Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN FISIOLOGI HEWAN

“ FUNGSI SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL PADA MAMALIA“

Pelaksanaan : Kamis, 12 April 2018


Dosen : Erlix Rakhmad Purnama, S.Si., M.Si.
Dr. Raharjo, M.Si.
Dra. Nur Kuswanti, M.Sc.St

Kelompok 3

Reza Khoirun Nisa 16030244010


Ni Made Aninda Nirastiti 16030244015
Ghea Dionita Sanora 16030244026
Elly Yana Mastura 16030244028

Biologi D 2016

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2018
I. Judul
Judul dari praktikum ini adalah “Fungsi Saraf Otak Besar dan Otak
Kecil pada Mamalia”.
II. Rumusan Masalah
1. Bagaimana fungsi sebagian besar saraf otak besar ?
2. Bagaimana fungsi otak kecil ?
III. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Memeriksa fungsi sebagian besar saraf otak besar.
2. Memeriksa fungsi otak kecil.
IV. Hipotesis
Ha : Saraf otak besar dan otak kecil berfungsi dengan baik
H0 : Saraf otak besar dan otak kecil tidak berfungsi dengan baik
V. Dasar Teori
Secara keseluruhan kerja sistem saraf adalah mengatur aktivitas
sensorik dan motorik, perilaku instingtif dan dipelajari, organ dalam dan
sistem-sistem lain dalam tubuh.Secara garis besar, sistem saraf dibagi
menjadi 2, yaitu Sistem Saraf Pusat (SSP) dan Sistem Saraf Tepi (SST).
SSP terdiri atas otak dan medulla spinalis. Fungsi dari SST adalah
menghantarkan informasi bolak balik antara SSP dengan bagian tubuh
lainnya.Otak adalah organ vital yang terdiri dari 100-200 milyar sel aktif
yang saling berhubungan dan bertanggung jawab atas fungsi mental dan
intelektual kita.Otak merupakan bagian utama dari sistem saraf, dengan
komponen bagiannya adalah:

1. Cerebrum (Otak Besar)


Cerebrum merupakan bagian otak yang terbesar yang terdiri dari
sepasang hemisfer kanan dan kiri (Ganong, 2003). Kedua hemisfer kiri
dan kanan dihubungkan oleh struktur padat yaitu corpus calosum.
Hemisfer cerebri terdiri dari korteks cerebri yang merupakan bagian
paling luar terdiri dari berbagai macam sel neuron yang secara
makroskopis tampak berwarna kelabu sehingga disebut substantia nigra.
Bagian di bawahnya (subkortikal) terdiri dari lanjutan sel neuron berupa
axon dan dendrit sehingga kumpulannnya tampak berwarna lebih putih
dan disebut substatia alba. Selain itu terdapat juga ganglia basalis. Area
terbesar dari korteks terdiri atas lekukan (sulcus) dan tonjolan (girus)
(Heryati, 2008). Cerebrum dibagi menjadi beberapa lobus, yaitu:
a. Lobus Frontalis
Lobus frontalis berperan sebagai pusat fungsi intelektual yang lebih
tinggi, seperti kemampuan berpikir abstrak dan nalar, bicara (area broca
di hemisfer kiri), pusat penghidu, dan emosi. Bagian ini mengandung
pusat pengontrolan gerakan volunter di gyrus presentralis (area motorik
primer) dan terdapat area asosiasi motorik (area premotor). Pada lobus ini
terdapat daerah broca yang mengatur ekspresi bicara, lobus ini juga
mengatur gerakan sadar, perilaku sosial, berbicara, motivasi dan inisiatif
(Purves, 2004).
b. Lobus temporalis
Lobus temporalis temporalis mencakup bagian korteks serebrum
yang berjalan ke bawah dari fisura laterali dan sebelah posterior dari
fisura parieto-oksipitalis. Lobus ini berfungsi untuk mengatur daya ingat
verbal, visual, pendengaran dan berperan dlm pembentukan dan
perkembangan emosi.
c. Lobus parietalis
Lobus Parietalis merupakan daerah pusat kesadaran sensorik di
gyrus postsentralis (area sensorik primer) untuk rasa raba dan
pendengaran.
d. Lobus oksipitalis
Lobus oksipitalis berfungsi untuk pusat penglihatan dan area
asosiasi penglihatan: menginterpretasi dan memproses rangsang
penglihatan dari nervus optikus dan mengasosiasikan rangsang ini
dengan informasi saraf lain & memori.

