HIPERTIROID
OLEH
PENDAMPING
Topik Hipertiroid
Tanggal (kasus) 14 Maret 2023
Nama Pasien Nn. R No.RM 282716
Tanggal Presentasi 28 Juli 2023 Pendamping dr. Didin Khoerudin
Objektif Presentasi
BORANG PORTOFOLIO
1. Anamnesis :
Riwayat Penyakit Sekarang
2.1 Anamnesis
a. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan berdebar-debar sejak 15 hari SMRS.
Kedua telapak tangan pasien juga sering lembab seperti berkeringat dan
sering gemetar terus-menerus. Ibu pasien dan pasien mengatakan bahwa kedua
mata lebih terlihat melotot dibandingkan sebelumnya. Keluhan gangguan
penutupan kelopak mata dan penonjolan massa di leher disangkal. Pasien juga
mengeluhkan muntah setiap kali makan yang berisi makanan yang dimakan
dirasakan dalam 2 hari SMRS. Pasien baru pertama kali mengalami keluhan
seperti ini. Keluhan lain seperti nyeri dada atau dada seperti tertindih beban berat
dan sesak napas yang disertai bunyi “ngik” disangkal.
b. Status Generalisata
Kepala:
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
pupil isokor, refleks cahaya +/+, eksoftalmus (+/+)
Telinga : Tidak ditemukan kelainan
Hidung : Tidak ditemukan kelainan
Leher : Benjolan dileher kanan dan kiri, simetris,
konsistensi kenyal, mobile, nyeri tekan (-), bruit (-)
Thoraks:
Paru
- Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, retraksi (-/-)
- Palpasi : Fremitus kiri dan kanan sama
- Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru
- Auskultasi : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung
- Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
- Palpasi : Iktus kordis teraba 1 jari LMCS sinistra RIC V
- Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
- Auskultasi : BJ 1 dan 2 normal, regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
- Inspeksi : Supel, distensi (-), jejas (-)
- Auskultasi : Bising usus (+) normal
- Perkusi : Timpani di seluruh regio abdomen
- Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)
b. Hormon
FT4 : > 60 pg/ml
TSH : < 0,005 µIU/ml
Kesan : FT4 meningkat dan TSH rendah
c. Kimia Darah
Natrium : 142,42 mmol/L
Kalium : 3,36 mmol/L
Klorida : 98,71 mmol/L
Kesan : dalam batas normal
d. Fungsi Ginjal
Ureum : 20 mg/dl
Kreatinin darah : 0,4 mg/dl
Kesan : dalam batas normal
2.5 Tatalaksana
- IVFD RL 20 tpm
- Inj. Omeprazole 40 mg/12 jam
- Inj. Ondansentron 4 mg/12 jam
- PTU 3 x 200 mg
- Propranolol 3 x 40 mg
2.6 Prognosis
a. Quo ad vitam : bonam
b. Quo ad sanam : bonam
c. Quo ad functionam : bonam
2.7 Resume
Berdasarkan anamnesis pada pasien berusia 23 tahun dengan keluhan
berdebar-debar sejak 15 hari SMRS. Pasien juga mengeluhkan mudah lelah, tidak
bertenaga dan sering sesak napas. Pasien lebih nyaman berada di ruangan suhu
dingin. Keluhan keringat berlebihan juga sering dialami. Pasien mengalami
penurunan berat badan dalam 15 hari terkahir, namun nafsu makan meningkat.
Kedua telapak tangan juga sering lembab seperti berkeringat dan sering gemetar
terus-menerus. Kedua mata lebih telihat lebih melotot dibandingkan sebelumnya.
Pasien juga mengeluhkan muntah setiap kali makan dalam 2 hari SMRS.
Kelenjar tiroid terkait erat dengan banyak struktur lain di leher anterior.
