGHENTIAN RESUSITASI
54. Resusitasi dihentikan bila upaya selama 30 menit terus-menerus  Lakukan tindakan
hasilnya sebagai berikut : dengan cermat dan
a. Tidak ada perbaikan atau bertambah buruk atau teliti.
b. Pernafasan tetap tidak dapat spontan atau
c. Frekwensi jantung tidak meningkat, kurang dari 80x/menit atau
d. Detak jantung tidak terdengar
Kekurangan oksigen lebih dari 30 menit mengakibatkan kerusakan
jaringan otak permanent yang akan menimbulkan kecacatan di
kemudian hari. Bila tindakan resusitasi berhasil yang ditandai
dengan:
a. Bayi bernafas spontan dan teratur serta
b. Warna kulit menjadi kemerahan maka segera lanjutkan
perawatan bayi dengan asuhan neonatal dasar.
55. Bereskan alat-alat  Alat-alat direndam
dalam larutan klorin

120
0,5%.
56. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti septic  Cuci tangan yang
(gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air mengalir. efektif dengan
menggunakan sabun
dan air yang mengalir.
L. DOKUMENTASI
57. Mencatat seluruh hasil pengkajian dalam catatan perkembangan.

J. TUJUAN AKHIR
Tanpa menggunakan Job sheet, mahasiswa mampu melakukan langkah-langkah
memberikan asuhan pada neonatus dan bayi baru lahir asfiksia neonatorum dengan resusitasi pada
neonatus dan bayi baru lahir dengan tepat sesuai standar.

K. DAFTAR PUSTAKA
1. American Academy of Pediatrics and American Heart Association. Textbook of Neonatal
Resusciation. 4th ed. 2000.
2. Chair I, Handayani S. 2002. Buku Panduan Resusitasi Neonatus, Perinasia, Edisi Bahasa
Indonesia.
3. Depkes RI. 1992. Asuhan Kesehatan dalam Kontek Keluarga.
4. Depkes RI. 2004. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta. Hal. 4-11 – 4-15.
5. FK-UI. Ilmu Kesehatan Anak 1 dan 3.
6. International Guidelines for Neonatal Resusciation : An Except from The Guidelines 2000 for
Cardiopulmonary Resusciation and Emergency Cardiovascular Care : International
Consensus on Science Pediatric. 2000; 106 (3)
7. Mayes. 1999. Midwifery.
8. Mirriamstoppard. 1995. Complete Baby and Child Care.
9. Miswell TE., Gannon CM; Jacob J., Goldsmith L., Szyld E., Weiss KK., Scutzman, Filipov
P., Kurlat I., Caballero CL., Abassi S., Sprague D, Oltorf C and Padula M. 2000. Delivery
room Management of the Apparantly Vigorous Meconium – Stained Neonate : Result of the
Multicenter, International Collaborative Trial. Pediatrics 2000; 105: 1-7
10. Penny Stanway. 1997. Pregnancy dand Baby Care.
11. Saifuddin, A.B. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : YBP-SP.
12. ___________, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :
YBP-SP.
13. ___________. 2011. Buku Panduan Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir Untuk
Bidan. Jakarta
14. Ulfa, R. 2013. RPP/Lesson Plan daftar tilik praktek resusitasi. Available Online :
http://calondosenbidan.blogspot.com/.
15. Van de Bor M. 2001. Management of preterm babies in Nutricia Scientific Workshop. Vol 1.
2001.
16. Varney‘s. 1997. Midwifery.
17. WHO Final draft. 2002. Management of Newborn Problems. Guide for Doctors, midwifes and
nurses.

121
JOB SHEET
ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA
SINDROM GANGGUAN PERNAFASAN DENGAN PEMBERIAN HEADBOX

A. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi baru lahir dengan
masalah yang lazim terjadi dengan pokok bahasan neonatus resiko tinggi sindrom gangguan
pernafasan denganpemberian headbox.

B. KOMPETENSI DASAR
Setelah praktikum mahasiswa mampu mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi
baru lahir resiko tinggi sindrom gangguan pernafasan dengan pemberian headbox yang benar
sesuai dengan prosedur job sheet dan daftar tilik.

C. DESKRIPSI
Job Sheet ini memberikan pedoman tentang praktek laboratorium dan klinik
mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi baru lahir resiko tinggi sindrom gangguan
pernafasan dengan pemberian headbox yang benar.

D. INDIKATOR
1. Mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi baru
lahir resiko tinggi sindrom gangguan pernafasan dengan pemberian headbox yang benar
sesuai dengan pedoman yang telah diberikan.
2. Mahasiswa dapat mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi baru lahir resiko tinggi
sindrom gangguan pernafasan dengan pemberian headbox yang benar sesuai dengan prosedur
yang ada pada job sheet.

E. WAKTU
Diharapkan dalam waktu 120 menit mahasiswa dapat mempraktekkan asuhan pada
neonatus dan bayi baru lahir resiko tinggi sindrom gangguan pernafasan dengan pemberian
headbox yang benar.

F. PRASARAT
Sebelum mahasiswa melaksanakan praktikum ini, mahasiswa harus lulus pretest dengan
nilai minimal 70. Mahasiswa perlu merujuk kembali pada modul KDPK, pertolongan persalinan
normal, dan bayi baru lahir.

G. DASAR TEORI
1. Pengertian
Sindroma gangguan pernafasan adalah kumpulan gejala yang terdiri dari dipsnu atau
hipernu dengan frekuensi pernafasan lebih dari 60 kali per menit, sianosis, rintaihan dan
ekspirasi dan kelainan otot-otot pernafasan pada inspirasi.
Penyakit ini terjadi pada bayi prematur mengingat produksi surfaktan yang kurang.
Pada penyakit ini kemampuan paru untuk mempertahankan stabilitas menjadi terganggu dan
alveolus akan kembali kolaps. Pada setiap akhir ekspirasi pada pernafasan berikutnya
dibutuhkan tekanan negatif intra thoraks yang lebih besar dengan cara inspirasi yang lebih
kuat. Keadaan kolaps paru dapat menyebabkan gangguan ventilasi yang akan menyebabkan
hipokasia dan asidosis.
Respitory Distress Syndrome (RDS) disebut juga Hyaline Membrane Desease
(HMD) didapatkan pada 10% bayi prematur yang disebabkan defisiensi surfaktan pada bayi
yang lahir dengan masa gestasi kurang.

H. KESELAMATAN KERJA
1. Patuhi prosedur pekerjaan
2. Pastikan privacy klien benar - benar terjaga.
3. Lakukan pencegahan infeksi dengan cara cuci tangan sebelum dan setelah melakukan
tindakan.
4. Perhatikan kenyamanan klien

122
5. Bertindak lembut dan hati-hati pada saat melakukan tindakan.
6. Perhatikan keadaan bayi sebelum bekerja agar tindakan dapat dilaksanakan dengan baik.
7. Letakkan bayi dan alat-alat pada tempat yang terjangkau, sistematis dan aman.

I. PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Persiapan
a. Persiapan alat dan tempat
1) Alat:
a) Inkubator
b) Termometer ruang
c) Termometer aksila
2) Tempat
Ruangan yang bersih, kering, hangat dan terang
b. Persiapan diri
1) Sebelum memeriksa bayi, cucilah tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan dengan lap bersih dan kering atau dianginkan. Jangan
menyentuh bayi jika tangan anda masih basah dan dingin.
2) Gunakan sarung tangan jika tangan menyentuh bagian tubuh yang ada darah seperti
tali pusat atau memasukkan tangan ke dalam mulut bayi.
3) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir setelah pemeriksaan kemudian
keringkan
4) Menjaga bayi tetap hangat
c. Persiapan keluarga
Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang apa yang akan dilakukan yaitu asuhan
pada neonatus dan bayi baru lahir resiko tinggi hypotermi sindrom gangguan pernafasan
dengan pemberian headbox dan kemudian beritahukan hasilnya setelah selesai.
2. Langkah Kerja

No Langkah Kerja Keypoint


PERSIAPAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan salam
BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan serta  Gunakan bahasa yang
prosedur yang dilakukan dalam penanganan sindrom gangguan jelas dan mudah di
pernafasan dengan pemberian headbox. pahami oleh klien.
 Lakukan informed
consent.
3. Melakukan anamnesa riwayat ibu meliputi faktor genetik, faktor  Mengumpulkan data
lingkungan, sosial, faktor ibu dan perinatal, faktor neonatal. subyektif.
4. Siapkan bahan, peralatan, perlengkapan serta ruangan. Susun alat  Susun secara argonomis
dan bahan secara berurutan dan periksa kelengkapannya serta perlengkapan untuk
letakkan pada tempat yang mudah dijangkau. memudahkan dalam
a. Tabung oksigen bekerja.
b. Headbox
c. Alat tulis
5. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti septic
(gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air mengalir, lalu  Lakukan cuci tangan
pasang sarung tangan (handscoen). untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.

123
PELAKSANAAN TINDAKAN
6. Memastikan pencahayaan yang baik dan bayi dalam keadaan  Lakukan tindakan
hangat dengan cermat dan teliti
7. Mendekatkan alat ke pasien  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti
8. Memasang headbox menutup kepala bayi  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti
9. Memastikan kepala bayi tetap dalam headbox meskipun bayi  Lakukan tindakan
bergerak-gerak dengan cermat dan teliti.

10. Memastikan jumlah oksigen yang diberikan kepada bayi cukup,  Lakukan tindakan
tidak berlebihan/terlalu sedikit. Konsentrasi rendah : kecepatan dengan cermat dan teliti
3l/menit, konsentrasi tinggi : kecepatan 5L/menit
 Pemberian oksigen terlalu sedikit dapat menyebabkan
kekurangan oksigen, kerusakan organ dan berlanjut kematian
 Pemberian oksigen berlebihan dapat mengakibatkan
kerusakan paru ( terjadi dalam beberapa hari setelah
pemberian dan jarang terjadi pada bayi dalam masa kehamilan
35 minggu )
11. Memastikan bayi mendapat oksigen secara adekuat dengan  Lakukan tindakan
oksimeter. Bila tidak tersediaoksimeter amati tanda kecukupan dengan cermat dan teliti
oksigen dengan menilai apakah bayi mengalami kesulitan
bernafas atau sianosis sentral
 Bila terjadi kesulitan bernafas sedang sampai berat beri
oksigen dengan kecepatan maksimal
 Bila lidah dan bibir kemerahan pada pemberian oksigen secara
maksimal, turunkan aliran pelan-pelan dalam waktu 10 menit
 Bila lidah dan bibir kembali menjadi biru naikkan kecepatan
oksigen
 Bila lidah dan bibir menjadi kemerahan lagi, turunkan aliran
oksigen dalam waktu 1 jam
12. Bila pernafasan membaik ( frekuensi napas turun  Lakukan tindakan
10x/menit)turunkan kecepatan aliran oksigen dengan cermat dan teliti
13. Bila frekuensi pernafasan dalam batas normal (30-60x/menit)  Lakukan tindakan
tanpa tarikan dinding dada atau merintih waktu ekspirasi), dengan cermat dan teliti
hentikan pemberian oksigen dan amati terjadinya sianosis sentral
selama 15 menit
 Bila lidah dan bibir bayi tetap kemerahan , hentikan
pemberian oksigen
 Amati terjadinya sianosis sentral setiap 15 menit selama 1 jam
berikutnya
 Bila terjadi sianosis sentral lagi, berikan oksigen sesuai

124
kecepatan aliran pemberian oksigen terakhir
14. Merapikan bayi  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti
15. Rapikan alat dan rapikan ruangan.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti
16. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti septic
(gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air mengalir.  Lakukan cuci tangan
untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
DOKUMENTASI
17. Mencatat seluruh hasil pemeriksaan dalam catatan
perkembangan.

J. TUJUAN AKHIR
Tanpa menggunakan Job sheet, mahasiswa mampu melakukan langkah-langkah
mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi baru lahir resiko tinggi hypotermi sindrom
gangguan pernafasan dengan pemberian headbox dengan tepat sesuai standar.

