Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS

KRISIS TIROID

Disusun oleh:
dr. Fatia Dinasya

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUMBAWA BESAR


INTERNSHIP DOKTER INDONESIA
2019-2020

1
Topik : Krisis Tiroid

Tanggal (Kasus) : 24 Mei 2019 Presenter : dr. Fatia Dinasya

Tanggal (Presentasi) : 14 Juni 2019 Pendamping : dr. Detty Febrianti

Tempat Presentasi : RSUD Sumbawa

Objektif Presentasi :

o Keilmuan o Ketrampilan o Penyegaran o Tinjauan Pustaka

o Istimewa
o Diagnostik o Manajemen o Masalah

o Neonatus o Bayi o Anak o Remaja o Dewasa o Lansia o Bumil

Deskripsi : wanita, 26 tahun, sesak nafas

Tujuan: Penegakan diagnosa dan penatalaksanaan yang tepat

o Tinjauan o Audit
Bahan Bahasan: o Riset o Kasus
Pustaka

o Presentasi o Pos
Cara Membahas: o Diskusi o Email
dan Diskusi

Data Pasien: Nama : Ny. AW No RM :

Nama RS:
Terdaftar sejak : 24 Mei 2019 pukul
RSUD Sumbawa Alamat : Alas Barat
16.50 WITA

2
Data utama untuk bahan diskusi

Anamnesis/Gambaran Klinis : (anamnesis secara autoanamnesa dan alloanamnesa)

1. Keluhan Utama : wanita, 26 tahun, sesak nafas.


2. Keluhan Tambahan : batuk sejak 4 hari, nyeri dada, nyeri ulu hati, mual dan muntah.
3. Riwayat Penyakit Sekarang : wanita, 26 tahun, dengan keluhan sesak napas dialami penderita sejak
± 2 hari sebelum masuk rumah sakit dan semakin lama semakin memberat. Riwayat terbangun
malam hari karena sesak nafas dijumpai. Keluhan lainmnya pasien mengatakan nyeri ulu hati,
mual dan muntah. BAK (+) normal, BAB (+) normal. Benjolan di leher tengah dialami penderita
sejak 1minggu yang lalu. Sering berkeringat dan bergetar pada jari - jari tangan dijumpai. Jantung
berdebar-debar dijumpai. Penurunan berat badan dijumpai, nafsu makan meningkat, keluhan
rambut rontok dijumpai dan penderita tidak tahan panas.

4. Riwayat pengobatan : PTU 3x100 mg, propanolol 2x10 mg

5. Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat hipertiroid

6. Riwayat Keluarga : Tidak ada

7. Riwayat Alergi : Tidak ada

8. Riwayat pernikahan : os sudah menikah.

Hasil pembelajaran:
a. Krisis Tiroid
b. Penengakan diagnosis krisis tiroid
c. Tatalaksana krisis tiroid

Rangkuman Hasil

1. Subjektif:
Keluhan utama: wanita, 26 tahun datang ke IGD dengan sesak sejak 2 hari.
 Mengaku batuk sejak 4 hari disertai nyeri dada
 Score Burch Wartofsky : 65
 RPT : Hipertiroid (+), hipertensi (-), DM (-)

3
2. Objektif

1. STATUS PRESENT

KU : Lemah

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan Darah : 127/68 mmHg

Nadi : 124 x/menit

Respirasi : 48 x/menit

SpO2 : 91 % (CPAP)

Suhu : 36,4 0C

GCS : 15 (E4M6V5)

2. STATUS GENERALIS

Kulit : sianosis (+), turgor kulit kembali cepat

Kepala : normocephali

Mata : ptosis (-/-), konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-), exopthalmus (+), sklera ikterik (+/+)

Leher : Peningkatan JVP (-) , tiroid teraba membesar (+), kaku kuduk (-)

Thoraks

Inspeksi : Simetris fusiformis, bentuk normochest, retraksi (+)

Jantung : Pulsasi ictus cordis tidak tampak, reguler, bising (-)

Paru : Inspeksi paru simetris, palpasi paru fremitus, perkusi paru sonor (+/+),

auskultasi vesikuler (+/+), ronki (+/+), wheezing (-/-)

4
Abdomen

Inspeksi : Soepel

Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien dbn, kandung kemih dbn

Perkusi : Nyeri ketuk (-)

Auskultasi : Bising usus (+) Normal

Genitalia : Tidak dilakukan

Extremitas

Akral hangat CRT < 2 detik, edema (-/-/-/-)

5
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil EKG.

