Meningitis
Disusun oleh:
dr. Jajang Andriatna
Pembimbing:
dr. Susan Ira Susanti
dr. Iis Aisah
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya sehingga makalah presentasi kasus ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Sholawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membimbing umatnya dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan
ilmu pengetahuan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah presentasi kasus ini, terutama kepada:
1. dr. Susan Ira Susanti dan dr. Iis Aisah selaku pembimbing presentasi kasus ini.
2. Semua dokter dan staff Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. Dradjat
Prawiranegara.
3. Rekan-rekan dokter internsip RSUD dr. Dradjat Prawiranegara.
Penulis menyadari bahwa makalah presentasi kasus ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk makalah presentasi kasus ini. Besar harapan penulis bahwa
makalah presentasi kasus ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Penulis
ILUSTRASI KASUS
1.1 Triase
Seorang perempuan penurunan kesadaran kurang lebih sudah 6 hari.
Tatalaksana :
1. Oksigen nasal canul 4 liter/menit
2. Pemasangan akses intravena dengan cairan maintenance NaCl 0,9% 20
tetes/menit
3. Pro DC
1.3 Secondary Survey
1.3.1 Identitas Pasien
No. Rekam Medis : 00.44.07.44
Nama Pasien : Ny. R
Tgl. Lahir/ Umur : 10 mei 1978/ 43 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Kp. Kiasmara
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan Terakhir : SMK
Pekerjaan : IRT
Status Perkawinan : Sudah menikah
1.3.2 Anamnesis
Pasien masuk IGD RSUD dr. Dradjat Prawiranegara pada 29 juli 2021 pukul
11.00 WIB.
Keluhan Utama
Pasien datang dengan penurunan kesadaran kurang lebih sudah 6 hari SMRS.
Karbohidrat
Glukosa Darah Sewaku 267 mg/dL < 140
IMUNOSEROLOGI
Troponin I <0.03 ng/ml < 0,1
Rapid Test Antigen
SARS-CoV-2 Negatif Negatif
Kesan:
Kardiomegali
Elongasi Aorta
1.3.5 Resume
Pasien datang dengan penurunan kesadaran , sebelumnya pasien masih bisa bicara
walaupun. Pasien tidak sadarkan diri kurang lebih 6 hari. Dilakukan perawatan di rmh
4 hari, di pkm 2 hari, Demam (+), mual (+), muntah (+), tidk nafsu mkn (+) Kelemahan
anggota gerak (-), bicara pelo (-), batuk dan pilek (-). Pasien mempunyai riwayat DM
(+). Riwayat darah tinggi, kencing manis, maupun sakit jantung di keluarga disangkal.
Pasien bekerja sebagai IRT, Pasien sering konsumsi gorengan dan makanan bersantan
serta jarang berolahraga. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tampak sakit berat,
somnolen-delirium, tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi nadi 80 kali/menit,
frekuensi pernapasan 22 kali/menit, saturasi 90% dgn room air, suhu 36,7oC. Status
generalis normal,Pada pemeriksaan EKG tidak terdapat kelainan. Pada pemeriksaan
rontgen thorax didapatkan kardiomegali dan elongasi aorta.
1.3.6 Diagnosis
Altered Mental Status susp meningitis dd sepsis
1.1.1 Tatalaksana
1. ivfd NS 20 tpm
2. 02 4 lpm
3. inj ceftriaxone 2x1gr
4. inj paracetamol 1gr
5. inj ranitidine 2x1amp
6. inj ondansetron 3x1amp
7. neurobion drip 3x1
8. Pro ngt dan Dc
9. Rencana rawat ICU
1.1.2 Prognosis
Quo ad vitam : dubia
Quo ad functionam : dubia
Quo ad sanationam : dubia
1.1.3 Follow Up
Tanggal 17/6/2021 pukul 10.40
P:
ivfd NS 20 tpm
02 4 lpm
inj ceftriaxone 2x1gr
inj paracetamol 1gr
inj ranitidine 2x1amp
inj ondansetron 3x1amp
neurobion drip 3x1
S: pasien sudah sadar penuh, mual(-), muntah (-), sesak (-), makan biasa, BAB
& BAK mormal
P:
ivfd Nacl0,9% 20 tpm
inj paracetamol 1gr
neurobion drip 3x1
Pasien hari ini (19/6/2021) pulang paksa karena alasan biaya
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Meningitis
2.1.1 Definisi
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meningen, yaitu lapisan pelindung
yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang. Meningitis terkadang sulit dikenali,
karena penyakit ini memiliki gejala awal yang serupa dengan flu, seperti demam dan
sakit kepala.
