CVA ICH
Oleh :
Pendamping :
dr. Cahyo Sukowidodo, M. Kes
LEMBAR PENGESAHAN
PORTOFOLIO KASUS
CVA ICH
Mengetahui,
Pendamping Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
oleh gangguan peredaran darah otak yang sering terjadi ketika otak kekurangan
oksigen dan suplai darah yang dipengaruhi oleh faktor risiko terdiri dari factor
yang tidak dapat diubah seperti usia dan jenis kelamin dan yang dapat diubah
(Dinata dkk., 2013). CVA bisa disebabkan oleh keadaan ischemic atau proses
hemorrhagic yang seringkali diawali oleh adanya lesi atau perlukaan pada
(ICH) dengan insiden mulai dari 11 hingga 23 kasus per 100.000 per tahun dan
merupakan subtipe stroke yang paling fatal dengan mortalitas hingga 40%
vena, aneurisma, trauma kepala, tumor otak, amyloid angiopathy, dan penggunaan
obat pengencer darah seperti coumadin, heparin, dan warfarin yang digunakan
merupakan faktor risiko yang potensial pada kejadian ICH karena dapat
perdarahan otak, dan penyempitan pembuluh darah otak yang akan mengganggu
aliran darah ke otak yang pada akhirnya menyebabkan kematian sel-sel otak
(Marks, 2010).
perdarahan, namun secara umum ICH ditandai dengan sakit kepala, mual, muntah,
4
letargi, kelemahan atau mati rasa pada wajah, lengan atau tungkai yang biasanya
hanya pada satu sisi, hilangnya kesadaran, serta kejang. Sekitar 70% pasien
mengalami defisit jangka panjang setelah ICH. Pengobatan ICH berfokus untuk
BAB 2
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas
Nama : Ny. S
Usia : 60 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
2.2 Anamnesis
RPS : Penurunan kesadaran sejak jam 13.00/ 2.5 jam smrs. Awalnya pasien
mendadak mengeluhkan nyeri kepala hebat setelah membuatkan kopi suaminya.
Posisi pasien duduk lalu mendadak tidak sadarkan diri. Pasien muntah 3x
dirumah, 1x dijalan dan 1x saat di rs. Keluhan demam(-), batuk(-), Diare(-),
keluhan lain (-).
RPD: Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 1 tahun SMRS dan tidak
terkontrol, biasanya kontrol ke bidan desa . DM tidak ada. Lemah sebelumnya
tidak ada. Tidak pernah jatuh
RPSos: Pasien sehari-hari bekerja dirumah sebagai ibu rumah tangga dengan
aktivitas ringan
6
Kesadaran : Semicoma
GCS : E2 V1 M4
Vital Sign
Temperatur : 36 0C
Status Generalis
Kepala/Leher
Inspeksi : anemia tidak ada, icterus tidak ada, sianosis tidak ada, dispsneu tidak
ada, mata cowong tidak ada, KGB tidak membesar, JVP normal. Pupil isokor 3
mm/3mm,
Thorax
Paru :
Palpasi : Thrill tidak teraba, fremitus taktil normal, krepitasi tidak ada
Perkusi : Sonor/sonor
7
Jantung :
Perkusi : Batas jantung (batas atas, kanan kiri dan pinggang jantung)
normal
Abdomen :
Palpasi : Soepel, tidak ada nyeri tekan epigastrium , hepar lien tidak teraba
Perkusi : Timphani
Auskultasi : BU + N
Ekstremitas :
2.5 Ringkasan
2.6 Diagnosis
Exposure : Temp 36 C
- O2 JR 15 lpm
- Head up 30
- Pasang DC
Planning Monitoring
- Vital Sign
- Keluhan pasien
- Urine
Planning Edukasi
S O A P
Penurunan KU : lemah CVA ICH Inf RL 1500cc/24
kesadaran, mual GCS 2.1.1 jam
(-) muntah (-) TD 180/100 Inj Citicolin 2x500
N 50 x/m mg iv
RR 26 x/m Inj omeprazol 3x1
T 37,1 amp iv
SpO2 99% Inj santagesik 3x1
K/L : pernapasan cuping amp iv
hidung (-/-), an (-/-), ict Inj manitol 4x100 cc
(-/-) Inj ondansetron 2x1
Tho : ves (+/+), rh (+/-), Inj NB 1x1
wh (-/-) Pro HCU
Abd : BU (+) N, soefl, flat
Eks : AKHM, CRT <2”.
