Anda di halaman 1dari 135

Progam studi S-1 keBIDANAN

MODUL CETAK BAHAN AJAR


PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU DAN BAYI

PENYUSUN:
1. NOVA LINDA RAMBE,SST,M.Keb (NIDN: 0107118702)
2. DEBORA LESTARI SIMAMORA,SST,MKM (NIDN:
0112098805)

PROGRAM STUDI S-I KEBIDANAN UNIVERSITAS IMELDA MEDAN


T.A 2021/2022
Progam studi S-1 keBIDANAN

VISI DAN MISI UNIVERSITAS IMELDA MEDAN

A. Visi
Menjadi pusat ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengembangan karakter
kewirausahaan sehingga mampu menghasilkan produk-produk yang dapat
bersaing di Tingkat Nasional pada tahun 2024.

B. Misi
1) Menyelenggarakan pembelajaran yang efektif sesuai Standar Nasional
Perguruan Tinggi (SNPT) dan KKNI, terintegrasi dengan hasil- hasil
penelitian dan pengabdian masyarakat terkini untuk menghasilkan lulusan
sesuai profil yang diharapkan;
2) Melaksanakan penelitian ilmiah dan dipublikasikan secara nasional dan
internasional;
3) Melaksanakan pengabdian masyarakat yang terstruktur dan mengacu pada
hasil penelitian;
4) Membangun kerjasama produktif dengan berbagai institusi pendidikan dan
industri di Kota Medan, Sumatera Utara dan provinsi lainnya dalam
pelaksanaan praktek, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat.

i
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN UNIVERSITAS IMELDA
MEDAN

A. Visi
Menjadi Program Studi Pendidikan Sarjana dan Profesi Bidan yang unggul dalam
memberikan asuhan kebidanan berkelanjutan (continuity of care) berbasis teknologi dan
inovasi dengan membangun karakter kewirausahaan sehingga mampu bersaing di tingkat
nasional pada tahun 2024.

B. Misi
1. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang mengacu pada kurikulum SN Dikti untuk
menghasilkan Bidan profesional khususnya dalam melakukan pertolongan persalinan
yang mampu menurunkan tingkat kecemasan dan kesakitanserta penguatan dalam
penggunaan teknologi modern dan komunikasi interpersonal yang efisien, efektif dan
optimal.
2. Menyelenggarakan penelitian ilmiah dan publikasi ilmiah yang mampu memberikan
konstribusi kepada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan pembangunan
dalam melakukan pertolongan persalinan yang mampu menurunkan tingkat kecemasan
dan kesakitan.
3. Melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dibidang kebidanan yang mendukung
upaya peningkatan pendidikan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat khususnya
dalam melakukan pertolongan persalinan yang mampu menurunkan tingkat kecemasan
dan kesakitan dengan menggunakan teknologi modern yang diperoleh dari hasil
penelitian serta mengandalkan komunikasi interpersonal.
4. Melaksanakan kegiatan ilmiah seperti seminar, simposium, sarasehan, diskusi panel,
workshop, pelatihan, forum diskusi tim medis dan kegiatan lainnya yang mendukung
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mencari alternatif solusi berbagai
permasalahan profesi baik ditingkat nasional maupun internasional.
5. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun masyarakat didalam
dan luar negeri dalam rangka memberhasilkan pelaksanaan berbagai kegiatan praktik,
penelitian, pengabdian masyarakat pengembangan kurikulum dan berbagai aktivitas
lainnya.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmadNya sehingga kami dapat menyelesaikan Modul Bahan ajar Pemeriksaan Fisik
Pada Ibu dan Bayi. Modul diperuntukkan bagi mahasiswa Program Studi S-I
Kebidanan Universitas Imelda Medan (UIM), sebagai pedoman dalam pelaksanaan
pembelajaran.
Dalam penyusunan modul ini kami mendapat bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada Dr, dr, Imelda
Liana Ritonga, SKp, M.Pd, MN selaku Rektor Universitas Imelda Medan, Sarida
Sura manurung,S.Kep,Ns,M.Kes selaku Warek I bagian Kurikulum, Nova linda
Rambe,S.ST,M.Keb selaku Ka.Prodi S-I Kebidanan, seluruh team dosen Mata Kuliah
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu dan Bayi
Buku panduan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan modul ini.
Semoga modul Pemeriksaan Fisik Pada Ibu dan Bayi dapat bermanfaat bagi
mahasiswa dan dosen serta bermanfaat bagi semua yang membaca.

Medan , 16 Agustus 2021

Team dosen

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL Halaman


VISI DAN MISI UIM i
VISI DAN MISI PRODI S-I KEBIDANAN ii
KATA PENGANTAR iii
GLOSARIUM

BAB I : KONSEP DASAR ASUHAN ANAMNESIS


PENDAHULUAN ……………………………………………….. 1
A. Pengantar Pendahuluan ……………………………………. 1
B. Deskripsi Materi …………………………………………….. 2
C. Kemampuan/Tujuan Akhir yang diharapakan …………… 2
D. Uraian Materi ………………………………………………... 2
Topik 1: Anamnesis ……………………………………………... 2
I. Pengertian Anamnesis ……………………………………….. 3
II. Tujuan Anamnesis …………………………………………… 5
III. Tahapan Pemeriksaan Anamnesis…………………………… 6
Rangkuman ……………………………………………………….. 7
Tugas ………………………………………………………………. 8
1. Tugas Terstruktur ……………………………………….. 8
2. Tugas Mandiri ……………………………………………. 9
Topik 2. Pemeriksaan Fisik ……………………………………… 11
I. Pengertian Pemeriksaan Fisik …………………………………… 13
II. Tujuan Pemeriksaan Fisik ……………………………………….. 15
III. Persiapan Pemeriksaan …………………………………………… 17
IV. Pengaturan Pemeriksaan ………………………………………… 20
V. Tehnik Pemeriksaan fisik ………………………………………… 22
Rangkuman ……………………………………………………….. 23
Tugas ………………………………………………………………. 24
1. Tugas Terstruktur ……………………………………….. 25
2. Tugas Mandiri ……………………………………………. 26
Kunci Jawaban
iv
Daftar Pustaka

BAB II : PEMERIKSAAN PADA IBU HAMIL


PENDAHULUAN …………………………………………………… 27
A. Pengantar Pendahuluan ……………………………………. 28
B. Deskripsi Materi …………………………………………….. 30
C. Kemampuan/Tujuan Akhir yang diharapakan …………… 30
D. Uraian Materi ………………………………………………... 30
Topik 1 : Pemeriksaan pada ibu hamil
I. Pengertian pemeriksaan pada ibu hamil ………………………. 30
II. Tujuan Pemeriksaan pada ibu hamil ………………………….. 30
III. Alat-alat pemeriksaan ibu hamil……………………………….. 31
IV. Prosedur pemeriksaan ibu hamil ………………………………. 31
Topik 2 : Pemeriksaan Pada Ibu Hamil Trimester I ………………. 31
I. Pemeriksaan Riwayat Kesehatan ……………………………… 32
II. Pemeriksaan Fisik Head to Too ……………………………….. 36
III. Pemeriksaan Laboratorium ……………………………………. 41
IV. Pemeriksaan Uji TORCH …………………………………. …. 44
Rangkuman ……………………………………………………… …. 46
Tugas ………………………………………………………………… 48
1. Tugas Terstruktur …………………………………………….. 50
2. Tugas Mandiri ………………………………………………… 53
Topik 3 . Pemeriksaan Pada Ibu Hamil Trimester II,III ………. 55
I. Pemeriksaan berat badan …………………………………….. 56
II. Pengukuran TFU …………………………………………….. 58
III. Pemeriksaan berat badan janin (TBBJ) ……………………... 63
IV. Pemeriksaan leopold ………………………………………… 66
V. Pemeriksan gerakan janin …………………………………… 70
VI. Pemeriksan serviks ………………………………………….. 75
Rangkuman ………………………………………………………… 78
Tugas ………………………………………………………………. 80
1. Tugas Terstruktur …………………………………………… 82
2. Tugas Mandiri ………………………………………………. 84
Kunci Jawaban
v
Daftar Pustaka
BAB III : PEMERIKSAAN PADA IBU BERSALIN
PENDAHULUAN ……………………………………………… 85
A. Pengantar Pendahuluan ………………………………. 85
B. Deskripsi Materi ………………………………………… 85
C. Kemampuan/Tujuan Akhir yang diharapakan ……… 86
D. Uraian Materi …………………………………………… 86
I. Pengertian pemeriksaan pada ibu bersalin …………. 88
II. Tujuan pemeriksaan ibu bersalin …………………... 90
III. Prosedur pemeriksaan ibu bersalin ………………… 93
IV. Pemeriksaan penunjang pada ibu bersalin …………. 94
Rangkuman …………………………………………………… 96
Tugas …………………………………………………………… 96
1. Tugas Terstruktur …………………………………………. 98
2. Tugas Mandiri …………………………………………….. .100

BAB IV : PEMERIKSAAN PADA IBU NIFAS


PENDAHULUAN ……………………………………………… 101
A. Pengantar Pendahuluan ………………………………. 101
B. Deskripsi Materi ………………………………………… 101
C. Kemampuan/Tujuan Akhir yang diharapakan ………. 102
D. Uraian Materi …………………………………………… 103
Topik 1 Masa Nifas …………………………………………. 104
I. Pengertian masa Nifas ........................................................ 106
II. Tujuan Pemeriksaan masa Nifas ………………………… 108
III. Pemeriksaan Fisik pada Masa Nifas .................................. 110
Rangkuman …………………………………………………… 115
Tugas …………………………………………………………… 116
1. Tugas Terstruktur ………………………………………… 116
2. Tugas Mandiri …………………………………………… 117
Topik 2 Pemeriksaan Fisik 6 jam Post Partum ..................... 118
I. Pemeriksaan Vital Sigh ..................................................... 120
II. Pemeriksaan Kandung Kemih ........................................... 120
III. Pemeriksaan Uterus ........................................................... 120
vi
Rangkuman …………………………………………………….. 125
Tugas …………………………………………………………… 126
1. Tugas Terstruktur ……………………………………….. 127
2. Tugas Mandiri ……………………………………………. 128
Topik 3 Pemeriksaan Lanjut Pada Masa Nifas ........................ 129
I. Pemeriksaan Payudara ....................................................... 130
II. Pemeriksaan pada Abdomen .............................................. 131
III. Pemeriksaan pada Lochea ................................................. 131
IV. Pemeriksaan pada Perineum .............................................. 132
Rangkuman …………………………………………………… 135
Tugas …………………………………………………………… 135
1. Tugas Terstruktur ………………………………………… 136
2. Tugas Mandiri …………………………………………….. 138

BAB V : PEMERIKSAAN PADA BAYI DAN BALITA


PENDAHULUAN ……………………………………………… 140
A. Pengantar Pendahuluan ……………………………….. 141
B. Deskripsi Materi ………………………………………… 141
C. Kemampuan/Tujuan Akhir yang diharapakan ……….. 141
D. Uraian Materi …………………………………………… 141
Topik 1 Pemeriksaan Pada Bayi ………………………………. 142
I. Pengertian Pemeriksan Fisik pada Bayi ............................. 142
II. Tehnik Pemeriksaan pada Bayi ......................................... 143
III. Pengkajian Segera Bayi Baru Lahir .................................... 145
IV. Pemeriksaan Sistem Organ Tubuh ..................................... 147
V. Pemeriksaan Neuromuskular ............................................. 150
VI. Pemeriksaan Head to Too ................................................... 155
Topik 2 Pemeriksaan Fisik pada Balita ................................... 156
I. Prinsip pemeriksaan pada balita ..................................... 159
II. Tujuan .............................................................................. 160
III. Pengukuran Antropometri ( BB,TB,Lingkar Kepala,lingkar Dada
IV. Prosedur Pemeriksaan Fisik Head to Too .................... 162
Rangkuman ………………………………………………… 168
Tugas ………………………………………………………… 170
vii
1. Tugas Terstruktur ……………………………………. 170
2. Tugas Mandiri …………………………………………. 172

viii
GLOSARIUM

Striae livide : Garis–garis pada perut ibu hamil yang berwarna kebiruan
Striae albicans : Garis–garis pada perut ibu hamil yang berwarna putih
IMT : Indeks MassaTubuh
HCG : Human Chorionic Gonadotropin
Konsepsi : Pembuahan, bertemunya sperma dan sel telur
Punctum maksimum : Tempat yang tepat untuk mendengarkan denyut
Partograf adalah :Alat bantu untuk memantau kemajuan kala suatu persalinan
dan informasi untuk membuat keputusan klinik.
Tanda Hegar :Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi
estrogen dan perlunakan akibat progesterone, warna menjadi
livide atau kebiruan.
Tanda Chadwick :Vagina dan vulva terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh
hormone estrogen dan progesteron, berwarna merah kebiruan
Kloasa gravidarum : Flek–flek hitam pada wajah akibat hiperpigmentasi
Linea nigra :Garis berwarna hitam kebiruan antara atas simpisis sampai ke
pusat akibat hiperpigmentasi
Obstetri : Spesialisasi medis yang berkenaan dengan perawatan wanita
selama kehamilan, melahirkan, dan selama 4-8 minggu setelah
melahirkan (masa nifas, periode di mana organ-organ
reproduksi pulih dari kehamilan dan kembali ke kondisi biasa
mereka).
Adaptasi adalah :Kemampuan makluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan agar bisa tetap hidup
Gastrointestinal : Sistem pencernaan
Termoregulasi : Suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai
keseimbangan produksi panasdan kehilangan panas sehingga
suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan.
Gastrointestinal : Sistem pencernaan
Diafragma : Otot utama yang digunakan untuk respirasi yang terletak tepat
dibawah dasar paru – paru
Membran Mukosa :Jaringan lunak basah yang melapisi bukaan tubuh,khususnya
mulut,hidung,rektum,vagina.
ix
Saliva : Air liur, ludah
Leukorrhea : Keluarnya cairan dari vagina, keputihan/
Lordosis : Tulang belakang terlalu membengkok kedepan
Morning sickness : Mual pada awal kehamilan, dengan atau tanpa muntah,
biasanya terjadi pada pagi hari

x
BAB I
KONSEP DASAR ANAMNESIS

PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dimulai dari ujung rambut sampai
ujung kaki pada setiap sistem tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara awal untuk mengetahui gejala atau
masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan fisik memungkinkan
petugas kesehatan untuk mengkaji pola yang mencerminkan masalah kesehatan dan
mengevaluasi perkembangan klien sejalan dengan terapi. Tujuan Pemeriksaan fisik
lengkap dilakukan sebagai skrining rutin untuk meningkatkan prilaku sejahtera dan
sebagai tindakan preventif. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan tujuan untuk
Mengumpulkan data dasar tentang kesehatan pasien, Menambah informasi atau
menyangkal data yang diperoleh dari riwayat pasien, Mengidetifikasi masalah pasien,
Menilai perubahan status pasien, Mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah
diberikan.

B. Deskripsi Materi
Materi yang akan dibahas pada BAB I ini ada 2 topik, yaitu : (1). Anamnesis
(2). Pemeriksaan Fisik

C. Kemampuan/Tujuan Akhir yang Diharapkan


Mampu menjelaskan konsep dasar anamnesis : pengertian anamnesis, tujuan
anamnesis, tahapan pemeriksaan anamnesis, Langkah-langkah anamnesis

D. Uraian Materi
Topik 1: Anamnesis
Topik 2 : Pemeriksaan Fisik

1
TOPIK 1
ANAMNESIS
Debora Lestari Simamora,SST,MKM

I. Pengertian Anamnesis
Anamnesis adalah bentuk wawancara sederhana di antara tenaga medis dengan
pasien yang bertujuan untuk mengingat kembali perjalanan alamiah dari
penyakit dan mendapatkan segala informasi yang mendukung tegaknya
diagnosis. Informasi yang diperoleh anamnesis bisa dari autoanamnesis
melalui wawancara langsung pada pasien dan heteroanamnesis dengan
mewawancarai keluarga, kerabat maupun orang-orang terdekat dari pasien.
Usahakan untuk selalu melakukan autoanamnesis agar mendapat kondisi riil
dari penyakit pasien dengan bahasa yang terbuka, tanpa tekanan, dan peran
tenaga medis sebagai pengarah atau penanya.

II. Tujuan Anamnesis


Untuk mengumpulkan data tentang masalah kesehatan dan medis pasien
sehingga mereka dapat mengidentifikasi perkiraan diagnosis / masalah medis
yang dihadapi pasien.
Untuk membentuk sebuah hubungan bidan dengan pasien maka memiliki
beberapa tujuan adalah sebagai berikut :
1. Membentuk Hubungan bidan dan Pasien
Melakukan sambung rasa dengan mengucapkan salam
Bersikap baik dan sopan
Buat suasana santai, tapi serius
Bicara dengan jelas
Gunakan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti oleh pasien
Cari informasi secara detail
Jadilah pendengar yang baik.
Tahu bahasa non-verbal
Catat hasil wawancara
Kirim umpan balik
Ulangi
Bersikap netral terhadap pasien
2
Wawancara bukan pertanyaan

2. Mencari Informasi Medis


Untuk menggali sebuah informasi medis dapat menanyakan:
Mintalah keluhan utama
Mintalah informasi identitas pribadi dan informasi latar belakang tentang
pasien.
Keluhan sistem pada semua badan baik yang dirasakan atau tidak, tanpa
menggali keluhan atau durasi penyakit yang di rasakan sekarang.

III. Tahapan Pemeriksaan Anamnesis


1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah pengumpulan data yang tepat dengan memeriksa
kondisi fisik pasien.
– Dalam Pemeriksaan fisik seperti ini meliputi :
– Inspeksi: Ini adalah bentuk pemeriksaan pasien untuk melihat atau memonitor
secara sistematis seluruh tubuh pasien.
– Palpasi: Ini adalah bentuk pemeriksaan fisik di mana bagian tubuh yang
menyakitkan atau tidak normal dirasakan
– Perkusi: Ini adalah bentuk pemeriksaan fisik di mana beberapa area tubuh jari
disentuh, dengan suara detak jantung yang terdengar.
– Auskultasi: Suatu bentuk pemeriksaan fisik di mana suara-suara itu disadap
sehingga mereka dapat diproses secara fisiologis atau medis dengan bantuan
seperti stetoskop.

2. Tindakan Diagnosis
Tindakan diagnostik adalah penentuan jenis penyakit tertentu berdasarkan
analisis dan hasil pemeriksaan yang cermat. Oleh karena itu, langkah-langkah
seperti ini untuk menentukan perawatan dalam diagnosis sehubungan dengan
proses:
– Diagnosis awal adalah pernyataan dari diagnosis pertama, yang tidak diikuti
oleh pemeriksaan yang lebih menyeluruh

3
– Diagnosis banding didasarkan pada serangkaian diagnosis yang lebih dari satu.
Oleh karena itu ditentukan oleh adanya pertimbangan medis lebih lanjut
– Diagnosis definitif adalah bentuk prosedur diagnostik yang akan mengobati
pasien berdasarkan hasil pemeriksaan menyeluruh

Sebuah diagnosis yang ditinjau dari segi penyakit adalah :


– Diagnosis utama adalah bentuk penyakit yang terutama mempengaruhi pasien
setelah pemeriksaan menyeluruh
– Diagnosis komplikasi adalah suatu bentuk penyakit yang rumit karena berasal
dari penyakit utama
– Diagnosis kedua adalah bentuk penyakit yang menyertai diagnosis utama
sehingga penyakit utama hadir sebelum menemukan diagnosis utama

3. Tindakan Medis
– Tindakan medis merupakan intervensi medis pada seseorang yang didasarkan
pada indikasi medis tertentu dan dapat menyebabkan gangguan pada integritas
jaringan atau organ. Tindakan ini dapat berupa:
– Langkah-langkah terapi yang memiliki tujuan untuk perawatan
– Tindakan diagnostik untuk mengkonfirmasi atau mendiagnosis diagnosis
penyakit.
– Tindakan medis adalah tindakan yang diambil ketika pasien yang terkena telah
mencapai kesepakatan tentang tindakan medis.

Rangkuman
Anamnesis adalah bentuk wawancara sederhana di antara tenaga medis dengan pasien
yang bertujuan untuk mengingat kembali perjalanan alamiah dari penyakit dan
mendapatkan segala informasi yang mendukung tegaknya diagnosis. Informasi yang
diperoleh anamnesis bisa dari autoanamnesis melalui wawancara langsung pada
pasien dan heteroanamnesis dengan mewawancarai keluarga, kerabat maupun orang-
orang terdekat dari pasien. Usahakan untuk selalu melakukan autoanamnesis agar
mendapat kondisi riil dari penyakit pasien dengan bahasa yang terbuka, tanpa tekanan,
dan peran tenaga medis sebagai pengarah atau penanya.

