Disusun oleh:
Kelompok 2
Nurhajilah Yoelani
Rika Rohani Supriadi
Modesta Ferawati Imelda Lumban G
Febby Hardiyanti Fathur Mahali
Ericha
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
KASUS TIC
Tn. R berusia 79 tahun datang ke IGD RS Abdul Aziz Singkawang pada tanggal 24 Februari
2020 Keluarga klien mengatakan klien masuk RS dikarenakan ketika klien masuk kekamar
mandi , klien terpeleset sehingga terjatuh menyebabkan luka robekan dibagian lutut dan benturan
dikepala, posisi klien terjatuh yaitu telungkup klien sempat tak sadarkan diri kurang lebih 15
menit. Keluarga mengatakan klien muntah 3 kali berisi air, dan BAB cair berwarna hitam sejak 3
hari yang lalu.
Saat dikaji kesadaran klien compos mentis (GCS : 15 E4 V5 M6), klien mengatakan tidak ingat
kejadian yang dialami, saat dibersihkan luka klien mengatakan nyeri bagian lutut, skala 4 seperti
ditusuk-tusuk dan nyeri dirasakan saat dibersihkan luka pada kaki hilang timbul. Klien
mengatakan sedikit pusing. Klien mengatakan tidak merasakan nyeri pada bagian kepala yang
terluka. Didapatkan luka pada kepala (pelipis) panjang 2 cm dan luka pada kaki (patela) panjang
5 cm dan lebar 2 cm. tidak ada raccoon eyes, ortorea cerebrospinal fluid. Kekuatan otot
ekstremitas atas dan bawah skor 5.
Klien terpasang DC dan Infus NACL 0,9 % 20 tpm. Vital sign TD 250/90 mmHg, Nadi
107x/menit, RR 20x/menit, Suhu 36,5 0C. batuk (-), sesak (-), ronchi (-), bunyi jantung murni
regular, s1s2 normal, CRT <2 dtk, reflex pupil (+), pupil isokor.
Terapi Farmakologi
IVFD NaCl 15 tpm (IV)
Injeksi Citicolin 2x500mg (IV)
Injeksi Ceftriaxone 2x1gr (IV)
Injeksi Ranitidine 2x1 ampul (IV)
Injeksi Tetragon 1 ampul (IM)
P.O Nocid 3x1
P.O Codein 3x10
P.O Ulsafat Sirup 3x1
1. Raccoon eye
2. Ortorea cerebrospinal fluid
STEP 3
PERTANYAAN KRITIS
1. Apa yang dimaksud dengan CKR?
2. Apa saja faktor resiko yang dapat menimbulkan terjadinya CKR?
3. Apa saja tanda dan gejala yang dapat terjadi pada kasus ini?
4. Bagaimana perjalanan bias terkena CKR?
5. Apa penatalaksanaan yang tepat pada kasus CKR?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada kasus ini?
7. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi pada kasus CKR?
8. Apa saja diagnosa keperawatan yang dapat diangkat pada kasus ini?
9. Apa saja aspek penting yang perlu diperiksa pada CKR?
10. Algoritma penanganan CKR?
11. Mekanisme cedera kepala sampai menimbulkan cedera otak?
STEP 4
SKEMA
Etiologi
CKR
Patofisiologi
STEP 5 Askep
LEARNING OBJECTIVE
1. Definisi CKR
2. Etiologi CKR
3. Patofisiologi CKR
4. Manifestasi klinis CKR
5. Pemeriksaan penunjang CKR
6. Penatalaksanaan CKR
7. Tanda dan Gejala PTIK
8. Manajemen PTIK
9. Asuhan keperawatan pada kasus CKR
PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. R
Usia : 79 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Melayu
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat asal : Dsn. Parit Lintang, 7/3 serumpun sambas
No. RM : 5050xx
Tanggal Masuk : 24 Februari 2020
Tanggal Pengkajian : 24 Februari 2020
Diagnosa Medik : CKR + VL et regio genus + melena ec susp gastritis erosio
Penanggung Jawab & Biaya : BPJS
Keluarga mengatakan klien tinggal dengan anak perempuannya yang nomor 3, istri
klien meninggal, dan anak klien nomor 4 memiliki riawayat hpertensi seperti klien
F. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Klien tampak lemah
2. Kesadaran : composmentis GCS E:4 V:5 M:6
3. Tanda-tanda vital : TD 250/90 mmHg, Nadi 107x/menit, RR 20x/menit,
Suhu 36,5 0C
4. BB dan TB : Tidak dilakukan penimbangan BB dan TB, keluarga mengatakan BB klien
stabil
5. Sistem Pernapasan
a. Dada, Thorax, & Paru-paru
Inspeksi : Tidak ada kelainan bentuk dada, tidak ada retraksi dinding dada, tidak
ada jejas didaerah dada
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan krepitasi
Perkusi : Saat diperkusi terdengar sonor
Auskultasi : Tidak didapatkan suara napas tambahan
6. Sistem Kardiovaskuler
a. Jantung
Inspeksi : Tidak ada kelainan bentuk dada
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : S1 S2 reguler
b. Capillary Refill Time (CRT)
7. Sistem Persarafan
a. Sensasi Nyeri : klien mengatakan merasakan sedikit pusing dikepala
b. Reflek (Fisiologis) : reflek bisep, trisep dan patella baik, kecuali di patella sebelah
kiri karena terdapat luka memar.
c. Pemeriksaan rangsang meningeal (jika ada): (kaku kuduk, brudzinski I-II, Lasegue,
Kernig) : tidak ada
d. Nervus I-XII : tidak ada gangguan di ke-12 nervus.