2. Cerebellum (Otak Kecil)


Cerebellum menempati bagian belakang batang otak, melekat pada
otak tengah(Heryati, 2008). Cerebellum adalah struktur kompleks yang
mengandung lebih banyak neuron dibandingkan otak secara keseluruhan.
Memiliki peran koordinasi yang penting dalam fungsi motorik yang
didasarkan pada informasi somatosensori yang diterima, inputnya 40 kali
lebih banyak dibandingkan output. Cerebellum terdiri dari tiga bagian
fungsional yang berbeda yang menerima dan menyampaikan informasi
ke bagian lain dari sistem saraf pusat. Cerebellum merupakan pusat
koordinasi untuk keseimbangan dan tonus otot. Mengendalikan
kontraksi otot-otot volunter secara optimal. Bagian-bagian dari
cerebellum adalah lobus anterior, lobus medialis dan lobus
fluccolonodularis (Purves, 2004).
Ahli fisiologi membuat postulat bahwa fungsi cerebellum sebagai
koordinator ketepatan gerak dilakukan dengan cara membandingkan
output dari area motorik cortex cereberii dengan informasi propioseptif
yang diterima dari tempat kerja otak secara terus-menerus. Fungsi lain
cerebellum, yaitu :
a. Bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengendalikan
ketepatan gerakan otot dengan baik. Bagian ini memastikan bahwa
gerakan yang di cetuskan suatu tempat di system saraf pusat
berlangsung dengan halus bukan mendadak dan terorganisasi.
b. Mempertahankan postur.
c. Membantu mempertahankan ekuilibrium tubuh. Informasi sesorik dari
telinga dalam di bawa kelabus cellebelum.
3. Brainstem (Batang Otak)
Brainstem adalah batang otak, berfungsi berfungsi sebagai pengatur
fungsi vegetatif dan refleks. Bagian otak ini mengendalikan fungsi-fungsi
kehidupan yang sederhana tapi penting (vital), seperti : pernapasan,
pencernaan, sirkulasi, dan refleks (Heryati, 2008). Berhubungan dengan
diensefalon diatasnya dan medulla spinalis dibawahnya. Struktur-struktur
fungsional batang otak yang penting adalah jaras asenden dan desenden
traktus longitudinalis antara medulla spinalis dan bagian-bagian otak,
anyaman sel saraf dan 12 pasang saraf cranial. Secara garis besar
brainstem terdiri dari tiga segmen, yaitu mesensefalon, pons dan medulla
oblongata.

Medulla spinalis (sumsum tulang belakang) berbentuk silindris


dengan ketebalan kira-kira seukuran jari kelingking manusia dewasa.
Fungsi utama dari sumsum tulang belakang adalah mendistribusikan
perintah saraf-saraf motorik ke organ-organ gerak (efektor) seperti
kelenjar-kelenjar endokrin dan otot, serta mengumpulkan informasi-
informasi somatosensoris yang akan dikirim ke otak. Sumsum tulang
belakang juga memiliki beberapa fungsi saraf autonomik dan mengontrol
gerakan-gerakan refleks. Sumsum tulang belakang dilindungi oleh mas-
mas tulang belakang yang terdiri dari 31 mas dan terbagi atas bagian-
bagian berikut :
1. Cervical (leher), terdiri dari 8 mas tulang
2. Thoracic (dada), terdiri dari 12 mas tulang
3. Lumbar (punggung bawah), terdiri dari 5 mas
4. Sacral (panggul), terdiri dari 5 ruas tulang
5. Coccygeal (ekor), terdiri dari 1 mas tulang
Sumsum tulang belakang terletak di tengah rongga (spinal
foramen) mas-mas tulang belakang. Panjang sumsum tulang belakang
kira-kira hanya 2/3 panjang mas-mas tulang belakang dan 1/3 bagian
yang lain diisi oleh akar saraf-saraf tulang belakang yang terdiri dari
cauda equina (ekor utama).

Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf yang menghubungkan


semua bagian tubuh dengan sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi terdiri
atas reseptor sensorik dan efektor motorik. Reseptor sensorik terletak
pada organ, bertugas mendeteksi perubahan lingkungan luar atau dalam
tubuh. Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf somatik (sadar) dan
sistem saraf otonom (tak sadar).Sistem saraf sadar adalah saraf yang
mengatur gerakan yang dilakukan secara sadar, di bawah kendali
kesadaran kita. Contohnya tangan kita sadar bergerak untuk mengambil
gelas. Sistem saraf sadar disusun oleh serabut saraf otak (nervus
kranialis), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak dan serabut saraf
sumsum tulang belakang (nervus spinalis), yaitu saraf-saraf yang keluar
dari sumsum tulang belakang (Sloane, 2003).
1. Nervus Kranialis
Serabut saraf tepi berhubungan dengan otak dan medulla spinalis.
Saraf yang langsung keluar dari otak disebut saraf cranialis atau saraf
otak, dan jumlahnya ada 12 pasang.

Nomor Nama Jenis Fungsi

Menerima rangsang dari hidung

I Olfaktorius Sensori dan menghantarkannya ke otak


untuk diproses sebagai sensai bau

Menerima rangsang dari mata dan


menghantarkannMenerima

II Optikus Sensori rangsang dari mata dan


menghantarkannya ke otak untuk
diproses sebagai persepsi visual

Menggerakkan sebagian besar


III Okulomotor Motorik otot mata

IV Toklearis Motorik Menggerakkan beberapa otot mata

Sensori: Menerima rangsangan


dari wajah untuk diproses di otak
V Trigeminus Gabungan sebagai sentuhan Motorik:
Menggerakkan rahang

VI Abdusen Motorik Abduksi mata

Sensorik: Menerima rangsang dari


bagian anterior lidah untuk
VII Fasialis Gabungan
diproses di otak sebagai sensasi
rasa
Motorik: Mengendalikan otot
wajah untuk menciptakan ekspresi
wajah

Sensori sistem vestibular:


Mengendalikan keseimbangan

VIII Vestibulokoklearis Sensori Sensori koklea: Menerima


rangsang untuk diproses di otak
sebagai suara

Sensori: Menerima rangsang dari


bagian posterior lidah untuk
diproses di otak sebagai sensasi
IX Glososfaringeal Gabungan rasa
Motorik: Mengendalikan
organorgan dalam

