Anda di halaman 1dari 16

SISTEM KOORDINASI - Sistem Saraf

00:18  menik remen lestari  1 comment

SISTEM SARAF

Sistem saraf merupakan jaringan komunikasi dalam tubuh. Memberikan informasi tentang
apa dan kapan sesuatu harus dilakukan. Sistem saraf tersusun atas Neuron dan Neuroglia.

1. Neuron (Sel Saraf)

Sel yang bertugas menerima, menghantarkan rangsangan ke pusat saraf, menentukan


bentuk tanggapan, menghantarkan pesan ke efektor. Neuron terdiri atas dua bagian, yaitu:

a. Badan sel saraf

Berwarna kelabu, terdapat nukleus, nucleolus, dan sitoplasma.

b. Dendrit

Percabangan sel saraf, berfungsi untuk menerima rangsangan dan meneruskan impuls
saraf ke badan sel saraf, tidak ada selaput pelindung, ukuran pendek.

c. Neurit/Akson

Percabangan sel saraf berfungsi untuk menghantarkan impuls saraf dari badan sel
saraf menuju ke sel-sel lain. Diselubungi oleh myelin sebagai pelindung, untuk
regenerasi dan isolator.

Gambar 1. Sel Saraf.

2. Neuroglia

Sel yang berfungsi untuk memberikan nutrisi dan bahan yang dibutuhkan oleh sel saraf.

Macam-macam Sel Saraf


1. Neuron Sensorik (Aferen)

Berfungsi menghantarkan rangsangan dari reseptor menuju ke pusat susunan saraf.

Dendrit berhubungan dengan reseptor.

Neurit berhubungan dengan neuron lain.

2. Neuron Motorik (Eferen)

Berfungsi menghantarkan impuls motorik dari susunan pusat saraf menuju efektor.

Dendrit menerima impuls dari aksin neuron lain.

Neurit berhubungan dengan efektor.

3. Neuron Konektor

Berfungsi menghubungkan antara satu neuron dengan neuron lain.

4. Neuron Ajustor

Berfungsi menghubungkan neuron sensorik dengan neuron motorik yang terdapat pada
sumsum tulang belakang.

Mekanisme Jalannya Impuls Saraf

1. Impuls melalui sel saraf

Impuls dapat mengalir karena ada perbedaan potensil listrik antara bagian luar dan bagian
dalam serabut saraf.

Faktor yang mempengaruhi : selaput myelin dan diameter sel saraf.

2. Impuls melalui sinapsis

Sinapsis adalah titik temu antara yang neurit/akson dengan ujung dendrit neuron lain.

Bonggol sinapsis: ujung neurit yang terdapat mitokondria dan neurotransmitter untuk
merambatkan impuls.

Gerak Biasa dan Gerak Refleks

1. Gerak Biasa/Sadar, gerak yang dilakukan dengan kesadaran, misalnya makan.


Skema gerak sadar : Rangsangan ¨ Reseptor ¨ Saraf Sensorik ¨ Otak ¨ Saraf Motorik ¨
Efektor.

2. Gerak Refleks, gerak yang dilakukan dengan tidak disadari, misalnya berkedip.

Skema gerak refleks : Rangsangan ¨ Reseptor ¨ Konektor ¨ Saraf Motorik ¨ Efektor.

Jalannya impuls (jalur pendek) disebut Lengkung Refleks.

Bagan Sistem Saraf Manusia

1. Otak

Otak merupakan organ yang sangat penting karena sebagai pusat koordinasi. Otak
terlindung oleh tulang-tulang tengkorak dan dibungkus oleh selaput otak (meninges).
Meninges terdiri atas 3 lapisan, yaitu seperti berikut.

a. Durameter, yaitu lapisan yang terletak di bagian paling luar yang berbatasan dengan
tulang tengkorak. Durameter mempunyai sifat keras dan kaku.

b. Arachnoid (selaput sarang laba-laba), yaitu lapisan yang terdapat di bagian tengah.
c. Piameter, yaitu lapisan yang berbatasan langsung dengan otak, lapisan ini bersifat
lunak.

