Definisi
Ruptur Uteri adalah robekan pada rahim sehingga rongga uterus dan rongga
peritoneum dapat berhubungan. Ruptur uteri komplit adalah keadaan robekan pada
rahim dimana telah terjadi hubungan langsung antara rongga amnion dan rongga
peritoneum. Peritoneum viserale dan kantong ketuban keduanya ikut ruptur dengan
demikian janin sebagia atau seluruh tubuhnya telah keluar oleh kontraksi terakhir
Pada ruptura uteri inkomplit hubungan kedua rongga tersebut masih dibatasi
oleh peritoneum viserale. Pada keadaan yang demikian janin belum masuk ke dalam
rongga peritoneum. Apabila pada rupture uteri peritoneum pada permukaan uterus
Pada dehisens (regangan) dari parut bekas bedah sesar kantong ketuban juga
belum robek, tetapi jika kantong ketuban ikut robek maka disebut telah terjadi
ruputura uteri pada parut. Dehisens bisa berubah jadi ruputura pada waktu partus atau
akibat manipulasi pada rahim yang berparut, biasanya bekas bedah sesar yang lalu.
Dehisens terjadi perlahan, sedangkan ruptura uteri terjadi secara dramatis. Pada
dehisens perdarahan minimal atau tidak berdarah, sedangkan pada ruptur uteri
perdarahannya banyak yang berasal dari pinggir parut atau robekan baru yang
meluas.
Epidemiologi
Terjadinya rupture uteri pada seorang ibu hamil atau sedang bersalin masih
merupakan suatu bahaya besar yang mengancam jiwanya dan janinya. Kematian ibu
dan anak akibat rupture uteri masih tinggi. Sebuah kajian deskriptif tentang profil
kematian janin dalam rahim di RS Hasan Sadikin, Bandung periode 2000-2002 men-
dapatkan 168 kasus kematian janin dalam rahim dari 2974 persalinan.
Penyebab kematian janin dalam rahim paling tinggi oleh karena faktor ibu
yaitu ibu dengan penyulit kehamilan ruptur uteri dan penyulit medis diabetes melitus.
Kasus ruptur uteri memberi dampak yang negatif baik pada kematian ibu maupun
bayi.
KLASIFIKASI
1. Menurut penyebabnya :
penanganann abortus, trauma tumpul atau tajam seperti pisau atau peluru,
previous pregnancy).
berkembang
b. Kerusakan atau anomali uterus yang terjadi dalam kehamilan
- sebelum kelahiran anak : his spontan yang kuat dan terus menerus,
trauma luar tumpul atau tajam, versi luar, pembesaran rahim yang
pada segmen bawah rahim, tekanan kuat pada uterus dalam persalinan,
2. Menurut Lokasinya :
- Korpus uteri, ini biasanya terjadi pada rahim yang sudah pernah
- Segmen bawah rahim ( SBR ), ini biasanya terjadi pada partus yang sulit
dan lama tidak maju, SBR tambah lama tambah regang dan tipis dan
- Serviks uteri ini biasanya terjadi pada waktu melakukan ekstraksi forseps
3. Menurut etiologinya :
- Rupture uteri spontanea dapat terjadi akibat dinding rahim yang lemah
spontan dapat pula terjadi akibat peregangan luar biasa dari rahim seperti
pada ibu dengan panggul sempit, janin yang besar, kelainan kongenital
dari luar.
Etiologi
Ruptura uteri bisa disebabkan oleh anomali atau kerusakan yang telah ada
sebelumnya, karena trauma, atau sebagai komplikasi persalinan pada rahim yang
masih utuh. Paling sering terjadi pada rahim yang telah diseksio sesarea pada
persalinan sebelumnya. Lebih lagi jika pada uterus yang demikian dilakukan partus
C. pernah histerorafi
D. pelaksanaan trial of labor terutama pada pasien bekas seksio sesarea, dan
sebagainya.