Sensori: Menerima rangsang dari


organ dalam
X Vagus Gabungan Motorik: Mengendalikan organ-
organ dalam

XI Aksesorius Motorik Mengendalikan pergerakan kepala

XII Hipoglossus Motorik Mengendalikan pergerakan lidah

2. Nervus Spinalis
Sumsum tulang belakang adalah struktur yang paling penting
antara tubuh dan otak. Sumsum tulang belakang membentang dari
foramen magnum dimana ia kontinu dengan medulla ke tingkat pertama
atau kedua vertebra lumbalis Serabut saraf sumsum tulang belakang
(nervus spinalis) berjumlah 31 pasang saraf gabungan (sensorik-
motorik). Sistem saraf spinal (tulang belakang) berasal dari arah dorsal,
sehingga sifatnya sensorik. Adapun ke 31 saraf spinalis, yaitu:
1) Nervus hipoglossus, Nervus yang mempersarafi lidah dan
sekitarnya.
2) Nervus occipitalis minor, Nervus yang mempersarafi bagian otak
belakang dalam trungkusnya.
3) Nervus thoracicus, Nervus yang mempersarafi otot serratus
anterior.
4) Nervus radialis, Nervus yang mempersyarafi otot lengan bawah
bagian posterior,mempersarafi otot triceps brachii, otot anconeus,
otot brachioradialis dan otot ekstensor lengan bawah dan
mempersarafi kulit bagian posterior lengan atas dan lengan bawah.
Merupakan saraf terbesar dari plexus.
5) Nervus thoracicus longus, Nervus yang mempersarafi otot
subclavius, Nervus thoracicus longus. berasal dari ramus C5, C6, dan
C7, mempersarafi otot serratus anterior.
6) Nervus thoracodorsalis, Nervus yang mempersarafi otot deltoideus
dan otot trapezius, otot latissimus dorsi.
7) Nervus axillaris, Nervus ini bersandar pada collum chirurgicum
humeri.
8) Nervus subciavius, Nervus subclavius berasal dari ramus C5 dan
C6, mempersarafi otot subclavius.
9) Nervus supcapulari, Nervus ini bersal dari ramus C5, mempersarafi
otot rhomboideus major dan minor serta otot levator scapulae.
10) Nervus supracaplaris, Berasal dari trunkus superior, mempersarafi
otot supraspinatus dan infraspinatus.
11) Nervus phrenicus, Nervus phrenicus mempersyarafi diafragma.
12) Nervus intercostalis.
13) Nervus intercostobrachialis, Mempersyarafi kelenjar getah bening.
14) Nervus cutaneus brachii medialis, Nervus ini mempersarafi kulit
sisi medial lengan atas.
15) Nervus cutaneus antebrachii medialis, Mempersarafi kulit sisi
medial lengan bawah.
16) Nervus ulnaris, Mempersarafi satu setengah otot fleksor lengan
bawah dan otot-otot kecil tangan, dan kulit tangan di sebelah medial.
17) Nervus medianus, Memberikan cabang C5, C6, C7 untuk nervus
medianus.
18) Nervus musculocutaneus, Berasal dari C5 dan C6, mempersarafi
otot coracobrachialis, otot brachialis, dan otot biceps brachii.
Selanjutnya cabang ini akan menjadi nervus cutaneus lateralis dari
lengan atas.
19) Nervusdorsalis scapulae, Nervus dorsalis scapulae bersal dari
ramus C5, mempersarafi otot rhomboideus.
20) Nervus transverses colli
21) Nervus nuricularis, Nervus auricularis posterior berjalan
berdekatan menuju foramen, Letakanatomisnya: sebelah atas dengan
lamina terminalis.
22) NervusSubcostalis, Mempersarafi sistem kerja ginjal dan letaknya.
23) Nervus Iliochypogastricus, Nervus iliohypogastricusberpusat pada
medulla spinalis.
24) Nervus Iliongnalis, Nervus yang mempersyarafi system genetal,
atau kelamin manusia.
25) Nervus Genitofemularis, Nervus genitofemoralis berpusat pada
medulla spinalis L1-2, berjalan ke caudal, menembus m. Psoas major
setinggi vertebra lumbalis ¾.
26) Nervus Cutaneus Femoris Lateralis, Mempersyarafi tungkai atas,
bagian lateral tungkai bawah, serta bagian lateral kaki.
27) NervusFemoralis, Nervus yang mempersyarafi daerah paha dan otot
paha.
28) Nervus Gluteus Superior, Nervus gluteus superior (L4, 5, dan paha,
walaupun sering dijumpai percabangan dengan letak yang lebih
tinggi.