4
Tugas
1. Tugas Tersruktur
Petunjuk/Langkah Pembelajaran
Jawablah Pertanyaan dibawah ini menurut jawaban kamu yang benar !!
1. Seorang perempuan, umur 22 tahun, datang untuk pertama kalinya ke BPM
dengan keluhan tidak haid 2 bulan. Hasil anamnesis: menikah 4 bulan yang lalu
dan melakukan hubungan seksual secara rutin. Hasil pemeriksaan: TD 120/80
mmHg, N 80 x/menit, P 20 x/menit, TFU belum teraba, Hasil pemeriksaan
penunjang HCG urine (+). Fokus tujuan apakah yang dilakukan oleh bidan pada
kasus tersebut?
a. Memastikan kehamilan ibu
b. Deteksi dini kelainan letak
c. Membangun hubungan baik
d. Adaptasi Penerimaan kehamilan
e. Pencegahan emesis gravidarum
Pembahasan Soal :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
2. Salah satu dibawah ini pengobatan anamnesis adalah, kecuali….
a. Terapi okupasi
b. Teori kognitif
c. Pemberian vitamin atau suplemen
d. Tidak ada obatnya
e. Anamnesis

Pembahasan Soal :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………

5
3. Yang termasuk gejala dari anamnesis adalah….
a. Namnesis anterograde, namnesis retrograde
b. Namnesis kognitif, namnesis anterograde
c. Namnesis okulatif, namnesis kognitif
d. Namnesis okulatif
e. Namnesis anterograde

Pembahasan Soal :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………

6
4. Seorang perempuan, umur 24 tahun, G1P0A0 hamil 36 minggu, datang ke
BPM untuk kunjungan ulang. Hasil anamnesis: ibu mudah lelah. Hasil
pemeriksaan: TD 120/70 mmHg, N 80x/menit, P 20 x/menit, S 36,5 0C, TFU
30 cm, DJJ 164 x/menit, Hb 10 gram%, protein urine (-) Tindakan awal
apakah yang paling tepat dilakukan bidan pada kasus tersebut :
a. Melakukan rujukan
b. Memasang infus RL
c. Resusitasi intrauterine
d. Konseling persiapan gawat darurat
e. Melakukan kolaborasi dengan dokter
Pembahasan Soal :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………

5. Seorang perempuan, umur 25 tahun, G1P0A0, hamil 24 minggu, datang ke


BPM untuk kunjungan ulang . Hasil anamnesis: sering merasa lelah dan
mudah mengantuk, gerakan janin dirasakan aktif. Hasil pemeriksaan:
konjungtiva merah muda, TD 120/80 mmHg, N 80 x/ menit, P 20 x/menit,
TFU setinggi pusat, ballotement (+), DJJ 120 x/menit. Pemeriksaan penunjang
apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
a. Hemoglobin
b. Glukosa urin
c. Reduksi urin
d. Inspekulo
e. USG
Pembahasan Soal :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………

7
2.Kegiatan Mandiri
Petunjuk/Langkah Pembelajaran : Mahasiswa Membuat SOP tentang tahapan
anamnesis.
Bentuk Laporan Tugas : Dikerjakan Dalam bentuk ketikan Time New Roman font
12, spasi 1,5 dan kertas ukuran A4.

8
TOPIK 2
PEMERIKSAAN FISIK
Debora Lestari Simamora,SST,MKM

I. Pengertian Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dimulai dari ujung rambut sampai
ujung kaki pada setiap sistem tubuh yang memberikan informasi objektif tentang
klien. Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara awal untuk mengetahui gejala
atau masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan fisik
memungkinkan petugas kesehatan untuk mengkaji pola yang mencerminkan
masalah kesehatan dan mengevaluasi perkembangan klien sejalan dengan terapi.

II. Tujuan Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan fisik lengkap dilakukan sebagai skrining rutin untuk meningkatkan
prilaku sejahtera dan sebagai tindakan preventif. Pemeriksaan fisik dilakukan
dengan tujuan untuk :
1. Mengumpulkan data dasar tentang kesehatan pasien
2. Menambah informasi atau menyangkal data yang diperoleh dari riwayat
pasien
3. Mengidetifikasi masalah pasien
4. Menilai perubahan status pasien
5. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah diberikan.

III. Persiaapan Pemeriksaan


Periapan lingkungan, alat dan klien yang tapat memastikan pemeriksaan fisik yang
lancar dengan sedikit gangguan. Pemeriksaan yang tidak teratur ketika
mempersiapkan pemeriksaan fisik dapat menyebabkan kesalahan atau ketidak
lengkapan hasil. Persiapan yang harus dimulai dari :
1. Pengendalian infeksi
Selama pemeriksaan petugas dapat menemukan bahwa klien menderita lesi
kulit terbuka atau basah. Tehnik pemeriksaan menyebabkan petugas melakukan
kontak dengan cairan dan luka tubuh. Tindakan kewaspadaan standar harus
digunakan selama pemeriksaan sebagai tindakan preventif infeksi nasokomial.
Sarung tangan harus digunakan selama palpasi dan perkusi untuk mengurangi
9
kontak dengan mikroorganisme. Jika klien memiliki drainasi luka yang sangat
banyak, pemeriksa mungkin perlu menggunakan skort.

2. Persiapan lingkungan
Pemeriksaan fisik memerlukan privasi. Kamar periksa yang berperalatan baik
akan lebih disukai. Tetapi, di rumah sakit pemeriksaan biasanya terjadi dikamar
pasien, yang mungkin diperlukan tirai atau pembatas ruangan disekitar tempat tidur
klien. Kamar periksa harus memiliki peralatan yang lengkap untuk semua prosedur
yang diperlukan. Pencahayaan yang adekuat diperlukan untuk penerangan yang
tepat terhadap bagian tubuh. Pencahayaan primer dapat berasal dari cahaya
matahari atau cahaya buatan, selama cahaya tersebut cukup langsung memunculkan
karakteristik kulit tanpa distorsi oleh bayangan. Idealnya kamar pemeriksa pasaien
harus kedap suara agar klien merasa nyman untuk mendiskusikan kondisi mereka.
Petugas menghilangkan sumber kebisingan seperti televisi atau radio, mengambil
langkah untuk mencegah gangguan dari orang lain dan memastikan bahwa kamar
tersebut cukup hangat untuk kenyamanan klien. Terkadang sulit untuk memeriksa
klien yang berada di tempat tidur atau brankar. Meja pemeriksaan khusus membuat
klien mudah dijangkau dan membantu mereka memperoleh posisi nyaman. Meja ini
tinggi dan sempit, sehingga petugas harus membantu klien dengan hati-hati agar
tidak jatuh pada saat naik dan turun dari meja tersebut. Klien yang konfulsi, gelisah
atau tidak kooperatif tidak boleh ditinggal sendiri tanpa pengawasan diatas meja
pemeriksaan tersebut.
Meja pemeriksaan seringkali keras dan tidak nyaman, saat klien terelentang,
bagian kepala meja dapat ditinggikan 30 derajat, klien dapat juga diberi bantal kecil.
Ketika memeriksa klien di tempat tidur, petugas dapat meninggikan tempat tidur
agar lebih mudah menjangkau bagian tubuh.

3. Persiapan alat
Mencuci tangan dilakukan sebelum menyiapkan alat dan pemeriksaan.
Mencuci tangan dapat mengurangi perpindahan kuman. Peralatan yang diperlukan
untuk pemeriksaan harus bersih, siap pakai dan diatur sedemikian rupa untuk
mempermudah penggunaan. Jika dapat, alat tersebut harus dijaga agar tetap hangat.
Diagframa stetoskop dapat diusap-usap diantara tangan sebelum ditempelkan ke
kulit, spekulum vagina harus dialiri air hangat. Semua alat harus diperiksa untuk
10
mengetahui ketepatan fungsinya. Oftalmoskop memerlukan baterai dan bola lampu
yang baik.
Peralatan dan bahan yang biasanya digunakan adalah :
- Lidi kapas
- Cytobrush
- Bantal Kecil
- Selimut Bagan mata
(snellen chart)
- Senter dan lampu sorot
- Formulir
- Sarung tangan (bersih
atau steril)
- Skort untuk klien
- Pelumas larut air
- Oftalmoskop
- Otoskop
- Slide preparat
- Palu perkusi
- Skala dengan meteran
pengukuran tinggi
- Stigmomanometer dan
manset
- Stetoskop
- Termometer
- Tisu
- Garpu tala
- Spatel lidah
- Speculum vagina
- Jam tangan detik atau
display digital

11
4. Persiapan klien
- Persiapan fisik
Kenyamanan fisik klien merupakan hal penting bagi keberhasilan
pemeriksaan. Sebelum memulai pemeriksaan tanyakan apakah klien perlu ke
toilet terlebih dulu. Kandung kemih dan usus yang kosong mempermudah
pemeriksaan abdomen, genitalia dan rektum, dan memberikan kesempatan untuk
menampung specimen urine atau fekal
Pemeriksaan fisik termasuk memastikan bahwa klien sudah diberi pakaian
dan selimut yangtepat. Klien berada di rumah sakit cenderung hanya
menggunakan skort sederhana.
Untuk klien rawat jalan, instruksikan klien untuk membuka pakaian dan
skort penutup yang tipis. Jika pemeriksaan terbatas pada system tertentu, maka
klien tidak perlu membuka semua pakaiannya. Klien harus memiliki privasi ketika
membuka pakaian dan memiliki banyak waktu untuk menyelesaikannya. Masuk
ke ruangan pada saat klien membuka pakaian akan menyebabkan rasa malu.
Selimut dan skort terbuat dari linen atau kertas sekali pakai. Setelah klien
membuka pakaian dan memakai skort, mereka harus duduk atau berbaring di atas
meja periksa dengan selimut di pangkuan atau ekstremitas bawah. Pemeriksa
memastikan bahwa klien tetap hangat dengan mencegah angina, mengatur suhu
ruangan, dan memberi selimut hangat. Klien dengan penyakit virus atau lansia
lebih rentan terhadap menggigil. Petugas harus menanyakan apakah merasa
nyaman. Klien dapat menjadi lebih rileks jika diberi bantal. Selama pemeriksaan,
petugas meminta klien memposisikan diri ke posisi yang tepat sehingga bagian
tubuh dapat dijangkau dan klien tetap merasa nyaman.
Kemampuan klien untuk melakukan posisi tersebut bergantung pada
kekuatan fisik, mobilitas, usia dan kesejahteraan mereka. Banyak dari posisi
tersebut bersifat memalukan dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Oleh karena itu
klien hanya boleh berada pada posisi tersebut sebatas yang diperlukan saja.
Pemeriksa menjelaskan posisi dan membantu klien ke posisi tersebut. Selimut
diatur sedemikian rupa untuk memastikan bahwa area yang diperiksa dapat
dijangkau dan bahwa tidak ada bagian tubuh lain yang terbuka.

12
Lebih dari satu posisi dapat dipergunakan untuk melakukan pemeriksaan
pada bagian tubuh yang sama (misal : posisi terlentang dan duduk untuk
pengkajian toraks anterior), sehingga petugas dapat memilih terlebuih dahulu
posisi yang memberi akses dan keakuratan yang lebih besar dalam mengkaji
bagian tubuh (duduk untuk toraks anterior). Tetapi, jika klien terlalu lemah atau
secara fisik tidak mampu melakukan posisi tersebut, petugas dapat memilih posisi
alternatif.
- Persiapan psikologis
Klien mudah merasa malu jika dipaksa menjawab pertanyaan yang sensitif
tentang fungsi tubuh atau ketika bagian tubuh dipajankan dan diperiksa.
Kemungkinan pemeriksa akan menemukan sesuatu yang abnormal juga
menimbulkan kecemasan sehingga menurunkan kecemasan ini merupakan
prioritas pertama sebelum melakukan pemeriksaan. Sikap yang kaku dan formal
menghambat kemampuan klien untuk berkomunikasi, tetapi gaya yang terlalu
biasa juga menghambat munculnya keyakinan. Penjelasan yang menyeluruh
membuat klien tahu apa yang akan terjadi dan apa yang akan dilakukan sehingga
mereka dapat bekerjasama.
Petugas menjelaskan terlebih dahulu pemeriksaaan tersebut dengan istilah
umum. Gunakan istilah sederhana ketika menjelaskan langkah – langkah
pemeriksaan. Istilah yang sulit akan membingungkan klien dan menambah
ketakutan. Nada, suara dan ekspresi wajah juga harus rileks agar klien merasa
lebih nyaman. Anjurkan klien untuk bertanya dan mengatakan ketidaknyamanan
yang dirasakan selama pemeriksaan.
Pastikan melakukan pemeriksaaan secara profesional dan etis terutama
pada pemeriksaan organ seksual, hadirkan orang ketiga yang berjenis kelamin
sama dengan klien sebagai saksi apabila pemeriksa berbeda jenis kelamin dengan
klien.
Selama pemeriksaan perhatikan respon emosi klien observasi, ekspresi
wajah klien adalah ketakutan atau kekhawatiran dan adakah gerakan tubuh yang
menunjukkan kecemasan. Petugas harus tetap tenang dan menjelaskan dengan
jelas setiap langkah pemeriksaan. Hentikan pemeriksaan apabila klien merasa
cemas, takut atau tidak nyaman, jangan paksa klien untuk melanjutkan
pemeriksaan. Tunda pemeriksaan sampai beberapa waktu dan klarifikasi tujuan

13
pemeriksaan dan bagaimana pemeriksaan itu dilakukan apabila ketakutan muncul
karena kesalahan konsep. Hasil pemeriksaan dapat bermanfaat dan lebih akurat
jika klien bekerja sama dan rileks.

IV. Pengaturan Pemeriksaan


Tanpa memperhatikan usia klien pemeriksaan fisik mengikuti sebuah
pendekatan yang serupa. Pemeriksaan fisik terdiri dari pengkajian individu untuk
setiap sistem tubuh. Luasnya pemeriksaan bergantung pada tujuan dan kondisi
klien. Pemeriksaan harus sistematis dan terorganisisr dengan baik sehingga
pengkajian penting tidak terlewatkan. Cara melakukan pemeriksaan fisik yang
terorganisir adalah :
1. Bandingkan kedua sisi tubuh untuk kesimetrisan
2. Jika klien menderita penyakit yang serius, pertama kaji sistem tubuh yang
lebih berisiko menjadi abnormal
3. Jika klien menjadi keletihan tawarkan periode istirahat diantara pemeriksaan
4. Lakukan prosedur yang menyakitkan mendekati akhir pemeriksaan
5. Catat hasil pemeriksaa dalam istilah ilmiah dan anatomi yang spesifik
sehingga semua professional dapat menginterpretasikan hasil tersebut
6. Gunakan singkatan medis yang umum dan sudah diterima
7. Buat catatan yang cepat selama pemeriksaan agar klien tidak menunggu,
lengkapi semua observasi diakhir pemeriksaan
8. Formulir pemeriksaan fisik memungkinkan pencatatan informasi dalam
urutan yang sama dengan cara informasi tersebut dikumpulkan

V. Tehnik Pemeriksaan Fisik


Keterampilan pemeriksaan dan pengkajian fisik menjadi alat kuat bagi
petugas kesehatan untuk mendeteksi perubahan baik halus maupun nyata yang
terjadi pada kesehatan klien. Keterampilan pemeriksaan fisik memungkinkan
bidan untuk mendapat hasil pengkajian yang lebih komprehensif dan relevan.
Dalam melakukan pemeriksaan fisik terdapat tehnik atau keterampilan dasar yang
perlu dipahami, diantaranya :

14
1. Inspeksi
Inspeksi merupakan proses pengamatan atau observasi untuk mendeteksi
masalah kesehatan pasien. Cara paling efektif untuk melakukan inspeksi
adalah :
a. Atur posisi sehingga bagian tubuh dapat diamati secara detail
b. Berikan pencahayaan yang cukup
c. Lakukan inspeksi pada area untuk ukuran, bentuk, warna,
kesimetrisan, posisi dan abnormalitasnya
d. Bandingkan area sisi tubuh dengan bagian tubuh lainnya
e. Jangan lakukan secara terburu-buru
Selama melakukan inspeksi selalu memberikan perhatian pada klien.
Perhatikan semua gerakan dan lihat dengan seksama bagian tubuh dan area
yang sedang diinspeksi. Setelah bagian tubuh selesai dilakukan, hasilnya dapat
mengindikasikan pemeriksaan lebih lanjut.

2. Palpasi
Palpasi merupakan pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba, yaitu
tangan, untuk menentukan ketahanan, kekenyalan, kekerasan, tekstur dan
mobilitas. Palpasi dibutuhkan kelembutan dan sensitivitas, untuk itu
hendaknya menggunakan :
• Permukaan palmar jari :
Untuk mengkaji posisi, tekstur, konsisitensi, bentuk masa dan pulsasi
• Bagian belakang tangan dan jari :
Untuk mengkaji temperature atau suhu
• Telapak tangan dan permukaan ulnar tangan :
Untuk mengkaji getaran
Selama pemeriksaan pastikan pasien rileks dengan posisi nyaman, karena
ketegangan otot selama palpasi mengganggu keefektifannya. Klien menyukai
tangan yang hangat, kuku pendek, dan pendekatan yang lembut. Area yang
lunak harus dipalpasi terakhir, minta klien untuk menunjukan area-area yang
lebih sensitif dan mencatat adanya tanda nonverbal ketidaknyamanan.
Palpasi dapat berupa palpasi ringan atau palpasi dalam dan dikendalikan
dengan jumlah tekanan yang diberikan melalui jari atau tangan.

15
• Palpasi ringan
Tekanan taktil secara perlahan, lembut dan hati-hati. Palpasi ringan pada
struktur seperti abdomen dilakukan untuk menentukan area nyeri tekan
Tangan petugas diletakkan diatas bagian yang akan diperiksa dan ditekan
kira-kira 1 cm (area yang nyeri diperiksa lebih jauh)
Sensasi sentuhan lebih terasa dengan tekanan yang ringan dan intermiten,
tekanan yang berat dan lama menyebabkan hilangnya sensitifitas di
tangan petugas
• Palpasi dalam
Digunakan untuk memeriksa kondisi organ, seperti yang ada dalam
abdomen.
Tekan area yang sedang diperiksa kira-kira 2-4 cm, tekanan yang lama
dapat menyebabkan cedera interna

Dalam pemeriksaan palpasi pertimbangkan kondisi klien dan area tubuh


yang dipalpasi, alasan menggunakan palpasi, dan harus mampu
membedakan dan menginterprestasikan makna dari yang dirasakan. Arteri
vital tidak dipalpasi dengan tekanan yang menghambat aliran darah.

3. Perkusi
Perkusi merupakan cara pemeriksaan dengan melakukan pengetukan pada
bagian tubuh dengan ujung-ujung jari untuk mengetahui ukuran, batasan,
konsistensi organ-organ tubuh, dan menentukan adanya cairan dalam
rongga tubuh. Perkusi mungkin merupakan pengkajian yang jarang
digunakan, tetapi dapat membantu menginformasikan hasil pemeriksaan
yang lain.
Metode
a. Perkusi langsung :
• Pengetukan permukaan tubuh dengan satu atau dua jari
b. Perkusi tidak langsung :
• Menempatkan jari tengah tangan non-dominan (pleksimeter)
diatas permukaan tubuh, dengan telapak tangan dan jari tangan
lain tidak pada permukaan kulit, ujung jari tengah tangan

16
dominant (pleksor) mengetuk bagian dasar sendi distal dari
pleksimeter.
• Mengetuk dengan cepat dan tajam debngan jari pleksor, jaga
agar lengan atas tetap stabil. Pergelangan tangan tetap rileks
untuk memberi ketukan tepat
• Setelah jari tersebut diketuk, pergelangan tangan di tarik ke
belakang. Jika ketukan tidak tajam, pleksimeter akan longgar
atau telapak tangan bersandar dipermukaan tubuh, bunyi akan
lembab atau pelan, mencegah transmisi bunyi ke struktur utama.
Kekuatan yang sama harus diberikan pada setiap area sehingga
perbandingan bunyi yang akurat dapat dibuat. Melalui perkusi, lokasi ukuran,
densitas struktur dapat ditentukan. Perkusi membantu memastikan abnormalitas
yang didapat dari pemeriksaan sinar-x atau pengkajian melalui palpasi dan
auskultasi.
Perkusi melibatkan pengetukan satu objek terhadap objek lainnya, oleh
karena itu perkusi menghasilkan vibrasi dan gelombang bunyi. Ketika pemeriksa
mengetuk permukaan tubuh dengan jari, vibrasi ditransmisikan melalui jaringan
tubuh. Gelombang bunyi terdengar sebagai nada perkusi yang muncul dari vibrasi
4-6 cm di dalam jaringan tubuh. Karakter bunyi tergantung pada densitas jaringan.
Perkusi menghasilkan lima jenis bunyi : timpani, resonansi, hiperesonansi, pekek,
dan flatness. Setiap bunyi dihasilkan oleh jenis jaringan tertentu dan dinilai
berdasrkan intensitas nada, durasi dan kualitas.

4. Auskultasi
Auskultasi merupakan cara pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang
dihasilkan oleh tubuh, terutama organ dalam, melalui alat stetoskop. Untuk
mengauskultasi dengan benar dengarkan bunyi tersebut ditempat tenang,
dengarkan bunyi dan karakteristikya. Selain itu diperlukan ketajaman
pendengaran yang baik, stetoskop yang baik, dan pengetahuan penggunaan
stetoskop dengan tepat.