Meningitis atau radang selaput otak dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur,
atau parasit. Kondisi-kondisi tertentu, seperti melemahnya sistem imun tubuh, juga
dapat memicu munculnya meningitis.
Meski gejalanya awalnya mirip dengan flu, meningitis tetap harus diwaspadai, karena
juga dapat menimbulkan kejang dan kaku pada leher. Pada bayi di bawah usia 2 tahun,
meningitis umumnya ditandai dengan memunculkan benjolan di kepala.
Infeksi kuman.
Risiko terkena meningitis juga akan meningkat pada ibu yang sedang hamil atau lupa
menjalani imunisasi
Penyakit ini bisa dicegah dengan menjalani gaya hidup sehat dan menghindari kondisi
yang dapat memicu penyebaran infeksi. Guna meningkatkan kekebalan tubuh dari
kuman penyebab meningitis, lakukan vaksinasi (termasuk vaksin PCV) sesuai anjuran
dokter. Vaksin meningitis ini juga perlu diperoleh oleh setiap orang yang hendak
menjalani ibadah haji.
Gejala meningitis dapat berbeda-beda, tergantung tipe, usia, dan keparahan kondisi
pasien. Gejala yang umumnya muncul pada penderita meningitis yang berusia di atas 2
tahun meliputi:
Demam tinggi
Leher kaku
Kejang
Mual atau muntah
Ruam
Nafsu makan berkurang
Pada bayi atau anak-anak di bawah 2 tahun, beberapa gejala yang muncul umumnya
serupa dengan penderita meningitis yang berusia di atas 2 tahun, seperti demam tinggi,
mengalami gangguan tidur, nafsu makan berkurang, dan kaku pada leher. Namun,
terdapat beberapa gejala lain yang lebih spesifik, seperti adanya benjolan di bagian
kepala dan bayi terus menangis. Ketika gejala ini muncul, pasien harus segera
mendapatkan penanganan yang tepat.
Meningitis Bakterialis
Meningitis tipe ini disebabkan oleh bakteri dan dapat menular. Bakteri yang
menyebabkan meningitis meliputi:
Streptococcus pneumoniae
Bakteri ini sering menjadi penyebab meningitis bakterialis. Meningitis akibat bakteri
ini kerap dikaitkan dengan infeksi bakteri ini di bagian tubuh lain,
seperti pneumonia, sinusitis, atau endokarditis.
Neisseria meningitidis
Bakteri ini menyebar melalui air liur atau lendir saluran pernapasan.
Haemophilus influenza
Haemophilus influenza tipe B atau Hib adalah jenis bakteri yang dapat menyebabkan
meningitis pada anak-anak. Selain meningitis, bakteri ini juga dapat menyebabkan
infeksi pada darah, tenggorokan, kulit, dan sendi.
Listeria monocytogenes
Bakteri tipe ini umumnya terdapat pada makanan, seperti melon, keju, dan sayuran
mentah.
Staphylococcus aureus
Bakteri tipe ini umumnya ditemukan pada kulit dan saluran pernapasan. Kondisi ini
kerap di kaitkan dengan prosedur operasi di otak atau cedera otak.
Meningitis Virus
Kondisi ini umumnya menimbulkan gejala yang tergolong ringan dan dapat pulih
dengan sendirinya. Namun, pada beberapa keadaan kondisinya tetap membutuhkan
perawatan dan bisa memburuk.
Meningitis Jamur
Meningitis yang disebabkan oleh jamur masih tergolong jarang terjadi. Meningitis
tipe ini biasanya menyerang seseorang yang memiliki sistem imun lemah, seperti
penderita kanker dan AIDS.
Meningitis Parasit
Meningitis juga dapat dipicu oleh kondisi yang diderita pasien, seperti cedera kepala,
kanker, dan lupus. Penggunaan obat-obatan tertentu atau pernah menjalani tindakan
medis seperti operasi otak juga dapat memicu munculnya meningitis.
Usia
Umumnya, meningitis virus muncul pada anak-anak yang berusia di bawah 5
tahun, dan meningitis bakteri muncul pada orang di bawah 20 tahun.
Kehamilan
Kehamilan meningkatkan potensi meningitis yang disebabkan oleh
bakteri Listeria. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi berupa keguguran.
