Disusun Oleh :
POPY ADELIA
Tingkat : 2B
Otak menerima darah sekitar 15% dari curah jantung atau sekitar 750 cc per menit. Sel
otak selalu memerlukan glukosa (C6H12O6) untuk metabolisme energi dan memproduksi ATP.
Lihat gambar berikut yang menunjukkan bagian-bagian dari otak.
Gambar 1.10 Bagian-Bagian Otak
Otak diselimuti oleh selaput otak yang disebut selaput meninges. Selaput
meninges terdiri dari 3 lapisan yaitu ;
a) Lapisan durameter yaitu lapisan yang terdapat di paling luar dari otak dan bersifat
tidak kenyal. Lapisan ini melekat langsung dengan tulang tengkorak. Berfungsi untuk
melindungi jaringan-jaringan yang halus dari otak dan medula spinalis.
b) Lapisan araknoid yaitu lapisan yang berada dibagian tengah dan terdiri dari lapisan yang
berbentuk jaring laba-laba. Ruangan dalam lapisan ini disebut dengan ruang
subaraknoid dan memiliki cairan yang disebut cairan serebrospinal. Lapisan ini
berfungsi untuk melindungi otak dan medulla spinalis dari guncangan.
c) Lapisan piameter yaitu lapisan yang terdapat paling dalam dari otak dan melekat
langsung pada otak. Lapisan ini banyak memiliki pembuluh darah. Berfungsi untuk
melindungi otak secara langsung.
d) Cerebellum
i. Merupakan bagian otak yang terletak di bagian belakang otak besar. Berfungsi
sebagai pusat pengaturan koordinasi gerakan yang disadari dan keseimbangan
tubuh serta posisi tubuh.
ii. Terdapat 2 bagian belahan yaitu belahan cerebellum bagian kiri dan belahan
cerebellum bagian kanan yang dihubungkan dengan jembatan varoli/ponds varoli
yang berfungsi untuk menghantarkan impuls dari kedua bagian cerebellum. Jadi
ponds varoli berfungsi sebagai penghantar impuls dari otot-otot kiri dan kanan
tubuh.
2) Medula
a) Medula obongata
i. Disebut juga batang otak.
ii. Terletak langsung setelah otak dan menghubungkan dengan medulla
spinalis, di depan cerebellum.
iii. Susunan kortexmya terdiri dari neurit dan dendrite dengan warna putih dan
bagian medulla terdiri dari bdan sel saraf dengan warna kelabu.
iv. Berfungsi sebagai pusat pengaturan ritme respirasi, denyut jantung,
penyempitan dan pelebaran pembuluh darah, tekanan darah, gerak alat
pencernaan, menelan, batuk, bersin,sendawa.
b) Medula Spinalis
i. Disebut juga dengan sumsum tulang belakang dan terletak di dalam ruas-
ruas tulang belakang yaitu ruas tulang leher sampai dengan tulang pinggang
yang kedua.
ii. Berfungsi sebagai pusat gerak refleks dan menghantarkan impuls dari organ
ke otak dan dari otak ke organ tubuh.
Parasimpati Simpati
k k
mengecilkan pupil memperbesar pupil
menstimulasi aliran darah menghambat aliran darah
memperlambat denyut jantung mempercepat denyut jantung
membesarkan bronkus mengecilkan bronkus
menstimulasi sekresi kelenjar menghambat sekresi kelenjar
pencernaan pencernaan
mengerutkan kantung kemih menghambat kontraksi kandung
kemih
Gambar 1.15 Saraf Tepi dan Otonom
C. KONSEP FISIOLOGIS
Otak manusia kira-kira 2 % dari BB, otak mendapatkan suplay dari kira-kira
15% dari curah jantung (CO) dan membutuhkan kira-kira 20% pula dari seluruh
pemakaian oksigen tubuh, serta butuh 400 kkal ATP per hari.
Jaringan otak sangat rentan terhadap kebutuhan oksigen dan glukosa. Setiap
kekurangan suplay sedikit saja pasti akan menimbulkan gangguan. Metabolisme otak
selalu konstan tanpa diselingi istirahat. Bila aliran darah otak berhenti 10 detik saja
akan menimbulkan gangguan kesadaran.