17
Dalam melakukan auskultasi perlu diperhatikan beberapa karakteristik bunyi
berikut ini :
a. Frekuensi atau jumlah siklus gelombang bunyi perdetik yang dihasilkan oleh
benda yang bergetar. Semakin tinggi frekuensinya, semakin tinggi nada bunyi
dan sebaliknya.
b. Kekerasan atau amplitudo gelombang bunyi. Bunyi yang terauskultasi
digambarkan sebagai keras atau pelan.
c. Kualitas atau bunyi – bunyian dengan frekuensi dan kekerasan yang sama
dari sumber yang berbeda. Istilah seperti tiupan atau gemuruh
menggambarkan kualitas bunyi.
d. Durasi atau lamanya waktu bunyi itu berlangsung. Durasi bunyi adalah
pendek, sedang atau panjang. Lapisan jaringan lunak mengendapkan durasi
bunyi dari organ internal dalam. Pemeriksaan secara Auskultasi penting saat
pemeriksaan respirasi, kardiovaskuler, dan saluran pencernaan.

Rangkuman
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dimulai dari ujung rambut sampai
ujung kaki pada setiap sistem tubuh yang memberikan informasi objektif tentang
klien Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara awal untuk mengetahui gejala
atau masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan fisik
memungkinkan petugas kesehatan untuk mengkaji pola yang mencerminkan
masalah kesehatan dan mengevaluasi perkembangan klien sejalan dengan terapi.
Tujuan Pemeriksaan fisik lengkap dilakukan sebagai skrining rutin untuk
meningkatkan prilaku sejahtera dan sebagai tindakan preventif. Pemeriksaan fisik
dilakukan dengan tujuan untuk Mengumpulkan data dasar tentang kesehatan
pasien, Menambah informasi atau menyangkal data yang diperoleh dari riwayat
pasien, Mengidetifikasi masalah pasien, Menilai perubahan status pasien,
Mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah diberikan.

18
Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk/Langkah Pembelajaran
Jawablah Pertanyaan dibawah ini menurut jawaban kamu yang benar !!

1. Wanita 84 tahun datang ke IGD dengan penurunan kesadaran, sejak beberapa


hari terakhir. Kencing jarang dan sedikit. Riwayat pneumonia sejak 7 hari yang
lalu.Pemeriksaan Fisik: Lethargi, mukosa kering dan kulit kering. Paru: crackles
di kedua lobus bawah kiri. Lab: GDA 800 mg/dL, Na 135 mEq/L, K 4.5 mEq/L,
Cl 115 mEq/L, bicarbonate 18 mEq/L Kegawatdaruratan yang harus segera di
atasi adalah...
a. Antibiotik
b. Oral sodium
c. Terapi insulin
d. Rehidrasi
e. KCl
Pembahasan Soal :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
2. Setelah seorang wanita umur 25 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
beecak kemerahan menetap pada pipi kiri yang dialami setelah berenang di pantai
2 hari yang lalu.Sebelum nya pasien pernah mengalami kekakuan pada tungkai
kaki dan tangan setiap pagi.Ada riwayat artithis dalam keluarga. Hasil tes
laboratorium yang dapat ditemukan dari pemeriksaan darah lengkap yang
dilakukan yaitu....
a. Trombositosis
b. Leukositosis
c. Eritrosis
d. LED
e. Anemia
Pembahasan Soal :

19
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
3. Metode pemeriksaan fisik dengan menggunakan sentuhan atau rabaan disebut...
a. Inspeksi
b. Perkusi
c. Palpasi
d. Auskultasi
e. Pijat

Pembahasan Soal :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
4. Mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien, Menambah informasi
menyangkal data subjektif , Identifikasi masalah klien, Menilai perubahan klien ,
Evaluasi pelaksanaan tindakan. Dari pernyataan di atas merupakan pemeriksaan
fisik pada…
a. Tujuan pemeriksaan fisik
b. Tehnik pemeriksaan fisik
c. Persiapan pemeriksaan fisik
d. Pengertian pemeriksaan fisik
e. Prinsip pemeriksaan fisik

Pembahasan Soal :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

20
2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk/Langkah Pembelajaran : Mahasiswa membuat SOP pemeriksaan
fisik persistem
Bentuk Laporan Tugas : Dikerjakan Dalam bentuk ketikan Time New
Roman font 12, spasi 1,5 dan kertas ukuran A4.

21
Kunci Jawaban
Topik 1
1.D
Pembahasan : Tidak ada obatnya
2.A
Pembahasan : Namnesis anterograde, namnesis retrograde
3.C
Pembahasan : Membangun hubungan baik
4.C
Pembahasan : Resusitasi intrauterine
5.A
Pembahasan : Hemoglobin

Topik 2
1. D
Pembahasan : Antibioti
2. E
Pembahasan : Anemia
3. A
Pembahasan : Palpasi
4. C
Pembahasan : Tujuan Pemeriksaan
5. C
Pembahasan : Misoprostol

22
Daftar Pustaka

Chapman, V. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran. Jakarta. EGC.


Cuningham, FG., et al, 2013. Obstetri Williams. Jakarta: EGC.
JNPKKR. Auhan Persalinan Normal. JNPKKR 2016
2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini.
JJhplego.
Saifuddin. Panduan Maternal neonatal, JNPKKR, 2012
Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo; 2009

23
BAB II
PEMERIKSAAN PADA IBU HAMIL

PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dimulai dari ujung rambut
sampai ujung kaki pada setiap sistem tubuh yang memberikan informasi objektif
tentang klien Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara awal untuk mengetahui
gejala atau masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan fisik
memungkinkan petugas kesehatan untuk mengkaji pola yang mencerminkan
masalah kesehatan dan mengevaluasi perkembangan klien sejalan dengan terapi.
Tujuan Pemeriksaan fisik lengkap dilakukan sebagai skrining rutin untuk
meningkatkan prilaku sejahtera dan sebagai tindakan preventif. Pemeriksaan fisik
dilakukan dengan tujuan untuk Mengumpulkan data dasar tentang kesehatan
pasien, Menambah informasi atau menyangkal data yang diperoleh dari riwayat
pasien, Mengidetifikasi masalah pasien, Menilai perubahan status pasien,
Mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah diberikan.

B. Deskripsi Materi
Materi yang akan dibahas pada BAB II ini ada 3 topik, yaitu Pemeriksaan
Fisik pada ibu hamil, Pemeriksaan Fisik pada ibu hamil Trimester 1,
Pemeriksaan Fisik pada ibu hamil Trimester II dan IIII

C. Kemampuan/Tujuan Akhir yang Diharapkan


Mahasiswa mampu menjelaskan Pengertian pemeriksaan pada ibu hamil , Tujuan
Pemeriksaan pada ibu hamil, Alat-alat pemeriksaan ibu hamil,,Prosedur
pemeriksaan ibu hamil

D. Uraian Materi
Topik 1: Pemeriksaan pada ibu hamil
Topik 2 : Pemeriksaan pada ibu hamil Trimester I
Topik 3 : Peemriksaan pada ibu hamil Trimester II,III

24
TOPIK 1
PEMERIKSAAN PADA IBU HAMIL
Debora Lestari Simamora,SST,MKM

I. Pengertian Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil


Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dilakukan pada bagian tubuh
dari kepala sampai kaki. Kehamilan merupakan suatu proses pembuahan dalam
rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang
tumbuh normal di dalam rahim ibu. Pemeriksaan fisik tidak hanya bermanfaat
bagi ibu hamil, termasuk janin yang dikandungnya. Rangkaian pemeriksaan ini
bisa mendeteksi secara dini bila ada kelainan kehamilan. Sehingga bisa segera
diterapkan tindakan penanganan yang tepat. Tumbuh kembang buah hati juga
lebih terpantau dengan baik, sehingga bisa mencegah bayi lahir mati, berat badan
bayi rendah, lahir prematur dan mencegah bayi mati saat baru lahir.
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan sedikitnya sekali saat trimester pertama
dan sebulan sekali saat trimester kedua. Sedangkan kalau usia kehamilan 28
minggu pemeriksaan diterapkan 3 minggu sekali, 32 minggu 2 minggu sekali dan
38 minggu seminggu sekali. Pemeriksaan fisik pada kehamilan dapat dilakukan
dengan beberapa pemeriksaan. Secara umum meliputi pemeriksaan umum dan
pemeriksaan kebidanan.

II. Tujuan Pemeriksaan Pada Ibu Hamil


Mengumpulkan informasi mengenai ibu untuk membantu kita dalam membangun
hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi, dan merencanakan
asuhan khusus yang dibutuhkan.
Mengkaji tingkat kesehatan
Menetapkan catatan dasar standar pembanding kemajuan kehamilan
Identifikasi faktor risiko
Diskusi kehamilan yg sdg berlangsung (kekhawatiran, dsb)
Nasihat perawatan selama hamil
Membina hubungan saling percaya

III. Alat-alat Pemeriksaan pada Ibu Hamil

25
1. Tensimeter dan stetoskop
2. Timabangan badan
3. Lenec / doppler
4. Senti meter
5. Fasilitas cuci tangan
6. Kain penutup daeah perut
7. Buku untuk pendokumentasian

IV. Prosedur Pemeriksaan Ibu Hamil

Langkah Langkah Gambar


1. Tanyakan Riwayat Kehamilan
Sekarang
• Tanyakan bagaimana perasaan
ibu sejak kunjungan terakhir
• Tanyakan tentang gerakan janin
dalam 24 jam terakhir ini
• Tanyakan tentang keluhan atau
ketidak nyamanan kehamilan
• Tanyakan tanda tanda bahaya
yang mungkin dialami ibu
Key point
• Sikap bidan ramah, sabar

2. Penimbangan Berat Badan


Dan Pengukuran Tekanan
Darah
• Lakukan penimbangan berat
badan ibu
• Lakukan pengukuran tekanan
darah
Key point
• Lakukan dengan tepat

26
3. Menjelaskan Prosedur
Jelaskan semua prosedur
pemeriksaan

Key point
• Pastikan ibu jelas terhadap
prosedur pemeriksaan

4. Menyiapkan Peralatan
Siapkan semua alat

Key point
• Pastikan alat dalam keadaan
baik dan bersih

5. Cuci Tangan
• Cuci Tangan,keringkan dengan
27
handuk

Key point
• Lepas semua perhiasan
• Gunakan air mengalir

6. Menyiapkan pasien
• Anjurkan ibu intuk tidur
ditempat tidur
• Jaga privasi pasien

Key point
• Pastikan pasien merasa nyaman

7. Pemeriksaan Kepala dan leher


• Periksa odema pada wajah
• Periksa mata
- Kelopak bagian bawah
- Sklera
• Periksa leher
- Pembesaran kelenjar thyroid
- Pembesaran kelenjar limfe

Key point
Dilakukan untuk mendeteksi
penyakit pre-eklamsi, anemia,
tiroid.

8. Pemeriksaan Payudara

28
• Dengan posisi tangan ibu
disamping, periksa payudara :
- Bentuk, ukuran,
kesimetrisan
- Putting payudara menonjol
atau masuk kedalam
• Saat tangan klien diangkat ke atas
kepala, periksa payudara untuk
mengetahui retraksi
• Ibu berbaring dengan tangan kiri
diatas, lakukan palpasi secara
sistematis pada payudara sebelah
kiri (lakukan bergantian) untuk
melihat:
- Massa
- Pembesaran pembuluh limfe

Key point
Dilakukan untuk mengetahui
ketidak normalan pada payudaara
ibu seperti, putting yang kecil
(masuk kedalam), tumor ataupun
kanker
9. Palpasi Abdomen
Leopold 1
• Bidan berada disebelah kanan
ibu
• Pemeriksa menghadap kearah
muka ibu
• Anjurkan ibu untuk menekuk
kedua kakinya dengan sudut 450
• Meraba perut dengan kedua
belah tangan menyusur dari
29
samping kearah fundus uteri
untuk menentukan tinggi fundus
uteri dan bagian janin yang
berada didalam fundus uteri
tersebut:
- Jika kepala difundus teraba
bulat keras dan melenting
- Jika bokong di fundus teraba
tidak bulat, tidak keras dan
tidak melenting
• Ukur jarak antara simpisis
dengan fundus uteri dengan
menggunakan metlin (pada saat
pengukuran, minta ibu untuk
meluruskan kedua kakinya)

Key point
• Lakukan dengan lembut dan
hati-hati
• Pastikan perabaan pada fundus
• Lakukan fiksasi pada fundus

Leopold II
• Bidan tetap berada disebelah
kanan ibu dan masih menghadap
kearah muka ibu
• Kedua kaki ibu ditekuk kembali
dengan sudut 450
• Pemeriksa meletakkan kedua
telapak tangan di kedpua sisi
abdomen, salah satu tangan
menahan pada satu sisi perut dan
tangan lain meraba sambil

30
membandingkan, untuk
menentukan batas samping
uterus dan bagian janin
(punggung) , pada letak
membujur dapat ditetapkan
punggung anak dan pada letak
lintang tentukan dimana kepala
janin
Key point
• Pastikan tangan pada posisi saat
menahan sisi perut dan meraba
bagian sisi perut dengan benar
• Punggung anak teraba teraba
rata dengan tulang iga seperti
papan cuci

Leopold III
• Bidan masih berada disebelah
kanan ibu dan menghadap
kearah muka ibu
• Tangan kiri menahan fundus
uteri
• Tangan kanan diletakkan diatas
sympisis pubis dengan posisi
seperti mencekap bola.
• Bagian terendah janin dicekap
dan digerakkan terhadap panggul
• Dilakukan untuk menentukan
bagian terbawah janin dan
menentukan apakah bagian
terbawah janin tersebut sudah
masuk PAP atau masih bisa
digoyangkan

31
Key point
• Pastikan jari tangan bagian
kanan mencekap dengan benar
dan dapat merasakan bagian apa
yang terdapat diatas simpisis
pubis

Leopold IV
• Pemeriksa menghadap kearah
kaki ibu
• Kedua tangan diletakkan
disegmen bawah rahim untuk
menetapkan bagian terendah
janin yang masuk ke pintu atas
panggul.
• Jika sebagian besar dari bagian
terendah sudah masuk PAP maka
tangan pemeriksa divergen dan
jika sebagian besar dari bagian
terendah belum masuk PAP
maka tangan pemeriksa
konvergen

Key Point
• Pastikan kepala sudah memasuki
PAP (pintu atas panggul)
10. Auskultasi
Periksa Denyut Jantung janin
• Kaki ibu diluruskan sehingga
punggung janin lebih dekat
dengan dinding perut ibu
• Puntum maksimum denyut
32
jantung janin ditetapkan disekitar
scapula
• Denyut jantung janin dihitung
selama 1 menit, jumlah normalnya
120 – 140 x/mnt

Key point
• Pastikan terlebih dahulu letak
bayi dan letak punggung bayi

11. Pemeriksaan Tangan dan


Kaki
• Periksa apakah tangan dan kaki
- Odema
- Pucat pada kuku
• Periksa dan raba kaki untuk
mengetahui adanya varices

Key point
Dilakukan untuk mendeteksi
penyakit pre-eklamsi dan anemia

12. Pemeriksaan Genetalia Luar


• Bantu ibu untuk ambil posisi
untuk pemeriksaan genetalia luar
• Pakai sarung tangan
• Lakukan vulva higine
• Pisahkan labia minora, klitoris,
lubang uretra, dan introitus
vagina untuk melihat luka atau
varises
• Lakukan palpasi pada kelenjar
33
bartolini untuk mengetahui
pembengkakan, kista, cairan

Key point
Perhatikan kenyamanan dan reaksi
atau ekspresi ibu
13. Cuci Tangan
Lakukan cucitangan dengan benar
Key point
• Lakukan dengan sabun dan air
mengalir

14. Menjelaskan Hasil


Pemeriksaan
• Jelaskan hasil pemeriksaan pada
ibu
• Lakukan konseling
• Jadwalkan kunjungan ulang

Key point
• Jelaskan sampai ibu mengerti

15. Dokumentasi
• Catat hasil pemeriksaan
• Catat respon pasien

Key point
• Lakukan secara lengkap dan
rapi

34
Rangkuman
Pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental
serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas,
sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi
juga mental. Kunjungan antenatal care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke
bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan atau asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan antenatal
(ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu
melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendaoatkan diagnosis kehamilan
intrauterin, serta tidak adanya masalah atau komplikasi

Tugas :
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk/Langkah Pembelajaran
• Jawablah Pertanyaan dibawah ini dengan benar kemudian diberikan
pembahasan dari setiap option dan jawaban
• Laporan di ketik dalam ketas HVS (Msword) dengan font arial 12 Spasi 1.5
dan mengunakan cover berisi tugas,nama ,nim dan prodi.
Kasus
Seorang perempuan datang tanggal 28 Mei 2019 untuk memeriksakan
kehamilannya ke klinik untuk yang pertama kalinya.Menurut ibu tersebut ia hamil
3 bulan. HPHT 12 Maret 2019, keluhan yang muncul adalah mual dan muntah
pada pagi hari.

Soal
1. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan bidan untuk menegakkan diagnosa
adalah….
A. Pemeriksaan darah
B. Pemeriksaan USG
C. Pemeriksaan plano test
D. Pemeriksaan protein urin
E. Pemeriksaan glukosa urin

Pembahasan Soal :
……………………………………………………………………………
35
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
2. Kehamilan ibu tersebut termasuk dalam trimester…..
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

Pembahasan Soal :
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

3. Anjuran apa yang tepat diberikan kepada kasus diatas berdasarkan keluhan
yang dirasakan
A. Makanporsibesar
B. Minum tablet sulfas ferosus
C. Minumkalsiumdosistinggi
D. Mengkonsumsi tablet vitamin E
E. Makan porsi kecil, frekuensi lebih sering

Pembahasan Soal :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
4. Waktu kunjungan ulang yang tepat pada kasus diatas adalah
A. Satu minggu
B. Dua minggu
C. Satu bulan
D. Dua bulan lagi
E. 3 bulan lagi

Pembahasan Soal :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

36
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
5. Kebijakan kunjungan ulang ANC menurut WHO minimal…
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. 4 kali
e. 5 kali

Pembahasan Soal :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

2. Kegiatan Mandiri
Mahasiswa mencatat soal vingget terkait topik pemeriksaan fisik pada ibu hamil
sebanyak 5 soal kemudian diberikan pembahasan beserta referensi.
Petunjuk/Langkah Pembelajaran :
Soal diketik ke file word dengan font arial ukuran 11, spasi 1,5
Bentuk Laporan Tugas : Dikerjakan Dalam bentuk ketik kemudian setiap soal
diberikan pembahasan dan referensi. Cover berisi tugas,nama ,nim dan prodi.
Tugas dikumpulkan paling lambat 1 minggu ke email hilbramgavriel@gmail.com

37
TOPIK 2
PEMERIKSAAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I
Debora Lestari Simamora,SST,MKM

I. Pemeriksaan riwayat kesehatan


Tujuan
a. Mendeteksi komplikasi
b. Menentukan normalitas kehamilan
c. Menghitung usia kehamilan
d. Memperkirakan tanggal persalinan
e. Membuat rencana khusus untuk asuhan bagi ibu

Riwayat Kesehatan (Anamnesa)


a. Biodata
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
- HPHT dan apakah normal
- Gerak janin
- Masalah atau tanda-tanda bahaya
- Keluhan2 lazim pada kehamilan
- Penggunaan obat2an termasuk jamu
- Kekhawatiran yang dirasakan

Riwayat kebidanan yang lalu


- Jlm kehamilan, anak lahir hidup, pers aterm, pers prematur,
abortus, pers tindakan.
- Riw. Perdarahan
- Hipertensi
- BBL sebelumnya <2,5kg at >4 kg
- Masalah lain yang dialami

Riwayat Kesehatan (dahulu & skrg)


- Masalah kardiovaskuler
- Hipertensi

38
- Diabetes
- Malaria
- PMS atau HIV/AIDS
- Imunisasi tetanus
- Asma
- Ginjal
- Epilepsi,dll

Riwayat Kesehatan Keluarga


- Penyakit Kronis
- Penyakit Keturunan

Riwayat Sosial Ekonomi


Status perkawinan
Respon orang tua & keluarga
Riwayat KB
Dukungan keluarga
Pengambilan keputusan dlm keluarga
Kebiasan makan dan gizi
Kebiasaan hidup sehat
Beban kerja & kegiatan sehari-hari
Tempat melahirkan & penolong yang diinginkan

II. Pemeriksaan fisik head to too


1) Pemeriksaan fisik umum
- TB
- BB
- Tanda Vital (TD, Nadi, Suhu)
2) Kepala & Leher
- Edema di wajah
- Ikterus dan pucat pada mata
- Mulut pucat
- Pembengkakan sal.limfe & kel.tiroid

39
3) Tangan & kaki
- Edema jari tangan
- Kuku jari pucat
- Varises vena
- Reflek-reflek
4) Payudara
- Ukuran, simetris
- Puting
- Pengeluaran
- Retraksi/dimpling
- Massa
- Nodul axilla
5) Abdomen
- Luka bekas operasi
- TFU jika > 12 minggu
- Letak, presentasi, posisi, penurunan kepala jika > 36 minggu
- DJJ jika > 18 minggu
6) Genitalia Luar
- Varises
- Perdarahan
- Luka
- Cairan yang keluar
- Pengeluaran dari uretra & skene
- Kelenjar bartholini (bengkak/massa, cairan)
7) Genitalia Dalam
- Serviks : cairan, luka, kelunakan, posisi, mobilitas,
tertutup/membuka
- Vagina : cairan, luka, darah
- Ukuran Adneksa, bentuk, posisi, nyeri, kelunakan, massa (pd trim
I)
- Uterus : ukuran, bentuk, posisi, mobilitas, kelunakan, massa (pd
trim I)
- Perkiraan luas panggul : pd kehamilan > 36 mgg

40
III. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa fungsi ginjal ibu hamil, sekaligus
memeriksa kadar gula darah. Jika ditemukan adanya kandungan protein, maka
kemungkinan besar ibu hamil akan mengalami preeklampsia yang berbahaya.
Pemeriksaan kadar gula darah juga penting untuk mencegah diabetes pada ibu
b. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu hamil
secara umum. Caranya adalah dengan pemeriksaan AFP (alpha fetoprotein) pada
usia kehamilan antara 15 - 20 minggu. Kadar AFP dipantau untuk memastikan
apakah saluran saraf tulang belakang janin mengalami gangguan atau tidak

IV. Pemeriksaan Uji Torch (Toksoplasma Rubella Cytomegalovirus Herpes


simpleks)
Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi parasit TORCH di dalam tubuh
ibu hamil. Infeksi TORCH dapat menyebabkan bayi terlahir dengan kondisi cacat
bahkan mengalami kematian. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menganalisis
kadar imunogloblin G (IgG) dan imunoglobin M (IgM) dalam serum darah ibu
hamil yang berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuh

41
Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk/Langkah Pembelajaran :
• Jawablah Pertanyaan dibawah ini sesuai dengna rumus yang sudah
ditetapkan.
• Laporan di ketik dalam ketas HVS (Msword) dengan font arial 12 Spasi 1.5
dan mengunakan cover berisi tugas,nama ,nim dan prodi.
1. Seorang perempuan datang pada tanggal 20 maret 2020 memeriksakan
kehamilannya , HPHT 2 Januari 2020, berapakah usia kehamilan ibu saat ini
2. Seorang perempuan dating pada tanggal 20 mei 2020 memeriksakan
kehamilannya , HPHT 2 Januari 2020, berapakah usia kehamilan ibu saat ini
3. Seorang perempuan dating pada tanggal 30 Juni 2020 memeriksakan
kehamilannya , HPHT 2 Januari 2020, berapakah usia kehamilan ibu saat ini

2. Tugas Mandiri
Mahasiswa Membuat Soal tentang KDR sebanyak 3 dan dikerjakan masing-
masing
Petunjuk/Langkah Pembelajaran :
Soal diketik ke file word dengan font arial ukuran 11, spasi 1,5
Bentuk Laporan Tugas : Dikerjakan Dalam bentuk ketik kemudian setiap soal
diberikan pembahasan dan referensi. Cover berisi tugas,nama ,nim dan prodi.

