Anda di halaman 1dari 44

Eksplorasi Dampak Bounding Attachment

&
Pola Pengasuhan anak Sejak Dini Dalam Keluarga
1. Bounding Attachment
• Bounding attachment : keterikatan awal / ikatan batin
• Suatu proses yang merupakan hasil dari suatu interaksi terus menerus
antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai, memberikan
keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan
Bounding
attachment
ORANG
BUKAN IBU & LEBIH TUA
HANYA ANAK TEPAT (AYAH &
IBU)
• Pemikiran Dasar Bounding Attachment
(1) Keterkaitan batin yang terjalin sejak kehamilan, persalinan, pasca
kelahiran
(2) Proses persalinan merupakan momen yang “menjembatani” keterikatan
batin ke bentuk yang lebih riil / nyata
(3) Marshall Kalus : ibu – anak  ‘babymoon’
(4) Pasangan / ayah berperan aktif dalam proses bounding sejak dalam masa
kehamilan
• 3 Bagian Dasar Periode Keterikatan Ibu dan Bayi
(1) Periode prenatal
Sejak ibu menerima kehamilan, berperan sebagai ibu,
memeriksakan kehamilan serta membuat persiapan menjadi ibu.
Upaya bounding yang dapat dilakukan :
merasakan gerakan janin, memberikan sentuhan, visualisasi
kehadiran janin, memanggil janin dengan nama yang sudah
disiapkan, ngobrol dengan janin, rangsangan suara (murottal, musik
recital, music klasik, dll)
(2) Periode Intranatal
Terjadi kontak langsung  berpengaruh terhadap proses bounding
Upaya bounding yang dapat dilakukan :
Mengajak janin dapat bekerja sama untuk melewati masa persalinan dengan
lancar, ibu menyentuh kepala bayinya pada saat crowning di bagian introitus.
(3) Periode Postpartum dan pengasuhan awal
 Ibu mulai berperan mengasuh bayi dengan kasih sayang
 Mulai mempelajari asuhan untuk dapat mengasuh dan menghasilkan bayi
yang sehat
 Ibu yang kompeten  merasa puas, rasa percaya diri, merasa mampu dan
sukses menjalani peran sebagai ibu
• Teori Mercer (1982) : 5 pra kondisi yang mempengaruhi bounding
(1) Kesehatan emosional orang tua
(2) Sistem dukungan sosial pasangan hidup
(3) Tingkat keberhasilan dlm komunikasi & dalam memberi asuhan yang
kompeten
(4) Kedekatan orang tua dengan bayi
(5) Kecocokan orang tua dan bayi
2. Komunikasi orang tua dan anak
3. Sibling Rivalry
4. Respon Orang Tua & Keluarga
• Respon Positif :

(1) Orang tua & keluarga menyambut dengan bahagia


(2) Orang tua / ayah bertambah giat dalam bekerja
(3) Orang tua / ayah melibatkan diri dalam perawatan bayi
(4) Perasaan sayang semakin besar terhadap istri yang telah
melahirkan bayinya
4. Respon Orang Tua & Keluarga
• Respon Negatif :

(1) Tidak menerima karena unwanted pregnancy


(2) Tidak senang pada bayinya karena tidak sesuai yang diharapkan
(3) Ayah kurang mendapat perhatian dari istrinya
(4) Tidak senang karena faktor ekonomi
(5) Rasa malu akibat kecacatan pada bayinya
(6) Menolak karena anak dari hasil perzinahan
Perilaku Orang Tua dapat
Mempengaruhi Ikatan Kasih Sayang
Orang Tua terhadap Bayi
5. Pola Asuh Anak dalam Keluarga

Pola Asuh Orang Tua :


• suatu proses interaksi antara orang tua dan anak, yang
meliputi kegiatan seperti memelihara, mendidik,
membimbing serta mendisplinkan dalam mencapai
proses kedewasaan baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Jenis-Jenis Pola Asuh Orang Tua

1. Pola Asuh Otoriter


Pola asuh otoriter merupakan cara mendidik anak yang dilakukan
orang tua dengan menentukan sendiri aturan-aturan dan batasan-
batasan yang mutlak harus ditaati oleh anak tanpa kompromi dan
memperhitungkan keadaan anak.
Orang tualah yang berkuasa menentukan segala sesuatu untuk anak
dan anak hanyalah objek pelaksana saja. Jika anak membantah, orang
tua tidak segan-segan akan memberikan hukuman, biasanya
hukumannya berupa hukuman fisik.
Dampak pola asuh otoriter
 Memiliki keterampilan sosial yang buruk
 Takut berpendapat dan sulit menentukan keputusan
 Tingkat harga diri anak menjadi lebih rendah
 Kurang merasakan aman dan mendapat kasih sayang
 Tidak merasa bahagia sehingga mengganggu kesehatan mentalnya
 Munculnya masalah perilaku pada anak jika orangtua cenderung
menggunakan kekerasan sebagai hukuman
 Anak akan menganggap bahwa kekerasan merupakan hal yang normal
 Melampiaskan kemarahan di luar rumah bahkan dapat berperilaku
agresif terhadap teman-temannya
2. Pola Asuh Demokratis