29) Nervus Ischiadicus, Nervus yang mempersyarafi pangkal paha.
30) NervusCutaneus Femoris Inferior, Nervus yang mempersyarafi
bagian (s2 dan s3) pada bagian lengan bawah.
31) Nervus Pudendus, Letak nervus pudendus berdekatan dengan ujung
spina ischiadica. Nervus pudendus, Nervus pudendus menyarafi otot
levator ani, dan otot perineum(ke kiri / kanan), sedangkan letak
kepalanya dibuat sedikit lebih rendah.
VI. Variabel
1. Variabel Kontrol
Variabel kontrol dalam praktikum ini adalah:
a. Subjek uji coba.
b. Jarak antara bawang putih, serbuk kopi, parfum, minyak kayu putih,
dan air putih dengan lubang hidung.
c. Lama waktu pada uji Nervus Opticus.
d. Buku yang digunakan untuk uji Nervus Opticus.
e. Jarak subjek uji coba dengan penguji pada uji saraf otak kecil.
2. Variabel Manipulasi
Variabel manipulasi pada praktikum ini adalah:
a. Bahan-bahan yang digunakan untuk uji Nervus Olfactorius.
b. Gerakan pensil pada saat uji Nervus Oculomotor.
c. Gerakan yang dilakukan oleh subjek uji coba pada saat uji Nervus
Facialis.
d. Perintah pada saat uji saraf otak kecil.
3. Variabel Respon
Variabel respon pada praktikum ini adalah:
a. Subjek uji coba dapat membedakan serbuk kopi, parfum, minyak
kayu putih, dan bawang putih.
b. Subjek uji coba dapat membaca beberapa kalimat dalam waktu 1
menit.
c. Subjek uji coba dapat mengikuti arah gerakan pensil.
d. Subjek uji coba dapat menunjukkan giginya, menggembungkan
pipinya, mengerutkan dahinya, serta mengangkat alis satu per satu
dan bersamaan.
e. Subjek uji coba dapat membaca perintah tertulis dan
mempraktekannya.
VII. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Kontrol
Variabel yang dikontrol dalam praktikum ini adalah subjek uji
coba, jarak antara bawang putih, serbuk kopi, parfum, minyak kayu
putih, dan air putih dengan lubang hidung, lama waktu pada uji Nervus
Opticus, buku yang digunakan untuk uji Nervus Opticus, dan jarak
subjek uji coba dengan penguji pada uji saraf otak kecil. Subjek uji coba
pada praktikum ini adalah 2 orang masing-masing kelompok, jarak antara
bawang putih, serbuk kopi, parfum, minyak kayu putih, dan air putih
dengan lubang hidung sejauh 8 cm, pada uji Nervus Opticus waktu yang
digunakan untuk membaca buku selama 1 menit, dan jarak subjek uji
coba dengan penguji pada uji saraf otak kecil adalah 2 meter.
2. Variabel Manipulasi
Variabel yang dimanipulasi pada praktikum ini adalah bahan-bahan
yang digunakan untuk uji Nervus Olfactorius, yaitu bawang putih, serbuk
kopi, parfum, minyak kayu putih, dan air putih; Gerakan pensil pada saat
uji Nervus Oculomotor, yaitu ke arah vertikal, horizontal, serong kiri,
serong kanan, dan berputar; gerakan yang dilakukan oleh subjek uji coba
pada saat uji Nervus Facialis, yaitu menunjukkan giginya,
menggembungkan pipinya, mengerutkan dahinya, mengangkat alis satu
persatu dan bersamaan; dan perintah pada saat uji saraf otak kecil, yaitu
merentangkan kedua lengan, menolehkan kepala, menutup mata dan
berdiri tegak, menutup mata dan menyentuh hidung, dan menyentuh
telunjuk kanan pengamat.
3. Variabel Respon
Variabel respon dari praktikum ini adalah subjek uji coba dapat
membedakan serbuk kopi, parfum, minyak kayu putih, dan bawang putih
melalui bau untuk menguji Nervus Olfactorius, subjek uji coba dalam
waktu 1 menit dapat membaca beberapa kalimat untuk menguji Nervus
Opticus, subjek uji coba dapat mengikuti arah gerakan pensil ke beberapa
arah untuk menguji Nervus Oculomotor, subjek uji coba dapat
menunjukkan giginya, menggembungkan pipinya, mengerutkan dahinya,
serta mengangkat alis satu per satu dan bersamaanuntuk menguji Nervus
Facialis, subjek uji coba dapat membaca perintah tertulis dan
mempraktekannya untuk menguji saraf otak kecil.

