KELISTRIKAN OTAK
6.1.1 OTAK
Otak merupakan organ yang telah terspesialisasi sangat kompleks. Berat total otak dewasa adalah sekitar 2%
dari total berat badannya atau sekitar 1,4 kilogram dan mempunyai sekitar 12 miliar neuron. Pengolahan informasi di
otak dilakukan pada bagian-bagian khusus sesuai dengan area penerjemahan neuron sensorik. Permukaan otak tidak
rata, tetapi berlekuk-lekuk sebagai pengembangan neuron yang berada di dalamnya. Semakin berkembang otak
seseorang, semakin banyak lekukannya. Lekukan yang berarah ke dalam (lembah) disebut sulkus dan lekukan yang
berarah ke atas (gunungan) dinamakan girus.
Otak mendapatkan impuls dari sumsum tulang belakang dan 12 pasang saraf kranial. Setiap saraf tersebut
akan bermuara di bagian otak yang khusus. Otak manusia dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu otak depan, otak
tengah, dan otak belakang. Para ahli mempercayai bahwa dalam perkembangannya, otak vertebrata terbagi menjadi
tiga bagian yang mempunyai fungsi khas. Otak belakang berfungsi dalam menjaga tingkah laku, otak tengah
berfungsi dalam penglihatan, dan otak depan berfungsi dalam penciuman (Campbell, et al, 2006: 578)
Beberapa bagian dari hemisfer mempunyai tugas yang berbeda terhadap informasi yang masuk. Bagian-bagian
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Temporal, berperan dalam mengolah informasi suara.
b. Oksipital, berhubungan dengan pengolahan impuls cahaya dari penglihatan.
c. Parietal, merupakan pusat pengaturan impuls dari kulit serta berhubungan dengan pengenalan posisi tubuh.
d. Frontal, merupakan bagian yang penting dalam proses ingatan dan perencanaan kegiatan manusia.
b) Otak tengah
Otak tengah merupakan bagian terkecil otak yang berfungsi dalam sinkronisasi pergerakan kecil, pusat
relaksasi dan motorik, serta pusat pengaturan refleks pupil pada mata. Otak tengah terletak di permukaan bawah otak
besar (cerebrum). Pada otak tengah terdapat lobus opticus yang berfungsi sebagai pengatur gerak bola mata. Pada
bagian otak tengah, banyak diproduksi neurotransmitter yang mengontrol pergerakan lembut. Jika terjadi kerusakan
pada bagian ini, orang akan mengalami penyakit parkinson. Sebagai pusat relaksasi, bagian otak tengah banyak
menghasilkan neurotransmitter dopamin.
c) Otak belakang
Otak belakang tersusun atas otak kecil (cerebellum), medula oblongata, dan pons varoli. Otak kecil berperan
dalam keseimbangan tubuh dan koordinasi gerakan otot. Otak kecil akan mengintegrasikan impuls saraf yang
diterima dari sistem gerak sehingga berperan penting dalam menjaga keseimbangan tubuh pada saat beraktivitas.
Kerja otak kecil berhubungan dengan sistem keseimbangan lainnya, seperti proprioreseptor dan saluran
keseimbangan di telinga yang menjaga keseimbangan posisi tubuh. Informasi dari otot bagian kiri dan bagian kanan
tubuh yang diolah di bagian otak besar akan diterima oleh otak kecil melalui jaringan saraf yang disebut pons varoli.
Di bagian otak kecil terdapat saluran yang menghubungkan antara otak dengan sumsum tulang belakang yang
dinamakan medula oblongata. Medula oblongata berperan pula dalam mengatur pernapasan, denyut jantung,
pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, dan batuk. Batas antara medula oblongata dan sumsum
tulang belakang tidak jelas. Oleh karena itu, medula oblongata sering disebut sebagai sumsum lanjutan.
Tubuh kita memiliki jaringan komunikasi yang menghubungkan jaringan yang satu dengan jaringan yang
lain. Sistem komunikasi kita memiliki pusat pengendali, yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Otak berfungsi
seperti sentral otomatis pada sistem telekomunikasi telepon. Sedangkan urat saraf atau tali saraf berfungsi seperti
kabel telepon. Urat saraf merupakan gabungan dari sel-sel saraf. Pesan komunikasi yang diterima reseptor (penerima
rangsang) diubah dan dikirim dalam bentuk impuls saraf.
