Anda di halaman 1dari 28

BAB 6

KELISTRIKAN OTAK

6.1 FISIOLOGI OTAK

6.1.1 OTAK
Otak merupakan organ yang telah terspesialisasi sangat kompleks. Berat total otak dewasa adalah sekitar 2%
dari total berat badannya atau sekitar 1,4 kilogram dan mempunyai sekitar 12 miliar neuron. Pengolahan informasi di
otak dilakukan pada bagian-bagian khusus sesuai dengan area penerjemahan neuron sensorik. Permukaan otak tidak
rata, tetapi berlekuk-lekuk sebagai pengembangan neuron yang berada di dalamnya. Semakin berkembang otak
seseorang, semakin banyak lekukannya. Lekukan yang berarah ke dalam (lembah) disebut sulkus dan lekukan yang
berarah ke atas (gunungan) dinamakan girus.
Otak mendapatkan impuls dari sumsum tulang belakang dan 12 pasang saraf kranial. Setiap saraf tersebut
akan bermuara di bagian otak yang khusus. Otak manusia dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu otak depan, otak
tengah, dan otak belakang. Para ahli mempercayai bahwa dalam perkembangannya, otak vertebrata terbagi menjadi
tiga bagian yang mempunyai fungsi khas. Otak belakang berfungsi dalam menjaga tingkah laku, otak tengah
berfungsi dalam penglihatan, dan otak depan berfungsi dalam penciuman (Campbell, et al, 2006: 578)

Gambar 1.1 Otak


a) Otak depan
Otak depan terdiri atas otak besar (cerebrum), talamus, dan hipotalamus.
Otak besar
Merupakan bagian terbesar dari otak, yaitu mencakup 85% dari volume seluruh bagian otak. Bagian tertentu
merupakan bagian paling penting dalam penerjemahan informasi yang Anda terima dari mata, hidung, telinga,
dan bagian tubuh lainnya. Bagian otak besar terdiri atas dua belahan (hemisfer), yaitu belahan otak kiri dan otak
kanan. Setiap belahan tersebut akan mengatur kerja organ tubuh yang berbeda.besar terdiri atas dua belahan,
yaitu hemisfer otak kiri dan hemisfer otak kanan. Otak kanan sangat berpengaruh terhadap kerja organ tubuh
bagian kiri, serta bekerja lebih aktif untuk pengerjaan masalah yang berkaitan dengan seni atau kreativitas.
Bagian otak kiri mempengaruhi kerja organ tubuh bagian kanan serta bekerja aktif pada saat Anda berpikir logika
dan penguasaan bahasa atau komunikasi. Di antara bagian kiri dan kanan hemisfer otak, terdapat jembatan
jaringan saraf penghubung yang disebut dengan corpus callosum.

Gambar 1.2 Belahan pada Otak Besar


Talamus
Mengandung badan sel neuron yang melanjutkan informasi menuju otak besar. Talamus memilih data menjadi
beberapa kategori, misalnya semua sinyal sentuhan dari tangan. Talamus juga dapat menekan suatu sinyal dan
memperbesar sinyal lainnya. Setelah itu talamus menghantarkan informasi menuju bagian otak yang sesuai untuk
diterjemahkan dan ditanggapi.
Hipotalamus
Mengontrol kelenjar hipofisis dan mengekspresikan berbagai macam hormon. Hipotalamus juga dapat
mengontrol suhu tubuh, tekanan darah, rasa lapar, rasa haus, dan hasrat seksual. Hipotalamus juga dapat disebut
sebagai pusat kecanduan karena dapat dipengaruhi oleh obatobatan yang menimbulkan kecanduan, seperti
amphetamin dan kokain. Pada bagian lain hipotalamus, terdapat kumpulan sel neuron yang berfungsi sebagai jam
biologis. Jam biologis ini menjaga ritme tubuh harian, seperti siklus tidur dan bangun tidur. Di bagian permukaan
otak besar terdapat bagian yang disebut telensefalon serta diensefalon. Pada bagian diensefalon, terdapat banyak
sumber kelenjar yang menyekresikan hormon, seperti hipotalamus dan kelenjar pituitari (hipofisis). Bagian
telensefalon merupakan bagian luar yang mudah kita amati dari model torso
Gambar 1.3 Pembagian Fungsi pada Otak Besar

Beberapa bagian dari hemisfer mempunyai tugas yang berbeda terhadap informasi yang masuk. Bagian-bagian
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Temporal, berperan dalam mengolah informasi suara.
b. Oksipital, berhubungan dengan pengolahan impuls cahaya dari penglihatan.
c. Parietal, merupakan pusat pengaturan impuls dari kulit serta berhubungan dengan pengenalan posisi tubuh.
d. Frontal, merupakan bagian yang penting dalam proses ingatan dan perencanaan kegiatan manusia.
b) Otak tengah
Otak tengah merupakan bagian terkecil otak yang berfungsi dalam sinkronisasi pergerakan kecil, pusat
relaksasi dan motorik, serta pusat pengaturan refleks pupil pada mata. Otak tengah terletak di permukaan bawah otak
besar (cerebrum). Pada otak tengah terdapat lobus opticus yang berfungsi sebagai pengatur gerak bola mata. Pada
bagian otak tengah, banyak diproduksi neurotransmitter yang mengontrol pergerakan lembut. Jika terjadi kerusakan
pada bagian ini, orang akan mengalami penyakit parkinson. Sebagai pusat relaksasi, bagian otak tengah banyak
menghasilkan neurotransmitter dopamin.
c) Otak belakang
Otak belakang tersusun atas otak kecil (cerebellum), medula oblongata, dan pons varoli. Otak kecil berperan
dalam keseimbangan tubuh dan koordinasi gerakan otot. Otak kecil akan mengintegrasikan impuls saraf yang
diterima dari sistem gerak sehingga berperan penting dalam menjaga keseimbangan tubuh pada saat beraktivitas.
Kerja otak kecil berhubungan dengan sistem keseimbangan lainnya, seperti proprioreseptor dan saluran
keseimbangan di telinga yang menjaga keseimbangan posisi tubuh. Informasi dari otot bagian kiri dan bagian kanan
tubuh yang diolah di bagian otak besar akan diterima oleh otak kecil melalui jaringan saraf yang disebut pons varoli.
Di bagian otak kecil terdapat saluran yang menghubungkan antara otak dengan sumsum tulang belakang yang
dinamakan medula oblongata. Medula oblongata berperan pula dalam mengatur pernapasan, denyut jantung,
pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, dan batuk. Batas antara medula oblongata dan sumsum
tulang belakang tidak jelas. Oleh karena itu, medula oblongata sering disebut sebagai sumsum lanjutan.