Pola asuh demokratis merupakan suatu bentuk pola asuh yang


memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun
kebebasan itu tidak mutlak, orang tua memberikan bimbingan
yang penuh pengertian kepada anak.
Pola asuh ini memberikan kebebasan kepada anak untuk
mengemukakan pendapat, melakukan apa yang diinginkannya
dengan tidak melewati batas-batas atau aturan-aturan yang telah
ditetapkan orang tua
DAMPAK POLA ASUH
DEMOKRATIS
• ANAK MEMPUNYAI JIWA BERTANGGUNG JAWAB
• PERCAYA DIRI
• KREATIF
• INISIATIF
• MAMPU MENYESUAIKAN DIRI
• PATUH TERHADAP ATURAN
3.Pola asuh permisif

Pola asuh permisif yaitu orang tua serba membolehkan anak


berbuat apa saja. Orang tua membebaskan anak untuk berperilaku
sesuai dengan keiginannya sendiri. Orang tua memiliki kehangatan
dan menerima apa adanya. Kehangatan, cenderung memanjakan,
dituruti keinginnannya.
DAMPAK POLA ASUH
PERMISIF

• KURANGNYA KASIH SAYANG


• KURANGNYA PERHATIAN
• KURANGNYA KEDISIPLINAN
• KERAS KEPALA
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang
Tua
1. Latar belakang pola pengasuhan orang tua
Maksudnya para orang tua belajar dari metode pola pengasuhan yang
pernah didapat dari orang tua mereka sendiri.
2. Tingkat pendidikan orang tua
Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi berbeda pola
pengasuhannya dengan orang tua yang hanya memiliki tingkat
pendidikan yang rendah.
3. Status ekonomi serta pekerjaan orang tua
Orang tua yang cenderung sibuk dalam urusan pekerjaannya
terkadang menjadi kurang memperhatikan keadaan anak-anaknya.
Keadaan ini mengakibatkan fungsi atau peran menjadi “orang tua”
diserahkan kepada pembantu, yang pada akhirnya pola pengasuhan
yang diterapkanpun sesuai dengan pengasuhan yang diterapkan
oleh pembantu.
4. Lingkungan sosial dan fisik tempat dimana keluarga itu tinggal
Pola pengasuhan suatu keluarga turut dipengaruhi oleh tempat
dimana keluarga itu tinggal. Apabila suatu keluarga tinggal di
lingkungan yang otoritas penduduknya berpendidikan rendah serta
tingkat sopan santun yang rendah, maka anak dapat dengan mudah
juga menjadi ikut terpengaruh.
Konsep pengasuhan anak
 Responding adalah merespon anak dengan tepat. Anak sangat
membutuhkan respon yang tepat dan benar terhadap apa yang
mereka tanyakan atau mereka ketahui, sehingga orang tua harus
responding terhadap anaknya.
 Preventing adalah mencegah anak berperilaku yang bermasalah atau
beresiko. Orang tua juga perlu preventing terhadap anak, mencegah
dan mengawasi anak agar tidak berperilaku yang negatif atau
beresiko terhadap diri anak itu sendiri
• Monitoring adalah mengawasi anak berinteraksi dengan lingkungan
sekitar atau perhatian secara penuh. Pengawasan orang tua terhadap
anak yang berusaha beinteraksi dengan lingkungannya sangat
dibutuhkan, jika interaksi yang terjadi negatif maka anak itu akan
berperilaku negatif pada orang tua dan keluarganya.
• Mentoring adalah membantu secara aktif dalam tindak anak atau pada
peliku anak. Membantu anak agar tidak berperilaku negatif dengan
memberikan pendidikan yang baik dan benar terhadap anak dan anak-
anak akan berperilaku baik atau sopan.
• Modelling adalah menjadi orang tua sebagai contoh yang positif pada
anak. Orang tua adalah modelling untuk anak-anak nya sehingga
menjadi orng tua dituntut untuk selalu memberikan contoh yang baik
pada anak-anaknya.
Pola Asuh Anak Usia Dini yang Efektif
1. Orang Tua Memberikan Contoh yang Baik
Anak selalu melihat dan mencontoh apa yang dilakukan oleh orang
tuanya. Berikan contoh yang baik agar anak tumbuh dan berkembang
menjadi individu yang baik. Ajarkan anak tentang perilaku yang
seharusnya dan tidak seharusnya. Berikan pujian atas tindakan anak
yang baik dan diskusikanlah dengan anak apabila dia bertindak tidak
baik. Berikan pemaparan yang bisa dimengerti dengan mudah agar
anak tidak mengulangi hal tersebut lagi.
2. Komunikasi Efektif
Pola Asuh Anak Usia Dini yang efektif juga ditumpu oleh komunikasi
efektif. Komunikasi adalah kunci utama dari setiap hubungan.
Komunikasi yang intensif dan efektif membantu perkembangan anak
dari segi sosialnya. Semakin sering orang tua berkomunikasi dengan
anak, anak menjadi lebih percaya diri, lebih ceria, dan mempengaruhi
kecerdasan anak. Sering- seringlah ajak anak untuk berkomunikasi bisa
melalui menceritakan apa yang dilakukan di sekolah, melatih anak
memberikan pendapat tentang hal hal di sekitarnya, ataupun membuka
pertanyaan terbuka agar anak aktif bercerita.
3. Disiplin
Kedisiplinan sangat dibutuhkan dalam mengasuh anak. Anda bisa
mengajarkannya dari hal hal kecil seperti merapikan mainannya setelah
digunakan, membersihkan tempat tidur, menaruh barang pada tempatnya
dengan rapi, atau lainnya. Pola disiplin ini sesuai dengan tahap usia anak.
Pada anak dengan usia sekolah, orang tua bisa mengajarkannya membuat
jadwal harian dan memberikan reward misal stiker pada kegiatan yang
sudah dilakukan. Penerapan pola disiplin membentuk anak untuk menjadi
pribadi yang mandiri.
4. Bersifat Terbuka dan Update
Perbedaan generasi orang tua dengan generasi anak patut
dipertimbangkan. Pada generasi masa kini, banyak hal yang justru
dulunya dianggap tidak penting namun saat ini justru berkembang baik.
Berbagai profesi kreatif juga bermunculan dan lebih memiliki prospek
yang tinggi dari hanya sekedar pegawai kantoran atau pegawai negeri
yang dulunya sangat diimpikan semua orang tua.
Orang tua harus bersikap terbuka terhadap keinginan, bakat, dan
cita- cita anak. Orang tua juga harus senantiasa mendukung dan
membantu anak dalam meraih cita- citanya. Semua itu tentu tidak
terlepas dari pengawasan orang tua.
5. Ajarkan Berbagi
Mengajarkan cara dan manfaat berbagi dengan orang lain juga perlu
ditanamkan sejak dini agar anak tumbuh dengan tidak egois dan juga
memperdulikan orang lain. Kepuasan akan berbagi perlu dirasakan oleh
anak menjadi suatu hal yang membawa kebahagiaan bagi dirinya
maupun orang lain.

