Anda di halaman 1dari 9

ATTUNEMENT

Dwika Restu Agata (1571013)


Gabriyella Gosal (1871001)
Fransiska Elshia Hogianto (1871002)
Elisabeth Maria Aziz (1871006)
Virginia Cynthia Panggeso (1871022)
Agynta Paul Arung Lalalng (1871025)
Attunement

� Gustiani, Novita, Maksum (2010)


� Fonagy, Bateman, dan Bateman (Caw &

� menyatakan bahwa attunement


merupakan kondisi dimana salah satu
pribadi mengarahkan diri kepada pribadi
� Sebba, 2014) menyebut proses
attunement sebagai marked contigent
mirroring, yakni ketika pengasuh dapat
yang lain untuk menyambut, menerima, berkomunikasi secara verbal maupun
dan mencoba memahami nonverbal dalam mendalami emosi anak
tanpa harus larut dalam perasaan yang
dirasakan anak.

2
Attunement
Stern (Wright, 2009) mengemukakan bahwa
• Attunement menjadi salah satu jenis interaksi dalam komunikasi
dan berbagi yang dapat dicapai dengan cara non-verbal.
• Konsep mengenai attunement didapatkan dari
ketidaklengkapakan ibu dan bayi.
• Attunement menjadi proses tertentu yang dilalui ibu yang
kemudian di refleksikan kembali kepada bayi.
• Attunement merupakan begian dari respon intuitif terhadap
bayi yang relatif terjadi di luar kesadaran ibu yang non-verbal
serta spontan. Ibu yang selaras dengan bayi akan menanggapi
rangsangan bayi dengan cara yang lebih berkelanjutan sebagai
pengalaman bayi yang berubah.
• Attunement dimana ibu mengidentifikasi perubahan kondisi
perasaan bayi yang kemudian direspon dengan memberikan
feedback yang selaras.

3
Perry (2009)
menyatakan
bahwa attunement
Menurut Bowlby,
dan attachment
ikatan paling awal
saling berkaitan,
dibentuk oleh
dimana attachment
anak-anak dengan
atau kelekatan
orang tua
merupakan ikatan
(pengasuh)
emosional dengan Attunement dan
memiliki dampak
individu lain. attachment terkait
penting yang
berlanjut dalam hal tersebut,
sepanjang hidup ibu/ayah (pengasuh)
mereka. yang responsif
terhadap kebutuhan
anak mereka dimulai
sejak bayi,
membangun rasa
aman di dalam anak.
Anak mengetahui
bahwa orang tua
mereka (pengasuh)
dapat diandalkan. 4
Cameron dan Maggin (Caw Wahyuni dan Asra Hubungan
& Sebba, 2014) menyatakan (Purnama & Wahyuni, yang selaras
bahwa attuned parenting 2017) menyatakan bahwa merupakan
merupakan pola asuh secure attachment prasyarat
otoritatif dimana orang tua merupakan kelekatan untuk
memiliki ekspektasi tinggi dimana anak merasa pengembangan
terhadap anak namun tetap nyaman dan aman di dekat rasa aman dan
bersikap responsif, sehingga orang tua. Kelekatan empati anak
membuat anak merasa tersebut dapat terbentuk (Caw & Sebba,
diterima dan diakui. Fondasi ketika pengasuh tidak 2014).
secure attachment merupakan hanya mengetahui jenis
kunci utama dari proses emosi yang ada, namun
atunnement dalam juga peka terhadap apa
pengasuhan anak. yang dirasakan anak.
Karakteristik Attuned Families
Peneliti menyatakan bahwa attuned
families akan mendemonstrasikan
Attuned family Penerimaan dan kumpulan perilaku dan nilai yang
merupakan komunikasi yang efektif saling mengikat (Lynn & Lynn, 2006):
keadaan dimana dalam attuned families
• Anggota keluarga yang selaras
orang tua yang dapat dilihat dari
hubungan selaras prihatin dengan kesejahteraan
tumbuh secara masing-masing anggota. Anggota
sadar sebagai antara ibu dan anak
akan juga menjadi bukti keluarga yang selaras mungkin akan
orang tua untuk berdebat satu sama lain, namun
memahami anak. bahwa terdapat
hubungan positif antar mereka akan bersatu kembali
anggota keluarga. setelah argumen selesai.
• Anggota keluarga yang selaras
menerima kelemahan satu sama lain
dan terdapat banyak komunikasi
positif yang dilakukan. 06
• Memenuhi kebutuhan dasar bayi
• Dengarkan dengan baik, agar anak
memberi tahu bagaimana perasaan anak
serta cobalah untuk mencari tahu apa
yang ingin dikatakan dan perasaan apa
yang dialami oleh anak.
• Pahami sudut pandang anak.
Pedoman Dalam Membangun Attuned • Terima anak tanpa syarat.
Parentig Style
• Peduli
• Sungguh-sungguh
Bagaimana orang tua menjadi lebih baik dalam
attunement dan dalam menyesuaikan diri dengan
anak? Your Logo or Name Here 7
Lynn dan Lynn (2006) menyatakan bahwa
pedoman dalam membangun attuned
parenting style, yakni:
» Menjadi konsultan.
» Bertanya mengapa anak melakukan hal-hal
tertentu
» Melatih komunikasi yang saling menghormati
» Melatih kemampuan mendengarkan
» Perhatikan konflik yang belum terselesaikan
» Mengetahui bahwa hukuman fisik tidak akan
bekerja
» Jangan tertipu pada penampilan luar

BEST FOR You 8


O R G A N I C S C O M PA N Y
Daftar Pustaka
Caw, J., & Sebba, J. (2014). Team parenting for children in foster care: A model for integrated therapeutic care. London:
Jessica Kingsley Publishers.

Cochrane, T., Fantini, B., & Scherer, K. R. (2013). The Emotional power of music multidiscipline perspectives on musical
arousal, expression, and social control. United States of America : Oxford University Press.

Gustiani, N. T., Novita, & Maksum, M. F. (2010). Holding environment dan centered relating antara ibu dan penderita
skizofrenia. Jurnal Psikologi, 2(1), 1-8.

Lynn, G. T., & Lynn, J. B. (2006). Genius! : nurturing the spirit of the wild, odd, and oppositional child. London and
Philadelphia: Jessica Kingsley Publisher.

Pattinson, S. (2000). Shame Theory, Therapy, and Theology. United Kingdom: Cambridge University Press.

Perry, B. D. (2009). Helping Children and adolescents succeed socially! Northfield: The Social Skill Groups.

Purnama, R. A., & Wahyuni, S. (2017). Kelekatan (attachment) pada ibu dan ayah dengan kompetensi sosial pada remaja.
Jurnal Psikologi, 13(1), 30-40.

Wright, K. (2009). Mirroring and attunement self relization in psyhoanalysis and art. London: Seamus Heaney.
BEST FOR You 9
O R G A N I C S C O M PA N Y

Anda mungkin juga menyukai