Kelompok 4 :
Arnilis Sugiarti
Ika Aryani
Ipih
Siti Nuraliyah
Uswatun Hasanah
Infeksi menular seksual (IMS) adalah infeksi yang
disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, atau jamur, yang
penularannya terutama melalui hubungan seksual dari
seseorang yang terinfeksi kepada mitra seksualnya. Infeksi
menular seksual merupakan salah satu penyebab infeksi
saluran reproduksi (ISR). Tidak semua infeksi menular
seksual (IMS) menyebabkan infeksi saluran reproduksi
(ISR). Dan sebaliknya tidak semua infeksi saluran
reproduksi (ISR) menyebabkan infeksi menular seksual
(IMS).
Latar Belakang Secara gender perempuan memiliki resiko tinggi terhadap
penyakit yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan,
juga terhadap penyakit kronik dan infeksi. Selama masa
kehamilan, perempuan mengalami berbagai perubahan,
yang secara alamiah sebenarnya diperlukan untuk
kelangsungan hidup janin dalam kandungannya. Namun,
ternyata berbagai perubahan tersebut dapat mengubah
kerentanan dan juga mempermudah terjadinya infeksi
selama kehamilan
Infeksi Menular Seksual
• Dampak Infeksi Menular Seksual (IMS) Pada Kehamilan
Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoea.
Infeksi ini ditularkan melalui hubungan seksual, dapat juga ditularkan kepada janin pada saat proses kelahiran berlangsung.
1. Kontak langsung
3. Non-sexually
5. Transfusi
Pengaruh sifilis terhadap kehamilan yaitu:
Infeksi pada janin terjadi setelah minggu ke 16 kehamilan dan pada kehamilan dini, dimana
Treponema telah dapat menembus barier plasenta. Akibatnya kelahiran mati dan partus
prematurus
Bayi lahir dengan lues konginetal : pemfigus sifilitus, diskuamasi telapak tangan-kaki, serta
kelainan mulut dan gigi. Bila ibu menderita baru 2 bulan terakhir tidak akan terjadi lues
konginetal.
• Pengobatan saat hamil sangat mengganggu penderita dan lesi ini biasanya menghilang
setelah persalinan. Saat kehamilan dianjurkan untuk sering mencuci dan membersihkan
daerah vulva ditambah membersihkan vagina dengan irigasi dan menjaga daerah itu
tetap kering dan hal ini akan menghambat proliferasi kutil itu dan mengurangi
ketidaknyaman yang ada. Penatalaksanaan kondiloma akuminata pada wanita hamil
merupakan hal yang sulit. Pemberian podofilin, yang merupakan drug of choice, tidak
dapat dilakukan karena akan beresiko terjadinya absorpsi podofilin yang bersifat toksik.
Podofilin memiliki sifat antimitotik dan dicurigai bersifat teratogenik. Podofilin
mengakibatkan spasme vaskularisasi lokal, iskemik dan nekrosis jaringan. Pada
kehamilan, lesi sangat profuse dan vaskularisasinya banyak sehingga memudahkan
untuk absorpsi sistemik podofilin. Pemakaian agen ini pada ibu hamil dapat
menyebabkan IUFD dan neuropati maternal.
Virus herpes simpleks tipe 2 (VHS-2) merupakan penyebab HG tersering (82%), sedangkan virus herpes
simpleks tipe-1 (VHS-1) yang lebih sering dikaitkan dengan lesi di mulut dan bibir, ternyata dapat pula
ditemukan pada 18% kasus herpes genitalis. Cara Penularan: herpes menyebar melalui kontak seksual antar
kulit dengan bagian-bagian tubuh yang terinfeksi saat melakukan hubungan seks vaginal, anal atau oral.
Pasien yang terkena herpes primer pada kehamilan menghadapi resiko komplikasi obstetrik dan neonatal,
antara lain :
- Aborsi spontan
- IUGR
- Persalinan kurang bulan
Sedangkan kelainan yang timbul pada bayi dapat berupa:
- Ensefalopati
- Keratokonjungtivitis
- Hepatitis
- Lesi pada kulit
Virus penyebab adalah HIV merupakan virus yang secara progresif menghancurkan sel-sel darah putih,
sehingga melemahkan kekebalan manusia dan menyebabkan AIDS.
Penularan perinatal merupakan penularan dari ibu ODHA kepada janin pada masa perinatal. Angka
penularan pada masa kehamilan berkisar sekitar 5-10%, saat persalinan sekitar 10-20%, dan saat
menyusui sekitar 30-45% bila disusui sampai 2 tahun. Penularan pada masa menyusui terutama terjadi
pada minggu-minggu pertama menyusui, terutama bila ibu baru terinfeksi saat menyusui.
Seorang ibu yang terinfeksi HIV dengan kehamilan memiliki risiko untuk menularkan HIV ke bayinya,
dibagi dalam tiga tahapan waktu yaitu:
Antepartum
Intrapartum
Post partum
PEMAKAIAN OBAT-OBATAN
(ANTIBIOTIC,
KORTIKOSTEROID, DAN PIL
KB) DALAM WAKTU LAMA