K. DAFTAR PUSTAKA
1. Beck D, Ganges F, Goldman S, Long S. 2004. Care Of The Newborn: ReferenceManual,
Saving Newborn Live, Save The Children, KINETIK. Washington, DC
2. Depkes RI. 1992. Asuhan Kesehatan dalam Kontek Keluarga.
3. Depkes RI. 2004. Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter, Bidan,
dan Perawat, di Rumah Sakit. Jakarta
4. Depkes RI. 2008. Asuhan Persalinan Normal: Asuhan esensial, pencegahan dan
penanggulangan segera komplikasi persalinan dan bayi baru lahir. Jakarta
5. Depkes RI. 2009. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.
6. Depkes RI. 2009. Kumpulan Buku Acuan Kesehatan Bayi Baru Lahir. Jakarta
7. Fariadi, R. 2013. Sindroma gawat nafas neonatus (SGNN). Available Online :
http://pakjalpidie.blogspot.com/2013/02/sindroma-gawat-nafas-neonatus-sgnn.html.
8. FK-UI. Ilmu Kesehatan Anak 1 dan 3.
9. Mayes. 1999. Midwifery.
10. Mirriamstoppard. 1995. Complete Baby and Child Care.
11. Penny Stanway. 1997. Pregnancy dand Baby Care.
12. Varney‘s. 1997. Midwifery.
13. WHO. 2005. Pocket Book of Hospital Care for Children, Guidelines for the Management of
Common Illness with Limited Resources, WHO 2005 juga Pocket Book of Hospital Care for
Children, Guidelines for the Management of Common Illness with Limited Resources.

125
JOB SHEET
ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA
INFUS UMBILICUS (TALI PUSAT)

A. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi baru lahir dengan
masalah yang lazim terjadi dengan pokok bahasan neonatus resiko tinggi dengan pemasangan
infus umbilicus.

B. KOMPETENSI DASAR
Setelah praktikum mahasiswa mampu mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi
baru lahir resiko tinggi neonatus resiko tinggi dengan pemasangan infus umbilicus yang benar
sesuai dengan prosedur job sheet dan daftar tilik.

C. DESKRIPSI
Job Sheet ini memberikan pedoman tentang praktek laboratorium dan klinik
mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi baru lahir resiko tinggi dengan pemasangan infus
umbilicus yang benar.

D. INDIKATOR
1. Mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi baru
lahir resiko tinggi dengan pemasangan infus umbilicus yang benar sesuai dengan pedoman
yang telah diberikan.
2. Mahasiswa dapat mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi baru lahir resiko tinggi
dengan pemasangan infus umbilicus yang benar sesuai dengan prosedur yang ada pada job
sheet.

E. WAKTU
Diharapkan dalam waktu 120 menit mahasiswa dapat mempraktekkan asuhan pada
neonatus dan bayi baru lahir resiko tinggi dengan pemasangan infus umbilicus yang benar.

F. PRASARAT
Sebelum mahasiswa melaksanakan praktikum ini, mahasiswa harus lulus pretest dengan
nilai minimal 70. Mahasiswa perlu merujuk kembali pada modul KDPK, pertolongan persalinan
normal, dan bayi baru lahir.

G. DASAR TEORI
1. Pemasangan infus umbilicus
Kateterisasi umbilicus dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a. Kateterisasi arteri umbilical (UAC)
b. Kateterisasi vena umbilical (UVC)
2. Kateterisasi arteri umbilical (UAC)
Arteri umbilicusis merupakan cabang dari a. iliaka interna dengan diameter 2-3 mm.
Pada bayi cukup bulan, masing masing arteri mempunyai panjang ± 7 cm.
3. Kateterisasi vena umbilicus (UVC)
Secara anatomi, vena umbilicusis merupakan satu-satunya vena di umbilikius,
relative besar dengan diameter 4-5 mm, panjang 2-3 cm dan berdinding tipis. Dari umbilicus,
vena berjalan ke arah kepala, sedikit kekanan dan memasuki cabang sinistra vena portal
setelah memberikan beberapa cabang kecil di dalam hepar.

H. KESELAMATAN KERJA
1. Patuhi prosedur pekerjaan
2. Pastikan privacy klien benar - benar terjaga.
3. Lakukan pencegahan infeksi dengan cara cuci tangan sebelum dan setelah melakukan
tindakan.
4. Perhatikan kenyamanan klien
5. Bertindak lembut dan hati-hati pada saat melakukan tindakan.
6. Perhatikan keadaan bayi sebelum bekerja agar tindakan dapat dilaksanakan dengan baik.

126
7. Letakkan bayi dan alat-alat pada tempat yang terjangkau, sistematis dan aman.

I. PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Persiapan
a. Persiapan alat dan tempat
1) Alat UAC dan UVC :
a) Handuk steril untuk mengeringkan tangan dan lengan bawah
b) Gaun operasi dan sarung tangan
c) Duk lubang di tengah (sebaiknya transparan, sehingga bias terlihat kalau ada
komplikasi, seperti pucat pada daerah panggul dan ekstrimitas)
d) Kateter umbilicus single lumen, radio opak, diameter kecil (Fr 3,5 untuk berat
badan <1200gr dan Fr 5 untuk berat badan >1200gr) untuk meminimalkan
jumlah darah yang harus dikeluarkan saat membersihkan kateter sebelum
pengambilan sampel. Ujung kateter harus lembut dan membulat, dan bahan
yang tidak trombogenik
e) Three way stop cock dengan luer lock
f) Spuit
g) Cairan NaCl 0,9% - heparin 1 Ui/cc (0,5 N saline)
h) Kom untuk antiseptic (betadin)
i) Set pemasangan arteri umbilicus yang terdiri dari : 1 buah duk klem, 2 buah
pinset anatomis dengan ujung runcing (pinset iris), 1 buah gunting benang, 2
buah klem arteri bengkok, 1 buah needle holder dan 1 buah scalpel no 11
dengan gagang.
j) Tali katun dan Benang silk no 2/0 at 3/0 dengan jarum round body
k) Plester
l) Kasa
2) Tempat
Ruangan yang bersih, kering, hangat dan terang
b. Persiapan diri
1) Sebelum memeriksa bayi, cucilah tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan dengan lap bersih dan kering atau dianginkan. Jangan
menyentuh bayi jika tangan anda masih basah dan dingin.
2) Gunakan sarung tangan jika tangan menyentuh bagian tubuh yang ada darah seperti
tali pusat atau memasukkan tangan ke dalam mulut bayi.
3) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir setelah pemeriksaan kemudian
keringkan
4) Menjaga bayi tetap hangat
c. Persiapan keluarga
Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang apa yang akan dilakukan yaitu asuhan
pada neonatus dan bayi baru lahir resiko tinggi dengan pemasangan infus umbilicus dan
kemudian beritahukan hasilnya setelah selesai.
2. Langkah Kerja

a. Pemasangan kateterisasi arteri umbilicus (UAC)


No Langkah Kerja Keypoint
PERSIAPAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan salam
BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan serta  Gunakan bahasa yang
prosedur yang dilakukan dalam penanganan neonatus dan bayi jelas dan mudah di
baru lahir resiko tinggi dengan infus umbilicus. pahami oleh klien.
 Lakukan informed
consent.
3. Melakukan anamnesa riwayat ibu meliputi faktor genetik, faktor  Mengumpulkan data
lingkungan, sosial, faktor ibu dan perinatal, faktor neonatal. subyektif.
4. Persiapan alat  Susun secara argonomis
Susun semua alat yang di perlukan di atas meja steril. Siapkan perlengkapan untuk
cairan NaCl-heparin dalam spuit 10 cc. pasang three way memudahkan dalam
stopcock ke kateter umbilicus,sambungkan dengan spuit dan isi bekerja.

127
dengan NaCl-heparin, kemudian putar stopcock ke posisi off kea
rah kateter. Hati-hati jangan sampai ada udara
5. Persiapan pasien. 
Ikat kedua kaki bayi dengan popok kemudian plester ke tempat
tidur atau tahan dengan menggunakan bantal pasir. Tutup alat
kelamin bayi dengan kain untuk menghindari kencing bayi
mengotori lapangan tindakan. Pegang umbilicus dengan kasa
betadin atau klem (ingat umbilicus belum steril) dan tarik lembut
secara vertical. Lakukan desinfeksi dengan cairan antiseptic
(povidin dll.) sebanyak 3 kali mulai dari bagian tengah dan
teruskan dengan gerakan melingkar ke bagian luar (minimal
radius 5 cm dari umbilicus) setelah itu bersihkan umbilicus, dan
pasang duk lobang di atas umbilicus.
6. Persiapan penolong
Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti septic  Lakukan cuci tangan
(gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air mengalir, lalu untuk perlindungan diri
pasang sarung tangan (handscoen). secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.

PELAKSANAAN TINDAKAN
7. Pilih posisi pemasangan :  Pilihlah salah satu posisi
a. Letak rendah (low position) setinggi lumbal 3-4. Ujung pemasangan sesuai
kateter di bawah a. renalis dan a. mesentrika, sehingga ujung kondisi bayi.
kateter terletak di bifurkatio aorta atau di bagian atas lumbal
4.
b. Letak tinggi (high position) setinggi torakal 6-9. Ujung
kateter di tempatkan di atas aksis celiac. Letak tinggi lebih di
sukai karena tidak akan menyebabkan oklusi a. renalis dan
mesentrika, di samping itu insiden pucat (blanching) dan
sianosis pada ekstrimitas bawah lebih rendah, tetapi pada
posisi ini hipertensi renovaskuler lebih sering di temukan.
8. Ukur panjang kateter yang akan di masukan. Terdapat beberapa  Pilihlah salah satu cara
cara pengukuran panjang kateter arteri umbilicus, antara lain: pengukuran panjang
a. Mengukur jarak antara bahu bayi ke umbilicus, dan kateter arteri umbilical
ditambahkan dengan panjang sisa umbilicus. sesuai dengan kondisi
b. Untuk UAC letak tinggi, panjang kateter bisa di ukur dengan bayi.
menggunakan rumus : (berat badan x 3) + 9cm.
c. Untuk UAC letak rendah, perkiraan panjang kateter di
dasarkan pada berat badan bayi:
1) 1000 gram : 7 cm
2) 1500 gram : 8 cm
3) 2000 gram : 9 cm
4) 2500 gram : 10 cm
d. Menggunakan grafik
9. Pasang tali katun di sekeliling umbilicus dan ikat secukupnya  Lakukan tindakan
sehingga perdarahan dapat di cegah, tetapi kateter umbilicus dengan cermat dan teliti
masih bisa masuk.
10. Potong umbilicus secara horizontal dengan scalpel ± 1,5 cm dari  Lakukan tindakan
kulit dengan cermat dan teliti.
11. Stabilisasi umbilicus dengan hemostat, dan identifikasi pembuluh  Lakukan tindakan
darah. Vena berukuran lebih besar, oval dengan dinding tipis. dengan cermat dan teliti
Sedangkan ke dua arteri terlihat lebih kecil, membulat/lonjong
dan berdinding tebal. Arteri biasanya konstriksi sehingga

128
lumennya terlihat sangat kecil (pinpoint).
12. Pegang pangkal umbilicus, masukkan salah satu ujung runcing  Lakukan tindakan
pinset iris ke dalam lumen arteri ± 0,5 cm, sampai lumen dengan cermat dan teliti
membuka dan kemudian lebarkan dengan pelan-pelan dengan
kedua ujung pinset. Pegang kateter arteri dengan pinset dan
masukkan kedalam arteri dengan lembut. Biasanaya akan
terdapat tahanan di didnding anterior abdomen, tahanan ini bias
dihilangkan dengan mendorong kateter dengan lembut. Tekanan
kuat atau mengelur masukkan kateter akan membuat arteri
semakin spasme. Jika tahanan belum bisa diatasi, tunggu selama
2-3 menit sampai vasospasme membaik atau bias di coba di arteri
sebelahnya.
13. Setelah kateter berada di tempat sesuai ukuran, darah akan  Harus diingat bahwa
mengalir dengan mudah, kadang bisa naik sendiri dan terlihat setelah lapangan steril di
adanya pulsasi. Lakukan foto Rontgen untuk konfirmasi posisi tutup, kateter hanya bisa
(AP-lateral). ditarik, tidak boleh
didorong ke dalam arteri.
Jangan lupa ambil
sampel darah untuk
pemeriksaan
laboratorium sebelum
disambungkan
denga cairan.
14. Perhatikan adanya warna pucat, mottling atau kebiruan di kaki.  Hal ini bisa disebabkan
oleh vasospasme, jika
tidak membaik dalam
waktu beberapa menit,
kateter harus ditarik
keluar pelan-pelan.
15. Setelah posisi tepat, jahit ikatan (purse-string suture) kateter ke  Jangan memasang klem
jelly Wharton dengan benang silk 3/0, hati-hati jangan sampai atau melakukan jahitan di
menembus kateter. Simpulkan benang di kateter dan tarik sisanya kulit perut bayi.
ke atas. Pasang plester mengikat benang dan kateter seperti
bendera, kemudian jahit lagi di bagian atas plester. Ini akan
memberikan fiksasi yang cukup sehingga kateter tidak akan
berubah posisi. Selanjutnya hubungkan dengan three way ke
NaCl-heparin 1Ui/ml 0,5-1 cc/jam.
16. Bersihkan lagi umbilicus, tidak perlu ditutup sehingga terlihat  Kateter harus di cabut
bila ada komplikasi. Kateter harus di cabut bila ada tanda-tanda bila ada tanda-tanda
infeksi di umbilicus seperti kemerahan, bau atau bernanah. infeksi di umbilicus
seperti kemerahan, bau
atau bernanah.
17. Jika tidak di perlukan lagi, kateter umbilicus bisa dilepas.  Jangan telungkupkan
Bersihkan umbilicus dengan alcohol, matikan pompa infus dan bayi, minimal 4 jam
klem kateter. Tarik kateter pelan-pelan sampai 3-4 cm dari kulit observasi adanya
dan tempelkan ke kulit perut dengan plester. Tunggu sampai perdarahan.
pulsasi arteri berhenti (biasanya 10-20 menit), cabut kateter
dengan lembut dan lakukan penekanan selama 5-10 menit sampai
perdarahan berhenti.
18. Merapikan bayi  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti
19. Rapikan alat dan rapikan ruangan.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti
20. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti septic
(gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air mengalir.  Lakukan cuci tangan
untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
DOKUMENTASI
21. Mencatat seluruh hasil pemeriksaan dalam catatan
perkembangan.