Gambar 1.4 Otak kecil, pons varoli, dan medula oblongata


Pons varoli dan medula oblongata, selain berperan sebagai pengatur sistem sirkulasi, kecepatan detak
jantung, dan pencernaan, juga berperan dalam pengaturan pernapasan. Bahkan, jika otak besar dan otak kecil
seseorang rusak, ia masih dapat hidup karena detak jantung dan pernapasannya yang masih normal. Hal tersebut
dikarenakan fungsi medula oblongata yang masih baik. Peristiwa ini umum terjadi pada seseorang yang mengalami
koma yang berkepanjangan. Bersama otak tengah, pons varoli dan medula oblongata membentuk unit fungsional
yang disebut batang otak (brainstem).
6.1.2 SISTEM SARAF PUSAT
Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan
yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan
lainnya. Sistem tubuh yang pentng ini juga mengatur kebanyakan aktivitas system-system tubuh lainnya, karena
pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai system tubuh hingga menyebabkan tubuh
berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam system inilah berasal segala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan,
bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan memberi respon terhadap suatu
rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari system saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah
laku individu.
Jaringan saraf terdiri Neuroglia dan Sel schwan (sel-sel penyokong) serta Neuron (sel-sel saraf). Kedua jenis
sel tersebut demikian erat berkaitan dan terintegrasi satu sama lainnya sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu
unit.
Fungsi dari sel syaraf sendiri adalah sebagai alat pengatur dan pengendali alat-alat tubuh, maka sistem saraf
mempunyai 3 fungsi utama yaitu :
1. Sebagai Alat Komunikasi
Sebagai alat komunikasi antara tubuh dengan dunia luar, hal ini dilakukan oleh alat indera, yang meliputi :
mata, hidung, telinga, kulit dan lidah. Dengan adanya alat-alat ini, maka kita akan dengan mudah mengetahui
adanya perubahan yang terjadi disekitar tubuh kita.
2. Sebagai Alat Pengendali
Sebagai pengendali atau pengatur kerja alat-alat tubuh, sehingga dapat bekerja serasi sesuai dengan fungsinya.
Dengan pengaturan oleh saraf, semua organ tubuh akan bekerja dengan kecepatan dan ritme kerja yang akurat.
3. Sebagai Pusat Pengendali Tanggapan
Saraf merupakan pusat pengendali atau reaksi tubuh terhadap perubahan atau reaksi tubuh terhadap perubahan
keadaan sekitar. Karena saraf sebagai pengendali atau pengatur kerja seluruh alat tubuh, maka jaringan saraf
terdapat pada seluruh pada seluruh alat-alat tubuh kita.
6.2 MEKANISME KELISTRIKAN OTAK

6.2.1 SISTEM SYARAF PADA MANUSIA

Tubuh kita memiliki jaringan komunikasi yang menghubungkan jaringan yang satu dengan jaringan yang
lain. Sistem komunikasi kita memiliki pusat pengendali, yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Otak berfungsi
seperti sentral otomatis pada sistem telekomunikasi telepon. Sedangkan urat saraf atau tali saraf berfungsi seperti
kabel telepon. Urat saraf merupakan gabungan dari sel-sel saraf. Pesan komunikasi yang diterima reseptor (penerima
rangsang) diubah dan dikirim dalam bentuk impuls saraf.
Sistem saraf manusia dapat dibagi menjadi sestem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat meliputi
otak dan sumsum tulang belakang. Alat tubuh yang berfungsi sebagai reseptor rangsangan adalah indera. Indera
adalah bagian tubuh yang memiliki ujung saraf sensorik yang peka terhadap rangsangan tertentu. Saraf sensorik akan
meneruskan rangsang dari indera kesaraf pusat. Dari saraf pusat, reaksi atau tanggapan akan disampaikan keefektor
melalui saraf motorik. Efektor adalah organ atau jaringan yang bereaksi terhadap rangsangan, misalnya otot dan
kelenjar. Reaksi atau tanggapan oleh efektor dapat berupa gerakan, ucapan, dan sekresi kelenjar.
Rangsangan adalah perubahan lingkungan yang dapat diterima oleh reseptor. Rangsang dibedakan menjadi 2,
yaitu rangsangan dari luar tubuh dan rangsangan dari dalam tubuh. Rangsangan dari luar tubuh misalnya suara,
cahaya, bau, panas, dll. Sedangkan rangsang dari dalam tubuh misalnya lapar, haus, rasa nyeri, dll. Menurut jenisnya,
rangsangan dibedakan menjadi rangsang mekanis, kimiawi dan fisis. Rangsangan mekanis misalnya sentuhan dan
tekanan. Rangsangan kimiawi misalnya rasa manis, asam, pahit dan bau. Sedangkan rangsang fisis berupa suhu,
listrik, gravitasi, dll
Sistem saraf pada manusia, salah satunya adalah otak sebagai bagian dari sistem saraf, mengatur dan
mengkoordinir sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi tubuh. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron)
yang saling berhubung dan fital untuk perkembangan bahasa, pikiran dan ingatan. Unis terkecil dalam sistem saraf
adalah neuron yang diikat oleh sel-sel glia.
Fungsi sistem saraf:
Sebagai penerima informasi dalam bentuk stimulasi
Memproses informasi yang diterima

Memberi respon/reaksi terhadap stimulasi.


Menerima rangsangan (oleh indera)
Meneruskan impuls saraf ke sistem saraf pusat (oleh saraf sensorik)
Mengolah rangsangan untuk menentukan tanggapan (oleh sistem saraf pusat)
Meneruskan rangsangan dari sistem saraf pusat ke efektor (oleh saraf motorik).
Rasa nikmat dan lezat dari setiap makanan yang dirasakan dipengaruhi oleh adanya rangsangan pada lidah.
Ungkapan rasa sakit seperti mengucapkan kata aduh juga terkait rangsangan pada bagian tertentu tubuh kita. Oleh
karena itu, rangsangan (stimulus)diartikan sebagai segala sesuatu yang menyebabkan perubahan pada tubuh atau
bagian tubuh tertentu. Sedangkan alat tubuh yang menerima rangsangan tersebut dinamakan indra (reseptor). Adanya
reseptor, memungkinkan rangsangan dihantarkan menuju sistem saraf pusat. Di dalam saraf pusat, rangsangan akan
diolah untuk dikirim kembali menuju efektor, seperti otot dan tulang oleh suatu sel saraf sehingga terjadi tanggapan
(respons). Sementara itu, rangsangan yang menuju tubuh dapat berasal dari bau, rasa (seperti pahit, manis, asam, dan
asin), sentuhan, cahaya, suhu, tekanan, dan gaya berat. Rangsangan semacam ini akan diterima oleh indra penerima
yang disebut reseptor luar (eksteroseptor). Sedangkan rangsangan yang berasal dari dalam tubuh misalnya rasa lapar,
kenyang, nyeri, maupun kelelahan akan diterima oleh indra yang dinamakan reseptor dalam (interoseptor). Tentu
semua rangsangan ini dapat kita rasakan karena pada tubuh kita terdapat sel-sel reseptor.
Pada tingkatan seluler, sistem saraf didefinisikan dengan keberadaan jenis sel khusus, yang disebut neuron, yang
juga dikenal sebagai sel saraf. Neuron memiliki struktur khusus yang mengizinkan neuron untuk mengirim sinyal
secara cepat dan presisi ke sel lain. Neuron mengirimkan sinyal dalam bentuk gelombang elektrokimia yang berjalan
sepanjang serabut tipis yang disebut akson, yang mana akan menyebabkan bahan kimia yang disebut
neurotransmitter dilepaskan di pertautan yang dinamakan sinaps. Sebuah sel yang menerima sinyal sinaptik dari
sebuah neuron dapat tereksitasi, terhambat, atau termodulasi. Hubungan antara neuron membentuk sirkuit neural
yang membuat persepsi organisme dari dunia dan menentukan tingkah lakunya. Bersamaan dengan neuron, sistem
saraf mengangung sel khusus lain yang dinamakan sel glia (atau sederhananya glia), yang menyediakan dukungan
struktural dan metabolik.

System saraf tersusun atas 2 sel utama yaitu neuron dan sel sel pendukung. Neuron merupakan sel yang sungguh-
sungguh menghantarkan pesan di sepanjang jalur komunikasi system saraf. Sisanya yang lebih banyak adalah sel-sel
pendukung (gila yang emberikan struktur dalam system saraf serta melindungi, menginsulasi, dan secara umum
membantu neuron.

