Anda di halaman 1dari 20

KEBIJAKAN

DALAM Ayu Sukaridah

PELAYANAN (22020170002)

KEBIDANAN
MEMAHAMI GENDER

1. Gender adalah konstruksi sosial dalam suatu Negara yang


dipengaruhi oleh kondisi sosial, politik, budaya, ekonomi, agama
maupun lingkungan etnis. Gender bukan jenis kelamin, namun
gender dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Dari kondisi
yang ada sekarang ini gender menimbulkan berbagai penafsiran dan
makna yang belum sesungguhnya memaknai gender itu sendiri.
PERAN GENDER DALAM KONTRUKSI SOSIAL AKAN
FEMINITAS DAN MASKULINITAS, KEKUASAAN DAN
KONTEKS SOSIAL (KEBIJAKAN) SIKLUS REPRODUKSI

Aktivitas gender merupakan relasi interaksional yang dilakukan


individu dalam masyarakat. Oleh karena gender ditentukan melalui
interaksi sosial dalam situasi sosial tertentu. Maka, gender adalah
konstruksi sosial.
konstruksi sosial dipengaruhi oleh unsur- unsur budaya, agama dan
kepercayaan sesuatu kelompok etnis. Konstruksi sosial (Social
Construction) yang terjadi di Indonesia juga tidak jauh berbeda dengan
konstruksi sosial yang dilakukan di Malaysia atau Negara-negara lain
di dunia
Feminitas dan maskulinitas, Dua kata ini seringkali dihubungkan
dengan ciri-ciri, sifat dan karakter dari gender tertentu. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), maskulin diartikan sebagai
bersifat jantan atau jenis laki-laki sementara feminin diartikan
sebagai bersifat kewanitaan, mengenai atau menyerupai wanita.
Feminine atau feminitas dari bahasa Prancis, merujuk pada sifat yang
menunjukkan sifat keperempuanan. Seperti: kelembutan, kesabaran,
kebaikan, merawat, empati dll. Sedangkan maskulin berasal dari kata
muscle atau otot yaitu sifat-sifat yang hanya mendasarkan pada
kekuatan otot (fisik). Karakter maskulin ini dicirikan dengan
kecenderungan kompetitif, aktualisasi diri, dan unjuk kekuatan. Sifat
feminin dan maskulin ini dimiliki semua orang, laki laki maupun
perempuan.
Kekuasaan dan Diskursus Gender
Kaitan pengetahuan dengan perwujudan kekuasaan sangat erat,
dengan merujuk pada pandangan-pandangan Michel Foucault
mengenai kaitan kekuasaan dan pengetahuan.Proses sosialisasi
gender dalam lembaga agama melibatkan kekuasaan melalui
sejumlah aspek sebagai berikut mencakup pendisiplinan tindakan dan
perilaku menurut sistem nilai tertentu
menuntut pengakuan dan penerimaan atas otoritas, nilai-nilai, ritus, simbol
dan supremasi kebenaran budaya tertentu melibatkan kontrol budaya serta;
pelembagaan norma melalui simbolisasi figur-figur dan model-model
kepercayaan tertentu. Lebih dari itu, sosialisasi gender dapat dipandang
sebagai salah satu strategi dan mekanisme yang dijalankan masyarakat dan
komunitas untuk mempertahankan kekuasaan.Sosialisasi gender
mengedarkan pesan-pesan, wacana, nilai-nilai, norma-norma, kepercayaan
dan model-model yang merepresentasikan kontruksi gender tertentu.
Unsur-unsur tersebut termasuk dalam apa yang disebut Foucault dengan
diskursus (discourse). Menurut Foucault, dalam diskursus inilah
pengetahuan berpadu dengan kekuasaan.Dengan itu dapat dikatakan bahwa
setiap ide, ajaran, pesan dan pengertian tentang laki-laki dan perempuan
dalam masyarakat selalu mengandung perwujudan kekuasaan. Semua
pengetahuan adalah konsekuensi dari hadirnya rejim kekuasaan tertentu.
Pada saat yang sama kekuasaan beroperasi dengan terus-menerus
Ketidaksetaraan dalam kesehatan reproduksiberhubungan dengan
ketimpangan ekonomi yang kemudian berkorelasi dengan
ketidaksetaraan dalam kesehatan seksual dan kesehatan
reproduksi.Ketidaksetaraan kesehatan reproduksi sangat dipengaruhi
oleh kualitas dan jangkauan sistem kesehatan serta oleh situasi
ketidaksetaraan gender. Isu gender dalam kesehatan reproduksi
antara lain yaitu pada kesehatan ibu dan bayi dimana angka kematian
ibu dan bayi yang masih tinggi di Indonesia, ketidakmampuan
perempuan dalam mengambil keputusan (kapan hamil dan dimana
akan melahirkan), sikap dan perilaku keluarga yang cenderung
mengutamakan laki-laki dan permasalahan keluarga berencana
seperti masih tingginya unmet need KB.
isu gender yang sangat menyolok adalah:
1) Akses laki-laki terhadap informasi dan pelayanan KB masih sangat
terbatas dimana pengetahuan metode KB bagi perempuan lebih besar
dibanding KB Pria khususnya vasektomi;
2) Kesertaan KB pria vasektomi hanya 0,2% (SDKI 2012), terbatasnya
jenis kontrasepsi pria (hanya kondom dan vasektomi) menjadikan laki-
laki enggan untuk menjadi peserta KB.;
3) Masih sangat sedikit laki-laki yang mengetahui manfaat KB bagi
diri dan keluarganya;
4) Masih dominannya suami dalam pengambilan keputusan KB dan
kesehatan reproduksi serta perencanaan jumlah dan jarak kelahiran
anak.
5) Anggapan masyarakat bahwa KB adalah urusan perempuan, karena
kodrat perempuan untuk hamil dan melahirkan, perempuan tidak memiliki