b. Pemasangan kateterisasi vena umbilical (UVC)

129
No Langkah Kerja Keypoint
PERSIAPAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan salam
BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan serta  Gunakan bahasa yang
prosedur yang dilakukan dalam penanganan neonatus dan bayi jelas dan mudah di
baru lahir resiko tinggi dengan infus umbilicus. pahami oleh klien.
 Lakukan informed
consent.
3. Melakukan anamnesa riwayat ibu meliputi faktor genetik, faktor  Mengumpulkan data
lingkungan, sosial, faktor ibu dan perinatal, faktor neonatal. subyektif.
4. Persiapan alat  Susun secara argonomis
Susun semua alat yang di perlukan di atas meja steril. Siapkan perlengkapan untuk
cairan NaCl-heparin dalam spuit 10 cc. pasang three way memudahkan dalam
stopcock ke kateter umbilicus,sambungkan dengan spuit dan isi bekerja.
dengan NaCl-heparin, kemudian putar stopcock ke posisi off kea
rah kateter. Hati-hati jangan sampai ada udara
5. Persiapan pasien.
Ikat kedua kaki bayi dengan popok kemudian plester ke tempat
tidur atau tahan dengan menggunakan bantal pasir. Tutup alat
kelamin bayi dengan kain untuk menghindari kencing bayi
mengotori lapangan tindakan. Pegang umbilicus dengan kasa
betadin atau klem (ingat umbilicus belum steril) dan tarik lembut
secara vertical. Lakukan desinfeksi dengan cairan antiseptic
(povidin dll.) sebanyak 3 kali mulai dari bagian tengah dan
teruskan dengan gerakan melingkar ke bagian luar (minimal
radius 5 cm dari umbilicus) setelah itu bersihkan umbilicus, dan
pasang duk lobang di atas umbilicus.
6. Persiapan penolong
Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti septic  Lakukan cuci tangan
(gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air mengalir, lalu untuk perlindungan diri
pasang sarung tangan (handscoen). secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
PELAKSANAAN TINDAKAN
7. Ukur panjang kateter yang akan di masukan. Terdapat beberapa  Pilihlah salah satu cara
cara pengukuran panjang kateter vena umbilicus, antara lain: pengukuran panjang
a. Mengukur jarak antara umbilicus ke prosesus xyphoideus, kateter arteri umbilical
ditambah dengan panjang sisa imbilicus. sesuai dengan kondisi
b. Mengukur dengan rumus : bayi.
(1,5 x BB) + 5,5 cm atau 1/2 ((BB x 3) + 9 cm)) + 1
c. Menggunakan grafik
8. Pasang tali katun di sekeliling umbilicus dan ikat secukupnya  Lakukan tindakan
sehingga perdarahan dapat di cegah, tetapi kateter umbilicus dengan cermat dan teliti
masih bisa masuk.
9. Potong umbilicus secara horizontal dengan scalpel ± 1,5 cm dari  Lakukan tindakan
kulit dengan cermat dan teliti.
10. Identifikasi vena umbilical. Buang semua bekuan darah yang  Lakukan tindakan
terdapat dalam vena dengan pinset iris. Pasang kateter dengan dengan cermat dan teliti
pinset iris dan masukkan dengan lembut sampai ukuran yang
telah ditentukan. Jika terdapat tahanan pada saat memasukkan
kateter, jangan di paksa, tarik ± 4-5 cm, kemudian masukkan
kembalisambil diputar pelan searah jarum jam. Kalau masih ada
tahanan, bisa dicoba memasukkan kateter lain di bawah kateter
pertama dan masukan dengan lembut, biasanya kateter kedua
akan langsung memasuki duktus venosus.

130
11. Pegang pangkal umbilicus, masukkan salah satu ujung runcing  Lakukan tindakan
pinset iris ke dalam lumen arteri ± 0,5 cm, sampai lumen dengan cermat dan teliti
membuka dan kemudian lebarkan dengan pelan-pelan dengan
kedua ujung pinset. Pegang kateter arteri dengan pinset dan
masukkan kedalam arteri dengan lembut. Biasanaya akan
terdapat tahanan di didnding anterior abdomen, tahanan ini bias
dihilangkan dengan mendorong kateter dengan lembut. Tekanan
kuat atau mengelur masukkan kateter akan membuat arteri
semakin spasme. Jika tahanan belum bisa diatasi, tunggu selama
2-3 menit sampai vasospasme membaik atau bias di coba di arteri
sebelahnya.
12. Setelah kateter berada di tempat sesuai ukuran, darah akan  Harus diingat bahwa
mengalir dengan mudah, kadang bisa naik sendiri dan terlihat setelah lapangan steril di
adanya pulsasi. Lakukan foto Rontgen untuk konfirmasi posisi tutup, kateter hanya bisa
(AP-lateral). ditarik, tidak boleh
didorong ke dalam arteri.
Jangan lupa ambil
sampel darah untuk
pemeriksaan
laboratorium sebelum
disambungkan
denga cairan.
13. Perhatikan adanya warna pucat, mottling atau kebiruan di kaki.  Hal ini bisa disebabkan
oleh vasospasme, jika
tidak membaik dalam
waktu beberapa menit,
kateter harus ditarik
keluar pelan-pelan.
14. Setelah posisi tepat, jahit ikatan (purse-string suture) kateter ke  Jangan memasang klem
jelly Wharton dengan benang silk 3/0, hati-hati jangan sampai atau melakukan jahitan di
menembus kateter. Simpulkan benang di kateter dan tarik sisanya kulit perut bayi.
ke atas. Pasang plester mengikat benang dan kateter seperti
bendera, kemudian jahit lagi di bagian atas plester. Ini akan
memberikan fiksasi yang cukup sehingga kateter tidak akan
berubah posisi. Selanjutnya hubungkan dengan three way ke
NaCl-heparin 1Ui/ml 0,5-1 cc/jam.
15. Bersihkan lagi umbilicus, tidak perlu ditutup sehingga terlihat  Kateter harus di cabut
bila ada komplikasi. Kateter harus di cabut bila ada tanda-tanda bila ada tanda-tanda
infeksi di umbilicus seperti kemerahan, bau atau bernanah. infeksi di umbilicus
seperti kemerahan, bau
atau bernanah.
16. Jika tidak di perlukan lagi, kateter umbilicus bisa dilepas.  Jangan telungkupkan
Bersihkan umbilicus dengan alcohol, matikan pompa infus dan bayi, minimal 4 jam
klem kateter. Tarik kateter pelan-pelan sampai 3-4 cm dari kulit observasi adanya
dan tempelkan ke kulit perut dengan plester. Tunggu sampai perdarahan.
pulsasi arteri berhenti (biasanya 10-20 menit), cabut kateter
dengan lembut dan lakukan penekanan selama 5-10 menit sampai
perdarahan berhenti.
17. Merapikan bayi  Lakukan tindakan

131
dengan cermat dan teliti
18. Rapikan alat dan rapikan ruangan.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti
19. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti septic
(gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air mengalir.  Lakukan cuci tangan
untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
DOKUMENTASI
20. Mencatat seluruh hasil pemeriksaan dalam catatan
perkembangan.

J. TUJUAN AKHIR
Tanpa menggunakan Job sheet, mahasiswa mampu melakukan langkah-langkah
mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi baru lahir resiko tinggi dengan pemasangan infus
umbilicus dengan tepat sesuai standar.

K. DAFTAR PUSTAKA
1. Beck D, Ganges F, Goldman S, Long S. 2004. Care Of The Newborn: ReferenceManual,
Saving Newborn Live, Save The Children, KINETIK. Washington, DC
2. Depkes RI. 2008. Asuhan Persalinan Normal: Asuhan esensial, pencegahan dan
penanggulangan segera komplikasi persalinan dan bayi baru lahir. Jakarta
3. Depkes RI. 2009. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.
4. FK-UI. Ilmu Kesehatan Anak 1 dan 3.
5. Mayes. 1999. Midwifery.
6. Mirriamstoppard. 1995. Complete Baby and Child Care.
7. Penny Stanway. 1997. Pregnancy dand Baby Care.
8. Steris. 2011. Infus umbilicus. Available Online : http://smmacz.blogspot.com/2011/04/infus-
umbilicus.html
9. WHO. 2005. Pocket Book of Hospital Care for Children, Guidelines for the Management of
Common Illness with Limited Resources, WHO 2005 juga Pocket Book of Hospital Care for
Children, Guidelines for the Management of Common Illness with Limited Resources.

132
JOB SHEET
ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA
RESIKO TINGGI IKTERUS

A. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi baru lahir dengan
masalah yang lazim terjadi dengan pokok bahasan neonatus resiko tinggi ikterus.

B. KOMPETENSI DASAR
Setelah praktikum mahasiswa mampu mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi
baru lahir resiko tinggi ikterus yang benar sesuai dengan prosedur job sheet dan daftar tilik.

C. DESKRIPSI
Job Sheet ini memberikan pedoman tentang praktek laboratorium dan klinik
mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi baru lahir resiko tinggi ikterus yang benar.

D. INDIKATOR
1. Mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi baru
lahir resiko tinggi ikterus yang benar sesuai dengan pedoman yang telah diberikan.
2. Mahasiswa dapat mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi baru lahir resiko tinggi
ikterus yang benar sesuai dengan prosedur yang ada pada job sheet.

E. WAKTU
Diharapkan dalam waktu 120 menit mahasiswa dapat mempraktekkan asuhan pada
neonatus dan bayi baru lahir resiko tinggi ikterus yang benar.

F. PRASARAT
Sebelum mahasiswa melaksanakan praktikum ini, mahasiswa harus lulus pretest dengan
nilai minimal 70. Mahasiswa perlu merujuk kembali pada modul KDPK, pertolongan persalinan
normal, dan bayi baru lahir.

G. DASAR TEORI
1. Pengertian
Ikterus adalah pewarnaan kuning dikulit ,konjungtiva dan mikosa yang terjadi karena
meningkatnya kadar bilirubin dalam darah .Disebut dengan hiperbilirbinemia jika apabila
didapatkan kadar bilirubin dalam darah > 5 mg % (85 mikromol / L).
2. Tatalaksana
a. Ikterus yang terlihat di bagian mana pun dari tubuh pada hari pertama.
Anjurkan ibu untuk memberikan ASI.
b. Terapi sinar jika:
 Ikterus pada hari ke-1
 Ikterus berat, meliputi telapak tangan dan telapak kaki
 Ikterus pada bayi kurang bulan
 Ikterus yang disebabkan oleh hemolisis.
Lanjutkan terapi sinar hingga kadar bilirubin serum di bawah nilai ambang atau sampai
bayi terlihat baik dengan telapak tangan dan kaki tidak kuning. Jika kadar bilirubin
sangat meningkat (lihat Tabel berikut) dan dapat dilakukan transfusi tukar dengan aman,
pertimbangkan untuk melakukan hal tersebut.
Tabel Pengobatan ikterus yang didasarkan pada kadar bilirubin serum

133
Panduan Phototherapy Neonatus (AAP)

Panduan Tranfusi Tukar Neonatus (AAP)

H. KESELAMATAN KERJA
1. Patuhi prosedur pekerjaan
2. Pastikan privacy klien benar - benar terjaga.
3. Lakukan pencegahan infeksi dengan cara cuci tangan sebelum dan setelah melakukan
tindakan.
4. Perhatikan kenyamanan klien
5. Bertindak lembut dan hati-hati pada saat melakukan tindakan.
6. Perhatikan keadaan bayi sebelum bekerja agar tindakan dapat dilaksanakan dengan baik.
7. Letakkan bayi dan alat-alat pada tempat yang terjangkau, sistematis dan aman.

I. PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Persiapan
a. Persiapan alat dan tempat
1) Alat dan bahan terapi sinar :
a) Inkubator
b) Termometer ruang
c) Termometer aksila
d) Tabung fluoresens
e) Lampu
f) Linen putih
g) Basinet
h) Penutup mata
2) Alat dan bahan tranfusi tukar

134
a) Meja resusitasi
b) Albumin
c) Darah segar
d) Infus set
e) Jarum suntik
f) Kateter vena umbilicalis atau vena safena magna
3) Tempat
Ruangan yang bersih, kering, hangat dan terang
b. Persiapan diri
1) Sebelum memeriksa bayi, cucilah tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan dengan lap bersih dan kering atau dianginkan. Jangan
menyentuh bayi jika tangan anda masih basah dan dingin.
2) Gunakan sarung tangan jika tangan menyentuh bagian tubuh yang ada darah seperti
tali pusat atau memasukkan tangan ke dalam mulut bayi.
3) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir setelah pemeriksaan kemudian
keringkan
4) Menjaga bayi tetap hangat
c. Persiapan keluarga
Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang apa yang akan dilakukan yaitu asuhan
pada neonatus dan bayi baru lahir resiko tinggi ikterus dan kemudian beritahukan
hasilnya setelah selesai.
2. Langkah Kerja
a. Penatalaksanaan Ikterus Fisiologis
No Langkah Kerja Keypoint
PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan salam
BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan serta  Gunakan bahasa yang
prosedur yang dilakukan dalam penanganan ikterus jelas dan mudah di
fisiologis. pahami oleh klien.
 Lakukan informed
consent.
3. Siapkan bahan, peralatan, perlengkapan serta ruangan.  Susun secara argonomis
Susun alat dan bahan secara berurutan dan periksa perlengkapan untuk
kelengkapannya serta letakkan pada tempat yang mudah memudahkan dalam
dijangkau. bekerja.
4. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir, lalu pasang sarung tangan (handscoen). untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
5. Memastikan pencahayaan yang baik dan bayi dalam keadaan  Lakukan tindakan
hangat serta memelihara kebersihan tempat tidur bayi dan dengan cermat dan teliti
lingkungannya.
6. Mendekatkan alat ke pasien  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti
7. Lakukan identifikasi ikterus. Pastikan bahwa bayi  Lakukan tindakan
mengalami ikterus fisiologis ditandai dengan : dengan cermat dan teliti.
a. Ikterus yang timbul pada hari ke 2-3.  Pengamatan ikterus
b. Kadar bilirubin indirek sesudah 24 jam tidak melewati dilakukan dengan sinar
15 mg% pada neonatus cukup bulan dan 10 mg% pada matahari.
neonatus kurang bulan.  Pemeriksaan derajat
c. Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 kuning pada BBL
mg% perhari. menurut Kramer adalah
d. Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan dengan jari telumjuk
patologik (kern ikterus) ditekankan pada tempat
e. Ikterus tampak jelas pada hari ke 5 dan 6 dan tempat yang tulangnya
menghilang pada hari ke 10. menonjol seperti tulang
f. Tidak menyebabkan morbiditas bayi. hidung, dada, lutut.
Tempat yang ditekan

135
akan tampak pucat.
Derajat Ikterus Kramer :
a. Derajat 1 daerah
ikterus kepala dan
leher (bilirubin 6,6
mg%)
b. Derajat 2 daerah
pusat-leher (9,9
mg%)
c. Derajat 3 daerah
pusat-paha (13,2
mg%)
d. Derajat 4 daerah
lengan dan tungkai
(16,3 mg%)
e. Derajat 5 daerah
tangan dan kaki (>
15,5 mg%)
8. Mengajari ibu cara menyinari bayi dengan cahaya matahari  Usahakan agar bayi tidak
pagi antara pukul 07.30-09.00 selama 20-30 menit sampai terlalu kepanasan atau
bayi berumur 10-14 hari. kedinginan.
 Jaga bayi agar tetap
hangat.
9. Anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan pemberian  Berikan bayi minum
ASI eksklusif setiap 2 jam. sesuai kebutuhan dan
kalori yang cukup.
 Bila bayi tidak dapat
menyusu berikan ASI
melalui pipa nasogastrik
atau dengan gelas dan
sendok.
10. Perhatikan frekwensi BAB dan BAK.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti
11. Merapikan bayi  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti
12. Rapikan alat dan rapikan ruangan.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti
13. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
14. Beritahukan ibu bahwa ikterus fisiologis tidak memerlukan  Lakukan pengamatan
penanganan khusus dan dapat dirawat jalan dan anjurkan ibu dengan cermat dan teliti.
untuk kunjungan ulang setelah 7 hari.  Jika bayi tetap kuning
selama 7 hari
memerlukan tindakan
lanjutan.
DOKUMENTASI
15. Mencatat seluruh hasil pemeriksaan dalam catatan
perkembangan.

b. Penatalaksanaan Ikterus Patologis Dengan Terapi Sinar


No Langkah Kerja Keypoint
PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan salam
BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan serta  Gunakan bahasa yang
prosedur yang dilakukan dalam penanganan ikterus jelas dan mudah di
patologis dengan terapi sinar. pahami oleh klien.
 Lakukan informed
consent.

136
3. Siapkan bahan, peralatan, perlengkapan serta ruangan.  Susun secara argonomis
Susun alat dan bahan secara berurutan dan periksa perlengkapan untuk
kelengkapannya serta letakkan pada tempat yang mudah memudahkan dalam
dijangkau. bekerja.

4. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti


septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir, lalu pasang sarung tangan (handscoen). untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
5. Memastikan pencahayaan yang baik dan bayi dalam keadaan  Lakukan tindakan
hangat serta memelihara kebersihan tempat tidur bayi dan dengan cermat dan teliti
lingkungannya (suhu dibawah lampu antara 28 sampai 30
C).
6. Mendekatkan alat ke pasien  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti
7. Lakukan identifikasi ikterus. Pastikan bahwa bayi  Pengamatan ikterus
mengalami ikterus patologis ditandai dengan : dilakukan dengan sinar
a. Ikterus yang timbul pada 24 jam pertama setelah lahir. matahari.
b. Peningkatan kadar bilirubin serum sebanyak 5 mg%  Sertakan contoh darah
atau lebih setiap 24 jam. ibu jika kuning terjadi 2
c. Serum bilirubin total > 12,5 mg/dl pada bayi cukup hari pertama kehidupan.
bulan dan > 10 pada bayi kurang bulan (BBLR).  Pemeriksaan derajat
d. Bilirubin direk > 1 mg/dl atau kenaikan bilirubin serum kuning pada BBL
1 mg/dl atau 3 mg/dl/hari. menurut Kramer adalah
e. Ikterus disertai berat lahir < 2000 gram, masa gestasi < dengan jari telumjuk
36 minggu, asfiksia dan sindrom gawat napas, infeksi, ditekankan pada tempat
trauma lahir pada kepala, hipoglikemi, hiperosmolaritas tempat yang tulangnya
darah, hemolisis (inkompatibilitas darah). menonjol seperti tulang
f. Ikterus klinis menetap setelah bayi berusia 10 hari pada hidung, dada, lutut.
bayi cukup bulan dan lebih dari 14 hari pada bayi Tempat yang ditekan
kurang bulan (BBLR). akan tampak pucat.
g. Tinja berwarna pucat. Derajat Ikterus Kramer :
h. Kuning sampai lutut dan siku. a. Derajat 1 daerah
i. Menghilang lebih dari 2 minggu. ikterus kepala dan
j. Bisa disertai anemia. leher (bilirubin 6,6
mg%)
b. Derajat 2 daerah
pusat-leher (9,9
mg%)
c. Derajat 3 daerah
pusat-paha (13,2
mg%)
d. Derajat 4 daerah
lengan dan tungkai
(16,3 mg%)
e. Derajat 5 daerah
tangan dan kaki (>
15,5 mg%)
8. Anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan pemberian  Berikan bayi minum
ASI eksklusif setiap 2 jam dan cegah agar gula darah tidak sesuai kebutuhan dan
turun. kalori yang cukup.
 Bila bayi tidak dapat
menyusu berikan ASI
atau susu pengganti atau
beri air gula 30-50 cc

137
melalui pipa nasogastrik
atau dengan gelas dan
sendok.
 Cara membuat air gula
(larutkan 4 sendok the
gula kedalam gelas yang
berisi 200 cc air masak).
9. Jaga bayi agar tetap hangat.  Untuk mencegah
hipotermi dan
hipoglikemi.
10. Perhatikan frekwensi BAB dan BAK.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti
11. Jemur bayi dibawah sinar matahari pagi pada pukul 07.00-  Lakukan tindakan
08.00 selama 30 menit (15 menit telentang dan 15 menit dengan cermat dan teliti
telungkup).
12. Nyalakan mesin dan pastikan semua tabung fluoresens  Lakukan tindakan
berfungsi dengan baik. dengan cermat dan teliti
13. Ganti tabung /lampu yang telah rusak : bagi tabung yang  Lakukan tindakan
telah digunakan 2000 jam atau 3 bulan. dengan cermat dan teliti
14. Gunakan linen putih pada basinet atau inkubator dan  Lakukan tindakan
tempatkan tirai putih disekitar daerah unit terapi sinar dengan cermat dan teliti
ditempatkan untuk memantulkan cahaya sebanyak mungkin
kepada bayi.
15. Bayi dengan berat 2000 g atau lebih tempatkan bayi dalam  Lakukan tindakan
keadaan telanjang pada basinet. dengan cermat dan teliti
Tempatkan bayi yang lebih kecil dalam incubator.
16. Tutup mata bayi dengan penutup mata, pastikan lubang  Lakukan tindakan
hidung bayi tidak tertutup. Tutupi gonad bayi. Jangan dengan cermat dan teliti
gunakan plester untuk memfiksasi penutup.  Konsistensi tinja bayi
dengan terapi sinar bisa
menjadi lebih lembek
dan berwarna kuning.

17. Posisi bayi sebaiknya diubah setiap 6-8 jam agar bagian  Lakukan tindakan
yang terkena menyeluruh. dengan cermat dan teliti

18.  Bila bayi menerima cairan per IV atau ASI telah  Lakukan tindakan
dipompa tingkatkan volume cairan atau ASI sebanyak dengan cermat dan teliti
10 % volume total perhari selama bayi masih terapi.
 Bila bayi menerima cairan IV atau makanan NGT
jangan pindahkan bayi dari terapi.
19. Bila bayi menerima oksigen matikan lampu terapi sebentar  Lakukan tindakan
untuk mengetahui apakah bayi sianosis sentral. dengan cermat dan teliti
20. Ukur suhu bayi dan suhu udara dibawah sinar terapi setiap 3  Lakukan tindakan
jam. Bila suhu bayi lebih dari 37 dengan cermat dan teliti
21. Ukur kadar bilirubin serum setiap 24 jam  Bila bilirubin serum tidak
dapat diperiksa hentikan
terapi sinar selama 3 hari.
22. Observasi bayi selama 24 jam dan ulangi pemeriksaan  Bilirubin dikulit cepat
bilirubin serum bila mungkin. menghilang selama terapi
sinar. Warna kulit tidak
bisa dijadikan acuan
untuk menentukan kadar

138
bilirubin serum selama
bayi masih dalam terapi
sinar dan dalam 24 jam
setelah penghentian
terapi sinar.
 Bila ikterus kembali
ditemukan atau bilirubin
serum berada diatas nilai
untuk memulai terapi
sinar, ulangi terapi sinar.
23. Cegah kontak dengan keluarga yang sakit dan cegah  Lakukan tindakan
terjadinya infeksi. dengan cermat dan teliti
24. Merapikan bayi  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti
25. Rapikan alat dan rapikan ruangan.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti
26. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
27. Ajarkan ibu untuk menilai ikterus dan beri nasihat untuk  Jika bayi tetap kuning,
membawa kembali bayinya ke RS apabila menemui adanya bayi memerlukan
tanda-tanda ikterus. tindakan lanjutan.
DOKUMENTASI
28. Mencatat seluruh hasil pemeriksaan dalam catatan
perkembangan.

c. Penatalaksanaan Ikterus Patologis Dengan Tranfusi Tukar


No Langkah Kerja Keypoint
PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan salam
BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan serta  Gunakan bahasa yang
prosedur yang dilakukan dalam penanganan ikterus jelas dan mudah di
patologis dengan tranfusi tukar. pahami oleh klien.
 Lakukan informed
consent.
3. Siapkan bahan, peralatan, perlengkapan serta ruangan.  Susun secara argonomis
Susun alat dan bahan secara berurutan dan periksa perlengkapan untuk
kelengkapannya serta letakkan pada tempat yang mudah memudahkan dalam
dijangkau. bekerja.

4. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti


septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir, lalu pasang sarung tangan (handscoen). untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
5. Memastikan pencahayaan yang baik dan bayi dalam keadaan  Lakukan tindakan
hangat serta memelihara kebersihan tempat tidur bayi dan dengan cermat dan teliti
lingkungannya.
6. Mendekatkan alat ke pasien  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti
7. Lakukan identifikasi kern ikterus. Pastikan bahwa bayi  Pengamatan ikterus
mengalami kern ikterus ditandai dengan : dilakukan dengan sinar
a. Bilirubin indirek lebih dari 20 mg% matahari.
b. Disertai penyakit hemolitik berat dan autopsy  Pemeriksaan derajat
ditemukan bercak bilirubin pada otak. kuning pada BBL
menurut Kramer adalah

139
dengan jari telumjuk
ditekankan pada tempat
tempat yang tulangnya
menonjol seperti tulang
hidung, dada, lutut.
Tempat yang ditekan
akan tampak pucat.
Derajat Ikterus Kramer :
a. Derajat 1 daerah
ikterus kepala dan
leher (bilirubin 6,6
mg%)
b. Derajat 2 daerah
pusat-leher (9,9
mg%)
c. Derajat 3 daerah
pusat-paha (13,2
mg%)
d. Derajat 4 daerah
lengan dan tungkai
(16,3 mg%)
e. Derajat 5 daerah
tangan dan kaki (>
15,5 mg%)
8. Perhatikan frekwensi BAB dan BAK.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti
9. Bayi ditempatkan di meja resusitasi yang dihangatkan,  Bayi sakit atasi dulu
anggota badan pada posisi istirahat. penyakitnya (misal
asfiksia dan
hipoglikemia).
10. Albumin diberikan 1-2 jam sebelum tranfusi tukar sebanyak  Lakukan tindakan
1 g/kgBB. dengan cermat dan teliti
11. Tranfusi tukar dikerjakan melalui vena umbilicusis/ vena  Lakukan tindakan
sefana magna tapi sebelumnya ukur tekanan vena. dengan cermat dan teliti

12. Gunakan darah segar dari donor darah harus dihangatkan  Darah yang digunakan
pada suhu 27-37 ºC. yaitu darah citrat atau
mengandung heparin.
13. Darah segar dipasang dengan infus set selanjutnya  Kateter jangan terbuka
dihubungkan dengan jarum suntik dan kateter vena terhadap udara.
umbilicusis atau vena safena magna.
14. Dengan jarum suntik, keluarkan darah bayi 20 ml secara  Lakukan tindakan
perlahan untuk pemeriksaan laboratorium pratranfusi, Hb, dengan cermat dan teliti
urea N, elektrolit, kalsium, gula, SGOT, SGPT, osmolaritas,
analisa gas darah, kultur. Setiap menukar/mengambil dan
memasukkan darah sebesar 10-20 ml (tergantung toleransi
bayi)

140
15. Diberikan 2 x volume darah bayi (80 ml/kgBB yaitu 160  2 x volume darah
ml/kgBB. diharapkan dapat
Bayi disertai anemia (HT < 35 tranfusi tukar dengan PRC menggantikan darah bayi
25-80 ml/kgBB sampai HT naik menjadi 40%). 87%.
16. Setiap 100 ml darah masuk, dikocok.  Tranfusi dihentikan bila
Untuk darah citrat setiap 100 ml darah ganti diberi 1 ml emboli, hiperkalemia,
kalsium glukonas 10%. hipernatremia,
hipokalsemia, asidosis,
hipoglikemia, gangguan
pembekuan, dan
perforasi pembuluh
darah.
17. Setelah tranfusi selesai, ambil darah bayi untuk pemeriksaan  Komplikasi transfusi
pasca tranfusi. tukar; gangguan
Bayi harus puasa, bila tanda vital stabil boleh diberi minum. vaskular, kelainan
jantung, gangguan
elektrolit, koagulasi,
infeksi, hipotermia, dan
hipoglikemia.
18. Merapikan bayi  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti
19. Rapikan alat dan rapikan ruangan.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti
20. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
DOKUMENTASI
21. Mencatat seluruh hasil pemeriksaan dalam catatan
perkembangan.

J. TUJUAN AKHIR
Tanpa menggunakan Job sheet, mahasiswa mampu melakukan langkah-langkah
mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi baru lahir resiko tinggi ikterus dengan tepat sesuai
standar.

K. DAFTAR PUSTAKA
1. Behrman, et al. 2003. Nelson Textbook of Pediatrics 17th Edition. Pennsylvania: Saunders
2. Delyana. 2013. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Mengalami Ikterus di Kamar Bayi
RSU Anutapura Palu. Available Online :
http://delyanakumaat8.blogspot.com/2013/02/proposal-konsultasi-pertama-asuhan.html,
diakses tanggal 26 November 2013.
3. Depkes RI. 1992. Asuhan Kesehatan dalam Kontek Keluarga.
4. ————. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : YBPSP.
5. FK-UI. Ilmu Kesehatan Anak 1 dan 3.
6. Haws, Paulette S. 2007. Asuhan Neonatus Rujukan Cepat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
7. Hellen, F . 2002. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC.

141
8. Herry, Garna dkk. 2000. Ikterus Neonatorum. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu
Kesehatan Anak Edisi Kedua. Bandung: Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FKUP/RSHS.
9. Lissauer dan Fanaroff. 2009. At a Glance Neonatologi. Jakarta: Penerbit Erlangga
10. Mansjoer, Arif. 2002. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta :EGC.
11. Mayes. 1999. Midwifery.
12. Mirriamstoppard. 1995. Complete Baby and Child Care.
13. Ngastiyah . 1998. Perawatan anak Sakit. Jakarta : EGC.
14. Ningsih, Sri. 2012. Pengertian Ikterus. Available Online :
http://semirang.blogspot.com/2012/10/pengertian-ikterus.html, diakses tanggal 26 November
2013.
15. Penny Stanway. 1997. Pregnancy dand Baby Care.
16. Tim Dokter Anak . 2004. PONED. Jakarta : EGC
17. Tim FK Unpad. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Bandung : FK Unpad.
18. Varney‘s. 1997. Midwifery.

142
JOB SHEET
ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA HYPOTERMI DENGAN
INCUBATOR HYGIENE SANITASI DAN NEUTRAL ENVIRONMENT

A. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi baru lahir dengan
masalah yang lazim terjadi dengan pokok bahasan neonatus resiko tinggi hypotermi dengan
incubator hygiene sanitasi dan neutral environment.

B. KOMPETENSI DASAR
Setelah praktikum mahasiswa mampu mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi
baru lahir resiko tinggi hypotermi dengan incubator hygiene sanitasi dan neutral environment
yang benar sesuai dengan prosedur job sheet dan daftar tilik.

C. DESKRIPSI
Job Sheet ini memberikan pedoman tentang praktek laboratorium dan klinik
mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi baru lahir resiko tinggi hypotermi dengan
incubator hygiene sanitasi dan neutral environment yang benar.

D. INDIKATOR
1. Mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi baru
lahir resiko tinggi hypotermi dengan incubator hygiene sanitasi dan neutral environment yang
benar sesuai dengan pedoman yang telah diberikan.
2. Mahasiswa dapat mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi baru lahir resiko tinggi
hypotermi dengan incubator hygiene sanitasi dan neutral environment yang benar sesuai
dengan prosedur yang ada pada job sheet.

E. WAKTU
Diharapkan dalam waktu 80 menit mahasiswa dapat mempraktekkan asuhan pada
neonatus dan bayi baru lahir resiko tinggi hypotermi dengan incubator hygiene sanitasi dan
neutral environment yang benar.

F. PRASARAT
Sebelum mahasiswa melaksanakan praktikum ini, mahasiswa harus lulus pretest dengan
nilai minimal 70. Mahasiswa perlu merujuk kembali pada modul KDPK, pertolongan persalinan
normal, dan bayi baru lahir.

G. DASAR TEORI
Hipotermi adalah penurunan suhu tubuh di bawah 36,5◦c, pengukuran dilakukan diketiak
dilakukan selam 3-5 menit. Saat lahir, mekanisme pengaturan suhu tubuh pada BBL, belum
berfungsi sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan
panas tubuh maka BBL dapat mengalami hipotermia. Bayi dengan hipotermia, berisiko tinggi
untuk mengalami sakit berat atau bahkan kematian. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang
tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada di
dalam ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau berat lahir rendah lebih rentan untuk
mengalami hipotermia. Walaupun demikian, bayi tidak boleh menjadi hipertermia (temperatur
tubuh lebih dari 37,5°C).
Mencegah kehilangan panas
1. Ruang bersalin yang hangat
2. Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks
3. Letakkan bayi di dada atau perut ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
4. Inisiasi Menyusu Dini
5. Gunakan pakaian yang sesuai untuk mencegah kehilangan panas
6. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
7. Rawat Gabung
8. Resusitasi dalam lingkungan yang hangat
9. Transportasi hangat
10. Pelatihan untuk petugas kesehatan dan Konseling untuk keluarga

143
H. KESELAMATAN KERJA
1. Patuhi prosedur pekerjaan
2. Pastikan privacy klien benar - benar terjaga.
3. Lakukan pencegahan infeksi dengan cara cuci tangan sebelum dan setelah melakukan
tindakan.
4. Perhatikan kenyamanan klien
5. Bertindak lembut dan hati-hati pada saat melakukan tindakan.
6. Perhatikan keadaan bayi sebelum bekerja agar tindakan dapat dilaksanakan dengan baik.
7. Letakkan bayi dan alat-alat pada tempat yang terjangkau, sistematis dan aman.

I. PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Persiapan
a. Persiapan alat dan tempat
1) Alat:
a) Inkubator
b) Termometer ruang
c) Termometer aksila
2) Tempat
Ruangan yang bersih, kering, hangat dan terang
b. Persiapan diri
1) Sebelum memeriksa bayi, cucilah tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan dengan lap bersih dan kering atau dianginkan. Jangan
menyentuh bayi jika tangan anda masih basah dan dingin.
2) Gunakan sarung tangan jika tangan menyentuh bagian tubuh yang ada darah seperti
tali pusat atau memasukkan tangan ke dalam mulut bayi.
3) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir setelah pemeriksaan kemudian
keringkan
4) Menjaga bayi tetap hangat
c. Persiapan keluarga
Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang apa yang akan dilakukan yaitu asuhan
pada neonatus dan bayi baru lahir resiko tinggi hypotermi dengan incubator hygiene
sanitasi dan neutral environment dan kemudian beritahukan hasilnya setelah selesai.
2. Langkah Kerja

No Langkah Kerja Keypoint


PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan
salam BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan serta  Gunakan bahasa yang
prosedur yang dilakukan dalam penanganan ikterus fisiologis. jelas dan mudah di
pahami oleh klien.
 Lakukan informed
consent.
3. Siapkan bahan, peralatan, perlengkapan serta ruangan. Susun  Susun secara
alat dan bahan secara berurutan dan periksa kelengkapannya argonomis
serta letakkan pada tempat yang mudah dijangkau. perlengkapan untuk
memudahkan dalam
bekerja.
4. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir, lalu pasang sarung tangan (handscoen). untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.