• Regularitas : Reguler
• Rate : 125 x/menit
• Axis : Normal
• Gel P : Normal
• PR Interval : Normal
• Kompleks QRS : Normal
• Segmen ST : Normal
• Gel T : T Inverted V1-V6

Kesimpulan : Sinus Takikardi dengan HR 125 x/menit, dan T Inverted di semua lead
prekordial

6
• Perselubungan inhomogen pada lapangan paru kanan dan kiri disertai pemadatan hilus
• Kedua sinus dan diafragma baik
• Cor : ukuran dalam batas normal
• Tulang-tulang intak
Kesan : Gambaran edema paru

Hasil Laboratorium

GDS stick : 204 mg/dL

Darah lengkap :

Parameter Hasil Nilai Normal

Hemoglobin 11,5 12,3 – 15,3 g/dL

Leukosit 22,6 4 – 11,3 103 / µl

Neutrofil 68 50 – 70 %

Eosinofil 0 1–3%

7
Basofil 0 0,5 – 1 %

Limfosit 23 22 – 44 %

Monosit 6 0-7 %

Eritrosit 4,3 4,1 – 5,1 106 /µl

Ureum 64 <50 mg/dL

Kreatinin 1,2 0,6 – 1,1 mg/dL

Hasil USG

Paru : B Line (+) seluruh lapangan paru


Inferior Vena Cava (IVC) : Normal

Burch & Wartofsky Criteria for Thyroid Storm, total score = 65

8
3. Assesment (penalaran klinis)

Krisis Tiroid

3.1 Definisi

Krisis tiroid merupakan kondisi emergensi dan memerlukan penanganan segera. Mendiagnosis
krisis tiroid tergolong sulit oleh karena gejala klinisnya yang menyerupai infeksi seperti takikardia,
demam tinggi, dan terkadang disertai sesak napas. Skor Burch-Wartosfky sangat membantu untuk
menegakkan diagnosis berdasarkan kriteria yang ada (tabel 3). Krisis hiperteroid sering dikelirukan
dengan sepsis, heat stroke, infeksi gastrointestinal, atau penyakit jantung iskemik. Manifestasi mata
sering dijumpai dan biasanya memburuk pada badai tiroid.7
Faktor yang paling sering mencetuskan terjadinya badai tiroid diantaranya adalah
ketidakteraturan mengkonsumsi obat antitiroid dimana dapat dilihat pada kasus ini. Faktor pencetus
lain termasuk infeksi, terapi radioiodine, penarikan obat antitiroid secara tiba-tiba, trauma, penyakit
serebrovaskular, ketoasidosis diabetes, toksemia kehamilan, stres berat dan emosional.1-4
Pemilihan jenis obat pada kasus krisis tiroid merupakan hal yang penting. Pertimbangan
pemilihan jenis obat disesuaikan berdasarkan pada klinis pasien yang bervariasi. Beberapa jenis obat
harus dihindari karena dapat memperburuk krisis tiroid yang terjadi maupun efek samping terhadap
sistem organ tubuh yang lain. Berbagai alasan tersebut di atas menjadi latar belakang diangkatnya
kasus ini untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menangani kasus krisis tiroid mungkin akan
dihadapi.1-5

3.2 Etiologi

Etiologi penyebab krisis hipertiroid dapat dikarenakan intake iodine yang berlebihan,
pemberhentian obat antitiroid secara tiba-tiba, infeksi, trauma, penyakit serebrovaskular, stres berat
dan emosional.6 Pada kasus ini pasien tidak ada riwayat infeksi, trauma, maupun penyakit
serebrovaskular. Pasien mengakui ketidakteraturan dalam mengkonsumsi obat anti-tiroid.

