CIDERA KEPALA
WARDAH
PENDAHULUAN
• Incidensi 200/100.000
• Kejadian tersering ketiga yang menyebabkan
kematian Setelah Penyakit Kardiovaskular dan
Kanker (US)
• Usian Muda (15-30 years), Pria>Perempuan
• Penyebab tersering oleh karena Kecelakaan
lalulintas 49%, Di ikuti kasus trauma pada anak
akibat jatuh
• 50% merupakan cedera multiple (additional
major systemic injuries) (Narayan 1989)
DI Indonesia??
2500
2000
1500
1000
500
0
Pria
(1537) Wanita
74% (532) Total
26% (2069)
Derajat Cedera Kepala
1500
1000
500
0
Ringan
(1488) Sedang
(401) Berat
72%
19% (180)
9%
Etiologi
1200
1000
800
600
400
200
0
KLL motor
Jln kaki
(1132) Jatuh
(322) KLL mobil
55% (293) Kekerasan
16% (44) Lain2
14% (27)
0,2% (251)
0,1%
14,7%
Distribusi Umur
600
400
200
0
Interval Kejadian
1200
1000
800
600
400
200
0
< 4 jam
> 4 jam
(1008) 1-3 hr
(786) 4 hr-2 mgg
(195) > 2 mgg
(71)
(9)
Hasil Akhir
1000
800
600
400
200
0
INGAT !!!!
CPP=
CPP= MAP-TIKMAP - TIK
CPP > 100 mmHg :Hiperperfusi & peningkatan
TIK
CPP< 60 mmHg : tidak adekuat suplay darah ke
otak,hipoksia neurondapat terjadi kematian sel
Pada cidera otak → otak
membutuhkan CPP yang lebih tinggi
(>70 mmHg) untk dapat
mempertahankan perfusi yang
adekuat dan perbaikan hasil akhir.
CIDERA KEPALA???
• Cedera kepala suatu kerusakan pada
kepala, bukan bersifat congenital ataupun
degeneratif, tetapi disebabkan oleh
serangan/benturan fisik dari luar, yang dapat
mengurangi atau mengubah kesadaran yang
mana menimbulkan kerusakan kemampuan
kognitif dan fungsi fisik (Brain Injury
Assosiation of America)
• Etiologi
a) Kecelakaan lalu lintas
b) Jatuh
c) Pukulan
d) Kejatuhan benda
e) Kecelakaan kerja atau industri
(Cholik Harun Rosjidi & Saiful Nurhidayat, (2009 : 49)
Terjadi perubahan-perubahan:
• Aliran darah otak menurun
• Penurunan oksigenasi otak
• Hilangnya autoregulasi
• Depresi metabolisme
• Takikardia, Kelainan EKG
• Edema cerebral
• Peningkatan ICP
Klasifikasi
1)Berdasarkan mekanisme: • 3) Berdasarkan
• Cedera kepala tumpul morfologi
• Cedera kepala tembus Fraktur tengkora
Lesi intra kranial
• 2) Berdasarkan beratnya:
• Cedera kepala ringan:
• GCS 14-15
• Cedera kepala sedang:
• GCS 9-13
• Cedera kepala berat: GCS 3-
8
Trauma tembus pada kepala
Trauma benda tumpul
KLASIFIKASI CEDERA KEPALA MENURUT
GRADASI
GRADASI I :
1. Kehilangan kesadaran atau pingsan sesaat setelah
mengalami trauma, kemudian sadar kembali.
Pada waktu diperiksa pasien sadar penuh,
orientasi baik.
2. Tidak ada defisit neurologis.
GRADASI II :
1. Kesadaran menurun tapi masih dapat mengikuti
perintah yang sederhana.
2. Adanya atau dijumpai defisit neurologis.
KLASIFIKASI CEDERA KEPALA MENURUT
GRADASI
GRADASI III :
1. Kesadaran sangat menurun, tidak mengikuti
perintah.
2. Penderita masih bisa bersuara, susunan kata
kacau, gaduh, gelisah.
3. Keadaan motorik bervariatif, dari yang mampu
melokalisir sampai tidak sama sekali.
4. Penampilan tubuh dapat menampilkan
dekortikasi dan deserebrasi.