Oleh sebab itu, untuk pasien dengan panggul sempit atau bekas seksio sesarea
klasik berlaku adagium Once Sesarean Section always Sesarean Section. Pada
keadaan tertentu seperti ini dapat dipilih elective cesarean section (ulangan) untuk
Patofisiologi
Saat his korpus uteri berkontraksi dan mengalami retraksi. Dengan demikian,
dinding korpus uteri atau segmen atas rahim menjadi lebih tebal dan volume korpus
uteri menjadi lebih kecil. Akibatnya tubuh janin yang menempati korpus uteri
Segmen bawah rahim menjadi lebih lebar dan karenanya dindingnya menjadi
lebih tipis karena tertarik keatas oleh kontraksi segmen atas rahim yang kuat,
berulang dan sering sehingga lingkaran retraksi yang membatasi kedua segmen
Apabila bagian terbawah janin tidak dapat turun oleh karena suatu sebab
(misalnya : panggul sempit atau kepala besar) maka volume korpus yang bertambah
mengecil pada waktu ada his harus diimbangi perluasan segmen bawa rahim ke atas.
melewati batas fisiologis menjadi patologis yang disebut lingkaran bandl (ring van
bandl). Ini terjadi karena, rahim tertarik terus menerus kearah proksimal tetapi
tertahan dibagian distalnya oleh serviks yang dipegang ditempatnya oleh ligamentum
– ligamentum pada sisi belakang (ligamentum sakrouterina), pada sisi kanan dan kiri
vesikouterina).
Jika his berlangsung terus menerus kuat, tetapi bagian terbawah janin tidak
kunjung turun lebih ke bawah, maka lingkaran retraksi semakin lama semakin tinggi
dan segmen bawah rahim semakin tertarik ke atas dan dindingnya menjadi sangat
tipis. Ini menandakan telah terjadi rupture uteri iminens dan rahim terancam robek.
Pada saat dinding segmen bawah rahim robek spontan dan his berikutnya dating,
Ruptur uteri pada bekas seksio sesarea lebih sering terjadi terutama pada parut
pada bekas seksio sesarea klasik dibandingkan pada parut bekas seksio sesarea
profunda. Hal ini disebabkan oleh karena luka pada segmen bawah uterus yang
tenang pada saat nifas memiliki kemampuan sembuh lebih cepat sehingga parut lebih
kuat. Ruptur uteri pada bekas seksio klasik juga lebih sering terjadi pada kehamilan
tua sebelum persalinan dimulai sedangkan pada bekas seksio profunda lebih sering
Rupture uteri biasanya terjadi lambat laun pada jaringan – jaringan di sekitar
luka yang menipis kemudian terpisah sama sekali. Disini biasanya peritoneum tidak
ikut serta, sehingga terjadi rupture uteri inkompleta. Pada peristiwa ini perdarahan
Ruptura uteri iminens mudah dikenal pada ring van Bandlyang semakin
tinggi dan segmen bawah rahim yang tipis dan keadaan ibu yang gelisah takut karena
nyeri abdomen atau his kuat yang berkelanjutan disertai tanda-tanda gawat janin.
Gambaran klinik ruptura uteri adalah khas sekali. Oleh sebab itu pada umumnya tidak
sukar menetapkan diagnosisnya atas dasar tanda-tanda klinik yang telah diuraikan.
Untuk menetapkan apakah ruptura uteri itu komplit perlu dilanjutkan dengan periksa
dalam.
Pada ruptura uteri komplit jari-jari tangan pemeriksa dapat menemukan beberapa hal
berikut :
1. jari jari tangan dalam bisa meraba permukaan rahim dan dinding perut yang
licin
2. dapat meraba pinggir robekan, biasanya terdapat pada bagian depan di segmen
bawah rahim
3. dapat memegang usus halus atau omentum melalui robekan
4. dinding perut ibu dapat ditekan menonjol ke atas oleh ujung-ujung jari-jari
tangan dalam sehingga ujung jari-jari tangan luar saling mudah meraba ujung
jari-jari tangan dalam.
