Anda di halaman 1dari 6

PERJANJIAN KERJASAMA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA


NOMOR : 005/STIKES MI/MoU/I/2020
DENGAN
RUMAH SAKIT CIBITUNG MEDIKA
NOMOR : ……………………………………….
TENTANG
SELEKSI DAN PEREKRUTAN LULUSAN STIKES MEDISTRA INDONESIA

Pada hari ini Selasa tanggal Dua Puluh Delapan bulan Januari tahun 2020, kami yang
bertanda tangan dibawah ini:

I. Nama : Linda.K.Telaumbanua,SST.,M.Keb
Jabatan : Ketua STIKes Medistra Indonesia
Alamat : Jalan Cut Mutia Raya No. 88A, Sepanjang jaya, Bekasi
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ( STIKes )
Medistra Indonesia yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

II. Nama : dr.Acep Sumarta,MARS


Jabatan : Direktur Rumah Sakit Cibitung Medika
Alamat : Jalan Bosih Raya No.117, Wanasari – Kec.Cibitung, Bekasi – Jawa
Barat
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Klinik Enggal Sehat selanjutnya disebut
PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama selanjutnya disebut PARA
PIHAK. PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa, PIHAK PERTAMA adalah ketua STIKes Medistra Indonesia, merupakan
institusi perguruan tinggi yang mencetak dan melahirkan tenaga kesehatan perawat dan
bidan yang telah memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya untuk
bekerja di Rumah Sakit PIHAK KEDUA sesuai dengan mekanisme prosedural yang
telah ditetapkan oleh Rumah Sakit PIHAK KEDUA
2. Bahwa, PIHAK KEDUA adalah Rumah Sakit Cibitung Medika yang beralamat di Jalan
Bosih Raya No.117, Wanasari – Kec.Cibitung, Bekasi – Jawa Barat, merupakan Rumah
Sakit yang tumbuh dan berkembang dengan sarana dan prasarana yang lengkap dan
memadai sesuai dengan tuntutan kebutuhan klien saat ini.
3. Sesuai dengan point 2 (dua) di atas membutuhkan tenaga perawat dan bidan yang
professional dan handal untuk bekerja di Rumah Sakit PIHAK KEDUA.

Pasal 1
Landasan dan Dasar Kerjasama
1. Undang – undang Nomor 9 Tahun 1996 Tentang Pembentukan Kotamadya Daerah
Tingkat II Bekasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 111,
Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 366)
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Lembaran Negara RI Tahun
2009 No. 144, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5036)
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
5. Peraturan Pemerintah No.4 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi
dan Pengelolaan Pendidikan Tinggi
6. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2007 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama
Daerah (Lembaran Negara RI tahun 2007 Nomor 112, tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 4761);
7. Peraturan Menteri Ristekdikti No.44 tahun 2015 tentang Standar Pendidikan Tinggi
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI dan Kesejahteraan sosial Nomor 43/Menkes/
Kesos/SK/I/2001

Pasal 2
Bentuk Kerjasama
1. PIHAK KEDUA meminta sejumlah lulusan kepada PIHAK PERTAMA untuk mengikuti
seleksi atau tes penerimaan karyawan yang telah ditetapkan oleh PIHAK KEDUA
2. Jumlah lulusan yang dikirimkan sesuai dengan kebutuhan karyawan/ti di Rumah Sakit
PIHAK KEDUA
3. PIHAK PERTAMA mengirimkan sejumlah lulusan dengan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan Rumah Sakit PIHAK KEDUA.

Pasal 3
Tujuan Kerjasama
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menyatakan bekerjasama untuk :
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui kerjasama antara
institusi pendidikan dengan Rumah Sakit.
2. Memberikan kesempatan kepada lulusan PIHAK PERTAMA untuk mengikuti seleksi
atau tes penerimaan karyawan yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit PIHAK KEDUA
3. Meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui kerjasama antara
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam bentuk kegiatan seleksi dan perekrutan
lulusan yang dilakukan oleh Rumah Sakit PIHAK KEDUA

Pasal 4
Manfaat
Perjanjian kerjasama ini mempunyai manfaat yang bersifat saling mendukung bagi kedua
belah pihak atas dasar musyawarah dan kekeluargaan.

Pasal 5
Ruang Lingkup Kerjasama
Ruang lingkup kerjasama ini meliputi kegiatan seleksi atau tes penerimaan karyawan di
Rumah Sakit PIHAK KEDUA.

