Anda di halaman 1dari 17

Kajian Proses Belajar: Neurosains

Gabriyella Gosal 1871001


Fransiska Elshia H 1871002
Angelica Stephanie S 1871004
Chrestella Dian P 1871005
Pengertian
Neurosains
Neurosains merupakan ilmu
yang mempelajari tentang
sistem saraf dan fokus
membahas mengenai neurp
atau sel saraf.
Tujuan mempelajari neurosains

Mengetahui dasar-dasar Dapat mengetahui


biologis setiap perilaku bagaimana kesadaran dan
manusia dan bagaimana kepekaan otak baik dari
aktivitas yang terjadi di segi persepsi, ingatan, dan
otak kaitannya dalam proses
pembelajaran.
Teori neurosains dalam Pembelajaran

01 Teori Emosi
• Peranan utama emosi
berada di talamus, yang
02 Amygdala
• Amygdala merupakan bagian
dari sistem limbik yang
merupakan bagian inti dari terlibat dalam pengalaman
pusat otak emosional

• Talamus memberikan • Amygdala tumbuh dan


respon terhadap stimulus mencapai puncak
yang membangkitkan perkembangannya sebelum
emosi usia 4 tahun

• Perubahan badani dan • Pengalaman atau pelajaran


pengalaman emosi terjadi pada usia ini akan berdampak
pada saat yang sama lebih kuat jika diberikan
dengan nuasa emosi yang
• Perubahan badani dan tinggi
pengalaman emosi terjadi
pada saat yang sama
Ruang Lingkup Neurosains
A. Dimensi Neurosains

• Seluler-Molekuler
Mempelajari berbagai macam sel saraf dan bagaimana melakukan fungsi-fungsi spesifik yang
berbeda satu dengan yang lain untuk menghasilkan berbagai perilaku yang kompleks, seperti
emosi, kognisi, dan tindakan

• Sistem Saraf
Sistem saraf mengkaji sel-sel saraf yang berfungsi sama dalam sebuah sistem yang kompleks

• Neurosains Perilaku
Bagaimana berbagai sistem saraf bekerja a sama untuk menghasilkan perilaku tertentu

• Neurosaisn Sosial (Sosiosains)


Bagaimana "otak sosial" manusia berperan dalam membantu manusia membentuk hubungan
dengan orang lain
B. Kegiatan Otak yang Berkontribusi bagi Pendidikan
Electroencephalography (EEG) dan Magnetoencephalography (MEG)
• EEG dan MEG mampu membaca seberapa cepat informasi diproses dalam otak.
01 • EEG dan MEG mencatat perubahan yang terjadi di dalam otak secara kontinyu.
• Hasil pencatatan memberi informasi mengenai waktu diperlukan oleh otak untuk proses membaca atau menghitung angka.

Positron-Emission Tomography (PET)

02 Teknologi yang diakui untuk mengobservasi fungsifungsi otak yang mengandung radioaktif pada subjek di mana cairan akan
bereaksi ke dalam otak

Functional Magnetic Resonance Imaging (FMRI)

03 • Teknologi yang dengan cepat menggantikan pemindaian PET karena efek radiasi yang terlalu tinggi.
• Teknologi ini mampu menunjukkan area-area otak yang lebih besar atau lebih kecil ketika memproses informasi (belajar).

Functionl Maganetic Resonance Spectroscopy (FMRS)

04 FMRS menunjukkan dengan tepat area yang sedang aktif berpikir otak serta dapat mengidentifikasi apakah zat-zat kimiawi
muncul pada area otak teraktivasi

Single Photon Emission Computed Tomography (SPELT)

05 Teknologi SPELT mampu merekam gelombang otak ketika manusia melakukan kegiatan tertentu tanpa membawa prang
tersebut ke dalam laboratorium rekam medis
Kajian Neurosains
Clinical Neuroscience Cellular and Molecular Neuroscience
01 Neurosains klinis terdiri dari spesialisasi medis seperti neurologi,
bedah saraf, psikiatri, dan profesi kesehatan terapan non-dokter, 07 Studi tingkatan molekuler & genetic untuk mendapatkan
pemahaman lebih jelas & utuh tentang gangguan penyakit, atau
seperti terapi wicara. seluk beluk perilaku manusia

Educational Neuroscience Nutritional Neuroscience

02 Menambahkan perspektif neurosains mulai dari Pendidikan Anak


Usia Dini (PAUD) hingga Perguruan Tinggi. 08 Studi tentang hubungan nutrisi dengan otak, baik untuk
pencegahan, pengobatan maupun peningkatan kemampuan
otak

Cognitive Neuroscience Neurotica and Criminical Neuroscience

03 Studi kognitif tentang substrat biologic yang mendasari kognisi


dengan lebih spesifik pada substrat saraf dari proses mental
09 Studi gangguan otak yang difokuskan pada obat

Social and Cultural Drugs Addiction and Neuroscience

04 10
Memahami bagaimana sistem biologic diwujudkan dalam
Studi tentang hubungan otak, jiwa, dan sistem kekebalan
perilaku sosial
tubuh

Developmental Neuroscience Psychoneuroimmunology


• Proses-proses yang menghasilkan bentuk dan membentuk
05 kembali sistem saraf.
• Guna mengatasi mekanisme yang mendasari sebuah
11 Studi tentang hubungan otak, jiwa, dan sistem kekebalan
tubuh
gangguan