42
TOPIK 3
PEMERIKSAAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III

I. Pemeriksaan Berat Badan


Kondisi kehamilan dibagi menjadi 3 kondisi, yaitu trimester pertama (1-3
bulan), trimester kedua (4-6 bulan), dan trimester ketiga (7-9 bulan). Pada
masing-masing trimester ini kondisi kehamilan ibu memiliki perbedaan.
a. Trimester Pertama (1-3 bulan)
Pada trimester pertama, umumnya para ibu hamil mengalami mual dan
morning sick, yaitu rasa mual yang muncul setiap pagi hari atau bahkan
sepanjang hari dan keinginan mengonsumsi makanan tertentu saat dini hari
(ngidam), sehingga akan mempengaruhi napsu makan si ibu. Mom bisa
mengatasi rasa mual yang muncul dengan ngemil roti/biskuit gandum atau
buah kering untuk tetap menyuplai energi ke dalam tubuh. Umumnya,
trimester pertama belum menyebabkan berat badan ibu hamil berubah.
Namun, tidak jarang pada tiga bulan pertama kehamilan ini beberapa ibu
mengalami penurunan berat badan, akibat dari mual dan morning sickness.
Penurunan berat badan ini masih normal ya, Mom. Asalkan tidak lebih
dari 5% berat badan awal. Namun, jika Anda tidak mengalami mual dan
morning sickness pada 3 bulan pertama kehamilan ini, maka kenaikan
berat badan normal ibu hamil pada trimester pertama ini hanya sebanyak
1-2 kg saja ya, Mom, dan berat ini tidak tergantung pada perhitungan IMT
sebelum hamil.
b. Trimester Kedua (4-6 bulan)
Trimester kedua menjadi pintu awal ibu terbebas dari mual dan morning
sickness. Ya, pada periode ini, gejala-gejala tersebut akan berkurang,
sehingga Mom bisa mulai mengonsumsi banyak makanan, lebih dari
sekadar roti/biskuit gandum dan roti kering tanpa ada gangguan mual.
Berat badan ideal ibu hamil pada trisemester kedua ini adalah memiliki
kenaikan sebesar 0,35-0,4 kg per minggu. Sebaiknya kenaikan berat badan
normal ibu hamil terjadi secara bertahap dan kontinyu. Jika kenaikan berat
badan ibu terjadi dengan sangat cepat dan berlebih, bisa menyebabkan
keracunan kehamilan maupun diabetes juga lho, Mom.

43
c. Trimester Ketiga (7-9 bulan)
Pada periode ini, napsu makan ibu kembali normal. Namun, usia janin 7
bulan hingga 8 bulan akan menyebabkan beberapa ibu cepat merasa begah
jika makan terlalu banyak karena posisi kepala janin yang mendesak
diafragma. Diusia 9 bulan nanti rasa begah ini akan berkurang karena posisi
kepala janin akan berputar area atas pinggul.

Menghitung Kebutuhan Kenaikan Berat Badan Ideal Ibu Hamil

Setelah Anda tahu kenaikan berat badan ibu hamil tiap trisemester, selanjutnya
Anda harus menghitung kebutuhan kenaikan berat badan ideal ibu hamil selama
kehamilan. Perhitungan kebutuhan kenaikan berat badan ideal ibu hamil biasanya
dihitung dengan IMT, yaitu indeks massa tubuh dan berat badan Mom sebelum
kehamilan. IMT dihitung dengan cara membagi berat badan (kg) sebelum hamil
dengan tinggi tubuh (m2). Kebutuhan kenaikan berat badan ibu hamil menurut
IMT :
IMT < 18,5 (BB dibawah normal), kenaikan berat badan selama kehamilan
yang disarankan adalah 12,7 – 18,1
IMT 18,5 – 22,9 (BB normal), kenaikan berat badan selama kehamilan
yang disarankan adalah 11,3 – 15,9 kg
IMT 23 – 25 (BB berlebih), disarankan Anda menaikkan berat badan
sebesar 6,8 – 11, kg
IMT > 25 (obesitas), disarankan untuk menaikkan berat badan sebesar 5,0
-9,1 kg saja.

44
II. Pengukuran TFU
Fundus uteri adalah titik tertinggi dari rahim. Tinggi fundus uteri (tfu) adalah
jarak antara titik simfisis pubis dan fundus uteri yang biasanya dilakukan oleh
dokter atau bidan. Tujuan dari pengukuran tinggi fundus uteri adalah untuk
menghitung usia kehamilan dan mengukur perkembangan dan pertumbuhan janin.
Hasil dari tinggi fundus uteri atau tfu ibu hamil akan menunjukkan usia
kehamilan.
Cara mengukur tinggi fundus uteri Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan
oleh dokter atau bidan. Anda tidak bisa mengukur tinggi fundus sendiri. Alat ukur
untuk pengukuran tfu sesuai usia kehamilan bisa menggunakan jari atau alat ukur
panjang elastis. Namun, sebaiknya menggunakan alat ukur panjang karena lebih
akurat. Ada beberapa teknik yang digunakan untuk mengukur tinggi fundus uteri
menggunakan teknik McDonald dan Palpasi abdominal.

a. Teknik McDonald
Cara mengukur tinggi fundus uteri menggunakan teknik McDonald adalah dengan
menghitung jarak dari simfisis pubis hingga ke fundus uteri dan sebaliknya.
Teknik McDonald ini menggunakan alat ukur panjang yang elastis yaitu pita ukur.
Pengukuran usia kehamilan menggunakan metode tinggi fundus uteri dengan
teknik McDonald biasanya dilakukan pada saat usia kehamilan mencapai 22
minggu. Namun, sebelum pengukuran harus dilakukan pemeriksaan inspeksi pada
abdomen terlebih dahulu.
Cara mengukur tinggi tinggi fundus uteri menggunakan teknik McDonald:
• Siapkan pita ukur
• Ibu hamil berbaring dengan diganjal bantal di bagian punggung bawah
• Dokter atau bidan berdiri di sisi kanan Dokter atau bidan akan meraba
fundus uteri dengan menggunakan tangan kanan dan tangan kiri
• Memosisikan fundus uteri agar tepat di tengah abdomen
• Setelah fundus uteri tepat di tengah abdomen maka tangan kiri
menahannya Tangan kanan mulai menempelkan pita ukur mulai dari
simsifis pubis hingga ke fundus uteri
• Menandai pita ukur lalu melihat hasil yang sudah ditandai

45
Cara mengukur usia kehamilan menggunakan rumus McDonald:
1. Usia kehamilan dalam minggu = Tinggi fundus uteri (cm) x 8/7
2. Usia kehamilan dalam bulan = Tinggi fundus uteri (cm) x 2/7

b. Teknik Palpasi abdominal


Cara mengukur tinggi fundus uteri menggunakan teknik Palpasi abdominal adalah
meraba atau menekan bagian perut dengan jari tangan. Selain menghitung usia
kehamilan, teknik Palpasi berfungsi untuk mendeteksi suhu tubuh, getaran,
pergerakan, bentuk, dan ukuran. Pengukuran usia kehamilan menggunakan
metode tinggi fundus uteri dengan teknik Palpasi abdominal biasanya dilakukan
setelah ibu hamil cukup bulan. Teknik palpasi abdominal dilakukan setelah rahim
membesar sehingga bagian-bagian tubuh janin sudah bisa dibedakan. Cara
mengukur tinggi tinggi fundus uteri menggunakan teknik Palpasi abdominal
menurut Leopold terdiri dari 4 tahap, yaitu Leopold I, Leopold II, Leopold III, dan
Leopold IV. Setiap tahap memiliki tujuan yang berbeda-beda
Cara pemeriksaan
Leopold I:
Tujuannya adalah untuk menentukan usia kehamilan dan bagian tubuh janin yang
berada pada fundus uteri
Kedua telapak tangan dokter yang bersih diletakkan pada fundus uteri Melakukan
pengukuran tinggi fundus uteri dari fundus uteri ke simfisis pubis menggunakan
jari bidan akan merasakan bagian tubuh janin yang berada pada bagian fundus.
Apakah bokong, kepala atau kosong.
Leopold II
Tujuannya adalah untuk menentukan batas samping rahim dan letak punggung
janin.
Cara pemeriksaan
Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun ke bawah sampai di samping kiri
dan kanan umbilikus Tentukanlah bagian punggung janin guna menentukan lokasi
auskultasi denyut jantung janin Tentukan bagian-bagian kecil dari janin

46
Leopold III
Tujuannya adalah untuk menentukan apakah bagian tubuh janin yang berada di
bagian bawah rahim sudah masuk panggul atau belum.
Cara pemeriksaan Bagian terendah dari janin dicekap di antara ibu jari dan
telunjuk tangan kanan Tentukan apa yang menjadi bagian terendah janin Tentukan
apakah bagian tubuh janin sudah masuk panggul atau belum
Leopold IV
Tujuannya adalah untuk menentukan bagian tubuh janin yang terletak di bawah
dan berapa bagian kepala janin yang sudah masuk panggul ibu.
Cara pemeriksaan Dokter atau bidan menghadap ke kiri pasien Kedua telapak
tangan diletakkan pada sisi kiri dan kanan bagian terendah janin

III. Pemeriksaan berat badan janin (TBBJ)


Berat janin yang berlebih kadang menjadi kendala bagi para bidan yg akan
menolong persalinan per vaginam. Disini coba kami sampaikan :rumus
menghitung berat janin dalam uterus (rumus Lohnson).
Berat Janin = (tinggi fundus uteri-12) x 155 gram (jika kepala belum masuk PAP).
Berat Janin = (tinggi fundus uteri-11) x 155 gram ( Jika kepala sudah masuk
PAP).
Menghitung taksiran berat janin (TBJ) dengan rumus diatas keakuratannya akan
meleset , karena faktor sbb:
Ketebalan didnding abdomen, ini membuat kita kesulitan dalam menentukan
lokasi fundus uteri.

IV.Pemeriksaan Leopold
Leopold I:
Tujuannya adalah untuk menentukan usia kehamilan dan bagian tubuh janin yang
berada pada fundus uteri
Kedua telapak tangan dokter yang bersih diletakkan pada fundus uteri Melakukan
pengukuran tinggi fundus uteri dari fundus uteri ke simfisis pubis menggunakan
jari bidan akan merasakan bagian tubuh janin yang berada pada bagian fundus.

47
Leopold II
Tujuannya adalah untuk menentukan batas samping rahim dan letak punggung
janin.
Cara pemeriksaan
Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun ke bawah sampai di samping kiri
dan kanan umbilikus Tentukanlah bagian punggung janin guna menentukan lokasi
auskultasi denyut jantung janin Tentukan bagian-bagian kecil dari janin

Leopold III
Tujuannya adalah untuk menentukan apakah bagian tubuh janin yang berada di
bagian bawah rahim sudah masuk panggul atau belum.
Cara pemeriksaan Bagian terendah dari janin dicekap di antara ibu jari dan
telunjuk tangan kanan Tentukan apa yang menjadi bagian terendah janin Tentukan
apakah bagian tubuh janin sudah masuk panggul atau belum

Leopold IV
Tujuannya adalah untuk menentukan bagian tubuh janin yang terletak di bawah
dan berapa bagian kepala janin yang sudah masuk panggul ibu.
Cara pemeriksaan Dokter atau bidan menghadap ke kiri pasien Kedua telapak
tangan diletakkan pada sisi kiri dan kanan bagian terendah janin

48
Rangkuman
Cara mengukur tinggi fundus uteri menggunakan teknik Palpasi abdominal adalah
meraba atau menekan bagian perut dengan jari tangan. Selain menghitung usia
kehamilan, teknik Palpasi berfungsi untuk mendeteksi suhu tubuh, getaran,
pergerakan, bentuk, dan ukuran. Pengukuran usia kehamilan menggunakan
metode tinggi fundus uteri dengan teknik Palpasi abdominal biasanya dilakukan
setelah ibu hamil cukup bulan. Teknik palpasi abdominal dilakukan setelah rahim
membesar sehingga bagian-bagian tubuh janin sudah bisa dibedakan. Cara
mengukur tinggi tinggi fundus uteri menggunakan teknik Palpasi abdominal
menurut Leopold terdiri dari 4 tahap, yaitu Leopold I, Leopold II, Leopold III, dan
Leopold IV. Setiap tahap memiliki tujuan yang berbeda-beda

49
Tugas :
Tugas Terstruktur
Petunjuk/Langkah Pembelajaran
• Jawablah Pertanyaan dibawah ini dengan benar kemudian diberikan
pembahasan dari setiap option dan jawaban
• Laporan di ketik dalam ketas HVS (Msword) dengan font arial 12 Spasi 1.5
dan mengunakan cover berisi tugas,nama ,nim dan prodi.
Kasus
Seorang perempuan datang tanggal 28 Mei 2019 untuk memeriksakan
kehamilannya ke klinik untuk yang pertama kalinya.Menurut ibu tersebut ia hamil
3 bulan. HPHT 12 Maret 2019, keluhan yang muncul adalah mual dan muntah
pada pagi hari.

Soal
1. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan bidan untuk menegakkan diagnosa
adalah….
a. Pemeriksaan darah
b. Pemeriksaan USG
c. Pemeriksaan plano test
d. Pemeriksaan protein urin
e. Pemeriksaan glukosa urin

Pembahasan Soal :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
2. Kehamilan ibu tersebut termasuk dalam trimester…..
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5

Pembahasan Soal :
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

50
3. Anjuran apa yang tepat diberikan kepada kasus diatas berdasarkan keluhan
yang dirasakan
a. Makanporsibesar
b. Minum tablet sulfas ferosus
c. Minumkalsiumdosistinggi
d. Mengkonsumsi tablet vitamin E
e. Makan porsi kecil, frekuensi lebih sering

Pembahasan Soal :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
4. Waktu kunjungan ulang yang tepat pada kasus diatas adalah
a. Satu minggu
b. Dua minggu
c. Satu bulan
d. Dua bulan lagi
e. 3 bulan lagi

Pembahasan Soal :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
5. Kebijakan kunjungan ulang ANC menurut WHO minimal…
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. 4 kali
e. 5 kali

Pembahasan Soal :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

51
Kegiatan Mandiri
Mahasiswa mencatat soal kasus terkait topik ruang lingkup asuhan kehamilan
sebanyak 5 soal kemudian diberikan pembahasan beserta referensi.
Petunjuk/Langkah Pembelajaran :
Soal diketik ke file word dengan font arial ukuran 11, spasi 1,5
Bentuk Laporan Tugas : Dikerjakan Dalam bentuk ketik kemudian setiap soal
diberikan pembahasan dan referensi. Cover berisi tugas,nama ,nim dan prodi.
Tugas dikumpulkan paling lambat 1 minggu ke email hilbramgavriel@gmail.com

52
Kunci Jawaban
Tes 1 (Topik 1)
Tes 1
1. C
Penjelasan:
Pemeriksaan plano test adalah pemeriksaan HCG dan ini merupakan salah satu
pemeriksaan penunjang yang dapat bidan lakukan untuk menentukan diagnosa ibu
hamil.

2. A
Penjelasan:
Trimester 1 adalah usia kehamilan 1-13 minggu
Trimester 2 adalah usia kehamilan 14-27 minggu
Trimester 3 adalah usia kehamilan > 28 minggu

3. E
Penjelasan:
Mual dan muntah seringkali menjadi tanda-tanda kehamilan yang utama. Hal ini
biasanya terjadi di pagi hari karena menumpuknya asam lambung selama tidur.
Oleh karena itu untuk mencegahnya, jangan biarkan perut kosong dengan cara
makan sedikit demi sedikit namun sering.
4. C
Penjelasan:
Kunjungan yang ideal adalah :
Awal kehamilan – 28 mg : 1 x 1 bulan
28 mg – 36 mg : 1 x 2 mg
36 mg – lahir : 1 x 1 mg

5. D
Penjelasan:
Kebijakan program : Anjuran WHO
Trimester I : Satu kali kunjungan
Trimester II : Satu kali kunjungan
Trimester III : Dua kali kunjungan

Tes 2 (Topik 2)
1. 11 minggu,1 hari
2. 19 minggu,3 hari
3. 25 minggu,3 hari

53
Tes 3 ( Topik 3)

1. C
Penjelasan:
Pemeriksaan plano test adalah pemeriksaan HCG dan ini merupakan salah satu
pemeriksaan penunjang yang dapat bidan lakukan untuk menentukan diagnosa ibu
hamil.

2. A
Penjelasan:
Trimester 1 adalah usia kehamilan 1-13 minggu
Trimester 2 adalah usia kehamilan 14-27 minggu
Trimester 3 adalah usia kehamilan > 28 minggu

3. E
Penjelasan:
Mual dan muntah seringkali menjadi tanda-tanda kehamilan yang utama. Hal ini
biasanya terjadi di pagi hari karena menumpuknya asam lambung selama tidur.
Oleh karena itu untuk mencegahnya, jangan biarkan perut kosong dengan cara
makan sedikit demi sedikit namun sering.

4. C
Penjelasan:
Kunjungan yang ideal adalah :
Awal kehamilan – 28 mg : 1 x 1 bulan
28 mg – 36 mg : 1 x 2 mg
36 mg – lahir : 1 x 1 mg

5. D
Penjelasan:
Kebijakan program : Anjuran WHO
Trimester I : Satu kali kunjungan
Trimester II : Satu kali kunjungan
Trimester III : Dua kali kunjungan

54
Daftar Pustaka

1. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal (2015),


Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
2. Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2018, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Jakarta

55
BAB III
PEMERIKSAAN PADA IBU BERSALIN

PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Mahasiswa S1 Kebidanna Kebidanan yang berbahagia, selamat Anda telah
memasuki Bab III tentang pemeriksaan pada ibu bersalin Pada bab ini Anda akan
mempelajari materi dasar tentang Pengertian Pengertian pemeriksaan pada ibu
bersalin. Anda akan dapat menilai sendiri tingkat penguasaan atau pemahaman
terhadap materi pembelajaran yang disajikan dalam bab. Dengan mengerjakan
semua soal tugas juga akan dapat membantu Anda mengetahui bagian-bagian
mana dari materi pembalajaran yang disajikan di dalam bab yang masih belum
sepenuhnya dipahami. Apabila semua tes formatif di setiap Topik sudah
selesai Anda kerjakan, periksalah jawaban Anda dengan menggunakan kunci
Jawaban yang disediakan pada bagian akhir dari bab ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi setiap Topik. Satu hal yang penting adalah
membuat catatan tentang materi pembalajaran yang sulit Anda pahami.