VIII. Bahan dan Alat


1. Bahan
- Bawang putih
- Serbuk kopi
-Minyak kayu putih
- Parfum
2. Alat
-Buku bacaan
- Stopwatch
- Pensil
- Penggaris
IX. Cara kerja
a. Uji saraf cranial
1) Nervus Olfactorius
 Subjek uji coba duduk dan ditutup matanya.
 Botol berisi serbuk kopi dibuka dan dilewatkan mendatar sejauh 8 cm
dari muka lubang hidung.
 Giliran berikutnya mengiris satu siung bawang putih secara melintang,
kemudian dilewatkan juga seperti botol kopi tadi. Urutan bahan dapat
dibalik lalu diuji apatkah subjek uji coba dapat membedakan
keduanya.
2) Nervus Opticus
 Membuka suatu halaman buku penuh dengan tulisan.
 Menandai awal suatu kalimat.
 Meminta subjek uji coba membaca kalimat-kalimat tersebut mulai dari
awal tanda selama 1 menit.
 Menghitung dan mencatat banyaknya kata yang dapat dibaca selama 1
menit tersebut.
3) Nervus Oculomotor
 Subjek uji diminta mencoba untuk terus mengawasi pensil yang
digerakkan praktikan beberapa kali ke arah vertikal, horisontal, serong
kiri, serong kanan dan berputar, sambil menjaga agar kepalanya tetap
tidak bergerak.
 Menguji apakah subjek uji coba dapat mengikuti semua gerakan
tersebut.
4) Nervus Facialis
 Meminta subjek uji coba untuk tersenyum sambil menunjukkan
giginya, menggembungkan pipinya, mengerutkan dahinya,
mengangkat alis satu per satu maupun bersamaan.
 Menguji apakah subjek uji coba dapat mengikuti semua perintah
tersebut dengan baik.
b. Uji saraf otak kecil
 Meminta subjek uji coba berdiri sejauh 2 meter dari kertas yang
bertuliskan perintah berikut ini.
 Meminta subjek uji coba membaca tiap perintah, kemudian mengulang
membaca bersuara sambil melaksanakan tugas yang tertulis di situ.
 Mengamati dan mencatat gerakan mana yang paling mudah
dilakukannya.
Perintah tertulis antara lain:
1. Rentangkan kedua lengan ke samping dan gerakkan semua jari-
jari dengan cepat.
2. Rentangkan kedua lengan ke samping dan saling silangkan semua jari-
jari dengan rapat.
3. Tolehkan kepala ke samping dengan pandangan lurus ke samping.
berjalanlah maju dengan meletakkan tumit yang satu di depan ujung jari
kaki yang lain.
4. Tutuplah mata dan berdirilah tegak selama satu menit.
5. Tutuplah mata dan sentuhlah hidung dengan telunjuk kanan.
6. Tutuplah mata dan sentuhlah hidung dengan telunjuk kiri.
7. Sentuh telunjuk kanan pengamat.
8. Berdiri tegak dan gerakkan kaki kanan ke atas ke bawah menggeser
sepanjang kaki kiri.
9. Berdiri tegak dan gerakkan kaki kiri ke atas ke bawah menggeser
sepanjang kaki kanan.
X. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dihasilkan beberapa data
berikut.
Nervus Olfactorius
Tabel 1. Data Hasil Percobaan Fungsi Saraf Nervus Olfactorius
Nervus Olfactorius
Nama Bawang Kopi Parfum Minyak Air
Putih Putih
Tara X √ √ √ √
Roberto X √ √ X X
Ismi √ √ X √ √
Isnaini √ √ √ √ √
Reza √ √ √ √ X
Elly √ √ √ √ √
Theresia X √ √ √ X
Devita √ √ √ √ √
Firda √ √ √ √ √
Ela √ √ √ √ √
Nadila √ √ √ √ √
Cicik √ √ √ √ √
Luluk √ √ √ √ √
Rifai √ √ √ √ √
Luchah √ √ √ √ X
Wahyu √ √ √ √ X
Bilqis √ √ √ √ √
Murod √ √ √ √ √
Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa 19 praktikan dapat
membedakan berbagai bau atau aroma (bawang putih, kopi, parfum, minyak
kayu putih, dan air) meskipun dalam keadaan mata tertutup. Hal ini
menunjukkan bahwa praktikan memiliki kepekaan yang baik dalam
membau , seseorang membau karena zat yang berupa gas tersebut masuk
melalui rongga hidung saat menarik nafas, zat ini kemudian larut dalam
selaput lender dalam hidung yang kemudian diterima oleh syaraf pembau.
Selanjutnya, syaraf pembau menghantarkan impuls ke otak sehingga otak
merespon dengan menimbulkan kesan bau (Nursing , 2012 ). Namun tidak
semua bau dapat dikenali oleh praktikan dengan baik, hal ini dapat
dimungkinkan karena zat yang berupa gas tidak masuk ke dalam rongga
hidung saat menarik nafas, sehingga syaraf pembau tidak dapat
menghantarkan impuls ke otak.