144
5. Bersihkan inkubator dengan desinfektan setiap hari dan  Lakukan tindakan
bersihkan secara keseluruhan setiap minggu atau setiap akan dengan cermat dan
digunakan teliti
6. Tutup matras dengan kain bersih  Lakukan tindakan
dengan cermat dan
teliti
7. Kosongkan air reservoir ( karena dapat menjadi tempat  Lakukan tindakan
tumbuh kembang bakteri berbahaya dan menyerang bayi ) dengan cermat dan
teliti
8. Atur suhu inkubator sesuai umur dan berat bayi :  Lakukan tindakan
a. BB kurang dari 1500 gram dengan cermat dan
 Umur 1-10 hari : 35°c, umur 11 hari-3 minggu : 34°C, teliti.
 Umur 3-5 minggu : 33°C, umur lebih dari 5 minggu :
32°C
b. BB 1500-2000 gr
 Umur 1-10 hari : 34°C, umur 11 hari-4 minggu : 33°C
 Umur lebih dari 4 minggu : 32°C
c. BB 2100-2500 gr
 Umur 1-2 hari : 34°C, umur 3 hari-3 minggu : 33°C
 umur lebih dari 3 minggu : 32°C
d. BB > 2500 gram
 Umur 1-2 hari : 33°C, umur lebih dari 2 hari : 32°C
(bila jenis inkubator berdinding tebal, setiap perbedaan
suhu antara suhu ruang dan suhu inkubator 7°C,
naikkan suhu inkubator 1⁰C)

9. Hangatkan inkubator sebelum digunakan  Lakukan tindakan


dengan cermat dan
teliti
10. Bila memerlukan pengamatan seluruh tubuh bayi atau terapi  Lakukan tindakan
sinar lepas semua pakaian bayi dan segera dikenakan pakaian dengan cermat dan
lagi setelah pengamatan / terapi selesai teliti
11. Tutup inkubator secepat mungkin, jaga lubang selalu tertutup  Lakukan tindakan
agar inkubator tetap hangat dengan cermat dan
teliti
12. Gunakan satu inkubator untuk satu bayi  Lakukan tindakan
dengan cermat dan
teliti
13. Periksa suhu inkubator dengan termometer ruang dan ukur  Lakukan tindakan
suhu bayi per aksila setiap jam dalam 8 jam pertama, dengan cermat dan
kemudian setiap 3 jam teliti
 Bila suhu bayi kurang dari 36,5°C atau lebih dari 37,5°C
atur suhu inkubator secepatnya
 Bila suhu inkubator tidak sesuai dengan suhu yang sudah
diatur berarti inkubator tidak berfungsi dengan baik. Atur

145
suhu inkubator sampai tercapai sehu yang dikehendaki
atau gunakan cara lain untuk menghangatkan bayi
14. Bila bayi tetap dingin walaupun suhu inkubator telah diatur  Lakukan tindakan
lakukan manajemen penanganan suhu tubuh abnormal dengan cermat dan
teliti
15. Pindahkan bayi ke ibu secepatnya apabila bayi sudah tidak  Lakukan tindakan
menunjukkan keadaan sakit dengan cermat dan
teliti
16. Merapikan bayi 
17. Rapikan alat dan rapikan ruangan.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan
teliti
18. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
DOKUMENTASI
19. Mencatat seluruh hasil pemeriksaan dalam catatan
perkembangan.

J. TUJUAN AKHIR
Tanpa menggunakan Job sheet, mahasiswa mampu melakukan langkah-langkah
mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi baru lahir resiko tinggi hypotermi dengan
incubator hygiene sanitasi dan neutral environment dengan tepat sesuai standar.

K. DAFTAR PUSTAKA
1. Beck D, Ganges F, Goldman S, Long S. 2004. Care Of The Newborn: ReferenceManual,
Saving Newborn Live, Save The Children, KINETIK. Washington, DC
2. Depkes RI. 2004. Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter, Bidan,
dan Perawat, di Rumah Sakit. Jakarta
3. Depkes RI. 2009. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.
4. Depkes RI. 2009. Kumpulan Buku Acuan Kesehatan Bayi Baru Lahir. Jakarta
5. FK-UI. Ilmu Kesehatan Anak 1 dan 3.
6. Penny Stanway. 1997. Pregnancy and Baby Care.
7. Varney‘s. 1997. Midwifery.

146
JOB SHEET

PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (HB) JENIS UNIJECT,


BCG, POLIO, DPT-HB DAN CAMPAK

A. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu memberikan imunisasi pada neonatus, bayi dan anak balita dengan
pokok bahasan pemberian imunisasi HB jenis uniject, BCG, POLIO, DPT-HB, CAMPAK pada
neonatus, bayi dan anak balita.

B. KOMPETENSI DASAR
Setelah praktikum mahasiswa mampu memberikan imunisasi HB jenis uniject, BCG,
POLIO, DPT-HB, CAMPAK pada neonatus dan bayi baru lahir yang benar sesuai dengan
prosedur job sheet dan daftar tilik.

C. DESKRIPSI
Job Sheet ini memberikan pedoman tentang praktek laboratorium dan klinik pemberian
imunisasi HB jenis uniject, BCG, POLIO, DPT-HB, CAMPAK pada neonatus dan bayi baru lahir
yang benar.

D. INDIKATOR
1. Mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk memberikan imunisasi HB jenis uniject, BCG,
POLIO, DPT-HB, CAMPAK pada neonatus dan bayi baru lahir yang benar sesuai dengan
pedoman yang telah diberikan.
2. Mahasiswa dapat memberikan imunisasi HB jenis uniject, BCG, POLIO, DPT-HB,
CAMPAK pada neonatus dan bayi baru lahir yang benar sesuai dengan prosedur yang ada
pada job sheet.

E. WAKTU
Diharapkan dalam waktu 240 menit mahasiswa dapat memberikan imunisasi HB jenis
uniject, BCG, POLIO, DPT-HB, CAMPAK pada neonatus dan bayi baru lahir yang benar.

F. PRASARAT
Sebelum mahasiswa melaksanakan praktikum ini, mahasiswa harus lulus pretest dengan
nilai minimal 70. Mahasiswa perlu merujuk kembali pada modul KDPK, pertolongan persalinan
normal, dan bayi baru lahir.

G. DASAR TEORI
1. Hepatitis B (HB)
Vaksin hepatitis B dapat diberikan pada ibu hamil dengan aman dan tidak
membahayakan janin, bahkan akan membekali janin dengan kekebalan sampai berumur
beberapa bulan setelah lahir.
Jadwal imunisasi HB sangat fleksibel, yang dianjurkan adalah segera setelah lahir, 1
bulan, dan 6 bulan karena respons antibodinya sangat optimal. Penyimpanan vaksin HB
uniject pada suhu 2-8ºC, tidak boleh beku. Reaksi imunisasi yaitu nyeri pada tempat suntikan,

147
yang mungkin disertai rasa panas atau pembengkakan. Akan menghilang dalam 2 hari. Dosis
0,5 ml sebanyak 3 kali pemberian. Kemasan HB PID
.
2. BCG
Vaksinasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin) mengandung kuman BCG yang masih
hidup namun telah dilemahkan membeikan perlindungan terhadap penyakit Tuberkolosis
yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberkolosis dan Mycobacterium Bovis. Dosis BCG
0,05 cc untuk bayi dan 0,1 cc untuk anak diberikan secara intrakutan. Penyimpanan vaksin
BCG pada lemari es suhu 2-8ºC, tidak boleh beku. Vaksin BCG tidak boleh terkena sinar
matahari. Apabila vaksin sudah diencerkan, dalam waktu 8 jam harus dibuang. Vaksin BCG
yang sudah keluar masuk lemari pendingin selama pemeriksaan klinik harus dibuang pada
saat akhir klinik (3 jam). Masa kadaluarsa satu tahun setelah tanggal pengeluaran (dapat
dilihat pada label).
3. Polio
Terdapat 2 jenis vaksin dalam peredaran. Vaksin polio inactivated berisi tipe 1,2,3
yaitu :
a. Vaksin yang mengandung virus polio yang sudah dimatikan (salk), biasa diberikan
dengan cara injeksi. Penyimpanan IPV pada suhu 2-8ºC, tidak boleh beku.
b. Vaksin yang mengandung virus polio yang hidup tapi dilemahkan (sabin), cara
pemberian per oral dalam bentuk pil atau cairan (OPV) lebih banyak dipakai di
Indonesia. Dosis 2 tetes mulut, kemasan vial, disertai pipet tetes. Penyimpanan OPV di
freezer dengan suhu -20 ºC. Masa kadaluarsa 2 tahun pada suhu -20 ºC.
4. DPT-HB
Vaksin DPT-HB diberikan pada umur 6 minggu dengan 2,3,dan 4 bulan (Jadwal PIN
Depkes). Dosis DPT-HB 0,5 cc diberikan secara IM sebanyak 3 kali. Kemasan vial 5 ml.
Penyimpanan vaksin DPT-HB pada suhu 2-8ºC, tidak boleh beku.
5. Campak
WHO menganjurkan untuk memberikan imunisasi campak pada bayi berumur 9
bulan karena angka kejadian campak masih sangat tinggi pada negara berkembang. Kemasan
untuk program imunisasi dasar berbentuk kemasan kering tunggal. Namun ada vaksin dengan
kemasan kering kombinasi dengan vaksin gondong/ mumps dan rubella (campak jerman)
disebut MMR.
Penyimpanan di freezer suhu -20 ºC. Dosis campak setelah dilarutkan diberikan 0,5
cc diberikan secara SC, walaupun demikian dapat diberikan secara IM. Apabila vaksin
campak telah diencerkan dalam waktu 8 jam harus dibuang.

148
Jadwal Imunisasi di Puskesmas :

149
H. KESELAMATAN KERJA
1. Patuhi prosedur pekerjaan.
2. Bertindak lembut dan hati- hati pada saat melakukan tindakan.
3. Letakkan peralatan pada tempat yang mudah terjangkau.
4. Lakukan secara benar dan teliti.

150
I. PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Persiapan
a. Persiapan alat dan tempat
No Jenis Vaksin Peralatan
1. HB uniject 1) Vaksin HB Uniject
2) Sarung tangan satu pasang
3) Bak instrumen
4) Kom
5) Bengkok
6) Kapas basah (DTT)
7) kapas kering
8) Waskom berisi larutan klorin 0.5%
9) Safety box
10) Wastafel /tempat cuci tangan
11) Sabun antiseptik
12) handuk / lap tangan
2. BCG 1) Ampul BCG
2) gergaji ampul
3) Pelarut Nacl 0,9 %
4) Spuit
5) Kapas lembab (dibasahi air matang )
6) Sarung tangan satu pasang
7) Spuit steril 0.05 cc AD dan 5 cc
8) Bak instrumen
9) Kom
10) Bengkok
11) Kapas kering
12) Kassa
13) Waskom larutan klorin 0.5 %
14) Safety box
15) Wastafel
16) Sabun antiseptik
17) Handuk
3. Polio 1) Vaksin IPV
2) Sarung tangan satu pasang
3) Bak instrumen
4) Kom
5) Bengkok
6) Kapas basah ( DTT )
7) kapas kering
8) Waskom berisi larutan klorin 0.5%
9) Safety box
10) Wastafel /tempat cuci tangan
11) Sabun antiseptik
12) handuk / lap tangan
4. DPT-HB 1) Vaksin DPT HB
2) Sarung tangan satu pasang
3) Bak instrumen
4) Kom
5) Bengkok
6) Kapas basah ( DTT )
7) kapas kering
8) Waskom berisi larutan klorin 0.5%
9) Safety box
10) Wastafel /tempat cuci tangan
11) Sabun antiseptik
12) handuk / lap tangan
5. Campak 1) Vaksin Campak
2) Sarung tangan satu pasang
3) Bak instrumen
4) Kom
5) Bengkok
6) Kapas basah ( DTT )
7) kapas kering

151
8) Waskom berisi larutan klorin 0.5%
9) Safety box
10) Wastafel /tempat cuci tangan
11) Sabun antiseptik
12) handuk / lap tangan

b. Persiapan diri
Sebelum memegang neonatus, bayi dan balita, cucilah tangan dengan sabun dan
air bersih mengalir kemudian keringkan dengan lap bersih dan kering atau dianginkan.
Jangan menyentuh bayi jika tangan anda masih basah dan dingin.
c. Persiapan keluarga
Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang apa yang akan dilakukan yaitu
memberikan imunisasi HB jenis uniject, BCG, POLIO, DPT-HB, CAMPAK pada
neonatus dan bayi baru lahir.
2. Langkah Kerja
a. Imunisasi HB uniject
No Langkah Kerja Keypoint
PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan
salam BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan serta  Gunakan bahasa yang
prosedur yang dilakukan dalam pemberian imunisasi HB uniject. jelas dan mudah di
pahami oleh klien.
 Lakukan informed
consent.
3. Siapkan bahan, peralatan, perlengkapan serta ruangan. Susun alat  Susun secara
dan bahan secara berurutan dan periksa kelengkapannya serta argonomis
letakkan pada tempat yang mudah dijangkau. perlengkapan untuk
memudahkan dalam
bekerja.
4. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti septic
(gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air mengalir, lalu  Lakukan cuci tangan
pasang sarung tangan (handscoen). untuk perlindungan
diri secara efektif
dengan prinsip
pencegahan infeksi.
5. Mempersiapkan vaksin yang akan diberikan dengan mendekatkan  Lakukan tindakan
coldpack di meja yang tidak terkena sinar matahari. dengan cermat dan
teliti.
6. Memakai sarung tangan.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan
teliti.