A. Neuron
Adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan sitoplasma.
a) Badan sel atau perikarion
Suatu neuron mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron.
Bagian ini tersusun dari komponen berikut :
Satu nukleus tunggal, nucleolus yang menanjol dan organel lain seperti konpleks golgi dan mitochondria, tetapi
nucleus ini tidak memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi.
Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom bebas serta berperan dalam sintesis
protein.
Neurofibril yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan
dengan perak.
b) Dendrit
Perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek serta berfungsi untuk menghantar impuls ke sel
tubuh.
c) Akson
Suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrite. Bagian ini menghantar impuls menjauhi
badan sel ke neuron lain, ke sel lain (sel otot atau kelenjar) atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson.

Gambar 2.1 Stuktur Neuron


Struktur Neuron Vertebrata

Neuron merupakan unit fungsional system saraf yang dikhususkan untuk menghantarkan dan mengirimkan sinyal
dalam tubuh dari suatu lokasi ke lokasi lain. Meskipun terdapat banyak jenis neuron yang berbeda dalam hal struktur
dan fungsinya, sebagian besar neuron mempunyai beberapa cirri yang sama.
Sel saraf memiliki bagian utama yaitu badan sel (perikarion) dan penjuluran sitoplasma (prosesus) yang meliputi
dendrit dan neurit (akson).

Gambar 2.2. Struktur sel saraf

Dendrit merupakan serabut pendek yang berperan dalam menerima dan memasukkan rangsangan ke badan
sel. Adapun neurit (akson) adalah serabut panjang, yang berfungsi menghantarkan impuls/ rangsangan dari badan sel
ke neuron lain. Akson ini biasanya dibungkus oleh sel Schwann. Antara akson suatu neuron dengan dendrit
neuron lainnya ditautkan oleh suatu bagian yang disebut sinapsis. Berdasarkan fungsinya, neuron dapat dibedakan
menjadi neuron sensorik, neuron motorik, dan neuron asosiasi. Neuron sensorik berfungsi menerima dan meneruskan
rangsang dari indera ke saraf pusat. Kemudian, neuron motorik berfungsi membawa atau menyampaikan impuls dari
saraf pusat ke efektor. Sementara, neuron asosiasi menyampaikan impuls dari neuron sensorik ke neuron motorik.

B. Organisasi Fungsional Neuron

Secara fungsional terdapat 3 golongan neuron yang masing-masing berkaitan dengan 3 fungsi utama system
saraf:

1. Neuron sensoris (sensory neuron) berfungsi untuk mengkomunisasikan informasi mengenal lingkungan eksternal
dan internal dari reseptor sensoris ke system saraf pusat.
2. Interneuron berfungsi untuk mengintegrasikan input sensoris dan output motoris. Interneuron membuat
persambungan sinaptik hanya dengan neuron lain.
3. Neuron motoris berfungsi untuk mengirimkan impuls (output motois) dari SSP ke sel efektor.

Masing-masing neuron sensoris mengirimkan sinyal dari reseptor sensoris ke neuron motoris dan selanjutnya
mengirimkan sinyal ke efektor.

C. Sifat Sinyal Saraf (Impuls)

Impuls adalah sinyal listrik yang bergantung pada aliran ion yang menembus membrane plasma neuron. Sinyal
tersebut berawal sebagai suatu perubahan dalam gradient listrik yang melintasi membrane plasma sel.

Impuls saraf
Semua impuls saraf adalah sama dan tidak tergantung dari macam rangsangan yang menimbulkan impuls
tersebut, macam neuron yang di lalui oleh impuls dan alat indera / reseptor yang memulai impuls. Jadi, impuls yang
menjalar sepanjang saraf sensorik maupun saraf motorik adalah sama. Sensasi yang berbeda ataupun respon yang
berlainan bukan disebabkan karena impuls nya yang berbeda, tetapi karena reseptor yang berbeda dan evektor yang
berbeda. Sebenarnya ada beberapa teori mengenai konduksi impuls. Tetapi hanya satu teori yang dapat diterima oleh
para pakar yaitu teori membran.
Teori membran di jelaskan sebagai berikut:
1. Dalam keadaan istirahat (tidak menghantar impuls) aerabut saraf ada dalam keadaan polaris , artinya permukaan
luar membran bermuatan positif sedangkan permukaan dalam membran bermuatan negatif .
2. Bila serabut saraf di rangsang ,tempat dimana serabut saraf dirangsang terjadi polarisasi artinya permukaan membran
menjadi bermuatan negatif dan permukaan dalam membran menjadi positif.
3. Antara daerah yang mengalami depolarisasi dengan daerah yang mengalami polarisasi timbul susatu aliran listrik
Aliran listrik ini di sebut aliran lokal atau sirkuit setempat adanya arus lokal ini akan menyebabkan depolarisasi di
daerah sebelahnya .Kemudian timbul lagi aliran lokal dan di ikuti polarisasi di daerah sebelahnya lagi dan
seterusnya.
4. Dengan demikian polarisasi selalu akan berpindah termpat atau menjalar sepanjang serabut saraf .depolarisasi yang
menjalar inilah yang impuls saraf
5. Setelah mengalami depolarisasi daerah tersebut kemudian akan berqada dalam keadaan refrakter ,artinya daerah itu
tidak peka lagi terhadap rangsang .Keadaan refrakter (masa ) refrakter ini berlangsung sebenter sekali yaitu 1 sampai
5 milidetik dan selama itu membran akson pilih kembali menjadi polarisasi.