kekuatan untuk memutuskan ikut ber-KB;
6) Masih terbatasnya pengetahuan laki-laki dan perempuan mengenai
kesetaraan dan keadilan gender dalam KB dan kesehatan reproduksi;
7) Masih tingginya ASFR yang menunjukkan wanita usia remaja yang
telah hamil dan melahirkan dan;
8) Norma dalam masyarakat bahwa ketidaksuburan disebabkan oleh pihak
istri.
PRESPEKTIF ASUHAN
KEBIDANAN
bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan bidan
yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil
menyelesaikan studi terkait serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar
dan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan. Bidan merupakan
salah satu profesi tertua didunia sejak adanya peradaban umat manusia.
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan,
yang terakreditasi, memenuhi kualifikasi untuk diregister, sertifikasi
dan atau secara sah mendapat lisensi untuk praktek kebidanan. Yang
diakui sebagai seorang profesional yang bertanggungjawab, bermitra
dengan perempuan dalam memberikan dukungan, asuhan dan nasehat
yang diperlukan selama kehamilan, persalinan dan nifas, memfasilitasi
kelahiran atas tanggung jawabnya sendiri serta memberikan asuhan
kepada bayi baru lahir dan anak
Profesi Bidan
Bidan adalah salah satu profesi tertua. Bidan terlahir sebagai wanita
terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu dalam melahirkan
bayinya sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Bidan
bekerja berdasarkan pada pandangan filosofi yang dianut keilmuan,
metode kerja, standar praktik, pelayanan dank kode etik profesi yang
dimiliki.
Bidan memiliki tugas-tugas yang sangat unik yaitu :
Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-
anaknya.
Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang
didapat melalui proses pendidikan dan jenjang tertentu.
Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas
meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat.
Anggotanya memiliki jasa atau pelayanan yang dilakukan dengan
tetap memegang teguh kode etik profesi.
Ciri-Ciri Bidan Sebagai Profesi
Bidan sebagai profesi memiliki ciri-ciri tertentu yaitu :
Bidan disiapakan melalui pendidikan formal agar lulusannya dapat melaksanakan pekerjaan
yang menjadi tanggung jawabnya secara profesional.
Bidan memiliki alat yang dijadikan panduan dalam menjalankan profesinya, yaitu standar
pelayanan kebidanan, kode etik dan etika kebidanan.
Bidan memiliki kelompok pengetahuan yang jelas dalam menjalankan profesinya.
Bidan memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya.
Bidan memberi pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
Bidan memiliki organisasi profesi
Bidan memiliki Karakteristik yang khusus dan dikenal serta dibutuhkan masyarakat.
Profesi bidan dijadikan sebagai suatu pekerjaan dan sumber utama kehidupan.
Peran fungsi bidan dalam pelayanan kebidanan adalah sebagai :
1. Pelaksana
2. Pengelola
3. Pendidik
4. Peneliti
Tanggung jawab bidan
1. Konsling
2. Pelayanan kebidanan normal
3. Pelayanan kebidanan abnormal
4. Pelayanan kebidanan pada anak
5. Pelayanan KB
6. Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
EVALUASI PELAYANAN
BIDAN
Register kohort
Pengertian : Register kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil,
ibu nifas, neonatal, bayi dan balita.
Tujuan Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan ibu, bayi dan
balita yang terdeteksi di rumah tangga dan teridentinfikasi dari data
bidan.
Jenis register kohort
Register kohort ibu
Register kohort bayi
Register kohort balita
Register kohort ibu merupakan sumber data pelayanan ibu hamil dan
ibu bersalin serta keadaan/resiko yang dimiliki ibu yang di organisir
sedemikian rupa dengan pengkoleksiaannya melibatkan kader dan
dukun bayi diwilayah setempat setiap bulannya. Informasi yang
diperoleh lebih difokuskan pada kesehatan ibu dan bayi baru lahir
tanpa adanya duplikasi informasi.
Register kohort bayi Merupakan sumber data pelayanan kesehatan
bayi, termasuk neonatal.
Register kohort balita Merupakan sumber data pelayanan kesehatan
balita, umur 12 bulan sampai dengan 5 tahun
EVALUASI PELAYANAN
KEBIDANAN DALAM
MULTI PRESPEKTIF
Perspektif finansial berupa dana operasional untuk pelayanan
antenatal bersumber dari dana BOK (Bantuan Operasional
Kesehatan).
Perspektif proses bisnis internal berupa proses penerapan pelayanan
antenatal sesuai standar 10 T pada Puskesmas Karang Intan lebih
ditekankan pada temu wicara berupa bidan mendiskusikan masalah
yang dialami oleh ibu hamil yang belum maksimal ddilaksanakan
Perspektif Costumers berdasarkan kepuasan pelanggan
Perspektif pertumbuhan dan sumber daya manusia berupa
pendidikan dan pelatihan ditekankan pada peningkatan jenjang
pendidikan
Terimakasih😊

Anda mungkin juga menyukai