Pada bagian anterior berhubungan dengan otot infrahyoid yang terdiri atas
sternothyroid, superior omohyoid dan sternohyoid. Di bagian lateral berhubungan
dengan selubung karotis yang berisi arteri karotis komunis, vena jugularis interna
dan nervus vagus. Pada bagian medial berhubungan dengan laring, faring, trakea
dan kerongkongan serta nervus laringeal externa dan laringeal rekuren. 9
Gambar 3.2 Anatomi Kelenjar Tiroid 9
Suplai arteri ke kelenjar tiroid melalui dua arteri utama. Arteri pertama
adalah arteri tiroid superior sebagai cabang pertama dari arteri karotis eksternal
yang terletak di dekat cabang eksternal nervus laringeal superior. Arteri kedua
adalah arteri tiroid inferior yang berasal dari trunkus tiroservikal (cabang dari
arteri subklavia) yang terletak di dekat nervus laringeal rekuren. Sekitar 10%
populasi memiliki arteri tambahan, yaitu arteri ima tiroid yang berasal dari
trunkus brakiosefalika dan memperdarahi permukaan anterior dan isthmus
kelenjar tiroid. Pembuluh vena disuplai oleh vena tiroid superior, media dan
inferior yang membentuk pleksus vena di sekitar kelenjar tiroid. Vena superior
dan media mengalir ke vena jugularis interna dan inferior bermuara ke vena
brakiosefalika. Kelenjar tiroid dipersarafi oleh cabang yang berasal dari
persarafan simpatis. 9
9
pelepasan hormon tiroid T3 dan T4. Hormon tiroid akan bersirkulasi menuju jaringan
perifer dengan sejumlah T4 akan dideiodinasi menjadi T3 yang lebih aktif. Melalui
umpan balik negatif pada hipotalamus dan kelenjar hipofisis anterior, hormon tiroid
akan menghambat sekresi TRH dan TSH lebih lanjut. 10
10
3.3 Hipertiroid
2.1.1 Definisi
Istilah 'hipertiroidisme' dan 'tirotoksikosis' sering digunakan secara
bersamaan, namun hipertiroidisme merupakan keadaan hipermetabolik akibat
produksi dan sekresi T3 dan T4 dari kelenjar tiroid yang tidak proporsional
dengan kebutuhan tubuh. 4,5,11 Sedangkan tirotoksikosis adalah manifestasi
sindroma klinis dari gejala akibat sekresi T3 dan T4 yang berlebihan di jaringan
perifer. 2,5
2.1.2 Etiologi
Hipertiroidisme terjadi karena tingginya sintesis dan sekresi hormon tiroid
yang tidak tepat oleh tiroid. Hormon tiroid akan meningkatkan thermogenesis
jaringan dan tingkat metabolisme basal serta mengurangi kadar kolesterol serum
dan resistensi pembuluh darah sistemik. 6
11
sementara sebagai tiroiditis akibat respons terhadap peradangan autoimun akut
yang menghancurkan folikel tiroid. Peningkatan hormon tiroid terjadi akibat
pelepasan T3 dan T4 yang disimpan ketika folikel tiroid rusak. Tiroiditis dapat
sembuh secara spontan dalam waktu kurang dari enam bulan tanpa dampak
signifikan pada fungsi tiroid. 5
2.1.3 Patofisiologi
Hormon tiroid mempengaruhi diferensiasi, pertumbuhan dan metabolisme
energi hampir pada semua sel dan jaringan. Kelenjar tiroid menghasilkan 2 hormon:
tiroksin (T4) dan triiodothyronine (T3). T4 adalah hormon yang paling banyak
diproduksi dan disekresikan dari kelenjar tiroid. Afinitas reseptor tiroid untuk T3
lebih besar 10 kali daripada reseptor tiroid untuk T4. 13
Axis tiroid dibentuk dan diatur oleh jalur umpan balik negatif yang
melibatkan hipotalamus, kelenjar pituitari dan kelenjar tiroid. Hipotalamus
mengeluarkan thyrotropin-releasing hormone (TRH) yang menstimulasi kelenjar
hipofisis untuk melepaskan thyroid-stimulating hormone (TSH). TSH akan
mengaktifkan kelenjar tiroid untuk memproduksi dan melepaskan tiroksin (T4)
dan triiodothyronine (T3). Peningkatan produksi hormon tiroid biasanya
menghambat sekresi TRH dan TSH di hipotalamus dan kelenjar hipofisis. 1,13
Gangguan pada sistem ini akan menyebabkan peningkatan sekresi dan pelepasan
hormon tiroid. 1
12
diubah menjadi iodium. Iodium kemudian melekat pada tiroglobulin dengan
enzim tiroid peroksidase dan selanjutnya akan membentuk monoiodotyrosine
(MIT) dan diiodotyrosine (DIT). MIT dan DIT bergabung membentuk T4 dan T3.
T3 selanjutnya aktif secara biologis. Di dalam serum, hormon tiroid biasanya
melekat pada protein dan tidak aktif. Setiap proses yang meningkatkan jumlah
hormon tiroid yang tidak terikat (bebas) memiliki potensi untuk menyebabkan
tirotoksikosis. 1
13
adrenergik jantung. Penyakit Graves dapat muncul dengan gejala spesifik
oftalmopati, sedangkan gejala seperti suara serak atau disfagia dapat muncul
karena kompresi dari tiroid yang membesar. Selama serangan tiroiditis akut,
pasien dapat mengalami nyeri leher atau nyeri spesifik pada tiroid. 5
14
Gambaran klinis lain menunjukkan penyebab spesifik. GD ditandai dengan
struma difus, bruit tiroid, tanda inflamasi/kongestif pada mata (proptosis, edema
periorbital, kemosis, disfungsi otot ekstraokular), miksedema pretibial dan
akropak tiroid (pembesaran jaringan lunak dan jari tabuh). Diagnosis struma
multinodular toksik atau adenoma toksik didukung oleh palpasi beberapa nodul
tiroid atau nodul soliter. Nyeri leher anterior, malaise, demam dan sakit
tenggorokan merupakan karakteristik dari tiroiditis subakut. 2,4 Selain penggunaan
index Wayne, index New Castle juga dapat digunakan sebagai metode skoring
lainnya untuk menilai hipertiroidisme.
2.1.5 Penatalaksanaan
Tujuan terapi hipertiroidisme adalah menormalkan produksi hormon tiroid;
meminimalkan gejala dan konsekuensi jangka panjang; memberikan terapi
individual berdasarkan jenis dan keparahan penyakit, usia dan jenis kelamin
pasien dan respons terhadap terapi sebelumnya. 1 Tatalaksana awal pasien yang
mengalami tirotoksikosis adalah peringanan gejala dengan cara menghambat
aktivitas adrenergik melalui penggunaan obat β-blocker serta intervensi yang
lebih definitif untuk mengobati penyebab yang mendasarinya. Intervensi dapat
berupa farmakologis dengan penggunaan obat anti-tiroid (thionamides) yang
menghambat sintesis hormon tiroid atau secara ablatif melalui ablasi iodium
radioaktif (I-131) atau tiroidektomi. 1,4,5,12
a. Obat Antitiroid
Obat antitiroid adalah pengobatan lini pertama yang biasa digunakan
karena remisi yang tahan lama tanpa perlu penggantian hormon tiroid seumur
hidup. Pasien dengan hipertiroidisme ringan, pemebsaran tiroid minimal,
dan/atau kadar TRAb yang sedikit meningkat dapat diberikan terapi anti tiroid. 12
Obat methimazole dan propiltiourasil (PTU) sama efektifnya dalam mengobati
hipertiroidisme. Obat ini membutuhkan waktu hingga 6 – 8 minggu untuk
menunjukkan manfaat klinis yang bekerja dengan mencegah sintesis hormon
tiroid dengan menghambat oksidasi ion iodium yang diperlukan untuk produksi
T3 dan T4, tetapi tidak memengaruhi kadar T3 dan T4 yang ada. Methimazole
15
adalah pengobatan lini pertama yang paling umum digunakan, karena koreksi
hipertiroidisme lebih cepat dan efek samping yang minimal. 1,2,5,6,8
Dosis awal methimazole tergantung pada kadar FT4 awal. Ketika kadar
FT4 meningkat 1 – 1,5 x di atas batas normal, dosis awal methimazole adalah 5
– 10 mg sekali sehari; kadar FT4 meningkat 1,5 – 2 x, dosis awal adalah 10 – 20
mg sekali sehari; dan kadar FT4 meningkat 2 – 3 x, dosis awal adalah 30 – 40
mg sekali sehari atau dalam dosis terbagi dua kali sehari. Tingkat TSH, FT3 dan
FT4 harus diperiksa setiap 6 minggu sampai gejala hilang dan kadar hormon
tiroid berada dalam batas normal. Kadar TSH membutuhkan waktu 4 – 8
minggu untuk kembali normal. TFT harus dipantau setidaknya setiap tiga bulan
setelah terapi stabil. Methimazole dikontraindikasikan pada pasien dengan
gangguan hepar berat, kelainan darah yang sudah ada sebelumnya (misalnya
anemia) dan memiliki riwayat pankreatitis. Hal ini tidak dianjurkan pada
trimester pertama kehamilan karena kekhawatiran akan teratogenisitas. 1,2,5,6,8
16
Efek samping ringan dari methimazole dan PTU adalah ruam
maculopapular, pruritus, artralgia, demam dan leukopenia (<4.000/mm3). Efek
samping utama meliputi agranulositosis (demam, malaise, gingivitis, infeksi
orofaringeal dan jumlah granulosit <250/mm3), polimiositis, intoleransi GI,
hepatotoksisitas dan hipoprotrombinaemia. 1,6 Penting pasien diberi konseling
dengan tepat tentang risiko obat-obatan ini. Kasus fatal agranulositosis yang
diinduksi thionamide dapat terjadi sebagi efek samping pengobatan, oleh karena
itu sebelum pemberian obat anti-tiroid, pemeriksaan darah lengkap dan tes
fungsi hati harus didapatkan. Jika seorang pasien sedang merencanakan
kehamilan, hal ini harus didiskusikan dengan spesialisnya tentang pengobatan
yang akan digunakan. 5,8,12
17
sinus bradikardia, gagal jantung dekompensasi, pengobatan yang bersamaan
dengan antidepresan trisiklik dan hipoglikemia. Efek samping beta blocker
termasuk reaksi hipersensitivitas (ruam kulit, demam, rinitis, konjungtivitis),
pembengkakan kelenjar ludah "iodisme" (rasa logam, mulut dan tenggorokan
terbakar, sakit gigi dan gusi, gejala sakit kepala dan sakit perut serta diare) dan
ginekomastia. 1,6
b. Pembedahan
Intervensi bedah untuk tirotoksikosis melibatkan pengangkatan sebagian
atau seluruh kelenjar tiroid. Hal ini dikenal sebagai hemitiroidektomi atau total
tiroidektomi, tergantung pada jumlah jaringan yang direseksi. Tiroidektomi
diindikasikan untuk struma besar yang menyebabkan kompresi hingga
18
menimbulkan gejala disfagia atau kesulitan bernapas yang parah, pasien yang
tidak respon dengan thionamides atau yang menolak terapi radioiodine, 5 graves
orbitopati sedang hingga berat, wanita yang menginginkan kehamilan dalam 6 –
12 bulan ke depan dan kecurigaan pada keganasan tiroid. 2,6,8,12
Pembedahan tiroid sangat cepat dan efektif tetapi bersifat invasif dan
mahal. Pasien harus eutiroid sebelum operasi. Prosedur ini menyebabkan
hipotiroidisme permanen dan hipokalsemia sementara pada pasien sehingga
membutuhkan suplemen kalsium. Komplikasi bedah yang dapat terjadi adalah
cedera pada nervus laringeus rekuren dan hipoparatiroidisme permanen. Karena
efektivitas obat antitiroid dan terapi iodium radioaktif, pembedahan lebih jarang
dilakukan. Jika tiroidektomi direncanakan, PTU atau methimazol biasanya
diberikan sampai pasien eutiroid dan ditambah dengan iodida (500 mg/hari)
selama 10 sampai 14 hari sebelum pembedahan untuk menurunkan vaskularisasi
kelenjar. Propranolol dapat digunakan selama beberapa minggu sebelum operasi
dan 7 – 10 hari setelah operasi untuk mempertahankan denyut nadi < 90
kali/menit. 1,2,6,8
19
DAFTAR PUSTAKA
9. Jones O. The Thyroid Gland. Teachme Anatomy. Published 2023. Accessed March
11, 2023. https://teachmeanatomy.info/neck/viscera/thyroid-gland/
10. Ditki. Thyroid gland. Medical and Bilogical Science. Published 2023. Accessed
March 11, 2023. https://www.drawittoknowit.com/course/
pathology/glossary/pathophysiologic-disorder/thyroid-gland-pathophysiology
11. LiVolsi VA, Baloch ZW. The Pathology of Hyperthyroidism. Front Endocrinol
(Lausanne). 2018;9(737):1-8.
20
12. Hughes K. Thyroid disease. AJGP. 2021;50(1-2):36-42.
21