Ciri-ciri impuls saraf


Untuk mengetahui lebih dalam mengenai fungsi sistem saraf perlu di ketahui ciri-ciri impuls saraf yaitu:
1. semua atau tidak bila suatu akson di rangsang terjadi 2 kemungkinan yaitu perubahan listrik yang di rambatkan
sepanjang akson tanpa ada pengurangan kekuatan respon dan perubahan listrik di tempat perangsangan yang di kenal
sebagai respom lokal .Jadi akson mengikuti hukumsemua atau tidak ini berarti bahwa bila intensitas rangsang di
tingkatkan tidak akan meningkatkan kekuatan respon.Respon dalam hal ini merupakan sifat dari serabut saraf dan
bukan sifat stimulus.ini merupakan ciri dari sel yang bersifat mampu terangsang seperti saraf dan otot.
2. Arah pergerakan impuls.pada akson yang di isolasi, yang kemudian di gunakan untuk percobaan di laboratorium,
bila di rangsang di suatu tempat di akson dengan intensitas rangsang di atas rangsang minimal, impuls yang timbul
dapat menjalar kedua arah dari tempat perangsangan . namun pada akson di dal;am tubuh ,arah impuls sepanjang
akson hanyalah menuju ke satu arah saja yaitu dari badan sel ke akson atau kalau di dendrit implus akan berjalan
menuju ke badan sel.. Di dalam tubuh,sinapsis merupakan tempat yang mengarahkan impuls ke satu arah nyaitu dari
neuron prasinaps ke neuron paskasinaps.
3. Kelelahan saraf. Berbeda dari otot rangka , saraf dalam keadaan normal tidak mengalami kelelahan, tetapi dalam
keadaan tidak normal seperti misalnya kekurangan oksigen atau terkena racun, eksitabilitas saraf menurun sehingga
tidak mengalami kemampuan menjalankan impuls.
4. Kecepatan impuls. Kecepatan penjalaran impuls di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu (a) suhu tubuh, sampai batas
tertentu makin tinggi suhu makin cepat penjalaran impuls. Kenyataan menunjukkan bahwa penjalaran impuls lebih
cepat pada hewan berdarah panas bila di bandingkan dengan hewan berdarah dingin ; (b) diameter serabut saraf
,makin besar diameter serabut sarafv makin cepat penjalaran impuls. Jadi serabut saraf yang mempunyai diameter
kecil akan menjalarkan impuls lebih lambat; (c) ada atau tidak adanya selubung mielin, serabut saraf yang
mempunyai selubung mielin dapat menjalarkan impuls lebih cepat dari pada serabut saraf yang diametrnya sama
tetapi tidak mempunyai selubung mielin. Cara penjalaran impuls di sepanjang serabut saraf yang mempunyai
selubung mielin di sebut penghantaran meloncat;(d) blokade impuls saraf, suatu proses dimana terjadi blokade
terdapat penjalaran impuls dikenal dengan istilah bloking. Penghambatan impuls dapat dilakukan dengan jalan
didinginkan, diberi tekanan, diberi aliran listrik atau di beri larutan kimia
Impuls saraf dapat di hambat dengan jalan didinginkan pada suhu 0 C. Hilangnya perasaan pada ekstrimitas
bila sarafnya di tekan akan menimbulkan apa yang di sebut dengan semutan pengahamcuran yang merupakan bentuk
lain dari tekanan bila di lakukan dengan saraf motorik dapat menyebabkan paralisis secara temporel pada otot.
Dalam beberapa hal pemberian aliran listrik memmpunyai tujuan untuk menyembuhkan rasa sakit. Larutan kimia
yang dapat menghambat impuls saraf dapat di golongkan dalam : anestetik, sedatif, dan hipnotik.selain itu analjesik
dan zat racun dapat juga mengganggu penghantaran impuls saraf. Anastesia merupakan suatu kondisi hilangya
sebagian atau seluruh perasaan (sensasi) yang di sertai dengan atau tidak kesadaran ada 3 macam anestesia yaitu
anestesia lokal,anastesia regional dan anestesia umum pada anestesia, perasaan yang .hilang hanya meliputi daerah
terbatas.lokasi anestesia dapat dilakukan dengan memberikabn senyawa kimia seperti kokain.pada anestesia regional
perasaan yang hilang meliputi daerah yang agak luas, sedangkan pada anestesia umum kecuali perasaan hilang,
kesadarannya juga hilang. Pemberian eter, kloroform mdapat menimbulkan perasaan umum. Sedatif adalah adalah
suatu keadaan dimana iritabilitas saraf sangat menurun sehingga mempunyai efek penenang. Senyawa kimia yang
menyebabkan skeadaan tersebut adalah bromida, pilokarpin beladona dan opium. Hipnotik adalah keadaan dimana
hewan itu tidur senyawa kimia yang menyebabkan tersebut adalah trianol feronal, kloramid, luminal,morfin.
Impuls dapat dikatakan secara sederhana ialah berita yang merambat pada sebuah serabut saraf. Pada
kebanyakan sistem listrik, arus listrik dihasilkan oleh suatu alat yang terletak di luar, misalnya sebuah generator atau
baterai, dan kawat penghubungnya secara pasif menghantarkan arus. Oleh karena itu, efisiensi sistem tersebut
tergantung pada kemampuan kawat itu untuk menghantarkan arus. Kemampuan serabut saraf untuk menghantarkan
arus listrik secara pasif bersifat terbatas. Perbedaan pokok antara kawat dengan serabut saraf terletak pada
kemampuan serabut saraf untuk meneruskan secara aktif suatu impuls di sepanjang serabut itu, tanpa terjadi
pengurangan kekuatannya. Hal ini dapat terjadi karena adanya energi nyang tersedia dari proses metabolisme di
dalam saraf, serta sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh membran serabut saraf, yang dapat menghasilkan suatu
potensial istirahat (pada membran plasma sel saraf serta prosesusnya)
Potensial membrane disebabkan oleh perbedaan konsentrasi ion antara isi sel dengan cairan ekstraseluler
Semua sel hidup mempunyai perbedaan muatan listrik melintasi (kedua sisi) membrane plasmanya. Perbedaan
muatan ini menghasilkan gradient voltage listrik melintasi membrane. Voltase yang diukur melintasi membrane
disebut potensial membrane yang besarnya berkisar -50 sampai -100mV pada sel hewan
Berdasarkan kesepakatan, voltase di luar sel dikatakan nol, dengan demikian tanda minus (-) menandakan bahwa
bagian dalam sel itu muatannya negative dibandingkan dengan bagian luarnya
Neuron dalam keadaan istirahat (tidak menghantarkan sinyal listrik) mempunyai potensial membrane -70mV
(sekitar 5% dari voltase baterai senter) yang merupakan sifat umum bagi neuron.
6.2.2 Penjalaran Impuls Pada Sel Saraf
Neuron merupakan satuan struktur dasar dari system saraf. Serat saraf (Neuron) ada dua, yaitu:
1. Saraf aferan yang berfungsi menyalurkan informasi sensorik/sinyal ke otak atau korda spinalis
2. Saraf eferan berfungsi untuk menyalurkan informasi/sinyal dari otak atau korda spinalis ke otot, organ atau kelenjar
yang sesuai

Seperti halnya jaringan komputer, sistem saraf mengirimkan sinyalsinyal listrik yang sangat kecil dan bolak-
balik, dengan membawa informasi dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain. Sinyal listrik tersebut
dinamakan impuls (rangsangan). Ada dua cara yang dilakukan neuron sensorik untuk menghantarkan impuls
tersebut, yakni melalui membran sel atau membran plasma dan sinapsis.

Penghantaran Impuls Saraf melalui Membran Plasma Di dalam neuron, sebenarnya terdapat membran plasma
yang sifatnya semipermeabel. Membran plasma neuron tersebut berfungsimelindungi cairan sitoplasma yang berada
di dalamnya. Hanya ion-ion tertentu akan dapat bertranspor aktif melewati membran plasma menuju membran
plasma neuron lain. Apabila tidak terdapat rangsangan atau neuron dalam keadaan istirahat, sitoplasma di dalam
membran plasma bermuatan listrik negatif, sedangkan cairan di luar membran bermuatan positif. Keadaan yang
demikian dinamakan polarisasi atau potensial istirahat. Perbedaan muatan ini terjadi karena adanya mekanisme
transpor aktif yakni pompa natrium-kalium. Konsentrasi ion natrium (Na+) di luar membrane plasma dari suatu
akson neuron lebih tinggi dibandingkan konsentrasi di dalamnya. Sebaliknya, konsentrasi ion kalium (K+) di
dalamnya lebih besar daripada di luar. Akibatnya, mekanisme transpor aktif terjadi pada membran plasma.
Kemudian, apabila neuron dirangsang dengan kuat, permeabilitas membran plasma terhadap ion Na+ berubah
meningkat. Peningkatan permeabilitas membran ini menjadikan ion Na+ berdifusi ke dalam membran, sehingga
muatan sitoplasma berubah menjadi positif. Fase seperti ini dinamakan depolarisasi atau potensial aksi. Sementara
itu, ion K+ akan segera berdifusi keluar melewati membrane Fase ini dinamakan repolarisasi. Perbedaan muatan
pada bagian yang mengalami polarisasi dan depolarisasi akan menimbulkan arus listrik. Kondisi depolarisasi ini
akan berlangsung secara terus-menerus, sehingga menyebabkan arus listrik. Dengan demikian, impuls sarafakan
terhantar sepanjang akson. Setelah impuls terhantar, bagian yang mengalami depolarisasi akan meng alami fase
istirahat kembali dan tidak ada impuls yang lewat. Waktu pemulihan ini dinamakan fase refraktori atau undershoot.