Lingkungan
Tinggal dalam lingkungan yang ramai, seperti siswa yang tinggal di asrama, bisa
meningkatkan risiko meningitis.
Tes darah
Dokter akan mengambil sampel darah pasien untuk kemudian diperiksa lebih lanjut.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat adakah mikroorganisme yang membahayakan
di dalam darah pasien.
Pemindaian
Tes PCR
Dokter juga dapat melakukan tes polymerase chain reaction (PCR) atau tes molekular
untuk melihat materi genetik virus dalam tubuh, apabila meningitis yang ada dicurigai
disebabkan oleh virus.
Terdapat pula tes sederhana yang dapat dilakukan untuk memeriksa meningitis. Tes
tersebut hanya menggunakan gelas sebagai medianya. Dokter akan menekankan gelas
pada area kulit yang mengalami ruam.
Apabila ruam yang ditekan dengan gelas tidak memudar, maka ruam tersebut bisa jadi
merupakan ruam pada penderita meningitis. Namun, tes ini tidak bisa dijadikan patokan
dan tetap harus dipastikan dengan pemeriksaan-pemeriksaan lain.
Meningitis Virus
Pada kondisi tertentu, meningitis atau radang selaput otak yang disebabkan oleh virus
dapat pulih dengan sendirinya. Namun, jika kondisi meningitis yang disebabkan oleh
virus tergolong parah, dokter mungkin akan meresepkan obat golongan antiviral,
seperti acyclovir.
Dokter juga akan menganjurkan pasien meningitis virus untuk cukup beristirahat dan
memperbanyak minum air putih.
Meningitis Bakterialis
Pada meningitis yang disebabkan oleh bakteri, pengobatan yang dilakukan dapat berupa
pemberian antibiotik atau kortikosteroid. Dokter akan menyesuaikan antibiotik yang
digunakan dengan bakteri penyebab meningitis.
Meningitis Jamur
Radang selaput otak yang disebabkan oleh jamur diatasi dengan obat antijamur,
seperti amphotericin B atau fluconazole. Dokter akan menyesuaikan tipe obat beserta
dosis dengan kondisi pasien.
Dalam mengatasi meningitis tipe lain, dokter akan menyesuaikan pengobatan dengan
penyebab yang menyertainya. Apabila meningitis disebabkan oleh adanya kondisi
seperti kanker atau penyakit autoimun, maka dokter akan menganjurkan terapi atau
obat yang bertujuan untuk menangani kondisi tersebut
Komplikasi yang muncul akibat meningitis pada tiap orang dapat berbeda-beda. Berikut
adalah beberapa komplikasi yang dapat terjadi:
Kehilangan penglihatan
Kejang
Gangguan ingatan
Migrain
Kehilangan pendengaran
Arthritis atau radang sendi
Gagal ginjal
Syok
Kesulitan berkonsentrasi
Kerusakan otak
Hidrosefalus
Rutin berolahraga
Selain beberapa upaya di atas, pencegahan meningitis juga dapat dilakukan dengan
menerima vaksinasi atau imunisasi. Pemberian vaksin bertujuan agar melindungi pasien
dari penyebab seperti bakteri atau virus. Beberapa vaksin yang digunakan untuk
mencegah meningitis meliputi:
Vaksin MMR, untuk melindungi pasien dari kondisi yang memicu meningitis,
seperti gondongan, campak, dan rubella.
Pemberian vaksin harus disesuaikan dengan umur pasien. Konsultasikan dengan dokter
terkait vaksin yang tepat dengan kondisi.
.
sumber
Griffiths, M., McGill, F., & Solomon, T. (2018). Management of Acute Meningitis.
Clin med. 18 (2), pp.164-160
Center for Disease Control and Prevention.(2019). Meningitis
Center for Diseases Control and Prevention. (2017). Transmission of Mumps.
NHS Choices UK (2019). Health A-Z. Meningitis.
Mayo Clinic (2018). Diseases and Conditions. Meningitis.
Castro, JB. Everyday Health (2018). How to Treat and Prevent the Different Types of
Meningitis?
Holland, K. Healthline (2017). Everything You should Know about Listeria Infection
(Listeriosis).
Bronze, S. Medscape (2019). Meningitis.
King, JW. Medscape (2017). Cryptococcosis Medication.
Lights, V. Boskey, E. Healthline (2018). What Do You Want to Know about
Meningitis?
Roth, E. Healthline (2016). Bacterial Meningitis: Causes and How It’s Spread.
WebMD (2018). Meningitis Symptoms Warning Signs.