D. KONSEP PATOLOGIS
2. Perubahan respon pupil, terjadi karena kerusakan otak bisa berupa pupil
melebar, pupil mengecil atau pupil sangat kecil
3. Perubahan gerakan mata, gerakan mata normal terjadi karena korteks serebri
mampu mengontrol batang otak. Bila cedera otak maka korteks serebri akan
trauma, hal ini menyebabkan perubahan gerakan mata
4. Perubahan suhu tubuh, terjadi apabla pusat panas di hipotalamus tidak
mampu mengendalikan stimulus panas. Kerusakan batang otak, keracunan,
hiperemia juga menyebabkan perubahan suhu tubuh.
5. Perubahan respon pergerakkan terjadi apabila ada kerusakan batang
otak, hal ini terjadi bila sel otak tidak cukup oksigen karena suplai darah ke
otak menurun.
6. Disfasia, terjadi karena hipoksia otak (kekurangan oksigen otak)
7. Agnosia terjadi karena adanya kerusakan area sensorik di korteks serebri
8. Keadaan vegetatif persisten terjadi karena gangguan hemisfer otak, seseorang
bisa mengalami disorientasi waktu, tempat dan ruang.
9. Dimensia terjadi karena gangguan fungsi intelektual yang disebabkan karena
infeksi, trauma kapitis, tumor dan keracunan obat.
10. Peningkatan tekanan intrakranial meliputi tiga tanda (triad sign) berupa;
edema pupil, muntah, nyeri kepala hebat. Tekanan intrakranial meningkat
karena gangguan pembuluh darah otak (Stroke), infeksi meningen,
tumor/kanker otak. Pencetus tersering dari stroke adalah tekanan darah tinggi.
Berikut disajikan cara mengukur potensi stroke
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan yang dilakukan terhadap sampel darah, urine, atau cairan lain untuk
dianalisis di laboratorium. Beberapa jenis pemeriksaan laboratorium, antara lain:
a. Tes darah.
Tes ini dapat mendeteksi infeksi pada otak dan sumsum tulang, perdarahan,
kerusakan pembuluh darah, racun yang memengaruhi sistem saraf, dan
mengukur kadar obat pada pasien epilepsi.
b. Tes urine (urinalisis).
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi substansi abnormal pada urine yang
menyebabkan gangguan pada saraf.
c. Biopsi.
Tes ini dilakukan dengan mengambil jaringan pada otot, saraf, atau otak
untuk kemudian dianalisis di laboratorium.
2. Radiologi.
Jenis pemeriksaan dengan menggunakan gelombang sinar, suara berfrekuensi
tinggi, atau medan magnet. Jenis pemeriksaan radiologi meliputi:
a. Foto Rontgen. Pemeriksaan menggunakan sinar-X untuk melihat kondisi
tubuh, misalnya tulang tengkorak.
b. CT scan. Pemeriksaan dengan menggunakan komputer dan mesin sinar-X
yang memutar. Dalam pemeriksaan saraf, CT scan dapat mendeteksi lokasi
kerusakan otak pada pasien cedera kepala, gumpalan darah atau
perdarahan pada pasien stroke, atau tumor otak. Pemeriksaan ini
membutuhkan waktu 10-15 menit.
c. MRI. Pemeriksaan dengan menggunakan medan magnet dan teknologi
komputer untuk mendeteksi tumor otak dan saraf tulang belakang, multiple
sclerosis, stroke, dan stenosis spinal. MRI membutuhkan waktu 15-60
menit.
a. Positron emission tomography (PET). Pemeriksaan untuk
mendeteksi tumor dan kerusakan jaringan, mengukur metabolisme
sel dan jaringan, gangguan pembuluh darah, serta mengevaluasi
pasien dengan gangguan saraf, seperti penyakit Alzheimer. PET
menggunakan cairan radioaktif yang disuntikkan pada pasien dan
mesin pemindai yang dilengkapi dengan sinar gamma.
b. Mielografi. Pemeriksaan menggunakan zat pewarna khusus
(kontras) yang disuntikkan ke dalam kanal tulang belakang dan
sinar-X. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi cedera, luka, dan tumor
pada saraf tulang belakang. Pemeriksaan ini membutuhkan waktu
45-60 menit.
c. Neurosonografi. Pemeriksaan dengan menggunakan gelombang
suara berfrekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar detail dari
otak dan saraf tulang belakang. Hasil neurosonografi digunakan
untuk menganalisis aliran darah pada otak dan mendiagnosis
stroke, tumor otak, serta hidrosefalus.
d. Tes konduksi saraf
F. PENATALAKSANAAN
Bila terjadi karena tumor atau kanker, dokter akan memberikan serangkaian
pengobatan untuk kanker, seperti radioterapi, kemoterapi, atau bahkan operasi
pengangkatan tumor.