Mekanisme jalannya rangsangan sampai terjadi tanggapan tidak sederhana. Rangsangan itu di ubah dalam bentuk
aliran listrik yang disebut impuls saraf. Selanjutnya, impuls saraf di alirkan sepanjang urat saraf. Pada gerak biasa
atau gerak sadar, prosesnya adalah sebagai berikut. Misalnya ada bangkai yang mengeluarkan bau busuk. Bau itu
ditangkap oleh hidung. Rangsangan bau ini di ubah dalam bentuk impuls saraf dan di alirkan melalui saraf sensorik
dari reseptor menuju ke otak. Otak akan mengolah dan menentukan tanggapan. Misalnya otak akan memerintahkan
tangan menutup hidung. Pesan dari otak dialirkan melalui urat saraf motorik menuju ke otot jari-jari tangan dan
akhirnya jari-jari tangan menutup hidung.

Gerak refleks terjadi karena adanya rangsangan yang mendadak atau berbahaya. Pada gerak refleks, impuls tidak
dialirkan ke otak. Impuls melewati saraf sensorik menuju ke neuron perantara. Dari neuron perantara, lalu kesaraf
motorik dan akhirnya timbul gerakan tanggapan.

6.2.3 POTENSIAL LISTRIK SARAF


A. Konsentrasi Ion di Dalam dan di Luar Sel
Dari hasil penelitian diperoleh konsentrasi ion di dalam dan diluar membran suatu akson, terlihat pada
Gambar 2.3
Gambar 2.3 Konsentrasi ion pada sel saraf

B. Potensial Aksi Sel


Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:
a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)
Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.
b. Tahap Depolarisasi
Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion Na sehingga banyak sekali ion Na mengalir ke dalam
akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan
ini disebut depolarisasi.
c. Tahap Repolarisasi
Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable terhadap ion Na,
saluran Na mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal. Kemudian difusi ion K yang berlangsung
cepat ke bagian luar akan membentuk kembali potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut
repolarisasi membran.
Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke polarisasi lagi disertai
dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel. Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi
dalam berubah menjadi positif dan kemudian kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls
tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu aktivitas sel-
sel lain yang ada di sekitarnya.
Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi, repolarisasi, dan kembali istrahat
diperlihatkan dalam Gambar 2.5. Perubahan potensial tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada
lima fase dalam potensial aksi tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Gambar 2.5. Potensial aksi sel


Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga ion-ion sodium dengan
cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2
adalah kombinasi fase menutupnya kanal sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-
tegangan (kanal lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3 adalah
fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan serta membukanya kanal
potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.
2. Potensial istirahat sel
Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda potensial yang disebut
dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi
luar membran sel. Dalam keadaan istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium
dan sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda.
Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi potensial di sisi dalam dan
luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat
pengaruh masing-masing jenis ion tersebut secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan
interaksi keduanya secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

C. Kelistrikan Syaraf
Otak manusia adalah jaringan lunak yang beratnya sekitar 0,5 kilogram dan berisi sekitar 100 milyar sel yang
tersusun secara sangat canggih. Milyaran sel tersebut memiliki fungsi kompleks sebagai fungsi pengendali seluruh
aktivitas manusia. Ota kmengendalikan seluruh aktivitas kehidupan manusia dengan tiga cara, yaitu: dengansinyal-
sinyal listrik melalui serabut- serabut syaraf, zat- zat kimia yang disebut dengan Neurotransmiter, dan hormon-
hormon yang dilepaskan kedarah.
Dalam bidang neuroatomi akan dibicarakan mengenai impuls serat syaraf; serat syaraf yang berdiameter
besar mempunyai kemapuan menghantar ilmpuls lebih cepat dari pada serat syaraf yang berdiameter kecil. Jika
ditinjau dari besar kecilnya serat syaraf dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu serat syaraf tipe A, B, dan C. Dengan
menggunakan mikroskop elektron, serat syaraf dibagi dalam dua tipe : serat syaraf bermyelin dan serat syaraf tanpa
miyelin.
Kecepatan aliran listrik pada serat syaraf yang berdiameter yang sama dan panjang yang sama sangat
tergantung pada lapisan miyelin ini. Akson tanpa miyelin (diameter 1 mm) mempunyai kecepatan 20- 50 m/det. Serat
syaraf bermiyelin pada diameter 10 m mempunyai kecepatan 100 m/detik. Serat saraf bermielin aliran sinyal dapat
meloncat dari satu simpul kesimpul ke simpul yang lain.
Telah diketahui bahwa sel mempunyai lapisan yang disebut membran se, didalam sel ini terdapat ion Na, K,
Cl dan protein (A-). Selmempunyai kemampuan memindahkan ion dari satu sisi ke sisi lain, kemampuan sel ini
disebut aktifitas kelistrikan sel.
Dalam keadaan biasa konsentrasi ion Na+ lebih besar di luar sel dari pada di dalam sel.
Gambar 2.6 Potensial Membran Negatif
Pada keadaan demikian potensial di dalam sel relatif negatif dibandingkan dengan potensial di luar sel, dalam
keadaan demikian disebut potensial membran negatif. Jika konsentrasi ion Na + terdapat banyak di dalam sel dari
pada diluar sel,perbedaan potensial listrik didalam sel lebih positif di dalam sel lebih positif dari pada di luar sel.
Keadaan ini di sebut potensial membran positif.
Suatu syaraf atau membran otot pada keadaan istirahat (tidak adanya proses konduksi impuls listrik),
konsentrasi Na+ lebih banyak di luar sel dari pada di dalam sel, di dalam sel akan lebih negatif dibandingkan dengan
diluar sel. Apabila perbedaan potensial diukur dengan galvanometer akanmencapai -90 m Volt, membran sel ini
disebut dalam keadaan polarisasi, dengan suatu potensial membran, istirahat -90 m Volt.

Apabila suatu ruangan terhadap membran dengan mempergunakan listrik, mekanik atau zat kimia, butir- butir
membran akan berubah dan beberapa ion Na+ akan masuk dari luar sel kedalam sel. Di dalam sel akan menjadi
kurang negatif dari pada di luar sel dan potensial ke dalamsel. Di dalam sel akan menjadi kurang negatif dari pada di
luar sel dan potensial membran akan meningkat. Keadaan membran ini dikatakan menjadi depolarisasi.

Gambar 2.7 Depolarisasi


Suatu rangsangan yang cukup kuat mencapai titik tertentu sehingga dapat menimbulakan depolarisasi
membran, titik tertentu ini disebut nilaiambang, dan proses depolarisasi akan berkelanjutan serta irreversibel, ion-
ion Na+ akan mengalir ke dalam sel secara cepat dandalamjumlah yang banyak.

Pada keadaan ini potensial membran akan naik dengan cepat mencapai overshoot +40 m volt. Terjadinya
dipolarisasi selmembran secara tiba- tiba disebut potensial aksi, yang berlangsung kurang dari 1 m detik.
Potensial aksi merupakan fenomena keseluruhan atau tidak sama sekali yang berarti bahwa begitu nilai
ambang tercapai, peningkatan waktu dan amplitudo daripotensial aks akan selalu sama,tidak perduli macam apapun
intensitas dari rangsangan. Segera setelah potensialakasi mencapai puncak mekanisme pengangkutan di dalam
selmembran dengan cepatmengembalikan ion Na+ ke seluruh sel sehingga mencapai potensial membran istirahat (
-90 mV). Proses ini disebut polarisasi dan berakhir.