6. Orang Tua Harus Tegas


Hal ini hampir mirip dengan melatih kedisiplinan pada anak. Terkadang
anak saat menginginkan sesuatu merasa harus dituruti, berlaku
seenaknya, manja, melakukan kesalahan disengaja, menangis tanpa
alasan, bertengkar dengan teman, atau situasi lainnya. Orang tua harus
tegas dan siap mengambil langkah ketika situasi seperti ini terjadi.
7. Ayah dan Ibu Harus Kompak
Ayah dan ibu sebaiknya sering berdiskusi mengenai tumbuh kembang
anak. Tetapkan nilai nilai dalam keluarga secara bersama. Diskusikan
setiap kebutuhan tumbuh kembang anak Anda. Ayah dan Ibu harus
sependapat dan sejalan dalam mendidik anak. Jangan sampai salah satu
berkata boleh dan yang satunya berkata tidak. Hal tersebut bisa
membuat anak Anda semakin bingung. Kekompakan ayah ibu juga
melatih anak untuk baik dalam lingkungan berkelompok dan kemampuan
kerja sama dengan orang lain yang lebih baik.
8. Orang Tua Harus Konsisten
Orang tua harus konsisten terhadap ppenjelasan yang diberikan pada
anak. Misalnya apabila batuk tidak boleh minum es. Namun ketika tidak
batuk anak diperbolehkan minum es sebanyak apapun. Berikan
penjelasan yang sesuai sehingga dalam beberapa situasi Anda tidak
perlu mencari alasan- alasan lain untuk anak bisa mengerti. Berikan
penjelasan yang akurat dan dimengerti anak. Dalam beberapa situasi
yang sama, pada akhirnya anak akan mengerti dan bisa membedakan
mana yang boleh dan mana yang tidak tanpa harus memaksakan diri.
9. Berikan Pujian dan Sentuhan Sayang
Apabila anak berbuat baik, berikan pujian, pelukan, atau ciuman agar
anak merasa senang dan bangga melakukan hal tersebut. Penghargaan
seperti demikian akan memicu anak untuk melakukan hal- hal baik
lainnya. Perhatikan setiap respon yang diberikan anak meski hal
tersebut sangat kecil, dan berikan pujian. Menurut penelitian otak anak
akan berkembang baik dari setiap pujian yang diberikan orang tua dan
sebaliknya sel syaraf anak mengalami kematian setiap anak dimarahi
atau merasa tertekan.
• Hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk anak-anak kita adalah
mengizinkan mereka untuk melakukan hal-hal untuk diri mereka
sendiri, mengizinkan mereka untuk menjadi kuat, mengizinkan mereka
untuk merasakan hidup versi mereka sendiri.
• Biarkan mereka menjadi orang yang lebih baik,dan biarkan mereka
percaya pada diri mereka sendiri

Anda mungkin juga menyukai