B. Deskripsi Materi
Materi yang akan dibahas pada BAB III ini adalah pemeriksaan pada ibu
bersalin.

C. Kemampuan/Tujuan Akhir yang Diharapkan


Tujuan akhir yang diharapkan dalam BAB 3 adalah : Mahasiswa mampu
menjelaskan pemeriksaan pada ibu bersalin

D. Uraian Materi
I. Pengertian pemeriksaan pada ibu bersalin,
II. Tujuan pemeriksaan ibu hamil,
III. Prosedur pemeriksaan ibu bersalin
IV. Pemeriksaan penunjang pada ibu bersalin

56
I. Pengertian Pemeriksaan pada Ibu Bersalin
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dilakukan pada bagian tubuh
dari kepala sampai kaki. Pemeriksaan fisik pada ibu dilakukan setelah
dilakukannya anamnesa. Pemeriksaan fisik pada ibu bersalin dilakukan melalui
pemeriksaan pandang (inspeksi), pemeriksaan raba (palpasi), periksa dengar
(auskultasi) ,periksa ketuk (perkusi). Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut
sampai ke ujung kaki, yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara sistematis
atau berurutan.

II. Tujuan Pemeriksaan ibu bersalin


Tujuan anamnesis mengumpulkan informasi tentang riwayat kesehatan,
kehamilan, dan persalinan. Informasi yang didapatkan digunakan dalam membuat
keputusan klinik untuk menentukan diagnosis dan mengembangkan rencana
asuhan yang sesuai .Setelah anamnesis dilakukan, dokumentasikan semua temuan
barulah bidan melakukan pemeriksaan fisik pada ibu bersalin. Pemeriksaan fisik
berguna untuk mengetahui perkembangan proses persalinan dari kala I hingga
kala IV serta perubahan yang terjadi pada suatu pemeriksaan ke pemeriksaan
berikutnya. Pada pemeriksaan pertama perlu ditentukan kemanjuan pembukaan,
dan bila. Pada setiap pemeriksaan ibu bersalin dengan melihat dan meraba
ditentukan apakah apakah ada kemajuan persalinan dan apakah janin dapat
dilahirkan secara normal atau harus dengan metode lain. Pemeriksaan leopold dan
VT sangat diperlukan untuk melihat setiap tahapan kemajuan.

III. Prosedur Pemeriksaan Ibu Bersalin


6. Melakukan Identifikasi masalah dengan pengkajian awal pada ibu
bersalin
Apabila ibu hendak melahirkan, pengkajian awal perlu dilakukan untuk
menentukan apakah persalinan sudah pada waktunya serta apakah kondisi ibu dan
bayi normal. Manajemen kebidanan adalah : metode dan pendekatan pemecahan
masalah kesehatan ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga, dan masyarakat.

57
Pengkajian awal persalinan
Lihat • Tanda – tanda perdarahan, mekonium/bagian organ
yang lahir
• Bekas SC terdahulu
• Ibu yang warna kulitnya kuning/pucat
Raba • Kapan waktunya tiba
• Menentukan ibu sudah waktunya melahirkan
Periksa • Tanda – tanda denyut penting untuk hipertensi
• Detak jantung janin terhadap bradikardi.

Jika menemukan satu dari tanda – tanda tersebut, ibu perlu di kirim ke fasilitas
yang mampu memberikan asuhan kegawatdaruratan obstetrik.

7. Mengkaji Riwayat Kesehatan


a) Biodata / identitas pasien
Sebagai data awal untuk mengetahui identitas ibu
Umur juga dapat digunakan untuk menentukan faktor – faktor predisposisi
terhadap sebuah komplikasi.

Meningkatkan insiden preeklamsia


< 16 tahun dan > 35 tahun

Meningkatkan insiden diabetes tipe II, Hipertensi kronis


yang meningkatkan insident pre – eklamsia dan abrusio
> 35 tahun
plasenta,persalinan yang lama pada nulipara, SC,kelahiran
preterm,IUGR,anomali kromosom,dan kematian janin.

Biodata / identitas pasien yang ditanyakan adalah :


1) Nama : Ny.”….”
2) Umur : ….. tahun
3) Alamat : Jl………. Rt/Rw
4) Pekerjaan : ………………….
5) Agama : Islam

58
6) Pendidikan : ………………….
7) Status perkawinan : ………………….

b) Keluhan Utama Ibu


Untuk mengetahui perihal yang mendorong ibu datang kepada bidan,
Meliputi :
1) Apa yang ibu rasakan ?
2) Sejak kapan timbulnya keluhan ?
3) Ceritakan urutan kejadian ?
4) Tindakan apa saja yang sudah dilakukan ?

c) Riwayat menstruasi
1) Umur menarche 4) Banyaknya darah
2) Siklus 5) Adanya dismenorhe
3) Lamanya

d) HPHT
Data dasar yang diperlukan untuk menentukan usia kehamilan, apakah cukup
bulan atau premature. Bila ibu tidak ingat, dibutuhkan pemeriksaan abdomen dan
pemeriksaan penunjang seperti : USG

e) Kapan bayi lahir (menurut taksiran ibu)


Data dasar untuk menentukan usia kehamilan menurut taksiran ibu, untuk
menyamakan persepsi tentang usia kehamilan apakah cukup bulan / premature.

f) Taksiran persalinan
g) Apakah ibu pernah melakukan ANC
Jika ya, periksa buka KIA (Jika mungkin)
Dilakukan untuk mengetahui usia kehamilan, masalah/komplikasi persalinan
sekarang, serta riwayat kehamilan terdahulu. Jika tidak ada, dapat ditanyakan
secara lansung kepada ibu. Diperlukan untuk mengidentifikasi masalah potensial
yang dapat terjadi pada persalinan kali ini.

59
Mengkaji riwayat kehamilan sekarang
a) Jumlah kehamilan dan kelahiran : G (gravida), P (para), A (abortus)
Hal ini untuk mengidentifikasi masalah potensial pada kelahiran kali ini
dan periode pasca partum
Paritas mempengaruhi durasi persalinan dan insiden komplikasi
Semakin tinggi paritas, insiden abrusio plasenta, plasenta previa,
perdarahan uterus, mortalitas ibu, dan mortalitas perinatal juga meningkat.

b) Riwayat persalinan
1) Jarak antara dua kelahiran
2) Tempat melahirkan
3) Cara melahirkan (spontan, vakum, forseps,/Sc)
4) Masalah / gangguan yang timbul pada saat hamil dan melahirkan seperti :
perdarahan, pre eklamsia, dan eklamsia,dll
5) Kapan ibu mulai merasakan nyeri/kontraksi, berapa lama, seberapa kuat,
serta lokasi nyeri /kontraksi yang ibu rasakan
Informasi ini sangat penting untuk menetapkan awal persalinan
Berikut adalah pernyataan umum untuk mengetahui tanda – tanda
persalinan :
1) Apakah sudah keluar air ketuban dari jalan lahir ?
Jika ibu ada riwayat ketuban pecah, maka bidan harus memeriksa
keadaan ketuban apakah sudah pecah/belum.
Ibu tidak selalu menyadari ketuban pecah/belum karena umumnya
mengira adanya inkontinensia urine.
Laporan penyemburan air yang tiba – tiba mengalir di tungkai sehingga
membasahi alas kakinya / membuat pakaiannya basah, merupakan alasan
kuat bahwa ketuban sudah pecah.
2) Apakah ibu memperhatikan adanya lendir darah?
Lendir darah menandai akan terjadinya persalinan.

60
Bila lendir darah meningkat, dapat ditafsirkan bahwa ibu akan memasuki
kala II.
3) Apakah ibu mengalami perdarahan dari vagina?
Perdarahan merupakan suatu tanda abnormal dan dapat menjadi faktor
penentu prioritas masalah pada persalinan.
Jika ada perdarahan pervaginam, maka merupakan kontraindikasi untuk
dilakukan VT
Jika terjadi, bidan harus menanyakan kembali kapan dan seberapa banyak
darah yang keluar untuk melakukan tindakan selanjutnya.
4) Apakah bayi bergerak ?
Perlu ditanyakan dan di pantau untuk menilai kesejahteraan janin
5) Metode pada persalinan sebelumnya, berapa BB bayi ?
Selain mengidentifikasi riwayat persalinan sebelumnya, juga dapat
diketahui keadaan jalan lahir jika ibu telah melahirkan anak dengan BB
normal
Informasi ini menjadi dasar untuk mengantisipasi kemungkinan
komplikasi yang disebabkan oleh berat / ukuran janin
6) Kapan terakhir ibu makan dan tidur ?
Hal ini ditanyakan untuk mengkaji informasi yang diperlukan anestesi jika
akan dilakukan pembedahan, selain itu juga digunakan untuk mengkaji
cadangan energi dan status cairan.

c) Riwayat kelahiran bayi


BB dan PB waktu lahir, jenis kelamin, kelainan yang menyertai, jika bayi
meninggal apa penyebab kematiannya.

d) Riwayat KB
Jenis kontrasepsi yang dipakai
Efek samping
Alasan berhentinya menggunakan kontrasepsi
Lama penggunaan kontrasepsi

61
RIWAYAT GINEKOLOGI
Infertilitas, penyakit kelamin, tumor atau kanker sistem reproduksi, dan
operasi ginekologis.
RIWAYAT MEDIS
a) Riwayat medis saat ini
Apakah ibu mengalami sakit kepala hebat, pandangan berkunang –
kunang/ nyeri epigastrium.
Digunakan untuk mendeteksi adanya komplikasi pada persalinan
dan kehamilan, sehingga bidan mempersiapkan bila terjadi
kegawatdaruratan.
b) Riwayat medis lainnya
Riwayat medis yang perlu ditanyakan adalah apakah ibu mempunyai
penyakit berbahaya seperti :
Jantung
paru – paru
Pernafasan
Perkemihan
Hal ini berguna untuk dapat mendeteksi adanya komplikasi pada
persalinan dan kehamilan, serta pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan janin.

MELAKUKAN PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU BERSALIN


Tujuan pemeriksaan fisik menilai kondisi kesehatan ibu dan janin serta
tingkat kenyamanan fisik ibu bersalin
Hasil pemeriksaan fisik dan anamnesis nantinya akan di olah untuk
membuat keputusan klinik, menegakkan diagnosis dan mengembangkan
rencana asuhan yang sesuai

I. Pemeriksaan Fisik Ibu


Pemeriksaan fisik merupakan upaya untuk memantau keadaan ibu dan
janin selama persalinan.

62
Pemeriksaan fisik ini sangatlah penting dilakukan saat ibu datang untuk
menemukan adanya kelainan, terutama pada ibu yang belum pernah
memeriksakan kehamilannya.
Bila ibu datang dalam keadaan hampir melahirkan, maka pemeriksaan
dilakukan secara cepat dan perlu segera persiapan persalinan.
Hal yang perlu dipastikan : fase persalinan, letak janin, dan hal – hal yang
membahayakan/komplikasi
Pemeriksaan fisik yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1). TTV
a. Peningkatan TD
• Nyeri
• Peningkatan Pernafasan
• Ansietas/
• syok
b. Peningkatan suhu
• Infeksi
• Dehidrasi
c. Peningkatan denyut nadi
• Infeksi
• Syok
• Ansietas
• Dehidrasi
• Ketosis
• Perdarahan
• Ruptur uteri

Tekanan Darah (TD)


• Diukur tiap 4 jam
• Kecuali, jika ada keadaan yang tidak normal sehingga harus sering di catat
dan dilaporkan
Nadi
• Nadi di ukur setiap 1 – 2 jam pada awal persalinan

63
Suhu
• Suhu di ukur setiap 4 jam

2) Udema / pembengkakan pada muka, jari, tangan, kaki, dan pretibia


tungkai bawah.
1. Bidan harus mengevaluasi dan mengecek timbulnya udema.
2. Udema yang muncul biasanya merupakan udema dependen yang
disebabkan oleh penurunan aliran darah vena akibat penekanan uterus
yang membesar.
3) Warna pucat pada mulut dan konjungtiva
Mengidentifikasi terjadinya anemia pada pasien, yang dapat menjadi
komplikasi pada persalinannya, sehingga bidan harus siap jika terjadi
komplikasi.
4) Refleks dan klonus
Hiperrefleksia (3+ dan 4 +) merupakan salah satu tanda preeklamsia berat.
Klonus biasanya terlihat menjelang eklamsia / eklamsia aktual
5) Urine analisis : periksa kadar glukosa, keton, dan protein
6) Keseimbangan cairan : intake dan output
7) Pemeriksaan abdomen
a. Tinggi Fundus Uteri
b. Posisi janin
c. Tanda bekas operasi
d. Gerakan janin
e. Pola kontraksi
f. Pemeriksaan leopold
8) Penurunan bagian terendah janin, sudah masuk PAP atau belum
Bila kepala belum engagement dalam persalinan pada primigravida,
menunjukkan adanya kemungkinan CPD.
Temuan seperti ini memerlukan pemeriksaan pelvimetri klinis berulang
selama pemeriksaan dalam dan mengevaluasi yang berhubungan dengan
pemeriksaan berat janin

64
Berikut adalah tabel penurunan kepala janin menurut perlimaan :

Periksa luar Periksa dalam Keterangan

5/5 Kepala di atas PAP, mudah


digerakkan

4/5 H I - II Sulit digerakkan,bagian terbesar


kepala belum masuk PAP

3/5 H II – III Bagian terbesar kepala belum masuk


panggul

2/5 H III + Bagian terbesar kepala sudah masuk


panggul

1/5 H III - IV Kepala di dasar panggul

0/5 H IV Di perineum

65
9) Pemeriksaan vagina
a) Genetalia luar
Penilaian adanya luka, cairan, lendir darah, perdarahan, atau cairan
ketuban.
b) Genetalia dalam
Penipisan dan pembukaan serviks
Menentukan apakah perubahan serviks yang progesif telah terjadi untuk
mendiagnosis persalinan dan menentukan tahap dan fase persalinan.
Posisi serviks
Serviks biasanya berada jauh di belakang dan menghadap ke arah posterior
sebelum persalinan. Gerakan serviks mengarah ke depan dalam posisi garis tengah
menunjukkan kesiapan serviks untuk/sudah memasuki tahap persalinan.
Station
Menentukan penurunan kepala janin. Penurunan menunjukkan kemajuan dan
keadekuatan pelvis.
Membran atau selaput ketuban
Memastikan/ menyingkirkan riwayat ketuban pecah/mendeteksi pecah ketuban
yang tidak dilaporkan untuk alasan – alasan yang dijelaskan pada riwayat.
Molding dan caput suksedaneum
Memastikan adaptasi janin terhadap pelvis ibu
Letak, presentasi, posisi, dan variasi.
Dilakukan dengan VT : presentasi garis sutura, fontanel, tulang tengkorak,
tangan/kaki dapat diraba lansung.
Sinklitismus dan asinklitismus
Memastikan adaptasi terhadap panggul ibu
Orifisium vagina dan badan perineum
Mengevaluasi ketebalan, panjang, dan kemampuan vagina meregang untuk
memastikan kemungkinan kebutuhan episiotomi

MELAKUKAN PEMERIKSAAN JANIN : DJJ,TBBJ


Pemeriksaan fisik janin
1) DJJ
Digunakan untuk mengkaji status janin

66
DJJ dinilai menggunakan stetoskop monoaural/doppler,dan
kardiotokograf, di ukur secara intermitten /terus menerus.
DJJ normal 120 – 160 x/i
Adanya bradikardi menyebabkan janin dalam keadaan hipoksia.
Frekuensi jantung <120x/i / >160x/i menunjukkan gawat janin dan
membutuhkan evaluasi segera.
DJJ dinilai dan dicatat setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda – tanda
gawat janin)
Lakukan tindakan segera jika DJJ melampaui kisaran normal

2) Gerakan janin
Pemeriksaan gerakan janin dapat ditanyakan langsung pada ibu, hal ini
dilakukan untuk mengetahui kesejahteraan janin.
3) Moulase ( Penyusupan tulang kepala janin )
Tulang kepala yang saling tumpang tindih menunjukkan kemungkinan adanya
CPD. Ketidakmampuan akomodasi akan benar – benar terjadi jika tulang
kepala saling menyusup tidak dapat dipisahkan.
4) Warna dan cairan ketuban
Nilai ketuban setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai warna air
ketuban jika selaputnya telah pecah
Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan adanya gawat
janin. Jika terdapat mekonium, pantau dengan saksama untuk mengenali
tanda – tanda gawat janin selama proses persalinan.
Jika ada tanda- tanda gawat janin (DJJ <100/>180) segera lakukan rujukan
Jika terdapat mekonium kental, segera rujuk ibu ke tempat
kegawatdaruratan obstetri dan BBL.
Jika selaput ketuban pecah, lakukan penilaian sebagai berikut :
67
Warna cairan
Kepekatan cairan
Jumlah dan banyaknya cairan
Apakah tali pusat keluar/terjepit di jalan lahir
Nilai kondisi janin

IV. Pemeriksaan Penunjang pada Ibu Bersalin


Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium pada saat ibu masuk ke RS bervariasi sesuai kebijakan
masing – masing lingkungan, mencakup :
1) Hematokrit
Menilai kelainan faktor pembekuan darah
1) Veneral Desease Research Laboratory (VDRL)
Mendeteksi adanya PMS
1) HB
2) Golongan darah
Tindakan preventif jika terjadi kegawatan/jika di butuhkan
1) Urinalisis, minimal dengan pemeriksaan reagen untuk memeriksa protein,
glukosa, dan aseton

Pemeriksaan psikososial
a. Perubahan perilaku
Apa yg diinginkan ibu
Apa yg membuat ibu nyaman dan tenang
Memberikan dukungan
Menghadirkan pendamping
Membantu posisi yg nyaman
b. Tingkat energi
Menilai kondisi fisik ibu
Menanyakan kapan terakhir ibu makan/minum sebelum persalinan
c. Kebutuhan dukungan
Bidan dan keluarga harus mampu memberikan dukungan

68
Rangkuman
Tujuan anamnesis mengumpulkan informasi tentang riwayat kesehatan,
kehamilan, dan persalinan. Informasi yang didapatkan digunakan dalam membuat
keputusan klinik untuk menentukan diagnosis dan mengembangkan rencana
asuhan yang sesuai .Setelah anamnesis dilakukan, dokumentasikan semua temuan
barulah bidan melakukan pemeriksaan fisik pada ibu bersalin. Pemeriksaan fisik
berguna untuk mengetahui perkembangan proses persalinan dari kala I hingga
kala IV serta perubahan yang terjadi pada suatu pemeriksaan ke pemeriksaan
berikutnya. Pada pemeriksaan pertama perlu ditentukan kemanjuan pembukaan,
dan bila. Pada setiap pemeriksaan ibu bersalin dengan melihat dan meraba
ditentukan apakah apakah ada kemajuan persalinan dan apakah janin dapat
dilahirkan secara normal atau harus dengan metode lain. Pemeriksaan leopold dan
VT sangat diperlukan untuk melihat setiap tahapan kemajuan.

69
TUGAS
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk/Langkah Pembelajaran
• Baca dan pahami kasus dibawah ini!
• Jawablah soal pilihan ganda dengan benar dan berikan alasannya!
Kasus
Seorang perempuan usia 27 tahun G2 P1 A0, hamil 39 minggu, datang ke klinik
dengan keluhan perut kenceng-kenceng teratur 5 jam yang lalu disertai lendir
darah. Hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan umum ibu baik, TD 110/70
mmHg, pernapasan 24 x/menit, nadi 80x/menit, TFU 30 cm, hasil VT pembukaan
serviks 8 cm, ketuban: positif,penurunan kepala masuk panggul diantara tepi
bawah simpisis dan spina ischiadica. Ibu mengatakan cemas dalam menghadapi
persalinannya.
1. Berdasarkan kaussu diatas Apakah diagnosis untuk kasus diatas?
a. Inpartu kala I fase laten
b. Inpartu kala I fase aktif dilatasi
c. Inpartu kala I fase aktif akselerasi
d. Inpartu kala I fase aktif deselerasi
e. Inpartu kala I fase aktif dilatasi maksimal
Pembahasan soal
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
2.Apakah data fokus yang dapat mendukung ibu dalam kemajuan persalinan?
a. Dilatasi serviks
b. Hasil anamnesa
c. Hasil vital sign
d. Kontraksi uterus
e. Hasil pemeriksaan fisik
Pembahasan soal
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

70
………………………………………………………………………………………
3. Asuhan sayang ibu yang diberikan pada pada kasus diatas adalah …
a. Memberikan makanan
b. Memberikan minuman
c. Memberi support mental
d. Menganjurkan ibu untuk berbaring
e. Melakukan periksa dalam kembali
Pembahasan soal
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
4.Apakah yang bidan lakukan untuk menilai kesejahteraan janin pada kasus
diatas?
a. Periksa dalam
b. Menghitung DJJ
c. Pemeriksaan fisik
d. Periksa tanda-tanda vital
e. Pengosongan kandung kemih
Pembahasan soal
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
5.30 menit kemudian diperoleh pembukaan lengkap 10 cm. Ibu dipimpin meneran
oleh Bidan. Tahapan persalinan melahirkan janin termasuk pada kala?
a. I
b. II
c. III
d. IV
e. V
Pembahasan soal
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………

71
2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk/Langkah Pembelajaran : Mahasiswa mencatat soal- soal kasus
dan pembahasan berdasarkan referensi terkait topik pemeriksaan pada ibu
bersalin
Bentuk Laporan Tugas : Dikerjakan Dalam bentuk ketikan Time New
Roman font 12, spasi 1,5 dan kertas ukuran A4.