7. Mengambil vaksin dari coldpack.  Lakukan tindakan


dengan cermat dan
teliti.
8. Mengeluarkan HB uniject dari bungkus plastik.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan
teliti.

9. Mengunci HB uniject kemudian melepaskan tutup jarum tanpa  Lakukan tindakan

152
menyentuh jarum. dengan cermat dan
teliti.

10. Menentukan tempat suntikan dipaha anterolateral di vastus lateralis.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan
teliti.
 Penyuntikan dilakukan
pada 1/3 paha bagian
luar secara IM.

11. Mendesinfeksi tempat penyuntikan dengan kapas basah (bukan  Lakukan tindakan
kapas alkohol). dengan cermat dan
teliti.

12. Menyuntikkan vaksin HB uniject secara IM. Memijat reservoir  Tegangkan kulit
dengan kuat untuk memasukkan vaksin, setelah reservoir kempis dengan ibu jari dan jari
cabut uniject dari paha bayi dengan cepat. Pastikan seluruh uniject telunjuk tangan kiri
masuk ke tubuh bayi. (tangan yang tidak
dominan). Tusukkan
jarum ke dalam kulit
membentuk sudut 90º.
 Pada imunisasi jenis
uniject tidak
diperlukan aspirasi.
 Hapus darah di lokasi
penyuntikan dengan
kapas kering.
13. Masukkan spuit HB uniject ke dalam safety box.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan
teliti.

14. Memberitahukan pada ibu agar jangan melakukan masase pada  Lakukan tindakan
tempat penyuntikan. dengan cermat dan
teliti.
15. Memberitahukan pada ibu tentang reaksi lokal yang mungkin  Seperti rasa sakit,
timbul.. kemerahan, dan
pembengakakan di
sekitar tempat
penyuntikan. Reaksi
yang terjadi bersifat
ringan dan biasanya
hilang setelah 2 hari.
16. Masukkan tangan pada wadah berisi larutan klorin 0.5%, bersihkan  Lakukan tindakan
sarung tangan dan lepaskan secara terbalik dengan cermat dan
teliti.
17. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti septic
(gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air mengalir.  Lakukan cuci tangan
untuk perlindungan

153
diri secara efektif
dengan prinsip
pencegahan infeksi.
18. Mengamati reaksi bayi pasca penyuntikan.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan
teliti.
19. Mengingatkan ibu waktu kunjungan ulang imunisasi.
DOKUMENTASI
20. Mendokumentasikan imunisasi yang telah diberikan di buku KIA /
catatan imunisasi.

b. Imunisasi BCG
No Langkah Kerja Keypoint
PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan salam
BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan serta  Gunakan bahasa yang
prosedur yang dilakukan dalam pemberian imunisasi BCG. jelas dan mudah di
pahami oleh klien.
 Lakukan informed
consent.
3. Siapkan bahan, peralatan, perlengkapan serta ruangan. Susun  Susun secara argonomis
alat dan bahan secara berurutan dan periksa kelengkapannya perlengkapan untuk
serta letakkan pada tempat yang mudah dijangkau. memudahkan dalam
bekerja.
4. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir, lalu pasang sarung tangan (handscoen). untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
5. Mempersiapkan vaksin yang akan diberikan dengan  Lakukan tindakan
mendekatkan coldpack di meja yang tidak terkena sinar dengan cermat dan teliti.
matahari.
6. Memakai sarung tangan.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti.
7. Mengambil vaksin dari coldpack dan siapkan pelarut BCG.  Lakukan tindakan
Sebelum pelarut dimasukkan dalam ampul BCG kering, maka dengan cermat dan teliti.
pelarut harus diupayakan diletakkan dalam coldpack sehingga
suhu pelarut sama dengan suhu BCG kering dalam ampul.

8. Mematahkan ampul BCG kering dengan cara menggergaji  Lakukan tindakan


leher ampul dengan gergaji yang telah disediakan kemudian dengan cermat dan teliti.
patahkan leher ampul dengan menggunakan kassa agar vaksin
BCG kering tidak tumpah.
9. Menyedot pelarut dengan spuit 5cc, kemudian masukkan  Lakukan tindakan
dalam ampul BCG kering perlahan-lahan hingga semua dengan cermat dan teliti.
pelarut masuk dalam ampul. Campur vaksin dengan pelarut
dengan cara ampul diputar salah satu arah di tempat yang
datar secara perlahan-lahan.
10. Mengeluarkan spuit AD (auto disposible) dari bungkus plastik  Lakukan tindakan
kemudian lepaskan dan buka piston spuit dari paket atau dengan cermat dan teliti.
lepaskan tutup plastiknya.
11. Melepaskan tutup jarum tanpa menyentuh.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti.
12. Menusukkan jarum ke dalam ampul vaksin dan arahkan ujung  Lakukan tindakan
jarum ke bagian paling rendah dari dasar ampul. dengan cermat dan teliti.
13. Menarik kembali piston untuk mengisi spuit. Piston secara  Lakukan tindakan

154
otomatis akan berhenti setelah melewati tanda 0,05 cc dan dengan cermat dan teliti.
akan ada tanda klik.
14. Menarik jarum dari ampul. Untuk menghilangkan gelembung  Lakukan tindakan
udara, pegang spuit tegak lurus dan buka penyumbatnya, dengan cermat dan teliti.
kemudian tekan dengan hati-hati tanda tutup.  Perhatikan agar vaksin
tidak terlalu banyak atau
sedikit, ukur agar piston
tepat pada skala 0,05 cc.
15. Menentukan tempat suntikan. BCG diberikan di daerah  Lakukan tindakan
lengan kanan atas (insertion musculus deltoideus) dengan cermat dan teliti.
 Penyuntikan dilakukan
pada 1/3 lengan kanan
bagian atas, suntikan
dilakukan secara
intracutan.
16. Mendesinfeksi tempat penyuntikan dengan kapas basah  Lakukan tindakan
(bukan kapas alkohol). dengan cermat dan teliti.
17. Menyuntikkan vaksin BCG secara intrakutan .  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti.

18. Meletakkan ibu jari tangan kiri diatas ujung barrel.  Lakukan tindakan
Memegang pangkal barrel antara jari telunjuk dan jari tengah, dengan cermat dan teliti.
lalu dorong piston dengan ibu jari tangan kanan.  Suntikkan vaksin BCG
Menyuntikkan 0,05 cc vaksin BCG. sampai muncul
gelembung putih, dan
jangan di massase.
19. Masukkan spuit dalam larutan klorin, hisap larutan klorin ke  Lakukan tindakan
dalam spuit kemudian masukkan dalam safety box. dengan cermat dan teliti.

20. Memberitahukan pada ibu agar jangan melakukan masase  Lakukan tindakan
pada tempat penyuntikan. dengan cermat dan teliti.
21. Memberitahukan pada ibu reaksi setelah penyuntikan.  1-2 minggu kemudian
akan timbul indurasi dan
kemerahan di tempat
suntikan yang akan
berubah menjadi pustula,
kemudian pecah menjadi
luka tanpa perlu
pengobatan, akan
sembuh secara spontan
dan meninggalkan tanda
parut, kadang terjadi
pembesaran kelenjar
regional di ketiak atau
leher, terasa padat, tidak
sakit dan tidak
menimbulkan demam.
22. Membersekan semua peralatan yang digunakan dan pisahkan  Lakukan tindakan
sampah kering dan basah dengan cermat dan teliti.
23. Masukkan tangan pada wadah berisi larutan klorin 0.5%,  Lakukan tindakan
bersihkan sarung tangan dan lepaskan secara terbalik dengan cermat dan teliti.
24. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
25. Mengamati reaksi bayi pasca penyuntikan.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti.

155
26. Mengingatkan ibu waktu kunjungan ulang imunisasi.
DOKUMENTASI
27. Mendokumentasikan imunisasi yang telah diberikan di buku
KIA / catatan imunisasi.

c. POLIO IPV
No Langkah Kerja Keypoint
PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Mengucapkan salam  Senyum, sapa dan salam
BHSP
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan serta  Gunakan bahasa yang
prosedur yang dilakukan dalam pemberian imunisasi BCG. jelas dan mudah di
pahami oleh klien.
 Lakukan informed
consent.
3. Siapkan bahan, peralatan, perlengkapan serta ruangan. Susun  Susun secara argonomis
alat dan bahan secara berurutan dan periksa kelengkapannya perlengkapan untuk
serta letakkan pada tempat yang mudah dijangkau. memudahkan dalam
bekerja.
4. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir, lalu pasang sarung tangan (handscoen). untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
5. Mempersiapkan vaksin yang akan diberikan dengan  Lakukan tindakan
mendekatkan coldpack di meja yang tidak terkena sinar dengan cermat dan teliti.
matahari.
6. Memakai sarung tangan.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti.
7. Mengambil vaksin dari coldpack. Kemudian campur vaksin  Lakukan tindakan
dengan cara vial diputar satu arah ditempat yang datar secara dengan cermat dan teliti.
perlahan-lahan agar suspensi menjadi homogen.

8. Membuka penutup karet vial kemudian desinfeksi karet  Lakukan tindakan


dengan kapas. dengan cermat dan teliti.
9. Mengeluarkan spuit AD dari bungkus plastik kemudian buka  Lakukan tindakan
ujung piston spuit dari paket atau lepaskan tutup plastiknya. dengan cermat dan teliti.
10. Melepaskan tutup jarum tanpa menyentuh jarum dengan cara  Lakukan tindakan
‘‘piston bergerak ke belakang dan ke depan hanya sekali, dengan cermat dan teliti.
jangan menggerakkan piston jika tidak perlu dan tidak
mencoba menyuntikkan udara ke dalam botol vial karena
akan merusak spuit.
11. Menusukkan jarum ke dalam vial.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti.
12. Menarik kembali piston untuk mengisi spuit. Piston secara  Lakukan tindakan
otomatis akan berhenti setelah melewati tanda 0,5 cc dan dengan cermat dan teliti.
terdengar bunyi klik.

156
13. Menarik jarum dari vial.Untuk menghilangkan gelembung  Lakukan tindakan
udara, pegang spuit tegak lurus dan buka penyumbatnya, dengan cermat dan teliti.
kemudian tekan dengan hati-hati ke tanda tutup.
14. Menentukan tempat suntikan di paha anterolateral di vastus  Lakukan tindakan
lateralis. dengan cermat dan teliti.
15. Mendesinfeksi tempat penyuntikan dengan kapas basah  Lakukan tindakan
(bukan kapas alkohol) dengan cermat dan teliti.
16. Menyuntikkan vaksin POLIO IPV secara IM.  Tegangkan kulit dengan
ibu jari dan jari telunjuk
tangan kiri (tangan yang
tidak dominan).
Tusukkan jarum ke
dalam kulit membentuk
sudut 90º. Hapus darah
di lokasi penyuntikan
dengan kapas kering
17. Masukkan spuit ke dalam larutan klorin, hisap larutan klorin  Lakukan tindakan
ke dalam spuit kemudian masukkan dalam safety box. dengan cermat dan teliti.