lateralisasi D
-
- Follow up 31-09-2022
S O A P
Penurunan KU : lemah CVA ICH Inf RL 1500cc/24
kesadaran, mual GCS 1.1.1 jam
(-) muntah (-) TD 80/47 Inj Citicolin 2x500
N 40 x/m mg iv
RR 26 x/m Inj omeprazol 3x1
T 37,1 amp iv
SpO2 89 % Inj santagesik 3x1
K/L : pernapasan cuping amp iv
hidung (-/-), an (-/-), ict
11
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
di dalam jaringan otak itu sendiri dan merupakan jenis stroke yang mengancam
adanya lesi atau perlukaan pada pembuluh darah arteri serta adanya
dari semua kasus stroke yaitu sekitar 70.000 kasus baru setiap tahunnya (Acharya,
2011).
arteri kecil pada otak pecah. Tekanan darah normal 120/80 mmHg.
13
diantaranya.
trombositopenia.
7. Tumor : Tumor vaskular yang tinggi seperti angioma dan tumor metastatik
kecil, dalam banyak kasus yang berhubungan dengan hipertensi arteri jangka
dari pembuluh darah didalam otak berakibat pada jaringan disekitarnya atau
tertekan. Darah yang keluar dari pembuluh darah sangat mengiritasi otak
ini dapat menyebar keseluruh hemisfer otak dan sirkulus willisi, perdarahan
pada arteri pada tempat yang lemah. Makin lama aneurisma makin besar dan
kadang pecah saat melakukan aktivitas. Dalam keadaan fisiologis pada orang
dewasa jumlah darah yang mengalir ke otak 58 ml/menit per 100 gr jaringan
otak. Bila aliran darah ke otak turun menjadi 18 ml/menit per 100 gr jaringan
otak akan menjadi penghentian aktivitas listrik pada neuron tetapi struktur sel
masih baik, sehingga gejala ini masih reversibel, oksigen sangat dibutuhkan
oleh otak sedangkan O2 diperoleh dari darah, otak sendiri hamper tidak ada
darah setiap saat. Bila suplai O2 terpuutus 8-10 detik akan terjadi gangguan
fungsi otak, bila lebih lama dari 6-8 menit akan terjadi jejas yang ireversibel
dan konstan dapat berlangsung beberapa menit, jam bahkan beberapa hari
(Corwin, 2009).
3. Tiba-tiba terasa lemah atau mati rasa pada wajah, lengan atau tungkai,
4. Hilang kesadaran
2. Tekanan Darah
3. Penanganan di Rumah Sakit dan Pencegahaan Kerusakan Otak Sekunder
4. Prosedur/ Operasi
BAB 4
KESIMPULAN
perdarahan, namun secara umum ICH ditandai dengan sakit kepala, mual, muntah,
letargi, kelemahan atau mati rasa pada wajah, lengan atau tungkai yang biasanya
hanya pada satu sisi, hilangnya kesadaran, serta kejang. Sekitar 70% pasien
mengalami defisit jangka panjang setelah ICH. Pengobatan ICH berfokus untuk
pada otak
pemeriksaan fisik yang menyeluruh dan teliti. Pemeriksaan yang menjadi gold
membedakan gejala klinis stroke hemoragik dan iskemik. Bila tidak dapat
diagnosa.
21
Setelah dapat ditegakkan diagnosis, perlu dilakukan terapi segera agar tidak
terjadi perdarahan lebih lanjut. Prinsip terapi dari stroke ICH adalah perbaikan
DAFTAR PUSTAKA
Hemphill JC III, et al. , 2001, The ICH Score: A Simple, Reliable Grading Scale
for Intracerebral Hemorrhage, Stroke, 32(4): 891-897.
Andrew. Ringer MD, 2018, Intracerebral Hemorrhage, Mayfield brain and spine.
Guyton, Arthur C; John E Hall. 2007. Textbook of Medical Physiology edisi 11.
Terjemahan; Dian Ramadhani; Fara Indriyani; Frans Dany; Imam Nuryanto; Srie
Sisca Prima Rianti; Titiek Resmisari; Joko Suryono. 2008. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran edisi 11. Jakarta: EGC.
Hananta, I Putu Yuda; Harry Freitag L.M. 2011. Deteksi Dini dan Pencegahan
Hipertensi dan Stroke. Yogyakarta: Media Pressindo.
Dinata. Cintya Agreayu, Safrita. Yuliarni, Sastri. Susila . 2013. Gambaran Faktor
Risiko dan Tipe Stroke pada Pasien Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RSUD
22