GEJALA KLINIS
Gejala Saat Ini :
- Nyeri Abdomen dapat tiba-tiba, tajam dan seperti disayat pisau. Apabila
menetap.
- Perdarahan Pervaginam dapat simptomatik karena perdarahan aktif dari
Ruptur uteri harus selalu diantisipasi bila pasien memberikan suatu riwayat
miomektomi.
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan Abdomen
uterus dapat berhenti dengan mendadak dan bunyi jantung janin tiba-tiba
menghilang.
Pemeriksaan Pelvis
rongga peritoneum.
- Perdarahan pervaginam mungkin hebat.
KOMPLIKASI
Syok hipovolemik karena perdarahan yang hebat dan sepsis akibat infeksi
adalah dua komplikasi yang fatal pada peristiwa ruptura uteri. Syok hipovolemik
terjadi bila pasien tidak segera mendapat infus cairan kristaloid yang banyak untuk
selanjutnya dalam waktu yang cepat digantikan dengan transfusi darah segar.
juga mengandung semua unsur atau faktor pembekuan dan karena itu lebih
cairan kristaloid yang umumnya banyak diperlukan untuk mengatasi atau mencegah
Infeksi berat umumnya terjadi pada pasien kiriman dimana ruptura uteri telah
terjadi sebelum tiba di rumah sakit dan telah mengalami berbagai manipulasi
termasuk periksa dalam yang berulang. Jika dalam keadaan yang demikian pasien
tidak segera memperoleh terapi antibiotika yang sesuai, hampir pasti pasien akan
menderita peritonitis yang luas dan menjadi sepsis pasca bedah. Sayangnya hasil
pemeriksaan kultur dan resistensi bakteriologik dari sampel darah pasien baru
diperoleh beberapa hari kemudian. Antibiotika spektrum luas dalam dosis tinggi
biasanya diberikan untuk mengantisipasi kejadian sepsis. Syok hipovolemik dan
dalam obstetrik.
Histerektomi merupakan cacat permanen, yang pada kasus yang belum punya anak
hidup meninggalkan sisa trauma psikologis yang berat dan mendalam. Jalan keluar
bagi kasus ini untuk mendapatkan keturunan tinggal satu pilihan melalui assisted
mungkin dikerjakan pada rumah sakit tertentu dengan biaya tinggi dan dengan
Tatalaksana
Dalam menghadapi masalah ruptura uteri semboyan prevention is better than
cure sangat perlu diperhatikan dan dilaksanakan oleh setiap pengelola persalinan di
mana pun persalinan itu berlangsung. Pasien risiko tinggi haruslah dirujuk agar
persalinannya berlangsung di rumah sakit yang mempunyai fasilitas yang cukup dan
berpengalaman. Bila telah terjadi ruptura uteri tindakan terpilih hanyalah histerektomi
dan resusitasi serta antibiotika yang sesuai. Diperlukan infus cairan kristaloid dan
transfusi darah yang banyak, tindakan antisyok, serta pemberian antibiotika spektrum
a. Histerektomi
uterus) pada seorang wanita, sehingga setelah menjalani operasi ini dia tidak
bisa lagi hamil dan mempunyai anak. Ada beberapa jenis histerektomi yang
diangkat, tetapi mulut rahim (serviks) tetap dibiarkan. Oleh karena itu,
penderita masih dapat terkena kanker mulut rahim sehingga masih perlu
- Histerektomi total. Pada histerektomi ini, rahim dan mulut rahim diangkat
secara keseluruhannya.
mengangkat uterus, mulut rahim, kedua tuba fallopii, dan kedua ovarium.
nyawa penderita.
b. Histerorafi
kecuali bila luka robekan masih bersih dan rapi pasiennya belum punya anak
hidup.