Sistem saraf manusia dapat dibagi menjadi sestem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat meliputi
otak dan sumsum tulang belakang. Alat tubuh yang berfungsi sebagai reseptor rangsangan adalah indera. Indera
adalah bagian tubuh yang memiliki ujung saraf sensorik yang peka terhadap rangsangan tertentu. Saraf sensorik akan
meneruskan rangsang dari indera kesaraf pusat. Dari saraf pusat, reaksi atau tanggapan akan disampaikan keefektor
melalui saraf motorik. Efektor adalah organ atau jaringan yang bereaksi terhadap rangsangan, misalnya otot dan
kelenjar. Reaksi atau tanggapan oleh efektor dapat berupa gerakan, ucapan, dan sekresi kelenjar.
Rangsangan adalah perubahan lingkungan yang dapat diterima oleh reseptor. Rangsang dibedakan menjadi 2,
yaitu rangsangan dari luar tubuh dan rangsangan dari dalam tubuh. Rangsangan dari luar tubuh misalnya suara,
cahaya, bau, panas, dll. Sedangkan rangsang dari dalam tubuh misalnya lapar, haus, rasa nyeri, dll. Menurut jenisnya,
rangsangan dibedakan menjadi rangsang mekanis, kimiawi dan fisis. Rangsangan mekanis misalnya sentuhan dan
tekanan. Rangsangan kimiawi misalnya rasa manis, asam, pahit dan bau. Sedangkan rangsang fisis berupa suhu,
listrik, gravitasi, dll
Sistem saraf pada manusia, salah satunya adalah otak sebagai bagian dari sistem saraf, mengatur dan
mengkoordinir sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi tubuh. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron)
yang saling berhubung dan fital untuk perkembangan bahasa, pikiran dan ingatan. Unis terkecil dalam sistem saraf
adalah neuron yang diikat oleh sel-sel glia.
Fungsi sistem saraf:
Sebagai penerima informasi dalam bentuk stimulasi
Memproses informasi yang diterima
System saraf tersusun atas 2 sel utama yaitu neuron dan sel sel pendukung. Neuron merupakan sel yang sungguh-
sungguh menghantarkan pesan di sepanjang jalur komunikasi system saraf. Sisanya yang lebih banyak adalah sel-sel
pendukung (gila yang emberikan struktur dalam system saraf serta melindungi, menginsulasi, dan secara umum
membantu neuron.
A. Neuron
Adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan sitoplasma.
a) Badan sel atau perikarion
Suatu neuron mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron.
Bagian ini tersusun dari komponen berikut :
Satu nukleus tunggal, nucleolus yang menanjol dan organel lain seperti konpleks golgi dan mitochondria, tetapi
nucleus ini tidak memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi.
Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom bebas serta berperan dalam sintesis
protein.
Neurofibril yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan
dengan perak.
b) Dendrit
Perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek serta berfungsi untuk menghantar impuls ke sel
tubuh.
c) Akson
Suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrite. Bagian ini menghantar impuls menjauhi
badan sel ke neuron lain, ke sel lain (sel otot atau kelenjar) atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson.
Neuron merupakan unit fungsional system saraf yang dikhususkan untuk menghantarkan dan mengirimkan sinyal
dalam tubuh dari suatu lokasi ke lokasi lain. Meskipun terdapat banyak jenis neuron yang berbeda dalam hal struktur
dan fungsinya, sebagian besar neuron mempunyai beberapa cirri yang sama.
Sel saraf memiliki bagian utama yaitu badan sel (perikarion) dan penjuluran sitoplasma (prosesus) yang meliputi
dendrit dan neurit (akson).
Dendrit merupakan serabut pendek yang berperan dalam menerima dan memasukkan rangsangan ke badan
sel. Adapun neurit (akson) adalah serabut panjang, yang berfungsi menghantarkan impuls/ rangsangan dari badan sel
ke neuron lain. Akson ini biasanya dibungkus oleh sel Schwann. Antara akson suatu neuron dengan dendrit
neuron lainnya ditautkan oleh suatu bagian yang disebut sinapsis. Berdasarkan fungsinya, neuron dapat dibedakan
menjadi neuron sensorik, neuron motorik, dan neuron asosiasi. Neuron sensorik berfungsi menerima dan meneruskan
rangsang dari indera ke saraf pusat. Kemudian, neuron motorik berfungsi membawa atau menyampaikan impuls dari
saraf pusat ke efektor. Sementara, neuron asosiasi menyampaikan impuls dari neuron sensorik ke neuron motorik.
Secara fungsional terdapat 3 golongan neuron yang masing-masing berkaitan dengan 3 fungsi utama system
saraf:
1. Neuron sensoris (sensory neuron) berfungsi untuk mengkomunisasikan informasi mengenal lingkungan eksternal
dan internal dari reseptor sensoris ke system saraf pusat.
2. Interneuron berfungsi untuk mengintegrasikan input sensoris dan output motoris. Interneuron membuat
persambungan sinaptik hanya dengan neuron lain.
3. Neuron motoris berfungsi untuk mengirimkan impuls (output motois) dari SSP ke sel efektor.
Masing-masing neuron sensoris mengirimkan sinyal dari reseptor sensoris ke neuron motoris dan selanjutnya
mengirimkan sinyal ke efektor.
Impuls adalah sinyal listrik yang bergantung pada aliran ion yang menembus membrane plasma neuron. Sinyal
tersebut berawal sebagai suatu perubahan dalam gradient listrik yang melintasi membrane plasma sel.
Impuls saraf
Semua impuls saraf adalah sama dan tidak tergantung dari macam rangsangan yang menimbulkan impuls
tersebut, macam neuron yang di lalui oleh impuls dan alat indera / reseptor yang memulai impuls. Jadi, impuls yang
menjalar sepanjang saraf sensorik maupun saraf motorik adalah sama. Sensasi yang berbeda ataupun respon yang
berlainan bukan disebabkan karena impuls nya yang berbeda, tetapi karena reseptor yang berbeda dan evektor yang
berbeda. Sebenarnya ada beberapa teori mengenai konduksi impuls. Tetapi hanya satu teori yang dapat diterima oleh
para pakar yaitu teori membran.
Teori membran di jelaskan sebagai berikut:
1. Dalam keadaan istirahat (tidak menghantar impuls) aerabut saraf ada dalam keadaan polaris , artinya permukaan
luar membran bermuatan positif sedangkan permukaan dalam membran bermuatan negatif .
2. Bila serabut saraf di rangsang ,tempat dimana serabut saraf dirangsang terjadi polarisasi artinya permukaan membran
menjadi bermuatan negatif dan permukaan dalam membran menjadi positif.
3. Antara daerah yang mengalami depolarisasi dengan daerah yang mengalami polarisasi timbul susatu aliran listrik
Aliran listrik ini di sebut aliran lokal atau sirkuit setempat adanya arus lokal ini akan menyebabkan depolarisasi di
daerah sebelahnya .Kemudian timbul lagi aliran lokal dan di ikuti polarisasi di daerah sebelahnya lagi dan
seterusnya.
4. Dengan demikian polarisasi selalu akan berpindah termpat atau menjalar sepanjang serabut saraf .depolarisasi yang
menjalar inilah yang impuls saraf
5. Setelah mengalami depolarisasi daerah tersebut kemudian akan berqada dalam keadaan refrakter ,artinya daerah itu
tidak peka lagi terhadap rangsang .Keadaan refrakter (masa ) refrakter ini berlangsung sebenter sekali yaitu 1 sampai
5 milidetik dan selama itu membran akson pilih kembali menjadi polarisasi.
Seperti halnya jaringan komputer, sistem saraf mengirimkan sinyalsinyal listrik yang sangat kecil dan bolak-
balik, dengan membawa informasi dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain. Sinyal listrik tersebut
dinamakan impuls (rangsangan). Ada dua cara yang dilakukan neuron sensorik untuk menghantarkan impuls
tersebut, yakni melalui membran sel atau membran plasma dan sinapsis.
Penghantaran Impuls Saraf melalui Membran Plasma Di dalam neuron, sebenarnya terdapat membran plasma
yang sifatnya semipermeabel. Membran plasma neuron tersebut berfungsimelindungi cairan sitoplasma yang berada
di dalamnya. Hanya ion-ion tertentu akan dapat bertranspor aktif melewati membran plasma menuju membran
plasma neuron lain. Apabila tidak terdapat rangsangan atau neuron dalam keadaan istirahat, sitoplasma di dalam
membran plasma bermuatan listrik negatif, sedangkan cairan di luar membran bermuatan positif. Keadaan yang
demikian dinamakan polarisasi atau potensial istirahat. Perbedaan muatan ini terjadi karena adanya mekanisme
transpor aktif yakni pompa natrium-kalium. Konsentrasi ion natrium (Na+) di luar membrane plasma dari suatu
akson neuron lebih tinggi dibandingkan konsentrasi di dalamnya. Sebaliknya, konsentrasi ion kalium (K+) di
dalamnya lebih besar daripada di luar. Akibatnya, mekanisme transpor aktif terjadi pada membran plasma.
Kemudian, apabila neuron dirangsang dengan kuat, permeabilitas membran plasma terhadap ion Na+ berubah
meningkat. Peningkatan permeabilitas membran ini menjadikan ion Na+ berdifusi ke dalam membran, sehingga
muatan sitoplasma berubah menjadi positif. Fase seperti ini dinamakan depolarisasi atau potensial aksi. Sementara
itu, ion K+ akan segera berdifusi keluar melewati membrane Fase ini dinamakan repolarisasi. Perbedaan muatan
pada bagian yang mengalami polarisasi dan depolarisasi akan menimbulkan arus listrik. Kondisi depolarisasi ini
akan berlangsung secara terus-menerus, sehingga menyebabkan arus listrik. Dengan demikian, impuls sarafakan
terhantar sepanjang akson. Setelah impuls terhantar, bagian yang mengalami depolarisasi akan meng alami fase
istirahat kembali dan tidak ada impuls yang lewat. Waktu pemulihan ini dinamakan fase refraktori atau undershoot.
Mekanisme jalannya rangsangan sampai terjadi tanggapan tidak sederhana. Rangsangan itu di ubah dalam bentuk
aliran listrik yang disebut impuls saraf. Selanjutnya, impuls saraf di alirkan sepanjang urat saraf. Pada gerak biasa
atau gerak sadar, prosesnya adalah sebagai berikut. Misalnya ada bangkai yang mengeluarkan bau busuk. Bau itu
ditangkap oleh hidung. Rangsangan bau ini di ubah dalam bentuk impuls saraf dan di alirkan melalui saraf sensorik
dari reseptor menuju ke otak. Otak akan mengolah dan menentukan tanggapan. Misalnya otak akan memerintahkan
tangan menutup hidung. Pesan dari otak dialirkan melalui urat saraf motorik menuju ke otot jari-jari tangan dan
akhirnya jari-jari tangan menutup hidung.
Gerak refleks terjadi karena adanya rangsangan yang mendadak atau berbahaya. Pada gerak refleks, impuls tidak
dialirkan ke otak. Impuls melewati saraf sensorik menuju ke neuron perantara. Dari neuron perantara, lalu kesaraf
motorik dan akhirnya timbul gerakan tanggapan.
C. Kelistrikan Syaraf
Otak manusia adalah jaringan lunak yang beratnya sekitar 0,5 kilogram dan berisi sekitar 100 milyar sel yang
tersusun secara sangat canggih. Milyaran sel tersebut memiliki fungsi kompleks sebagai fungsi pengendali seluruh
aktivitas manusia. Ota kmengendalikan seluruh aktivitas kehidupan manusia dengan tiga cara, yaitu: dengansinyal-
sinyal listrik melalui serabut- serabut syaraf, zat- zat kimia yang disebut dengan Neurotransmiter, dan hormon-
hormon yang dilepaskan kedarah.
Dalam bidang neuroatomi akan dibicarakan mengenai impuls serat syaraf; serat syaraf yang berdiameter
besar mempunyai kemapuan menghantar ilmpuls lebih cepat dari pada serat syaraf yang berdiameter kecil. Jika
ditinjau dari besar kecilnya serat syaraf dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu serat syaraf tipe A, B, dan C. Dengan
menggunakan mikroskop elektron, serat syaraf dibagi dalam dua tipe : serat syaraf bermyelin dan serat syaraf tanpa
miyelin.
Kecepatan aliran listrik pada serat syaraf yang berdiameter yang sama dan panjang yang sama sangat
tergantung pada lapisan miyelin ini. Akson tanpa miyelin (diameter 1 mm) mempunyai kecepatan 20- 50 m/det. Serat
syaraf bermiyelin pada diameter 10 m mempunyai kecepatan 100 m/detik. Serat saraf bermielin aliran sinyal dapat
meloncat dari satu simpul kesimpul ke simpul yang lain.
Telah diketahui bahwa sel mempunyai lapisan yang disebut membran se, didalam sel ini terdapat ion Na, K,
Cl dan protein (A-). Selmempunyai kemampuan memindahkan ion dari satu sisi ke sisi lain, kemampuan sel ini
disebut aktifitas kelistrikan sel.
Dalam keadaan biasa konsentrasi ion Na+ lebih besar di luar sel dari pada di dalam sel.
Gambar 2.6 Potensial Membran Negatif
Pada keadaan demikian potensial di dalam sel relatif negatif dibandingkan dengan potensial di luar sel, dalam
keadaan demikian disebut potensial membran negatif. Jika konsentrasi ion Na + terdapat banyak di dalam sel dari
pada diluar sel,perbedaan potensial listrik didalam sel lebih positif di dalam sel lebih positif dari pada di luar sel.
Keadaan ini di sebut potensial membran positif.
Suatu syaraf atau membran otot pada keadaan istirahat (tidak adanya proses konduksi impuls listrik),
konsentrasi Na+ lebih banyak di luar sel dari pada di dalam sel, di dalam sel akan lebih negatif dibandingkan dengan
diluar sel. Apabila perbedaan potensial diukur dengan galvanometer akanmencapai -90 m Volt, membran sel ini
disebut dalam keadaan polarisasi, dengan suatu potensial membran, istirahat -90 m Volt.
Apabila suatu ruangan terhadap membran dengan mempergunakan listrik, mekanik atau zat kimia, butir- butir
membran akan berubah dan beberapa ion Na+ akan masuk dari luar sel kedalam sel. Di dalam sel akan menjadi
kurang negatif dari pada di luar sel dan potensial ke dalamsel. Di dalam sel akan menjadi kurang negatif dari pada di
luar sel dan potensial membran akan meningkat. Keadaan membran ini dikatakan menjadi depolarisasi.
Pada keadaan ini potensial membran akan naik dengan cepat mencapai overshoot +40 m volt. Terjadinya
dipolarisasi selmembran secara tiba- tiba disebut potensial aksi, yang berlangsung kurang dari 1 m detik.
Potensial aksi merupakan fenomena keseluruhan atau tidak sama sekali yang berarti bahwa begitu nilai
ambang tercapai, peningkatan waktu dan amplitudo daripotensial aks akan selalu sama,tidak perduli macam apapun
intensitas dari rangsangan. Segera setelah potensialakasi mencapai puncak mekanisme pengangkutan di dalam
selmembran dengan cepatmengembalikan ion Na+ ke seluruh sel sehingga mencapai potensial membran istirahat (
-90 mV). Proses ini disebut polarisasi dan berakhir.
Setelah timbul potensial aksi, sel membran akan mengalami repolarisasi. Proses repolarisasi sel membran disebut
suatu tingkat refrakter. Tingkat refrakter ada dua fase yaitu periode refrakter absolut dan periode refrakter relatif.
6.2.4 ELEKTROENSEFALOGRAFI
A. Pengertian EEG
EEG merupakan singkatan dari istilah elektroensefalografi. Pemeriksaan ini merekam gelombang listrik otak
untuk menemukan kelainan pada otak (ensefalopati) maupun gangguan pada impuls saraf dalam otak seperti yang
terjadi pada pasien epilepsi.
Elektroensefalografi (EEG) merekam aktivitas umum elektrik di otak, dengan meletakkan elektroda-
elektroda pada daerah kulit kepala atau dengan menempatkan mikroelektroda dalam jaringan otak. Pemeriksaan ini
memberikan kajian fisiologi aktivitas serebri.