72
Kunci Jawaban
Tes 1
1. E
Penjelasan:
KALA I
a. Fase laten
Dimulai dari puncak kontraksi yang regular sampai 3 cm dilatasi. Kontraksi
terjadi setiap 10-20 menit dan berakhir 15-20 detik. Dimana pembukaan
serviks berlangsung lambat, berlangsung dalam 7 -8 jam
b. Fase aktif
Berlangsung mulai dari kemajuan aktif sampai dilatasi lengkap terjadi. Secara
umum dari pembukaan 4 cm (akhir dari fase laten) sampai 10 cm atau dilatasi
akhir kala I dan berlangsung selama 6 jam.
Fase aktif dibagi kedalam 3 fase :
• Akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
• Dilatasi maksimal/kemajuan maksimal : selama 2 jam pembukaan berlangsung
cepat dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm
• Deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam dari pembukaan 9 sampai
10 cm atau lengkap

2. A
Penjelasan:
Data fokus dalam kemajuan persalinan adalah dilatasi servik, kontaksi uterus
dan penurunan terbawah janin. Karena di kasus hanya ada pembukaan serviks 8
cm maka jawabannya adalah A

3. C
Penjelasan:
Karena masalah pada kasus adalah ibu merasa cemas dalam menghadapi
persalinannya sehingga asuhan saying ibu yang tepat adalah memberikan
support mental
4. B
Penjelasan:

73
Denyut jantung jani (DJJ) untuk menilai kesejahteraan janin, sedangkan
pembukaan servik untuk melihat kemajuan persalinan, pemeriksaan fisik untuk
melihat kondisi vital ibu.

5. D
Penjelasan:
Kala I : kala pembukaan servik
Kala II: kala pengeluaran janin
Kala III: Kala pengeluaran plasenta
Kala IV: Kala pemantauan selama 2 jam

74
Daftar Pustaka

Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal (2015),


Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Pusdiknakes. Asuhan Intrapartum, WHO-JHPIEGO; 2017
Saifuddin. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal,
Jakarta : JNPKKR; 2016
, 2018, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta

75
BAB IV
PEMERIKSAAN PADA IBU NIFAS

PENDAHULUAN
A.Penghantar Pendahuluan
Para Mahasiswa yang berbahagia, selamat bertemu pada Bab IV tentang
pemeriksaan pada ibu nifas. Pada bab ini Saudara akan belajar tentang konsep
dasar asuhan kebidanan pada masa nifas sebagai elemen konsep dasar mata kuliah
asuhan kebidanan pada masa nifas. Saudara akan mempelajari aspek-aspek
esensial dari asuhan kebidanan nifas, meliputi model asuhan kebidanan berpusat
pada ibu serta prinsip dan praktik asuhan kebidanan nifas.
Pada bab ini saudara diajak untuk mempelajari dasar-dasar asuhan kebidanan
nifas secara konseptual. Pembahasan pada materi ini memberikan gambaran
tentang bagaimana bidan dalam memberikan asuhan kebidanan nifas secara
filosofis memenuhi model asuhan kebidanan yang utamanya berpusat pada ibu
(women centered) serta menerapkan prinsip dan praktik asuhan kebidanan. Pada
Bab ini Saudara perlu mengidentifikasi, apakah pengalaman asuhan yang selama
ini dilakukan sudah sesuai dengan model asuhan kebidanan serta prinsip dan
praktik asuhan kebidanan nifas.

B. Deskripsi mata kuliah


Asuhan kebidanan pada masa nifas merupakan bagian dari kompetensi
utama seorang bidan. Masa nifas merupakan komponen dalam daur hidup siklus
reproduksi seorang perempuan. Bidan mempunyai peran penting dalam
memfasilitasi dan memberikan asuhan yang aman dan efektif, memberikan
pendidikan kesehatan dan konseling serta melakukan penatalaksanaan asuhan
kebidanan. Maka bidan harus menguasai elemen kompetensi dasar pada Bab ini.
Pembelajaran pada Bab ini terdiri 2 topik yaitu: Masa Nifas, Pemeriksan fisik
6 jam Post Partum secara umum mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan
konsep dasar asuhan kebidanan pada masa nifas Sedangkan secara khusus,

C. Kemampuan/Tujuan akhir yang diharapkan


Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan pemeriksaan pada ibu nifas

76
D. Uraian Materi
Topik 1 : Masa Nifas
Topik 2 : Pemeriksaan Fisik 6 jam Post Partum
Topik 3 : Pemeriksaan lanjut pada masa nifas

77
TOPIK 1
MASA NIFAS
Nova Linda Rambe,SST,M.Keb

I. Pengertian Masa Nifas


1. Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alatalat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
masa nifas berlangsung kirakira 6 minggu, akan tetapi, seluruh alat genital
baru pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil dalam waktu 3 bulan
(Prawirohardjo, 2009; Saifuddin, 2002).
2. Masa nifas adalah masa segera setelah kelahiran sampai 6 minggu.
selama masa ini, fisiologi saluran reproduktif kembali pada keadaan yang
normal (Cunningham, 2007).
3. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil.
Lama masa nifas 6-8 minggu (Mochtar, 2010).
4. Masa puerperium atau masa nifas dimulai setelah persalinan selesai,
dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Wiknjosastro, 2005).
5. Periode pasca partum (Puerperium) adalah masa enam minggu sejak
bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal
sebelum hamil (Bobak, 2004).

II. Tujuan Pemeriksaan masa Nifas


Anamnesis adalah pertanyaan terarah yang ditujukan kepada ibu nifas,
untuk mengetahui keadaan ibu dan faktor resiko yang dimilikinya. Tujuan
anamnesa adalah : Memperoleh data atau informasi tentang permasalahan
yang sedang dialami atau dirasakan oleh pasien. Anamnesa yang tepat
dapat membantu penegakan assesment dan diagnosa.
Adapun Tujuan Pemeriksaan masa nifas adalah :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun pisikologis
dimana dalam asuhan pada masa ini peranan keluarga sangat penting,
dengan pemberian nutrisi, dukungan psikologi maka kesehatan ibu dan
bayi selalu terjaga.

78
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif (menyeluruh) dimana bidan
harus melakukan manajemen asuhan kebidanan pada ibu masa nifas
secara sistematis yaitu mulai pengkajian, interpretasi data dan analisa
masalah, perencanaan, penatalaksanaan dan evaluasi. Sehingga dengan
asuhan kebidanan masa nifas dan menyusui dapat mendeteksi secara dini
penyulit maupun komplikasi yang terjadi pada ibu dan bayi.
3. Melakukan rujukan secara aman dan tepat waktu bila terjadi penyulit atau
komplikasi pada ibu dan bayinya, ke fasilitas pelayanan rujukan. Asuhan
Kebidanan Nifas dan Menyusui
4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan nifas dan
menyusui, kebutuhan nutrisi, perencanaan pengaturan jarak kelahiran,
menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya, perawatan bayi sehat
serta memberikan pelayanan keluarga berencana, sesuai dengan pilihan
ibu

III. Pemeriksaan Fisik pada Masa Nifas


1. Penatalaksanaan kebidanan ibu pasca salin normal selama 2-6 jam
pertama
Semua ibu memerlukan pengamatan yang cermat dan penilaian dalam
awal masa pasca salin. Sebelum ibu dipulangkan dari klinik atau sebelum
bidan meninggalkan rumah ibu proses penatalaksanaan kebidanan selalu
dipakai untuk:
a. Mendeteksi komplikasi dan perlunya perujukan
b. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi
yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
c. Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayi.
d. Memulai dan mendorong pemberian ASI

A. Langkah I (mengumpulkan data)


Sebelum ibu dipulangkan atau bidan pulang dari rumah ibu, bidan harus
mengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan ibu sudah stabil.
Komponen-komponen pemeriksaan fisik dan penilaian:

79
1. Kesehatan umum
2. Tanda-tanda vital
3. Fundus
4. Lochea
5. Kandung kemih

parameter Penemuan normal Penemuan abnormal


Kesehatan umum Letih Terlalu letih, lemah
Tanda-tanda vital • TD<140/90: • TD >140/90
mungkin bisa naik • Suhu tubuh ?38 drj C
dari tingkat pra • Denyut >100
persalinan 1-3 hari
pasca salin
• Suhu tubuh <38 drj
C
• Denyut jantung 60-
100
Fundus • Kuat, berkontraksi • Lembek
baik • Di atas ketinggian
• Tidak berada di atas fundus saat masa
ketinggian pasca salin
lochea • Merah kehitaman • Merah terang
(lochea rubra) • Bau busuk
• Bau biasa • Mengeluarkan
• Tidak ada gumpalan gumpalan darah
darah • Pendarahan berat
• Jumlah pendarahan (memerlukan
yang ringan atau penggantian pembalut
sedikit 9hanya perlu 0-2 jam)
mengganti pembalut
setiap 2-4 jam)

B. Langkah 2 (mengevaluasi dan membuat diagnosa)


80
Berdasarkan data yang dihimpun, bidan akan bisa memutuskan apakah
masa pasca salin ibu adalah normal atau abnormal, jika semua parametet
ternyata normal, maka diagnosanya adalah “pasca salin berjalan normal”
C. Langkah 3 (berdasarkan diagnosa membuat rencana asuhan)
Dengan diagnosa “pasca salin normal”, bidan bisa memutuskan bahwa ibu
tersebut bisa dipulangkan, atau bahwa ibu tersebut aman ditinggal
sendirian bersama keluarganya.
Rencana asuhan untuk ibu yang normal pada pasca salin awal meliputi:
1. Petunjuk-petunjuk sebelum ibu pulang
a. Kapan menghubungi bidan: jika tanda-tanda bahaya
b. Dimana dan bagaimana cara menghubungi bidan
c. Perawatan perineum
d. Perawatan payudara
e. Kebersihan
f. Istirahat
g. Melanjutkan kegiatan seksual
2. Memberikan suplemen gizi
3. Pembahasan tentang kontrasepsi pasca salin
4. Menjadwalkan kunjungan ulang

D. Langkah 4 (melaksanakan rencana)


Untuk memastikan bahwa ibu akan bisa mengikuti rencana asuhan anda,
selalu berupaya untuk mendiskusikan rencana asuhan tersebut dengan ibu
dan keluarganya bersama-sama. penting sekali untuk melibatkan setiap
orang yang akan bertanggung jawab dalam membeli obat, memberi ijin
kepada ibu untuk beristirahat atau menambah makan dan minum, atau
memastikan agar ibu kembali untuk asuhan rutin atau asuhan gawat
darurat.
E. Langkah 5 (Evaluasi efektivitas dan rencana asuhan)
Ketika ibu kembali untuk kunjungan ulang, anda akan bisa mengevaluasi
apakah rencana asuhan yang anda buat sudah efektif.

81
2. Pelaksanaan kebidanan 2-6 hari dan 2-6 minggu setelah kelahiran
Kunjungan post partum dilakukan 2-6 hari setelah melahirkan dan 2-6
minggu setelah melahirkan adalah hampir sama.
Tujuan dari kunjungan itu adalah:
1. Memastikan bahwa ibu sedang dalam proses penyembuhan yang aman
2. Memastikan bahwa bayi sudah bisa menyusui tanpa kesulitan dan
sudah bertambah berat badannya.
3. Memastikan bahwa ikatan batin antara ibu dan bayi sudah terbentuk
4. Memprakarsai penggunaan kontrasepsi
5. Menganjurkan ibu membawa bayinya ke unit kesehatan setempat
untuk ditimbang dan di imunisasi.

Pengevaluasian dan asuhan untuk seorang ibu yang berada dalam proses 2-6 hari
dan 2-6 minggu post partum dapat dirangkumkan sebagai berikut:
A. Riwayat
1. Bagaimana perasaannya, termasuk suasana hati dan perasaannya
tentang menjadi orang tua.
2. Keluhan atau masalah yang sekarang dirasakan
3. Kesulitan dalam buang air kecil atau buang air besar
4. Perasaannya tentang persalinan dan kelahiran bayinya
5. Penjelasan tentang kelahiran: adakah komplkasi, laserasi atau
episiotomi
6. Suplemen zat besi: adakah dia makan tablet
7. Pemberian ASI: berhasilkah, adakah kesulitan
B. Pemeriksaan fisik
1. Rupa pada umumnya
2. Tanda-tanda vital
3. Payudara: suhu, warna merah , nyeri puting, pembesaran.
4. Abdomen: tinggi fundus, konsistensi, bentuk
5. Lochea: warna, banyaknya, bekuan, baunya.
6. Perineum: edema, peradangan, jahitan, nanah.
7. Tungkai: tanda homan, gumpalan darah pada otot kaki yang
menyebabkan nyeri

82
C. Rencana Asuhan
Rencana asuhan untuk kunjungan dalam masa 2-6 hari dan 2-6 minggu
pasca salin hampir sama dengan rencana asuhan untuk penilaian pasca
salin 2-6 jam normal. Akan tetapi, pada kunjungan-kunjungan kemudian,
ibu mungkin akan lebih bisa memahami serta melaksanakan petunjuk dan
pembelajaran. Oleh karena itu, informasi-informasi ini hendaknya di
ulang-ulang dan bidan harus mendorong ibu untuk mau bertanya (tentang
hal yang belum dimengerti). Pada kunjungan 2-6 minggu, setiap ibu
hendaknya di konseling secara cermat tentang kontrasepsi pasca salin serta
diberi kebebasan dalam memutuskan metoda yang dipilih.

3. Tujuh Langkah Manajemen Menurut Helen Varney


a. Pengkajian
1. Melakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang
dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan ibu. (pengkajian fisik dan
psikososial)
2. Melakukan pemeriksaan awal postpartum
3. Meninjau catatan / rekam medis pasien
a. Catatan perkembangan antepartum dan intra partum
b. Berapa lama pasien post partum
c. Catatan perkembangan pasien
d. Suhu, denyut nadi, pernafasan dan tekanan darah pot partum
e. Pemeriksaan laboratorium dan laporan pemeriksaan tambahan
f. Catatan obat-obatan
g. Catatan bidan
4. Menanyakan riwayat kesehatan dan keluhan ibu
a. Mobilisasi
b. Buang air kecil
c. Buang air besar
d. Nafsu makan
e. Ketidaknyamanan
f. Kekhawatiran
g. Hal yang tidak dimengerti

83
h. Makanan bayi
i. Reaksi pada bayi
j. Reaksi terhadap proses melahirkan dan kelahiran
5. Pemeriksaan fisik
1. Tekanan darah, suhu badan , denyut nadi
2. Tenggorakan jika diperlukan
3. Abdomen: kandung kencing, uterus
4. CVAT
5. Lochea: warna, jumlah, bau
6. Perineum: edema, inflamasi, hematoma,pus, bekas luka
episiotomi, jahitan, memar dan hemoroid.
7. Ekstremitas: varises, betis apakah panas, refleks

b. Interpretesi data dasar


Melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan. Diagnosa, masalah dan kebutuhan ibu post partum dan
nifas tergantung dari hasil pengkajian terhadap ibu.
1. Diagnosa
a. Postpartum hari pertama
b. Perdarahan nifas
c. Sub involusio
d. Anemia postpartum
e. Pre eklamsia
f. Post sectio caesaria
2. Masalah
a. Ibu kurang informasi
b. Ibu tidak pernah PNC
c. Sakit pada luka episiotomi
d. Keluhan mulas yang mengganggu rasa nyaman
e. Buah dada bengkak dan sakit
3. Kebutuhan
a. Penjelasan tentang pencegahan infeksi

84
b. Tanda-tanda bahaya
c. Kontak dengan bayi sesering mungkin
d. Penyuluhan perawatan buah dada
e. Bimbingan menyusui
f. Penjelasan tentang metode KB
g. Imunisasi bayi
h. Kebiasaan yang tidak bermanfaat bahkan dapat
membahayakan.

c. Identifikasi diagnosa dan masalah potensial


Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan
terjadi berdasarkan masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi
dan merencanakan antisipasi tindakan.
1. Diagnosa potensial
a. Hipertensi postpartum
b. Anemia postpartum
c. Sub involusio
d. Perdarahan post partum
e. Febris postpartum
f. Infeksi postpartum
2. Masalah potensial
1. Potensial bermasalah dengan ekonomi
2. Sakit pada luka bekas episiotomi
3. Nyeri kepala
4. Mulas
3. Antisipasi tindakan
1. Pemberian tablet besi agar tidak terjadi anemia

d. Identifikasi dan menetapkan tindakan segera


Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan
atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
yang lain sesuai dengan kondisi pasien
Contoh:

85
o Ibu kejang, segera lakukan tindakan untuk mengatasi kejang dan
segera berkolaborasi merujuk ibu untuk perawatan selanjutnya
o Ibu tiba-tiba mengalami perdarahan, lakukan tindakan segera
sesuai dengan keadaan pasien, misalnya bila kontraksi uterus
kurang baik segera berikan uterotonika. Bila teridentifikasi
adanya tanda-tanda adanya sisa plasenta, segera berkolaborasi
dengan dokter untuk tindakan kuratase

e. Membuat rencana asuhan


Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan
temuan dan langkah sebelumnya.
Contoh:
Manajemen asuhan awal puerperium
- Kontak dini dan sesering mungkin dengan bayi
- Mobilisasilistirahat baring di tempat tidur
- Gizi (diet)
- Perawatan perineum
- Buang air kecil spontan/kateter
- Obat penghilang rasa sakit, bila diperlukan
- Obat tidur, bila diperlukan
- Obat pencahar, bila dipelukan
- Pemberian methergine, bila diperlukan
- Tidak dilanjutkan IV, bila diberikan
Asuhan Ianjutan
- Tambahan vitamin atau zat besi, atau keduanya bila diperlukan
- Bebas dari ketidaknyamanan postpartum
- Perawatan buah dada
- Pemeriksaan laboratorium terhadap komplikasi, jika diperlukan
- Rencana KB
- Rh immune globulin, jika diperlukan
- Tanda-tanda bahaya
- Kebiasaan rutin yang tidak bermanfaat bahkan dapat
membahayakan

86
f. Implementasi asuhan
Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan
aman.
Kontak dini sesering mungkin dengan tenaga kesehatan
Mobilsasi/istirahat baring di tempat tidur
Pengaturan gizi (diet)
Perawatan perineum
Buang air kecil spontan/kateter
Pemberian obat penghilang rasa sakit, bila diperlukan
Pemberian obat tidur, bila diperlukan
Pemberian obat pencahar, bila diperlukan
Pemberian methergine, bila diperlukan
Tidak dilanjutkan IV, jika diberikan
Pemberian tambahan vitamin atau zat besi, atau keduanya, jika
diperlukan
Bebas dari ketidaknyamanan postpartum
Perawatan buah dada
Pemeriksaan laboratorium terhadap komplikasi, jika diperlukan
Rencana KB
Rh Immune globulin, jika diperlukan
Rubella vaccine 0,5 cc, jika diperlukan
Tanda-tanda bahaya
Penjelasan tentang kebiasaan rutin yang tidak bermanfaat bahkan
membahayakan

g. Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, ulangi
kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek
asuhan yang sudah dilaksanakan tetapi belum efektif atau merencanakan
kembali yang belum terlaksana

87
Rangkuman
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas 6-8
minggu (Mochtar, 2010). Masa puerperium atau masa nifas dimulai setelah
persalinan selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Wiknjosastro,
2005). Periode pasca partum (Puerperium) adalah masa enam minggu sejak bayi
lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil
(Bobak, 2004).

TUGAS
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk/Langkah Pembelajaran
• Baca dan pahami kasus dibawah ini!
• Jawablah soal pilihan ganda dengan benar dan berikan alasannya!
Kasus
Seorang perempuan usia 25 tahun, melahirkan anak pertama 5 jam yang lalu di
klinik, mengatakan khawatir ASI tidak cukup untuk kebutuhan bayinya, hasil
pemeriksaan TTV dalam batas normal, keadaan umum baik.
Soal
1. Tahapan masa nifas apakah untuk kasus diatas?
1. Puerperiun dini
2. Puerperium intermedial
3. Remote puerperium
4. Dilatasi puerperium
5. Puerperium sekunder
Pembahasan soal
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
2. Apakah konseling yang paling tepat untuk ibu tersebut?
A. Konseling tentang keadaan ibu
B. Konseling tentang keadaan bayi
C. Konseling tentang pemberian ASI awal

88
D. Konseling tentang pemberian susu formula
E. Konseling tentang pemberian makanan tambahan

Pembahasan soal
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
3. Jika ibu pulang besok harinya, maka Kunjungan masa nifas yang
dilakukan untuk kasus tersebut adalah?
A. 1 hari setelah persalinan
B. 3 hari setelah persalinan
C. 6 hari setelah persalinan
D. 2 minggu setelah persalinan
E. 4 minggu setelah persalinan

Pembahasan soal
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk/Langkah Pembelajaran : Mahasiswa mencatat soal- soal kasus
dan pembahasan tentang pemeriksaan fisik pada ibu nifas
Bentuk Laporan Tugas : Dikerjakan Dalam bentuk ketikan Time New
Roman font 12, spasi 1,5 dan kertas ukuran A4.