Pasal 6
Hak dan Kewajiban
1. Hak dan Kewajiban PIHAK PERTAMA
(1) PIHAK PERTAMA berhak mengikut sertakan lulusannya untuk mengikuti atau tidak
mengikuti seleksi penerimaan / perekrutan tenaga Bidan dan Perawat di Rumah Sakit
PIHAK KEDUA
(2) PIHAK PERTAMA berkewajiban mematuhi semua peraturan / kebijakan / ketentuan
/ Standar Prosedur Operasional (SPO) tentang tata cara penerimaan karyawan/ti di
Rumah Sakit PIHAK KEDUA, baik pada saat seleksi penerimaan maupun apabila
telah diterima bekerja di Rumah Sakit PIHAK KEDUA.
2. Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA
(1) PIHAK KEDUA berhak membuat surat peraturan atau ketentuan tentang cara
perekrutan atau penerimaan tenaga Bidan dan Perawat
(2) PIHAK KEDUA berhak menentukan waktu pelaksanaan penerimaan tenaga Bidan
yang akan mengikuti tes seleksi penerimaan karyawan/ti tenaga kebidanan dan
Keperawatan
(3) PIHAK KEDUA berhak mengatur penempatan tenaga kebidanan dan Keperawatan
yang lolos seleksi untuk ditempatkan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang
telah ditetapkan
(4) PIHAK KEDUA berkewajiban untuk mempersiapkan dan menyediakan sarana dan
prasarana bagi terselenggaranya tes seleksi penerimaan tenaga Bidan dan Perawat.

Pasal 7
Kompensasi
Perjanjian kerjasama ini tidak dikenakan biaya / kompensasi apapun.

Pasal 8
Jangka Waktu Kerjasama
1. Perjanjian kerjasama ini berlaku selama 3 (tiga) tahun sejak ditandatangani, naskah
perjanjian kerjasama ini akan dievaluasi setiap 1 (satu) tahun sekali.
2. 3 (tiga) bulan sebelum perjanjian ini berakhir, PIHAK PERTAMA dapat mengajukan
perjanjian kerjasama kembali.

Pasal 9
Pemutusan Perjanjian
1. Pemutusan perjanjian sedapat mungkin dihindari, tetapi apabila hal ini terjadi keadaan
tidak dapat dilakukan maka perjanjian ini hanya dapat dilakukan atas persetujuan
kedua belah pihak.
2. Apabila karena suatu hal salah satu pihak bermaksud membatalkan perjanjian ini,
maka diwajibkan mengajukan usulan tertulis dalam waktu 3 (tiga) bulan.

Pasal 10
Keadaan Force Majeure
1. Pihak kedua dibebaskan dari tanggung jawab atas kerugian dan keterlambatan
penyelesaian pekerjaan yang telah ditetapkan apabila terjadi keadaan memaksa (Force
Majeure)
2. Keadaan memaksa (Force Majeure) yang dimaksud pada ayat 1 adalah :
a. Adanya bencana alam sehingga menghambat pelaksanaan pekerjaan
b. Adanya tindakan pemerintah di bidang moneter yang pelaksanaannya diatur oleh
Pemerintah Daerah
c. Adanya peristiwa-peristiwa yang ditujukan oleh Pihak Kedua dan disetujui oleh
Pihak Pertama secara tertulis, yang masing-masing mempunyai akibat langsung
tertundanya penyelesaian pekerjaan
3. Setiap keadaan memaksa (Force Majeure) tersebut pasal 9 ayat 1 harus ada
penyerahan dari Pihak Kedua dengan terlebih dahulu Pihak Kedua memberitahukan
kepada Pihak Pertama selambat-lambatnya dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari
kerja kalender sejak terjadinya keadaan memaksa (Force Majeure) untuk
menyelesaikan berdasarkan penyelidikan yang seksama.

Pasal 11
Penyelesaian Perselisihan
1. Perjanjian ini dibuat dengan penuh kepercayaan dan itikad baik dari kedua belah
pihak dan segala perselisihan paham mengenai pelaksanaan pekerjaan ini yang
mungkin timbul akan diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat dengan
memperhatikan saran serta pendapat pihak-pihak yang terkait.
2. Apabila penyelesaian secara musyawarah dan kekeluargaan tidak mencapai
kesepakatan, maka kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara hukum
di Pengadilan Negeri.
Pasal 12
Sahnya Perjanjian

Surat perjanjian kerjasama ini dianggap sah dan mulai berlaku serta mengikat kedua belah
pihak setelah ditandatanganinya surat perjanjian kerjasama ini oleh kedua belah pihak.

Pasal 13
Ketentuan Lain-lain
Ketentuan teknis pengaturan kegiatan seleksi atau tes penerimaan karyawan di Rumah
Sakit akan diatur di kemudian hari sesuai dengan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
PIHAK KEDUA.

Pasal 14
Penutup
1. Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian ini dan masih perlu diatur kemudian akan
ditetapkan oleh kedua belah pihak dalam perjanjian tambahan (addendum) yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini yang dimaksud dan
isinya tidak bertentangan dengan perjanjian ini.
2. Bila terdapat kekeliruan dikemudian hari, dapat dilakukan perbaikan sesuai
kebutuhan.
3. Demikian perjanjian ini dibuat dan ditandatangani bersama oleh kedua belah pihak
pda tanggal tersebut di atas dan perjanjian kerjasama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua)
masing-masing sama bunyinya, dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


Ketua Direktur
STIKes Medistra Indonesia Rumah Sakit Cibitung Medika

Linda.K.Telaumbanua,SST.,M.Keb dr.Acep Sumarta,MARS

Anda mungkin juga menyukai