3.3 Patofisiologi

Gagal jantung pada hipertiroid disebabkan efek hormone tiroid pada mekanisme selular otot
jantung dan pada hemodinamika kardiovaskular. Pada mekanisme selular, hormone T3 meregulasi
transkripsi pada gen jantung dan mempengaruhi kanulasi ion, Na/K-ATPase, hormone natriuretik

9
natrium, dan lainnya. Hormon T3 mempengaruhi hemodinamika jantung dengan meningkatkan
tahanan vaskular sistemik dan mengaktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron untuk menarik cairan
dan natrium. T3 juga meningkatkan sintesis eritropoietin sehingga menaikkan jumlah sel darah merah.
Kombinasi perubahan-perubahan tersebut dapat meningkatkan cardiac output 50% hingga 300%
dibandingkan dengan orang normal.6

Penyebab kegagalan hati pada pasien hipertiroid disebabkan beberapa faktor. Gangguan hati
tipe kolestasis dari lobul intrahepatik lebih menonjol pada kasus diatas. Kolestasis adalah kegagalan
aliran cairan empedu masuk ke dalam duodenum. Secara klinis, kolestasis dapat didefinisikan sebagai
akumulasi zat-zat yang diekskresi ke dalam empedu seperti bilirubin, asam empedu dan kolesterol di
dalam darah dan jaringan tubuh. Pasien dikatakan kolestasis apabila kadar bilirubin direk lebih dari 1
mg/dl bila dan bilirubin total kurang dari 5 mg/dl. Pada Grave’s diseases, kolestasis berhubungan
dengan adanya autoimmune yang dapat menyerang sel hati dan menyebabkan primary biliary
cirrhosis (PBC) atau hepatitis autoimun. Hal ini dapat terjadi pada 10% pasien dengan hipertiroid.4-5

Kerusakan hati yang disebabkan tirotoksikosis atau hipertiroid juga dapat disebabkan oleh
hepatitis iskemik yang terjadi karena berkurangnya aliran darah ke hati meski metabolismenya
meningkat. Mekanisme kerusakan hati lainnya juga dapat disebabkan oleh kegagalan jantung
kongestif seperti pada kasus di atas. Obat antitiroid juga dapat menyebabkan hiperbiluribinemia
seperti propylthiouracil (PTU).5

3.4 Penegakan Diagnosis

Diagnosis krisis tiroid lebih didasarkan pada gambaran klinis pasien dibandingkan dengan
hasil uji laboratorium yang hasilnya tidak segera didapat. Skor kriteria Burch dan Wartofsky
digunakan untuk memudahkan diagnosis. Diagnosis krisis tiroid dapat ditegakkan bila didapatkan
skor lebih dari 45.1-3 Pada pasien ini didapatkan skor 65 dengan rincian suhu 0, SSP 10,
gastrointestinal-hepatic dysfuncyion 20, tachycardi 15, heart failure 10, dan riwayat pencetus 10,
sehingga diagnosis krisis tiroid dapat ditegakkan secara dini. Pemeriksaan penunjang akan didapatkan
penurunan kadar thyroid stimulating hormon (TSH) dan peningkatan kadar T3 dan free T4.

10
3.5 Tatalaksana

Berdasarkan American Thyroid Association, pengobatan krisis tiroid diantaranya dengan


pemberian beta-blocker, obat anti tiroid, iodine, dan kortikosteroid (Tabel 2). Penanganan bersifat
suportif dengan menjaga suhu tubuh pasien dengan meletakkan selimut pendingin atau cooling
blanket dan pemberian asetaminofen. Pasien dengan badai tiroid layaknya dilakukan resusitasi cairan,
pernapasan suportif, dan monitoring di unit penanganan insentif.1,2

3.6 Prognosis

Badai tiroid adalah keadaan darurat akut yang mengancam jiwa. Jika tidak diobati, badai tiroid
hampir selalu berakibat fatal pada orang dewasa (tingkat kematian 90%). Kematian akibat badai tiroid
mungkin merupakan konsekuensi dari aritmia jantung, gagal jantung kongestif, hipertermia, gagal
organ multipel atau faktor lain, meskipun faktor pencetus seringkali menjadi penyebab kematian.