Nervus Opticus
Tabel 1. Data Hasil Percobaan Fungsi Saraf Nervus Opticus
Nama Banyak Kata

Tara 149
Roberto 155
Ismi 111
Isnaini 162
Reza 155
Elly 165
Theresia 111
Devita 133
Firda 137
Ela 153
Nadila 133
Cicik 121
Luluk 261
Rifai 250
Luchah 164
Wahyu 133
Bilqis 281
Murod 151

Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah


kata yang dapat di baca praktikan dalam waktu satu menit yaitu 154 kata,
hal ini menandakan bahwa praktikan mempunyai kemampuan dan daya
tangkap yang cukup baik. Kebanyakan orang membaca di 200 kata per
menit. Namun, otak manusia dengan mudah dapat mengambil informasi
lebih lanjut. Oleh karena itu, membaca 200 kata per menit, kebanyakan
orang mulai bosan, tidak bisa berkonsentrasi pada bacaan, mulai berpikir
tentang sesuatu yang lain.

Nervus Oculomotor
Tabel 1. Data Hasil Percobaan Fungsi Saraf Nervus Oculomotor
Nervus Oculomotor
Nama Vertikal Horizontal Serong Kiri Serong Berputar
Kanan
Tara √ √ √ √ √
Roberto √ √ √ √ √
Ismi √ √ √ √ √
Isnaini √ √ √ √ √
Reza √ √ √ X √
Elly √ √ √ √ √
Theresia √ √ √ √ √
Devita √ √ √ √ √
Firda √ √ √ √ √
Ela √ √ √ √ √
Nadila √ √ √ √ √
Cicik √ √ √ √ √
Luluk √ √ √ √ √
Rifai √ √ √ √ √
Luchah √ √ √ √ √
Wahyu √ √ √ √ √
Bilqis √ √ √ √ √
Murod √ √ √ √ √

Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa 19 praktikan


mampu melakukan gerakan sesuai dengan insruksi yaitu dapat mengawasi
pensil yang anda gerakkan beberapa kali ke arah vertikal, horisontal, serong
kiri, serong kanan dan berputar, sambil menjaga agar kepalanya tetap tidak
bergerak. Menurut Wibowo dan Widjaja (2009), nervus
okulomotorius berada pada tagmentum mesensefali. Saraf okulomotorius
berfungsi mengangkat kelopak mata atas dan mempersarafi otot kontriktor
yang mengubah ukuran pupil. Pupil adalah lubang yang terdapat pada pusat
iris mata yang dapat mengembang dan menguncup seiring dengan
kegiatanmata. Seseorang yang memiliki gangguan pada nervus
okulomotornya berdampak pada kerja pupil dalam menanggapi rangsang
cahaya. Nervus okulomotorik terbagi menjadi dua komponen utama yaitu
nuklus parasimpatik dan kompleks nucleus okulomotor. Dimana pada
nucleus parasimpatik mensyarafi otot-otot intra ocular. Sedangkan
kompleks nucleus okulomotor terletak lebih lateral dan mensarafi 4 dari 6
otot ekstra ocular.
Nervus Facialis
Tabel 1. Data Hasil Percobaan Fungsi Saraf Nervus Facialis
Nervus Oculomotor
Nama Senyum Menggem- Mengkerutkan Mengangkat Mengangkat
Gigi bungkan Dahi Satu Alis Dua Alis
Pipi
Tara √ √ √ X √
Roberto √ √ √ X √
Ismi √ √ √ X √
Isnaini √ √ √ X √
Reza √ √ X X √
Elly √ √ √ X √
Theresia √ √ √ X √
Devita √ √ √ X √
Firda √ √ √ X √
Ela √ √ √ X √
Nadila √ √ √ X √
Cicik √ √ √ X √
Luluk √ √ √ X √
Rifai √ √ √ X √
Luchah √ √ √ √ X
Wahyu √ √ √ √ √
Bilqis √ √ √ √ √
Murod √ √ √ √ √

Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa 19 praktikan


mampu melakukan gerakan sesuai dengan insruksi yaitu dapat tersenyum
sambil menunjukkan giginya dan menggembungkan pipinya.Untuk gerakan
mengerutkan dahi, terdapat 1 mahasiswa yang tidak dapat melakukannya.
Pada gerakan menngangkat salah satu alis hanya dapat dilakukan oleh 4
mahasiswa dan hanya 1 mahasiswa yang tidak dapat mengangkat kedua alis.

Saraf Otak Kecil


Nama Langkah ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tara √ √ √ √ √ √ √ √ √
Roberto √ √ √ √ √ √ X √ √
Ismi √ √ √ √ √ √ √ √ √
Isnaini √ √ √ √ √ √ √ √ √
Reza √ √ √ √ √ √ √ √ √
Elly √ √ √ √ √ √ √ √ √
Theresia √ √ √ √ √ √ √ √ √
Devita √ √ √ √ √ √ √ √ √
Firda √ √ √ √ √ √ √ √ √
Ela √ √ √ √ √ √ √ √ √
Nadila √ √ √ √ √ √ √ √ √
Cicik √ √ √ √ √ √ √ √ √
Luluk √ √ √ √ √ √ √ √ √
Rifai √ √ √ √ √ √ √ √ √
Luchah √ √ √ √ √ √ √ √ √
Wahyu √ √ √ √ √ √ √ √ √
Bilqis √ √ √ √ √ √ √ √ √
Murod √ X √ √ √ √ X √ √

Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa sebagian besar


praktikan mampu melakukan gerakan sesuai instruksi. Cerebellum (otak
kecil) membantu mempertahankan keseimbangan dan bertanggung jawab
untuk respon otot rangka halus sehingga menghasilkan gerakan yang baik
dan terarah, cerebellum juga berfungsi mengontrol gerakan cepat dan
berulang yang di perlukan untuk aktivitas seperti, mengetik , bermain piano
dan mengenderai sepeda (Corwin, 2008). Cerebellum juga berfungsi untuk
mengirim impuls kesepanjang serabut neuron motoric. Hal ini memberikan
latar belakang tonus otot untuk mempertahankan portur dan mengatur kerja
berbagai kelompok otot yang terlibat (Broom, 2005). Gangguan saraf otak
kecil akan menyebabkan penderita mengalami gangguan keseimbangan,
yakni tidak mampu mempertahankan posisi tubuh ketika berdiri, atau
gangguan koordinasi ketika berjalan. Gangguan ini dapat menyebabkan
stroke.
XI. Diskusi
1. Samakah status saraf pada subjek 1 dengan subjek 2?
Jawab :sama, yaitu sama-sama dapat berfungsi dengan baik.
2. Bila sama, mengapa hal itu bisa terjadi?
Jawab : Hal ini dikarenakan sebagian kegiatan-kegiatan yang
dilakukan sudah pernah dilakukan sebelumnya
3. Bila tidak sama, faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya
perbedaan tersebut?
Jawab :Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perbedaan
antara lain adalah tingkat kesehatan praktikan, dan kesalahan praktikan
saat melakukan kegiatan.

XII. Simpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Fungsi sebagian besar saraf otak besar dapat berfungsi dengan baik
2. Fungsi sebagian otak kecil dapat berfungsi dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai