Anda di halaman 1dari 17

TUGAS ETIKA PROFESI HUKUM

DOSEN PENGUKUH
RHAMA WISNU WARDHANA, S.H., M.H.
DISUSUN OLEH :
CALVIN RIFQI PRADANA
(180710101186)

ETIKA PROFESI HUKUM KELAS R


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI JEMBER
2018
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Profesi dan professional adalah kata-kata yang sering diucapkan dalam
kehidupan sehari-hari.Profesi adalah pekerjaan (tetap) untuk mendapatkan
nafkah, yang legal maupun yang tidak.Pengemban profesi ialah orang yang
memiliki keahlian dalam bidang tertentu. Pengemban profesi yang
bersangkutan sendiri yang memutuskan tentang apa saja yang akan
dilakukannya dalam tindakan pengembanan profesionalnya. Ia secara
pribadi akan bertanggung jawab atas mutu pelayanan jasa yang
diajarkannya. Karena itu, hakikat hubungan antara pengemban profesi dan
pasien atau kliennya adalah hubungan personal yaitu hubungan antar subyek
pendukung nilai.
Makalah ini akan memuat pentingnya etika dalam kehidupan baik untuk
diri sendiri maupun hubungan dengan masyarakat lain.Etika digunakan
untuk memastikan benar atau tidaknya keputusan moral yang dilakukan
seseorang.Oleh karena itu munculkan teori etika yang dimana digunakan
untuk menentukan keputusan moral yang diambil.Ada banyak teori etika
yang bisa dipelajari, mulai dari teori etika Deontologi, terori Hak, Teori
Teleologi dan masih banyak lagi.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah
1. Apa itu Teori Etika ?
2. Apa saja pendapat para ahli mengenai teori etika dan apa saja yang
ada dalam teori etika ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah
1. Memberikan wawasan pengetahuan mengenai teori etika dari
berbagai ahli.
2. Untuk mengetahui akibat yang akan terjadi apabila etikatidak ada.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Teori Etika


Menurut etimologi etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu “ethos” yang
berarti “kebiasaan”. Dalam KBBI Modern, etika dibedakan menjadi 3 arti.
Pertama, etika dalm artian nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjdai
pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam masyarakat untuk
mengatur perilakunya.Kedua, etika dalam arti kumpulan azas atau nilai
moral, seperti kode etik suatu profesi.Ketiga, etika dalam arti suatu ilmu
yang mempelajari tentang yang baik dan buruk (Rahman &Qamar, 2014:7).
Secara terminology, De Vos mendefinisikan etika sebagai ilmu
pengetahuan tentang kesusilaan (moral). William Lillie mendefinisikan
sebagai the normative science of the conduct of human being living in
societies is a which judge this conduct to be right or wrong, to be good or
bad. Ada juga dari Maryani dan Ludiggo menyatakan bahwa etika adalah
seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku
manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang
dianut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi (Agus
dkk, 2014).
Etika sebagai system nilai yaitu suatu system nilai yang dijadikan
pegangan suatu kelompok profesi, mengenai apa yang baik dan buruk
menurut nilai-nilai profesi itu, etika sebagai cabang filsafat, membahas
tentang moralitas manusia. Etika umum membahas tentang prinsip-prinsip
dasar dari moral, seperti pengertian etika, fungsi etika, masalah kebebasan,
tanggung jawab dan peranan suara hati(Rahman &Qamar, 2014:8-9).
Etika sebagai cabang filsafat dapat dibedakan dalam 3 pendekatan yaitu
Etika deskriptif, Etika normative, Metaetika.Khusus etika normative
dibedakan menjadi 2 yaitu
1. Etika umum
Etika umum membahas tentang prinsip-prinsip dasar dari moral,
misalnya pengertian etika, fungsi etika, masalah kebebasan,
tanggung jawab dan peranan suara hati.etika umum mengembangkan
dan menganilis argumentasi moral kehidupan problem-problem
moral yang dihadapi individu maupun masyarakat yang dibuat
dalam sebuah tulisan dan dimuat dalam berita harian, majalah, atau
dalam buku dengan menggunakan bahasa sehari-hari. Tujuannya
yaitu untuk menciptakan masyarakat yang serasi dan selaras.
2. Etika khusus
Etika khusus lebih ke penerapan prinsip-prinsip dasar dari moral itu
pada masing-masing bidang kehidupan manusia. Etika khusus juga
disebut sebagai etika terapan (applied ethics). Untuk etika khusus
dibedakan lagi menjadi 2 yaitu etika individual dan etika social.Etika
individual menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap
dirinya sendiri, sedangkan etika social menyangkut kepada
kewajiban, sikap, dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat
manusia.Etika individual tidak bisa dipisahkan dari etika khusus
maupun etika social, karena ketiga etika tersebut saling
berkaitan.Etika social terbagi dalam banyak bidang, mulai dari etika
keluarga, etika politik, etika lingkungan hidup, kritik ideology
sampai etika profesi.

2.2 Teori Etika Deontologi


Deontologi berasal dari bahasa Yunani, “deon” berarti kewajiban.Jadi
Deontologi adalah suatu tindakan bisa dikatakan baik atau bermoral jika
tindakan tersebut dilaksanakan berdasarkan kewajiban yang harus
dilaksanakan bukan pada tujuan atau akibat dari tindakan
tersebut.Konsep dari teori deontology adalah ;
1. Konsep imperative hypothesis adalah perintah yang bersifat khusus
yang harus diikuti jika seseorang punya keinginan yang relevan.
2. Konsep imperative categories adalah kewajiban moral yang
mewajibkan kita tanpa syarat apapun.

2.3 Teori Etika Teleologi (Utilitariasme dan Egoisme)


Etika teleology lebih kepada pengukuran baik atau buruknya suatu
tindakan tujuan yang akan dicapai dengan tindakan tersebut atau suatu
tindakan yang dinilai baik atau bermoral kalau yang diakibatkan baik atau
bermanfaat.
a. Egoisme Etis
Merupakan suatu tindakan dari setiap orang demi mengejar
kepentingan pribadi serta guna memajukan dirinya sendiri. Menurut
Aristoteles, egoism adalah suatu tujuan hidup atau tindakan setiap
manusia guna mengejar kebahagiannya. Egoism bisa dianggap etis
atau bermoral, jika kebahagian dan kepentingan pribadi dalam
lingkup kehidupan, hak dan keamanan secara moral dianggap baik
dan pantas untuk dipertahankan dan diupayakan.
b. Egoisme hedonistis
Hedonistis berarti ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi
dipergunakan semata-mata guna kenikmatan fisik yang bersifat
vulgar atau bisa dikatakan tindakan moral yang mendatangkan
kenikmatan dan menghindari penderitaan. Ada pendapat lain
mengenai hedonisme, bahwa seseorang akan menghalakan segala
cara (mengorbankan hak dan kepentingan orang lain) untuk
mendapatkan kenikmatan lahiriah.
c. Utilitariasme
Berasal dari kata “utilis” yang berarti manfaat.Jeremy Bentham
(1748-1832) mengembangkan bahasa tersebut dengan melihat
permasalahan pada kebijaksanaan public saat itu.Paham
utilitarianisme dapat diringkas sebagai berikut :
1. Tindakan harus dinilai benar atau salah hanya dari
konsekuensinya (akibat, tujuan atau hasilnya).
2. Dalam mengukur akibat dari suatu tindakan, satu-satunya
parameter yang penting adalah jumlah kebahagiaan atau jumlah
ketidakbahagiaan.
3. Kesejahteraan setiap orang sama pentingnya.

2.4 Teori Hak


Merupakan suatu aspek dati teori dentologi, karena hak dan kewajiban
tidak dapat dipisahkan.Hak merupakan harkat dan martabat yang dimiliki
oleh setiap manusia.Menurut Weiss, hak asasi manusia didasarkan ata
beberapa sumber otoritas yaitu
a. Hak legal : hak yang didasarkan atas system atau yurisdiksi hukum
suatu Negara dimana sumber hukumtertinggi suatu Negara adalah
undang-undang dasar Negara yang bersangkutan.
b. Hak moral : hak pribadi manusia secara individu yang berkaitan
dengan kepentingan individu sepanjang kepentingan individu itu
tidak melanggar hak-hak orang lain.
c. Hak kontraktual : hak yang mengikat individu-individu yang
membuat kesepakatan atau kontrak bersama dalam mewujudkan hak
dan kewajiban tiap pihak.

2.5 Teori Keutamaan


Teori ini lebih mengesampingkan akibat dari perbuatan atau bagaimana
dampaknya bagi orang lain. Dalam teori ini lebih melihat pada,
bagaimanakah sikap, akhlak dan juga perbuatan yang dilakukan oleh
seseorang.Kepribadian menjadi perhatian utama dalam teori ini.Ciri-ciri
teori keutamaan didalmnya terkandung sifat jujur, adil (sikap kewajaran),
dipercaya dan ulet. Ada 4 prinsip dalam teori keutamaan yaitu
a. Kejujuran (lurus hati, taat aturan dan tidak berbohong)
b. Fairness (keadilan, berpegang pada kebenaran, dan bersikap wajar)
c. Trust (kepercayaan, menganggap bahwa orang tersebut berkata
jujur)
d. Keuletan.

2.6 Tujuan etika


Tujuan utama etika dalah menemukan, menentukan, membatasi dan
membenarkan kewajiban, hak, cita-cita moral dari individu dan masyarakat,
baik masyarakat pada umumnya, khususnya masayarakat profesi.Aliran
yang sepaham untuk mencapai kebahagian adalah aliran hedonism yang
berpendapat bahwa tujuan akhir dari kehidupan manusia adalah kesenangan.
Aristoteles menyatakan bahwa kebahagianan yang sempurna apabila ia telah
melakukan kebaikan, seperti kebijaksanaan yang bersifat penalaran dan
kebijaksanaan yang bersifat kerja.
Disamping aliran hedonisme adala aliran lain yaitu aliran idealisme.
Aliran ini menyatakan bahwa berbuat baik bukanlah didasarkan atas
kehendak mencapai tujuan di luar kebaikan itu, melainkan seseorang
bertindak karena baginya hal itu baik.

2.7 Objek Kajian Etika


Bahan kajian untuk etika adalah moralitas manusia. Moral adalah salah
satu norma social yang berarti regulation of internal behaviour yang
dikemukakan oleh Hans Kelsen. Jika moral termasuk dalam suatu norma,
maka moral mengandung nilai-nilai karena norma adalah bentuk nyata dari
nilai. Nilai sendiri berarti kualitas dari sesuatu yang bermanfaat sesuai
dengan kebutuhan manusia, baik lahir maupun batin. Sesuatu dikatakan
bernilai apabila dapat bermanfaat dari sisi manusia yang memberikan
penilaiannya.Menilai berarti membandingkan sesuatu dengan hal lain guna
mengambil keputusan. Hasil pertimbangan atau pembandingan itulah yang
nantinya disebut sebagai nilai.
Obyek yang digunakan bisa bersifat jasmaniah atau rohaniah, misalnya
benda, sikap, dan tingkah laku tertentu. Dalam memberikan penilaian,
subyek dapat menggunakan segala kelengkapan analisi yang ada padanya
seperti ;
1. Indera yang dimilikinya (menghasilkan nilai nikmat atau sebaliknya,
nilai kesengsaraan)
2. Rasio (menghasilkan nilai benar dan nilai salah)
3. Rasa etos (menghasilkan nilai baik dan buruk, maupun adil dan tak
adil)
4. Rasa estetis (menghasilkan nilai indah dan tidak indah)
5. Iman (menghasilkan nilai suci-tidak suci dan haram-halal)(Rahman
&Qamar, 2014:11-15).

2.8 Ruang Lingkup Etika


Ruang lingkup dari etika dapat dijelaskan dalam beberapa
pengelompokan yaitu ;
a. Etika deskriptif : suatu ilmu penegahuan yang berakitan dengan etika
yang lebih mendeskripsikan secara detail tentang apa yang dianggap
baik dan apa yang dianggap tidak baik, yang berlaku atau yang tidak
berlaku di dalam maupun diluar masayarakat.
b. Etika normative : etika ini berkaitan dengan penyelesaian ukuran
kesusilaan yang dianggap benar oleh seseorang atau sekelompok
orang.
c. Etika praktis : etika praktis sama dengan etika terapan yang lebih
membicarakan masalah-masalah kesusilaan yang kongkrit. Bisa
berkaitan dengan tindakan yang akan dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari.
d. Etika individual dan social : etika individual adalah etika yang
berhubungan dengan manusia sebagai perseorangan saja, sedangkan
etika social lebih membicarkan hubungan antara perorangan dengan
sekumpulan masyarakat.

2.9 Fungsi Etika


Menurut Rohaniawan Frenz Magnis-Suseno mengemukakan bahwa
fungsi etika yaitu untuk membantu manusia mencari orentasi secara kritis
dalam kehidupan dnegan moralitas yang membingungkan. Sedangkan
menurut Darji Darmohirharjo mennyatakan bahwa etika memberi petunjuk
untuk tiga jenis pertanyaan, pertama, apa yang harua aku atau kita lakukan
dalam situasi kongkret yang tengah dihadapinya? Kedua, bagaimana kita
mengatur pola konsistensi kita dengan orang lain? Dan ketiga, akan
berfungsi sebagai pembimbing tingkah laku manusia dalam mengelola
kehidupan ini tidak sampai bersifat tragis.

2.10 Aliran-Aliran dalam Etika


Ada banyak aliran yang adalam dalam etika berikut penjelasannya;
a. Hedonisme
Berasal dari bahasa Yunani hedone, berate kesenangan, pleasure.
Istilah ini mulai dikenalkan oleh Jeremy Bentham pada tahun
1781.Aliran ini mengganggap bahwa sesuatu itu dianggap baik,
sesuai dengan kesenangan yang didatngkannya.
b. Intuisionisme
Berasal dari kata intuition yang berarti bisikan hati, dan
ilham.Tujuan utama dari aliran ini adalah keutamaan, keunggulan,
keistimewaan atau bisa disebut sebagai kebaikan budipekerti.
c. Evolusi
Aliran ini berpendapat bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini
selalu (secara brangsur) mengalami perubahan menuju arah
kesempurnaan.Seorang filsuf bernama Herbet Spencer (1820-1903)
dari Inggris, mengemukakan bahwa perbuatan etika tumbuh secara
sederhana menuju ke arah cita-cita, cita-cita inilah yang nantinya
disebut sebagai tujuannya.
d. Eudomonisme
Berasal dari kata eudaemonia, yang berarti roh pengawal yang baik
(beruntung).Kata ini mengadung makna senang terhadap diri sendiri
maupun lingkungannya. Prinsip pokok eudemonisme adalah
kebahagiaan diri sendiri maupun orang lain. Menurut aristoteles,
untuk mencapai eudemonia ini diperlukan empat hal yaitu
1. Kesehatan, kebebasan, kemerdekaan, kekayaan dan kekuasaan
2. Kemauan
3. Perbuatan baik
4. Pengetahuan batiniah
e. Pragmatisme
Kata pragmatism berasal dari bahasa Yunani, pragmatikos, yang
artinya cakap dan berpengalaman dalam urusan hukum, perkara
Negara dan perdagangan.Dalam bahasa inggris pragmatism berubah
menjadi pragmatic yang berkaitan dengan hal-hal praktis atau sejalan
dengan aliran filsafat pragmatism.ALiran ini tertuju pada hal-hal
yang bermanfaat untuk diri sendiri, baik bersifat moral maupun
material. Umumnya para penganut aliran ini tidak peduli dengan diri
orang lain. Banyak yang menentang sikap kaum pragmatis ini,
seperti kaum teoritikus dan kaum intelektual.
f. Eksistensialisme
Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang menekankan eksistensi.
Pedoman yang mereka gunakan adalah kemerdekanan sebagai
norma. Bagi mereka manusia mampu menjadi seoptimal mungkin
dalam menyelesaikan proyek hidup.Selain itu pegangan yang
mereka gunakan adalah tanngung jawab pribadi dan siap
menanggung segala resiko yang ditimbulkan dari tanggung jawab
tersebut baik dari masyarakat, Negara dan lembaga agama.
g. Gessingnungsethink
Aliran ini dikemukakan pertama kali oleh Albert Schweitzer,
seorang ahli teolog, music, medic, filsuf dan etika. Inti pokok dari
aliran ini adalah penghormatan akan kehidupan. Setiap makhluk
hidup harus saling tolong menolong dan berperilaku baik.Kebaikan
yang dimaksud yaitu saling menjaga dan memelihara lingkungan
dan keburukan adalah segala usaha yang mengakibatkan kebinasaan
dan menghalang-halangi kehidupan.
h. Stoisisme
Aliran ini merupakan salh satu bentuk tertentu dari
eudemonisme.Salah satu tokok terkenal yaitu De Vita Beata
mengemukakan bahwa untuk mencapai tujuan hidup yaitu
kebahagianan, maka manusia harus menggunakan akalnya dalam
melakukan segala hal guna mencapai tujuannya.
i. Marxisme
Ajaran ini didasarkan atas Dialectical materialism yaitu segala
sesuatu yang ada dikuasai oleh keadaan material.
j. Vitalisme
Berasal dari kata latin vita, yang berarti kehidupan. Istilah ini
mengacu pada etika yang menanggap kehidupan sebagai kebaikan
tertinggi, yang mengajarkan perilaku yang baik adalah prilaku yang
menambah potensi hidup sedangkan perilaku buruk adalah perilku
yang merusak potensi hidup.
k. Idealisme
Pengertian idealisme meliputi banyak aliran kefilsafatan yang
memperlihatkan perbedaan-perbedaan yang besar antara yang satu
dengan yang lain. Cirinya adalah semuanya mengajarkan tentang
pentingnya jiwa dan roh. Menurut aliran ini, manusia pada dasarnya
merupakan makhluk rohani yang paham dan memandang tinggi
terhadap manusia dan akan menunjukkan rautan-rautan humanistic.
BAB 3. PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari penjabaran di atas adalah
1. Etika menurut William Lillie mendefinisikan sebagai the
normative science of the conduct of human being living in
societies is a which judge this conduct to be right or wrong, to be
good or bad.
2. Teori etika Deontologi adalah suatu tindakan bisa dikatakan baik
atau bermoral jika tindakan tersebut dilaksanakan berdasarkan
kewajiban yang harus dilaksanakan bukan pada tujuan atau
akibat dari tindakan tersebut.
3. Etika teleology lebih kepada pengukuran baik atau buruknya
suatu tindakan tujuan yang akan dicapai dengan tindakan
tersebut atau suatu tindakan yang dinilai baik atau bermoral
kalau yang diakibatkan baik atau bermanfaat.
4. Teori etika hak merupakan suatu aspek dati teori dentologi,
karena hak dan kewajiban tidak dapat dipisahkan.
5. Teori keutamaan etika ini lebih mengesampingkan akibat dari
perbuatan atau bagaimana dampaknya bagi orang lain.
6. Tujuan utama etika dalah menemukan, menentukan, membatasi
dan membenarkan kewajiban, hak, cita-cita moral dari individu
dan masyarakat, baik masayrakat pada umumnya, khususnya
masayarakat profesi.
7. Ruang lingkup etika terdiri dari deskriptif, normative, pragmatis
serta individu dan social.
8. Menurut Darji Darmohirharjo mennyatakan bahwa etika
berfungsi memberi petunjuk untuk tiga jenis pertanyaan,
pertama, apa yang harua aku atau kita lakukan dalam situasi
kongkret yang tengah dihadapinya? Kedua, bagaimana kita
mengatur pola konsistensi kita dengan orang lain? Dan ketiga,
akan berfungsi sebagai pembimbing tingkah laku manusia dalam
mengelola kehidupan ini tidak sampai bersifat tragis.
DAFTAR PUSTAKA

Agus., S., A. 2014. Etika Bisnis dan Profesi : Tantangan membangun


Manusia Seutuhnya. Jakarta : Salemba Empat.

Rahman., S. & Qamar., N. 2014. E-book Etika Profesi Hukum.Makasar.

Anda mungkin juga menyukai