EEG adalah uji yang bermanfaat untuk mendiagnosis gangguan kejang seperti epilepsi dan merupakan
prosedur scanning untuk koma atau sindrom otak organik. EEG juga bertindak sebagai indikator kematian otak.
Tumor, abses, jaringan parut otak, bekuan darah, dan infeksi dapat menyebabkan aktivitas listrik berbeda dari pola
normal irama dan kecepatan.
Prosedur Pelaksanaan
1 Elektroda-elektroda dipasang pada kulit kepala untuk merekam aktivitas elektrik pada berbagai tempat di
kepala.
2 Aktivitas neuron-neuron yang kuat diantara dua elektroda akan terekam pada lembar kertas yang bergerak
terus-menerus, rekaman ini disebut ensefalogram.
3 Untuk dasar pencatatan, klien dibaringkan dengan tenang, dimana kedua mata klien tertutup.
4 Klien diperintahkan untuk melakukan hiperventilasi 3-4 menit dan melihat cahaya yang terang dan
menyilaukan untuk stimulasi saraf mata.
5 Aktivitas produser ini dibuat untuk mengeluarkan aktivitas abnormal, terutama potensi kejang.
6 EEG pada saat tidur direkam setelah pemberian obat penenang karena beberapa gelombang otak abnormal
terlihat hanya pada saat klien tidur. Jika daerah epileptogenik tidak dapat dicapai oleh elektroda-elektroda
nasofaring dapat digunakan.
7 Rekaman EEG yang lebih dalam dibuat dengan memasukkan elektroda-elektroda yang sangat peka
(stereotaktis) ke dalam daerah otak yang dituju.
8 EEG internal dan EEG kulit kepala dapat mendeteksi pola kejang klien. Hal ini digunakan pula untuk
mengidentifikasi klien-klien yang kemungkinan mengalami epileptogenik akibat sayatan bedah.
9 Transfenoidal khusus, elektroda mandibular dan nasofaring dapat digunakan, serta rekaman video
dikombinasi dengan pemantauan EEG dan telemetri digunakan di lingkungan rumah sakit untuk menangkap
abnormalitas epileptiform dan gejala sisanya.
10 Beberapa pusat epilepsi memberikan pemantauan EEG ambulatori jangka panjang dengan perekam kaset
portabel.
Hasil elektroensefalografi
1 Analisis hasil pelacakan membantu mendeteksi dan menemukan tempat aktivitas listrik abnormal yang
terjadi dalam korteks serebri.
2 Cara ini membantu menentukan fokus-fokus kejang, menemukan tempat sumber iritasi seperti tumor atau
abses dan dalam mendiagnosis gangguan metabolik dan gangguan luar.
B. Pengembangan EEG
Pada perkebangannya pemanfaatan energi biolistrik dapat digunakan untuk melakukan komunikasi atau
kontrol terhadap suatu perangkat luar. Teknologi yang memanfaatkan sinyal EEG untuk melakukan kontrol atau
komunikasi dengan suatu perangkat luar dikenal dengan nama Brain Computer Interface (BCI). Dalam hal ini salah
satu jenis sinyal yang digunakan pada sistem BCI adalah Synchronization/ Desynchronization (ERS/ERD) yang
muncul sebagai akaibat dari pergeraka motorik yang dilakukan oleh tubuh.Dengan memanfaatkan EEG inipun dapat
dilakukan pendeteksian kantuk dengan menganalisa gelombang Attention dan meditention . (Endo, Yulianto, dkk:
2013).
Adapun beberapa teknologi canggih yang diperoleh dari penggemabangan EEG, yakni:
Axio EEG Headband
Axio EEG Hadband ini adalah sebuah gaged unik yang dapat membantu pengguna gaged agar lebih fokus
dan berkonsentrasi dalammelakukan sesuatu. Alat ini berfungsi untuk memberikan control yang lebuh baik
untuk otak penggunanya. Terbuat dari karet sintetis yang memiliki 3 elektroda, sebuah PCB yang dilengkapi
dengan bluethoot dan sebuah baterai sebagi sumber listrik.