e. Kekuatan otot& Tonus otot: Ki 5555 Ka 5555 atas
Ki 4444 Ka 5555 bawah
f. Pola Istirahat & Tidur : tidak ada masalah di pola tidur klien
8. Sistem Pencernaan
a. Mulut dan Kerongkongan
Inspeksi : Mukosa bibir kering, tidak ada gangguan menelan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
b. Abdomen
Inspeksi : Supel, tidak ada asites maupun distensi
Auskultasi : Bising usus 15x/ menit
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada area abdomen dan tidak ada pembesaran hati
maupun limfa
Perkusi : Terdengar timfani
c. Anus :
d. Pola Nutrisi : Klien makan makanan yang lunak, klien makan ½ porsi, makan sehari
3 kali
e. Pola Eliminasi (BAB) : Klien BAB cair berwarna hitam sejak 3 hari yang lalu,
dalam sehari klien BAB 1-2 kali
9. Sistem Perkemihan
a. Pola Eliminasi (BAK) : klien BAK dalam sehari kurang lebih 6 kali, tidak ada
masalah pada BAK
b. Penggunaan alat bantu berkemih: Klien tidak menggunakan alat bantu berkemih
10. Sistem Muskuloskeletal
a. Ekstrimitas Atas : Tidak terdapat deformitas dan kekuatan otot 5 pada
Bawah : Tidak terdapat deformitas, terdapat luka pada kaki sebelah kiri
dan kelemahan pada kaki kiri skor 4
b. Aktivitas/ kegiatan : klien di RS dibantu keluarga dalam aktivitas dan menggunakan
kursi roda
11. Sistem Integumen
a. Kulit
Inspeksi : Tidak ada tanda peradangan, warna kulit merata
Palpasi : Turgor kulit jelek
b. Rambut & Kuku : Rambut berwarna putih dan distribusi rambut tidak merata,
kuku terlihat kotor
c. Pola Kebersihan (Hygiene): Klien mandi sehari 2 kali, menggunakan sabun dan
tidak mengalami kesulitan dalam pola kebersihan.
12. Sistem Persepsi Sensori
a. Telinga
Inspeksi : Tidak ada masalah pendengaran
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada aera telinga
b. Hidung
Inspeksi : Tidak ada masalah pernafasan, tidak terdapat pernafasan cuping hidung
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada area sekitar hidung
c. Mata
Inspeksi : Mata simetris, konjungtiva anemis dan sklera tidak ikterik, terdapat
gangguan penglihatan klien mengatakan mata kabur, klien tidak
menggunakan alat bantu penglihatan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada area sekitar mata
G. DATA PSIKOLOGIS
1. Status Emosi : Klien tampak lemah, gelisah, dan sesekali meringis
2. Gaya Komunikasi & Pola Interaksi : Klien masih bisa diajak berkomunikasi
H. DATA SOSIAL
1. Hubungan Sosial : klien mengatakan tidak ada masalah dengan masyarakat sekitar
tempat tinggal dan keluarga
2. Gaya Hidup : klien sudah tidak bekerja, hanya beraktivitas dirumah
J. DATA SPIRITUAL
1. Keyakinan terhadap Tuhan : Klien beragama islam, dan klien percaya Tuhan akan
menyembuhkan penyakitnya.
2. Kegiatan ibadah selama sakit: Berdoa
L. MEDIKASI/ PENGOBATAN
IVFD NaCl 15 tpm (IV)
Injeksi Citicolin 2x500mg (IV)
Injeksi Ceftriaxone 2x1gr (IV)
Injeksi Ranitidine 2x1 ampul (IV)
Injeksi Tetragon 1 ampul (IM)
P.O Nocid 3x1
P.O Codein 3x10
P.O Ulsafat Sirup 3x1
ANALISA DATA
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO Diagnosa Tujuan Intervensi
2.
2.
klien
09.47
2.
2.
3 Risiko 24/2/20 Intracranial Pressure monitoring 12.08 WIB
09.47 9. Memonitor adanya daerah tertentu yang S:-
Ketidakefe
O:
hanya peka terhadap panas/ dingin/
ktifan Terdapat luka pada kepala (pelipis)
09.48 tajam/ tumpul
Perfusi panjang 2 cm
09.49 10. Memonitor adanya paretese
Jaringan 09.51 11. Memonitor adanya tromboplebitis TTV :
10.04 12. Memonitor kemampuan BAB TD: 178/107 mmHg
Otak
09.49 13. Memonitor TIK
T: 36,8 0C
14. Membatasi gerakan pada kepala,
N: 102 x/menit
leher dan punggung serta memposisikan
10.01 RR: 22 x/mnt
kepala 30° tanpa bantal A:
09.48 15. Menggunakan handscoon untuk Resiko ketidakefektifan perfusi
jaringan otak
proteksi
P : Intracranial Pressure monitoring
16. Berdiskusi mengenai penyebab
perubahan sensasi
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., Jensen, M.D., & Perry, S.E. (2005). Buku Ajar Keperawatan
Maternitas, Edisi 4. Alih Bahasa: Maria A.W., & Peter I.N. Jakarta: EGC.
Carpenito, I.J.(2001). Diagnosa Keperawatan, Edisi 8. Jakarta: EGC
Doengoes, M. (2001). Rencana Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. Jakarta: EGC.
Forster, D. (2012). Perineal Pain Following Childbirth: Prevalence, Effects on Postnatal
Recovery and Analgesia Usage. Midwifery. 28(1): 93-97.
Manuaba, L.B. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB.
Jakarta: EGC.
Nurarif, A.H & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis Nanda NIC NOC. Jakarta: EGC.
Prawiroharjo, S. (2005). Ilmu Kandungan. Jakarta: PT. Gramedia.