GRADASI IV :
1. Tidak ada fungsi neurologis sama sekali.
• Berdasarkan Morfologi Cedera:
– Fraktur Tengkorak:
• Kalvaria : - Linier atau stelate
- Depresi atau non depresi
- Terbuka atau tertutup
• Basis Kranii : - Dgn/Tanpa kebocoran LCS
- Dgn/Tanpa paresis N. VII
– Lesi Intrakranial :
• Fokal : - Epidural (EDH)
- Subdural (SDH)
- Intraserebral (ICH)
• Difus injury
Raccon`s eyes (brill Rhinorrhea
haematoma
SDH
EDH
ICH IVH
Prinsip Penanganan Gawat Darurat
• Mempertahankan CPP adekuat
• Mencegah Herniasi
Kelompok Terapi
• Terapi Konservatif
• Terapi Operatif
Herniasi
Gejala Herniasi
AWAL
• Penurunan tingkat kesadaran
• Dilatasi pupil ipsilateral
• Respirasi Cheynes-Stokes
• Reflek Babinsky Positif
Lanjut:
• Pupil dilatasi, midpoin dan tidak berespon
bilateral
• Penurunan respon motorik
• Bradikardi
• Postur flexy atau ekstensi
• Nilai normal TIK : <10-15 mmHg. Penanganan TTIK
dimulai bila tek > 20 mmHg.
• Lebih penting mempertahankan tekanan perfusi otak
adekuat. (CPP)
• CPP = MAP - ICP
• MAP = S + 2D/3
• ICP = TIK
• Nilai normal CPP : 50-150 mmHg.
• CBF terjaga 50 cc/100 gram otak/menit
• CBF= Cerebral Blood Flow
Penatalaksanaan Awal
• Primary survey:
– A : Airway + C-spine control
– B : Breathing
– C : Circulation
– D : Disability →Mini Neurologis
• Secondary survey:
– Head to toe examination
Airway + C-spine Control
• Jaga kelancaran jalan nafas:
– Sementara :
• Bersihkan/Suction
• Chin lift
• Jaw thrust
– Definitif :
• Mayo
• Endo tracheal tube/ETT
• Krikotirotomi
• Intubasi jika GCS<8
Breathing+Ventilasi
• Frekuensi nafas (Respirasi Rate) dan Saturasi O2
• Inspeksi,Palpasi,Perkusi,Auskultasi:
– Hematothorax/pneumothorax
– Flail chest
– Kontusio paru
• Terapi Oksigen lembab 4-6 l/m
• Kalau perlu Chest Tube Thorakostomi (CTT)
• Ambu bag untuk ventilasi
• Pertahankan saturasi O2 95-100%
Circulation Control
• Tekanan Darah, Nadi :
– Hipotensi
– Takikardia
• Atasi Syok hipovolemia :
– Kontrol perdarahan eksternal
– IVFD 2 line Kristaloid 2-3 liter
Pertahankan TD Sistolik > 100mmHg!
• Laboratorium:
• Darah Rutin
• Na,K,GDS,SGOT/SGPT
• AGD
Terapi operatif
• Craniotomi evakuasi
• Diversi LCS
• Dekompresi
Pengurangan TIK
• Sediakan sedasi dan analgetik
• Pertahan kan posisi kepala netral
• Posisi kepala head up 300 (tanpa kontraindikasi)
• Lepaskan Cervical collar secepatnya setelaah
dipastikan oleh dokter ( Cek kekakuan leher)
• Minimalkan stimulasi ekternal
• Perimbangkan sedasi dan analgetik sebelum
suction
• Persiapan bedah
Kematian pada Cedera Kepala
(=ischemic brain damage=)
Trauma Kepala
Akselerasi/Deselerasi
Pendarahan otak
Penurunan PH
Asidosis
Toksik
Kerusakan membran sel
Edema sel
Edema serebri
TTIK
Mengatasi Hipotensi
1. Mengobati Anemia (akibat perdarahan)
2. Pemberian cairan adekuat
3. Mencegah septikemia (terutama bila ada fraktur
dasar tengkorak dan/atau aspirasi isi lambung ke
dalam paru)
4. Hindari pemakaian obat-obatan sedatif (bisa
menyebabkan hipotensi/vasodilatasi )