89
TOPIK 2
PEMERIKSAAN FISIK 6 JAM POST PARTUM
Griselly Saragih,SST,M.Kes

I. Pemeriksaan Vital sigh


Tekanan darah
Tekanan darah normal yaitu < 140/90 mmHg. Tekanan darah tersebut bisa
meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari pos partum..Setelah persalinan
sebagian besar wanita mengalami peningkatan tekananan darah sementara
waktu.Keadaan ini akan kembali normal selama beberapa hari. Bila
tekanan darah menjadi rendah menunjukkan adanya perdarahan post
partum. Sebaliknya bila tekanan darah tinggi,merupakan petunjuk
kemungkinan adanya pre-eklampsi yang bisa timbul pada masa
nifas.Namun hal ini seperti itu jarang terjadi Segera setelah melahirkan,
banyak wanita mengalami peningkatan sementara tekanan darah sistolik
dan diastolik, yang kembali secara spontan kanan darah sebelum hamil
selama beberapa hari bidan bertanggung jawab mengkaji resiko
preeklamsi pascapartum, komplikasi yang relatif jarang, tetapi serius, jika
peningkatan tekanan darah signifikan.
b. Suhu
Suhu tubuh normal yaitu kurang dari 38C.Pada hari ke 4 setelah persalinan
suhu ibu bisa naik sedikit kemungkinan disebabkan dari aktivitas
payudara.Bila kenaikan mencapai lebih dari 38 C pada hari kedua sampai
hari-hari berikutnya, harus diwaspadai adanya infeksi atau sepsis nifas.
Suhu maternal kembali dari suhu yang sedikit meningkat selama periode
intrapartum dan stabil dalam 24 jam pertama pascapartum. Perhatikan
adanya kenaikan suhu samapi 38 derajat pada hari kedua sampai hari
kesepuluh yang menunjukkan adanya morbiditas puerperalis
Nadi
Nadi normal pada ibu nifas adalah 60-100. Denyut Nadi ibu akan
melambat sampai sekitar 60 x/menit yakni pada waktu habis persalinan
karena ibu dalam keadaan istirahat penuh. Ini terjadi utamanya pada
minggu pertama post partum.Pada ibu yang nervus nadinya bisa cepat,

90
kira-kira 110x/mnt.Bisa juga terjadi gejala shock karena infeksi
khususnya bila disertai peningkatan suhu tubuh. Denyut nadi yang
meningkat selama persalinan akhir, kembali normal selama beberapa jam
pertama pascapartum. Hemoragi, demam selama persalinan, dan nyeri akut
atau persisten dapat mempengaruhi proses ini. Apabila denyut nadi diatas
100 selama puerperium, hal tersebut abnormal dan mungkin menunjukkan
adanya infeksi atau hemoragi pascapartum lambat
Pernafasan
Pernafasan normal yaitu 20-30 x/menit.Pada umumnya respirasi lambat
atau bahkan normal.Mengapa demikian, tidak lain karena ibu dalam
keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat.Bila ada respirasi cepat
pospartum (> 30 x/mnt) mungkin karena adanya ikutan dari tanda-tanda
syok. Fungsi pernafasan kembali pada rentang normal wanita selama jam
pertama pascapartum. Nafas pendek, cepat, atau perubahan lain
memerlukan evaluasi adanya kondisi – kondisi seperti kelebihan cairan,
seperti eksaserbasi asma, dan emboli paru.

II. Pemeriksaan kandung kemih


Jika kandung kemih ibu penuh,maka bantu ibu untuk mengosongkan
kandung kemihnya dan anjurkan ibu agar tidak menahan apabila terasa
BAK.Jika ibu tidak dapat berkemih dalam 6 jam post partum,bantu ibu
dengan cara menyiramkan air hangat dan bersih ke vulva dan perineum.
Bila berbagai cara telah dilakukan namun ibu tetap tidak bisa
berkemih,maka mungkin perlu dilakukan pemasangan kateterisasi.Setelah
kandung kemih dikosongkan,maka lakukan massase pada fundus agar
uterus berkontraksi dengan baik.

III. Pemeriksaan Uterus


Apabila uterus awalnya berkontraksi dengan baik maka pada saat palpasi tidak
akan tampak peningkatan aliran pengeluaran lochea.Bila sebelumnya
kontraksi uterus tidak baik dan konsistensinya lunak,palpasi akan
menyebabkan kontraksi yang akan mengeluarkan bekuan darah yang

91
terakumulasi,aliran ini pada keadaan yang normal akan berkurang dan uterus
menjadi keras

Rangkuman
Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung kirakira 6 minggu, akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali
seperti keadaan sebelum hamil dalam waktu 3 bulan. Asuhan nifas bertujuan
untuk : Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologiknya.
Melaksanakan skrining yang komprehensip, mendeteksi masalah, mengobati atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. Memberikan
pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga
berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi
yang sehat. Memberikan pelayanan KB.

92
TUGAS
Tugas Terstruktur
Petunjuk/Langkah Pembelajaran
• Baca dan pahami kasus dibawah ini!
• Jawablah soal pilihan ganda dengan benar dan berikan alasannya!
1. Dalam melakukan pemeriksaan setelah melahirkan , seorang ibu akan
melakukan kunjungan untuk mengunjungi masa nifas dan berkonsultasi
kepada tenaga medis. Berapa kali ibu tersebut bisa melakukan kunjungan dan
dalam kurun berapa waktu , kecuali ?
a. 6 – 8 jam setelah postpartum kunjungan I
b. 6 hari jam setelah postpartum kunjungan II
c. 6 minggu jam setelah postpartum kunjungan III
d. 8 minggu jam setelah postpartum kunjungan IV
e. 4 – 6 jam setelah postpartum kunjungan I

Pembahasan soal
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
2. Pada saat tenanga medis melakukan pemeriksaan fisik vital sign pada ibu
nifas tersebut , jenis pemeriksaan apakah yang dilakukan tenaga medis
tersebut ?....kecuali
a. Tekanana Darah
b. Suhu
c. Nadi
d. Napas
e. Brachialis
Pembahasan soal
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
3. Prosedur yang digunakan untuk memeriksa serta membantu pengobatan pada
penderita batu kandung kemih atau kanker kandung kemih yaitu:
a. Sistoskopi
93
b. Thermometer
c. Stetoskop
d. Doppler
e. USG
Pembahasan soal
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
4. Ukuran statistic berbagai fiiologis yang digunakan untuk membantu
menentukan status kesehatan seseorang merupakan penyataan dari
a. Kandung kemih
b. Vital sigh
c. Uterus
d. TFU
e. Pemeriksaan uterus
Pembahasan soal
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
5. Tanda-tanda vital utama yang dipantau secara rutin oleh professional medis
dan penyediaan layanan kesehatan meliputi…kecuali,
a. Suhu
b. Denyut nadi
c. Laju pernapasan
d. Tekanan darah
e. Denyut jantung

94
Kegiatan Mandiri
Petunjuk/Langkah Pembelajaran : Mahasiswa membuat soal vingget dan
pembahasan berdasarkan referensi terkait vingget pemeriksaan pada kunjungan
masa nifas setelah 2 minggu

Bentuk Laporan Tugas : Dikerjakan Dalam bentuk ketikan Time New Roman
font 12, spasi 1,5 dan kertas ukuran A4.

95
TOPIK 3
PEMERIKSAAN LANJUT PADA MASA NIFAS
Griselly Saragih,SST,M.Kes

I. Pemeriksaan Payudara
Tujuan: Sebagai pemeriksaan tindak lanjut dari pemeriksaa payudara
prenatal dan segera setelah melahirkan apakah ada komplikasi postpartum
misalnya bendungan pada payudara (3-5 hari postpartum), abses payudara,
mastitis (3-4 minggu postpartum)
II. Pemeriksaan pada lochea
Normal :
• Merah kehitaman (lochea rubra)
• Bau biasa
• Tidak ada gumpalan darah
• Jumlah pendarahan yang ringan atau sedikit 9hanya perlu mengganti
pembalut setiap 2-4 jam)
Tidak Normal :
• Merah terang
• Bau busuk
• Mengeluarkan gumpalan darah
• Pendarahan berat (memerlukan penggantian pembalut 0-2 jam)

III. Pemeriksaan pada perineum


Pada pemeriksaan perineum sebaiknya ibu dalam posisi dengan kedua
tungkai dilebarkan.saatmelakukan pemeriksaan perineum periksalah:
1. Jahitan laserasinya
Sebelum melakukan pemeriksaan jahitan laserasinya,terlebih dahulu
bersihkan pada bagian jahitan laserasi dengan kasa yang dikasih betadine
supaya jahitan terlihat tampak lebih jelas
2. Oedema atau tidak
3. Hemoroid pada anus
4. Hematoma (Pembengkakan jaringan yang isinya darah)
IV. Pemeriksaan pada TFU
96
Pada pemeriksaan TFU hal yang harus di nilai yaitu:
Normal : Kuat, berkontraksi baik, Tidak berada di atas ketinggian
Tdk normal : Lembek, Di atas ketinggian fundus saat masa pasca salin

Tugas Terstruktur
Petunjuk/Langkah Pembelajaran
• Baca dan pahami kasus dibawah ini!
• Jawablah soal pilihan ganda dengan benar dan berikan alasannya!
Kasus
Seorang perempuan usia 25 tahun, melahirkan anak pertama 5 jam yang lalu di
klinik, mengatakan khawatir ASI tidak cukup untuk kebutuhan bayinya, hasil
pemeriksaan TTV dalam batas normal, keadaan umum baik.
Soal
1. Tahapan masa nifas apakah untuk kasus diatas?
a. Puerperiun dini
b. Puerperium intermedial
c. Remote puerperium
d. Dilatasi puerperium
e. Puerperium sekunder
Pembahasan soal
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
2. Apakah konseling yang paling tepat untuk ibu tersebut?
a. Konseling tentang keadaan ibu
b. Konseling tentang keadaan bayi
c. Konseling tentang pemberian ASI awal
d. Konseling tentang pemberian susu formula
e. Konseling tentang pemberian makanan tambahan

97
Pembahasan soal
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
3. Jika ibu pulang besok harinya, maka Kunjungan masa nifas yang dilakukan
untuk kasus tersebut adalah?
a. 1 hari setelah persalinan
b. 3 hari setelah persalinan
c. 6 hari setelah persalinan
d. 2 minggu setelah persalinan
e. 4 minggu setelah persalinan

Pembahasan soal
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Kegiatan Mandiri
Petunjuk/Langkah Pembelajaran : Mahasiswa mencatat soal- soal kasus dan
pembahasan berdasarkan referensi terkait topik konsep dasar pada masa nifas.
Bentuk Laporan Tugas : Dikerjakan Dalam bentuk ketikan Time New Roman
font 12, spasi 1,5 dan kertas ukuran A4.

98
Kunci Jawaban
Tes 1 (Topik 1)
1. A
Penjelasan:
1. Puerperium dini yaitu pemulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan
2. Puerperium intermedial yaitu pemulihan menyeluruh alat-alat genital yang
lamanya 6-8 minggu
3. Remote peurperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
terutama bila selama hamil atau bersalin memiliki komplikasi

2. C
Penjelasan:
6 – 8 Jam setelah persalinan
Tujuan kunjungan pertama :
Mencegah perdarahan karena atonia uteri
Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan rujuk bila
perdarahan berlanjut.
Memberi konseling pada ibu dan anggota keluarga mencegah perdarahan
Pemberian ASI awal
Menjalin hubungan ibu dan bayi
Menjaga bayi tetap sehat dan mencegah hipotermi

3. C
Penjelasan:
• Kunjungan Nifas I : 6 – 8 jam setelah persalinan
• Kunjungan Nifas II : 6 hari setelah persalinan
• Kunjungan Nifas III : 2 minggu setelah persalinan
• Kunjungan Nifas IV : 6 minggu setelah persalinan

99
4. A
Penjelasan:
4. Puerperium dini yaitu pemulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan
5. Puerperium intermedial yaitu pemulihan menyeluruh alat-alat genital yang
lamanya 6-8 minggu
6. Remote peurperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
terutama bila selama hamil atau bersalin memiliki komplikasi

5. C
Penjelasan:
6 – 8 Jam setelah persalinan
Tujuan kunjungan pertama :
Mencegah perdarahan karena atonia uteri
Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan rujuk bila
perdarahan berlanjut.
Memberi konseling pada ibu dan anggota keluarga mencegah perdarahan
Pemberian ASI awal
Menjalin hubungan ibu dan bayi
Menjaga bayi tetap sehat dan mencegah hipotermi

Tes 1 Topik 2
1. E
Penjelasan : Dalam masa nifas ada yang namanya kunjungan , dimana
kunjung itu dilakukan untuk memantau keadaan si ibu dan si dedek bayi .
Melakukan konsultasi menengani ASI dan merupakan pantau kondisi selama
masa kunjungan
2. E
Penjelasan : Jenis pemeriksaan fisik vital sign , yang biasa dilakukan oleh tenaga
medis yakni :
• Tekanan Darah
• Suhu
• Denyut nadi
• Pernapasan

100
Sedangkan branchialis merupakan jenia arteri yang biasanya dilakukan
untuk pemeriksaan tekanan darah
3. A
Penjelasan : Prosedur yang digunakan untuk memeriksa serta membantu
pengobatan pada penderita batu kandung kemih atau kanker kandung kemih yaitu:
Sistoskopi.
4. B
Penjelasan : vital sigh : Ukuran statistic berbagai fiiologis yang digunakan untuk
membantu menentukan status kesehatan seseorang.
5. E
Penjelasan : Tanda-tanda vital utama yang dipantau secara rutin oleh
professional medis dan penyediaan layanan kesehatan meliputi Suhu, Denyut
nadi, Laju pernapasan dan Tekanan darah.

101
Daftar Pustaka

1. Pusdiknakes. Asuhan Intrapartum, WHO-JHPIEGO; 2017


2. Saifuddin. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal &
Neonatal, Jakarta : JNPKKR; 2016
3. Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
4. Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2018, Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta

102
BAB V
PEMERIKSAAN PADA BAYI DAN BALITA

PENDAHULUAN
A. Penghantar Pendahuluan
Mahasiswa S-1 Kebidanan yang berbahagia, selamat Anda telah memasuki
Bab VIII tentang perubahan dan adaptasi fisiologi pada BBL. Pada bab ini Anda
akan mempelajari materi dasar tentang perubahandana adaptasi fisiologi pada
BBL yaitu: Perubahan sistem pernafasan, Perubahan sistem
termoregulasi,Perubahan sistem metabolisme,Perubahan sistem gastrointestinal
,Perubahan sistem kekebalan tubuh,Adaptasi perubahan kulit, Adaptasi perubahan
sistem persyarafan

B. Deskripsi Materi
Secara khusus setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan mampu
menjelaskan tentang pemeriksaan pada bayi dan balita

C. Kemampuan/tujuan akhir yang diharapkan


Mahasiswa mampu mengetahun konsep Asuhan Neonatus : Konsep bayi baru
lahir normal, Asuhan pada bayi baru lahir (BBL),Adaptasi BBL terhadap
kehidupan diluar uterus,Pencegahan infeksi pada bayi baru lahir,bounding
attachment

D. Uraian Materi
a. Topik 1 : Pemeriksaan pada bayi
b. Topik 2 : Pemeriksaan pada balita

103
TOPIK 1
PEMERIKSAAN PADA BAYI
Nova Linda Rambe,SST,M.Keb

1. Pengertian Pemeriksan Fisik pada Bayi


Asuhan yang diberikan pada bayi pada jam pertama setelah kelahiran.
Tujuannya adalah untuk mengkaji adaptasi BBL dari kehidupan dalam uterus ke
kehidupan luar uterus dengan penilaian APGAR
Penilaian dilakukan dengan 3 aspek yaitu :
• Antropometri yaitu ukuran – ukuran tubuh
• Sistem organ tubuh yaitu melihat kesempurnaan bentuk tubuh
• Neurologik yaitu perkembangan organ syaraf
2. Tehnik pemeriksaan yang dilakukan secara komprehensif :
• Inspeksi
• Palpasi
• Auskultasi
• Perkusi
Riwayat yang perlu dikaji sebelum pemeriksaan fisik :
1. Riwayat Penyakit Kehamilan
a. Perdarahan, Pre eklampsia, Eklampsia kematian janin, prematur
b. Penyakit kelamin : gonorhaoe blenorhoe, Sifilis kematian janin
2. Riwayat Penyakit keluarga
a. Kelainan genetik : syndroma genetik
b. Gangguan metabolik DM, albino, penyakit kardiovaskular
3. Kebiasaan Waktu Hamil
a. Makanan : pantang makanan tertentu dapat menyebabkan kekurangan
zat/mineral tertentu pada ibu dan bayi
b. Obat-obatan : obat – obat yang dapat menyebabkan kecacatan/kematian
pada janin ex : kostikosteroid
c. Merokok : kelainanan jantung, prematur
4. Riwayat Persalinan
a. Jenis persalinan : persalinan lama, macet dapat menyebabkan asfiksia,
stress/gawat pada janin

104
b. Ditolong oleh : profesional/tidak akan mempengaruhi keadaan janin
ex : fraktur humerus, hipotermi
c. Lama persalinan
• Kala I : primi ( 12-14 ), multi ( 6 – 8) jam
• Kala II : primi ( 1,5 ), multi ( 0,5 ) jam
d. Ketuban pecah : normal 1000 – 1500 cc. post date / tidak, oligohidrmnion
/ polihidramnion, perdarahan
e. Keadaan bayi baru lahir
Menit Tanda 0 1 2

Ke – 1 Apperance ( ) Biru/pucat ( ) tampak kemerahan ( ) kemerahan


(Warna kulit) tangan dan kaki biru
Pulse rate ( ) Tidak ada ( ) < 100 ( ) > 100
(Frekuensi jantung)
Grimace ( ) Tidak ada ( ) sedikit gerakan ( ) batuk/bersin
(Reflek) mimik
Activity ( ) Lumpuh ( ) ext fleksi sedikit ( ) gerakan aktif

Ke - 2 Apperance ( ) Biru/pucat ( ) tampak kemerahan ( ) kemerahan


(Warna kulit) tangan dan kaki biru
Pulse rate ( ) Tidak ada ( ) < 100 ( ) > 100
(Frekuensi jantung)
Grimace ( ) Tidak ada ( ) sedikit gerakan ( ) batuk/bersin
(Reflek) mimik
Activity ( ) Lumpuh ( ) ext fleksi sedikit ( ) gerakan aktif
(Tonus otot)
Respiration ( ) Tidak ada ( ) lemah/tidak teratur ( ) menangis
(Usaha nafas)

Nilai APGAR skore :


• 7 – 10 : normal ( tidak perlu resusitasi )
• 5–6 : asfiksia ringan ( ventilasi )

105
• 3–4 : asfiksia sedang ( ventilasi )
• 1–2 : asfiksia berat ( intubasi )

3. Pengkajian Segera Bayi Baru Lahir


Pemeriksaan fisik ( Umum dan Kebidanan ).
Keadaan Umum
Tanda vital :
• Pernafasan : 40 – 60 x/mnt,
• Suhu : 36,5 – 37,5 °C, rektal ( terjadi peningkatan pada
saat lahir tetapi akan segera turun sampai 37,5 °C
• Denyut nadi : 120 – 160 x/mnt
• Berat badan lahir : kisaran normal untuk bayi cukup bulan :
2500 – 4000 gram. Bayi dengan 2500 gr harus dirawat sebagai bayi
kurang bulan untuk menjaga badan tetap hangat atau mencegah
hipotermi
Umur kehamilan BB PB LK
38 3050 gr 48, 3 cm 33,6 cm
39 3225 gr 49 cm 34 cm
40 3364 gr 49,5 cm 34,3 cm
41 3501 gr 50,2 cm 34,7 cm
42 3594 gr 50,5 cm 34,9 cm
Keterangan : masih normal bila LK > LD

4. Pemeriksaan sistem organ Tubuh


Pemeriksaan Fisik Secara Sistematis
a. Kepala (Sutura) : untuk menilai bentuk tengkorak kepala dan
memeriksa apakah sutura sudah bersatu atau tidak
b. Mata : untuk melihat apakah jarak antara kedua mata sama
atau tidak, menilai ada blenorhoe/tidak, strabismus/tidak, cacat/tidak
c. Mulut : untuk memastikan langit – langit mulut sempurna
atau tidak, melihat apakah ada labio palato skizis/tidak

106
d. Hidung : untuk melihat apakah bayi bernafas melalui hidung
atau mulut, apabila melalui mulut kemungkinan adanya sumbatan dalam
saluran pernafasan atas
e. Dada : bentuk dada, apa bila terjadi retraksi interkostal
kemungkinan bayi mengalami kelainan jantung
f. Perut : untuk melihat bentuk perut. Apa bila terdapat
pembesaran maka kemungkinan terjadi pembesaran hati ( sebelah kanan
perut), tumor, skofoid (kemungkinan bayi menderita hernia diagfragmatik atau
atresia esofagi tanpa fistula)
g. Tali Pusat : perdarahan, menghitung jumlah pembuluh pada tali
pusat yakni 2 arteri umbilikalis dan 1 vena umbilikalis.
h. Punggung : untuk melihat apakah tulang punggug telah
terbentuk dengan sempurna. Kelainan yang dapat terjadi adalah spina bifida,
pembengkakan atau cekungan
i. Ekstremitas : jumlah jari, gerakan
j. Genitalia :
Perempuan
• vagina berlubang
• Uretra berlubang
• Labia mayor menutupi labia minor
• Adanya perdarahan/lendir dar vagina (vaginal discharge)
Laki – laki
• Testis berada diskrotum
• Penis berlubang dan lubang terletak diujung penis
k. Kulit : sianosis, ikterik/tidak
l. Anus : ada lubang, kalau tidak ada (atresia ani)

5. Pemeriksaan Neuromuskular
Refleks
• Refleks moro : bila bayi dikejutkan akan memperlihatkan seperti
memeluk

107
• Refleks rooting : timbul karena stimulasi taktil pada pipi dan daerah
mulut anak bereaksi memutar kepala seakan – akan
mencari putting susu
• Refleks tonick neck : reflek otot leher, anak akan mengangkat leher dan
menoleh kekana atau kekiri jika ditekan posisi
tengkurap
• Refleks sucking : menghisap dan menelan, reflek oral timbul bersama
– sama dengan rangsangan pipi untuk menghisap
putting susu dan menelan ASI
• Refleks grasping : genggam, bila jari diletakkan pada telapak tangan
anak akan menutup telapak tangan
• Refleks babinsky : bila ada rangsangan pada telapak kaki akan bergerak
keatas dan jari – jari lain akan membuka
• Refleks staping : reflek melangkah, jika bayi dibuat posisi berdiri
maka akan ada gerakan spontan kaki melangkah
kedepan walaupun belum bisa berjalan

6. Pemeriksaan Head To Too


1. Penampilan BBL
Ukuran :
Menimbang berat badan bayi : berat rata-rata bayi 2500-4000 gram
(tergantung faktorgenetik, ras, gizi, plasenta).
Mengukur lingkar kepala : rata-rata 35 cm.
Mengukur panjang bayi : panjang rata-rata bayi 48-51 cm
Mengukur lingkar dada, normalnya 30-33 cm.
Verniks
Cairan keputih-putihan, keabu-abuan, kekuning-kuningan, berminyak dan
berlendir.
Fungsi : melindungi kulit bayi agar tidak tenggelam oleh air ketuban selama ia
berada di dalam rahim.
Ubun-ubun
Ukuran variasi, tidak ada standar.

