SERTA PREBIOTIK
Nim : G1A120010
UNIVERSITAS JAMBI
SKRINING DISFAGIA
Untuk melakukan screening disfagia perlu menggunakan intrument yang tepat. Banyak
instrument yang bisa digunakan seperti :
Dari instrument diatas Massey Bedside Swallowing Screen (MBSS) memiliki sensitivitas dan
spesifisitas 100%, Swallowing Assessment (SSA) dengan sensitivitas 97% dan spesifisitas
90%, K-SSA memiliki sensitivitas 94% dan spesifisitas 65%, ASDS memiliki sensitivitas 91%
dan spesifisitas 74%, NDST memiliki Sensitivitas 89% dan spesifisitas 90% dan DST-NDST
memiliki sensitivitas 29% dan spesifisitas 84% (J. L. Jiang et al., 2016). Data tersebut
menunjukkan bahwa instrument Massey Bedside Swallowing Screen (MBSS) mempunyai
sensitivitas dan spesifisitas teratas. Berikut adalah instrument Massey Bedside Swallowing
Screen (MBSS) tersebut :
NO OBSERVASI HASIL OBSERVASI HASIL OBSERVASI
1 Kesadaran pasien Sadar : lanjut ke nomer 2 Tidak sadar : hentikan
skrining
2 Afasia atau disartria Ya : kolaborasi dengan terapi Tidak : lanjutkan ke langkah
wicara, lanjutkan langkah ke tiga
berikutnya
3 Dapat merapatkan gigi, Jika ditemukan 3 atau lebih, Tidak : lanjut ke nomor 4
merapatkan bibir, wajah lanjutkan ke langkah nomor 4 dan kolaborasi dengan
simetris, letak lidah di terapis wicara
tengah, uvula di tengah
4 Reflek muntah ada, batuk Ya : lanjut ke langkah nomor 5 Tidak : kolaborasi dengan
spontan, reflek menelan terapis wicara, lakukan
baik langkah nomor 5
5 Tes menelan air putih satu Mampu menelan : lanjut ke Tidak mampu : STOP
sendok teh langkah nomor 6 Hasil skrining disfagia
positif
Lakukan latihan menelan
Protokol I : Jangan berikan
makan/minum per oral,
pasang NGT, kolaborasi
dengan dokter, terapis
wicara, dan ahli gizi
6 Berikan minum air putih Pasien mampu minum air putih 50 Tersendak/batuk :
bertahap mulai 25 ml, 50 ml dalam waktu kurang dari 20 Hasil skrining disfagia
ml, dan 100 ml detik tanpa tersendak : hasil positif, pasien tidak mampu
skrining disfagia negative atau menelan cair.
fungsi menelan normal Lakukan latihan menelan
Protokol II : Berikan
modifikasi diet sesuai
toleransi, pasang NGT bila
diperlukan untuk asupan
cairan, kolaborasi dengan
dokter, terapis wicara, dan
ahli gizi
Probiotik muncul sekitar Tahun 1965 (Lilley dan Stillwell) dan telah diadopsi oleh FAO/WHO
(2002), yang artinya adalah mikroorganisme hidup yang dikonsumsi dalam kondisi hidup
dengan jumlah yang cukup serta mampu berkembang biak dalam saluran pencernaan manusia
dan membawa manfaat kesehatan. Salah satu manfaatnya adalah mencegah terjadinya diare.
Probiotik dapat ditemui pada produk makanan, seperti yoghurt dan kimchi, serta beberapa
suplemen dalam bentuk minuman, kapsul, atau bubuk.