Dengan terapi penekan tiroid yang adekuat dan blokade simpatis, perbaikan klinis harus terjadi
dalam 24 jam. Dalam studi kasus retrospektif dari Jepang dengan 1324 pasien yang didiagnosis

11
dengan badai tiroid, mortalitas keseluruhan adalah 10%. Dalam studi yang sama, faktor yang
berkaitan dengan peningkatan resiko kematian pada badai tiroid adalah usia diatas 60 tahun, disfungsi
saraf pusat dan penggunaan obat anti tiroid dan beta bloker yang tidak adekuat.6

4. Plans

Diagnosa Kerja:

1. Thyroid Storm
2. Acute Pulmonary Oedema
3. Pneumonia
Penatalaksanaan :

Konsul dokter Sp.PD dengan advice :


- O2 nasal kanul 3 lpm
- IVFD Nacl 0,9% 2000cc /24 jam
- Inj. Dexamethasone 5 mg /8jam (IV)
- PTU 6x100 mg (PO)
- Propanolol 4x10 mg (PO)
- Parasetamol 4x500 mg (PO)

Follow up ruangan 24/05/2019, 21.00 WITA, H-1

S Sesak nafas, nyeri ulu hati, mual (+), muntah (-).


O KU : lemah
Vital Sign :
- TD : 100/60 mmHg
- N : 100 x/menit
- RR : 40 x/menit
- T : 36 ºC
- SPO2 : 100% dgn NRBM 15 lpm
A - Thyroid Storm
- Pneumonia
P Konsul dokter Sp.PD dengan advice :
- O2 nasal kanul 3 lpm
- IVFD Nacl 0,9% 2000cc /24 jam
- Inj. Dexamethasone 5 mg /8jam (IV)
- PTU 6x100 mg (PO)

12
- Propanolol 4x10 mg (PO)
- Parasetamol 4x500 mg (PO)

Follow up ruangan 25/05/2019, H-2

S Sesak nafas, pusing, mual (+), muntah (-)


O KU : lemah
Vital Sign :
- TD : 100/70 mmHg
- N : 88 x/menit
- RR : 38 x/menit
- T : 36,8 ºC
A - Thyroid Storm
- Pneumonia
- Sepsis
- AKI
- ADHF
P - O2 nasal kanul 3 lpm
- IVFD Nacl 0,9% 1500cc /24 jam
- Inj. Dexamethasone 5 mg /8jam (IV)
- Inj. Ceftriaxone 1 gr /12jam (IV) – (H1)
- PTU 6x100 mg (PO)
- Propanolol 4x10 mg (PO)
- Parasetamol 4x500 mg (PO)

Follow up ruangan 25/05/2019, 22.10 WITA, H-2

S Sesak nafas

O KU : lemah
Vital Sign :
- TD : 90/60 mmHg
- N : 108 x/menit
- RR : 55 x/menit
- T : 36 ºC
- SPO2 : 84% dgn NRBM 10 lpm, posisi duduk
- Thorax : retraksi dinding dada (+), rhonki (+/+) basal paru
A - Thyroid Storm
- Pneumonia
- Sepsis
- AKI
- ADHF
P Konsul dokter Sp.PD dengan advice :

13
- O2 NRBM 15 lpm  SPO2 naik menjadi 93%
- dosis PTU naikkan jadi 6x200 mg (PO)
- dosis Propanolol naikkan jadi 4x40 mg (PO)

Follow up ruangan 26/05/2019, H-3

S Sesak nafas, nyeri perut


O KU : lemah
Vital Sign :
- TD : 90/60 mmHg
- N : 100 x/menit
- RR : 48 x/menit
- T : 36,8 ºC
- SPO2 : 98 % dgn NRBM 15 lpm
A - Thyroid Storm
- Sepsis
- AKI
- ADHF
P - O2 NRBM 15 lpm
- IVFD Nacl 0,9% 500cc /24 jam
- Inj. Dexamethasone 5 mg /8jam (IV)
- Inj. Ceftriaxone 2 gr /12 jam (IV) – (H2)
- Inj. Omeprazole 40 mg /24 jam (IV)
- PTU 6x200 mg (PO)
- Propanolol 4x40 mg (PO)
- Parasetamol 4x500 mg (PO)

