0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan1 halaman
Anak tunarungu mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar sebagian atau seluruhnya, yang dapat dikategorikan ringan, sedang, berat, atau sangat berat berdasarkan tingkat kehilangan pendengaran. Konsekuensinya, anak tunarungu akan mengalami kesulitan dalam menerima rangsangan bunyi dan memproduksi bahasa. Beberapa metode terapi untuk anak tunarungu adalah metode membaca bibir, berbicara,
Anak tunarungu mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar sebagian atau seluruhnya, yang dapat dikategorikan ringan, sedang, berat, atau sangat berat berdasarkan tingkat kehilangan pendengaran. Konsekuensinya, anak tunarungu akan mengalami kesulitan dalam menerima rangsangan bunyi dan memproduksi bahasa. Beberapa metode terapi untuk anak tunarungu adalah metode membaca bibir, berbicara,
Anak tunarungu mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar sebagian atau seluruhnya, yang dapat dikategorikan ringan, sedang, berat, atau sangat berat berdasarkan tingkat kehilangan pendengaran. Konsekuensinya, anak tunarungu akan mengalami kesulitan dalam menerima rangsangan bunyi dan memproduksi bahasa. Beberapa metode terapi untuk anak tunarungu adalah metode membaca bibir, berbicara,
Tunarungu merupakan suatu keadaan dimana individu kehilangan pendengaran
yang berakibat pada ketidakmampuan dalam menangkap rangsangan, terutama melalui indra pendengaran. Anak tunarungu mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengarkan baik sebagian atau seluruhnya. Anak tunarungu berdasarkan tingkat kehilangan pendengaran yang ditunjukkan dengan satuan desibel (dB), yaitu 27 – 40 dB sangat ringan, 41 – 55 dB ringan, 56 – 76 dB sedang, 71 – 90 dB berat, dan 91 dB ke atas sangat berat. Dua bagian penting yang mengikuti dampak terjadinya hambatan, yaitu: 1. Konsekuensi akibat gangguan pendengaran tersebut penderitanya akan mengalami kesulitan dalam menerima segala macam rangsangan atau persitiwa bunyi yang ada disekitarnya 2. Akibat kesulitan menerinama rangsangan bunyi terserbut konsekuensinya penderita tunarungu akan mengalmi kesulitan pula dalam memproduksi suara atau bunyi bahasa yang terdapat disekitarnya. Terdapat beberapa metode terapi untuk anak tunarungu, yaitu 1 Metode Lips Reading atau Membaca Ujaran, penekanannya pada kemampuan anak yang diharuskan bisa menangkap suara atau bunyi bahkan ungkapan dari seseorang melalui penglihatannya. 2 Metode Oral, untuk melatih anak tunarungu agar bisa berkomunikasi secara lisan dengan lingkungan atau orang- orang yang bisa mendengar 3 Metode Manual, cara melatih atau mengajar anak tunarungu untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat, yaitu dengan ejaan jari. 4 Metode AVT (Auditory Visual Therapy), perpaduan antara penerapan suara, bahasa bibir, dan mimik muka Menariknya dari materi ini yaitu, konsep pembelajaran bahasa untun anak tunarungu. Dari konsep pembelajaran bentukan pada garis dan tekstur dapat memberikan impresi tertentu pada anak tunarungu. Bentuk bahasa lain yang dapat menekankan gerak tubuh untuk membentuk arti tertentu. Gerak tubuh inilah yang kemudian digunakan sebagai dasar bahasa isyarat bagi tunarungu.