Axio EEG Headband mampu melacak fokus mental secara real- time dan memberikan bantuan melalui audi
feedback saat penggunanya mengalami kurang konsentrasi saat bekerja. Alat ini bekerja dengan
mengidentifikasi pembacaan gelombang otak yang berhubungan dengan fungsi dasar pada re- frontal
Cortex., kemudian mentranfer data terse3but kekomputer atau smartphone melalui koneksi bluethoot,
kemusian shoftware headband akan menunjukkan grafik pada PC.
Helem bertekneologi EEG
Seperti yang dilansir Oddity Central, Minggu (8/2/2015), helm berteknologi canggih itu diciptakan Noreikaite
terinspirasi dari praktek meditasi Budha. Helm tersebut menggunakan Electroencephalography (EEG) yaitu
teknologi yang mampu menerjemahkan aktivitas otak menjadi data. Sehingga helm itu bisa membaca pikiran
Anda, mengubahnya menjadi suara, dan memainkannya kembali kepada si pengguna.
Helm tersebut berupa sebuah helem yang dirancang menggunakan headset nirkabel EEG dan headphone
didalam helem, selanjutnya data di konversikan dalam bentuk suara oleh headset. Helem dilengkapi dengan
program- programyang akan mengubah tingkat perhatian pemakaian terhadap pemakainya menjadi suara
elektronik yang bisa dimainkan kembali oleh headphone.
Sehingga i, ketika pemakainya memiliki pikiran yang jernih, suara akan semakin jelas. Dan jika mereka
berkonsentrasi pada topik tertentu, suara lebih cepat dan lebih berirama.
Gelombang otak mengenali diri mereka sendiri dalam sebuah suara. Ketika mendengar gelombang suara
otak, akan terasa suatu bentuk keseimbangan dan itu akan bereaksi sangat positif. Ini akan membawa
kedamaian seperti menjalani meditasi, ujar Noreikaite.
Suara yang dihasilkan akan berada pada frekuensi 10 Hz. Helm itu adalah sebuah konsep yang besar dan
efektivitasnya terus diuji.
Brain Paint ( Teknologi Passwod )
Para ilmuan dari Brimhangtom University menemukan metode baru yang daopat menggantikan passowd
dengan cara yang lebih efektif dan efisien.sistem yang merebuat dinamai dengan Brain Paint, dengan
menggunakan pemindai kepala elektrocenpalogram (EEG) yang akan menampilkan lebih dari 500 gambar
kepada si pengguna dalam waktu 2 detik. Dengan mendeteksi dan menerima respons otak terhadap gambar-
gambar tersebut, maka software sistem Brain Paint akan menemukan orang mana yang memiliki hak akses.
Dalam uji coba daro 30 responbdents, Braint Paint mampu mengenali orang dengan tingkat keakuratan 100
%.
Bahkan telah diuji dengan menyinari dua orang dengan sinar yang berfrekuensi sama yang bertujuan untuk
mensinkronisasi otak satu samalain, namun hal yang didapat akan tetap berbeda. Respon gelombang otak
akan tetap berbeda, hal ini membuktikan bahwa Barain Paint tidak dapat dibajak. Bahkan orang yang
memiliki hak akses sekalipun tidak akan bisa membuka datanya sendiri jika dalam keadaan di paksa/
tertekan, sebab aktivitas otak akan berubah dalam kondisi ketakutan atau tertekan.
Kursi Roda Berbasis Sinyal Otak
Balai Pengembangan Instrumen (LIPI) telah mengembangkan kursi roda berbasis sinyal otak. Secara
sederhana EEG yang dikembangkan oleh Arjon Turnip dan tim adalah merekam aktivitas sinyal- sinyal yang
terjadi didalam otak kemudian mengkodenya untuk menjadikan dasar perintah kuri roda melakukan
gerakan.
C. Mekanisme Tidur
Definisi Tidur
Tidur adalah keadaan dimana terjadi perubahan kesadaran atau ketidaksadaran parsial dimana seorang
individu dapat dibangunkan (Tortora dan Derrickson, 2009). Tidur juga dapat diartikan sebagai periode
istirahat untuk tubuh dan pikiran, yang selama masa ini kemauan dan kesadaran ditangguhkan sebagian atau
seluruhnya dan fungsi-fungsi tubuh sebagian dihentikan. Selain itu,tidur juga telah dideskripsikan
sebagai status tingkah laku yang ditandai dengan posisi tak bergerak yang khas dan sensitivitas
reversibel yang menurun, tapi siaga terhadap rangsangan dari luar (Dorland, 2002).
Fisiologi Tidur
Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral yg secara
bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dpt tidur dan bangun. Setiap makhluk memiliki
irama kehidupan yang sesuai sesuai dengan masa rotasi bola dunia yaitu irama sirkadian. Irama sirkadian
bersiklus 24 Jam.
Hal-hal yang dipengaruhi oleh irama sirkadian :
Fluktuasi dan prakiraan suhu tubuh
Fungsi perilaku
Denyut jantung
Tekanan darah
Sekresi hormon
Kemampuan sensorik
Suasana hati
Irama sirkadian dipengaruhin oleh :
- Cahaya
- Suhu
- Aktifitas social
- Rutinitas pekerjaan.
2.11. Gambar Irama Sirkadian
Tidur kegiatan susunan saraf pusat, ketika seseorang sedang tidur bukan berarti susunan saraf pusatnya
tidak aktif melainkan sedang bekerja. (Harsono,1996). Sistem yan mengatur siklus atau perubahan dalam tidur
adalah Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Regional (BSR) yang terletak pada batang
otak . RAS merupakan sistem yang mengatur seluuh tingkatan kegiatan Susunan saraf pusat termasuk
kewaspadaan tidur. RAS terletak dalam mesenfalon danbagian atas pons. Selain itu RAS dapat memberi
rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan peradaban juga dapat menerima stimulus dari korteks serebri
termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar neuron dalam RAS akan melepaskan
katekolamin seperti norepineprin. Demikian juga pada saat tidur, disebabkan adanya pelepasan serum serotonin
dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu BSR (Potter dan Perry,2005)
Kualitas Tidur
Kualitas tidur merupakan fenomena yang sangat kompleks yang melibatkan berbagai domain, antara lain,
penilaian terhadap lama waktu tidur, gangguan tidur, masa laten tidur, disfungsi tidur pada siang hari, efisiensi
tidur, kualitas tidur, penggunaan obat tidur. Jadi apabila salah satu dari ketujuh domain tersebut terganggu
maka akan mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas tidur (Buysee,et al,1989).
Penilaian terhadap masa laten tidur dinilai berapa menit yang dihabiskan seseorang di tempat tidur
sebelum akhirnya dapat tertidur dan apakah orang tersebut tidak dapat tidur selama 30 menit. Selanjutnya,
penilaian terhadap disfungsi tidur pada siang hari dinilai apakah selama sebulan yang lalu, seberapa
sering timbul masalah yang mengganggu anda tetap terjaga sadar saat mengendarai kendaraan, makan, dan
beraktifitas sosial, serta dinilai juga berapa banyak masalah yang membuat seseorang tidak antusias
untuk menyelesaikannya dalam sebulan. Pada penilaian terhadap efisiensi tidur dinilai waktu seseorang
biasanya mulai tidur pada malam hari selama sebulan,dan waktu seseorang biasanya bangun pada pagi hari
selama sebulan, serta dinilai juga waktu seseorang tertidur pulas pada malam hari selama sebulan. Pada
penilaian terhadap kualitas tidur dinilai bagaimana seseorang menilai rata-rata kualitas tidurnya. Penilaian
terhadap penggunaan kualitas tidur hanya ditujukan pada penilaian seberapa sering seseorang
mengkonsumsi obat-obat untuk membantu tidur dalam sebulan yang lalu (Buysee,et al,1989).
Kualitas tidur seseorang dapat dianalisa melalui pemerikasaan laboraorium yaitu EEG yang
merupakan rekaman arus listrik dari otak. Perekaman listrik dari permukaan otak atau permukaan luar
kepala dapat menunjukkan adanya aktivitas listrik yang terus menerus timbul dalam otak. Ini sangat
dipengaruhi oleh derajat eksitasi otak sebagai akibat dari keadaan tidur, keadaan siaga atau karena
penyakit lain yang diderita. Tipe gelombang EEG diklasifikasikan sebagai gelombang alfa, betha, tetha
dan delta (Guyyton & Hall,1997).