Follow up ruangan 27/05/2019, H-4

S Sesak nafas, batuk, nyeri ulu hati

O KU : lemah
Vital Sign :
- TD : 100/60 mmHg
- N : 98 x/menit
- RR : 44 x/menit
- t : 36,5 ºC
A - Thyroid Storm
- Sepsis
- AKI
- ADHF

14
P - O2 NRBM 15 lpm
- IVFD Nacl 0,9% 500cc /24 jam
- Inj. Dexamethasone 5 mg /8jam (IV)
- Inj. Ceftriaxone 2 gr /12 jam (IV) – (H3)
- Inj. Omeprazole 40 mg /24 jam (IV)
- Inj. Furosemid 20 mg /8 jam (IV)
- PTU 6x200 mg (PO)
- Propanolol 4x40 mg (PO)
- Parasetamol 4x500 mg (PO)
- Cek Darah lengkap

HASIL LABORATORIUM 27 MEI 2019

Parameter Hasil Nilai Normal


Hemoglobin 11,5 12,3 – 15,3 g/dL
Leukosit 19,7 4 – 11,3 103 / µl
Neutrofil 71 50 – 70 %
Eosinofil 0 1–3%
Basofil 0 0,5 – 1 %
Limfosit 7 22 – 44 %
Monosit 4 0-7 %
Eritrosit 4,4 4,1 – 5,1 106 /µl
Parameter Hasil Nilai Normal
MCV 81 78 -100 µm3
MCH 26 23 – 34 Pq
MCHC 32 30 – 36 %
RDW 12,6 11,5 – 14,5 %
Hematokrit 36,3 35 – 47 %
Trombosit 329 150 - 450 x 103 /µl
MPV 5,5 7,5 – 11 Fl

15
Follow up ruangan 28/05/2019, H-5

S Sesak nafas, tidak bisa tidur, gelisah

O KU : lemah
Vital Sign :
- TD : 110/70 mmHg
- N : 88 x/menit
- RR : 42 x/menit
- t : 36 ºC
A - Thyroid Storm
- Sepsis
- AKI
- ADHF
P - O2 NRBM 15 lpm
- IVFD Nacl 0,9% 500cc /24 jam
- Inj. Metilprednisolon 62,5 mg /8jam (IV)
- Inj. Floxaris 400 mg /24 jam (IV) – H1
- Inj. Furosemid 20 mg /8 jam (IV)
- Inj. Omeprazole 40 mg /24 jam (IV)
- PTU 6x200 mg (PO)
- Propanolol 4x40 mg (PO)
- Parasetamol 3x500 mg (PO)
- Cek AGD
- Tampung urin 24 jam

HASIL AGD 28 MEI 2019

Parameter Hasil Nilai Normal


PH 7,53 ↑ 7,35-7,45
PCO2 33 32-43 mmHg
PO2 66 ↓ 74-100 mmHg
HCO3 27 24-28 mEq/L
tHb 14,5 18,5-21,5 g/dL
SO2 93 > 95%
+
BE 4,7 2 - -2 mEq/L

16
Follow up ruangan 29/05/2019, H-6

S Sesak nafas, tidak bisa tidur


O KU : lemah
Vital Sign :
TD : 120/70 mmHg
N : 72 x/menit
RR : 52 x/menit
t : 36 ºC

Urin 24 jam : 1000 cc


A - ADHF
- Thyroid Storm
- Sepsis
- AKI
P - O2 NRBM 15 lpm
- IVFD Nacl 0,9% 500cc /24 jam
- Inj. Metilprednisolon 62,5 mg /8jam (IV)
- Inj. Floxaris 400 mg /24 jam (IV) – H2
- Inj. Furosemid 20 mg /8 jam (IV)
- Inj. Omeprazole 40 mg /24 jam (IV)
- PTU 6x200 mg (PO)
- Propanolol 4x40 mg (PO)
- Parasetamol 3x500 mg (PO)
- Pro Pindah ICU

Follow up ICU 29/05/2019, H-6, dr. Anestesi

S Sesak nafas berat


O KU : lemah
Vital Sign :
TD : 118/76 mmHg
N : 62 x/menit
RR : 44 x/menit
t : 36 ºC
SPO2:89-91%
dgn NRBM 15 lpm
A - ADHF

17
- Thyroid Storm
- Sepsis
- AKI
P - Posisi pasien 45º-90º
- O2 NRBM 15 lpm
- IVFD Nacl 0,9% 1000cc /24 jam
- Inj. Metilprednisolon 62,5 mg /8jam (IV)
- Bila kesadaran menurun, SPO2 <90%, pernapasan >30 x/menit  Intubasi
- Konsul Spesialis Jantung

Follow up ICU 29/05/2019, H-6, dr. Penyakit Dalam

S Sesak nafas berat


O KU : lemah
Vital Sign :
TD : 111/69 mmHg
N : 63 x/menit
RR : 40 x/menit
Pf:Pulmo: Rhonki (+/+)
A - ADHF
- Thyroid Storm
- Sepsis
- AKI
- Pneumonia berat
P - O2 NRBM 15 lpm
- IVFD Nacl 0,9% 500cc /24 jam
- Inj. Ceftriaxone 1 gr /12jam (IV)
- Inj. Meropenem 1 gr/8 jam (IV)
- Inj. Metilprednisolon 125 mg /8 jam (IV)
- Inj. Furosemid 40 mg /8 jam (IV)
- PTU 6x200 mg (PO)
- Propanolol 4x40 mg (PO)
- Periksa fungsi tiroid  TSH, FT4, FT3

Follow up ICU 29/05/2019, dr. Jantung Pembuluh Darah, H-6

S Sesak nafas berat


O KU : lemah
Vital Sign :

18
TD : 110/70 mmHg
N : 62 x/menit
RR : 40 x/menit
A - Obs. Bradikardi dd/ SA exit block
- AV block derajat II
- Hipovolemik
P - Loading 200 cc Asering
- Cukupi Kebutuhan cairan  saran tunda diuretik
- Bila HR ≤50 x/menit  drip Dopamin 3 mcg/kgbb/menit

Hasil Echocardiografi
Kesan :
• Fungsi dan struktur jantung normal
• Kesan hipovolemik (eRAP <5mmHg)
Note :
• Terdapat episode bradikardi (HR <35x/menit) selama echo
• EKG monitor tampak SA blok dd/ AV blok derajat II

Hasil Laboratorium 29 Mei 2019

Parameter Hasil Nilai Normal


Free T3 2,63 1,4 – 4,4 µg/mL
Free T4 2,18 0,8 – 2,21 µg/mL
TSH 0,21 0,35 – 5,5 µg/mL

Follow up ICU 30/05/2019, dr. Anestesi, H-7

S Pasien sadar, gelisah, sesak


O KU : lemah
Vital Sign :
- TD : 118/84 mmHg
- N : 62 x/menit
- RR : 22 x/menit
- SPO2 : 96% dgn NRBM 15 lpm
A - ADHF
- Thyroid Storm
- Sepsis
- AKI
- Edema paru

19
P - Posisi pasien 45º-90º
- O2 NRBM 15 lpm
- IVFD Asering 1000cc /24 jam
- Inj. Ranitidin 50 mg /12 jam (IV)
- Inj. Omeprazole 4 mg /12 jam (IV)
- Inj. Metilprednisolon 125 mg /8jam (IV)
- Inj. Ceftriaxone 1 gr /12 jam (IV)
- Inj. Meropenem 1 gr /8 jam (IV)
- Inj. Furosemid  tunda
- Drip Morfin 10 mcg/kgbb/menit (IV)
- PTU 6 x 200 mg (PO)
- Propanolol 4 x 40 mg (PO)
- Alprazolam 0,5 mg 0-1-1

Follow up ICU 30/05/2019, dr. Penyakit Dalam, H-7

S sesak
O KU : lemah
Vital Sign :
- TD : 135/87 mmHg
- N : 65 x/menit
- RR : 24 x/menit
A - Thyroid Storm
- ADHF
- AKI
P Usul :
- Stop Methylprednisolon 125 mg /8jam  ganti jadi Hydrocortisone
(fartison) 100 mg /12 jam
- Dosis Alprazolam diturunkan menjadi
0,25 mg (malam hari saja)

Follow up ICU 31/05/2019, dr. Jantung Pembuluh Darah, H-8

S sesak

O KU : lemah
Vital Sign :
- TD : 129/83 mmHg
- N : 70 x/menit
- RR : 30 x/menit
A - ADHF
P - Diuretik sesuai TS IPD dan TS Anestesi

20
Follow up ICU 31/05/2019, dr. Anestesi, H-8

S Sesak nafas berat, kesadaran menurun


O KU : lemah
Vital Sign :
- TD : 122/84 mmHg
- N : 62 x/menit
- RR : 40 x/menit
- SPO2 : 88 %
A ADHF
P - Intubasi ETT 6,5

Follow up ICU 31/05/2019, 22.30 WITA, dr. jaga, H-8

S Pasien bradikardi
O Vital Sign :
- TD : 114/81 mmHg
- N : 35 x/menit
- RR : 26 x/menit
Vital Sign :
- TD : 125/70 mmHg
- N : 24 x/menit
- RR : 18 x/menit
A - Bradikardi
P - Inj. SA 1 ampul (22.30)
- Inj. SA 1 ampul (22.40)
Konsul dr. Anestesi, advice :
- Loading Widahes 500 cc

Follow up ICU 31/05/2019, 22.45 WITA, dr. jaga, H-8

S Pasien arrest
O Vital Sign :
- TD : 106/82 mmHg
- N : - x/menit
- asistol
A - Cardiac arrest
P - RJP + ventilasi 7 siklus
- Inj. Epinefrin 1 amp setiap 2 siklus RJP (total inj 3 kali)
Evaluasi :
- Asistol (EKG Flat)
- Nadi tidak teraba
- Midriasis total
- Pasien dinyatakan meninggal pukul 23.05 WITA

21
KESIMPULAN

Dilaporkan sebuah kasus krisis tiroid di mana pasien mengalami kegagalan multi organ
yaitu pada jantung, hati, dan darah. Pada pasien dengan kegagaln multi organ, perlu dipikirkan
adanya krisis tiroid sebagai penyebab. Diagnosis dan penanganan yang cepat pada krisis
hipertiroid terutama di daerah-daerah terpencil di akses pengobatan sangat terbatas dapat
mengurangi mortalitas pasien secara signifikan.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Tufton, N., et al., A case of thyroid storm complicated by acute hepatitis due to
propylthiouracil treatment. Endocrinology, diabetes & metabolism case reports, 2015.
2015: p. 150052.
2. Yamashita, Y., et al., Thyroid Storm with Heart Failure Treated with a Short-acting
Beta-adrenoreceptor Blocker, Landiolol Hydrochloride. Internal medicine, 2015. 54(13):
p. 1633-7.
3. Ho, S.C., et al., Thyroid storm presenting as jaundice and complete heart block. Annals
of the Academy of Medicine, Singapore, 1998. 27(5): p. 748-51.
4. Horrilleno, E.G. and A.T. Ramirez, The Lingering Storm. (Thyroid Storm or Crisis).
Philippine journal of surgery and surgical specialties, 1964. 19: p. 157-61.
5. Debaveye Y, Ellger B, Berghe GVN. Acute endocrine disorders. Dalam RK Albert dkk
penyuting Clinical Critical Care Medicine. Mosby Inc Philadelphia, PA. 2006. h 497-
506
6. Misra, M., Talbot, F.B. and Tablot, B.T. 2018. Thyroid Storm. Available at:
https://emedicine.medscape.com/article/925147-overview
7. Angell, T.E., et al., Clinical features and hospital outcomes in thyroid storm: a
retrospective cohort study. The Journal of clinical endocrinology and metabolism, 2015.
100(2): p. 451-9.

23

Anda mungkin juga menyukai