108
Merupakan titik lembut pada bagian atas kepala bayi di tempat tulang
tengkorak yang belum sepenuhnya bertemu.
Ubun-ubun besar menyatu pada usia 12-18 bulan, sedangkan ubun-ubun kecil
menyatu pada usia 2 bulan.
Warna kulit dan kuku
Masih di dalam rahim : merah muda
Saat lahir : kebanyakan berwarna biru atau ungu merah muda.
Sebab : sianosis pada saat kelahiran. Segera setelah bernafas, berubah menjadi
merah muda.
Bentuk kepala
Bentuk kepala aneh : molase diameter kepala bayi mengecil karena tulang
kepala tergencet panggul dan saling bertindih.
Molase (alamiah) : kepala akan kembali normal 24-48 jam post partum.
Molase tergantung lamanya persalinan.
Mata
Kebanyakan bayi lahir dengan mata agak cembung akibat tekanan alamiah
selama persalinan mengempis setelah beberapa hari.

2. Perilaku Bayi Baru Lahir


Tersedak
Normal kontraksi diafragma primitif (sekat rongga badan antara dada dan
perut) yang mendadak dan tidak teratur, yang belum benar-benar bisa menarik dan
mengeluarkan napas dengan ritme teratur.
Tersedak : tanda bahwa otot-otot pernapasan diantara tulang iga, diafragma dan
perut makin kuat dan mencoba bekerja sama.
Bayi sensitif terhadap sinar terang dan bersin jika membuka matanya untuk
beberapa hari pertama cahaya menstimulasi saraf yang menuju ke hidung dan
mata.

Bersin
Lapisan hidung sensitif, diperlukan untuk membersihkan lubang hidung,
mencegah debu agar tidak masuk ke dalam paru-paru.

109
Napas
Kecepatan sekitar 40x tarikan napas/menit untuk 1 atau 2 hari pertama.
Usia beberapa bulan : turun menjadi 25 x/menit.
Bayi baru lahir : paru-paru kecip, napas dangkal paru-paru bayi (proporsional)
lebih kecil dibanding ukuran tubuhnya.

Refleks
Refleks : gerakan naluriah untuk melindungi bayi.
Refleks pada 24-36 jam pertama post partum :
a. Refleks glabellar
Ketuk daerah pangkal hidung secara pelan
dengan menggunakan jari telunjuk. Bayi
akan mengedipkan mata pada 4 sampai 5
ketukan pertama.

b. Refleks hisap
Benda menyentuh bibir disertai refleks
menelan.
Tekanan pada mulut bayi pada langit
bagian dalam gusi atas timbul isapan yang
kuat dan cepat.
Dilihat pada waktu bayi menyusu.

c. Refleks mencari (rooting)


Bayi menoleh ke arah benda yang
menyentuh pipi.
Misalnya : mengusap pipi bayi dengan
lembut bayi menolehkan kepalanya ke
arah jari kita dan membuka mulutnya.

110
d. Refleks genggam
Dengan meletakkan jari telunjuk
pada palmar, tekanan dengan
gentle, normalnya bayi akan
menggenggam dengan kuat
Jika telapak tangan bayi ditekan
bayi mengepalkan tinjunya.

e. Refleks babinsky
Gores telapak kaki , dimulai dari tumit, gores sisi lateral telapak kaki ke arah
atas kemudian gerakkan jari sepanjang telapak kaki. Bayi akan menunjukkan
respon berupa semua jari kaki hyperekstensi dengan ibu jari dorsifleksi

f. Refleks moro
Timbulnya pergerakan tangan yang simetris apabila
kepala tiba-tiba digerakkan atau dikejutkan dengan
cara bertepuk tangan.
Fungsi : menguji kondisi umum bayi serta
kenormalan system saraf pusatnya.

g. Refleks berjalan

111
Bayi menggerak-gerakkan tungkainya dalam suatu gerakan berjalan atau
melangkah jika diberikan dengan cara memegang lengannya sedangkan
kakinya dibiarkan menyentuh permukaan yang keras.

h. Refleks merangkak
Jika ditengkurapkan, karena tungkainya masih bergulung.
i. Refleks muntah
Refleks yang langsung muncul jika terlalu banyak cairan yang tertelan. Lendir
atau mukus akan dikeluarkan untuk membersihkan saluran nafas..
Menunjukkan fungsi neurology glosofaringeal dan syaraf fagus normal.
j. Refleks mengeluarkan lidah
Apabila diletakkan benda-benda di dalam mulut, yang sering dikira bayi
menolak makanan atau minuman.

Tidur
Bayi cukup bulan : sebagian besar waktu untuk tidur (60%)

Kesiagaan-penglihatan dan pendengaran.


BBL dapat melihat dan fokus hanya dengan jarak pandang 20-25 cm dari
wajahnya.

112
Rangkuman
Asuhan yang diberikan pada bayi pada jam pertama setelah kelahiran. Tujuannya
adalah untuk mengkaji adaptasi BBL dari kehidupan dalam uterus ke kehidupan
luar uterus dengan penilaian APGAR. Penilaian dilakukan dengan 3 aspek yaitu :
Antropometri yaitu ukuran – ukuran tubuh, Sistem organ tubuh yaitu melihat
kesempurnaan bentuk tubuh, Neurologik yaitu perkembangan organ syaraf .
Tehnik pemeriksaan yang dilakukan secara komprehensif :Inspeksi, Palpasi,
Auskultasi, Perkusi

Tugas
1.Tugas Terstruktur
Petunjuk/Langkah Pembelajaran
Jawablah Pertanyaan dibawah ini menurut jawaban kamu yang benar !!
1. Seorang perempuan usia 27 tahun melahirkan bayi perempuan di klinik
dengan berat badan 3000 gram. Hasil pengkajian diperoleh warna kulit pucat,
frekuensi hani > 100, reaksi rangsangan baik, gerakan aktif, pernapasan
lemah. Berapakah nilai apgar score pada kasus diatas? Berapakah nilai apgar
score pada kasus diatas?
a. 6
b. 7
c. 8
d. 9
e. 10
Pembahasan Soal :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
2.Penatalaksanaan yang dilakukan segera terhadap bayi diatas adalah?
a. Memandikan
b. Mengeringkan
c. Menghisap leher
d. Memotong tali pusat

113
e. Inisiasi menyusui dini
Pembahasan Soal :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
3. Setelah 2 jam observasi, diperoleh hasil pengkajian warna kulit merah, frekuensi
hani > 100, reaksi rangsangan baik, gerakan aktif, pernapasan baik. Berapakah
nilai apgar bayi tersebut …
i. 6
ii. 7
iii. 8
iv. 9
v. 10
Pembahasan Soal :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………

3. Kegiatan Mandiri
Petunjuk/Langkah Pembelajaran : Mahasiswa mencatat soal- soal kasus
dan pembahasan berdasarkan referensi terkait topik konsep asuhan
neonates/BBL.
Bentuk Laporan Tugas : Dikerjakan Dalam bentuk ketikan Time New
Roman font 12, spasi 1,5 dan kertas ukuran A4.

114
TOPIK 2
PEMERIKSAAN FISIK PADA BALITA
Debora Lestari Simamora,SST,MKM

I. Prinsip Pemeriksaan pada Balita


Pemeriksaan ini untuk memperoleh data status kesehatan anak dan
sebagai dasar dalam menegakkan diagnosis. Pemeriksaan pada anak
meliputi keadaan umum dan keadaan khusus. Pemeriksaan yang dilakukan
yaitu pemeriksaan wajah, mata, telinga, hidung, mulut, faring, laring, dan
leher.
II. Tujuan
Untuk memperoleh data status kesehatan anak dan sebagai dasar
dalam menegakkan diagnosis. Pemeriksaan pada anak meliputi keadaan
umum dan keadaan khusus. Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan
wajah, mata, telinga, hidung, mulut, faring, laring, dan leher.

III. Pengukuran antropometri ( BB,TB,lingkar kepapa,lingkar dada)


a. Penimbangan berat badan
Letakkan kain atau kertas pelindung diatas timbangan dan atur skala
penimbangan ke titik nol sebelum penimbangan. Hasil timbangan dikurangi
berat alas dan pembungkus bayi. Kemudian catat hasilnya.

NO UMUR BERAT BADAN (kg)


1 Lahir 3,4
2 0-1 bulan 4,3
3 2 bulan 5
4 3 bulan 5,7
5 4 bulan 6,3
6 5 bulan 6,9
7 6 bulan 7,4
8 7 bulan 8
9 8 bulan 8,4

115
10 9 bulan 8,9
11 10 bulan 9,3
12 11 bulan 9,6
13 12 bulan 9,9
14 1 tahun 3 bulan 10,6
15 1 tahun 6 bulan 11,3
16 1 tahun 9 bulan 11,9
17 2 tahun 12,4
18 2 tahun 3 bulan 12,9
19 2 tahun 6 bulan 13,5
20 2 tahun 9 bulan 14
21 3 tahun 14,5
22 3 tahun 3 bulan 15
23 3 tahun 6 bulan 15,5
24 3 tahun 9 bulan 16
25 4 tahun 16,5
26 4 tahun 3 bulan 17
27 4 tahun 6 bulan 17,4
28 4 tahun 9 bulan 17,9
29 5 tahun 18,4

b. Pengukuran panjang badan


Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai
tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan
yang tidak lentur. Catat hasilnya.
NO UMUR TINGGI BADAN (kg)
1 Lahir 50,5
2 0-1 bulan 55,0
3 2 bulan 58
4 3 bulan 60
5 4 bulan 62,5
6 5 bulan 64,5
116
7 6 bulan 66
8 7 bulan 67,5
9 8 bulan 69,0
10 9 bulan 70,5
11 10 bulan 72,0
12 11 bulan 73,5
13 12 bulan 74,5
14 1 tahun 3 bulan 78,0
15 1 tahun 6 bulan 81,5
16 1 tahun 9 bulan 84,5
17 2 tahun 87
18 2 tahun 3 bulan 89,5
19 2 tahun 6 bulan 92,0
20 2 tahun 9 bulan 94,0
21 3 tahun 96,0
22 3 tahun 3 bulan 98,0
23 3 tahun 6 bulan 99,5
24 3 tahun 9 bulan 101,5
25 4 tahun 103,5
26 4 tahun 3 bulan 105,0
27 4 tahun 6 bulan 107,0
28 4 tahun 9 bulan 108,0
29 5 tahun 109

4. Pengukuran Lingkar Kepala


Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi.
Catat hasilnya.
a. Lingkar kepala BBL : 33-35 cm (Lebih dari lingkar dada)
b. Kenaikan lingkar kepala tahun pertama 44-47 cm.
c. Perkiraan lingkar kepala :
6 bulan : 44 cm
1 tahun : 47 cm

117
2 tahun : 49 cm

4. Pengukuran lingkar dada


Ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran
dilakukan melalui kedua puting susu).

IV. Prosedur pemeriksaan fisik


a. Pemeriksaan Kepala
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menilai lingkar kepala. Lingkar kepala yang
lebih besar dari normal disebut makrosefali, biasanya ditemukan pada penyakit
hidrocephalus. Sedangkan lingkar kepala kurang dari normal disebut mikrosefali.
Pemeriksaan lain yang dilakukan pada ubun-ubun atau fontanel.
Dalam keadaan normal ubun-ubun berbentuk datar. Ubun-ubun besar dan
menonjol dapat ditemukan pada keadaan tekanan intrakranial meninggi. Ubun-
ubun cekung dapat ditemukan pada kasus dehidrasi dan malnutrisi.
b. Pemeriksaan Wajah
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menilai apakah asimetri atau tidak. Wajah
asimetri dapat disebabkan oleh adanya paralisis fasialis, serta dapat menilai
adanya pembengkakan daerah wajah.

c. Pemeriksaan Mata
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menilai adanya virus atau ketajaman
penglihatan. Pemeriksaan virus ini dapat dilakukan dengan pemberian rangsangan
cahaya (khusus neonatus). Pemeriksaan mata yang lain adalah menilai apakah
terdapat palpebra simetris atau tidak. Kelainan yang muncul antara lain :
Ptosis adalah palpebra tidak dapat terbuka.
Penurunan kelopak mata
Lagoftalmos yaitu kelopak mata yang tidak dapat menutup dengan sempurna
sehingga kornea tidak dilindungi oleh kelopak mata, ditandai dengan kedua
belah mata tidak tertutup sempurna.
Hordeolum merupakan infeksi lokal pada palpebra.
Pemeriksaan kelenjar lakrimalis dan duktus nasolakrimalis juga dapat
diketahui dengan jumlah produksi air mata. Produksi air mata yang

118
berlebihan disebut epifora. Selain itu, pemeriksaan konjungtiva dilakukan
untuk menilai ada tidaknya perdarahan subkonjungtiva yang dapat ditandai
dengan adanya hiperemia dan edema konjungtiva palpebra.
Pemeriksaan sklera bertujuan untuk menilai warna, yang dalam keadaan
normal berwarna putih. Apabila ditemukan warna lain, kemungkinan ada
indikasi penyakit lain. Pemeriksaan juga menilai kejernihan kornea. Apabila
ada radang, kornea akan tampak keruh.
Pemeriksaan pupil. Secara normal, pupil berbentuk bulat dan simetris.
Apabila diberikan sinar akan mengecil. Midriasis atau dilatasi pupil
menunjukkan adanya rangsangan simpatis. Sedangkan miosis menunjukkan
keadaan pupil yang mengecil. Pupil yang berwarna putih menunjukkan
kemungkinan adanya penyakit katarak.
Pemeriksaan jernih atau keruhnya lensa dilakukan untuk pemeriksaan adanya
kemungkinan katarak. Lensa yang keruh dapat menjadi indikasi adanya
kemungkinan katarak.
Pemeriksaan bola mata. Kondisi bola mata yang menonjol disebut
eksoftalmos dan bola mata yang mengecil disebut enoftalmos. Starbismus
atau juling merupakan sumbu visual yang tidak sejajar pada lapang gerakan
bola mata. Selain itu, terdapat nistagmus merupakan gerakan bola mata ritmik
yang cepat dan horizontal.

5. Pemeriksaan Telinga
Pemeriksaan telinga dapat dilakukan mulai telinga bagian luar, telinga bagian
tengah, dan telinga bagian dalam. Pada pemeriksaan telinga bagian luar dapat
dimulai dengan pemeriksaan daun telinga dengan menentukan bentuk, besar dan
posisinya. Pemeriksaan liang telinga ini dapat dilakukan dengan bantuan otoskop.
Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan membran timpani. Membran
timpani yang normal akan berbetuk sedikit cekung dan mengkilat. Kemudian,
dapat dilihat apakah terdapat perforasi atau tidak. Pemeriksaan mastoid bertujuan
untuk melihat adanya pembengkakan pada daerah mastoid. Pemeriksaan
pendengaran dilaksanakan dengan bantuan garputala untuk mengetahui apakah
pasien mengalami gangguan atau tidak.

119
6. Pemeriksaan Hidung
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menilai adanya kelainan bentuk hidung dan
juga menentukan ada tidaknya epistaksis. Pemeriksaan yang dapat digunakan
adalah pemeriksaan rhinoskopi anterior dan posterior.

7. Pemeriksaan Mulut
Pemeriksaan mulut bertujuan untuk menentukan ada tidaknya,
a) Trismus yaitu kesukaran membuka mulut.
b) Halitosis yaitu bau mulut tidak sedap karena personal hygine yang kurang.
c) Labioskisis yaitu keadaan bibir yang tidak simetris.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan pada gusi untuk menilai edema atau tanda-
tanda radang.
Pemeriksaan lidah bertujuan untuk menilai apakah terjadi kelainan kongenital atau
tidak. Keadaan yang dapat ditemukan adalah,
a) Makroglosia yaitu lidah yang terlalu besar.
b) Mikroglosia yaitu lidahnya terlalu kecil.
c) Glosoptosis yaitu lidah tertarik ke belakang.
Kemudian dapat diperiksa ada tidaknya tremor dengan menjulurkan lidah.

6. Pemeriksaan gigi anak.


Pertumbuhan gigi susu dimulai pada umur 5 bulan, tetapi kadang-kadang satu
tahun. Pada umur 3 tahun, ke-20 gigi susu akan tumbuh. Kelainan yang dapat
ditemuakn pada gigi antara lain yaitu adanya karies gigi yang terjadi akibat infeksi
bakteri. Pemeriksaan selanjutnya yaitu melihat banyaknya pengeluaran saliva.
Hipersaliva pada anak-anak kemungkinan terjadi karena gigi mereka akan
tumbuh, atau mungkin terjadi karena proses peradangan yang lain.

8. Pemeriksaan Faring
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menilai adanya hiperemia, edema, abses baik
retrofaringeal atau peritonsilar. Edema faring umumnya ditandai dengan mukosa
yang pucat dan sembab, serta dapat ditentukan adanya bercak putih abu-abu yang
sulit diangkat pada difteri (pseudomembran).

120
8. Pemeriksaan Laring
Pemeriksaan laring ini sangat berhubungan dengan pemeriksaan pernapasan.
Apabila ditemukan obstruksi pada laring, maka suara mengalami stridor yang
disertai dengan batuk dan suara sesak. Pemeriksaan laring dilakukan dengan
menggunakan alat laringoskop, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dengan cara dimasukkan ke dalam secara perlahan-lahan dengan lidah
ditarik ke luar.

9.Pemeriksaan Leher
Pemeriksaan leher dilakukan dengan menilai adanya tekanan vena jugularis.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengondisikan pasien dalam kondisi telentang
dengan dada dan kepala diangkat setinggi 15º - 30º, kemudian dicek apakah
terdapat distensi pada vena jugularis. Selanjutnya lakukan pemeriksaan untuk
menilai ada atau tidaknya massa dalam leher.

121
Rangkuman
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui gejala atau
masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Dalam melakukan pemeriksaan fisik
terdapat teknik dasar yang perlu dipahami, antara lain inspeksi, palpasi, perkusi,
dan auskultasi. Dalam pemeriksaan fisik pada bayi dan balita ini beda dengan
orang dewasa. Pemeriksaan fisik pada bayi dan balita ini dilakukan sebagai
pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk memastikan
normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal. Pengkajian ini dapat
ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap
kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya
harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu
tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat. Pemeriksaan fisik ini meliputi
pemeriksan kepala, wajah, mata, hidung, mulut, telinga dan leher

122
Kunci Jawaban :

Tes 1 (Topik1)
1. B
Penjelasan:
warna kulit pucat nilai 0,
frekuensi hani > 100 nilai 2,
reaksi rangsangan baik nilai 2,
gerakan aktif nilai 2,
pernapasan lemah nilai 1

2. B
Penjelasan:
Bayi yang baru lahir akan keluar dengan berlumur darah, oleh karena itu hal
yang paling pertama di lakukan adalah mengeringkan bayi dengan kain bersih
dan steril agar bersih dari darah. Setelah bayi di keringkan dan suhu tubuh
bayi kembali normal.

3. E
Penjelasan:
warna kulit merah nilai 2,
frekuensi hani > 100 nilai 2,
reaksi rangsangan baik nilai 2,
gerakan aktif nilai 2,
pernapasan baik nilai 2

123
Daftar Pustaka

Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal (2015),


Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2018, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta

124

Anda mungkin juga menyukai