D. Perambatan Potensial Aksi


Potensial aksi bisa terjadi apabila suatu daerah membran saraf atau otot mendapat rangsangan mencapai nilai
ambang. Potensial aksi itu sendiri mempunyai kemampuan untuk memegang daerah sekitar sel membran untuk
mencapai nilai ambang. Dengan demikian dapat terjadi perambatan potensial aksi ke segala jurusan sel membran
keadaan ini disebut perambatan potensial aksi atau gelombang depolarisasi. Melalui gambaran dibawah ini akan
terlihat jelas perambatan potensial aksi ke kiri dan ke kanan.

Gambar 2.8 Gelombang depolarisasi karena adanya perambatan potensial aksi

Setelah timbul potensial aksi, sel membran akan mengalami repolarisasi. Proses repolarisasi sel membran disebut
suatu tingkat refrakter. Tingkat refrakter ada dua fase yaitu periode refrakter absolut dan periode refrakter relatif.

Gambar 2.9 Periode refrakter

Periode refrakter absolut:


Selama periode ini tidak ada rangsangan, tidak ada unsur kekuatan untuk menghasilkan potensial aksi yang
lain
Potensial refrakter relatif:
Setelah sel membran mendekati repolarisasi seluruhnya maka dari periode refrakter absolut akan menjadi
periode refrakter relatif, dan apabila ada stimulus atau rangsangan yang kuat secara normal akan menghasilkan
potensial aksi yang baru.
Sel membran setelah mencapai potensial membran istirahat, sel membran tersebut telah siap untuk menghantarkan
impuls yang lain.
Gelombang depolarisasi telah mencapai ujung dari saraf atau setelah terjadi depolarisasi seluruhnya, gelombang
tersebut akan berhenti dan tidak pernah terjadi aliran balik ke arah mulanya datang rangsangan.

6.2.4 ELEKTROENSEFALOGRAFI
A. Pengertian EEG
EEG merupakan singkatan dari istilah elektroensefalografi. Pemeriksaan ini merekam gelombang listrik otak
untuk menemukan kelainan pada otak (ensefalopati) maupun gangguan pada impuls saraf dalam otak seperti yang
terjadi pada pasien epilepsi.
Elektroensefalografi (EEG) merekam aktivitas umum elektrik di otak, dengan meletakkan elektroda-
elektroda pada daerah kulit kepala atau dengan menempatkan mikroelektroda dalam jaringan otak. Pemeriksaan ini
memberikan kajian fisiologi aktivitas serebri.
EEG adalah uji yang bermanfaat untuk mendiagnosis gangguan kejang seperti epilepsi dan merupakan
prosedur scanning untuk koma atau sindrom otak organik. EEG juga bertindak sebagai indikator kematian otak.
Tumor, abses, jaringan parut otak, bekuan darah, dan infeksi dapat menyebabkan aktivitas listrik berbeda dari pola
normal irama dan kecepatan.
Prosedur Pelaksanaan
1 Elektroda-elektroda dipasang pada kulit kepala untuk merekam aktivitas elektrik pada berbagai tempat di
kepala.
2 Aktivitas neuron-neuron yang kuat diantara dua elektroda akan terekam pada lembar kertas yang bergerak
terus-menerus, rekaman ini disebut ensefalogram.
3 Untuk dasar pencatatan, klien dibaringkan dengan tenang, dimana kedua mata klien tertutup.
4 Klien diperintahkan untuk melakukan hiperventilasi 3-4 menit dan melihat cahaya yang terang dan
menyilaukan untuk stimulasi saraf mata.
5 Aktivitas produser ini dibuat untuk mengeluarkan aktivitas abnormal, terutama potensi kejang.
6 EEG pada saat tidur direkam setelah pemberian obat penenang karena beberapa gelombang otak abnormal
terlihat hanya pada saat klien tidur. Jika daerah epileptogenik tidak dapat dicapai oleh elektroda-elektroda
nasofaring dapat digunakan.
7 Rekaman EEG yang lebih dalam dibuat dengan memasukkan elektroda-elektroda yang sangat peka
(stereotaktis) ke dalam daerah otak yang dituju.
8 EEG internal dan EEG kulit kepala dapat mendeteksi pola kejang klien. Hal ini digunakan pula untuk
mengidentifikasi klien-klien yang kemungkinan mengalami epileptogenik akibat sayatan bedah.
9 Transfenoidal khusus, elektroda mandibular dan nasofaring dapat digunakan, serta rekaman video
dikombinasi dengan pemantauan EEG dan telemetri digunakan di lingkungan rumah sakit untuk menangkap
abnormalitas epileptiform dan gejala sisanya.
10 Beberapa pusat epilepsi memberikan pemantauan EEG ambulatori jangka panjang dengan perekam kaset
portabel.
Hasil elektroensefalografi
1 Analisis hasil pelacakan membantu mendeteksi dan menemukan tempat aktivitas listrik abnormal yang
terjadi dalam korteks serebri.
2 Cara ini membantu menentukan fokus-fokus kejang, menemukan tempat sumber iritasi seperti tumor atau
abses dan dalam mendiagnosis gangguan metabolik dan gangguan luar.

Gambar 2.10 Proses


Elektroensefalografi
Hasil
Pada pemeriksaan
EEG

Normal a. Hasil dua sisi otak menunjukkan pola serupa dari


aktivitas elektrik
b. Tidak ada gambaran gelombang abnormal dari aktivitas
elektrik dan tidak ada gelombang yang lambat
c. Jika pasien dirangsang dengan cahaya (photic) selama
test maka hasil gelombang tetap normal.
Abnormal a. Hasil dua sisi otak menunjukkan pola tidak serupa dari
aktivitas elektrik
b. EEG menunjukkan gambaran gelombang abnormal yang
cepat atau lambat, hal ini mungkin disebabkan oleh tumor
otak, infeksi/peradangan, injuri, strok, atau epilepsi. Ketika
seseorang mempunyai epilepsi dengan pemeriksaan EEG ini
bisa diketahui daerah otak bagian mana yang aktivitas
listriknya tidak normal. Namun pemeriksaan EEG saja tidak
cukup, sebab EEG diambil selalu pada saat tidak ada
serangan kejang bukan pada saat serangan, karena tidak
mungkin orang yang sedang mengalami serangan epilepsi
dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa EEG. Maka,
pemeriksaan EEG harus ditunjang oleh pemeriksaan otak itu
sendiri, yaitu melihat gambaran otaknya dengan teknik foto
Magnetic Resonance Imaging (MRI). Jadi EEG dengan
sendirinya tidak cukup untuk mendiagnosa penyakit
neurology tetapi perlu dengan pemeriksaan yang lain
c. Berbagai keadaan dapat mempengaruhi gambaran EEG.
EEG yang abnormal dapat disebabkan kelainan di dalam
otak yang tidak hanya terbatas pada satu area khusus di otak,
misalnya intoksikasi obat, infeksi otak (ensefalitis), atau
penyakit metabolisme (Diabetik ketoasidosis)
d. EEG menunjukkan grlombang delta atau gelombang teta
pada orang dewasa yang terjaga. Hasil ini menandai adanya
injuri otak
e. EEG tidak menunjukkan aktivitas elektrik di dalam otak
( a flat/ atau garis lurus ). Menandai fungsi otak telah
berhenti, yang mana pada umumnya disebabkan oleh tidak
adanya (penurunan) aliran darah atau oksigen di dalam otak.
Dalam beberapa hal, pemberian obat penenang dapat
menyebabkan gambaran EEG flat. Hal ini juga dapat dilihat
di status epilepsi setelah pengobatan diberikan.