Selain itu, obat-obatan pun mungkin saja diberikan untuk mengatasi berbagai
gejala lain yang timbul, seperti obat pereda nyeri, antikonvulsan, atau antidepresan.
Obat-obatan ini umumnya diberikan untuk mengatasi nyeri yang terkait dengan
saraf (neuropati). Namun, obat antikonvulsan juga merupakan pengobatan epilepsi
yang utama untuk mengontrol kejang yang terjadi.
A. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dalam asuhan keperawatan. Tahapan ini
merupakan tahapan yang sangat penting karena keberhasilan perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan sangat ditentukan dari seberapa jauh perawat bisa
mengkaji masalah yang dihadapi pasien sehingga dapat menentukan langkah langkah
selanjutnya untuk membantu mengatasi atau menyelesaikan masalah pasien
Setelah Anda melakukan anamnese, maka langkah selanjutnya dalam
pengkajian adalah Pemeriksaan fisik pasien. Pemeriksaan fisik ini dapat Anda
lakukan secara Head To Toe (mulai kepala sampau ujung kaki) atau Per Sistem
Tubuh. Teknik pemeriksaan fisik pasien ini dapat Anda lakukan dengan metode
Inspeksi, Auskultasi, Perkusi, Palpasi, tergantung daerah mana dan organ tubuh apa
yang saudara periksa. Inspeksi (melihat), misalkan Anda mau memeriksa kondisi
umum tubuh pasien, gerakan retraksi dada, keadaan luka, dan lain lain yang dapat
dilihat secara kasat mata. Auskultasi (mendengarkan), teknik ini dapat Anda lakukan
untuk memeriksa suara nafas, suara bising usus, suara jantung dan lain lain. Perkusi
(mengetuk), teknik ini dapat Anda lakukan untuk memeriksa Thorak, abdomen.
Palpasi (menekan), teknik ini dapat Anda lakukan untuk memeriksa abdomen, kondisi
tertentu pasien yang terjadi nyeri tekan, misal terjadi peradangan, dan lain lain.
Pemeriksaan fisik adalah tindakan keperawatan untuk mengkaji bagian tubuh
pasien baik secara lokal atau (head to toe) guna memperoleh informasi/data dari
keadaan pasien secara komprehensif untuk menegakkan suatu diagnosa keperawatan.
Pada dasarnya pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian
kepala dan berakhir pada anggota gerak yaitu kaki. Pemeriksaan secara sistematis
tersebut disebut teknik Head to Toe. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa
dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin
diperlukan seperti test neurologi. Dalam Pemeriksaan fisik daerah abdomen
pemeriksaan dilakukan dengan sistematis inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi.
a. Biodata
Usia dan jenis kelamin merupakan data dasar yang penting.. Beberapa
gangguan sistem tubuh tertentu baru jelas dirasakan pada usia tertentu meskipun
mungkin proses patologis sudah berlangsung sejak lama. Kelainan-kelainan somatik
harus selalu dibandingkan dengan usia dan gender ,misalnya berat badan dan tinggi
badan. Tempat tinggal juga merupakan data yang perlu dikaji, khususnya tempat
tinggal pada masa bayi dan kanak-kanak dan juga tempat tinggal klien sekarang.
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Masalah Kesehatan Sekarang Atau disebut juga Keluhan Utama Perawat
memfokuskan pertanyaan pada hal-hal yang menyebabkan klien meminta
bantuan pelayanan seperti
a. Apa yang di rasakan klien
b. Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau
perlahandan sejak kapan dirasakan
c. Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari
d. Bagaimana pola eliminasi baik fekal maupun urine
e. Bagaimana fungsi seksual dan reproduksi
f. Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat menggangu klien. Hal-
hal yang berhubungan dengan fungsi hormonal secara umum.