18. Memberitahukan pada ibu tentang reaksi lokal yang mungkin  Reaksi lokal seperti rasa
timbul. sakit, kemerahan, dan
pembengkakan di sekitar
tempat penyuntikan.
Reaksi yang terjadi
bersifat ringan dan
biasanya hilang setelah 2
hari.
19. Membereskan semua peralatan yang digunakan dan pisahkan 
sampah kering dan basah.
20. Masukkan tangan pada wadah berisi larutan klorin 0.5%,  Lakukan tindakan
bersihkan sarung tangan dan lepaskan secara terbalik dengan cermat dan teliti.
21. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
22. Mengamati reaksi bayi pasca penyuntikan.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti.
23. Mengingatkan ibu waktu kunjungan ulang imunisasi.
DOKUMENTASI
24. Mendokumentasikan imunisasi yang telah diberikan di buku
KIA / catatan imunisasi.

d. POLIO OPV
No Langkah Kerja Keypoint
TINDAKAN PELAKSANAAN
1. Menyapa ibu bayi/anak dengan ramah dan memperkenalkan  Senyum, sapa dan salam
diri. BHSP
2. Mengecek jenis vaksin yang dibutuhkan oleh bayi pada saat  Lakukan tindakan
kunjungan dari buku KIA. dengan cermat dan teliti.
3. Menyiapkan alat-alat di dekat bayi.  Siapkanlah alat-alat dan
bahan-bahan secara
ergonomis.
4. Menjelaskan pada ibu dan keluarga hal-hal yang berkaitan  Gunakan bahasa yang
dengan imunisasi yang akan diberikan yaitu : manfaat, efek jelas dan mudah di
samping, tempat injeksi dan prosedur yang akan dilakukan. pahami oleh klien.
 Bila ibu mengetahui
dengan jelas mengenai
prosedur/tindakan yang
akan dilakukan maka ia
biasanya lebih mudah

157
diajak untuk
bekerjasama.
 Lakukan informed
consent.
5. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
6. Memakai sarung tangan.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti.
7. Membuka tutup metal dan tutup karet pada flakon vaksin  Pastikan vaksin belum
polio. kadaluarsa.

8. Memasang pipet plastic pada flakon.  Lakukan tindakan


dengan cermat dan teliti.
9. Mengatur posisi bayi, untuk lebih memudahkan bayi dapat  Lakukan tindakan
sambil dipangku oleh ibunya. dengan cermat dan teliti.

10. Menekan kedua pipi bayi dengan menggunakan kedua jari  Lakukan dengan lembut
tangan kiri, sehingga bayi membuka mulutnya dan hati-hati, jangan
sampai melukai bayi.
11. Tangan kanan memegang flakon vaksin polio, lalu  Lakukan tindakan
meneteskan 2 tetes vaksin ke mulut bayi. dengan cermat dan teliti.

12. Membereskan semua peralatan yang digunakan dan pisahkan  Lakukan tindakan
sampah kering dan basah. dengan cermat dan teliti.
13. Masukkan tangan pada wadah berisi larutan klorin 0.5%,  Lakukan tindakan
bersihkan sarung tangan dan lepaskan secara terbalik dengan cermat dan teliti.
14. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
DOKUMENTASI
15. Mendokumentasikan imunisasi yang telah diberikan di buku
KIA / catatan imunisasi.

e. DPT-HB
No Langkah Kerja Keypoint
TINDAKAN PELAKSANAAN
1. Menyapa ibu bayi/anak dengan ramah dan memperkenalkan  Senyum, sapa dan salam
diri. BHSP
2. Mengecek jenis vaksin yang dibutuhkan oleh bayi pada saat  Lakukan tindakan
kunjungan dari buku KIA. dengan cermat dan teliti.
3. Menjelaskan pada ibu dan keluarga hal-hal yang berkaitan  Gunakan bahasa yang
dengan imunisasi yang akan diberikan yaitu : manfaat, efek jelas dan mudah di
samping, tempat injeksi. pahami oleh klien.
 Lakukan informed
consent.
4. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri

158
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
5. Mempersiapkan vaksin yang akan diberikan dengan  Lakukan tindakan
mendekatkan coldpack di meja yang tidak terkena sinar dengan cermat dan teliti.
matahari.
6. Memakai sarung tangan.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti.
7. Mengambil vaksin dari coldpack. Kemudian campur vaksin  Lakukan tindakan
dengan cara vial diputar satu arah ditempat yang datar secara dengan cermat dan teliti.
perlahan-lahan agar suspensi menjadi homogen.

8. Membuka penutup karet vial kemudian desinfeksi karet  Lakukan tindakan


dengan kapas. dengan cermat dan teliti.
9. Mengeluarkan spuit AD dari bungkus plastik kemudian dan  Lakukan tindakan
buka ujung piston spuit dari paket atau lepaskan tutup dengan cermat dan teliti.
plastiknya.
10. Melepaskan tutup jarum tanpa menyentuh jarum dengan cara  Lakukan tindakan
‘‘piston bergerak ke belakang dan ke depan hanya sekali, dengan cermat dan teliti.
jangan menggerakkan piston jika tidak perlu dan tidak
mencoba menyuntikkan udara ke dalam botol vial karena
akan merusak spuit.
11. Menusukkan jarum ke dalam vial.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti.
12. Menarik kembali piston untuk mengisi spuit. Piston secara  Lakukan tindakan
otomatis akan berhenti setelah melewati tanda 0,5 cc dan dengan cermat dan teliti.
terdengar bunyi klik.
13. Menarik jarum dari vial.Untuk menghilangkan gelembung  Lakukan tindakan
udara, pegang spuit tegak lurus dan buka penyumbatnya, dengan cermat dan teliti.
kemudian tekan dengan hati-hati ke tanda tutup.
14. Menentukan tempat suntikan di paha anterolateral di vastus  Lakukan tindakan
lateralis. dengan cermat dan teliti.
15. Mendesinfeksi tempat penyuntikan dengan kapas basah  Lakukan tindakan
(bukan kapas alkohol). dengan cermat dan teliti.

16. Menyuntikkan vaksin DPT-HB secara IM.  Tegangkan kulit dengan


ibu jari dan jari telunjuk
tangan kiri (tangan yang
tidak dominan).
Tusukkan jarum ke
dalam kulit membentuk
sudut 90º. Hapus darah
di lokasi penyuntikan
dengan kapas kering
17. Masukkan spuit ke dalam larutan klorin, hisap larutan klorin  Lakukan tindakan
ke dalam spuit kemudian masukkan dalam safety box. dengan cermat dan teliti.

18. Memberitahukan pada ibu tentang reaksi lokal yang mungkin  Reaksi lokal seperti rasa
timbul. sakit, kemerahan, dan
pembengkakan di sekitar
tempat penyuntikan.

159
Reaksi yang terjadi
bersifat ringan dan
biasanya hilang setelah 2
hari.
19. Masukkan tangan pada wadah berisi larutan klorin 0.5%,  Lakukan tindakan
bersihkan sarung tangan dan lepaskan secara terbalik dengan cermat dan teliti.
20. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
21. Mengamati reaksi bayi pasca penyuntikan.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti.
22. Mengingatkan ibu waktu kunjungan ulang imunisasi.
DOKUMENTASI
23. Mendokumentasikan imunisasi yang telah diberikan di buku
KIA / catatan imunisasi.

f. CAMPAK
No Langkah Kerja Keypoint
TINDAKAN PELAKSANAAN
1. Menyapa ibu bayi/anak dengan ramah dan memperkenalkan  Senyum, sapa dan salam
diri. BHSP
2. Mengecek jenis vaksin yang dibutuhkan oleh bayi pada saat  Lakukan tindakan
kunjungan dari buku KIA. dengan cermat dan teliti.
3. Menjelaskan pada ibu dan keluarga hal-hal yang berkaitan  Gunakan bahasa yang
dengan imunisasi yang akan diberikan yaitu : manfaat, efek jelas dan mudah di
samping, tempat injeksi. pahami oleh klien.
 Lakukan informed
consent.
4. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
5. Mempersiapkan vaksin yang akan diberikan dengan  Lakukan tindakan
mendekatkan coldpack di meja yang tidak terkena sinar dengan cermat dan teliti.
matahari.
6. Memakai sarung tangan.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti.
7. Mengambil vaksin dari coldpack dan siapkan pelarut  Lakukan tindakan
campak.Sebelum pelarut dimasukkan dalam ampul campak dengan cermat dan teliti.
kering, maka pelarut harus diupayakan diletakkan dalam
coldpack sehingga suhu pelarut sama dengan suhu kering
dalam ampul.

8. Membuka penutup karet vial kemudian desinfeksi karet  Lakukan tindakan


dengan kapas. dengan cermat dan teliti.
9. Menyedot pelarut dengan spuit 5cc, kemudian masukkan 
dalam ampul campak kering perlahan-lahan hingga semua
pelarut masuk dalam ampul. Campur vaksin dengan pelarut
dengan cara ampul diputar salah satu arah di tempat yang
datar secara perlahan-lahan.

160
10. Mengeluarkan spuit AD (auto disposable) dari bungkus  Lakukan tindakan
plastik kemudian buka ujung piston spuit dari paket atau dengan cermat dan teliti.
lepaskan tutup plastiknya.
11. Melepaskan tutup jarum tanpa menyentuh jarum dengan cara  Lakukan tindakan
‘‘piston bergerak ke belakang dan ke depan hanya sekali, dengan cermat dan teliti.
jangan menggerakkan piston jika tidak perlu dan tidak
mencoba menyuntikkan udara ke dalam botol vial karena
akan merusak spuit.
12. Menusukkan jarum ke dalam ampul vaksin dan arahkan ujung  Lakukan tindakan
jarum ke bagian paling rendah dari dasar ampul. dengan cermat dan teliti.
13. Menarik kembali piston untuk mengisi spuit. Piston secara  Lakukan tindakan
otomatis akan berhenti setelah melewati tanda 0,05 cc dan dengan cermat dan teliti.
terdengar bunyi klik.
14. Menarik jarum dari ampul. Untuk menghilangkan gelembung  Lakukan tindakan
udara, pegang spuit tegak lurus dan buka penyumbatnya, dengan cermat dan teliti.
kemudian tekan dengan hati-hati ke tanda tutup.
15. Menentukan tempat suntikan. Campak diberikan di daerah  Lakukan tindakan
lengan kiri atas (insertion musculus deltoideus). dengan cermat dan teliti.
16. Mendesinfeksi tempat penyuntikan dengan kapas basah  Lakukan tindakan
(bukan kapas alkohol). dengan cermat dan teliti.
17. Menyuntikkan vaksin campak secara intracutan.  Tegangkan kulit dengan
ibu jari dan jari telunjuk
tangan kiri (tangan yang
tidak dominan).
Tusukkan jarum kedalam
kulit dengan lubang
jarum menghadap ke
atas dan jarum dengan
permukaan kulit
membentuk sudut 45-
60º, kemudian kulit agak
diangkat ke atas sampai
muncul gelembung di
tempat penyuntikan.
Hapus darah di lokasi
penyuntikan dengan
kapas kering tanpa
melakukan masase.
18. Masukkan spuit ke dalam larutan klorin, hisap larutan klorin  Lakukan tindakan
ke dalam spuit kemudian masukkan dalam safety box. dengan cermat dan teliti.
19. Memberitahukan pada ibu agar jangan melakukan masase
pada tempat penyuntikan.
20. Memberitahukan pada ibu tentang reaksi lokal yang mungkin  Reaksi lokal 1-2 minggu
timbul. kemudian akan timbul
indurasi dan kemerahan
di tempat suntikan yang
akan berubah menjadi
pustula, kemudian pecah
menjadi luka tanpa perlu
pengobatan, akan
sembuh secara spontan
dan meninggalkan tanda
parut, kadang terjadi
pembesaran kelenjar
regional di ketiak atau
leher, terasa padat, tidak
sakit dan tidak
menimbulkan demam.
21. Membereskan semua peralatan yang digunakan dan pisahkan  Lakukan tindakan
sampah kering dan basah. dengan cermat dan teliti.
22. Masukkan tangan pada wadah berisi larutan klorin 0.5%,  Lakukan tindakan
bersihkan sarung tangan dan lepaskan secara terbalik dengan cermat dan teliti.
23. Cuci tangan cara WHO dengan menggunakan sabun anti
septic (gunakan teknik cuci tangan yang efektif) dan air  Lakukan cuci tangan
mengalir. untuk perlindungan diri

161
secara efektif dengan
prinsip pencegahan
infeksi.
24. Mengamati reaksi bayi pasca penyuntikan.  Lakukan tindakan
dengan cermat dan teliti.
25. Mengingatkan ibu waktu kunjungan ulang imunisasi.
DOKUMENTASI
26. Mendokumentasikan imunisasi yang telah diberikan di buku
KIA / catatan imunisasi.

J. TUJUAN AKHIR
Tanpa menggunakan Job sheet, mahasiswa mampu melakukan langkah-langkah
memberikan imunisasi HB pada neonatus dan bayi baru lahir dengan tepat sesuai standar.
K. DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes R.I. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1059/Menkes/SK/IX/2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta: Depkes RI.
2. Depkes R.I. 2006. Modul Pelatihan Tenaga Pelaksana Imunisasi Puskesmas. Jakarta: Depkes
RI.
3. FK-UI. Ilmu Kesehatan Anak 1 dan 3.
4. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Jakarta: Konsil
Kedokteran Indonesia

162
163

Anda mungkin juga menyukai