B. Pengembangan EEG
Pada perkebangannya pemanfaatan energi biolistrik dapat digunakan untuk melakukan komunikasi atau
kontrol terhadap suatu perangkat luar. Teknologi yang memanfaatkan sinyal EEG untuk melakukan kontrol atau
komunikasi dengan suatu perangkat luar dikenal dengan nama Brain Computer Interface (BCI). Dalam hal ini salah
satu jenis sinyal yang digunakan pada sistem BCI adalah Synchronization/ Desynchronization (ERS/ERD) yang
muncul sebagai akaibat dari pergeraka motorik yang dilakukan oleh tubuh.Dengan memanfaatkan EEG inipun dapat
dilakukan pendeteksian kantuk dengan menganalisa gelombang Attention dan meditention . (Endo, Yulianto, dkk:
2013).
Adapun beberapa teknologi canggih yang diperoleh dari penggemabangan EEG, yakni:
Axio EEG Headband
Axio EEG Hadband ini adalah sebuah gaged unik yang dapat membantu pengguna gaged agar lebih fokus
dan berkonsentrasi dalammelakukan sesuatu. Alat ini berfungsi untuk memberikan control yang lebuh baik
untuk otak penggunanya. Terbuat dari karet sintetis yang memiliki 3 elektroda, sebuah PCB yang dilengkapi
dengan bluethoot dan sebuah baterai sebagi sumber listrik.
Axio EEG Headband mampu melacak fokus mental secara real- time dan memberikan bantuan melalui audi
feedback saat penggunanya mengalami kurang konsentrasi saat bekerja. Alat ini bekerja dengan
mengidentifikasi pembacaan gelombang otak yang berhubungan dengan fungsi dasar pada re- frontal
Cortex., kemudian mentranfer data terse3but kekomputer atau smartphone melalui koneksi bluethoot,
kemusian shoftware headband akan menunjukkan grafik pada PC.
Helem bertekneologi EEG
Seperti yang dilansir Oddity Central, Minggu (8/2/2015), helm berteknologi canggih itu diciptakan Noreikaite
terinspirasi dari praktek meditasi Budha. Helm tersebut menggunakan Electroencephalography (EEG) yaitu
teknologi yang mampu menerjemahkan aktivitas otak menjadi data. Sehingga helm itu bisa membaca pikiran
Anda, mengubahnya menjadi suara, dan memainkannya kembali kepada si pengguna.
Helm tersebut berupa sebuah helem yang dirancang menggunakan headset nirkabel EEG dan headphone
didalam helem, selanjutnya data di konversikan dalam bentuk suara oleh headset. Helem dilengkapi dengan
program- programyang akan mengubah tingkat perhatian pemakaian terhadap pemakainya menjadi suara
elektronik yang bisa dimainkan kembali oleh headphone.
Sehingga i, ketika pemakainya memiliki pikiran yang jernih, suara akan semakin jelas. Dan jika mereka
berkonsentrasi pada topik tertentu, suara lebih cepat dan lebih berirama.
Gelombang otak mengenali diri mereka sendiri dalam sebuah suara. Ketika mendengar gelombang suara
otak, akan terasa suatu bentuk keseimbangan dan itu akan bereaksi sangat positif. Ini akan membawa
kedamaian seperti menjalani meditasi, ujar Noreikaite.
Suara yang dihasilkan akan berada pada frekuensi 10 Hz. Helm itu adalah sebuah konsep yang besar dan
efektivitasnya terus diuji.
Brain Paint ( Teknologi Passwod )
Para ilmuan dari Brimhangtom University menemukan metode baru yang daopat menggantikan passowd
dengan cara yang lebih efektif dan efisien.sistem yang merebuat dinamai dengan Brain Paint, dengan
menggunakan pemindai kepala elektrocenpalogram (EEG) yang akan menampilkan lebih dari 500 gambar
kepada si pengguna dalam waktu 2 detik. Dengan mendeteksi dan menerima respons otak terhadap gambar-
gambar tersebut, maka software sistem Brain Paint akan menemukan orang mana yang memiliki hak akses.
Dalam uji coba daro 30 responbdents, Braint Paint mampu mengenali orang dengan tingkat keakuratan 100
%.
Bahkan telah diuji dengan menyinari dua orang dengan sinar yang berfrekuensi sama yang bertujuan untuk
mensinkronisasi otak satu samalain, namun hal yang didapat akan tetap berbeda. Respon gelombang otak
akan tetap berbeda, hal ini membuktikan bahwa Barain Paint tidak dapat dibajak. Bahkan orang yang
memiliki hak akses sekalipun tidak akan bisa membuka datanya sendiri jika dalam keadaan di paksa/
tertekan, sebab aktivitas otak akan berubah dalam kondisi ketakutan atau tertekan.
Kursi Roda Berbasis Sinyal Otak
Balai Pengembangan Instrumen (LIPI) telah mengembangkan kursi roda berbasis sinyal otak. Secara
sederhana EEG yang dikembangkan oleh Arjon Turnip dan tim adalah merekam aktivitas sinyal- sinyal yang
terjadi didalam otak kemudian mengkodenya untuk menjadikan dasar perintah kuri roda melakukan
gerakan.
C. Mekanisme Tidur
Definisi Tidur
Tidur adalah keadaan dimana terjadi perubahan kesadaran atau ketidaksadaran parsial dimana seorang
individu dapat dibangunkan (Tortora dan Derrickson, 2009). Tidur juga dapat diartikan sebagai periode
istirahat untuk tubuh dan pikiran, yang selama masa ini kemauan dan kesadaran ditangguhkan sebagian atau
seluruhnya dan fungsi-fungsi tubuh sebagian dihentikan. Selain itu,tidur juga telah dideskripsikan
sebagai status tingkah laku yang ditandai dengan posisi tak bergerak yang khas dan sensitivitas
reversibel yang menurun, tapi siaga terhadap rangsangan dari luar (Dorland, 2002).

Fisiologi Tidur
Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral yg secara
bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dpt tidur dan bangun. Setiap makhluk memiliki
irama kehidupan yang sesuai sesuai dengan masa rotasi bola dunia yaitu irama sirkadian. Irama sirkadian
bersiklus 24 Jam.
Hal-hal yang dipengaruhi oleh irama sirkadian :
Fluktuasi dan prakiraan suhu tubuh
Fungsi perilaku
Denyut jantung
Tekanan darah
Sekresi hormon
Kemampuan sensorik
Suasana hati
Irama sirkadian dipengaruhin oleh :
- Cahaya
- Suhu
- Aktifitas social
- Rutinitas pekerjaan.
2.11. Gambar Irama Sirkadian
Tidur kegiatan susunan saraf pusat, ketika seseorang sedang tidur bukan berarti susunan saraf pusatnya
tidak aktif melainkan sedang bekerja. (Harsono,1996). Sistem yan mengatur siklus atau perubahan dalam tidur
adalah Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Regional (BSR) yang terletak pada batang
otak . RAS merupakan sistem yang mengatur seluuh tingkatan kegiatan Susunan saraf pusat termasuk
kewaspadaan tidur. RAS terletak dalam mesenfalon danbagian atas pons. Selain itu RAS dapat memberi
rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan peradaban juga dapat menerima stimulus dari korteks serebri
termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar neuron dalam RAS akan melepaskan
katekolamin seperti norepineprin. Demikian juga pada saat tidur, disebabkan adanya pelepasan serum serotonin
dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu BSR (Potter dan Perry,2005)

Tahap dan Siklus Tidur


Selama malam hari, seseorang melalui dua stadium tidur yang saling bergantian, yaitu tidur paradoksikal
atau tidur Rapid Eye Movement(REM) dan tidur gelombang lambat atau tidur Non-Rapid Eye
Movement(NREM). Keseluruhan tidur yang terjadi ialah tidur gelombang lambat yang dialami pada jam
pertama tidur setelah bangun selama berjam-jam sedangkan tidur paradoksikal terjadi pada 25% dari
waktu tidur yang berulang secara periodik setiap 90 menit. Tipe tidur ini umumnya disertai dengan mimpi
(Guyton, 2006).