Neuroscience, Health and Spirituality Neuroscience Computational, Neuro-


06 Studi tentang hubungan spiritualitas, kesehatan spiritual dengan
kesehatan fisik terutama kesehatan otak
12 bioinformatics dan neuroengineering
Hakikat Peserta Didik
Menurut
Perspektif Neurosains
Proses pembelajaran dapat
Aktivitas otak peserta lebih berhasil dengan
didik selama menerima menggunakan
pembelajaran dan respon pembelajaran yang aktif
otak terhadap proses dan menyenangkan
pembelajaran (bergerak, tertawa, serta
bertanya)
Instrumen Teknologi Pemindaian
Otak terhadap Proses Belajar

01
Electroencephalography (EEG)
02
Positron-Emission
dan Magnetoencephalography
Tomography (PET)
(MEG)
seberapa cepat yang melihat fungsi-fungsi otak
diperlukan otak untuk proses yang mengandung radiokaktif
membaca atau menghitung
angka matematika
Instrumen Teknologi Pemindaian
Otak terhadap Proses Belajar

03
Functional Magnetic
04
Functional Magnetic
05
Single Photon Emission
Resonance Imaging Resonance Spectroscopy Computed Tomography
(FMRI) (FMRS) (SPELT)
menunjukkan area otak yang menunjukkan area otak yang merekam gelombang otak saat
lebih aktif saat memproses sedang aktif berpikir serta melakukan proses
informasi (belajar) mengidentifikasi zat-zat pembelajaran tanpa perlu
kimiawi yang muncul pada masuk dalam laborarotium
area otak yang sedang aktif rekam medis
Lanjutan….
 
o Hasil pemindaian otak menunjukkan bahwa kemampuan
representasi numerik sangat tergantung pada representasi
bahasa peserta didik.
o Aktivitas saraf otak manusia sangat erat kaitannya dengan
aktivitas manusia.
o Peran guru dan orangtua penting dalam memberikan stimulus
yang efektif untuk merangsang bagian-bagian sistem saraf
peserta didik.
o Visual Word Form Area (VWFA) terlibat dalam pengenalan
dan pemrosesan kata-kata yang masuk melalui panca indra.
Proses neurosains
dalam dunia
  pendidikan
o Sistem pendidikan dengan model pembelajaran yang optimal perlu diterapkan kepada
peserta didik.
o Cortex cerebri berpikir rasional
o Cortex cerebri terbagi menjadi otak kiri (berpikir logis dan terstruktur) dan otak kanan
(menciptakan kreativitas)
o Kedua bela otak dapat bekerja sama dalam membantu manusia memahami dan
memecahkan masalah secara holistik
o Model pembelajaran yang menggunakan prosedur kerja kedua belahan otak quantum
learning
Lanjuta
n…. o Pola pendidikan perlu berfokus kepada kedua
belah otak agar model pembelajaran lebih
optimal.
o Pemanfaatan pendekatan otak secara
keseluruan (Whole Brain Approach)
memperlihatkan bahwa masalah kognisi
dengan emosi tidak dapat dipisahkan.
o Emosi peserta didik perlu dipahami agar lebih
mudah dalam membangun motivasi belajarnya.
Problematika Neurosains dalam Pendidikan

Peran pendidikan Kesulitan-kesulitan belajar


pada usia dini siswa (perhatian,
Efektivitas neurosains dalam keterlibatan, motivasi, emosi)
pendidikan tergantung pada
peran pendidikan usia dini kunci dalam memperbaiki kekurangan
dalam pembelajaran adalah dengan
memahami dan menangani aspek-aspek
mana yang menjadi kesulitan belajar siswa

Kompleksitas dari Kompleksitas teori-


proses-proses teori pembelajaran
kognitif
Teori-teori pembelajaran
Proses-proses kognitif yang memiliki banyak sisi
memiliki banyak komponen mampu menunjukkan
dan kompleksitas keadaan yang sebenarnya
dengan lebih baik.
Solusi untuk mengatasi masalah neurosains
dalam proses pembelajaran

Pembelajaran
berbasis masalah Diskusi aktif
Dapat meningkatkan Membantu meningkatkan
pembelajaran dan motivasi kognitif dan emosional
yang dimiliki serta dapat individu
membantu siswa berpikir
kreatif
Simulasi dengan Tampilan visual
permaianan Membantu untuk
Melakukan diskusi sambil bermain, meningkatkan perhatian
dapat membantu meningkatkan individu
perhatian siswa
Implementasi neurosains dalam dunia
pendidikan
• Sistem kerja lobus-lobus dalamm celebral korteks dapat menimbulkan pembelajaran
yang aktif, serta menyenangkan
• Pembelajaran yang aktif dapat membantu individu mengaktivasi otaknya sehingga
membuat individu lebh berkembang dalam proses pembelajaran sedangkan
pembelajaran yang pasif membuat individu menjadi jenuh
• Ada yang dikenal dengan metode brain based learning (pembelajaran yang berbasis
pada kemampuan otak) .
• Brain based learning dapat membantu agar otak individu bekerja lebih optimal, serta
dapat medorong individu untuk melakukan pembelajaan dengan sendirinya tanpa ada
paksaan dari siapapun
Daftar Pustaka

Amelia, R., Sartono, E. E., & Pasani, C. F. (2020). Kajian


neuroscience dalam pengembangan ilmu sekolah dasar. Jurnal
Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar, 4(1), 1-15.
Wathon, A. (2015). Neurosains dalam pendidikan. Jurnal Lentera,
136-145.

Anda mungkin juga menyukai