Otak terdiri atas 4 bagian

a. Otak besar (cerebrum)

Dibanding sumsum tulang belakang pertumbuhan otak jauh lebih naik. Makin
tinggi nilai perbandingan antara otak dan sumsum tulang belakang, makin tinggi
tingkat kecerdasannya. Lapisan terluar otak berwarna kelabu dan banyak
mengandung badan sel saraf, sedangkan lapisan otak di bagian dalam berwarna putih
dan banyak mengandung dendrit dan akson. Otak besar merupakan pusat kesadaran,
kemauan, ingatan dan kegiatan fisiologis sel daraf. Otak besar merupakan bagian
terbesar dari otak.

Otak besar terdiri atas empat bagian:

1) Bagian belakang (lobus oksipitalis) sebagai pusat saraf penglihatan.

2) Bagian samping (lobus temporalis) sebagai pusat saraf pendengaran.

3) Bagian tengah merupakan pusat pengaturan kerja kulit dan otot terhadap rangsang
panas, dingin, sentuhan, dan tekanan.

4) Diantara bagian tengah dan belakang terdapat pusat perkembangan kecerdasan,


ingatan, kemauan dan sikap.

b. Otak tengah (mesencefalon)

Otak tengah terdapat di atas jembatan varol. Pada bagian atas dari otak tengah
merupakan lobus optikus yang berfungsi sebagai pusat pengaturan refleks mata dan
pusat pendengaran. Jembatan varol merupakan bagian yang bertugas menghantarkan
impuls dari otot-otot bagian kanan dan bagian kiri tubuh ke serebellum.

c. Otak depan (diencefalon)

Terletak di depan otak tengah. Bagian ini terdiri atas talamus dan hpotalamus.
Talamus merupakan pusat pengatur sensori yang berfungsi untuk menerima semua
rangsangan dari sensori serebrum. Hipotalamus merupakan pusat pengatur suhu
tubuh, keseimbangan cairan dalam tubuh, mengatur selera makan, dan menumbuhkan
sikap agresif.

d. Otak kecil (serebellum)


Terletak di sebelah bawah belakang otak besar, dan dibelakang jembatan
varol. Otak ini berfungsi sebagai pusat keseimbangan. Kerusakan otak ini akan
menyebabkan gerakan otot tidak terkendali lagi.

2. Sumsum

Sumsum merupakan pusat saraf yang terletak di sebelah posterior otak. Seperti
halnya otak, sumsum juga dilindungi oleh selaput meninges. Sumsum dibedakan menjadi
dua.

a. Sumsum lanjutan (medulla ablongata)

Medulla oblongata terletak di sebelah posterior otak dan di anterior sumsum


tulang belakang. Medulla oblongata banyak mengandung ganglion otak dan
merupakan pusat pengatur gerak refleks fisiologis denyut jantung, pernapasan, dan
pengaturan vasodilatasi. Bagian medulla oblongata yang menghubungkan sumsum
tulang belakang dan otot disebut pons, pada bagian ini terdapat pusat pengaturan
pernapasan.

b. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)

Sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang (vertebrae)


karena sumsum ini terdapat dalam rongga vertebrae. Berbeda dengan otak, lapisan
terluar dari sumsum tulang belakang berwarna putih dan mengandung dendrit dan
akson, sedangkan lapisan bagian dalam berwarna kelabu dan banyak mengandung
badan sel saraf. Pada bagian dalam ini terdapat bagian yang berbentuk kupu-kupu
yang disebut akar dorsal dan akar ventral.
1) Akar dorsal mengandung neuron sensorik, dendritnya berhubungan dengan
reseptor sedangkan aksonnya berhubungan dengan dendrit neuron konektor.

2) Akar ventral mengandung badan neuron motorik, aksonnya menuju ke efektor.

Sumsum tulang belakang berfungsi untuk :

1) penghubung antara impuls dari dan menuju otak,

2) memungkinkan jalan terpendek pada gerak refleks.

3. Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi terdiri atas berikut ini.

a. 12 pasang serabut saraf otak, yang keluar dari beberapa bagian otak menuju alat-alat
indera, otot dan kelenjar.

Serabut saraf otak dapat dibagi menjadi tiga kelompok.

1) Serabut saraf yang hanya terdiri dari saraf sensorik, yaitu saraf ke 1, 2, dan 8.

2) Serabut saraf yang hanya terdiri dari saraf motorik, yaitu saraf ke 3, 4, 6, 11, dan
12.

3) Serabut saraf yang mengandung saraf sensorik dan motorik, yaitu saraf ke 5, 7, 9,
dan 10.

b. 31 pasang serabut saraf sumsum tulang belakang. Serabut saraf ini merupakan
gabungan dari saraf sensorik yang masuk ke akar dorsal dan saraf motorik yang
keluar melalui akar ventral.

Tabel macam serabut saraf otak dan pengaruhnya

No Tempat Pengiriman
Nama Jenis Penyebarannya
. Impuls Saraf
1. Olfaktori Sensorik Epitel olfaktori Indra pembau

2. Optik Sensorik Mata Indra penglihatan

3. Okulomotorik Motorik Empat otot dari enam otot Gerakan bola mata
penggerak mata
4. Troklear Motorik Gerakan bola mata
Satu dari enam otot
5. Trigeminal Sensorik dan penggarak mata Gerakan otot mata yang
menyebabkan ekspresi
6. Abdusen motorik Tiga cabang: otot kepala sensasi pada gigi dan
dan wajah, gigi-gigi pada bagian-bagian kulit rahang
7. Fasial Motorik rahang bawah, dan otot dan gerakan rahang.
rahang.
8. Auditori Sensorik Gerakan bola mata
Satu dari enam otot
9. Glosofaring Sensorik penggarak mata Sensasi dan gerakan otot
wajah
10. Vagus Sensorik dan Wajah dan kelenjar ludah
motorik Indra pendengaran
11. Spinal Telinga dalam
Sensorik Sensasi dan pergerakan pada
12. Hipoglosal Lidah dan faring lidah dan faring
Motorik
Alat-alat dalam (organ Gerakan dan sensasi pada
Motorik viseral) jantung dan organ visceral
yang lain
Alat-alat dalam (organ
visceral) Sama seperti saraf vagus

Otot lidah Gerakan lidah

4. Sistem Saraf Otonom (Sistem Saraf Tak Sadar)

Sistem saraf otonom adalah sistem saraf tepi yang mengontrol kegiatan organ-organ
dalam dan berbagai macam kelenjar yang kerjanya tanpa kita sadari.

Sistem saraf ototnom terdiri dari saraf simpatik dan parasimpatik. Setiap saraf
otonom hanya terdiri dari neuron efektor yang berhubungan dengan saraf pusat dan
efektor.

a. Saraf simpatik

Saraf simpatik terdiri atas simpul-simpul saraf di sepanjang tulang belakang


bagian depan mulai dari ruas tulang leher sampai ruas tulang ekor, sehingga sering
disebut saraf torakolumbal. Saraf ini berfungsi mengaktifkan kerja otot-otot tak sadar
seperti pada otot jantung, lambung, usus dan alat pernapasan.

b. Saraf parasimpatik

Saraf parasimpatik berpangkal pada medulla oblongata dan di sakrum. Kerja


saraf parasimpatik berlawanan dengan saraf simpatik, sehingga efek kerja sama yang
ditimbulkan oleh kedua saraf otonom tersebut berupa keserasian kerja berbagai
macam alat-alat tubuh.
Kerja saraf otonom tidak sepenuhnya otonom dan tidak diatur oleh yang lain.
Aktivitas saraf otonom dipengaruhi oleh hipotalamus. Rangsangan terhadap bagian
lateral dan posterior hipotalamus akan meningkatkan denyut jantung, meningkatkan
tekanan darah, dan meningkatkan kecepatan respirasi, menurunkan kerja saluran
pencernaan, serta melebarnya pupil.

Epitel ini dapat dikelompokan dan diberi nama berdasarkan patokan tertentu.
1. Berdasarkan bentuk sel epitel:

 Epitelium squamousum dengan epiteliocytus squamous: pipih/gepeng


 Epitelium kuboideum dengan epiteliocytus cuboideus.: kuboid.
 Epitelium kolumnar dengan epiteliocytus columnaris: silindris.

Untuk melihat bentuk sel epitel tersebut tidak cukup melihat dari arah permukaan epitil yang kebanyakan
berbentuk poligonal. Namun yang penting bentuk pada potongan tegak lurus permukaannya.

Sel pipih/ gepeng/ squamous:


Karena berbentuk sebagai sisik ikan maka disebut sel squamuos. Dengan demikian ukuran tinggi/tebal
kurang dari ukuran panjang dan lebar selnya. Pada potongan tegak lurus permukaan (melintang), epitel
tampak bentuk sel yang memanjang dengan bagian tengahnya yang berisi inti lebih menebal. Sedangkan
apabila dilihat dari permukaan epitil tampak sel-selnya berbentuk poligonal

Gambar Epitel pipih selapis


Sel kuboid:
Mempunyai ukuran tebal dan panjang yang sama sekarang nampak sebagai bujur sangkar. Biasanya inti
berbentuk bulat terletak ditengah sel. Dari permukaan, epitel bentuk selnya nampak poligonal.
Gambar epitelium kuboid selapis.

Sel kolumner/silindris:
Mempunyai ukuran tinggi yang melebihi ukuran lebarnya. Dari permukaan epitelnya nampak selnya
berbentuk poligonal biasanya inti yang berbentuk oval terletak agak kearah basal.

Gambar epitel silindris selapis.

2. Berdasarkan Jumlah Lapisan Sel Epitel:

 Epitelium simpleks: selapis (seperti contoh gambar di atas)


 Epitelium stratifikatum/kompleks: berlapis-lapis. Berlapis, hanya sel-sel dasar (basal) saja
mencapai membrana basalis.
Gambar skematis tipe-tipe epitelium

 Epitelium pseudostratifikatum/pseudokompleks: Semua berlapis. Melihat letak deretan inti sel-


sel,seakan-akan epitel ini berlapis,namun sebenarnya tidak berlapis, sebab semua sel bersandar
pada membrana basilis : hanya ukuran tinggi sel-sel berbeda-beda.

Gambar Epitel Pseudokompleks bersilia.

 Epitelium transitionale: Epitil peralihan. Jenis epitil ini terutama dimiliki oleh alat berongga yang
dapat mekar jika bertambah isi. Oleh karena itu bentuk sel berlapis yang kolumner dapat berubah
menjadi kuboid rendah jika alat penuh isi. Ciri khas epitil ini adalah bahwa lapisan permukaan
yang membatasi lumen dilengkapi dengan sel-sel khusus,berbentuk bulat,yang akan menjadi sel
payung jika alat mengembang. Contoh dijumpai pada ureter dan Vesika urinaria.
Gambar epitel transisional

3. Berdasarkan Jumlah dan Bentuk Sel Epitel dikenal:

 Epitelium simpleks squamosum/epitel selapis pipih. Contoh : lapisan luar kapsula glomeruli pada
ginjal, labyrinth, endotelium, permukaan dalam menbrana tympani, retetestis, vasa darah dan
limfa, duktus alveolaris dan alveoli paru, mesotelium rongga tubuh,pars descendens ansa henle
pada ginjal. Seluruh sel yang menyusun epitel ini berbentuk gepeng dan tersusun dalam satu
lapisan.

Gambar epitelium pipih selapis

 Epitelium simpleks kuboideum/epitel kuboid selapis susunannya terdiri atas selapis sel yang
berbentuk kuboid dengan inti yang bulat ditengah. Contoh : pada plexus choroideus di ventriculus
otak, folikel glandula thyroidea, epitel germinativum pada permukaan ovarium, epitel pigmentosa
retinae, ductus exretorius beberapa kelenjar.

Gambar epitelium kubus selapis

 Epitelium simpleks columnare/epitel silindris selapis: susunannya terdiri atas selapis sel-sel yang
berbentuk silindris dengan inti yang berbentuk oval tampak terletak pada satu deretan. Contoh :
pada permukaan selaput lendir tractus digestivus dari lambung sampai anus, vesica fellea,
ductus exretorius beberapa kelenjar. Epitel pada permukaan usus selain berfungsi sebagai
pelindung juga berfungsi sebagai sekresi,karena diantarannya terdapat sel-sel yang mampu
menghasilkan lendir. Bahkan pada beberapa tempat terdapat hampir seluruh epitelnya terdiri
atas sel kelenjar yang berbentuk sebagai piala,sekarang dinamakan sel piala (goblet sel)

Gambar Epitelium silindris selapis dengan goblet sel


 Epitelium squamosum compleks/epitelium stratificatum squamosum/epitel gepeng berlapis: Epitel
ini lebih tebal dari epitel selapis. Pada potongan tegak lurus permukaan (melintang) terlihat
berbagai bentuk sel yang menyusunnya, walaupun disebut epitel gepeng. Yang berbentuk
gepeng hanyalah sel-sel yang terletak pada lapisan permukaan,sedangkan sel-sel yang terletak
lebih dalam bentuknya berubah. Sel-sel yang terletak lebih dalam bentuknya berubah. Sel-sel
yang terletak paling basal berbentuk kuboid atau silindris melekat pada membrana basalis.
Diatas sel-sel silindris ini terdapat lapisan sel yang berbentuk polihedral yang makin mendekati
permukaan makin memipih.Epitel jenis ini sangat cocok untuk berfungsi proteksi,tetapi sebaliknya
kurang cocok untuk fungsi sekresi. Oleh karena itu, apabila pada permukaan epitel gepeng
berlapis terdapat cairan, bukanlah berasal dari epitil itu sendiri melainkan berasal dari kelenjar
yang terdapat dibawah epitil. Karena berlapis dan tebal,maka kemungkinan timbul gangguan
nutrisi.Sekarang epitil jenis ini dibedakan 2 macam yaitu :

 Epitelium stratificatum squamosum noncornificatum/epitel gepeng berlapis tanpa keratin (tanpa


penandukan). Epitel ini terdapat pada permukaan basal,misalnya pada covum oris, oesofagus,
cornea, conjuntiva, vagina dan urethrae feminina.

.
Gambar epitel pipih berlapis tanpa penandukan

 Epitelium stratificatum squamosum cornificatum/epitel gepeng berlapis berkeratin penandukan).


Struktur epitel ini mirip dengan epitel gepeng berlapis tanpa keratin, kecuali sel-sel
permukaannya mengalami perubahan menjadi suatu lapisan yang mati yang tidak jelas lagi
batas-batas selnya. Lapisan permukaan tersebut merupakan lapisan keratin. Jenis epitel ini
diketemukan pada permukaan epidermis kulit.
Gambar epitel pipih berlapis yang mengalami penandukan

Mempelajari epitel gepeng berlapis dapat dilihat lapisan-lapisan sel pada epidermis kulit sebagai berikut :

 Stratum basale : merupakan lapisan dasar,sel berbentuk silindris pendek atau kubus. Dalam
sitoplasmannya terdapat butir-butir pigmen melanin.
 Stratum spinosum : lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk polihedral. Pada
pengamatan dengan mikroskop cahaya terlihat seakan-akan selnya berduri (spina) yang
sebenarnya disebabkan adanya bangunan yang disebut desmosome.
 Stratum granulosum : lapisan ini terdiri atas 2-4 lapis sel yang berbentuk belah ketupat dengan
sunmbu panjangnya sejajar permukaan. Didalam sel-selnya terdapat butir-butir keratolin,oleh
karena mulai lapisan ini terjadi perubahan-perubahn faali.
 Stratum lusidum : lapisan ini kadang-kadang tidak jelas karena tampak sebagai garis jernih yang
homogen. Sebenarnya lapisan ini terdiri atas sel-sel tidak berinti yangtelah mati yang
mengandung zat yang dinamakan eleidin dalam sitoplasmanya.
 Stratum korneum : merupakan lapisan yang teratas dari epidermis. Pada lapisan ini zat eleidin
telah berubah menjadi keratin. Bagian terluar dari lapisan ini, bagian-bagian epidermis dilepaskan
sehingga merupakan lapisan tersendiri yang dinamakan stratum disjunctum.

 Epitelium silindrikum kompleks/epitel silindris berlapis/stratified columnar epithelium. Epitel ini


terdiri atas beberapa lapisan sel dengan lapisan yang teratas berbentuk silindris dan bagian
basal selnya tidak mencapai membrana basalis. Lapisan sel-sel dibawah sel silindris berbentuk
lebih pendek bahkan bagian yang terbawah berbentuk kuboid. Contoh : pada fornix conjunctiva,
urethrae pars kavernosa, peralihan oropharynx ke larynx. Pada permukaan sel dari lapisan
teratas dilengkapi dengan silia, misalnya pada facies nasalis falatum molle, larynx dan esofagus
dari fetus.

Gambar epitel silindris berlapis (terlihat melapisi dinding lumen)

 Epitelium kuboideum kompleks/epitel kubus berlapis.Merupakan epitil berlapis yang terdiri atas
sel-sel permukaan yang berbentuk kuboid.

Contoh : pada dinding antrum folikuli ovarii, duktus exkretorius glandula parotis.
Gambar Epitelium kuboid berlapis.

 Epitelium cylindricum pseudocompleks/epitel silindris bertingkat/epitil silindris berlapis semu.


Epitil ini sepintas lalu, mirip epitil berlapis, namun apabila diperhatikan secara seksama ternyata
tidak berlapis. Epitil jenis ini pun mempunyai modifikasi dengan adanya silia pada permukaan sel
yang berukuran tinggi sehingga epitil ini disebut epitil silindris berlapis semu bersilia. Contoh :
dijumpai pada trachea, broncus yang besar, ductus deferens.

Gambar Epitel silindris berlapis semu

EPITEL KHUSUS

1. Epitel bersilia: ada 2 macam silia yaitu silia bergerak (kinosilia), gerak sendiri contoh pada
spermatozoa dan gerak zat lain contoh pada sel respiratorius dan oviduk. Silia tidak bergerak
(stereosilia), seperti mikrovili panjang-panjang saling bergandengan melalui anastomosis yang
fungsinya memperluas permukaan skretorik. Contoh pada duktus epididimis.
2. Neuroepitelium: Sel epitel ini mengalami deferensiasi sehingga dapat menghantarkan stimulus,
mempunyai rambut seperti silia. Contoh dapat dijumpai pada organ gustus (pengecap), epitel
olfaktorius.
3. Epitel berpigmen: epitel yang berfungsi dalam penangkapan sinar matahari. Contoh pada retina
mata.
4. Myoepitelium: epitel ini mengandung myofibril (serabut otot) sehingga dapat berkontraksi.
Terbentuk dari sel mio-epitel, dimana sel ini terdapat antara kutub dasar sel epitel kelenjar dan
membrana basalis, berbentuk bintang memeluk sel kelenjar, mengandung filamen kontraktil, sel
ini dianggap ikut membantu “memeras” sekret keluar dari kelenjar. Disebut juga sebagai sel
keranjang karena sel mioepitel diduga berfungsi membantu mendorong sekrit kelenjar ke dalam
ductus excretorius, apalagi terlihat bahwa tonjolan-tonjolan sitoplasmanya yang panjang
mengelilingi Pars secretoria membentuk anyaman sebagai keranjang.
5. Endotelium: Epitel ini mempunyai bentuk pipih selapis, menjadi dinding terdalam dari pembuluh
darah dan limfe. Fungsi endotelium sebagai media pertukaran zat antara pembuluh darah
dengan ruang jaringan ikat.
6. Mesotelium: Bentuk epitel ini mirip dengan endotelium, yang merupakan susunan sel-sel yang
membatasi rongga tubuh yang besar yang juga menutupi beberapa organ tertentu misalnya yang
melapisi peritoneum, pleura dan pericardium.
7. Retikuler epitelium: epitel ini membentuk jala / retikuler. Contoh dapat dijumpai pada timus dan
organ-organ pembentuk darah.
8. Synsisium: merupakan epitel dengan batas sel mengabur. Pada pembentukan epitel, batas
samping sel-sel dapat mengabur, sukar dilihat, sehingga pada pemeriksaan preparat dengan
pengecatan Haematoksilin-Eosin (HE), epitelnya hanya dapat dikenal dengan melihat inti-inti sel
yang berderet-deret. Contoh pada vili choriales plasenta.

Anda mungkin juga menyukai