g. Tingkat energy. Perubahan kekuatan fisik dihubungkan dengan sejumlah
gangguan hormonal khususnyadisfungsi kelenjar tiroid dan adrenal :
h. Perawat mengkaji bagaimana kemampuan klien dalam melakukan
aktivitas sehari-hari, apakah dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan,
dengan bantuan atau sama sekali klien tidak berdaya melakukannya atau
bahkan klien tidur sepanjang hari merupakan informasi yang sangat
penting
i...Kaji juga bagaimana asupan makanan klien apakah berlebih atau kurang
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Perawat mengkaji kondisi yang pernah dialami oleh klien di luar
gangguan yang dirasakan sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah
berlangsung lama bila di hubungkan dengan usia dan kemungkinan
penyebabnya namun karena tidak mengganggu aktivitas klien, kondisi ini tidak
dikeluhkan.
a. Tanda-tanda seks sekunder yang tidak berkembang, misalnya amenore,
bulu rambut tidak tumbuh, buah dada tidak berkembang dan lain-lain.
b. Berat badan yang tidak sesuai dengan usia, misalnya selalu kurus
meskipun banyak makan dan lain-lain.
c. Gangguan psikologis seperti mudah marah, sensitif, sulit bergaul dan
tidak mampuberkonsentrasi, dan lain-lain.
d. Hospitalisasi, perlu dikaji alasan hospitalisasi dan kapan kejadiannya.
e. Bila kliendirawat beberapa kali, urutkan sesuai dengan waktu kejadiannya.
f. Juga perlu memperoleh informasi tentang penggunaan obat-obatan di saat
sekarang dan masalalu.
g. Penggunaan obat-obatan ini mencakup obat yang diperoleh dari dokter atau
petugas kesehatan maupun obat-obatan yang diperoleh secara bebas.
h. Jenis obat-obatan yang mengandung hormon atau yang dapat merangsang
aktivitas hormonal seperti hidrokortison, levothyroxine, kontrasepsi oral dan
obat-obatan anti hipertensif.
5. Pola Nutrisi
Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan
dapat saja mencerminkan gangguan sistem tubuh tertentu atau pola dan
kebiasaan makan yang salah dapat menjadi faktor penyebab, oleh karena
itu kondisi berikut ini perlu dikaji:
a. Adanya nausea, muntah dan nyeri abdomen.
b. Penurunan atau penambahan berat badan yang drastis
c. Selera makan yang menurun atau bahkan berlebihan
d. Pola makan dan minum sehari-hari
e. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat mengganggu
fungsi endokrinseperti makanan yang bersifat goitrogenik
terhadap kelenjar tiroid
6. Pola eliminasi
Pola eliminasi khususnya urine dipengaruhi oleh fungsi endokrin
secara langsung oleh ADH, Aldosteron, dan kortisol :
a. Perawat menanyakan tentang pola berkemih dan jumlah
volume urine dan apakah klien sering terbangunmalam hari
untuk berkemih
b. Nyatakan volume urine dalam gelas untuk memudahkan persepsi
klien
c. Eliminasi urine tentu sangat berhubungan erat dengan
keseimbangan air dan elektrolit tubuh
d. Bila dari hasil anamnesa adalah yang mengindikasikan volume
urine berlebih, pertanyaan kita di arahkanlebih jauh ke
kemungkinan klien kekurangan cairan, kaji apakah klien
mengalami gejala kurang cairan dan bagaimana klien
mengatasinya.
e. Tanyakan seberapa banyak volume cairan yang dikonsumsi
setiap hari
f. Kaji pola sebelum sakit untuk membandingkan pola sebelum sakit
untuk membandingan pola yang ada sekarang
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan ini merupakan kesimpulan atas pengkajian yang
Anda lakukan terhadap pasien, diagnosis keperawatan ini adalah masalah
keperawatan pasien sebagai akibat atau respon pasien terhadap penyakit yang ia
alami. Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada penyakit gangguan
saraf :
1.Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral berhubungan dengan gangguan
arteri
2. Gangguan mobilotas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler
3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan pada sistem
saraf pusat
C.INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN
Terapeutik
Edukasi
D.Implementasi Keperawatan
E. Evaluasi Keperawatan
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mecapai tujuan.
Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan
respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat
mengambil keputusan:
1. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang
ditetapkan)
2. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien mengalami kesulitan untuk
mencapai tujuan)
3. Meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang lebih
lama untuk mencapai tujuan)