Tidur NREM terdiri dari 4 tahap yaitu :


1. Tahap 1 adalah tahap transisi antara keadaan bangun (terjaga) dan tidur, yang dalam keadaaan normal
berlangsung antara 1-7 menit, Dalam tahap ini, orang ini dalam keadaan relaksasi dengan mata tertutup dan
pikiran yang belum tidur sepenuhnya. Apabila orang ini dibangunkan pada tahap ini, maka mereka akan
mengatakan bahwa mereka belum tertidur.
2. Tahap 2 atau tidur ringan adalah tahap pertama orang dalam keadaan benar-benar tertidur.
3. Tahap 3 adalah periode tidur dalam yang sedang. Suhu tubuh dan tekanan darah menurun, dan menjadi
sulit untuk membangunkan orang pada tahap ini. Tahap ini berlangsung kira-kira 20 menit setelah
tertidur.
4. Tahap 4 adalah level terdalam dari tidur. Meskipun metabolisme otak menurun secara significant dan suhu
tubuh menurun sedikit pada tahap ini, kebanyakan refleks masih terjadi, dan hanya terjadi sedikit penurunan
tonus otot (Tortora dan Derrickson, 2009). Pada tahap ini orang akan sangat sulit dibangunkan, hanya suara
yang sangat keras yang dapt membangunkan orang tersebut .Apabila pada tahap keempat orang ini
dibangunkan, maka orang tersebut akan terlihat grogi dan bingung (Carlson,2005).

2.12 Gambar siklus Skema Tidur

Kualitas Tidur
Kualitas tidur merupakan fenomena yang sangat kompleks yang melibatkan berbagai domain, antara lain,
penilaian terhadap lama waktu tidur, gangguan tidur, masa laten tidur, disfungsi tidur pada siang hari, efisiensi
tidur, kualitas tidur, penggunaan obat tidur. Jadi apabila salah satu dari ketujuh domain tersebut terganggu
maka akan mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas tidur (Buysee,et al,1989).
Penilaian terhadap masa laten tidur dinilai berapa menit yang dihabiskan seseorang di tempat tidur
sebelum akhirnya dapat tertidur dan apakah orang tersebut tidak dapat tidur selama 30 menit. Selanjutnya,
penilaian terhadap disfungsi tidur pada siang hari dinilai apakah selama sebulan yang lalu, seberapa
sering timbul masalah yang mengganggu anda tetap terjaga sadar saat mengendarai kendaraan, makan, dan
beraktifitas sosial, serta dinilai juga berapa banyak masalah yang membuat seseorang tidak antusias
untuk menyelesaikannya dalam sebulan. Pada penilaian terhadap efisiensi tidur dinilai waktu seseorang
biasanya mulai tidur pada malam hari selama sebulan,dan waktu seseorang biasanya bangun pada pagi hari
selama sebulan, serta dinilai juga waktu seseorang tertidur pulas pada malam hari selama sebulan. Pada
penilaian terhadap kualitas tidur dinilai bagaimana seseorang menilai rata-rata kualitas tidurnya. Penilaian
terhadap penggunaan kualitas tidur hanya ditujukan pada penilaian seberapa sering seseorang
mengkonsumsi obat-obat untuk membantu tidur dalam sebulan yang lalu (Buysee,et al,1989).
Kualitas tidur seseorang dapat dianalisa melalui pemerikasaan laboraorium yaitu EEG yang
merupakan rekaman arus listrik dari otak. Perekaman listrik dari permukaan otak atau permukaan luar
kepala dapat menunjukkan adanya aktivitas listrik yang terus menerus timbul dalam otak. Ini sangat
dipengaruhi oleh derajat eksitasi otak sebagai akibat dari keadaan tidur, keadaan siaga atau karena
penyakit lain yang diderita. Tipe gelombang EEG diklasifikasikan sebagai gelombang alfa, betha, tetha
dan delta (Guyyton & Hall,1997).

2.13 Gambar Gelombang otak (foto: neurotherapy.asia)


Mekanisme Tidur
Tidur NREM dan REM berbeda berdasarkan kumpulan parameter fisiologis. NREM ditandai oleh denyut
jantung dan frekuensi pernafasaan yang stabil dan lambat serta tekanan darah yang rendah. NREM adalah
tahapan tidur yang tenang. REM ditandai dengan gerakan mata yang cepat dan tiba-tiba, peningkatan saraf
otonom dan mimpi. Pada tidur REM terdapat fluktuasi luas dari tekanan darah, denyut nadi dan frekuensi
nafas. Keadaan ini disertai dengan penurunan tonus otot dan peningkata aktivitas otot involunter. REM disebut
juga aktivitas otak yang tinggi dalam tubuh yang lumpuh atau tidur paradoks (Ganong,1998).
Pada tidur yang normal, masa tidur REM berlangsung 5-20 menit, rata- rata timbul setiap 90 menit dengan
periode pertama terjadi 80-100 menit setelah seseorang tertidur. Pengaturan mekanisme tidur dan bangun
sangat dipengaruhi oleh sistem yang disebut Reticular Activity System. Bila aktivitas Reticular Activity System
ini meningkat maka orang tersebut dalam keadaan sadar jika aktivitas Reticular Activity System menurun,
orang tersebut akan dalam keadaan tidur. Aktivitas Reticular Activity System (RAS) ini sangat dipengaruhi
oleh aktivitas neurotransmitter seperti sistem serotoninergik, noradrenergik, kolinergik, histaminergik.
Tidur REM menghasilkan pola EEG yang menyerupai tidur NREM tingkat I dengan gelombang beta,
disertai mimpi aktif, tonus otot sangat rendah, frekuensi jantung dan nafas tidak teratur (pada mata
menyebabkan gerakan bola mata yang cepat atau rapid eye movement), dan lebih sulit dibangunkan daripada
tidur gelombang lambat atau NREM.
DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee


Carlson, N.R., 2005. Stress Disorders. In: Foundations of Physiological
Dienhart, Charlotte. 1979. Basic human anatomy and Physiology. Philadelpia: The Curties Center Independence
Square West.
Gabriel J F.1996 Fisika kedokteran Jakarta Buku Kedokteran EGC
Ganong, W. F. 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC.
Guyton, Arthur C, dan hall, Jhon E. 1983. Buku Teks Fisiologi Kedokteran Bagian 2. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Harsono .1996. Buku Ajar Neurologis Klinis. Edisi 1.Jogyakarta: Gadjah Mada University Press
Irawati, Ramadani D, Indriyani F. 2006. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Kahle, Werner. 1999. Atlas Berwarna & Teks Anatomi Manusia,Sistem Saraf Dan Alat- Alat Sensoris,Jilid 3, Edisi 6
yang direvisi.Jakarta : Hipokrates.
Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.
th
Psychology 6 Edition. USA: Pearson, 502-506 Dorland,2002, Kamus Saku Kedokteran .Jakarta :EGC
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan ;Konsep dan praktik; Alih bahasa,
Retna Komalasari[et al] ; editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester, Devi Yulianti, Intan Parulian, Ed. 4.
Jakarta : EGC
Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai